html
5.1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas (1) masalah dan bukti terkait dengan pilihan
metode akuntansi dan (2) pilihan yang tersedia untuk analis ketika menghadapi
keragaman dalam metode akuntansi serta pro dan kontra dari isu-isu akuntansi individu
seperti perubahan harga dan kurs.
5.2
5.3
b.
c.
d.
Perubahan dilakukan agar sesuai dengan metode penyusutan yang digunakan oleh
perusahaan lain dalam industri (produksi gula dan real estate). (Alexander dan Baldwin)
e.
f.
g.
Ikhtisar komentar
Bukti tentang keberadaan atau relatif pentingnya enam faktor tersebut berasal dari
berbagai sumber.
Beberapa faktor penting yang dikutip berasumsi bahwa pihak lain tidak otomatis
membuat penyesuaian untuk menetralisir pengaruh dari setiap perubahan akuntansi.
5.4
Ada bukti yang cukup dari pola yang sistematis dalam metode akuntansi yang
dipilih perusahaan. Hal ini dibahas pada bagian di bawah ini.
a.
b.
c.
5.5
KERAGAMAN
METODE
ANTARPERUSAHAAN
AKUNTANSI
DAN
PERBANDINGAN
Sering terjadi kritik dalam laporan keungan perusahaan yang berkaitan dengan
keragaman dalam metode akuntansi yang digunakan perusahaan. Keragaman tersebut
menyebabkan laporan keuangan tidak dapat dibandingkan dari angka yang berasal
pada laporan keuangan perusahaan yang berbeda.
a.
b.
5.6
a.
b.
5.7
Perspektif yang dipakai dalam artikel ini adalah bahwa metode keputusan akuntansi
berinteraksi dengan kunci keputusan perusahaan lainnya seperti campuran bisnis,
keuangan, dan keputusan operasi. Sebuah perspektif alternatif adalah bahwa metode
akuntansi adalah filter yang mengubah arus kas dan hasil lainnya dari serangkaian
usaha tetap mix-financing-operasi keputusan menjadi angka keuangan yang dilaporkan
seperti laba dan aset.
b.
Faktor yang mendasari pemilihan metode akuntansi yang dapat diperoleh dari
beberapa sumber:
Laporan oleh manajemen tentang faktor-faktor penting dalam pilihan mereka. Laporan
dapat dibuat pada saat perubahan akuntansi, dalam wawancara pribadi, atau melalui
kuesioner mail.
c.
Dengan manajemen dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya internal dan
ketika mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan individu atau karyawan mereka.
d.
Badan pengawas akuntansi bisa mengambil salah satu dari beberapa ekstrem ketika
mengeluarkan standar akuntansi yang berkaitan dengan alternatif metode akuntansi:
Masalah seperangkat pedoman yang rinci mengatur bagaimana setiap transaksi atau
peristiwa yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan
n Keuangan
Pendahuluan
Bab ini membahas masalah yang berkaitan dengan penjelasan perilaku sepanjang
waktu dari financial series seperti laba, penjualan, dan return to equity. Topik ini penting
karena peramalan memiliki peranan penting dalam konteks pengambilan keputusan,
seperti model penilaian ekuitas digunakan dalam keputusan investasi dan pendekatan
penilaian digunakan dalam keputusan akuisisi. Ramalan berdasarkan analisis timeseries merupakan sumber data yang penting dalam pengambilan keputusan. Analisis
time-series juga penting dalam evaluasi lanjutan dari ramalan dan dalam revisi dari
model yang digunakan dalam peramalan.
2.
3.
4.
5.
Litigasi dimana dugaan kelebihan laba dibuat dan perhatian utama adalah
menjelaskan sumber laba yang dilaporkan.
6.
Litigasi dimana operasi bisnis diganggu oleh kebakaran atau pemogokan dan
estimasi laba harus dibuat yang terjadi secara normal.
Masalah
perubahan
struktural
Suatu time-series bersifat statis ketika properti statistik (seperti mean dan varian) pasti
konstan sepanjang waktu. Perubahan struktural bisa menyebabkan asumsi ini menjadi
validitas yang dipertanyakan. Perubahan struktural bisa dihasilkan dari faktor-faktor
seperti: (1) perubahan karena deregulasi pemerintah, (2) perubahan dalam kompetisi,
baik dari produk lain atau dari perusahaan baru, (3) pengembangan teknologi yang
secara substansial mengubah hubungan biaya-volume-laba, (4) akuisisi atau
divestitures.
Ada dua pertimbangan yang mengimbangi ketika perubahan struktural. Untuk efisiensi
estimasi, diperlukan ukuran sampel yang besar. Dalam time-series, ini berarti kembali
ke periode waktu yang lama. Analisis visual akan sering mengidentifikasi kemungkinan
masalah perubahan struktural. Analisis statistik bisa digunakan untuk menguji secara
formal persamaan varian subperiode dari seri yang diuji.
B.
1.
Opsi satu: jangan membuat suatu penyesuaian pada asumsi bahwa perubahan
bersifat immaterial atau bahwa perubahan tersebut merupakan suatu respon tepat oleh
manajemen terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis yang melandasi.
2.
3.
Opsi tiga: hanya menguji pengamatan dalam time-series yang berasal dari metode
akuntansi yang sama. Opsi ini bisa dihasilkan hanya satu tahun pengamatan jika
terdapat perubahan berulang yang diwajibkan oleh badan regulator atau secara
sukarela dibuat oleh manajemen.
C.
berbeda dari waktu atau klasifikasi kejadian dari yang disajikan dalam laporan
keuangan.
D.
Ekonomi. Ini bisa melibatkan hipotesis ex ante mengenai bentuk sistematis yang
diharapkan dalam data time-series dan analisis ex post faktor-faktor kausal yang
melandasi perilaku time-series.
2.
Visual. Ini melibatkan plotting data dan selanjutnya mengkaji secara visual plot untuk
suatu bentuk sistematis.
3.
B.
Seasonality
Ketidakpahaman mengenai faktor-faktor yang melandasi angka-angka laporan
keuangan yang dilaporkan, bisa mempermudah penarikan kesimpulan dari angkaangka tersebut. Sebagai ilustrasi, asumsikan seorang analis mengamati bukti kuat dari
bentuk musiman dalam laba interim yang dilaporkan dan penjualan perusahaan.
Kemungkinan sumber-sumber dari bentuk musiman ini adalah: (1) pengaruh tanggal
kejadian, (2) pengaruh cuaca, dan (3) pengaruh siklus pelaporan. Dua teori perhitungan
laba bersih interim dengan seasonality yang berlawanan adalah teori integral dan teori
terpisah. Pada teori integral, setiap periode interim diperlakukan sebagai suatu bagian
integral dari tahun fiskal. Ramalan dibuat pada awal tahun fiskal dan biaya-biaya
dialokasikan berdasarkan prediksi (atau aktual) penjualan setiap periode interim. Pada
teori terpisah, setiap periode interim diperlakukan sebagai periode pelaporan
independen. Pengeluaran yang dikeluarkan selama periode interim dicatat sebagai
biaya periode tersebut.
C.
A.
palsu, penurunan mutu produk), dan berhubungan dengan biaya (membagi faktur,
mencatat pemabayaran dimuka sebagai biaya). Manajemen juga bisa menggunakan
transaksi substantive untuk mempengaruhi angka-angka laporan keuangan yang
dilaporkan, misalnya biaya riset dan pengembangan atau anggaran eksplorasi.
B.
C.
Big Bath
Satu fenomena yang berhubungan dengan manajemen laba disebut dalam beberapa
label seperti big bath, clean sweep, clearing the decks, dan housekeeping. Tema yang
melandasinya adalah pada saat manajemen menghadapi tahun kerugian, langkah
tambahan diambil untuk menambah magnitude kerugian. Hasilnya adalah penurunan
besar pada laba yang dilaporkan dan diharapkan suatu peningkatan laba yang akan
dilaporkan pada tahun berikutnya.
Literatur mengenai manipulasi laba atau perataan laba keduanya besar dan tersebar
dalam beberapa publikasi. Literatur ini termasuk: (a) artikel dalam koran keuangan
(Slick Accounting Ploys Help Many Companies Improve Their Income: By Proper or
Improper Means, They Manage Earnings for the Desired Effect; Manipulating Profits:
How Its Done), (b) studi kasus individu yang menguji akun-akun keuangan
perusahaan selama periode pengujian, (c) studi riset empiris yang menguji banyak
sampel perusahaan yang menguji hipotesis dimana manajemen mencoba untuk
meratakan laba yang dilaporkan.
Beragam motivasi dari perilaku manipulasi laba atau perataan laba telah diungkapkan
misalnya: (1) untuk mempromosikan suatu persepsi ekstenal bahwa perusahaan
memiliki risiko yang rendah, (2) untuk menyampaikan informasi yang relevan dengan
prediksi laba masa depan, (3) untuk memelihara kepuasan hubungan industrial, (4)
untuk meminimalkan pajak, (5) untuk mempromosikan suatu persepsi eksternal
Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas lain pada
titik waktu yang sama
b.
Aplikasi time-series: perbandingan dari satu entitas pada titik waktu yang berbeda.
Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:
1.
Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan perusahaan
lain digunakan untuk membuat kesimpulan tentang undervaluation atau overvaluation
dari target perusahaan atau divisi
2.
Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input adalah
profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur perusahaan yang beroperasi
dalam lingkungan kompetitif yang sama
3.
4.
yang mirip, dan sebagainya. Sisi penawaran ini fokus digunakan dalam skema
Enterprise Standard Industrial Classification (SIC) untuk mendefinisikan industri; faktor
utama yang dipertimbangkan adalah "fisik atau teknologi struktur" dan "homogenitas
produksi." Skema The Enterprise SIC bertujuan untuk mengelompokkan seluruh
perusahaan menjadi dua -, tiga-, dan empat digit industri.
2.
Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal
produk akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk substitusi. Walaupun
fokus perbandingan sisi permintaan biasanya adalah pada level produk, perbandingan
dapat dibuat antara perusahaan yang memproduksi produk serupa. Perbandingan
dapat memiliki perspektif jangka pendek atau perspektif jangka panjang.
3.
Kesamaan pada atribut pasar modal. Dari perspektif investasi, saham yang memiliki
atribut yang sama seperti risiko, rasio price-to-earnings, atau kapitalisasi pasar mungkin
menarik.
4.
Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan analisis crosssectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak perusahaan yang berbeda
(atau jalur bisnis). Anak perusahaan tersebut mungkin sangat beragam dalam
karakteristik sisi penawaran dan sisi permintaan karakteristik.
2.
Menggunakan kedua ukuran tendensi sentral dan ukuran dispersi, misalnya, median
dan kisaran interkuartil (.75 persentil - .25 persentil) atau rata-rata dan deviasi standar
3.
Menggunakan ukuran seperti ringkasan atau fractiles persentil dari distribusi rasio
4.
Ketidaktersediaan Data
Sebuah masalah yang sering dihadapi adalah bahwa data tidak tersedia untuk entitas
yang menarik. Alasan ketidaktersediaan termasuk:
2.
Entitas adalah preusan milik pribadi dan tidak mengumumkan informasi laporan
keuangan.
3.
Entitas ini dimiliki oleh sebuah perusahaan asing yang menyediakan pengungkapan
keuangan yang terbatas.
B.
C.
1.
2.
Menggunakan informasi yang disediakan perusahaan untuk menyesuaikan angkaangka yang dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif
3.
A.
B.
Definisi Industri
Tidak ada satu definisi "industri" yang secara universal diterima. Pendekatan alternatif
mencakup fokus pada satu atau lebih dari atribut berikut:
B.
1.
2.
Perusahaan yang disebutkan oleh para analis sekuritas dan sumber-sumber lain
bersaing di pasar yang sama.
3.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penjualan / piutang, S / AR
9.
Perbedaan dalam serangkaian prinsip akuntansi yang diterapkan dalam masingmasing negara
2.
Perbedaan dalam peraturan perpajakan yang diadopsi di setiap negara dan dalam
hubungan antara prinsip akuntansi yang digunakan untuk pajak dan untuk pelaporan
keuangan
3.
4.
Studi kecil telah menyajikan bukti-bukti empiris yang berkaitan dengan homogenitas
perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda. Sudarsanam
dan Taffler (1984) memeriksa sampel dari 250 perusahaan Inggris yang masing-masing
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari 14 kode dari sistem (London) Stock Exchange
Industrial Classification (SEIC). Penelitian tersebut merupakan isu penting dari
homogenitas perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda.
Mengadopsi pendekatan yang dapat diperluas menggunakan skema pengkodean
industri alternatif, tambahan variabel independen, dan teknik-teknik klasifikasi selain
analisis diskriminan.
2.
varians dari ROE untuk 387 perusahaan dari 11 industri di periode 1972-1976. Marsh
dan Swanson (1984) menguji kembali isu-isu ini dalam 13 industri selama periode
1963-1981. Weiss (1971) mensurvei lebih dari 30 penelitian dari era 1950-an dan 1960an; banyak laporan yang signifikan (walaupun kecil) yakni hubungan positif antara
profitabilitas dan konsentrasi industri. Ravenscraft (1983) melaporkan bahwa "variabelvariabel yang paling penting merupakan pengaruh positif dari pemanfaatan kapasitas
lebih tinggi dan pertumbuhan industri, dengan pengaruh positif pangsa pasar".
3.
Faktor-faktor penentu profitabilitas antar industri dan antar perusahaan juga menjadi
fokus penelitian dalam strategi bisnis dan literatur pemasaran. Buzzell, Gale, dan Sultan
(1975) menguji basis data PIM (profit impact of market strategies), yang meliputi
informasi profitabilitas pada setiap "unit bisnis" perusahaan. Saat ini, belum ada teori
yang berkembang dengan baik mengenai bagaimana variabel seperti periklanan,
struktur biaya, pangsa pasar, dan kualitas produk mempengaruhi profitabilitas.
