Mata Kuliah :
TEORI AKUNTANSI
Dosen :
202011330017
AKUNTANSI / PAGI
2022/2023
1
BAB 1
TEORI AKUNTANSI
Teori Akuntansi terdiri atas dua kata yaitu teori dan akuntansi. Teori merupakan suatu
susunan yang saling berkaitan tentang hipotesis, konsep dan prinsip yang membentuk
kerangka acuan untuk bidang yang dibahas (Webster’s Third New International Dictionary).
Teori didefinisikan sebagai kristalisasi dari fenomena empiris dan dalil normatif yang disusun
serta digambarkan dalam bentuk dalil-dalil yang disimpulkan dari fenomena dan disajikan
dalam bentuk kalimat-kalimat pendek yang dapat berlaku secara umum. Adapun akuntansi
lahir dari lingkungan ekonomi kapitalis. Akuntansi adalah alat untuk mengukur
pertanggungjawaban. Akuntansi dikatakan sebagai sistem informasi. Akuntansi merupakan
tool of management alat untuk mengumpulkan harta dan memeliharanya agar proses
akumulasi kekayaan berjalan lancar dan penguasaannya tetap di tangan kapitalis. Sementara
itu Akuntansi dianilisis dari akronimnya sebagai berikut:
A Analisis Angka tersebut dapat dianalisis untuk menggali lebih banyak informasi yang
dikandungnya dan memprediksi masa yang akan datang.
N Netral Angka tersebut bersifat netral kepada semua pemakai laporan keuangan
S Seni Laporan keuangan ada unsur seninya karena berbagai alternatif yang bisa dipilih
Akuntansi juga diartikan sebagai bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan
2
informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam
jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis pada suatu waktu atau periode tertentu. A
Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) mendefinisikan akuntansi sebagai proses
mengidentifikasikan, mengukur, menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi
dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para
pemakainya. Kemudian American Institute of Certified Public Accounting (AICPA)
mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan
cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadiankejadian yang umumnya
bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Accounting Principle Board
(APB) statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa dimana
fungsinya untuk memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai
suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi sebagai dasar memilih diantara beberapa alternatif
Sifat-Sifat Akuntansi
3
3. Akuntansi sebagai catatan historis yaitu akuntansi telah dianggap sebagai wahana
untuk memberikan gambaran sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukan dengan
lingkungannya pada masa lalu.
4. Akuntansi sebagi realitas ekonomi saat ini yaitu akuntansi dianggap dapat
memberikan realitas ekonomi perusahaan pada saat ini. Laporan akuntansi dianggap
menggambarkan situasi ekonomi perusahaan pada saat sekarang sehingga mestinya
sistem akuntans harus menggunakan harga saat ini atau current value.
5. Akuntansi sebagai sistem akuntansi yaitu akutansi memiliki siklus yang disebut
accounting cycle yang memproses bukti transaksi menjadi bentuk-bentuk informasi
yang kita kenal dengan laporan keuangan yang dapat dipergunakan masyarakat untuk
proses pengambilan keputusan
6. Akuntansi sebagai sistem komoditas yaitu informasi akuntansi merupakan output
/produk yang dihasilkan sistem informasi/akuntansi. Output ini dibutuhkan
masyarakat karena dapat memberikan manfaat yang besar bagi pemakainya yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
7. Akuntansi sebagai sistem pertanggungjawaban yaitu akuntansi dijadikan sebagai
media untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan suatu perusahaan atau lembaga
kepada majikannya (principal). Tujuan akuntansi keuangan diantarya dalah sisi
pertanggungjawaban selain sisi pengambilan keputusan.
8. Akuntansi sebagai teknologi yaitu akuntansi sebagai bagian dari prkatik karena
teknologi secara langsung dapat merubah sosial. Teknologi dianggap dapat
menjembatani antar teori dan praktek. Akuntansi dianggap sebagai teknologi
perangkat lunak karena merupakan disiplin rekayasa informasi dan pengendalian
keuangan.
Siklus akuntansi
Siklus akuntansi merupakan suatu proses akuntansi sistematis dan bertahap yang
dilakukan dengan tujuan untuk memproses berbagai bukti transaksi keuangan dan
mengolahnya menjadi sebuah laporan atau informasi akuntansi pada sebuah entitas dalam
suatu periode waktu tertentu.
4
Menurut pendapat Dina Fitria (2014:28) yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah
sebuah tahapan kegiatan akuntansi yang meliputi pencatatan, pengelompokan,
peringkasan data keuangan yang sudah diproses sebelumnya dan pelaporan yang dimulai
saat terjadinya transaksi dalam sebuah entitas. Sementara itu, Rahman Pura (2013:18)
menjelaskan bahwa siklus akuntansi adalah rangkaian kegiatan dan tahapan akuntansi
yang dilakukan secara sistematis mulai dari pencatatan akuntansi hingga penutupan
pembukuan.
Siklus Akuntansi terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Analisa Transaksi Tahap pertama adalah menganalisa setiap transaksi yang terjadi
pada sebuah entitas dalam satu periode yang dapat mempengaruhi posisi keuangan
sebuah entitas.
2. Pencatatan Transaksi Tahap kedua adalah mencatat transaksi yang sudah dianalisa ke
dalam jurnal secara berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.
3. Pembuatan Buku Besar Tahap ketiga adalah memindahkan transaksi yang sudah
dicatat di dalam jurnal ke dalam buku besar sesuai dengan daftar susunan – susunan
rekening buku besar.
4. Pembuatan Neraca Saldo Tahap keempat adalah membuat neraca saldo dengan
memindahkan saldo – saldo yang terdapat di buku besar sehingga bisa terlihat saldo
yang sama antara debet dan kredit.
5. Pembuatan Jurnal Penyesuaian Tahap kelima adalah membuat jurnal penyesuaian
apabila ada transaksi yang belum dicatat pada akhir periode akuntansi atau ada hal
lain yang perlu disesuaikan.
