Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN DAMPAK PERUBAHAN HARGA DAN

PERUBAHAN KONDISI PASAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi


Puji Harto, S.E, M.Si, Akt, Ph.D

Oleh :
Nama : Muhammad Taufan
NIM : 12030119420076
Program Studi : Magister Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020

1
AKUNTANSI INTERNASIONAL (INTERNATIONAL ACCOUNTING)

1. PENDAHULUAN

Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas: pengukuran, pengungkapan dan

pemeriksaan (auditing). Pengukuran adalah proses mengidentifikasikan,

mengelompokan dan menghitung aktivitas ekonomi / transaksi. Pengungkapan adalah

proses di mana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna yang

diharapkan. Auditing adalah proses di mana kalangan professional akuntansi khusus

(auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan

komunikasi.

1.1. Sudut Pandang Sejarah

a. Akuntansi bermula dari system pembukuan berpasangan (double entry

bookkeeping) yang berawal dari negara-negara kota di Italia pada abad ke 14

dan 15.

b. Adanya keinginan pemerintah Italy untuk menemukan cara dalam mengenakan

pajak terhadap transaksi komersial.

c. “Pembukuan ala Italy” digunakan untuk membantu para pedagang zaman

Fugger dan kelompok Hanseatik di Jerman.

d. Profesi akuntansi publik sudah terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama

tahun 1870-an.

e. Akuntansi Inggris menyebar di seluruh Amerika Utara dan wilayah

persemakmuran Inggris.

f. Sistem akuntansi Perancis digunakan di Polinesia dan wilayah-wilayah di

Afrika.

Kerangka pelaporan system Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, Indonesia

2
dan Kekaisaran Rusia.

1.2. SUDUT PANDANG KONTEMPORER

a. Pengurangan yang signifikan atas hambatan perdagangan dan pengendalian

modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi

informasi.

b. Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing

langsung dan transaksi terkait dengan diliberalisasikan secara dramatis.

c. Pemerintahan yang terus berusaha membuka perekonomian terhadap perusahaan

swasta, investor dan bisnis internasional.

d. Kemajuan teknologi informasi menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi

produksi dan distribusi.

2. Perbedaan Penerapan Akuntansi di Dunia Internasional

Dalam beberapa tahun terakhir banyak negara memilih untuk mengadopsi standar

akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB, yang diterakan secar efektif sejak tahun 2005.

Namun untuk memahami bagaimana aturan akuntansi negara-negara yang berbeda

mengakibatkan perbedaan hasil akuntansi sebelum upaya standarisasi akuntansi

dilakukan, hal ini berguna untuk mempertimbangkan bagaimana perbedaan hasil yang

bervariasi tergantung pada standar akuntansi yang digunakan untuk berbagai transaksi

pada negara-negara tersebut. Pertimbangan bahwa negara-negara yang berbeda aturan

akuntansi dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian yang berbeda secara signifikan

adalah alasan untuk mengadopsi standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB. Jika

berbagai negara mengadopsi aturan akuntansi yang sama perbedaan antara hasil yang

akan dilaporkan di berbagai negara tidak akan terjadi.

3
Nobes dan Parker (2004) membedakan antara 'harmonisasi' dan 'standarisasi' akuntansi.

'harmonisasi' didefinisikan sebagai 'proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi

dengan menetapkan batasan tingkat perbedaanya. Standarisasi merupakan penerapan

dari seperangkat aturan yang lebih ketat dan lingkup yang sempit (dari harmonisasi).

Harmonisasi bersifat lebih fleksibel daripada standarisasi, namun kedua istilah tesebut

sering diartikan sama dalam akuntansi internasional.

Nobes dan Parker (2004) menjelaskan bahwa alasan dalam upaya untuk standardisasi

internasional akuntansi keuangan untuk memungkinkan dalam memahami laporan

keuangan secara global dan memiliki dasar memadai untuk membandingkan angka

akuntansi keuangan dari berbagai negara yang dimengerti dan interpretasi informasi

akuntansi keuangan lebih efektif karena semua perkiraan disusun menggunakan asumsi

yang mendasari dan aturan akuntansi yang sama.

3. Gambaran Singkat IASB dan Globalisasi

Dalam menggambarkan sejarah IASB, kita mungkin perlu kembali lebih dari lima puluh

tahun yang lalu dan merujuk pada sejarah mantan presiden Lembaga Akuntan

Inggris/Institude of Chartered Accountant of England and Wales (ICAEW), Henry

Benson. Benson terpilih sebagai presiden dari ICAEW pada tahun 1966. Di bulan

Februari 1967, ICAEW bersama Lembaga Akuntan Canada/Canadian Institute of

Chartered Accountant (CICA) dan Lembaga Akuntan Publik America/The American

Institute of Certified Public Accountant (AICPA) mendirikan Kelompok Studi Akuntan

International, yang mempublikasikan makalah tentang topik akuntansi dan secara

bertahap mengembangkan kerangka tersendiri. Ini kemudian menjadi dasar untuk

pembentukan Komite Standar Akuntansi International/International Accounting

4
Standards Committee (IASC) pada tahun 1973, yang kemudian diikuti oleh Lembaga

Akuntan dari Australia, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, dan Belanda.