4.
Adanya perbedaan yang cukup besar dalam leverage keuangan industri diukur
dengan kewajiban jangka panjang-pada rasio ekuitas pemegang saham dibuktikan oleh
Bowen, Daley, dan Huber (1982) dan Bradley, Jarrel, dan Kim (1984). Penjelasan untuk
perbedaan ini meliputi:
Sinyal Manajerial
Kunci Kepribadian
Sedikit kemajuan telah dicapai dalam pengujian validitas deskriptif dan penjelasan lain.
Myers (1984) menemukan bahwa pengguna laporan keuangan memiliki sedikit teori
yang dapat diandalkan untuk menjelaskan perbedaan cross-sectional perusahaan di
dalam struktur modal mereka atau rasio kepentingan.
2. Jelaskan pengaruh keragaman antar negara pada analisis akuntansi dalam praktikpraktik pengukuran akuntansi dan pengungkapan!
Jawab :
Setiap aturan yang telah anda pelajari di negara asal anda menjadi tidak berlaku
diluar negeri.
Terjadinya fluktuasi kurs dalam menganalisis.
Adanya perbedaan prinsip akuntansi.
Adanya perbedaan praktik akuntansi yang berjalan.
Adanya perbedaan kebiasaan bisnis.
Adanya perbedaan pasar modal.
Dan banyak faktor lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
peramalan dan penilaian analisis prospektif internasional
http://mochapoch.blogspot.co.id/2013/04/akuntansi-internasional_3.html
Akuntansi Internasional
PENDAHULUAN
Pada tahun 1971, Prof. Thomas R. Weirich, Clarence G. Avery dan Henry R. Anderson
mengemukakan tiga pendekatan berbeda:
Sistem universal
Praktik-praktik akuntansi dari anak-anak perusahaan yang ada di luar negeri dan
perusahaan-perusahaan induk.
Mereka menamai dan menjelaskan pendekatan-pendekatan defisional ini, masingmasing sebagai berikut:
Akuntansi Dunia. Dalam kerangka konsep ini, akuntansi internasional dianggap
sebagai suatu sistem universal yang bisa diadopsi oleh semua negara. Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk seluruh dunia, semacam yang ada di AS,
akan dibentuk. Praktik-praktik dan prinsip-prinsip akan dikembangkan sehingga bisa
diterapkan di semua negara. Konsep ini akan menjadi tujuan akhir dari sistem akuntansi
internasional.
Akuntansi Internasional. Konsep utama kedua dari istilah akuntansi internasional
melibatkan pendekatan yang deskriptif dan informatif.Berdasarkan konsep ini, akuntansi
internasional meliputi semua ragam prinsip, metode dan standar akuntansi dari semua
negara.Konsep ini melibatkan GAAP masing-masing negara, sehingga akuntan perlu
menyadari sejumlah prinsipberbeda ketika mempelajari akuntansi internasional.Tidak
ada prinsip-prinsip universal atau sempurna yang perlu dibentuk. Kumpulan semua
prinsip, metode dan standar dari semua negara akan disebut sebagai sistem akuntansi
internasional. Perbedaan-perbedaan ini muncul karena perbedaan-perbedaan dalam
geografis, pengaruh social, ekonomi, politik, dan hukum.
Akuntansi Bagi Perusahaan Anak di Luar Negri. Konsep utama ketiga yang bisa
diaplikasikan ke akuntansi internasional mengacu kepada praktik-praktik akuntansi
perusahaan induk dan perusahaan anak-nya di luar negeri.Acuan atas negara tertentu
atau tempat domisili perusahaan diperlukan dalam konsep ini agar pelaporan keuangan
internasional efektif.Kepentingan akuntan yang utama adalah translasi dan
penyesuaian laporan keuangan anak perusahaan. Masalah-masalah akuntansi yang
berbeda akan timbul dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda harus diikuti
tergantung negara mana yang digunakan sebagai acuan bagi translasi dan
penyesuaian.
Akuntansi internasional memperluas akuntansi yang bertujuan umum (general
perpose), yang berorientasi nasional, dalam arti yang luas untuk:
pengukuran dan isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksitransaksi bisnis multinasional dan bentuk bisnis perusahaan multinasional,
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia
tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik portofolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan
dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti
nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian
berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu
sendiri.Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar
yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar internasional. Konvergensi
standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga
nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar
yang berlaku secara internasional.
Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada
IFRS.
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adanya suatu perubahan sistem IFRS
sebagai standar global yatitu :
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan
dalam mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi.
Selain peran regulator, AEI punya kepentingan sebagai asosiasi harus memberdayakan
anggotanya supaya investor di luar negeri bisa melihat acuan yang sama kalau kita
sudah beradaptasi ke IFRS. Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan
bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang
dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas
tinggi yang terdiri dari :
Tranparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Meningkatkan investasi
Demikian peran regulator dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat
yang diperoleh menuju ke IFRS .Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang
lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang
terpadu, kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International
(International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di
Jakarta
Dapat membantu mengetahui sejauh mana suatu sistem memiliki kesamaan dan
perbedaan
Sistem hokum Di duni abarat memiliki dua orientasi dasar, hokum kode (sipil) dan
hokum (kasus)
Tingkat pendidikan Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit
mumbutuhkan tenaga ahli dalam penerapannya, kalau tidak maka kemungkinan besar
bisa disalahgunakan
KLASIFIKASI
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: dengan
pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada
pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode
statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan prektik akuntansi seluruh dunia.
Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi Klasifikasi awal yang dilakukan
adalah yang diusulkan oleh Mueller pada pertengahan tahun 1960-an, dimana
diidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di Negaranegara barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar:
sejauh mana sistem nasional mirip atau berbeda satu sama lain,
pola pengembangan sistem nasional individu dengan menghormati satu sama lain
dan potensi mereka untuk berubah, dan
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai sejauh mana dan alasan untuk
perubahan. Makna dari empat dimensi nilai Hofstede (1984) : 1) "Individualisme vs
Kolektivisme Individualisme menekankan pada kerangka sosial yang longgar pada
individu masyarakat dimana seharusnya mengurus diri sendiri dan keluarga mereka
saja. Berlawanan dengan itu, kolektivisme, menekankan pada kerangka sosial yang
erat dimana individu sangat loyalitas terhadap keluarga ataupun kelompoknya. 2) Jarak
kekuatan besar vs kecil, Jarak kekuatan adalah sejauh mana anggota masyarakat
menerima gagasan bahwa kekuatan dalam lembaga-lembaga dan organisasi
didistribusikan tidak merata. Isu mendasar oleh dimensi ini adalah bagaimana
masyarakat menangani ketidaksetaraan antara orang-orang. 3) Penghindaran
Ketidakpastian lemah versus kuat, Penghindaran Ketidakpastian adalah sejauh mana
anggota masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas.
Isu mendasar ditangani oleh dimensi ini adalah bagaimana masyarakat bereaksi
terhadap fakta bahwa waktu hanya berjalan satu kali dan bahwa masa depan tidak
dapat diketahui, dan apakah akan mencoba untuk mengendalikan masa depan atau
hanya membiarkan itu terjadi. 4) Maskulinitas vs Feminitas, Maskulinitas merupakan
preferensi dalam masyarakat untuk prestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan
kesuksesan materi. Lawannya, Feminitas, merupakan preferensi untuk hubungan,
kesopanan, merawat yang lemah, dan kualitas hidup. Isu mendasar ditangani oleh
dimensi ini adalah cara di mana masyarakat mengalokasikan peran gender.
Model yang dikembangkan oleh Gray (1988) menguraikan proses perubahan akuntansi
yang mengidentifikasikan sebuah jumlah tekanan internasional yang mempengaruhi
perubahan akuntansi, termasuk menumbuhkan interdependensi ekonomi / politik
internasional, tren baru dalam investasi langsung asing (FDI), perubahan dalam strategi
perusahaan multinasional, dampak dari teknologi baru, pertumbuhan yang cepat dari
pasar keuangan internasional, ekspansi di layanan bisnis, dan kegiatan organisasi
peraturan internasional. Beberapa tekanan untuk perubahan yang timbul dari saling
ketergantungan internasional yang terus berkembang dan dari kekhawatiran untuk
menyelaraskan kerangka peraturan hubungan ekonomi dan keuangan internasional.
Meskipun perbedaan dasar telah dibuat dan mungkin sampai batas tertentu masih
harus dibuat antara Timur dan Barat (yaitu, negara-negara sosialis dan negara-negara
kapitalis Barat) dan Amerika Utara dan Selatan (yaitu, negara maju dan berkembang),
perubahan dramatis yang terjadi di tingkat politik, yang pada gilirannya menyebabkan
perubahan ekonomi yang restrukturisasi lanskap bisnis internasional dan akuntansi.
Paling menonjol, ekonomi perencanaan pusat sampai saat Uni Soviet dan Eropa Barat
lebih berorientasi pasar pendekatan pembangunan ekonomi, seperti Republik Rakyat
Cina. Selanjutnya, tren di seluruh dunia berkembang menuju deregulasi pasar dan
privatisasi perusahaan sektor publik di banyak negara maju berkembang serta telah
membuka peluang baru bagi investasi internasional dan joint venture dan aliansi
internasional. Pengelompokan ekonomi, seperti Uni Eropa, telah menjadi pengaruh
besar dalam mempromosikan integrasi ekonomi melalui pergerakan bebas barang,
orang, dan modal antar negara. Untuk mencapai tujuannya, Uni Eropa telah memulai
program utama harmonisasi, termasuk langkah-langkah untuk mengkoordinasikan
hukum perusahaan, akuntansi, perpajakan, pasar modal, dan sistem moneter di
negara-negara Uni Eropa. Organisasi-organisasi internasional, seperti Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan
(OECD), juga sangat terlibat dalam pengembangan bisnis internasional dalam skala
global. PBB bertanggung jawab bagi munculnya organisasi seperti Bank Dunia, Dana
Moneter Internasional (IMF), Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan
(UNCTAD), dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Akuntansi Komparatif
Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran
dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah
proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar merupakan hasil dari
penetapan standar. Namun, praktek sebenarnya berbeda dari yang ditentukan standar.
Hal itu disebabkan 4 hal: di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan
ketentuan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif; secara sukarela
perusahaan boleh melaporkan infomasi lebih banyak daripada yang diharuskan;
b.
c.
d.
e. Compagnie Nationale des Commisaires aux Comptes atau CNCC (Ikatan Auditor
Kepatuhan Nasional) JERMAN Lingkungan akuntansi di Jerman mengalami perubahan
terus menerus dan hasilnya luar biasa sejak berakhirnya Perang Dunia I. Hukum
komersial pada secara khusus menuntut adanya berbagai prinsip tata buku yang teratur
dan audit secara independen hampir tidak tersisa setelah perang usai. Hukum
perusahaan tahun 1965 mengubah sistem pelaporan keunagan Jerman dengan
mengarah pada ide-ide Inggris Amerika tetapi hanya berlaku bagi perusahaan besar.
Pada awal tahun 1970an, Uni Eropa mulai mengeluarkan direktif harmonisasi, yang
harus diadopsi oleh Negara-negara anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni
Eropa yang keempat, ketujuh, dan kedelapan seluruhnya masuk ke dalam hukum
Jerman melalui Undang-Undang Akuntansi Komprehensif yang diberlakukan pada
tanggal 19 Desember 1985. Dua undang-undang baru diberlakukan pada tahun 1998,
yang pertama menambah sebuah paragraf baru dalam buku ketiga Hukum Komersial
Jerman sehingga memungkinkan perusahaan yang menerbitkan saham/utang pada
sebuah pasar modal yang terorganisir untuk menggunakan prinsip akuntansi yang
diterima secara internasional dalam laporan keuangan konsolidasi yang dibuatnya.
Kedua, memperbolehkan pendirian organisasi sektor swasta untuk menetapkan standar
akuntansi atas laporan keuangan konsolidasi. Hukum pajak secara garis besar
menentukan akuntansi komersial. Prinsip penentuan (Massgeblichkeitsprinzip)
menentukan bahwa laba kena pajak ditentukan oleh apa yang tercatat dalam catatan
keuangan perusahaan. Undang-undang tentang pengendalian dan transparansi tahun
1998 memperkenalkan keharusan bagi kementrian kehakiman untuk mengakui badan
swasta yang menetapkan standard nasional untuk memenuhi tujuan berikut:
1. Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan
keuangan konsolidasi
2. Memberikan nasehat kepada kementrian kehakiman atas legislasi akuntansi yang
baru
3. Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional seperti IASB Undangundang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan ketentuan akuntansi,
auditing, dan pelaporan keuangan yang berbeda-beda menurut ukuran perusahaan,
bukan menurut bentuk orgasisasi. Undang-undang Akuntansi 1985 secara khusus
menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi,
catatan atas laporan keuangan, laporan manajemen, dan laporan auditor. Berdasarkan
hukum komersial (HGB), metode pembelian/akuisisi adalah metode konsolidasi yang
utama, meskipun penyatuan kepemilikan juga dapat diterapkan dalam kondisi yang
terbatas. Dua bentuk metode pembelian yang diizinkan adalah metode nilai buku dan
metode revaluasi. HGB tidak mengatur translasi mata uang asing dan perusahaan di
Jerman menggunakan sejumlah metode. Perbedaan translasi diperlakukan dengan
beberapa cara, akibatnya perhatian khusus harus diberikan terhadap catatan laporan
keuangan di mana metode translasi mata uang asing harus dijelaskan.
http://intanayurubbiyati.blogspot.co.id/2013/06/tugas-minggu-ke-7-harmonisasiakuntansi.html
TUGAS MINGGU KE-7
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
1.
standar akuntansi dan bahwa pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan
menyebabkan kompromi standar akuntansi.
