Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ferdian Nevri Putra

NIM : 12/335767/EK/19037

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Dosen : Bambang Sudibyo, Prof., Dr., M.B.A., Ak., CA.

International Accounting

Perdagangan dan investasi internasional yang berkembang pesat mendorong


terjadinya peningkatan investasi langsung perusahaan di berbagai negara ke negara lainnya,
baik melalui akuisisi, merger, dan lain-lain. Hal tersebut mengakibatkan masuknya sekuritas
ekuitas perusahaan-perusahaan asing ke dalam perdagangan saham domestik di pasar modal.
Perkembangan tersebut membuat perusahaan-perusahan multinasional harus mampu
menyediakan laporan keuangan yang dapat dipahamai dan diterima diberbagai negara yang
memiliki karakteristik berbeda. Bertambahnya transaksi bisnis global menguji system
pelaporan keuangan yang ada, menguji bagaimana cara menterjemanhkan aktivitas ekonomi
menjadi laporan keuangan yang mudah dipahami.
Untuk itu, diperlukan standar akuntansi untuk mengatur hal tersebut. Standar Akuntansi
merupakan pedoman atau panduan umum yang disusun dengan berbagai pertimbangan untuk
dipergunakan oleh setiap entitas bisnis. Penerapan standar yang disusun oleh sebuah dewan
standar akan dipertimbangkan oleh setiap entitas bisnis, khususnya standar internasional yang
disusun oleh IASB. Setiap dewan standar akuntansi di setiap negara akan mengkaji ulang
standar yang diatur oleh IASB. Pengkajian yang dilakukan berdasar pada kualitas akuntansi,
kebutuhan dari entitas bisnis, budaya konsumen, dan lainnya. Hal ini yang dapt menyebabkan
perbedaan konvergensi suatu standar akuntansi yang berlaku.
National Accounting Difference
Terdapat dua model umum pelaporan keuangan yang berkembang di negara maju, yaitu
Anglo- American Model (Anglo- Saxon Model) dan Continental Model. Masing-masing
model memiliki karakteristik yang berbeda. Anglo-American Models dianut oleh negara-
negara pada perserikatan United Kingdom dan British Commonwealth. Anglo- Saxon Model
cenderung didominasi oleh peran profesi akuntansi, sedangkan peran pemerintah terbatas.
Selain itu juga menekankan pada kepentingan pasar modal dalam memperoleh modal, dan
penekanan pada true and fair view dari laporan keuanganyang telah diaudit. True and fair
view merujuk pada penggunaan judgment untuk membuat laporan keuangan menjadi
instrumen yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi. Konsep true and fair
view ini menekankan pada substansi ekonomi dibanding legalistic form
Sementara itu, model continental cenderung dianut oleh negara-negara kontinental pada
Eropa Barat seperti Perancis dan Jerman, serta negara maju dari Asia Timur, yakni Jepang.
Model ini sendiri memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu lemahnya dominasi dari
profesi akuntan, adanya pengaruh yang besar dari pemerintah pada regulasi dan organisasi
yang terkait dengan akuntansi dan pengaruh yang dominan dalam hal regulasi perpajakan,
pentingnya pendanaan dari perbankan dibanding dari pasar modal, dan perlindungan lebih
pada kreditur pada pelaporan keuangan
Perbedaan utama dari Anglo-American Models dan The Continental Model adalah pada
sumber pendanaan. Investasi jangka panjang pada Anglo-American Models (capital-based
financial markets), cenderung didominasi oleh investor secara individu dan institusi,
sedangkan pada The Continental Model (credit-based financial markets), pendanaan investasi
disediakan oleh pemerintah maupun lembaga keuangan. Perbedaan tersebut timbul
diakibatkan pada pedoman atau dasar dari setiap negara. Perancangan undang-undang dan
paham yang mengalir akan berdampak terhadap penyusunan standar akuntansi. Dimensi-
dimensipada profesi, politik, dan ekonomi memiliki dampak secara langsung pada profesi
akuntansi itu sendiri.
The Anglo-American Model
United Kingdom
Di negara ini akuntansi sudah mengakar kuat, pada pertengahan abad 19 kota seperti
Edinburg, Glasgow dan Aberdeen menjadi tempat akuntan akuntan professional. Namun
untuk underlying core of British accounting dibuat dari berbagai Companies Acts dimulai
tahun 1844 sampai tahun 1989. Sebelum tahun 1981 Companies Act secara garis besar lebih
konsen terhadap disclosures. Setelah tahun 1981 di UK belum ada institusi yang equivalent
dengan Securities and Exchange Commision (SEC). Di UK profesi akuntansi dibagi dalam 6
mayor organisasi yaitu (1) Institute of Chartered Accountants in England and Wales (2)
Institute of Chartered Accountants of Scotland (3) Institute of Chartered Accountants in
Ireland (4) Association of Certified Accountants (5) Institute of Cost and Management