6. Pembuatan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Tahap keenam adalah membuat neraca
saldo setelah penyesuaian dengan memasukkan seluruh saldo yang telah disesuaikan.
7. Pembuatan Laporan Keuangan Tahap ketujuh adalah membuat laporan keuangan
seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan neraca sesuai
dengan data pada neraca saldo setelah penyesuaian.
8. Pembuatan Jurnal Pentutup Tahap kedelapan adalah membuat jurnal penutup yang
berfungsi untuk menutup akun nominal seperti pendapatan, beban dan deviden
menjadi nol.
5
Teori Akuntansi
Teori adalah suatu susunan yang salingn berkaitan tentang hipotesis, konsep dan prinsip
yang membentuk kesimpulan acuan untuk bidang akuntansi. Pengertian teori akuntansi
adalah kristalisasi fenomena yang dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat (preposition)
yang disimpulkan dari fenomena interaksi bisnis entities dan pemakai laporan keuangan.
Teori akuntansi juga didefinisikan sebagai susunan konsep, definisi, dalil yang
menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan
antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat
menjelasakan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul. Hendricksen
mengatakn bahwa teori akuntansi merupakan satu susuan prinsip umum yang
memberikan kerangka acuan yang umum sehingga praktek akuntansi dapat dinilai,
disebutkan juga bahwa teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti
perkembangan ekonomi, sosial, teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
Dalam teori akuntansi ada elemen teori akuntansi yang menunjukkan tujuan Laporan
Keuangan, postulat, konsep akuntansi, standar akuntansi.
6
Elemen dan Struktur Teori Akuntansi
Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi,
rerangka acuan yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang
mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa
elemen-elemen berikut ini:
Tujuan Pelaporan Keuangan menurut konsepsi FASB yang disusun atas dasar kondisi
lingkungan ekonomi sosial di Amerika diantaranya:
1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor
dan kreditur untuk dasar pengambilan keputusan investasi dan pemberian keputusan.
2. Memberikan informasi posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-
sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal kekayaan tersebut (siapa pihak
yang mempunyai hak atas kekayaan tersebut).
3. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (earning power).
4. Memberikan informasi yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutanghutangnya.
5. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber
pembiayaan perusahaan.
6. Memberikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam meramalkan aliran
kas masuk ke perusahaan.
7
APB Statement No.4
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajir dan sesuai prinsip
akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam
posisi keuangan. Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomis dan
kewajiban suatu usaha bisnis
2. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih
sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earning
potensial perusahaan
4. Menyediakan informasi lain yang dihasilkan tentang perubahan sumber daya ekonomi
dan kewajiban.
5. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aset dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aset
neto (aset dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha
dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aset dan
kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan
investasi
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi
mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
8
Trueblood Report
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan dan menggambarkan
lingkungan akuntansi, politik, sosiologi, dan hukum tempat akuntansi beroperasi.
Postulat AkuntansI
1. Postulat Entitas Postulat entitas menyatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain.
Implikasinya :
a. Dibedakan antara transaksi bisnis dan individu
b. Mengakui tanggung jawab pelayanan manajemen pada pemegang saham.
c. Penetuan segmen perusahaan (seperti) divisi atau beberapa perusahaan seperti
konsolidasi perusahaan yang saling terkait)
d. Akuntansi sumber daya manusia, sosio ekonomi, kos modal akan semakin mudah
masuk dalam laporan keuangan.
9
2. Postulat Kelangsungan Usaha Postulat Kelangsungan Usaha atau postulat kontinuitas,
menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan
proyek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Implikasinya:
a. Jika entitas memiliki kehidupan yang terbatas, maka laporan yang sesuai akan
akan menspesifikasi data terminal dan sifat likuidasi.
b. Menjustifikasi penilaian asset dengan dasar non likuidasi dan menyediakan dasar
untuk akuntansi depresiasi
c. Harapan tentang manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat
ke depan dan memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.
3. Postulat Unit Pengukur Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah
pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan dalam satuan
moneter. Implikasinya :
a. Akuntansi terbatas untuk memprediksi informasi yang dinyatakan dalam satuan
moneter, tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi lain yang relevan
namun bersifat non moneter
b. Postulat unit mengukur menganggap bahwa daya beli uang adalah stabil
sepanjang waktu atau perubahannya tidak signifikan.
4. Postulat Periode Akuntansi Laporan keuangan yang menggambarkan perubahan
dalam kesejateraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
Implikasinya:
a. Panjangnya periode waktu dapat bervariasi, tetapi hukum pajak penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan, dan praktik bisnis
tradisional menggunakan p eriode normal satu tahun.
b. Penggunaan akrual dan tangguhan dalam pembuatan posisi keuangan perusahaan.
Konsep teori akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau
aksioma, juga berdasarkan kesesuainnya dengan tujuan laporan keuangan, yang
menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang
dikarakteritikan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan diantaranya.
1. Teori Propriatery/Kepemilikan.
10
Menurut teori propriatery, entitas sebagai “agen perwakilan atau susunan melalui
wirausahawan individual atas pengoperasian pemegang saham.” Tujuan utama teori
propriteray adalah untuk menetukan dan menganalisa kekayaan bersih pemilik,
dengan persamaan akuntansi: Asset – Utang = Ekuitas Pemilik
Implikasinya:
a. Asset dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam keperntingan
atau kesejahteraan pemilik.
b. Revenue dan expense dianggap meningkat atau menurun secara berturut-turut
dalam kepemilikam yang bukan berasal dari investasi pemilik atau penatikan
modal jadi pemilik.
c. Bunga, pajak income sebagai expense, laba per lembar saham, dividen perlembar
saham.
d. Hanya pemegang saham biasa yang merupakan bagian dari kelompok Proprietary
dan pemegang saham preferred tidak termasuk didalamnya (dividen preferen
dikurangkan ketika menghitung earning pemilik.
e. Saham biasa dan saham preferen termasuk dalam ekuitas pemilik (deviden tidak
dikurangkan ketika menghitung earning pemilik)
2. Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menyediakan modal pada entitas. Unit bisnis bukan pemilik, merupakan pusat
kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan
akuntansinya adalah : Asset = Ekuitas
Asset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Asset adalah pertumbuhan hak perusahaan Ekuitas adalah sumber asset dan terdiri
dari utang dan ekuitas pemegang saham.