3.
4.
5.
untuk melakukan pencatatan di Amerika Serikat dan pasar-pasar dunia lainnya akan
tetap dapat bertahan dalam kerangka dasar akuntansi EU. EC juga menekankan agar
EU memperkuat komitmennya terhadap proses penentuan standar internasional, yang
menawarkan solusi paling efisien dan cepat untuk masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan yang beroperasi dalam skala internasional.
Pada tahun 2000, EC mengadopsi strategi pelaporan keuangan yang baru. Hal
yang menarik dari strategi ini adalah usulan aturan bahwa seluruh perusahaan EU yang
tercatat dalam pasar teregulasi, termasuk bank, perusahaan asuransi dan SME
(perusahaan berukuran kecil dan menengah), menyusun akun-akun konsolidais sesuai
dengan IFRS.
DAFTAR PUSTAKA
Meek, Gary. and Saudagaran S. (1990). A Survey of Research on Financial Reporting in
a
Transnational Context. Journal of Accounting Literature, 9, pp. 145-182.
Alhashim, D.D. (1982). International Dimensions in Accounting and Implications for
Developing Nations. Management International Review ($th Quarter), pp. 4-11.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional Buku 1,
Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional Buku 2,
Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
TUGAS MINGGU KE-8
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
1.
sukarela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti Standar
Pelaporan Keuangan Internasional.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
yang dapat diandalkan, analis harus menyesuaikan jumlah akuntansi yang dilaporkan
untuk menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh penggunaan metode akuntansi
yang menurut analis itu tidak layak. Sebagai contoh, analis mungkin menyakini bahwa
revaluasi atas aktiva tetap suatu menghasilkan nilai tercatat aktiva yang terlalu tinggi.
Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan
yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu paling banyak mengenai
kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Fleksibilitas dalam pelaporan
keuangan merupakan hal penting karena memungkinkan manajer untuk menggunakan
pengukuran akuntansi yang paling mencerminkan situasi dan keadaan operasi tertentu
dari perusahaan. Namun demikian, manajer memiliki insentif untuk mendistorsikan
kenyataan operasi dengan menggunakan diskresi akuntansi yang dimiliki untuk
mendistorsikan laba yang dilaporkan. Satu alasannya adalah bahwa laba yang
dilaporkan sering kali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.
Dua isu utama menjadi tantangan bagi mereka yang melakukan analisis akuntansi
dalam lingkungan internasional. Yang pertama adalah perbedaan antarnegara dalam
kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan, dan kualitas audit; sedangkan yang
kedua menyangkut kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk
melakukan analisis akuntansi.
Perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan
audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini
mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan
penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.
Auditor eksternal memainkan peranan yang penting dalam memastikan apakah
standar akuntansi dipatuhi. Sistem hukum memberikan mekanisme penegakan aturan
yang memastikan para auditor untuk tetap independen dalam praktiknya. Namun
demikian, lingkungan audit tidak seragam di seluruh dunia.
4.
5.
Jawab:
Kesulitan dan kelemahan dalam analisis laporan keuangan internasional:
a. Akses informasi Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah
tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah
yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di
dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma
dari berbagai sumber lainnya.
b. Ketepatan waktu informasi Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan,
laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
6.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional Buku 2,
Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Ball, R. (2006). International Financial Reporting Standards (IFRS): Pros and Cons for
Investors. Accounting and Business Research. Vol 36. International Accounting Policy
Forum. pp. 5 27
http://dillalnc.blogspot.co.id/2012/03/akuntansi-internasional-tulisan-1.html
Akuntansi Internasional (Tulisan 1)
Nama : Ladilla Nur Chlorella
Kelas : 4EB14
NPM : 20208720
Akuntansi Internasional
Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi2 bisnis
mulitnasional
-
mungkin timbul karena perubahan nilai tukar antara saat order pembelian dicatat
dengan saat pembayaran diterima.
Pelaksanaan ekspor melibatkan banyak pihak seperti perusahaan pengiriman,
asuransi, bea cukai serta dokumen-dokumen penunjang lainnya yang disyaratkan luas
di seluruh dunia. Dalam hal ini tentunya juga perlu adanya antisipasi atas segala biaya
yang pada umumnya melibatkan pemakaian mata uang yang berbeda. Untuk impor,
kondisi-kondisi di atas sebaliknya akan ditemui oleh perusahaan penjual asing. Kondisi
yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan pembeli domestik adalah nilai tukar mata
uang domestik terhadap mata uang asing yang disepakati sebagai denominasi
pembayaran. Termasuk di dalamnya adalah pembayaran kepada forwarder dan
perusahaan pengiriman jika impor dilakukan dengan syarat free on board. Keterlibatan
perusahaan dalam akuntansi internasional juga tidak dapat dihindarkan saat
perusahaan membuka operasi di luar negeri, baik yang hanya berupa pemberian lisensi
produksi terhadap perusahaan milik pihak lain di luar negeri maupun pendirian anak
perusahaan di luar negeri. Dalam hal pemberian lisensi, perusahaan perlu
mengembangkan sistem akuntansi yang memungkinkan pemberi lisensi untuk
melakukan pengawasan atas pelaksanaan perjanjian kerja, pembayaran royalty dan
bimbingan teknis serta pencatatan pendapatan dari luar negeri dalam kaitannya dengan
pajak yang harus dibayar perusahaan.
Akuntansi untuk operasi anak perusahaan di luar negeri harus sesuai dengan
aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan institusi yang berwenang di negara
yang bersangkutan, yang berbeda dengan aturan-aturan di negara induk perusahaan.
Selain itu harus dibuat juga sistem informasi manajemen untuk memonitor, mengawasi
dan mengevaluasi operasi anak perusahaan serta membuat sistem untuk melakukan
konsolidasi hasil operasi perusahaan induk dan anak.
Akuntansi internasional menjadi semakin penting dengan banyaknya perusahaan
multinasional (multinational corporation) atau MNC yang beroperasi di berbagai negara
di bidang produksi, pengembangan produk, pemasaran dan distribusi. Di samping itu
pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi sehingga memungkinkan transaksi di pasar modal internasional
berlangsung secara real time basis.
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang
sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan
riset akuntansi yang bermutu.
E Sistem politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem
akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara
tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau
swastanisasi (private enterprises).
E Iklim sosial
Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan
kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal
tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.
E Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi
lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi
mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak
berwujud seperti merek, goodwilldan sumber daya manusia.
E Tingkat inflasi
Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat
adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari
pendekatan historical cost.
E Sistem perundang-undangan
Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturanaturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan
Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan common law.
E Aturan-aturan akuntansi
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak
sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan
standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah
memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di
Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker
(1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang
berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana, (3) pengaruh system
perpajakan, dan (4) kemantapan profesi akuntan. (5) inflasi, (6) teori akuntansi dan
(7) accidents of history .
E Sistem hukum
Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi,
banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara
seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang
digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan
dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin.
Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara
persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba
adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu
formulasi umum.
E Sumber pendanaan
Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua.
Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar
dananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua
adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau
dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang
dimiliki olehshareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas
informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure),
pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).
E Sistem perpajakan
Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan
melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi
(accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan
pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika
Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan aturan yang berbeda antara
perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini
adalah depresiasi.
E Profesi akuntan
Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap
negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk,
wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui
adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai
akuntan perusahaan. Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa
terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari
kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan
dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi
anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi
sebagai keluaran yang dihasilkan.
E Inflasi
Di negara-negara dengan tingkat inlasi mencapai ratusan persen setiap tahun, seperti
di Amerika Selatan, penggunaan metode general price level adjustment menjadi relevan
mengingat adanya kebutuhan untuk menganalisis laporan keuangan secara lebih tepat
dibandingkan tetap menggunakan historical cost.
E Teori Akuntansi
Teori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansi seperti
halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansi mengatakan
bahwa pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaian atas kinerja yang
wajar
dari
sebuah
perusahaan
jika
akuntan
diperbolehkan
untuk
menggunakan judgment untuk memilih dan menampilkan angka-angka tertentu. Dalam
hal ini disarankan penggunaanreplacement cost information. Salah satu contoh
pengaruh
teori
akuntansi
terhadap
praktik
akuntansi
adalah
dengan
disusunnya conceptual framework.
E Accidents of History
Sistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara
yang bersangkutan. Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikan pengaruh yang
langsung terasa dalam penerapan metode tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di
akhir tahun 1920-an memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan adanya
pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di
pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan atau interpretasi yang
berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta
perlakuan atas selisih kurs. Kolonialisasi juga menyebabkan negara yang diduduki
dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang mendudukinya.
Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum,
sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan suatu standar
akuntansi di suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak
antara lain dari kegiatan perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan
multinasional mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang
berlaku secara luas di seluruh dunia.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1204/3/akuntansi-firman.pdf.txt
. 2002 digitized by USU digital library
1
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
FIRMAN SYARIF, SE, MSI, AK
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
BAB 2. MENYEDIAKAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN
1. Pendahuluan
Faktor desakan pasar dan desakan peraturan mempengaruhi penyediaan informasi
keuangan kepada pihak luar perusahaan, dan mempengaruhi isi maupun
menyampaikan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan manajemen
kepada pemegang saham untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan manajemen
mengenai keadaan perusahaan secara rinci. Bermujla dari tanggapan lisan hingga
tertulis yang juga meliputi misalnya laporan produksi dan eksplorasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemberian informasi kepada pihak luar mempertimbangkan
juga keputusan perusahaan dan keputusan pihak lain misalnya serikat industri dan
dagang serta pialang.
Manajemen mempunyai kebijaksanaan dalam mengungkapkan isi maupun waktu
penyampaian laporan keuangan tersebut dengan cara bervariasi.
2. Kekuatan Peraturan dan Ketersediaan Informasi Laporan Keuangan
Negara-negara seperti Jerman, Jepang, Swedia, Inggris dan Amerika Serikat dalam
mengungkapkan laporan keuangannya terikt dengan peraturan-peraturan seperti
perpajakan, compaines acts, dan SecurityExchange Commision (SEC) yang sangat
berpengaruh dalam pembentukan perundang-undangan.
A. Kerangka Institusional di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat ada 4 pihak yang berperan menentukan laporan keuangan yaitu
pihak eksekutif, legislatif dan pihak pengadilan tertinggi. Pada level kedua terdapat
Dpartemen Perbendaharaan, SEC dan perwakilan-perwakilan pemerintah lainnya
(kedua level ini disebut institusi sektor publik). Pada level ketiga terdapat FASB,
AICPA dan NYSE, ASE. Sedangkan pada level keempat terdiri dari FAF, FEL dan
organisasi-organisasi yang berpengaryh lainnya (kedua level ini disebut institusi
sektor swasta). Level 1 memberikan wewenang kepada level 2 dan 3 untuk
mengumumkan standar laporan keuangan perusahaan, tetapi mempunyai
kemampuan untuk memusatkan kembali kekuasaannya. Misalnya pemberlakuan
metode akuntansi investment tax credit dan akuntansi untuk minyak dan gas bu,i.
SEC yang ada di Amerika Serikat telah mengeluarkan ketentuan-ketentuan tentang
isi maupun kapan laporan keuangan itu diumumkan. FASB sudah banyak
mengeluarkan aturan-aturan standar laporan keuangan antara lain mengenai metode
akuntansi dan pengungkapan-pengungkapan yang dilaporkan perusahaan.
Selanjutnya NYSE mengeluarkan aturan mengenai perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di NYSE yang harus mengumumkan laporan keuangannya kepada
masyarakat, dan yang harus segera diumumkan antara lain dividen tahunan, laba
tahunan maupun dividen dan laba sementara.
B. Pengaruh Kekuatan Peraturan
Kekuatan peraturan merupakan faktor lain yang mempengaruhi laporan keuangan
misalnya, SEC memerintahkan kepada para manajer untuk mengungkapkan
replacement-cost pada alporan tahunanya, demikian juga untuk perusahaan minyak
dan gas bumi agar manajemen menggunakan Reserve Recognition Accounting (RRA)
terhadap cadangannya. Selanjutnya FASB mengamanatkan agar para manajer
Constant-Dollar dan Current Cost. Hal-hal lain yang diamanatkan SEC antara lain
. 2002 digitized by USU digital library
2
tentang perusahaan yang harus melaporkan 10.k-nya dalam 90 hari setelah akhir
tahun fiskal. Demikian pula FASB menginginkan perusahaan yang multi aktif untuk
mengungkapkan bagian data yang menyinggung pendapatan dan laba. Kebijakankebijakan diatur oleh pihak wewenang inipun juga berpengaruh tentang estimasi
penyesuaian laba dari perusahaan asurani jiwa sudah tidak menggunakan lagi
prinsip lamanya.
3. Bukti Pengungkapan yang tidak diatur
Pada tahun 1784, Bank Of New York mengeluarkan statement of condition dari
perusahaan dan tahun 1874 the Atchison, Topeka dan Santa Fe Railroad Co,
mengeluarkan laporan tahunan setebal 48 halaman yang isinya bermacam-macam,
Days Inn of America, Icn merupakan perusahaan penginapan sejak tahun 1976
mengeluarkan laporan tahunan yang demikian rincinya. Beberapa perusahaan
mengumumkan laporan bulanan, beberapa perusahaan di Austaralia, Inggris dan
Amerika Serikat mengungkapkan nilai pasar tanah pada laporan tahunannya yang
sebenarnya semua hal diatas tidak dikehendaki oleh peraturan-peraturan.