Di akhir tahun 1990-an ada perubahan signifikan terhadap IASC dan operasinya.

Yayasan IASC dibentuk dan badan ini melalui kelompok perwakilan ditugaskan

melakukan supervisi terhadap operasi Dewan Standar Akuntansi

Internasional/International Accounting Standards Boards (IASB) yang baru dibentuk

dan mulai beroperasi pada tahun 2001. Para perwakilan dari Yayasan IASC bertanggung

jawab atas tata kelola dan pengawasan IASB, termasuk pendanaan. Namun, Para

perwakilan tidak terlibat dalam hal-hal teknis yang berkaitan dengan standar. Tanggung

jawab untuk hal-hal teknis yang terkait dengan standar akuntansi merupakan tanggung

jawab IASB. Perwakilan yayasan IASC juga ditunjuk sebagai anggota IASB, Komite

Internasional Interpretasi Laporan Keuangan/International Financial Reporting

Interpretations Committee (IFRIC) dan Dewan Penasehat Standar/Standards Advisory

Council. Secara singkat IASB, yang anggotanya merangkap IFRIC adalah badan

interpretatif dari yayasan IASC dan mandatnya adalah untuk meninjau isu-isu akuntansi

secara tepat waktu, yang saat ini telah muncul dalam konteks Standar Pelaporan

Keuangan Internasional/International Financial Reporting Standards (IFRC).

4. Aturan Amerika Serikat Dalam Standarisasi Akuntansi Keuangan

Internasional

Satu pengecualian untuk adopsi global IFRS adalah Amerika Serikat. Sebelum

mempertimbangkan posisi AS dalam standarisasi global, penting untuk

mempertimbangkan secara singkat dua badan utama yang bertanggung jawab untuk

regulasi akuntansi di AS. Komisi Sekuritas dan Pertukaran/Securities and Exchange

Commission (SEC), dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan/Financial Accounting

5
Standard Board (FASB). Selama beberapa dekade profesi akuntansi Amerika

mengembangkan berbagai dokumen yang dikenal sebagai 'Prinsip Akuntansi Yang

Berlaku Umum/Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)'. pada tahun 1973

SEC dipercayakan tugas untuk mengembangkan standar akuntansi untuk Dewan

Standar Akuntansi Keuangan/Financial Accounting Standards Board (FASB) yang baru

dibentuk. FASB adalah lembaga swasta yang dibentuk untuk bertindak dalam

'kepentingan umum'. Ketika FASB ditetapkan sebagai lembaga independen, SEC

memiliki kuasa untuk mengesampingkan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh

FASB.

Di AS ketergantungan masih ditempatkan pada standar akuntansi yang dikeluarkan oleh

FASB bukan pada standar yang dikeluarkan oleh IASB, tidak seperti banyak negara lain

AS belum mengadopsi IFRS. Mengingat bahwa AS merupakan pasar modal utama di

dunia, non keterlibatannya merupakan pembatasan yang signifikan dalam penerimaan

global IFRS. AS sangat kuat bertekad untuk tidak mengadopsi IFRS. Namun, ketetapan

ini tampaknya berkurang sekitar tahun 2001-2002 dengan berbagai 'skandal akuntansi'

yang melibatkan organisasi seperti Enron. Ada hambatan di AS sehubungan dengan

adopsi IFRS oleh organisasi yang berbasis di AS. Meskipun ada pandangan bahwa IFRS

akhirnya akan diadopsi, adopsi mungkin bisa diterapkan beberapa tahun lagi.

5. Penjelasan Mengenai Perbedaan Dalam Akuntansi

standarisasi akuntansi oleh banyak negara yang berbeda, dengan mekanisme yang

berbeda, bentuk pasar modal yang berbeda, budaya yang berbeda dan sebagainya,

mungkin dianggap mengarah pada standardisasi praktik akuntansi. tentu ini tampaknya

menjadi asumsi utama dari IASB. Ada berbagai alasan mengapa perbedaan

internasional akan terus bertahan setelah diperkenalkannya IFRS :