Implikasinya:
a. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka
memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, control resiko, dan likuidasi.
b. Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi
dann keuangan perusahaan.
c. Income merupakan peningkatan dalam ekuitas pemegang saham setelah klaim
pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh bunga jangka panjang, dan pajak
penghasilan telah terpenuhi).
11
d. Teori entitas menyetujui pengadopsian penilaian persediaan LIFO ketimbang
FIFO, karena penilaian LIFO dapat mencapai penentuan income yang lebih baik.
e. Definisi umum revenue sebagai produk perusahaan dan expenses sebagai barang
dan jasa yang dikonsumsi untuk mendapatkan revenue.
3. Teori Dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi
kelompok asset, kewajiban dan restriksi terkait atau disebut dana, yang mengatur
penggunaan asset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya.
Persamaan akuntansinya adalah: Asset = Restriksi Asset
Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian asset dan penggunaan asset yang telah
dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian rertriksi hokum dan ekonomi pada
penggunaan asset. Sehingga teori dana berorientasi asset, terutama pada administrasi
dan penggunaan asset secara memadai. Laporan sumber dan penggunaan dana bukan
neraca atau laporan keuangan merupakan tujuan pelaporan keuangan. Teori dana
terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba, rumah sakit, universitas,
Unit kota, dan pemerintah. Selain itu juga relevan untuk organisasi berorientasi laba,
yang menggunkan dana untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana
pelunasan (sinking funds).
Prinsip-Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan
konsep teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi. Untuk
lebih memahami, berikut ini dikemukakan perangkat konsep-konsep dasar menurut beberapa
sumber: Prinsip Akuntansi menurut Prinsip Akuntansi 1984, Kesatuan Akuntansi,
Kesinambungan, Periode Akuntansi Pengukuran Dalam Nilai Uang, dan Harga Pertukaran.
Prinsip Akuntansi menurut APB Statement No.4 yaitu Kesatuan usaha sebagai focus
akuntansi (accounting entity), Kontinuitas Usaha (Going Concern), Pengukuran aset dan
Passiva unit Usaha (measurement of economic resources and obligations), Laporan
berdasarkan periode waktu (Time Periode), dan Pengukuran dalam satuan moneter
(measurement in term of money), Asas himpun/akrual (accrual), Harga Pertukaran (jual beli)
(exchange price), Angka/jumlah rupiah pendekatan (Approximation), Kebijaksanaan
(judgement), Informasi Keuangan Umum (General Purpose Finansial Information), Laporan
12
Keuangan Saling Berkaitan (Fundamentally Related Financial Statements), Mementingkan
Substansi Daripada Bentuk luar/Yuridis (Substance Over Form), dan Materialitas
(Materiality). Konsep Dasar Menurut Paul Grady yaitu Pengakuan hak milik pribadi (A
Society and Government structure honoting private property right), Kesatuan Usaha yang
berdiri sendiri (spesifik businee entities), Kontinuitas Usaha (Going Concern), dan Satuan
Uang.
13
Berikut prinsip-prinsip akuntansi menurut Samryn (2014:24), yaitu:
1. Prinsip Biaya Historis Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntansi diselenggarakan
dengan menggunakan nilai-nilai yang sesungguhnya terjadi berdasarkan fakta pada saat
terjadinya transaksi di masa lalu. Di Indonesia, penyimpangan dari prinsip ini dapat
dilakukan melalui revaluasi yang disetujui pemerintah.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan Pendapatan diakui pada saat realisasi penyerahan hak atas
barang atau jasa kepada pihak pelanggan atau pembeli.
3. Prinsip Mempertemukan Prinsip ini mengandung makna bahwa pendapatan yang harus
dipertemukan dengan biaya atau pengorbanan dimana pengorbanan tersebut memberikan
manfaat.
4. Prinsip Konsistensi Prinsip ini memberikan engertian bahwa akuntansi harus
diselenggarakan dengan menerapkan metode dan prosedur akuntansi yang sama dengan
periode sebelumnya.
5. Prinsip Pengungkapan Penuh Prinsip ini mengharuskan penyelenggaraan akuntansi
dengan mengungkapkan secara memadai atas semua item yang disajikan dalam laporan
keuangan.
14
BAB 2
SEJARAH AKUNTANSI
15
Kontribusi Luca Pacioli
Pembukuan Italia berkembang seiring dengan perkembangan perdagangan dari Italia dan
penggunaan metode pembukuan pencatatan berpasangan di abad ke 14. Buku pencatatan
berpasangan yang pertama kali dikenal adalah pembukuan Massari dari Genoa yang
bertanggal sejak tahun 1340. Pembukuan pencatatan berpasangan ini lebih dahulu
berkembang sekitar dua ratus tahun dari Pacioli. Raymond de Rover (Riahi and Belkaoui
2006) menggambarkan perkembangan awal dari akuntansi di Italia adalah sebagai berikut
pencapaian terbesar dari para pedagang Italia kira-kira berkisar. antara tahun 1250 dan 1400
adalah penggabungan dari berbagai elemen ke dalam sebuah sistem pengkategorian yang
terintegrasi yang disebut dengan rekening/ perkiraan/ akun (accounts) dan dikembangkan
dengan berdasarkan pada prinsip dari pencatatan ganda untuk seluruh transaksi. Luca Pacioli
merupakan seorang pastur dari ordo Fransiskus yang diidentikkan dengan dengan pengenalan
pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan
bukunya, Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita yang di dalamnya
terdapat dua buah bab yaitu deComputis et Scripturis yang menjelaskan pembukuan
pencatatan berpasangan. Beliau menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk
memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva
dan utang-utangnya. Debit (adebeo) dan kredit (credito) digunakan dalam pencatatan untuk
memastikan sebuah pencatatan berpasangan. IJika ada kredit maka harus ada debit dan ada
tiga buku yang digunakan yaitu sebuah memorandum, sebuah jurnal dan sebuah buku besar.