4. Kekuatan Pasar dan Penyediaan Informasi Laporan Keuangan
A. Kekuatan Pasar Modal
Perusahaan-perusahaan yang bersaing di pasar modal, dapat dilihat dari berbagai
dimensi seperti pinjaman bank. saham istimewa, tingkat bunga pinjaman, pajak
pembayaran dividen, hutang yang dapat dikonversi, yang akan mendesak
perusahaan untuk menyajikan informasi keuangan yang berhubungan dengan faktorfaktoe yang dijelaskan sebelumnya.
Ada dua hal yang penting mengenai padar modal ; (1) ketidakpastian tentang mutu
suatu produk, contohnya ada perusahaan yang mengeluarkan obligasi, tetapi
selanjutnya tidak mampu membayar pokok dan bunganya; (2) Ada biaya untuk
membayar tingkat bunga yang tinggi atas pinjaman bank.
Dari keadaan diatas, perusahaan mempunyai dorongan untuk menyediakan
informasi yang diyakini dapat menaikkan modal. Ada 4 mekanisme untuk
mengurangi kemungkinan kesalahan penyajian laporan keuangan yaitu ; (1) nama
baik poerusahaan; (2) nama baik manajemen; (3) jaminan pihak ketiga; (4)
hukuman atau denda.
B. Kekuatan Pasar Tenaga Kerja
Manajer dapat mengurangu komponen hutang perusahaan dengan cara menjual
semua asset selanjutnya menyelesaikan hutangnya, menginvestasikan kembali
semua asset perusahaan dalam jumlah tinggi dan membayar gaji tinggi, dan
mengurangi nilai komponen hutang. Para manajer yang merasa mampu untuk
menaikkan nilai perusahaannya, dapat menerima suatu kontrak untuk memperoleh
kebebasan kompensasi. Untuk memonitor kinerja manajemen dapat dilihat dapri
laporan keuangan. Mutu manajemen dapat dilihat dari kesimpulan yang ditarik dari
laporan keuangan tersebut.
C. Desakan pasar untuk mengendalikan perusahaan
Para manejer berusaha untuk mengendalikan perusahaannya terhadap kegiatan
pendanaan, investasi dan operasi dan ada usaha-usaha pihak ketiga untuk
mengendalikan ini tapi menemui kekakuan. Terdapat perseteruan antara para
manejer dengan pihak-pihak terteb\ntu lainnya. Untuk menguasai ini, maka
mereka berusaha untuk menguasai pengendalian di perusahaan.
5. Biaya-biaya dihubungkan dengan pengungkapan, meliputi : (a) biaya-biaya
pengumpulan dan pemrosesan (b) biaya-biaya proses pengadilan; (c) Biaya politik;
(d) biaya-biaya kerugian bersaing; (e) desakan kepada manajer.
6. Beberapa Komentar Umum
. 2002 digitized by USU digital library
3
1. Beberapa perbedaan pendapat mengenai peraturan-peraturan laporan keuangan
adalah dari penelitian (a) Arrow (1962), Gonedes dan Dopuch (1974); (b) Burton
(1974); (c) Watts dan Zimmerman (1978), Patell dan Wolfson (1982).
2. Terdapat pengakuan bahwa perusahaan yang mengungkapkan item-item yang tidak
dianjurkan bukan suatu sampel yang random, misalnya dari penelitian : (a) Anton
(1954); melaporkan bahwa 1 dari 3 perusahaan pasar menyajikan Fund Statement
secara teratur kepada pemegang saham; (b) Ruland (1979) melaporkan bahwa
variabel laba dalah lebih rendah untuk perubahan yang melaporkan labanya
sebaliknya lebih tinggi untu perusahaan yang tidak melaporkan labanya; (c) P.
Salmon dan Dhaliwal (1980) menemukan bahwa beberapa perusahaan yang
mengungkapkan segmen penjualan dan data laba secara signifikasi lebih besar
dibandingkan perusahaan yang tidak mengungkapkan data tersebut. Hal ini
berkaitan dengan pengungkapan line f business issue-issue yang belum terpecahkan
sampai saat ini adalah mengenai penelitian ukuran perusahaan yang dikaitkan
dengan biaya politik.
rasionya, semakin tinggi pula sumber-sumber kas yang tersedia diperusahaan; (2)
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jagka pendak,
semakin tinggi rasio perusahaan, semakin tinggi pula posisi likuiditas nya; (3) Modal
Kerja/Arus kas, semakin tinggi rasionya, semakin besar modal kerja atau arus kas
yang dihasilkan perusahaan dalam operasinya; (4) Struktur Mddal, rasio struktur
modal menyediakan wawasan pengetahuan yang luas di mana nonequity capital
digunakan untuk mendanai asset perusahaan, semakin tinggi rasio-rasio di ats,
maka semakin tinggi pula bagian dari asset yang didanai oleh pihak-pihak yang
bukan pemegang saham; (5) Debt Sevice Coverage adalah kemampuan perusahaan
unuk membayar bunga tas kegiatan perusahaan yang harus diunasi kepada inon
equity suppliers of capital (pemberi modal), semakin tinggi rasionya, maka semakin
tinggi pula kemampuan perusahaan untuk melunasi pemnbayaran bunga kepada
pihak-pihak luar perusahaan. Rasio Debt Service Coverage dapat didasarkan pada
pembayaran bunga kepada pemberi modal pinjaman (pihak eksternal); (6)
Profitability adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan atas
biaya, semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pula kemampulabaan perusahaan; (7)
Turn Over assets, piutang dagang dan persediaan.
3. Tehnik-tehnik time-Series
Tehnik-tehnik ini digunakan untuk memperoleh wawasan mengenai kinerja
perusahaan, meliputi : (a) Tend Statement digunakan dengan memilih tahun
tertentu sebagai tahun dasar dan menyatakan nilai tahun berikutnya relatif terhadap
tahun dasar dan menyatakan nilai tahun beritutnya relatif terhadap tahun dasar.
Berdasarkan kesepakatan, bahwa tahun dasar diberi nilai 100; (b) Analisis Rasio
Keuangan adalah tehnik lain yang digunakan dalam anaslisis laporan keuangan; (c)
Ukuran-ukuran Variabilitas yang rasionya adalah
* Rasio tertinggi - rasio terendah
. 2002 digitized by USU digital library
5
Rasio Keuangan rata-rata
Bertujuan untuk memperluas satu tahun fiskal pada informasu yang dimiliki dalam
satu ukuran rasio tunggal.
4. Menggabungkan Laporan Keuangan dengan Informasi Laporan non
Keuangan.
A. Informasi - Pasar Produksi
Analisis ini memberikan wawasan pada pergeseran - Market Share dari contoh yang
bersifat tehnis terhadap perusahaan bir di Amerika Serikat, terlihat adanya
pergeseran-pergeseran market share, didasarkan pada jumlah yang dijual informasi
laba operasi yang diungkapkan pada laporan tahunan merupakan informasi lain yang
4.1. Pendahuluan
Bila menggunakan angka laporan keuangan, maka penting untuk mengkui (1)
asumsi-asumsi yang mendasari ukuran-ukurannya, seperti dalam bentuk rasio-rasio;
(2) Bukti empiris dari ukuran dan rasio-rasio tersebut.
Kegagalan mempertimbangkan kedua isu di atas, penggunaan alat statistik
yang tidak tepat serta pengumpulan data yang berlebih-lebihan dapat menghasilkan
penarikan kesimpulan yang salah.
4.2. Asumsi-asumsi analisis rasio
Data laporan keuangan biasanya diringkas dalam bentuk rasio. Motivasi
untuk meringkas data ini adalah (1) untuk mengontrol pengaruh perbedaanperbedaan ukuran perusahaan; (2) supaya data tersaji dengan baik, dan
memudahkan untuk analisis statistik misalnya analisis regresi dan alat-alat statistik
untuk mengobati gangguan-gangguan homoskedastisitas; (3) Untuk menyelidiki
bahwa teori mengenai rasio adalah merupakan variabel yang penting; (4) untuk
memanfaatkan observasi empiris, misalnya antara rasio keuangan dengan prediksi
kebangkrutan.
Keempat hal diatas dapat memotivasi untuk menganalisis data dalam bentuk
rasio-rasio. Suatu asumsi yang penting dalam menggunakan rasio-rasio tersebut
adalah adanya proporsi yang tegas antara numerator dan denominator.
Pada alasan-alasan ekonomi menganalisa laporan keuangan tidak dalam
bentuk rasio-rasio, walaupun asumsi-asumsinya tepat, namun penggunaan rasio
keuangan dapat kehilangan informasi yang penting.
4.3. Isue- isue Dalam Perhitugan Rasio
A. Denominator Negatif
Dimisalkan PT. A mempunyai shareholders equity yang negatif, maka pada
perhitungan rasio earning-to- shareholders dapat menghasilkan rasio yang salah
tafsir. Kemungkinan yang terjadi yaitu : (1) menghilangkan observasi sample; (2)
menyelidiki alasan-alasan mengapa denominatornya negatif dan selanjtnya
membuat penyesuaian-penyesuaian; (3) menggunakan rasio alternatif yang dapat
menangkap beberapa aspek profitability.
Dengan datangnya komputer yang dapat menghitung analisis rasio, analis dapat
mengetahui rasio itu, tetapi tidak dapat menelusuri komponen-komponennya. Oleh
sebab itu diperlukan tambahan pengecekan pada program komputer itu.
B. Observasi Outlier
Outlier adalah observasi yang muncul tidak konsisten, ada beberapa langkah yang
perlu dipertimbangkan bahwa observasi-observasi itu outlier.
Langkah pertama meliputi : (1) Apakaha da nilai yang berbeda dari suatu kesalahan
pencatatan. Pendekatannya adalah dengan melihat laporan tahunan, kemudia
membandingkannya dengan angka-angka yang mendasari perhitungan rasio itu; (2)
3. Frecka dan Hopwood (1983), meneliti 11 rasio keuangan seperti yang dilakukan
Deakin (1976). Fokusnya adalah mengenai pengaruh outlier pada distribusi rasio
keuangan, hasilnya adalah bahwa dengan menghilangkan outlir, maka normality
atau taksiran normality dapat diperoleh untuk populasi dari industri manufaktur dan
untuk kelompok industri yang khusus.
4. Bougen dan Druy (1980), yang meneliti distribusi dari 7 rasio keuangan di
Inggris pada lebih dari 700 perusahaan pada tahun 1975, hasilnya adalah bukti di
Inggris seolah-olah menunjukkkan bahwa non-normality disebabkan oleh tingkat
yang bervariasi terhadap skewness dan keberadaan dari outlier-outlier yang ekstrim.
5. Buijink dan Jegers (1984), yang meneliti sifat-sifat distribusi dari 11 rasio
keuangan untuk suatu sampel yang besar pada perusahaan-perusahaan di Belgia
pada periode tahun 1977-1981, hasilnya adalah bahwa rasio-rasio yang diberikan
menunuukkan adanya keadaan yang terus menerus dalam aspek-aspek distribusinya
masing-masing periode 1977-1981.
E. Beberapa bukti tambalan
Pendekatan-pendekatan yang ada untuk mengurangi sesuatu dari nrmality
meliputi a) Trimming the sample yang secara subtansial mengurangi sesuatu uang
diobservasi dari normality; b) Transforming rasio-rasio keuangan yang biasanya
digunakan untuk suatu distribusi skewness positif adalah 1) Tranformasi logaritmic
natural dan 2) Transformasi akar kuadrat. Kedua transformasi ini mengurangi
sesuatu yang diobservasi dari normality. Rasio-rsio CA/CL, CA+LTL/shareholders
equity, sales/A/R menyajikan semua observasi-observasi positif untuk masingmasing perusahaan dalam distribusi ini. Terhadap rasio-rasio yang lain, perusahan
dengan observasi-observasi yang negatif akan dihilangkan, ketika menggunakan 2
transformasi.
4.5. Kolerasi dan Comevement (pergerakan) diantara angka-angka laporan
keuangan.
Angka rasio-rasio yang digunakan untuk menghitung masing-masing
kelompok akan tergantung pada konteks keputusan yangdipertimbangkan. Satu
faktor yang penting adalah tingkatan rasio yang memberikan informasi overlap.
Suatu langkah awal yang bermanfaat dalam meneliti isue ini adalah pada masingmasing kelompok.
a) Kolerasi Cross-Sectional
Kolerasi cross-sectional antara rasio-rasio keuangan adalah penting bila
menggunakan rasio dalam suatu model statistik, misalkan adanya dua rasio yang
merupakan variabel independent dan dua rasio ini coliniear sempurna, maka dalam
hal ini, akan tidak dapat menghiotung estimasi koefisien-koefisien dari model itu.
Statistik untuk menyelidiki kolerasi antara 2 variabel adalah 1) Pearson Moment
Correlation statistic, dan 2) the Spearmen Rank Correlatrion statistic. Pearson
statistic adalah tepat jika distribusi untuk 2 variabel ditaksir normal, Spearmen tidak
dasar rasio. Tetapi bila analis memutuskn bahwa keseragaman metode akuntansi
diinginkan, maka satu dari beberapa pilihan dapat diadopsi; 1) Keterbatasan sampel
dalam mengadopsi metode akuntansi yang seragam; 2) Menggunakan teknik-teknik
penaksiran untuk menyesuiakan angka-angka yang dapat dilaporkan yang dipicu
dengan menggunakan metode alternatif.
6.5. Informasi Line-of-Business (LOB)
Analisis cross-sectional perusahaan pada industri-industri tertentu akan
menggunakan informasi LOB yang disajikan pada laporan tahunan dn interim.
A. Insentif dari Perusahaan terhadap Pengungkapan Data LOB
Argumen ditujukan kepada invetor yang meminta data LOB berhubungan dengan
penaksiran resiko, teturn dan prospek-prospek pertumbuhan dari masing-masing
kegiatan individu. Jika kegiatan individu berbeda dalam aspek ini, data LOB
berpotensi dapat menunjukkan fakta ini. Banyak perusahaan-perusahaan
mulstiactivity menyediakan laporan LOB yang terbatas sebelum diberi wewenang.
