041824253026
Kelas B2M/MAKSI
BAB 10
AKUNTANSI INTERNASIONAL
1
Debi Setyawati
041824253026
Kelas B2M/MAKSI
Institute of Chartered Accountants in Inggris dan Wales
Institute of Chartered Accountants of Scotland
Institute of Chartered Accountants in Irlandia
Association of Certified Accountans
Institute of Cost and Management Accountans dan
Chartered Institute of Public Finance and Accountancy
2) United States (Amerika Serikat)
Meskipun tidak cukup setua Inggris, organisasi akuntansi profesional
Amerika telah menunjukkan pengaruh yang signifikan dan
kepemimpinan selama bertahun-tahun. Satu hal lain yang harus dibuat
tentang akuntansi di Amerika Serikat adalah bahwa istilah “present
fairly” dalam pendapat perusahaan audit di Amerika tidak sama dengan
“true and fair view”. Present fairly pada dasarnya berarti bahwa laporan
keuangan sesuai dengan GAAP.
3) Australia
Australia mengandalkan British Companies Acts, berbagai negara
bagian Australia juga memiliki Companies Acts sendiri. Tindakan
mereka menekankan pada pengungkapan, bukan pengukuran aturan,
dan tidak selalu setuju dengan satu sama lain. Dualitas yang sama
kompleksnya ada di arena penetapan standar. Ada dua organisasi
akuntansi utama di Australia yaitu Institute of Chartered Accountants in
Australia dan Australian Society of Accountans.
4) Negara-Negara ASEAN
ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) adalah sekelompok
negara-negara berkembang di Asia Tenggara. Secara umum, instansi
pemerintah lebih peduli dengan pengungkapan dalam kelompok
anggota charter dengan kedua penetapan standar dan pemeriksaan
aturan yang dibuat oleh organisasi sektor swasta. Standar akuntansi telah
terpengaruh banyak atas Amerika Serikat, Inggris, dan International
Accounting Standards Board sehingga lebih condong ke kelompok
Anglo-Amerika.
2
Debi Setyawati
041824253026
Kelas B2M/MAKSI
5) Negara-Negara Lainnya
Dua negara lainnya, Belanda dan Selandia Baru. Belanda adalah negara
benua, situasi akuntansi sebagian besar dalam acuan Anglo-Amerika,
dengan hukum perusahaan dan profesi akuntansi memainkan peranan
penting. Selandia Baru adalah pengikut penting dari pendekatan Anglo-
Amerika, meskipun, tidak seperti tetangganya yang lebih besar, Badan
profesional Selandia Baru akuntan adalah New Zealand Society of
Accountants (NZSA).
2. MODEL KONTINENTAL
Sesuai namanya, negara mengikuti model Continental dilengkapi dengan
negara-negara besar di Eropa Barat terus berjuang untuk pulih kembali ke arus
utama ekonomi atau untuk memodernisasi kedua sistem ekonomi dan politik
mereka, yang bisa sangat sulit karena banyak dari negara-negara ini secara
historis kurang baik dalam pasar bebas dan sistem politik yang demokratis.
1) Perancis
Perancis memiliki pendekatan yang paling dekat dengan sistem
akuntansi nasional yang seragam. Pendekatan Prancis-disebut General
Comptable Plan-termasuk sebuah Chart of Account nasional yang
seragam, penjelasan dari istilah-istilah teknis, dan penjelasan dari akun
yang akan di debit dan kredit.
2) Jerman
Contoh kedua dari model Kontinental yaitu Jerman. German Banks
adalah sumber yang lebih penting dari pembiayaan perusahaan daripada
rekan-rekan Anglo-Amerika mereka. Standar pengaturan akuntansi
keuangan dan GAAP dalam arti Amerika dan Inggris tidak ada dalam
kegiatan akuntansi profesional Jerman yang terutama berkaitan dengan
fungsi audit. Namun, tahun 1965 Corporation Law bergerak agak ke
arah pendekatan Anglo-Amerika dalam hal membutuhkan lebih
pengungkapan dan jumlah terbatas konsolidasi untuk perusahaan
terbesar; Namun demikian, Jerman masih tetap kokoh di acuan
Kontinental. Sejak saat itu, Direktif Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan
Uni Eropa telah dikodifikasi dalam akuntansi Jerman melalui
Comprehensive Accounting Acts tahun 1985.