Pacioli menyarankan agar tidak hanya nama dari pembeli atau penjual saja yang dicatat,
begitu pula deskripsi mengenai barangnya dengan berat, ukuran atau hasil pengukuran dan
harganya tetapi syarat pembayaran juga harus ditampilkan dan kapan saja uang diterima atau
dikeluarkan pencatatan akan menyajikan jenis mata uang yang dipergunakan dan nilai
tukarnya. Pada waktu yang bersamaan mengingat umur yang pendek dari perusahaan bisnis,
Pacioli menyarankan penghitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku yaitu
merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama jika anda
memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak lain. Seringnya melakukan pencatatan akuntansi
akan memperpanjang persahabatan.
16
Oleh karena Pacioli dan metode Italianya yang terkenal hingga menyebar ke seluruh Eropa
pada abad ke 16 dan 17 sehingga kita mengenal dengan model pencatatan berpasangan dan
hingga saat ini masih terus berkembang menjadi model pencatatan yang kita kenal. Cushing
(Riahi and Belkaoui 2006) mencatatkan serangkaian perkembangan yaitu pada abad 16
terjadi perubahan yaitu diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai
jenis transaksi yang berbeda yang meliputi penggunaan buku tambahan khusus misalnya
untuk mencatat transaksi kas, penagihan atau jenis pengeluaran tertentu. Tujuannya adalah
untuk menjaga agar detail berada di luar jurnal dan buku besar, dengan maksud untuk tidak
membuatnya cepat penuh. Pada abad ke 16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan
keuangan periodik. Penerapan dari sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis
organisasi yang lain. Menurut Peragallo (Riahi and Belkaoui 2006) sepanjang tahun 1559
hingga 1795 telah muncul suatu unsur baru kritik atas pembukuan dan merupakan periode
dimana pencatatan berpasangan memperluas bidang pengaplikasiannya ke jenis organisasi
yang lain seperti biara dan negara bagian. Selain itu juga mencatat terjadinya penggunaan
akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda. Dimulai dengan East
India Company di abad ke 17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan
tadi seiring dengan revolusi industri akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang
ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan
kepada konsep mengenai kelangsungan, periodisitas dan akrual. Metode untuk pencatatan
aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke 18 dimana menurut Yamey (Riahi and Belkaoui
2006) pertama-tama aktiva tersebut dicatat sesuai dengan biaya perolehannya, perbedaan
antara pembayaran pendapatan dan penerimaannya yang umumnya dimasukkan ke dalam
akun aktiva, dipindahkan ke akun laba rugi pada saat tanggal neraca. Kedua akun aktiva yang
berisi pencatatan mengenai pembiayaan awal dan pengeluaran serta penerimaan lain ditutup
pada saat tanggal neraca dan perbedaan antara total debit dan total kredit dibawa sebagai
saldo akun. Tidak ada debit atau kredit yang dicatat ke akun laba rugi. Ketiga aktiva tersebut
direvaluasi naik atau pun turun pada saat tanggal neraca atas nilai yang direvisi dicatat di
dalam akun dan perbedaannya dicatat ke dalam akun laba rugi untuk menyeimbangkannya.
Pada awal abad 19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan
yang tidak terjual. Meskipun tidak terlalu banyak dipergunakan tetapi terdapat bukti yang
ditunjukkan oleh Saliero pada tahun 1915 akan adanya metode depresiasi yaitu metode garis
lurus, metode saldo menurun, metode dana pelunasan dan anuitas dan metode unit biaya.
Baru setelah tahun 1930an metode depresiasi menjadi lebih umum dipergunakan. Pada paruh
terakhir dari abad 19 terjadi perkembangan pada teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar
17
di muka dan akrual sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba
periodik. Akhir abad 19 dan 20 terjadi perkembangan pada laporan dana. Pada abad ke 20
terjadi perkembangan pada metode akuntansi untuk isu kompleks mulai dari perhitungan laba
per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang
dan pension (Riahi and Belkaoui 2006).
Pada tahap pertama yaitu tahun 1900 sampai dengan tahun 1933 disebut dengan tahap
kontribusi manajemen dan manajemen memiliki kendali penuh atas pemilihan dari informasi
keuangan yang akan diungkapkan di dalam laporan tahunan. Pengaruh manajemen muncul
dari meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan
oleh perusahaan perusahaan industri setelah tahun 1900. Peleburan kepemilikan saham
memberikan kendali penuh kepada manajemen atas format dan isi dari
pengungkapanpengungkapan akuntansi. Situasi ini menimbulkan ketidakpuasan selama tahun
1920-an oleh William Z Ripley dan J.M.B Hoxley yang dengan jelas mendesak untuk
melakukan perbaikan di dalam standar untuk pelaporan keuangan. Adolph A. Berle dan
Gardiner C. Means juga meminta adanya perlindungan terhadap investor. Asosiasi akuntan
professional yaitu American Institute of Accountants (AIA) pada tahun 1917 menetapkan
suatu Dewan Pemeriksa (Board of Examiners) untuk membuat ujian akuntan publik yang
seragam dan Bursa Efek New York (New York Stock Exchange) sejak tahun 1900
mensyaratkan seluruh perusahaan yang masuk ke bursa saham untuk menerbitkan laporan
keuangan tahunan. Pada akhir abad 19 kontroversial yang terjadi adalah mengenai akuntansi
untuk biaya bunga. Posisi AIA atas permintaan dari Komisi Dagang Federal (Federal Trade
Commission) adalah bahwa tidak ada biaya penjualan, beban bunga dan beban administrasi
di dalam biaya overhead pabrik. Penentang menghadapi pernyataan yang menyatakan bahwa