Pihak membuat undang-undang telah mengizinkan perusahaan-perusahaan
multiactivity berbeda dalam menyajikan data LOB. Perusahaan-perusahaan Amerika
mempunyai perbedaan yang dapat dipertimbangkan dengan aspek-aspek sebagai
berikut : 1) Apakah perusahaan memandang entity-nya sebagai multi-activity entuty
atau ingle-activity entity; 2) Bagaimana kegiatan-kegiatan indivisu dikelompokkan
menjadi LOB individu; 3) Bagaimana tranfer-transfer intersegmen akan dihargai
dengan menghitung penjualan dan laba LOB individual; 4) Bagaimana alokasialokasi biaya bunga dan sumber daya dibuat pada LOB individual.
B. Implikasi Perubahan Struktural dan Organisational
Bila menggunakan data LOB, adalah penting untuk mengakui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan, meliputi : 1) Akuisisi bila
perusahaan baru diperoleh, keputusan harus dilakukan apakah perusahaan baru
akan ditujukan sebagai LOB yang terpisah atau mempunyai kegiatan-kegiatan
individu yang dialokasikan pada keberadaan LOB; 2) Pembebasan, 3) Perubahan
organisasi dalam struktur organisasi perusahaan dapat terjadi dengan berbagai
alasan disamping akusisi dan divestitures (pembebasan) untuk memperoleh suatu
fokus operasi yang lebih baik atas pasar-pasar barang jadi, mengurangi biaya
overhead yang berlebihan dan sebagainya; 4) Perubahan-perubahan dalam sistem
pelaporan internal laba dan penjualan yang dilaporkan untuk LOB individual adalah
suatu fungsi dalam abgian metode transfer pricing yang digunakan dan metode
alokasi biaya oberhead yang diterapkan.
6.6. Perbandingan-perbandingan Rasio-rasio Keuangan Suatu Industri
Jika distribusi current ratio masing-masing industri sama, akan ada sedikit
penyelidikan yang terpisah terhadap deviasi current ratio perusahaan dari rata-rata
industrinya.
untuk periode pre merger dab membangun model time-series pada seri gabungan
ini; 2) Mengkombinasikan Dupont dan Conoco untuk periode sebelum merger dan
membuat penyesuaian-penyeseuaian untuk opsi 1; 3) Mengabaikan pre merger dan
Conoco dan memfokuskan pada Dupont series; 4) Meneliti hanya post merger
terhadap Dupont.
B. Perubahan-perubahan Metode Akuntansi
Periode waktu yang digunakan pada model time-series dari kata akuntansi menurut
jenisnya mempunyai range dari 10 s/d 50 tahun untuk data tahunan dan 5 s/d 15
tahun untuk data interim.
Pilihan yang tersedia pada analisis time-series bila perubahan-perubahan akuntansi
terjadi meliputi : 1) Jangan membuat adjustment dengan anggapan abhwa
perubahan itu adalah immaterial atau bahwa perubahan itu adalah suatu anggapan
yang tepat oleh manajemen; 2) Memperhatikan semua-semua observasi pada timeseries tetapi membuat adjusment; 3) Meneliti observasi-observasi itu dalam timeseries yang dipicu dari metode akuntansi yang sama.
C. Masalah-masalah Pengelompokan Akuntansi
Seorang analis akan mengadopsi suatu pola waktu yang berbeda atau
pengelompokan kejadian-kejadian yang diwakilkan dalam laporan keuangan.
D. Perlakuan dari Obervasi-observasi Analisis Time-Series.
Ada tiga: 1) Ekonomi, meliputi hypothesis ex ante mengenai pola yang sistematik
yang diharapkan pada data time-series dan analisis ex post dari faktor-faktor
penyebab yang melandasi perilaku time-series; 2) Visual, meliputi kumpulan data
dan selanjutnya menyelidiki untuk setiap pola yang sistematis; 3) Statistikal,
meliputi penggunaan alat-alat statistik sperti auto correlogram untuk menmdeteksi
pola-pola yang sistematik di dalam data. Dalam contoh data keuangan kwartalan
PT. Dayton-Hudson, revenue dan net earning-nya naik karena: 1) meningkat pada
skala operasi dengan perluasan toko yang baru dan meningkatkan ukuran toko; 2)
akusisi dan rantai eceran lainnya; 3) inflasi menyebabkan naiknya revenue nominal
dan net earning nominal.
7.4. Analisis Ekonomik Data Time-Series
A. Analisis Faktor Kasual
Ada 4 kelompok penting dari keputusan manajemen yang dapat mempengaruhi
time-series dari angka-angka laporan keuangan yaitu: 1) Mix of business Decision,
misalnya akankah perusahaan mengoperasikan single line of business (LOB),
sekumpulan bisnis yang terpadu secara vertikal dan horizontal. Teknologi yang
. 2002 digitized by USU digital library
18
berhubungan dengan bisnis, atau suatu kumpulan bisnis konglomerat.; 2)
Keputusan pendanaan (financing) misalnya, akankah uang perusahaan ditingkatkan
lembar saham. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Imhoff (1978) yang
menemukan bahwa untuk net income, net income before extraordinary items,
operating income dan earning per share, ramalan mempunyai variability earning
yang lebih rendah. Waymire (1985) lebih jauh lagi meneliti masalah ini dalam suatu
analisis terhadap 466 ramalan laba per lembar saham tahunan perusahaan yang
dilaporkan pada The Wall Street Journal menemukan bahwa perusahaan
mengeluarkan ramalan earning lebih sering dikarakteristikkan dengan kurangnya
proses volatilitas earning relatif dibandingkan dengan perusahaan yang
mengeluarkan proyeksi tersebut atas suatu dasar yang infrequent (tidak sering).
Variabel lain yang diteliti adalah mengenai ukuran perusahaan.
B. Bukti Kesalahan Peramalan
Penelitian yang dilakukan oleh Hegerman dan Ruland (1979) menyimpulkan tentang
adanya suatu kolerasi yang signifikan antara ramalan masa yang akan datang
dengan keakuratan ramalan manajemen,
C. Manajemen Versus Para Analis Sekuritas
Manajemen secara potensial dapat melakukan ramalan. Rencana produksi masa
yang akan datang dan anggaran iklan. Masalah yang penting adalah apakah
ramalan manajeme lebih akurat dari ramalan para analis. Penelitian Hassel dan
Jennings (1984) menemukan bahwa ramalan npara analis lebih akurat dibanding
ramalan manajemen yang diumumkan setelah minggu ke-0. Waymire (1984) juga
menemukan temuan yang sama. Hasil penelitian Schroeder dan Klaassen (1984)
menemukan bahwa ramalan Revenue, semua kesalahan prediksi lebih kecil bagi
manajemen dibanding analis, walaupun perbedaannya sangat tidak impresive.
Untuk ramalan profit, manajemen dan analis meliputi: 1) Kehilangan fungsi yang
dihadapi manajemem dan para analis bila ramalannya tidak membutuhkan
kesamaan; 2) Analis-analis dan manajemen mempunyai manfaat resiprocal dari
interaksi satu sama lainnya dan ada insentif dari komunikasi satu sama lainnya; 3)
Manajemen mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi variabel-variabel
peramalan melalui financing, operating ataupun keputusan produksi dan mempunyai
insentif ekonomi yang kuat untk memiliki laporan tingkat earning perusahaan.
ekonom tertunda dari satu sama lainnya. Caoggin dan Hunter (1982-1983) meneliti
ramalan laba per lembar saham yang kesimpulannya : .Konsensus adalah ramalan
laba per elmbar saham yang terbaik untuk satu tahun kedepan. pada tahun-tahun
tertentu yang ditargetkan.
B. Aggregating terhadap Pendekatan Peramalan
Penelitian Cooper dan Nelson (1975) mengilustrasikan tentang bagaimana
menggabungkan peramalan model ekonometrik dan model time series Box Jenkis
dapat memperbaharui peramalan atas variabel-variabel seperti GNP dan tingkat
pengangguran. Kesimpulannya adalah bahwa tidak ada model tunggal tertentu atau
predicator yang dapat dikatakan mendominasi yang lainnya dalam hal kandungan
informasinya, selanjutnya secara umum berisikan suatu tambahan informasi yang
marjinal yang dapat berguna untuk eksploitisir.
Penelitian yang dilakukan oleh Makridakis dan Winkler (1983) menemukan bahwa
dengan menggunakan manfaat praktikal yang dapat dipertimbangkan untuk
peramalan, dalam hal menjadikan ramalan lebih baik dan menrunkan variabilitas
keakuratan.
Aplikasi laporan keuangan untuk pendekatan ini adalah penggabungan time-series
dan ramalan analis ke dalam suatu ramalan laba per lembar saham, earnings dan
sebagainya.
BAB 9. Pasar Modal dan Informasi yang Efisien
9.1. Pendahuluan
Laporan keuangan berperan penting dalam pasar modal; 1) Bagi Investor.
Fokus disini adalah dalam pemilihan Portofolio, obligasi dan investasi lainnya oleh
perorangan, perusahaan atau institusi; 2) Pasar Aggregate. Fokusnya adalah apda
keseibangan harga sekuritas, obligasi dan investasi lainnya. Peranan ini meliputi
harga sekuritas yang relatif dan absolut, obligasi dan investasi0investasi lainnya.
9.2. Pasar yang Efisien
A. Masalah Defenisi
Pasar modal dikatakan efisien terhadap suatu informasi jika harga pasarnya secara
penuh mempunyai implikasi terhadap return dari informasi tersebut. Ada tiga aspek
penting dalam hal pendefenisian pasar yang efisien yaitu: 1) Berfokus pada variabelvariabel para aggregate seperti harga sekuritas atau return sekurits, dan bukan pada
perilaku para partispan; 2) Berfokus pada hubungan ex ante antara distribusi return
dan informasi sekuritas; 3) Pasar yang efisien didefenisikan dengan kaitannya pada
informasi tertentu.
B. Mekanisme Efisien yang Diperoleh
Ada dua penjelasan sehubungan dengan pasar modal informationality efficient dan
information inefficiencies; 1) Satu penejelasan untuk pasar yang efisien adalah
adanya kegiatan persaingan dari para analis sekuritas. Masing-masing analis
BARRA menggabungkan security return dan informasi keuangan. Hal lainnya yaitu
adanya analisis data yang mendasari penggunaan tehnik-tehnik khusus.
perdagangan pada tanggal pengumuman the Wall Street Journal dari peramalan
manajemen. Kesimpulannya adalah bahwa ada suatu hubungan yang positif dan
signifikan antara besarnya deviasi peramalan dan besarnya abnormal return dalam
periode langsung sekitar tanggal pelaporan peramalan.
Pengumuman devidend
Sudah banyak peneliti meneliti perilaku harga-harga sekuritas pada waktu
pengumuman devident, contohnya : Asquith dan Mullins (1983), Brickley (1983),
Dielman dan Oppenheimer (1984). Perusahaan yang menurunkan atau menghapus
pembayaran deviden mempunyai abnormal return yang negatif dan signifikan.
E. Pengaruh dari pengumuman inforamsi atas perusahaan yang tidak
mengumumkan return sekuritas.
Foster (1981) meneliti informasi yang mentransfer antara perusahaanperusahaan dalam industri yang sama pada waktu pengumuman earning. Hasilnya
adalah bahwa ada hubungan antara pengumuman-pengumuman earning dengan
peningkatan yang tinggi dalam variabilitas return sekuritas untu perusahaan yang
mengumumkan juga ada hubungan dengan kenaikan yang tinggi dalam variabilitas
return sekuritas untuk perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut.
11.3. Hubungan antara return sekuritas dengan earning
A. Pembuktian terdahulu
Ball dan Brown (1968) yang meneliti perilaku return sekuritas. Pemisahan
pada periode 12 bulan ke atas dan meliputi earning tahunan yang diumumkan. Dua
potfolio yang diteliti; 1) Pemisahan-pemisahan yang earning-nya meningkat tahun
sebelumnya; dan 2) Perusahaan-perusahaan yang earningnya menurun tahun
sebelumnya. Hasilnya adalah bahwa perusahaan yang melaporkan
kenaikan/penurunan earning mempunyai abnormal return sekitar 5,6 % s/d 11,3 %
pada 12 bulan ke atas dan meliputi bulan-bulan pada saat pengumuman earning.
B. Bukti Selanjutnya
McEnally (1971), Beaver, Clarke dan Wrigth (1979) melaporkan adanya
kolerasi yang signifikan dan kontempoer antara besaran dan sinyal perubahanperubahan earning tahunan yang unexpected dengan besar dan sinyal dari abnormal
return pada periode sebelum pengumuman earning tahunan. Foster, Olsen dan
Shevlin (1984) memperluas hasil ini terhadap earning interim dan juga untuk
analisis pengaruh dari ukuran perusahaan. Foster (1975) melaoprkan hasil untuk 63
perusahaan-perusahaan asuransi di Amerika Serikat yang terdaftar pada pasar OTC
menyimpulkan bahwa pada 12 bulan ke atas, dan meliputi pengumuman earning.
Perusahaan-perusahaan mempunyai 5% kenaikan 5,2 % penurunan pada abnormal
return suatu sekuritas.
32
11.4. Bukti yang mendukung suatu hubungan non mechanistic antara
return sekuritas dan EPS yang dilaporkan
A. Pengumuman-pengumuman estimasi EPS oleh perusahaan
Sterling (1970) meneliti volume perdagangan dan reaksi harga sekuritas untuk
mengestimasi EPS, yang diumumkan oleh perusahaan setelah akhir tahun fiskal dans
ebelum pengumuman actual earnings. Hasilnya adalah bahwa pasar bereaksi
terhadap informasi yang ada dalam pengumuman.