6
a. Perbedaan sistem perpajakan

b. Perbedaan pengaruh ekonomi dan politik pada pelaporan keuangan

c. Modifikasi IFRS pada tingkat nasional

d. Perbedaan dalam pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum

Banyak alasan yang menyebabkan perbedaan dalam metode akuntansi dari berbagai

negara. Mueller (1968) menunjukkan bahwa perbedaan tersebut mungkin disebabkan

oleh perbedaan dalam hukum yang mendasari negara, sistem politik, atau tingkat

perkembangan ekonomi suatu negara. Faktor lain seperti sistem pajak, tingkat

pendidikan dan tingkat pembangunan ekonomi juga sebagai penjelasan atas perbedaan

dalam sejarah praktek akuntansi. Saat ini tidak ada teori yang menjelaskan mengapa,

karena tidak adanya upaya untuk membakukan akuntansi, kita akan berharap untuk

menemukan perbedaan internasional dalam praktik akuntansi. Banyak hal yang menjadi

penyebab perbedaan tersebut yaitu sebagai berikut.

5.1. Budaya

Budaya adalah suatu konsep umum yang akan diharapkan berdampak pada sistem

hukum, sistem perpajakan, cara bisnis dibentuk dan dibiayai, dan sebagainya.

selama bertahun-tahun kebudayaan telah digunakan dalam literatur psikologi,

antropologi, dan sosiologi sebagai dasar untuk menjelaskan perbedaan dalam sistem

sosial. dalam beberapa dekade terakhir ini juga telah digunakan untuk mencoba

menjelaskan perbedaan sistem akuntansi internasional. Sistem nilai akuntansi

berasal dari dan terkait dengan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang juga

dipegang oleh akuntan berdampak pada perkembangan sistem akuntansi dalam

skala nasional. Takatera dan Yamamoto (1987) mendefinisikan budaya sebagai

wujud norma, nilai-nilai dan adat yang mencerminkan ciri perilaku yang khas.

7
Hofstede (1980) mendefinisikan budaya sebagai pemikiran yang membedakan

anggota satu kelompok manusia dari yang lain. Gray (1988) menggambarkan

budaya sebagai sistem nilai-nilai sosial atau kolektif diselenggarakan dan bukan

nilai-nilai pada tingkat individu. Gray berpendapat bahwa kerangka metodologi

penggabungan budaya dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi

perbedaan internasional dalam sistem dan pola pengembangan akuntansi

internasional. Setiap pertimbangan budaya tentu membutuhkan pilihan yang sulit

untuk aspek budaya yang penting bagi masalah tersebut yang pada gilirannya

bagaimana seseorang dapat mengukur sifat budaya yang relevan.

5.2. Agama

Hamid, Craig, dan Clarke (1993) menganggap salah satu unsur budaya yaitu agama

berpengaruh dalam praktek akuntansi. mereka menunjukkan, agama mengatasi

batas-batas nasional. Budaya yang ada di berbagai negara Islam tercermin pada

bagaimana isu-isu agama dibahas dalam literatur akuntansi. Hamid, Craig, dan

Clarke menunjukkan bahwa Islam memang memiliki pengertian tentang kepatuhan

kepada Tuhan dan bukan untuk kepentingan pemilik ekuitas atau pemberi

pinjaman. Orang muslim percaya bahwa mereka memiliki aset bukan untuk diri

mereka sendiri tetapi untuk kepentingan ibadah kepada Tuhan. Ada juga perbedaan

mendasar lainnya, misalnya Islam melarang pembiayaan utang dan pembayaran

bunga, dan larangan ini memiliki implikasi yang signifikan bagi proses harmonisasi

standar akuntansi internasional. Hamid, Craig, dan Clarke memberikan argumen

yang logis bahwa agama memiliki dampak besar pada sistem akuntansi yang

dipilih. Agama berpotensi dapat mempengaruhi bagaimana orang melakukan bisnis

dan bagaimana mereka membuat Keputusan.

8
5.3. Sistem Hukum

Sistem hukum yang ada di dunia dapat dibagi menjadi dua kategori: sistem hukum

umum dan sistem hukum Romawi. dalam sistem hukum umum berdasarkan sudut

pandang ketentuan perundang-undangan. Setiap keputusan hukum kemudian

menjadi contoh praktik hukum untuk kasus di masa yang akan datang. Sistem

hukum umum berasal dari Inggris dan menyebar ke negara-negara bekas koloninya.

Dalam sistem hukum Romawi, hukum parlementer cenderung sangat rinci dan

mencakup sebagian besar aspek kehidupan sehari-hari. Implikasinya terhadap

akuntansi adalah bahwa dalam negara yang menganut sistem hukum umum

ditemukan relatif sedikit undang-undang akuntansi yang mengatur praktik

akuntansi, dan oleh karena itu secara historis perkembangan praktik akuntansi akan

ditinggalkan lebih pada penilaian akuntan dan auditor profesional.

