KONSEKUENSI EKONOMI
Konsekuensi ekonomi adalah suatu konsep yang menekankan bahwa, terlepas dari
implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat
akuntansi positif.
Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan-tindakan pemilihan
kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer merespon terhadap
akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang.
Teori ini didasarkan pada kontrak yang dijalin oleh perusahaan.
Kontrak tersebut seringkali didasarkan pada variabel akuntansi keuangan.
Dalam hal ini manajemen memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan
kepentingan perusahaan.
TAP berusaha memprediksi kebijakan apa yang akan dipilih oleh manajer.
Terdapat banyak penelitian empiris yang dilakukan untuk menguji tiga hipotesis dalam
Teori Akuntansi Positif. Beberapa diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan Lev
(1979) yang menghasilkan beberapa jawaban yaitu:
1. Mengapa perusahaan yang berbeda mungkin memilih kebijakan akuntansi berbeda
2. Mengapa ada manajer mungkin keberatan dengan perubahan dalam kebijakan
akuntansi
3. Mengapa investor bereaksi atas dampak potensial perubahan kebijakan akyuntansi atas
laba bersih
Konsep konsekuensi ekonomi muncul di sebuah artikel awal oleh Stephen Zeff (1978)
Menurut Zeff
akuntansi.
Zeff menjelaskan mengenai tanggapan badan penyusun standar terhadap beragam
Bidang pertama konsekuensi ekonomi adalah akuntansi untuk opsi saham yang
dikeluarkan bagi manajemen dan dalam beberapa kasus, bagi karyawan lainnya, memberi
mereka hak untuk membeli saham perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini
Untuk mengatasi hal ini, FASB mengeluarkan exposure draft yang mengusulkan agar
perusahaan mencatat biaya kompensasi berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal
pemberian ESO.
Namun, exposure draft ini ditolak karena muncul kekhawatiran akan konsekuensi ekonomi
dari laporan laba yang lebih rendah yang akan dihasilkan. Konsekuensi yang
dikhawatirkan tersebut mencakup harga saham yang lebih rendah, biaya modal yang lebih
tinggi, kurangnya bakat manajerial, serta rendahnya motivasi manajer dan karyawan.
Hal ini dikarenakan tidak seperti umumnya biaya, ESO tidak memerlukan pembiayaan
tunai. Intinya biaya ditanggung oleh para pemegang saham. Karena itu, jika ESO
dilaksanakan dengan harga $10 ketika nilai pasar saham tersebut $30, maka biaya ex post
bagi perusahaan dan para pemegang sahamny adalah $20. Dengan memberi pemegang
saham sebesar $10, perusahaan tersebut melewatkan kesempatan untuk mengeluarkan
money.
Selanjutnya akan muncul pertanyaan adalah keadaan di mana karyawan akan
lebih besar daripada lebih rendahnya hasil yang diharapkan dari menahan saham tersebut.
Keadaan kedua terjadi ketika ESO menyangkut banyak uang, waktu sampai jatuh
temponya singkat, dan karyawan dapat menahan maupun menjual saham yang
diperolehnya dan menginvestasikan hasilnya pada aktiva yang tidak beresiko. Karena
menahan aktiva yang tidak beresiko lebih disukai daripada menahan saham, maka
karyawan akan melaksanakan opsi, menjual saham, dan membeli aktiva yang tidak
beresiko.
Dalam penelitian empiris untuk menguji pelaksanaan awal, Huddart dan Lang (1996)
mengkaji pola-pola pelaksanaan dari karyawan pada delapan perusahaan besar di Amerika
Serikat selama periode sepuluh tahun. Mereka mendapati bahwa pelaksanaan lebih awal
sering dilakukan, sesuai dengan asumsi penghindaran resiko yang dinyatakan oleh
Huddart. Mereka juga mendapati bahwa variabel yang menjelaskan pelaksanaan awal
secara empiris, seperti waktu sampai jatuh tempo dan sampai sejauh mana ESO tersebut
Pembahasan didasarkan pada artikel The Impact of Accounting Regulation on the Stock
Market: The Case of Oil and Gas Companies (1979) yang ditulis oleh Lev.
Penelitian ini terkait dengan kebijakan SFAS 19 yang mewajibkan perusahaan migas di AS
mencatat biaya eksplorasi dengan metode succesfull-effort.
terpengaruh oleh exposure draft, pengembalian negatif rata-rata-nya bernilai relatif kecil.
Untuk kondisi saham, Dickman dan Smith (1979) dan Kross (1982) mendapati tidak
adanya reaksi harga sekuritas terhadap perubahan standar akuntansi. Mungkin ini
Teori pasar sekuritas yang efisien tidak meramalkan reaksi harga terhadap perubahan
kebijakan akuntansi yang tidak mempengaruhi probabilitas jaminan dan aliran kas.
Dengan kata lain, teori pasar yang efisien menyiratkan pentingnya pengungkapan penuh,
termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Meskipun demikian, begitu pengungkapan
penuh terhadap kebijakan akuntansi dilakukan, pasar akan menafsirkan nilai sekuritas
konsekuensi ekonomi.
Karena itu, kebijakan akuntansi berpotensi mempengaruhi keputusan manajemen yang
sebenarnya, termasuk keputusan untuk mengintervensi, baik mendukung atau menentang
usulan standar akuntansi.
yang dipergunakan.
TAP berpendapat bahwa manajer sifatnya rasional dan memilih kebijakan akuntansi demi
kepentingan perusahaan.
Tujuan TAP adalah untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akutansi
TAP telah menghasilkan sejumlah besar penelitian empiris. Sebagai contoh adalah tulisan
Lev (1979). Penelitian Lev membantu kita memahami mengapa perusahaan yang berbeda-
Ketiga hipotesis TAP dinyatakan dalam bentuk oportunis, artinya berasumsi bahwa
manajer memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan utilitas dibandingkan
biaya kontrak.
Christie dan Zimmerman (1994) menyelidiki mengenai tingkat pilihan kebijakan akuntansi
yang meningkatkan pendapatan dalam sampel yang terdiri dari perusahaan yang menjadi
target pengambilalihan. Alasan mereka adalah bahwa jika pilihan kebijakan akuntansi
yang oportunis sedang terjadi, pilihan seperti ini akan lebih tak terkendali dalam
perusahaan yang kemudian akan diambil, karena manajemen yang saat itu berusaha
menepis tawaran pengambilalihan dengan memaksimalkan posisi keuangan dan laba
kontrak.
TAP tidak menyiratkan bahwa pilihan kebijakan akuntansi perusahaan harus dijelaskan
dengan khusus. Justru biasanya akan lebih efisien jika ada sekumpulan kebijakan