B. Perubahan-perubahan Akuntansi
Ball (1972) meneliti reaksi apsar modal pada sebanyak 267 perubahan-perubahan
pada periode 1947-1960. Kesimpulannya adalah pada tahun perubahan akuntansi
tidak muncul perilaku yang tidak biasa untuk rata-rata perusahaan. Rata-rata
abnormal return dalam perubahan akuntansi adalah 0,2 dari 1%. Singkatnya,
perubahan-perubahan teknik akuntansi tidak muncul dihubungkan dengan
penyesuaian-penyesuaian pasar dalam suatu arah yang konsisten untuk rata-rata
perusahaan.
Ball juga menghitung chi-square statistic (X
2
) antara sinyal perubahan
earning dengan sinyl abnormal return dalam pengumuman untuk sebanyak 267
observasi perubahan akuntansi. Semakin tinggi statistiknya, semakin tinggi
persetujuan antara sinyal perubahan earning dan sinyal abnormal return.
11.5. Anomali-anomali pasar yang efisien
A. Anomaly Pengumuman Post Earning
Dalam suatu apsar yang efisien, satu kali pengumuman earning diumumkan, tidak
akan mungkin mengembangkan suatu strategi dagang yang dapat mendatangkan
laba didasarkan pada besarnya iunexpected earning. Rendleman, Jones dan Latane
(1982) meneliti pengumuman-pengumuman earning kwartalan pada periode 19711980. Hasilnya adalah konsistgen dalam menyarankan bahwa pasar tidak
mengasimilasi informasi earning kwartalan yang menguntungkan atau merugikan
pada hari pengumuman earning.
B. Anomaly Price to Earning Ratio
Basu (1983) meneliti Aomaly Price Earning dengan sample sebanyak 1300 Etiten
pada periode 1963-1980. Hasilnya adalah ada hubungan yang signifikan antara Price
Earning Ratio dan resiko return yang adjust pada 12 bulan setelah pembentukan
Price Earning Quintile didasarkan atas portfolio.
C. Fenomena Briloff
Briloff membuat analisis yang rinci terhadap pemilihan-pemilihan metode akuntansi
dan kebijakan-kebijkan laporan perusahaan. Tema pokoknya adalah abhwa
manajemen menggunakan fleksibel GAAP untuk menunjukkan perataan peningkatan
pula. Koefisien resiko diprediksi menjadi negatif, semakin besar resiko dari stream
earning maka semakin negatif adjustment yang dinuat untuk resiko dalam penilaian
model.
B. Pendekatan-pendekatan arus kas
Discounted cash flow (DCF) digunakan oleh manajemen dalam capital budgeting
dengan alasan; 1) DCF membawa peranan dalam cash in flow dan outflows yang
terjadi; 2) Accounting earning dipengaruhi oleh pilihan-pilihan arbitrary dalam halhal yang penting seperti harga pokok penjualan, penyusutan dan beban pensiun.
Sebagian pengarang dan praktisi telah mengkritik penerapan untuk alasan 1 dan 2 di
atas, seperti penelitian yang dilakukan oleh Stern (1980).
C. Pendekatan-pendekatan didasarkan pada dividend
Dengan mengasumsikan suatu periode holding yang infinitife, rumusan untuk nilai
equity sekuritas pasar didasarkan pada stream dividend yang akan datang adalah :
d
1+2
d
1+2
d
1+n
Vi.t =
+
+ ...+
(1+ r
1+1
)
(1+ r
1+1
)(1+ r
1+2
)
(1+ r
1+1
)(1+ r
1+2
)....(1+ r
1+n
)
Vi,t = nilai pasar dari perusahaan i poada akhir periode
d
t
= dividend yang dibayarkan pada periode t
r
t
= rate of interest pasar pada periode t untuk investasi yang
tidak berisiko
D. Pendekatan-pendekatan yang didasarkan pada asset dan liability
individual
. 2002 digitized by USU digital library
34
Asset dan liability individual yang melandasi suatu sekuritas berperan penting dalam
penilaian pasar sekuritas. Nilai pasar saham disarkan pada nilai pasar sekuritas
individual diselenggarakan oleh suatu fund. Suatu analisis investasi membrikan
beberapa perbedaan persfektif atas bagaimana menilai asset dan memberikan
beberapa perbedaan perspeftif atas bagaimana menilai asset dan liabilitas
perusahaan. Satu perpektif adalah dari sudut pandang replacement. Prespekftif
yang lain adalah untuk mengadopsi market selling price (realization).
12.3. Komunitas Investasi Model Penilaian Equity
Komunitas investasi telah mengembangkan banyak model-model penilaian
yang berbeda untuk digunakan dalam keputusan-keputusan pemilihan sekuritas.
Sebagai contoh adalah penggunaan data informasi keuangan.
A. Perubahan yang berkelanjutan dalam model atau inputnya
Bila meneliti model institusi investasi, adalah penting untuk mengakui bahwa
perubahan yang berkelanjutan dalam struktur modelnya, atau inputnya adalah
norma. Sumber-sumber ini meliputi; 1) Wawasan analitikal yang baru.
Pengembangan-pengembangan seperti CAPM (Sharpe, 1964), the option pricing
model (Black and Scholdes, 1973) dan Arbitrage Pricing Model (Ross, 1976) telah
membiarkan perubahan-perubahan dalam model yang digunakan pada komunitas
investasi; 2) Wawasan empiris yang baru. Penelitian empiris melaporkan hasil-hasil
yang baru secara berkelanjutan dan melihat hasil-hasil sebekumnya yang syah untuk
dipercaya. 3) Wawasan empiris yang baru. Analisis data base dengan komputer
menajdi penting dalam penelitian investasi. Ada insentif yang kuat kepada institusi
untuk mengembangkan data abse yang baru, dan untuk memasarkannya pada
komunitas investasi. 4) Pelaporan yang baru oleh perusahaan. Perusahaan secara
berkelanjutan merubah informasi yang mereka laporkan, apakah dilaporkan secara
suka rela atau berdasarkan ketentuan-ketentuan. 5) Sekuritas yang baru.
Perubahan-perubahan di dalam sekuritas yang diperdagangkan terjadi secara
berkelanjutan, 6) Alat-alat statistik yang baru. Penelitian terhadap teknik-teknik
seperti analisis faktor dan regresi non linier berpotensi untuk menyediakan institusiinstitusi dengan cara-cara statistical yang baru dari analisis data. 7) Perkembangan
baru dalam teknologi komputer. Perkembangan-Perkembangan di sini banyak,
contoh : mengurangi biaya-biaya hardware dapat membuat analisis data dengan
skala yang besar lebih cost effective.
B. Model Wells Fargo
Model yang digunakan oleh Wells Fargo Investment Advisors menggabungkan teori
penilaian tradisional dengan pengembangan teori asset pricing dan ada 2 langkah
dalam menerapkan model ini :
1) Mengestimasi the expected internal rate of return masing-masing sekuritas.
Estimasi ini didasarkan pada suatu model penilaian dividend discount equity. 2)
Mengestimasi keseimbangan rate of return masing-masing securitas. Estimasi ini
didasarkan pada CAPM. Untuk masing-masing sekuritas dalam Wells Fargo, inputinput berikut ini digunakan : 1) Dividend per share yang diestimasi untuk masingmasing 5 tahun ke depan; 2) Earning per share yang diestimasi untuk tahun kelima;
3) Tingkat pertumbuhan earning per share yang diestimasi untuk tahun kelima; 4)
Rasio divident pay out yang diestimasi untuk tahun kelima; 5) Tahun, yang tingkat
pertumbuhan dan rasio dividend pay outnya akan direalisir; 6) Pola pertumbuhan
earning per share yang diharapkan antara tahun kelima dan tahun t. model yang
digunakan untuk mengestimasi E (Ri) telah mengalami beberapa modifikasi untuk
menangkap perubahan. Persepsi-persepsi sebagaimana dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi equilibrium return sekuritas. Model yang pertama menerapkan single
factor (beta atau resiko negatif), yang kedua menambahkan suatu faktor tambahan
yang berhubungan dengan likuiditas, yang ketiga dimotivasi oleh Wells Fargo dengan
mengadopsi suatu versi setelah pajak dari CAPM. Dengan model ini, adjustment. 2002 digitized by USU digital library
35
adjustment dibuat untuk beta dan dividend yield. Yang keempat adalah
menggunakan faktor likuiditas.
C. Model .Value Line.
Model value line adalah merupakan suatu kepentingan yang luas terhadap beberapa
pembuktian kesuksesannya dalam mendeteksi sekuritas under value atau over value.
Masing-masing saham ditempatkan dalam satu dari 5 kategori didasarkan pada
kinerja harga yang diestimasi pada 12 bulan berikutnya. Pendekatan dasarnya
adalah untuk mengukur masing-masing harga saham dan karakteristik-karakteristik
earning pada karakteristik-karakteristik yang dapat diperbandingkan dari value line
stock yang lain. Ada 3 kriteria mengenai value line; 1) Posisi non parametrik value;
2) Momentum earnings; 3) Faktor earning surprise.
D. Model-model penilaian ekuitas dan analisis laporan keuangan
Ada beberapa langkah dalam menyelidiki hubungan antara analisis laporan keuangan
dengan abnormal return; 1) Memisahkan sistem investasi menjadi bagian-bagian
tertentu misalnya input dapat dipecah menjadi data dan model penialain lainnya; 2)
Mengestimasi kemungkinan abnormal return saat ini diperoleh dari sistem investasi;
3) Jika ada sesuatu kemungkinan yang tinggi mengenai perolehan abnormal return,
usaha untuk menetapkan jika sumber-sumber sistem investasi ini dihubungkan
dengan abnormal return tersebut. Ada 2 pendekatan untuk meneliti jika ramalan
earning adalah penyebab dari abnormal return : 1) Meneliti pengaruh dari
Berfokus pada keuangan dan karakteristik lain. Perbandingan telah dibuat pada level
univerate dan multiverate. Midalnya penelitian oleh Palepu (1985 a) yang meneliti
hubungan antara karakteristik keuangan perusahaan dan akusisi dari periode yang
diberikan. Hasilnya menyimpulkan bahwa 1) Target mempunyai stock return yang
lebih rendah selama 4 tahun sebelumnya atas pengambilalihan; 2) Target
menunjukkan ketidaksebandingan sumber daya dengan pertumbuhan yang lebih
tinggi; 3) Target tidak secara lebih banyal ditempatkan di dalam industri-industri
yang mana akusisi terjadi pada tahun sebelumnya; 4)Target rata-rata adalah lebih
kecil dalam ukuran dari pada rata-rata perusahaan pengendali : 5) Rata-rata market
- to book atau rasio price-to-earnings dari target dan pengendali adalah berbeda
secara signifikan sati sama lainnya.
B. Analissi Prediktif
Berfokus pada prediksi di mana perusahaan selanjutnya menjadi target akusisi dan
dalam beberapa hal mengembangkan strategi dagang yang didasarkan pada
prediksi-prediksi ini. Dalam Dreyfus Organization pada prodpektus . Merger and
Acquisition Fund., menyatakan bahwa tujuannya adalah .Investasi dalam sekuritas
ekuitas perusahaan diyakini berpotensial untuk berhasil, tgergantung pada akusisi
oleh pihak ketiga. Selanjutnya bahwa untuk memperoleh abnormal return, model
prediksi harus mendeteksi pergerakan akusisi yang tidak secara penuh tersita dalam
harga sekuritas pasar modal.
13.7. Variabel-variabel keuangan dan analsisi post merger; kinerha dari
perusahaan-perusahaan yang diakusisi.
Penelitian Meek.s (1977) mengenai profitability dari perusahaan di United
Kingdom yang merger pada periode 1964-1972, menyimpulkan bahwa pada tahuntahun setelah merger dilaporkan adanya penurunan secara rata-rata, kemudian
Mueller (1980) meneliti pengaruh merger terhadap profitability akuntansi dari
perusahaan yang akusisi menyimpulkan bahwa tidak ada pola yang konsisten
terhadap peningkatan atau penurunan profit pada negara-negara seperti Belgia,
Jerman, Perancis, Belanda, Swedia, United Kingdon, dan Amerika Serikat.
terhadap informasi kredit berkenaan dengan bagian yang luas dari perusahaan, dan
pemerintah; 3) Sebagai sumber legal insurance untuk suatu pinjaman investasi; )
Sebagai sumber tambahan sertifikasi keuangan dan perwakilan manajemen lainnya;
5) Untuk memonitor tindakan-tindakan manajemen; 6) Memfasilitasi kebijakan
publik yang membatasi spekulasi investasi oleh institusi seperti bank, perusahaan
asuransi, dan dana pensiun.
C. Model Kuantitatif Debt Ratings
Zi : f (X
i1
,X
i2
, ....... X
in
)
Zi : Rating yang ditunjuk terhadap sekuritras hutang i
Xij : Nilai variabel j, termasuk sekuritas hutang i
Analisis diskriminasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk sebagian
besar estimasi. Model regresi juga sangat penting bagi para investor, dan
penggunaan lain dari suatu model rating sekuritas hutang adalah untuk memberikan
penekanan kepada manajemen bahwa variabel tersebut adalah penting untuk
ranting perusahaan. Salah satu masalah dalam mengembangkan model kuantitatif
dalam hal ini adalah memilih variabel independet. Walaupun sebagian besar skema
bond rating bersifat dapat diputuskan. Suatu sub bagiannya secara langsung
didasarkan pada model-model kuantitatif.
D. Model Kuantitatif Debt Ratings Perusahaan.
Bertahun-tahun ratings perusahaan difokuskan pada corporate bond dan bond
pemerintah. Dengan meningkatkan diversitas sekuritas hutang perusahaan, rating
untuk sekuritas hutang secara lebih luas saat ini menjadi permasalahan.