diperhitungkannya bunga di dalam biaya produksi adalah teori yang tidak berdasar dan salah
dan dapat dikatakan mustahil di dalam praktiknya sehingga penentang pun mengalami
kekalahan. Kejadian penting lain adalah meningkatnya dampak dari teori akuntansi terhadap
perpajakan atas laba usaha. Meskipun Undang Undang Pendapatan tahun 1913 telah
memberikan dasar perhitungan laba kena pajak dengan dasar penerimaan dan pengeluaran
kas, akan tetapi Undang Undang tahun 1918 merupakan yang pertama mengakui peranan dari
prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak sehingga menjadi awal dari adanya
suatu harmonisasi di antara akuntansi perpajakan dengan akuntansi keuangan. Pada tahap
kedua yaitu tahun 1933 sampai dengan tahun 1959 disebut dengan tahap kontribusi institusi
18
ditandai dengan aadanya pembuatan dan peningkatann peranan institusi di dalam
pengembangan prinsip akuntansi yang meliputi pendirian Securities and Exchange
Commision (SEC) dan peran baru yang dimainkan oleh Komite Prosedur Akuntansi
(Committee on Accounting Procedures). Pada tahun 1934 Kongres menciptakan SEC dengan
tugas untuk mengelola beragam hukum investasi federal termasuk Undang Undang Sekuritas
yahun 1934 yang mengatur tentang perdagangan sekuritas. Pada tanggal 25 April 1938 SEC
mengirimkan sebuah pesan yang tegas bahwa kecuali jika profesi dapat menetapkan suatu
badan yang menetapkan standar maka SEC akan menggunakan mandate yang dimiliki dan
mengembangkan prinsipprinsip akuntansi. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di
dalam artikel mengenai kritik atas teknik pelaporan, George O. May yang berkebangsaan
Inggris mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika (American Institute
of Certified Public Accountant) memulai kerjasama dengan busa efek. Sebagai akibatnya
komite khusus dari AICPA menyarankan solusi umum kepada komite NYSE dan sebagai
tambahan komite juga mengusulkan percobaan resminya yang pertama untuk
mengembangkan teknik akuntansi yang berlaku umum dan dikenal dengan prinsip-prinsip
umum (board principles) dari May. Setelah diterbitkannya ASR no 4 oleh SEC dan
meningkatnya kecaman dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting
Association) dan para anggotanya yang baru saja dibentuk, di tahun 1938 diputuskan
memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee Accounting Procedure)
untuk mengumumkan keputusannya. CAP kemudian menerbitkan 12 Accounting Reseacrh
Bulletins (ARB) selama periode 1938-1939 hingga masa perang. Mulai tahun 1946 hingga
tahun 1953 diterbitksn 18 ARB untuk mengeliminasi praktek akuntansi yang dicurigai dan
dipertanyakan serta focus pada masalah pelaporan khusus. Pada tahun 1957 hingga tahun
1959 ditandai dengan kritik intensif yang ditujukan kepada CAP untuk berbagai alasan. Pada
tahap ketiga dinamakan tahap kontribusi profesional yaitu tahun 1959 hingga tahun 1973
ketidakpuasan terhadap CAP dengan jelas diungkapkan oleh presiden AICPA pada waktu itu
yaitu Alvin R. Jennings. Suatu komite khusus atas program riset yang dibuat tahun 1957 dan
1958 mengusulkan untuk melakukan pembubaran CAP dan departemen risetnya. AICPA
menerima rekomendasi dari komite dan pada tahun 1959 mendirikan Dewan Prinsip
Akuntansi (Accounting Principal Board) dan Divisi Riset Akuntansi (Accounting Research
Division) dengan misi untuk memajukan pernyataan tertulis dari apa yang dinyatakan sebagai
prinsip akuntansi yang berlaku umum. APB juga menerbitkan berbagai opini yang menangani
isu isu kontroversial mencapai sejumlah 31 opini antara tahun 1959 sampai dengan tahun
1973. Pada tahap keempat yaitu tahun 1973 hingga sekarang dan disebut dengan tahap
19
politisasi menyatakan bahwa keterbatasan yang dimiliki atas teori akuntansi telah mengarah
kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi
atas proses penetapan standarnya yaitu sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang
berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi mempengaruhi perilaku berekonomi dan
sebagai konsekuensinya aturan akuntansi hendaknya dibuat dalam politik (Riahi and
Belkaoui 2006).
Negara Inggris, Kanada dan Australia serta beberapa negara persemakmuran Inggris
memiliki hal yang disamakan dengan CPA (Certified Public Accountant) yaitu Chartered
Accountant (CA) di Inggris, persemakmuran Inggris dan beberapa negara bekas negara
bagian Inggris lainnya. Sedangkan Chartered Certified Accountant (ACCA) di Inggris,
International Accountant (AIA) di Inggris, Certified Public Accountant (CPA) di Irlandia dan
Hong Kong, dan Certified Practising Accountant (CPA) di Australia. Untuk negara Kanada
terdapat tiga lembaga yang disamakan dengan CPA (Certified Public Accountant) yaitu The
Canadian Institute of Chartered Accountants (CA), the Certified General Accountants
Association of Canada (CGA) dan the Society of Management Accountants of Canada
(CMA), CA dibentuk pada tahun 1902 sedangkan CGA dibentuk pada tahun 1913
berdasarkan Undang Undang Parlemen. CMA dibentuk pada tahun 1920. Perbedaan antara
CA, CGA, dan CMA yaitu jika CA ditujukan untuk menjadi akuntan publik dan harus
memiliki pengalaman auditing dari kantor akuntan public, CGA ditujukan untuk memilih
karir di bidang keuangan, sedangkan CMA ditujukan untuk akuntansi manajemen. Syarat
utama untuk CA, CGA, dan CMA adalah harus punya gelar sarjana dan pengalaman praktek
sebelum memperoleh sertifikasi gelar profesi (Mursyidi 2010).
Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945 hanya ada satu orang akuntan pribumi yaitu Prof.