Accountants (6) Chartered Institute of Public Finance and Accountancy.
Tidak ada badan pembuat standard sebelum tahun 1970. Barulah pada 1970 Standar
setting organization yang pertama dibuat oleh Institute of Chartered Accountants in England
and Wales (ICAEW) dengan nama Accounting Standards Steering Comitte (ASSC).
Selanjutnya, lima organisasi profesi akuntansi lainnya bergabung sebagai sponsor. ASSC
berganti nama menjadi Accounting Standards Committee (ASC). Dalam pembuatan standar
ASC mengalami kendala, karena harus mendapatkan persetujuan dari 6 organisasi sponsor.
Kemudian pada 1988, dengan hasil Dearing Committee Report, ASC digantikan oleh
Accounting Standard Board (ASB) pada tahun 1990. Dengan ini ASB dapat mengeluarkan
standar dengan otoritasnya tanpa approval dari 6 organisasi sponsor
United States
Lebih memfokuskan penyajian laporan keuangan yang representational faithfulness demi
kepentingan pengambilan keputusan oleh para investor dan kreditor. Mengesampingkan
kepentingan legitimasi/ pemerintah untuk kepentingan pajak.
Canada
Canada pada awalnya lebih banyak dipengaruhi aturan laporan keuangan dari UK. Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu berganti Canada lebih banyak dipengaruhi oleh aturan dari
US. Sejak 1940, Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) sudah membuat komite
untuk membuat aturan standar akuntansi. Kemudian 1973 dua organisasi dibentuk yaitu
Auditing Standards Committe dan the Accounting Research Committee. Dua grup ini
menghasilkan CICA Handbook. Untuk mengeluarkan rekomendasi harus disetujui oleh dua
per tiga vote.
Australia
Sementara Australia mengandalkan British Companies Act, berbagai Negara bagian
Australia jugamemiliki Companies Act tersendiri yang menekankan pentingnya disclosure,
bukan peraturan pengukuran, dan tidak selalu terjadi kesepakatan antara Negara bagian yang
satu dengan yang lainnya. Representational faithfulness pada awalnya dikedepankan tapi
akhirnya mereka cenderung mengutamakan kepentingan legalistic.Terdapat dualisme dalam
penentuan standard.
The ASEAN
Accounting Standard yang dibuat di regional ini mengarah ke United States, United
Kingdom, dan International Accounting Standards Board. Karena itu diklasifikasikan sebagai
Anglo-American Group meskipun begitu beberapa anggota tidak bisa diklasifikasian ke
dalamnya. Singapura dan filipina secara penuh mengadopsi International Standards.
The Continental Model
France
Negara ini menggunakan pendekatan yang paling dekat dengan keseragaman sistem
akuntansi nasional. Pendekatan Prancis disebut Plan Comptable General, termasuk
didalamnya national uniform chart of accounts, explanation of technical term dan explanation
dari akun yang didebit kredit.. Profesi akuntansi di prancis relativ kecil dan lemah tidak
terlalu berkembang sampai usai perang dunia 2. Karena itu kebijakannya tdak terlalu
dipengaruhi oleh profesi akuntansi namun lebih ke pemerintah dan EU.
Jerman
Bank di jerman menjadi sumber keuangan yang penting. GAAP dari amerika dan inggris
tidak eksis di jerman. Profesional accounting activities lebih fokus ke fungsi audit. Terdapat
kecenderungan Jerman berganti ke Anglo-American. Ini dikarenakan banyaknya perusahaan
Jerman yang mempunyai anak perusahaan di luar negeri yang harus menampakkan segment
income dan capital investment figure.
Jepang
Negara ini merupakan contoh negara yang spesial, dimana meskipun terletak di Asia
menggunakan model Continental/ Dengan tipe ekonomi Oligopolistic yang dominan
Accounting Standards Board of Japan (ASBJ) tampak low profile. Pemerintahan Jepang
mendominasi Japanese Accounting. Dekade yang lampau skandal seperti Enron juga terjadi
di jepang (ex : Livedoor, Associant Technology, Surugayaa, Zanebo) sehingga membuat
ASBJ mengeluarkan proyek kolaborasi dengan IASB untuk mengurangi perbedaan antara
International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Japanese Accounting Standard.
Harmonisasi dari Standar Akuntansi
Perkembangan dunia komunikasi dan transportasi membuat negara-negara semakin dekat
antara satu dengan yang lain. Pasca Perang Dunia II, perdagangan internasional dan
merdekanya negara-negara jajahan berpengaruh terhadap interdependensi antar negara dan
signifikansi aspek-aspek kehidupan. Hal tersebut membuat perlu adanya standarisasi dalam
beberapa aspek kehidupan, seperti paham ekonomi, transportasi, dan komunikasi. Perubahan
ini berdampak pada standar akuntansi dan konvergensinya dengan sistem di setiap negara.
Harmonisasi merupakan tingkatan koordinasi atau penyerupaan dari beragam standar,
metode, dan format akuntansi. Ada dua jenis dari harmonisasi dalam akuntansi, yaitu