Dengan sistem hukum romawi sebaliknya kita akan mengharapkan untuk

menemukan badan hukum akuntansi yang menetapkan secara rinci bagaimana

masing-masing jenis transaksi atau peristiwa diperlakukan. Dalam sistem tersebut

membutuhkan penggunaan pertimbangan profesional yang lebih sedikit dalam

mempersiapkan atau mengembangkan praktik akuntansi. Nobes dan Parker (2004)

menjelaskan sistem hukum umum dikembangkan di Inggris, sedangkan sistem

hukum Romawi dikembangkan di negara-negara benua Eropa. Negara-negara

dimana pengembangan sistem hukum yang praktek sangat dipengaruhi oleh Inggris

cenderung memiliki sistem hukum umum. sebaliknya sebagian besar negara benua

Eropa, dan negara yang sistem hukumnya di bawah pengaruh negara-negara

tersebut, cenderung memiliki sistem hukum Romawi.

5.4. Kepemilikan Usaha dan Sistem Pembiayaan

9
Terdapat faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi suatu negara dalam

kepemilikan usaha dan sitem pembiayaan. Faktor ini dapat dibagi ke dalam jenis

yang berbeda, faktor dari pihak luar sistem dan faktor dari pihak dalam sistem.

Pada faktor dari pihak luar sistem, pemegang saham eksternal merupakan sumber

utama pembiayaan untuk kegiatan usaha. Sebagai pemegang saham eksternal tidak

akan terlibat dalam pengelolaan perusahaan, dan karena itu tidak akan memiliki

akses terhadap informasi akuntansi manajemen perusahaan, mereka perlu diberikan

informasi akuntansi keuangan tersendiri untuk membantu membuat keputusan

investasi. Sebaliknya, dalam faktor dari pihak dalam sistem keuangan, penyediaan

pembiayaan oleh pemegang saham eksternal jauh lebih signifikan. Bukannya telah

terjadi dominasi bisnis milik keluarga dan/atau penyedia dominan keuangan jangka

panjang secara historis baik bank atau pemerintah (Zysman, 1983). Dengan bisnis

milik keluarga, pemilik akan cenderung memiliki akses ke informasi akuntansi

manajemen internal secara rinci dari usaha, sehingga tidak ada kebutuhan untuk

memberikan informasi laporan keuangan dalam membantu pengambilan keputusan

investasi oleh pemegang saham.

Negara-negara yang secara historis telah didominasi oleh faktor insider financed

cenderung juga menjadi negara dengan sistem hukum Romawi, sementara negara-

negara outsider financed biasanya memiliki sistem hukum umum. sehingga

sebagian besar negara Eropa benua secara historis mengandalkan bentuk insider

financed, dengan hasil bahwa akuntansi keuangan di negara-negara ini tidak

berkembang untuk melayani kebutuhan keputusan investasi di pasar modal.

sebaliknya Inggris dan Irlandia telah mengandalkan pada tingkat yang jauh lebih

besar pada bentuk outsider financed, dengan peran utama akuntansi historis

menjadi untuk melayani kebutuhan informasi pasar modal dengan informasi yang

10
adil, seimbang dan berbobot.

5.5. Sistem Perpajakan

Di negara-negara dengan sistem outsider finance, praktik akuntansi keuangan

dikembangkan untuk memberikan gambaran yang adil, seimbang dan objektif

tentang kinerja ekonomi yang mendasari bisnis untuk membantu meningkatkan

efektivitas keputusan alokasi investasi oleh pemegang saham eksternal. sistem

tersebut mengharuskan akuntansi mencerminkan semacam realitas ekonomi,

misalnya bisnis memilih metode penyusutan yang paling dekat mencerminkan cara

yang menggunakan aset tetap. Sebaliknya di negara yang mayoritas menggunakan

sistem insider finance, laporan keuangan yang telah dikembangkan untuk

menggambarkan beberapa bentuk realitas ekonomi yang mendasari ini tidak

disajikan. meskipun laporan keuangan telah dikembangkan untuk tujuan yang

berbeda, dan satu tujuan penting adalah perhitungan pajak.

Di sebagian besar negara-negara benua eropa yang secara tradisional bergantung

pada sistem insider finance, bagi perusahaan tunjangan pajak ini harus dimasukkan

dalam laporan keuangannya. misalnya jika perusahaan ingin mengurangi kewajiban

pajaknya dengan mengambil keuntungan maksimum yang diijinkan dari tunjangan

penyusutan pajak, itu harus menyertakan tunjangan penyusutan pajak dalam

laporan keuangannya. Di negara-negara dengan sistem outsider finance, rekening

pajak secara historis telah terpisah dari rekening keuangan. sehingga jika sebuah

perusahaan ingin mengklaim tunjangan penyusutan pajak maksimum yang

diizinkan oleh hukum perpajakan tidak akan mempengaruhi perhitungan

keuntungan yang dilaporkan dalam laporan keuangan. sehingga dapat

mencerminkan biaya penyusutan yang dan pemanfaatan aset yang wajar tanpa

11
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengklaim tunjangan penyusutan

pajak maksimum dalam rekening pajak, dan ketentuan hukum perpajakan belum

memberikan banyak pengaruh terhadap laporan keuangan.