Bond rating industri
Bond rating yang diteliti Belkaoni (1993) meliputi estimasi sampel dari 266
industrial bond dan validasi sampel dari 115 industrial bond. Ada 9 variabel
. 2002 digitized by USU digital library
41
independet digunakan dalam model analisis multiple diskriminant. Penelitian
sebelumnya aalah bahwa bila suatu perusahaan mempunyai subordinated bonds dan
non subordinated bond. Subordinated bond ratingnya lebih rendah satu grade
dibanding dengan non subordinated bond. Dari tiga peneltian yang dilakukan
Belkaouni (1983) melaporkan persentase klasifikasi koresi yang lebih tinggi bila
kriterianya adalah .memprediksi dalam satu klas rating: dari klas rating yang aktual.
Sekuritas Hutang lainnya
Peavy dan Edgar (1983) meneliti 1980 oleh Moody.s terhadap commercial
papaer dari 83 bank. Ada 5 variabel model linier digunakan untuk memprediksi
rating commercial papaer; 1) Net income; 2) Common stock holder equity total
assets; 3) Growth rate of assets 5 tahun terakhir; 4) Return on Equity; 5) Reserve
(cadangan) untuk keruguan pinjaman. Model ini dapat memprediksi kategori rating
Moody yang aktual dengan tingkat kesuksesan 88 %.
E. Model Kuantitatif Debt Rating Pemerintah
Sekuritas hutang yang dil\keluarkan pemerintah kota praja dikelompkkan
pada dua kategori utama: 1) General obligation bonds dikeluarkan pemerintah yang
mempunyai kekuasaan untuk memungut pajak; 2) Revenue bonds dikeluarkan untuk
mendanai suatu projek yang akan menghasilkan income (misalnya, airport,
jembatan, jalan tol, instalasi listrik). Klasifikasi tingkat kesuksesan pada beberapa
penelitian lain dari obligaion municipal bond ratings secara umum adalah; a)(
Penelitian Carleton dan Lerner (1969) melaporkan 35% tingkat kesuksesan dalam
mengklasifikasikan suatu validasi sampel; b) Michel (1977) melaporkan 58% tingkat
kesuksesan salam mengklasifikasikan bond ratings.
Ada berbagai penjelasan yang ditawarkan untuk keslitan lebih besar dari
permodelan municipal bond rating relatif terhadap corporate bond ratings; 1)
Municipal bond lebih heterogen; 2) Keseragaman dalam laporan keuangan pada
tingktan yang lebih rendah; 3) Laporan keuangan untuk pemerintah adalah sulit
sihadapi pemerintah; 5) Ratings perusahaan lebh tidak konsisten dalam rating
municipal bond di bandingkan dengan rating corporate bond.
14.3. Harga Sekuritas Hutang
A. Hasil sekuritas hutang dan rating sekuritas hutang
Hasil sekarang dan hasil maturitas adalah dua bentuk yang sering digunakan
dalam literatur investasi bond.
Coupon rate of bond
Current yield of bond =
Curent market price
Masalah yang penting adalah hubungan antara rating sekuritas hutang
dan hasil (yields) sekuritas hutang. Secara empiris kedua hal ini berkolerasi. Pola
umum dari tabel 14.5 adalah debt ratings dan debt yield berkolerasi, sebab
dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi yang sama mendasarinya.
B. Determinan perbedan dalam corporate bond yields.
Fisher (1959) meneliti risk premiums di samping yields to maturity. Risk
premium pada suatu bond adalah perbedaan antara market yieldnya dengan
maturity dan ingkat bunga yang murni. Default risk dan marketability risk
dihipotesiskan menjadi determinant risk premium.
C. Determinant dari Bond Price dan Bond Return
Ada dua faktor determinat yang penting dari bond price perusahaan.: 1) Arus
waktu kupon pembayaran bond; 2) Karakteristik bond misalnya current yield, call
provisions. Provisi konversidan likuiditasnya). Penelitian yang dilakukan oleh
Boarman dan Mc Enally.s (19814) mengenai analsis harga dari corporate bonds.
. 2002 digitized by USU digital library
42
Peneliti mencatat bahwa kekuatan penjelasan yang lebih rendah sedikit homogen
dibanding dengan kelompok yang bermutu yang tinggi.
pertama adalah menetapkan point-point yang dipilih dari distribusi dua sampel dan
menyelidiki overlap. Pilihan kedua adalah menggunakan uji statistik yang formal
signifikan untuk perbedaan dalam distribusi. Pilihan ketiga adalah melakukan suatu
uji prediktiv univariate dari berbagai contoh yang dapat digambarkan dalam
kebangkrutan perusahaan jalan kereta api.
C. Uji Prediksi Univariate
Uji klasifikasi dichotomous pertama kali dilakukan oleh Beaver (1966). Sampelnya
secara random dibagi menjadi dua subgroup. Subgroup pertama digunakan untuk
mengklasifikasikan perusahaan dalam subgroup yang kedua sebagai yang gagal
maupun yang tidak gaga. Satu hasil penelitian Beaver (1966) yang penting adalah
bahwa cut off point yang meminimalkan jumlah kesalahan klasifikasi yang dihasilkan
dalam perbedaan persentase kesalahan type I dan type II. Perusahaan yang tidak
gagal telah diprediksi secara benar kepada perluasan yang lebih besar dibandingkan
perusahaan yang gagal.
D. Gambaran bukti univariate
Jumlah rasio keuangan individual dan variabel-variabel yang telah diteliti dalam
penelitian prediksi kesulitan keuangan diterbitkan dalam 20 tahun terakhir adalah di
atas 100. Ada 4 kelompok variabel yang menunjukkan perbedaan yang konsisten
diantara perusahaan yang bangkrut dengan yang tidak bangkrut : 1) Rate of return
perusahaan yang bangkrut mempunyai kemampuan laba yang kecil; 2) Financial
leverage perusahaan yang bangkrut mempunyai leverage yang tinggi; 3) Fixed
payment coverage perusahaan yang bangkrut mempunyai coverage yang lebih
rendah; 4) Volatilitas stock return perusahaan yang bangkrut mempunyai stock
return rata-rata yang lebih rendah dan mempunyai variabilitas stock return yang
lebih tinggi. Zmijewski melaporkan bahwa kelompok likuiditas dan activity turn over
menunjukkan perbedaan yang terbatas antara perusahaan yang bangkrut dengan
yang tidak.
15.5. Model Multivariate prediksi kesulitan keuangan
Satu keterbatasan dari pendekatan univariate adalah bahwa variabel-variabel yang
berbeda dapat menyatakan prediksi yang berbeda untuk perusahaan yang sama.
Teknik statistik yang digunakan pada sebagian besar penelitian dapat dikelompokkan
ke dalam satu dari tiga kategori sebagai berikut : 1) Analisa determinan yang
tujuannya adalah untuk mengklasifikasikan observasi ke dalam satu dari dua
kelompok didasarkan pada sekumpulan variabel yang sebelumnya dirancang; 2)
Analisis logit atau probit bertujuan untuk mengestimasi probabilitas bahwa suatu
kejadian akan terjadi didasarkan pada sekumpulan variabel yang dirancang
sebelumnya; 3) Recursive partioning, yang merupakan teknik klasifikasi non
parametrik.
A. Studi kasus dari kebangkrutan perusahaan jalan kereta api di Amerika
Sertikat.
Ada dua kelompok rahasia dan diketahui : 1) Ketidakbangkrutan perusahaan pada
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/05/bagaimana-cara-auditormemeriksa-aspek-going-concern-perusahaan/
Akuntansi Audit-SPI
Bagaimana Cara Auditor Memeriksa Aspek Going Concern
Perusahaan?
oleh Mr. JAK5 Komentar
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Opini ini harus disertai
penjelasan mengenai alasan pemberian opini tidak wajar.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer) Auditor
tidak memberikan pendapat apabila:
Mengevaluasi Rencana
Manajemen Perusahaan
Ongkos/upah buruh
Beban/manfaat pajak
Dan seterusnya.
Variabel-Variabel Penting
Yang Berpengaruh
Terhadap Opini Going
Concern
Setelah melakukan penelusuran, JAK menemukan begitu banyak
penelitianbaik di masa lampau maupun masa kiniyang dilakukan
oleh akademisi dan expert di wilayah auditing.
http://ikainhere.blogspot.co.id/2009/12/perlukahpenyesuaian-laporan-keuangan.html
PERLUKAH PENYESUAIAN LAPORAN KEUANGAN KE
DALAM METODE ALTERNATIF PADA ANALISIS RASIO
KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PROPOSAL SKRIPSI
PERLUKAH PENYESUAIAN LAPORAN KEUANGAN KE DALAM METODE ALTERNATIF
PADA ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA?
Oleh:
IKA PRADIPTA HARNANDIKA F1308555
akuntansi juga memberi keleluasaan (discretion) bagi badan usaha untuk memilih perlakuan
akuntansi yang paling sesuai dengan kondisi badan usaha. Tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang
saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Oleh karena itu terjadi tarik menarik antara perlunya
keseragaman (uniformity) dan keragaman (diversity) perlakuan akuntansi. Perlakuan akuntansi
yang fleksibel dalam standar akuntansi keuangan memungkinkan perusahaan untuk memilih
metode akuntansi sesuai dengan kepentingan mereka. Adanya berbagai pilihan metode
akuntansi menimbulkan dugaan bahwa pilihan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan
dan rasio keuangan yang berhubungan. Bahkan, pilihan metode akuntansi dapat
mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan arus kas misalnya pajak (White,
dkk.,1997).
Berbagai penelitian yang menguji kekuatan hubungan informasi laporan keuangan dengan
fenomena ekonomi, menggunakan analisis rasio keuangan yang dapat dihitung dari informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan (Machfoedz, 1994). Penelitian-penelitian tersebut
misalnya mengenai prediksi kebangkrutan, prediksi bond rating, dan prediksi perubahan
earnings. Analisis yang sering dipakai dalam teknik cross-sectional adalah perbandingan rasiorasio keuangan antarperusahaan (Foster, 1986). Apabila metode akuntansi yang dipakai
antarperusahaan berbeda-beda, bagaimana rasio keuangan antarperusahaan dapat
dibandingkan? Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode akuntansi alternatif diperlukan dalam analisis
rasio. Untuk mengetahuinya peneliti menguji dengan cara menghitung rasio keuangan
perusahaan-perusahaan yang menggunakan metode akuntansi yang sama kemudian
membandingkannya dengan rasio keuangan dari perusahaan-perusahaan tersebut setelah
laporan keuangan mereka disesuaikan ke dalam metode akuntansi alternatif.
Berbagai penelitian di bidang akuntansi keuangan sering menggunakan analisis rasio keuangan
baik sebagai variabel ataupun proxy suatu variabel penelitian. Salah satu risiko analisis rasio
keuangan adalah perbedaan metode akuntansi yang digunakan. Meskipun risiko tersebut dapat
dikurangi dengan adanya disclosure, yaitu adanya pengungkapan metode akuntansi yang
digunakan pada catatan atas laporan keuangan, akan tetapi pengungkapan tersebut tidak
mencantumkan besaran nilai atau nominal sebagai dampak perbedaan metode akuntansi yang
digunakan. Akibatnya, pemakai laporan keuangan sulit untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh perbedaan metode akuntansi tersebut terhadap rasio keuangan. Oleh karena itu
penelitian ini penting untuk dilakukan. Apabila dari penelitian ini membuktikan bahwa
penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode alternatif mempunyai pengaruh terhadap
rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, maka
untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan analisis rasio keuangan sebaiknya
menyesuaikan laporan keuangan yang menjadi sampel penelitian ke dalam metode akuntansi
yang sama. Dengan demikian rasio keuangan antarperusahaan-perusahaan sampel penelitian
dapat dibandingkan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penyesuaian laporan keuangan ke dalam metode alternatif berpengaruh terhadap
rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan?
tingkat komparabilitas dalam hal pemakai dapat mengandalkannya secara langsung, tergantung
pada tingkat keseragaman yang ditampilkan dalam dalam laporan keuangan. Tujuan utama
keterbandingan adalah memudahkan pemakai laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan. Tujuan kebijakan akuntansi sedapat mungkin untuk mempersempit perbedaan
dalam pelaporan keuangan antarperusahaan. Dengan kata lain, melalui kebijakan akuntansi
sulit untuk memaksakan keseragaman yang kaku karena dalam memilih prosedur akuntansi
manajemen pasti mempunyai alasan yang kuat dan sesuai dengan keadaan perusahaan.
Manajemen juga mempertimbangkan biaya dan manfaat ketika menentukan pilihan metode
akuntansi. Ketika dihadapkan pada dua pilihan metode akuntansi yang mempunyai manfaat
yang sama, manajemen pasti akan memilih metode akuntansi yang paling sedikit biayanya.
2. Rasio Keuangan
Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan tingkat risiko dan pengembalian
antarperusahaan untuk membantu investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi
maupun kredit. Perbandingan tersebut dapat dilakukan antarwaktu dalam satu perusahaan
(time series) maupun antarperusahaan dalam suatu waktu (cross sectional).
Menurut White, dkk. (1997), rasio dapat menyediakan gambaran perusahaan, karakteristik
ekonomi dan strategi kompetitif, serta karakteristik operasi, keuangan, dan investasi. Pilihan
metode akuntansi dapat mempengaruhi jumlah angka-angka yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Akibatnya rasio keuangan yang dihitung dari angka-angka yang dilaporkan dalam
laporan keuangan akan kehilangan daya banding antarperusahaan yang berbeda metode
akuntansinya dan antarwaktu dalam suatu perusahaan apabila perusahaan mengganti metode
akuntansi yang dipakai. Untuk mengatasi hal tersebut mungkin perlu untuk mengkonversi atau
menyesuaikan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya.