Dr. Abutari. Pada saat itu Prof. Soemardjo belum menyelesaikan pendidikan akuntannya di
Belanda. Beliau baru menyelesaikan pendidikan akuntannya pada tahun 1956. Basuki
Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem adalah akuntan Indonesia
pertama yang merupakan lulusan dalam negeri dan lulus pada tahun 1957. Prof. Dr.
Soemardjo bersama dengan mereka berempat yang memprakarsai berdirinya perkumpulan
akuntan Indonesia. Pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 1957 kelima orang akuntan tersebut
mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia dan sepakat untuk mendirikan
20
perkumpulan akuntan Indonesia. Pada tahap awal dibentuk Panitia Persiapan Pendirian
Perkumpulan Akuntan Indonesia karena pada saat itu pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh
semua akuntan yang ada sehingga tugas dari panitia tersebut adalah menghubungi akuntan
lainnya untuk menanyakan pendapat mereka mengenai usulan pendirian perkumpulan
akuntan Indonesia. Susunan panitianya yaitu sebagai ketua adalah Prof. Dr. Soemardjo, Go
Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara, sedangkan Hendra Darmawan
dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Akhirnya pada tanggal 23 Desember 1957 Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) terbentuk setelah pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula
Universitas Indonesia pada pukul 19.30. Untuk susunan pengurus pertama IAI antara lain:
sebagai ketua adalah Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo, sebagai panitera adalah Drs. Mr. Go
Tie Siem, sebagai bendahara adalah Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddaharta), sebagai komisaris
adalah Drs. Tan Tong Djoe dan Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan), dan sebagai pendiri
IAI lainnya adalah Prof. Dr. Abutari, Tio Po Tjiang, Tan Eng Oen, Tang Siu Tjhan, Liem
Kwie Liang, dan The Tik Him. IAI pertama kali menyelesaikan konsep anggaran dasarnya
pada tanggal 15 Mei 1958 dan untuk anggaran dasar yang telah disetujui selesai pada tanggal
19 Oktober 1958 sehingga kemudian Menteri Kehakiman mengesahkan anggaran dasar pada
tanggal 11 Februari 1959. Sedangkan untuk pendirian IAI ditetapkan pada tanggal 23
Desember 1957. Tujuan dari IAI adalah untuk membimbing perkembangan akuntansi serta
mempertinggi mutu pendidikan dan pekerjaan akuntan. Prinsip Akuntansi Indonesia pertama
kali diterbitkan oleh IAI pada tahun 1973. Prinsip Akuntansi Indonesia memiliki tujuan untuk
menghimpun prinsip akuntansi yang lazim dan berlaku di Indonesia dan juga sebagai
prasarana bagi penerbitan laporan keuangan untuk perusahaan yang akan memasuki bursa
pasar modal karena merupakan salah satu prasarana mutlak dimana laporan keuangan dari
perusahaan yang akan menerbitkan surat berharga kepada publik wajib disusun berdasarkan
prinsip akuntansi tersebut. Pada tahun 1974, Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite
PAI) dibentuk dan memiliki tugas untuk menyusun standar keuangan. Kemudian PAI 1973
disempurnakan dan digantikan dengan PAI 1984 dan untuk perumusan prinsip, prosedur,
metode, dan teknik dibatasi pada hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan yang
diungkapkan secara garis besar atau bersifat umum dan tidak mencakup praktik akuntansi
untuk industri tertentu. Pada tahun 1984 komite PAI menerbitkan serangkaian pernyataan
PAI dan interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah dan juga
menjelaskan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
21
IAI melakukan revisi total pada tahun 1994 dan standar keuangan diberi nama Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan pertama kalinya diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 1994.
Komite PAI kemudian juga diganti namanya menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan
(komite SAK) dan memiliki masa bakti empat tahun yaitu dari tahun 1994 sampai dengan
tahun 1998. Pada tanggal 23-24 September 1998 diselenggarakan Kongres IAI VIII di Jakarta
dan nama komite SAK kemudian diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) dan memiliki wewenang untuk menyusun dan mengesahkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Pada
tanggal 18 Oktober 2005 dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif
Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Tujuannya adalah untuk mendukung kelancaran
kegiatan penyusunan PSAK oleh DSAK yang memiliki kaitan dengan perlakuan akuntansi
terhadap transaksi Syariah. DKSAK merupakan mitra DSAK yang memiliki tugas untuk
merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia dan para anggotanya terdiri dari
profesi akuntan maupun di luar profesi akuntan. Sejak tahun 1994 IAI memutuskan untuk
melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standar
akuntansinya tetapi akhirnya menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International
Financial Reporting Standards (IFRS). Kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat
luas karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan dunia usaha. IAI
secara terus menerus menanggapi perkembangan akuntansi baik yang terjadi pada tingkat
nasional maupun internasional sehingga IAI juga secara terus menerus merevisi SAK untuk
mengikuti.
kebutuhan perkembangan bisnis dan juga profesi akuntan. Bisa dilihat bahwa dalam
perkembangannya sejak tahun 1994, SAK terus menerus dilakukan revisi dengan cara
berkesinambungan baik disempurnakan maupun ditambah standar baru (Hery 2009).
Akuntansi di Indonesia pada walnya menganut sistem seperti yang dipakai di Belanda yaitu
sistem kontinental dimana disebut juga dengan nama tata buku tetapi tidak sama dengan
akuntansi. Tata buku menyangkut kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan,
kemudian meringkas dan selanjutnya menggolongkan serta aktivitas lain yang tujuannya
adalah untuk menciptakan informasi akuntansi yang didasarkan pada data. Sedangkan
akuntansi menyangkut kegiatankegiatan yang bersifat konstruksi dan analitikal seperti
kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Oleh karena tata buku
merupakan bagian dari akuntansi. Selanjutnya di Indonesia mulai menerapkan sistem
akuntansi Anglo Saxon (sistem akuntansi Amerika Serikat), hal ini disebabkan karena adanya
22
penanaman modal asing di Indonesia yang lebih banyak menggunakan sistem akuntansi
tersebut dan tentunya hal ini membawa dampak yang positif terhadap perkembangan
akuntansi. Alasan lainnya adalah karena sebagian besar dari mereka yang memiliki peran di
dalam perkembangan akuntansi adalah merupakan lulusan dari Amerika sehingga
menerapkan sistem akuntansi tersebut di Indonesia.