5.6. Kekuatan Profesi Akuntansi

Kekuatan profesi akuntansi di negara manapun secara historis telah ditentukan oleh

faktor yang bersifat kelembagaan pada sistem akuntansi keuangan. Di negara

sistem hukum umum, yang memiliki sistem didominasi sistem outsider finance di

mana undang-undang pajak memiliki sedikit pengaruh pada akuntansi keuangan,

akan relatif sedikit ketentuan undang-undang menentukan isi laporan keuangan.

Tujuan utama dari laporan keuangan akan telah memberikan penyajian yang wajar,

seimbang dan objektif tentang kinerja ekonomi yang mendasari bisnis, dan ini akan

diperlukan pertimbangan profesional untuk mengatasi setiap situasi yang berbeda.

Sebaliknya di negara sistem hukum romawi yang didominasi sistem insider finance

di mana sesuai dengan rincian hukum pajak memberikan pengaruh besar pada

bentuk finansial, akan ada telah sedikit kebutuhan atau ruang untuk penggunaan

pertimbangan profesional ketika menyusun laporan akuntansi keuangan.

5.7. Riwayat Bencana

Noble and parker (2004) menunjukkan pentingnya faktor tambahan yaitu riwayat

bencana, yang pengaruhnya akan terbatas pada sistem akuntansi dari masing-

masing negara yang terkena dampak bencana. misalnya AS mendirikan undang-

undang bursa efek yang bertujuan untuk perlindungan investor. Undang-undang ini

meliputi persyaratan akuntansi tertentu yang telah didelegasikan kepada lembaga

standar akuntansi sektor swasta yang menetapkan dan yang telah menghasilkan

12
serangkaian aturan akuntansi.

6. Hambatan Dalam Standarisasi Akuntansi Keuangan

Salah satu kendala untuk pembentukan standardisasi akuntansi internasional adalah

perbedaan budaya internasional dan kelembagaan yang menyebabkan bahwa akuntansi

keuangan bervariasi. Selanjutnya hambatan lebih lanjut untuk harmonisasi adalah

kurangnya pengembangan profesi akuntansi di beberapa negara, sehingga di negara-

negara di mana profesi akuntansi belum dikembangkan bahwa ada kemungkinan

masalah pelaksanaan akuntansi internasional berbasi Model anglo Akuntansi Anglo

Amerika. Potensi dan kendala yang signifikan dalam standarisasi yang sedang

berlangsung akuntansi adalah peraturan akuntansi dapat dan memang memiliki

konsekuensi ekonomi. Pemerintah masing-masing negara mungkin menyesal

memberikan kontrol erhadap proses pengaturan standar akuntansi yang memiliki

konsekuensi ekonomi nyata untuk sebuah badan internasional di mana mereka memiliki

pengaruh yang kecil.

13
Masalah Pengukuran: Memperhitungkan Dampak Perubahan Harga
Dan Perubahan Kondisi Pasar

1. Pendahuluan

Menurut paragraf 4.54 dari Kerangka Konseptual IASB untuk Pelaporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penentuan jumlah uang di mana unsur-unsur laporan

keuangan harus diakui dan dibawa dalam neraca dan laporan laba rugi. Ini melibatkan

pemilihan dasar pengukuran tertentu. Pengukuran jelas merupakan masalah yang sangat

mendasar dalam akuntansi keuangan. Pengukuran memungkinkan kami untuk

mengaitkan angka ke item yang muncul dalam laporan keuangan

1.1. Alternatif pengukuran

Ada berbagai basis pengukuran yang dapat digunakan, termasuk:

a. biaya historis

b. biaya saat ini

c. nilai yang dapat direalisasikan

d. nilai saat ini nilai deprival

1.2. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih antara pendekatan

pengukuran alternatif

IASB dan FASB telah mengidentifikasi sejumlah faktor yang perlu

dipertimbangkan sebelum pendekatan pilihan (atau sejumlah pendekatan) untuk

pengukuran dipilih. Menurut situs web FASB, lima faktor yang mungkin

dipertimbangkan dalam memilih di antara basis pengukuran alternatif (seperti biaya

historis versus nilai wajar) adalah:

14
a. Pembobotan dan pemisahan nilai / aliran Kepentingan relatif pengguna

informasi tentang nilai saat ini dari aset atau kewajiban versus informasi tentang

arus kas yang dihasilkan oleh item, serta kemudahan dan ketepatan dengan mana

arus dapat dipisahkan dari nilai perubahan (indikasi relevansi)

b. Tingkat kepercayaan Tingkat kepercayaan yang dapat ditempatkan pada

pengukuran alternatif sebagai representasi dari aset atau kewajiban yang diukur

(indikasi representasi yang setia)

c. Pengukuran barang serupa Barang-barang yang memiliki sifat serupa harus

diukur dengan cara yang serupa (indikasi komparabilitas)

d. Pengukuran item yang menghasilkan arus kas bersama Item yang menghasilkan

arus kas sebagai unit harus diukur dengan cara yang sama (indikasi dimengerti)

e. Manfaat-biaya Suatu penilaian rasio manfaat yang akan diperoleh dari

pengukuran alternatif dengan biaya persiapan pengukuran tersebut (indikasi

faktor pembatas utama dalam pelaporan keuangan)

Tentunya, seperti yang bisa kita lihat dari poin-poin di atas, memilih basis

pengukuran yang tepat membutuhkan banyak penilaian yang harus dibuat

1.3. Satu opsi pengukuran: biaya historis

Di bawah biaya historis:

 aset dicatat sebesar jumlah uang tunai atau setara kas yang dibayarkan, atau nilai

wajar dari pertimbangan yang diberikan, untuk memperolehnya pada saat

akuisisi

 Kewajiban dicatat sebesar jumlah hasil yang diterima dalam pertukaran untuk

kewajiban, atau dalam beberapa keadaan (misalnya, pajak penghasilan), dengan

15
jumlah uang tunai atau setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk

memenuhi kewajiban dalam bisnis normal

Keterbatasan historical cost pada waktu kenaikan harga

 Historical cost mengasumsikan uang mempunyai daya beli yang konstan.

 Tiga komponen ekonomi yang membuat asumsi kurang valid ketika historical

cost dibangun

1. tingkat harga secara specifik berubah (naik karena kesukaan konsumen,

kemajuan teknologi)

2. tingkat harga secara umum berubah (inflasi)

3. fluktuasi dalam nilai tukar

 Problem yang berkaitan dlm waktu kenaikan harga nilai asset sekarang mungkin

berbeda dari historical cost

2. Current Purchasing Power Accounting (CPPA)


CPPA Sering disebut juga daya beli akuntansi yang berlaku umum atau akuntansi

tingkat harga umum atau akuntansi tingkat dolar konstan. Konsep ini menilai uang

menurut daya belinya pada barang dan jasa secara umum. Tujuan konsep ini untuk

mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap, dengan ukuran indeks

harga. Nilai harta, hutang dan modal yang terpengaruh oleh perubahan harga

disesuaikan dengan faktor indeks harga, sehingga dapat dinyatakan dengan nilai uang

yang sama.

Konsep ini digunakan pada saat kenaikan harga, jika suatu entitas mendistribusikan

keuntungan yang disesuaikan berdasarkan harga perolehan hasilnya bisa menjadi

penurunan nilai riil dari suatu entitas. Dimana secara riil entitas bisa mengambil risiko

mendistribusikan sebagian dari modal. Saat menerapkan konsep ini maka indeks harga

dibutuhkan. Indeks harga adalah rata-rata tertimbang dari harga saat barang dan jasa

yang berhubungan dengan rata-rata tertimbang harga dalam periode sebelumnya

16
(periode dasar). Indeks harga yang digunakan dalam konsep ini dapat indeks harga

umum maupun indeks harga khusus.

Penyeseuaian dalam CPPA dilakukan pada akhir periode akuntansi atau yang biasanya

dilakukan pada saat akhir tahun. Penyesuaian ini dapat dilakukan ke semua akun akun

biaya historis sebagai penyesuaian terhadap keadaan saat ini. Akun kewajiban dianggap

sebagai akun moneter, akun moneter yaitu akun yang tidak berpengaruh nilainya

terhadap kenaikan harga, sehingga tingkat kepastiannya menjadi jelas.

Selain itu, pada saat inflasi, pemegang aktiva moneter akan kehilangan secara riil

pemegang keuntungan kewajiban moneter, mengingat mereka harus mengalami

penurunan daya beli pada akhir periode jika dibandingkan dengan awal periode

sedangkan pemegang aktiva non-moneter tidak mengalami perubahan daya beli.

Keuntungan atau kerugian daya beli yang timbul dicatat dalam laba rugi periode

berjalan.