3. Metode Akuntansi Persediaan
Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual
(Baridwan, 2004). Dalam perusahaan dagang semua persediaan yang dimiliki dimaksudkan
untuk dijual kembali, sehingga hanya mempunyai satu jenis persediaan yaitu persediaan
barang dagangan. Jumlah persediaan yang ada dalam neraca adalah jumlah persediaan akhir.
Persediaan akhir, baik pada perusahaan dagang maupun manufaktur harus dinilai, karena akan
menentukan besarnya harga pokok pembelian pada perusahaan dagang dan manufaktur, dan
harga pokok produksi pada perusahaan manufaktur. Harga pokok produk tersebut yang akan
menentukan besarnya laba perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Metode penilaian persediaan yang diijinkan oleh PSAK No. 14 paragraf 20 (IAI, 2002), adalah
metode first in first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama (MPKP), last in first out
(LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP), dan rata-rata. Metode persediaan apa yang
akan dipakai menjadi permasalahan dalam perhitungan laba yang tepat, dan pemilihan metode
persediaan tersebut dipengaruhi oleh harga. Ketika harga naik atau turun secara tajam
pemilihan metode FIFO atau LIFO menimbulkan masalah dalam mengukur laba yang tepat.
Ketika terjadi kenaikan harga, dilihat dari laporan laba rugi, terdapat dua alasan yang
menghasilkan pemilihan metode persediaan yang saling bertentangan. Dilihat dari kepentingan
shareholders, maka lebih baik melaporkan persediaan dengan menggunakan metode FIFO,
karena menghasilkan laba yang lebih besar, sehingga pendistribusian kesejahteraan kepada
mereka lebih besar. Akan tetapi dengan menggunakan asumsi going concern, perusahaan yang
menjual persediaan perlu untuk menggantinya secara konstan untuk penjualan di masa yang
akan datang (White, dkk., 1997). Oleh karena itu metode LIFO lebih cocok digunakan, tetapi
tidak diinginkan oleh shareholders karena menghasilkan angka laba yang lebih kecil. Selisih
antara laba yang dihasilkan dengan menggunakan kedua metode tersebut disebut holding gain
atau inventory profit.
Dalam neraca, informasi persediaan akhir dengan menggunakan metode FIFO menghasilkan
informasi yang relevan dengan keadaan yang sebenarnya atau curent value, karena harga
persediaan mencerminkan harga sekarang. Akan tetapi jika menggunakan metode LIFO, angka
persediaan menjadi tidak relevan karena tidak mencerminkan harga sekarang.
4. Metode Akuntansi Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara
sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode (Baridwan, 2004). Di dalam PSAK No. 17
paragraf 8 (IAI, 2002), dinyatakan bahwa jumlah yang disusutkan dialokasi ke setiap periode
akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode
manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang
tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya
banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
Sondakh (1993) yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pada pemilihan metode
depresiasi menemukan bahwa kompensasi manajemen dan leverage secara signifikan
mempengaruhi perusahaan dalam memilih metode depresiasi. Perusahaan yang memilih
program kompensasi manajemen cenderung memilih metode depresiasi yang dapat menambah
jumlah laba yang dilaporkan. Selain itu, perusahaan dengan rasio leverage tinggi cenderung
memilih metode depresiasi yang dapat menambah jumlah laba yang dilaporkan dibanding
perusahaan dengan rasio leverage rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode
depresiasi dipilih oleh manajemen untuk mengatur laba mereka. Oleh karena laba sangat
berpengaruh terhadap laporan keuangan, maka rasio-rasio keuangan yang berhubungan juga
akan terpengaruh.
5. Earnings Management dan Pilihan Metode Akuntansi
Earnings management adalah tindakan yang dilakukan oleh manajer dalam hal manajer akan
memilih kebijakan-kebijakan yang memaksimalkan utilitas mereka dan atau nilai pasar
perusahaan (Scott, 1997). Hal tersebut wajar dilakukan karena manajer mempunyai
kepentingan yang kuat dalam pilihan kebijakan akuntansi, dan manajer dapat memilih kebijakan
akuntansi dari sekumpulan kebijakan (misalnya GAAP atau SAK).
Terdapat dua tipe earnings management yaitu discretionary accrual dan nondiscretionary
accrual (Scott, 1997). Discretionary accrual adalah accrual yang diciptakan oleh manajemen
karena mempunyai kebebasan dalam mengontrol jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Hal tersebut berkaitan dengan fleksibilitas dalam pemilihan metode akuntansi,
misalnya pemilihan metode persediaan atau depresiasi. Nondiscretionary accrual adalah
accrual yang terjadi karena kebijakan mengenai estimasi akuntansi misalnya taksiran umur
aktiva tetap.
Angka-angka akuntansi adalah suatu bagian integral dari kontrak formal dan informal
perusahaan (Watts and Zimmerman, 1986). Dasar teori akuntansi mengenai kontrak tersebut
adalah suatu premis yang menyatakan bahwa manajer memilih prosedur akuntansi tertentu
untuk secara efisien memaksimalkan nilai perusahaan dan secara oportunistik membuat
keadaan manajer lebih baik yang menjadi beban beberapa pihak lain yang terlibat dalam
kontrak (Holthousen, 1990).
Pilihan prosedur akuntansi adalah salah satu cara untuk menutupi pembelanjaan yang
dilakukan oleh manajer yang tidak meningkatkan nilai perusahaan dari pihak luar (Christie dan
Zimmerman, 1994). Alasannya, pihak luar tidak mempunyai akses untuk mendapatkan semua
ukuran yang terlibat dalam perhitungan akuntansi. Hal tersebut menyulitkan pihak luar untuk
menentukan apakah metode akuntansi yang dipakai adalah metode akuntansi yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan atau tidak. Contohnya, ketika perusahaan menggunakan
metode FIFO untuk menghitung persediaan, pihak luar tidak dapat membandingkan nilai
persediaan jika dihitung dengan menggunakan metode yang lain, karena ketidaktersediaan
data dalam laporan keuangan.
Variabel laporan keuangan yang biasanya dipakai oleh pemakai adalah rasio keuangan. Oleh
karena itu, manajer berusaha meningkatkan nilai perusahaan dengan memilih metode
akuntansi yang membuat rasio-rasio keuangan perusahaan terlihat bagus.
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh
Dawson, dkk. (1980), yang menguji apakah perbedaan metode akuntansi mengakibatkan
perbedaan yang cukup signifikan pada laporan keuangan, menguji pengaruh penyesuaian
laporan keuangan ke dalam metode akuntansi alternatif terhadap rasio-rasio keuangan,
penyesuaian yang dibuat menyangkut dua metode akuntansi yaitu metode persediaan dan
penyusutan. Dipilihnya kedua metode tersebut karena, pertama, keduanya adalah metode
akuntansi yang dapat dipilih secara bebas atau fleksibel oleh manajemen. Dalam hal ini,
manajemen tidak memerlukan syarat atau kondisi tertentu untuk memilih salah satu metode,
sehingga diduga manajemen akan memilih metode yang sesuai dengan kepentingannya yang
membuat kinerjanya terlihat bagus. Kinerja yang bagus tercermin dari rasio keuangan yang
dihitung dari laporan keuangan. Kedua, pemilihan metode akuntansi persediaan dan
penyusutan mempunyai pengaruh yang substansial terhadap laba bersih perusahaan. Oleh
karena itu, kedua metode tersebut digunakan untuk menentukan apakah perusahaan
cenderung memilih metode akuntansi yang meningkatkan laba atau menurunkan laba (Christie
dan Zimmerman, 1994; Bowen, 1995).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dawson, dkk. (1980) antara
lain:
1. Pendekatan yang digunakan untuk menyesuaikan jumlah persediaan akhir atau harga pokok
penjualan yang dilaporkan ke dalam metode yang berbeda. Kalau penelitian mereka tidak
menyebutkan rumus atau model untuk penyesuaian maka penelitian ini menggunakan
pendekatan yang dibuat oleh White, dkk. (1997).
2. Penelitian mereka tidak membandingkan tiga alternatif metode persediaan yang diuji dalam
penelitian ini, yaitu FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang sebagaimana penelitian ini lakukan.
3. Oleh karena tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian, maka penelitian ini
menggunakan sampel yang terdiri dari lima tahun, sehingga diharapkan mempunyai data
tingkat inflasi yang beragam.
4. Oleh karena persediaan antar industri beragam, sedangkan penelitian ini lebih berfokus pada
persediaan dan penyusutan, maka penelitian ini membagi sampel ke dalam kelompok industri
manufaktur agar dapat mengetahui konsistensi hasil penelitian karena kemungkinan perbedaan
metode akuntansi persediaan akan berpengaruh terhadap rasio keuangan pada suatu industru
sedangkan industri yang lain tidak.
Pengembangan Hipotesis
Dari uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
HA: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan
keuangan ke dalam metode akuntansi yang berbeda.
Selanjutnya dirumuskan hipotesis A secara parsial sebagai berikut:
HA1: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan
keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO ke dalam metode akuntansi persediaan
LIFO.
HA2: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan
keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO ke dalam metode akuntansi persediaan ratarata tertimbang.
HA3: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan
keuangan dari metode akuntansi penyusutan garis lurus ke dalam metode akuntansi
penyusutan double declining balance method.
HA4: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan
keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO dan metode akuntansi penyusutan garis
lurus ke dalam metode akuntansi persediaan LIFO dan metode akuntansi penyusutan double
declining balance method.
HA5: Terdapat perbedaan rasio-rasio keuangan perusahaan akibat penyesuaian laporan
keuangan dari metode akuntansi persediaan FIFO dan metode akuntansi penyusutan garis
lurus ke dalam metode akuntansi persediaan rata-rata tertimbang dan metode akuntansi
penyusutan double declining balance method.
F. METODE PENELITIAN
Data, Populasi, dan Sampel
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahun 2004 sampai tahun 2008. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
melaporkan keuangannya dengan lengkap tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Sampel
dipilih dari populasi perusahaan yang sahamnya terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia, berdasarkan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Menggunakan metode FIFO dalam perhitungan persediaan baik untuk induk maupun anak
perusahaan.
2. Menggunakan metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan baik untuk induk maupun
anak perusahaan.
3. Dalam hal perusahaan yang menggunakan metode garis lurus dalam perhitungan
penyusutan, masa manfaat aktiva tetap sama antara perusahaan induk maupun anak.
Data inflasi yang digunakan dalam metode persediaan adalah bersumber dari Bank Indonesia.
Jika dilihat dari gambar di atas, bagian yang sama dari COGSFIFO dan COGSLIFO adalah Q1,
Q2, dan Q3, sehingga perbedaan antara dua metode tersebut adalah perbedaan antara Q0
(cost of beginning) dan Q4 (ending inventory).
Dengan asumsi bahwa pembelian inventory tiap periode adalah sama, dan terjadi kenaikan
harga, maka sebenarnya perbedaan antara COGSFIFO dan COGSLIFO adalah perbedaan
harga per unit, sedangkan jumlah unitnya adalah sama. Demikian halnya dengan unit yang
dilaporkan sebagai persediaan akhir dalam neraca, unit persediaan akhir antara metode FIFO
dan LIFO tidak berbeda akan tetapi ketika dikalikan dengan harga per unit maka jumlah
persediaan akhir menjadi berbeda.
Perhitungan perbedaan tersebut adalah sama dengan:
Q4 Q0 = Q0P(1 + r) Q0P = Q0 Pr
Dalam hal ini, P adalah price.
Oleh karena COGSLIFO adalah COGSFIFO ditambah perbedaan perhitungan inventory antara
dua metode, maka:
COGSL = COGSF + Q0 Pr
COGSL = COGSF + (Beginning inventory FIFO x r)
Menurut White, dkk. (1997), penyesuaian COGS rata-rata tertimbang (COGSW) ke COGSLIFO
dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti penyesuaian dari FIFO ke LIFO, akan tetapi
pendekatan yang dilakukan adalah mengalikan pesediaan awal dengan setengah tingkat inflasi.
Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
COGSL = COGSW + (BIW x r )
Rumus di atas tidak dapat digunakan dalam penelitian ini karena penyesuaian yang akan dibuat
dalam penelitian ini adalah dari COGS FIFO (COGSF) ke COGS rata-rata tertimbang
(COGSW). Oleh karena itu rumus di atas perlu disesuaikan, sebagai berikut:
COGSW = COGSF + (BIF x r )
2. Menghitung rasio-rasio keuangan sebelum penyesuaian dan setelah penyesuaian.
Setelah data persediaan dan penyusutan disesuaikan atau dikonversi ke dalam metode yang
berbeda, maka elemen-elemen yang bersangkutan disesuaikan. Pada neraca elemen yang
perlu disesuaikan yaitu persediaan, aktiva tetap, hutang pajak, dan ekuitas. Sedangkan pada
laporan laba rugi, elemen yang perlu disesuaikan adalah harga pokok penjualan (COGS), laba
operasi, laba kotor, beban atau manfaat pajak, dan laba bersih. Selanjutnya setelah elemenelemen dalam laporan keuangan disesuaikan, dilakukan perhitungan rasio keuangan.
Pengujian Hipotesis
Sebelum hipotesis diuji, data rasio keuangan sebelum dan setelah penyesuaian diuji apakah
distribusi data tersebut normal atau tidak. Jika distribusi data sebelum dan setelah penyesuaian
adalah normal, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat uji compare means
paired-sample T test. Apabila salah satu data tidak normal atau keduanya, maka pengujian
hipotesis menggunakan alat uji non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test (Neter, dkk., 1993).
DAFTAR PUSTAKA