3
Debi Setyawati
041824253026
Kelas B2M/MAKSI
3) Jepang
Jepang adalah contoh khusus dari model Kontinental. Accounting
Standards Board of Japan (ASBJ) mempertahankan profil yang relatif
rendah. Pemerintah Jepang mendominasi akuntansi Jepang.
3. IKHTISAR TERHADAP NATIONAL PROFILES
Harus jelas dari model Anglo-Amerika dan Kontinental bahwa perbedaan
utama dalam akuntansi dan pelaporan keuangan terjadi antara kelompok-
kelompok ini dan bahwa kemudian perbedaan yang signifikan muncul dalam
kelompok. Faktor kunci perbedaan tampak antara pasar keuangan berbasis
modal di mana investasi jangka panjang didominasi oleh investor individu dan
institusi di pasar keuangan pasar modal dan kredit berbasis di mana sebagian
besar dana jangka panjang yang disediakan oleh lembaga pemerintah atau
keuangan.
4. MASALAH YANG MUNCUL DARI PERBEDAAN AKUNTANSI
NASIONAL
Berikut beberapa perbedaan dalam akuntansi antara Amerika Serikat dan negara
lain sebelum IFRS :
4
Debi Setyawati
041824253026
Kelas B2M/MAKSI
atau kesamaan di antara berbagai seperangkat standar akuntansi nasional, metode dan
format pelaporan keuangan. Harmonisasi dipecah menjadi dua aspek :
5
Debi Setyawati
041824253026
Kelas B2M/MAKSI
secara umum IFRSs terdiri dari 41 IASs yang telah dikeluarkan sejak tahun 1973-
2001 sebelum melakukan perubahan nama dan seri baru atas IFRS.
D. Principles-Based Versus Rules-Based Standards
Standar yang berdasarkan aturan (Rules-Based Standards) cenderung bersifat
sangat detil, banyak pengecualian, membutuhkan petunjuk implementasi yang luas, dan
kerap memiliki garis perbedaan yang jelas antar aturan. Adanya geris perbedaan yang
jelas ini kerap menjadi celah yang dimanfaatkan manajemen.
Standar yang berdasarkan prinsip (Principles-Based Standards) cenderung lebih
pendek daripada standar yang berdasarkan aturan dan sangat bergantung pada
Judgement, baik oleh manajemen atau auditor, untuk melaksanakan tujuan dari
lembaga pengatur standar dalam hal relevansi, reliabilitas, dan mencapai realitas
ekonomi. Standar akuntansi yang dianut pada Amerika itu adalah Rule based.
Sedangkan standar akuntansi IASB tidak mau menggunakan rules-based
melainkan principles-based. Principles-based banhyak menekankan pada judgement
manajemen atau auditor.
1) Conceptual Framework
Konseptual Framework dari FASB tidak memiliki power untuk memengaruhi
DSAK, karena hanya menjadi basic background atas pengetahuan.
Sedangkan conceptual framework oleh IASB memiliki ketentuan dalam mengatur
FASBnya. Jadi ada perbedaan antara conceptual frameworknya FASB
dengan conceptual frameworknya IASB.
2) Fair Value
Ada SFAS No. 157 yang membagi ketentuan fair value itu menjadi 3 level, yaitu :
Level 1: ketika terdapat harga pasar
Level 2: harus yang sejenis
Level 3: kalau tidak ada haga pasar
Ketika tidak ada berarti harus menggunakan appraisal. Namun hal ini
memunculkan permasalahan dimana penilaian antar penilai itu tidak sama, apalagi
antar penilai antar negara. oleh karena itu dibentuklah yang disebut
disini International Valuation Standards Committee (IVSC) yang ada
dibawahnya UN (United Nations) yang mempunyai kewenangan untuk metodologi
penilaian aset.
6
Debi Setyawati
041824253026
Kelas B2M/MAKSI