Harmonisasi material (de facto) dan Harmonisasi Formal (de jure). Harmonisasi material (de
facto) menekankan pada harmonisasi praktik-praktik akuntansi dari banyaknya perbedaan
pada entitas. Sementara itu, harmonisasi formal (de jure) menekankan pada harmonisasi dari
regulasi atau peraturan akuntansi
International Accounting Standard Board
Pada akhir 1960-an, tiga organisasi profesional akuntansi, yakni AICPA, CICA, dan
ICAEW membentuk sebuah kelompok studi bertaraf internasional untuk meninjau kebutuhan
akan standar akuntansi internasional. Kelompok studi ini mendirikan AISG (the Accountants
International Study Group) dan IASC (the International Accounting Standardss Committee)
yang terdiri dari sembilan negara anggota, yakni Australia, Perancis, Kanada, Jerman,
Jepang, Meksiko, Belanda, Perserikatan Inggris, dan Amerika Inggris. Pada 2001, IASC
mengalami restrukturisasi dan perubahan nama menjadi IASB (the International Accouning
Standard Board). IASB menerbitkan standar yang telah dikenal secara luas, yakni IFRS.
Dalam arti sempit, IFRS berarti angka seri yang menunjukkan standar terbitan IASB, berbeda
dengan standar sebelumnya, yakni IAS. Dalam arti luas, IFRS berarti makna keseluruhan dari
IASB, termasuk standar dan interpretasi yang disetujui oleh IASB-IAS, kerangka konseptual,
interpretasi SIC (Standing Interpretations Committee), dan interpretasi IFRIC (International
Financial Reporting Interpretations Committtee).
Convergence
Terbentuknya IFRS menjadi perasalahan tersendiri. FASB, dewan standar akuntansi di
Amerika Serikat, yang telah menyusun standar akuntansi lebih dulu, dan IASB, dewan
standar internasional, memulai pergerakan nyata, yakni konvergensi standar. Konvergensi ini
masih terbatas dengan memulai dari negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa utama. Hal ini dikarenakan isi dari standar merupakan bahasa Inggris.
Principle-Based versus Rules-Based Standards
Terdapat beberapa perbedaan antara Principle-Based dan Rules-Based. Yang pertama,
Rules-Based lebih terperinci, sering memiliki banyak pengecualian, mensyaratkan panduan
implementasi, dan hubungan yang “bright line”. Yang kedua, Principles-Based lebih singkat.
Penilaian dan pendapat didasarkan pada keputusan manajemen atau auditor yang memeriksa,
sering disebut “economic reality”
Fair Value
Pelaporan keuangan dibuat dengan tujuan adanya bukti nyata dalam kinerja suatu entitas.
Pembuatannya oleh entitas tentu harus dapat dipahami dan mendeskripsikan kondisi terkini.
Fair value merupakan karekteristik dari IFRS yang mengutamakan kepentingan pengguna
semisal financial analyst dimana fair value tidak menggunakan historical cost. Masalah
kemudian muncul di measurement dan accounting for the changes in fair value. Perbaikan
bisa muncul dari pengurangan atas kompleksitas. Akan tetapi, untuk menggunakan konsep
nilai wajar membutuhkan biaya dan waktu yang tidak murah, karena membutuhkan jasa
penilai.
International Federation of Accountants (IFAC)
Lembaga ini dibentuk pada tahun 1977 dengan anggota sebanyak 164 dari 124 negara.
IFAC berusaha untuk melindungi kepentingan publik dengan mengusahakan kualitas terbaik
dari akuntan di dunia. IFAC menghasilkan international standar untuk auditing dan
assurances, ethics, education, public sector accounting dan petunjuk untuk akuntan di bisnis.
Terdapat kemungkinan terjadi merger antara IASB dan IFAC mengingat konsen keduanya
yang terkait dengan complementay international accounting issues. Meskipun merger belum
terjadi kedua organisasi tetap bekerjasama untuk kepentingan masing masing.
United Nations (UN)
Lembaga ini sudah lama berkepentingan dalam operasi perusahaan multinasional,
meskipun belum sampai membuat aturan yang signifikan terkait aturan pelaporan keuangan
perusahaan multinasional. UN merupakan pemain dengan peran kedua setelah IASB. UN
juga tertarik dalam penyusunan kurikulum akuntansi dan kualifikasi untuk profesional
accounting exam.
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)
Organisasi lainnya yang konsen terhadap konvergensi adalah OECD. Dengan anggota 24
yang merupakan negara western dengan industri besar. Meskipun fokus pada fiscal dan
ekonomi, OECD mulai mengambil ketertarikan di praktik akuntansi. Pada 1978 membentuk
Ad Hoc Working Group on Accounting Standards yang mulai membuat standar untuk
perusahaan multinasional. Mulai bekerja dengan standar setting agency melalui membernya
dan juga IASB yang membantu. Salah satu aktivitas OECD adalah melindungi bisnis
multinasional dari usulan aturan yang ekstrem yang mungkin United Nations coba untuk
dipraktekkan.

Anda mungkin juga menyukai