Namun konsep Current Purchasing Power Accounting (CPPA) tidak terlepas dari

kekurangan. Beberapa kekurangan dari CCPA yaitu Perubahan dalam harga barang dan

jasa yang termasuk dalam indeks harga umum mungkintidak merefleksikan barang dan

jasa di industri yang berbeda. Ini membuat tingkat perbandingan antar industri menjadi

berkurang dan prediksi atau penilaian yang dilakukan menjadi tidak valid. Kekurangan

berikutnya yaitu pengguna akan mengira nilai yang disesuaikan adalah asset tertentu,

padahal semua asset menggunakan indeks yang sama sehingga hal ini akan membuat

pengguna menjadi bingung. Dengan semua kekurangan tersebut maka banyak yang

menganggap bahwa data yang disajikan CPPA tidak relevan terhadap pengambilan

keputusan.

3. Current Cost Accounting (konsep akuntansi nilai sekarang )


Konsep dimana menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan harga perolehan

17
sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan kapsitas

yang sama.

Kelebihan :

 Current cost menunjukan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan

dalam periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa.

 Current cost memungkinkan identifikasi dari penyimpangan laba atau

rugi,sehingga mencerminkan hasil-hasil keputusan manajmen asset dan dampak

dari lingkungan atas perusahaan yang tidak tercermin dalam transaksi rutin.

 Current cost menggambarkan nilai aktiva pada perusahaan jika perusahaan

melanjutkan untuk memperoleh aktiva tersebut dan jika nilainya belum

ditambah aktiva tersebut.

 Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai sekarang lebih bearti dari pada

penambahan biaya historis yang terjadi pada periode yang berbeda.

 Current cost memungkinkan pelaporan current operating profit,yang dapat

digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan.

Kelemahan :

 Pengguna current cost adalah subyektif karena sangat sulit menentukan harga

perolehan sekarang yang pasti setiap saat.

Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Akuntansi Nilai Sekarang adalah

pengukuran dari nilai sekarang (current value) itu sendiri. Menurut Martin A. Miller ada

dua metode yang paling sering digunakan dalam perhitungan yaitu : Sistem Nilai

Masukan (Entry Value System) dari Sistem Nilai Keluaran (Exit Value System).

Entry Value System didasarkan atas dasar harga pokok penggantian (Replacement Cost)

atau harga pokok, untuk memproduksi (Reproduksi Cost). Yang dimaksud dengan

Replacement Cost adalah estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh

18
aktiva baru atau ekuivalennya pada harga sekarang (current prices) setelah disesuaikan

dengan depresiasi. Sedangkan Reproduction Cost dimaksud sebagai estimasi biaya yang

harus dikeluarkan untuk memproduksi aktiva baru atau ekuivalennya pada harga

sekarang setelah diasumsikan dengan depresiasinya.

Exit Value Sistem biasanya didasarkan atas nilai bersih yang dapat direalisasi (Net

Realizable Value) dalam keadaan usaha yang biasa atau kadang-kadang berdasarkan

atas Discounted Cash Flow. Yang dimaksudkan dengan Net Realizable Value adalah

estimasi harga penjualan atas aktiva setelah didukungi biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk menjual aktiva tersebut. Sedangkan Discounted Future Cash Flow dimaksudkan

sebagai nilai sekarang (present value) dari estimasi pemasukan kas (Cash Inflow) atau

cast saving yang dijual pada tingkat bunga yang sesuai.

3.1. Elemen-Elemen Moneter dan Non Moneter

Dalam current cost accounting elemen-elemen di neraca perlu juga dibedakan dalam

elemen moneter dan non moneter. Elemen non moneter adalah semua elemen yang

bukan merupakan elemen moneter. Seperti juga halnya dengan elemen moneter, elemen

non moneter juga dibagi kedalam aktiva dan kewajiban non moneter. Untuk elemen non

moneter umumnya ditetapkan kembali untuk menghadapi perubahan harga sekarang

(changes in current value).

Dalam menerapkan metode ini kesimpulan atas aktiva moneter dan non moneter adalah

sebgai berikut:

Karena aktiva moneter telah ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap, mereka itu

menggambarkan sejumlah uang yang diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu

dekat, oleh karenanya aktiva moneter secara efektif telah ditetapkan kembali untuk

current value financial statement (laporan keuangan dengan nilai sekarang). Namun

aktiva non moneter tidak ditetapkan dalam sejumlah uang yang tetap dan karena itu

19
menggambarkan Net Realizables Value mereka. Oleh karena itu, aktiva non moneter

harus ditetapkan kembali untuk disajikan pada Current Value.

3.2. Holding Gain Or Losses

Holding gain dan losser timbul dikarenakan adanya perbedaan antara perbedaan antara

harga pokok historis atau aktiva dengan harga pokoknya sekarang.