Untuk mempelajari sejarah akuntansi kita harus dapat membedakan antara tiga hal,yaitu :
A. Praktik Akuntansi
Pada hakikatnya para ahli akan sepakat apabila dikatakan bahwa fungsi akuntansi atau
praktik pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan
dengan bisnis sudah dimulai lama sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan
sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Hal ini terbukti dari berbagai
penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest Stevelinck daalam artikelnya yang
berjudul Accounting in Ancient Times (The Accounting Historian Juornal volume 12
No.1 (1985) sebagai berikut. Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang, ribuan
bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu (papyn) yang ditemukan lebih lima belas
abad yang lalu danmenjelaskan baahwa akuntansi itu tel ah ada lebih daripada 3000
tahun yang lalu dengan beberapa tingkata kejelasan.
Dalam artikel itu dijelaskan bahwa pada awal kerajaan mesir itu,seorang manajer
yang bernama My mencatat transaksi harinnya dalam calamos reed (sejenis kulit).
Disini My yang memiliki asisten telah bekerja secara efisien dan dengan system yang
dibuatnya ia mampu mengamati kapalnya yang mengakut barang-barang di tokonya
melalui sungai Nil. Pada tahun 3200 sebelum masehi telah dikenal dua macam teknik
23
akuntansi secara simultan. Pertama, koin dengan bentuk tertentu disimpan dan
ditandai kemudian dimasukkan dalam amlop. Jenis lainnya, token disimpan dalam
bentuk yang kebih besar dengan berbagai variasi yang lebih kompleks pemisahan ini
menggambarkan perbedaan transaksi cash (utang,piutang,dll) dengan transaksi non
cash (persedian,peralatan,tanah, dan lain-lain) (Mattessich, 1987:79). Dari kisah
penemuan ini jelas kita lihat bahwa [ada masa itu telah dikenal keberadaan fungsi
akuntansi. Bahkan hal yang sama dalm bentuk lain ditemukan dalam kerajaan
babylonia 2500 tahun yang lalu, pada tahun 1893 ditemukan lagi oleh seorang yang
melakukan ekspedisi ke Amerika di Nippur sejenis batuan dalam bentuk tablet yang
dibuat 455 tahun sebelum masehi (Stevelinck,1985). Bahan arkeologi ini dapat
ditemukan di Museum Archeological Museum of constantinotle, museum university
of Pennsylvania, university of jena. Dan penulis yakin hal yang sama juga ditemukan
dalam kebudayaan lain yang telah pernah maju menguasi dunia seperti kebudayaan
Cina, India, Mesopotania, Sriwijaya, Majapahit, Mataram, dan Persia. Pendapat ini
diperkuat lagi oleh Ricard Mattessich (1987) dalam artikelnya yang berjudul
prebistric accounting and the problem of representation: on recent arcbebiological
evidence of the middle east from 8000 BC to 3000 BC. Abstrak dari artiken ini
mengemukkan sebagai berikut. Penelitian arkeologi akhir-akhhir ini menghasilkan
pandanggan revolusioner tentang penemuan perhitungan, gambaraan, dan ideografi
tulisan. Penemuan ini adalah system pemerosesan data dalam clay tokens (sejenis
koin yang terbuat dari bahan tanah liat) yang sederhana dan kompleks dari berbagai
bentuk telah terkumpul dalam sebuah amlop tanah liat (clay and velops) untuk
mengungkapkaan secaraa simbolis nilai asset dan transaksi ekonomis. Nominal dari
koin telah ditemukan oleh erkeolog sepanjang fertle Crescent dengan berlapis-lapis
yang merupakan benda yang dikeluarkan antara tahun 8000-3100 sebelum masehi.
Setelah itu baru ditemukan tablet dari tanah liat.
Penemuan penting ini menimbulkan dampak filosofi ekonomi yang penting, yaitu
(Martpessich,1987) :
a. Penelitian ini menyimpulkan bahwa akuntansi mendahuli perhitungan dan
penulisan;
b. Konsep penyajian keungan ternyata berkembang secara perlahan
c. Perhitungan angka muncul setelah melaui beberapa tahapan
d. Dikenalnya eksistensi abstrak input output frinciple 10.000 tahun yang lalu dan
double entry 5000 tahun yang lalu
24
e. Memperkenalkan variditas correspondence theory. Dalam teori ini dibahas
bagaimana bahasa menggambarkan realitas, kombinasi apa yangdigunakan untuk
menggambarkan realitas bagaiman menyusun suatu kalimat untuk
menggambarkan sesuatu dan seterusnya.
Kalau kita sependapat bahwa praktik pencatatan transksi sudah ada sejak kehidupan
manusia memulai kegiatan ekonomi atau pertukaran atau kerjasama, lain halnya
dengan system pencatatan akuntansi yang double entry. Dimana system ini ditemukan
terlebih dahulu?
Dalam berbagai literatur akuntansi konvesional banyak ditulis akuntansi lahir dari
seorang pendeta Italia,yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya sumade
arithematic,geometrica proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 dia Vence.