Holding gain terdiri atas dua komponen yaitu :

a. Realized Holding Gains yang dihasilkan dari penyelesaian (disposal) aktiva,

apakah aktiva itu dijual/digunakan dalam suatu periode akuntansi.

b. Unrealized Holding Gains yang dihasilkan dari penambahan dalam nilai

sekarang (current value) suatu aktiva dalam suatu periode akuntansi dimana

aktiva tersebut masih ditahan oleh perusahaan.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengungkapan Akuntansi Kos Sekarang

adalah sebagai berikut : (Smith-Skousen: 1991:566)

a. Tetapkan jumlah nilai berjalan persediaan, harta tak bergerak, pabrik, dan

peralatan.

b. Terapkan “tes jumlah yang dapat diganti kembali” ke jumlah nilai berjalan dan

pilih yang lebih rendah.

c. Berdasarkan hasil langka b), hitunglah harga pokok penjualan, penyusutan dan

amortisasi.

d. Tetapkan perubahan dalam nilai berjalan persediaan dan harta tak bergerak,

pabrik, dan peralatan menurut jumlah nominal dan juga rupiah konstan.

Bila perusahaan beranggapan bahwa perubahan nilai sekarang (current cost) atau

persediaan, harta tak gerak, pabrik, dan peralatan tidaklah besar dan tidak memberikan

pengaruh yang berarti atas laporan keuangan, maka pengungkapan atas current cost ini

tidak perlu dibuat, namun dalam catatan informasi tambahan perlu disebutkan alasan

20
yang mendukung.

4. Continuously Contemporary Accounting (CoCoA)


Menurut Continuously Contemporary Accounting (CoCoA), daya beli uang tidak

konstan, tapi saat ini dan terus berubah. Mengingat lingkungan yang berkembang di

mana perusahaan dan bisnis beroperasi, menurut model, nilai uang atau nilai realisasi

bersih dari bisnis adalah setara kas saat ini aset. Ini adalah sistem akuntansi yang

mengukur aktiva dan kewajiban pada harga tunai mereka saat ini, misalnya, nilai

realisasi bersih dari aset jika dijual dalam kondisi bisnis saat ini.

4.1 Sistem Akuntansi Adaptive

Sesuai Continuously Contemporary Accounting (COCOA): bisnis, untuk bertahan

hidup, harus beradaptasi dengan ekosistem yang terus berubah di mana mereka

beroperasi, dan oleh karena itu harus jadi praktek akuntansi mereka. Untuk perusahaan,

adaptasi menyiratkan penjualan aset dianggap tidak layak dan akuisisi aset lebih cocok

dengan lingkungan baru. Oleh karena itu, tujuan akuntansi harus untuk menawarkan

harga tunai saat aset untuk pembantu suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan

yang lebih baik. Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menegaskan,

laporan keuangan bisnis harus mencakup harga jual prediksi saat ini setiap aset dan

karenanya keuntungan harus dihitung sebagai perubahan modal adaptif perusahaan

selama periode tersebut.

4.2 Kekuatan dari Model Akuntansi

Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) adalah model mudah bagi akuntan

untuk mempekerjakan dalam mengembangkan neraca dan laporan keuangan. Laporan

terus menyarankan perusahaan atas aset yang diperlukan untuk menjual dan membeli

21
dan, karena itu, membantu badan untuk bertahan hidup dalam lingkungan bisnis yang

kompetitif. Berbeda dengan sistem biaya historis, di mana ada tingkat error lebih besar,

memprediksi biaya mengalokasikan untuk depresiasi jauh lebih sederhana dan lebih

akurat di bawah Continuously Contemporary Accounting (CoCoA). Karena neraca

Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) memperkirakan apa yang perusahaan

akan menerima jika dijual setiap aset pada tanggal saat ini, laporan adalah panduan yang

berguna bagi pemegang saham untuk menilai risiko investasi dan manfaat.

4.3 Kelemahan dari Model Akuntansi

Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menuntut perubahan mendasar

dalam praktik akuntansi, dari sistem berbasis biaya untuk keluar dari sistem harga,

sehingga kebanyakan bisnis masih enggan untuk menggunakan Continuously

Contemporary Accounting (CoCoA). Aset mungkin memiliki harga jual rendah di pasar,

tapi mungkin nilai tinggi dalam perusahaan.Neraca Continuously Contemporary

Accounting (CoCoA) gagal untuk memperhitungkan nilai internal aset dan hanya

mengukur dengan nilai harga keluar di pasar. Sementara Continuously Contemporary

Accounting (CoCoA) menekankan pada perlunya suatu entitas untuk beradaptasi

dengan lingkungannya, gagal untuk memperhitungkan pengaruh suatu entitas mungkin

pada lingkungan, misalnya, aset kinerja tinggi dalam perusahaan dapat lembur

menaikkan harga jual di pasar .

22

Anda mungkin juga menyukai