Pencatatan transaksi tidak hanya mencatat pengaruhnya padaa satu perkiraan tetapi
juga dilakukan pencatatan dalm perkiraan lain. Menurut Ijiri (1996) Pacioli
menyelesaikan pencatatan transaksi perdagangan di Italia dalam bab yang berjudil
becomputisetscriwpturis dengan double entry bookkeeping system. Persamaan double
entry bookkeeping system adalah sebagai berikut
Tidak jelas apakah system pencatatan yang dkenal pada masa lalu menggunakan
system single entry atau duble entry yang terakhir ini lebih praktis dan menjadi
system dominan lima abad terakhir ini. Namun, menrut pendapat Mattessich di atas,
system double entry sudah ada 5000 tahun yang lalu. Sementara itu, selama ini bahwa
kita kenal penemu double entry ini adalah Lucas Pacioli, bagaimana kita memahami
persoalan ini? Untuk menjawab ini, dapat dikembangkan sebagai berikut. System
double entry accounting telah disepakti mula-mula “diterbitkan” oleh Lucas Pacioli
dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1494 di Florence, Italia
dengan judul summa d’ Arithbmetica,Geometeria, propationalica. Mulanya akuntansi
merupakan catatan-catatan yang disimpan dari sebgaian system feodal pada abad
pertengahan. Tuan-tuan tanah biasanya mengumpulkan pajak dari penduduk dan dana
ini dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan negerinya dan untung kepentingan pribadi.
25
Laporan tentang pengutipan pajak itu disusun olehstaf-staf tuan tanah tadi sebagai
pedoman baginya atau sebagai bahan yang dapat diperiksa oleh penduduk. Catatan
seperti ini juga diperlukan oleh para pedagang yang berniaga ke daerah/negeri lain.
Catatan-catatan ini disimpan untuk satu trip setelah tiba kembali dari perdagangan
maka dihitung laba/rugi dari perdagangan itu. Disamping itu, cikaal bakal akuntaansi
ini jugaa berasal dari lembaga awal perbankan yang mula-mula timbul pada abad ke
11 dan 12 di Italia. Lebaga ini sering juga memberikan pinjaman pada saudagar-
saudagar yang berniaaga ke negeri lain. Kegiatan bisnis ini tentu memerlukan catatan
tentang kegiatan tersebut khususnya catatan tentaang laba/rugi sebagi dasar nantinya
dalam pembagian laba/rugi diantara para patner
Pendapat ini sudah banyak dibantah oleh berbagai hasil penelitian lain yang
menyatakan ternayata bahwa akuntansi maupun double entryaccounting jauh sebelum
itu sudah berkmbang ditempat lain. Lucas Pacioli sendiri dalam bukunya menyatakan
bahwa apa yng ditulisnya tentang double entry bookkeeping adalah berdasarkan pada
metode yang digunakan di Venice, Italia yeng telah berkembang sebelumnya. Bahkan
ia sendiri mengaku melakukan penjiplakan dari bahan manuscript asli dari Venice
(Siswanto,2000). Ia mengakui bahwa dirinya hanya menuliskan sebuah metode
pencatatan pembukuan yang dianggapnya telah digunakan ratusan tahun sebelumnya,
dan sudah digunakan secara umum oleh para pedagang pada masa itu dan bukan
dirinya yang menemukan system pembukuan berganda tersebut (Adnan,1997).
Sejalan dengan pendapat tersebut Kam (1986:19), salah satu ahli sejarah akuntansi
menyebutkan sebagai berikut Dia sendiri (Pacioli-pen) menyatakan bahwa tukisannya
didasarkan pada metode yang digunakan di Venice, yang mungkin saja sudah dimulai
paling tidak seratus tahun sebelumnya. Kita dapat mengansumsikan bahwa
penjelasannya ini menggambarkan apa yang terjadi dalam praktik. Oleh karena itu
keragu-raguan atas pendapat yang menganggap bahwa Lucas Pacioli sebagai penemu
pertama akuntansi modern (double entry accounting system) semakin jelas. Buku
yang beliau terbitkan selisih dua tahun dengan pendaratan Sir Columbus dari Inggris
di Benua Amerika, sebenarnya bukanlah buku yang membahas tentang akuntansi,
tetapi leboh tepat adalah buku matematik, dimana pembahasan pembukuan berpasang
hanya sedikit disinggung pada bab yang berjudul particularis de Computis et
Scripturis (Adnan,1997)
A. Littleton’s Antecedent
26
Menurut Littleton, agar double entry muncul kepermukaan maka persyaratan
tertentu harus dipenuhi. Persyartan itu adalah “materi” dan “bahasa” untuk
kelompok materi, dimasukkan kekayaan pribadi, modal, perdagangan, dan kredit.
Untuk kelompok bahasa, dimasukkannya tulisan, uang dan perhitungan. Menurut
pendapat Littleton, persayartan ini belum dapat dikenal sebe;um Pacioli dan
kalaupun ada belum memiliki intensitas sempurna pada masa perabadan kuno,
namun setelah hal ini dikenal, inilah yang menyebabkan munculnya double entry
bookkeeping. Dia mengakui bahwa munculnya double entry accounting di Italia
pada abad ke 13 disebabkan kondisi tersebut benar-benar ada (Vernon Kam, 1990)
dan Khir (Harahap,1991). Jika kita lihat sejarah ternayata dengan memakai
Littleton’s Anteccdent ini kita dapat berpendapat lain. Apa benar sebelum tahun
1494 belum ada unsur “materi” dan “bahasa”?sepanjang fakta sejarah jauh
sebelum masa renaissance di Eropa, dunia sudah mengenal silvisiasi yang bahkan
lebih maju dari silvisiasi sekarang, misalnya kebudayaan Romawi, Yunani, Cina,
Bibolania, Mesopotamia, Paris, India, dan Islam (arab). Ini membuktikan bahwa
akuntansi sudah ada sebelum Pacioli. Dalam salah satu tulisan Littleton (1961)
disebutkannya “it is espaciallynoteworby that all caharacteristics of double entry
were well develop more than one bundred years before paciolo’s book appaeared”
dan ini sejalan dengan pendapat inoue (Harahap,1993,1995) yang menyatakan
sebelum pacioli Benedetto Corttrugli sudah menulis masalah double entry pada
tahun 1458,36 tahun sebelum terbit buku pacioli (Harahap,1995;220.)
B. Beberapa Temuan Double Entry Pre-Pacioli
Temuan mngenai pencatatan system buku berpasangan yang merupakan bangunan
dasar akuntansi modern tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika, yaitu
yang dikembangkan dari persamaan aljabar (sebuah ilmu hasil ijtihad pemikir
muslim ternama, yaitu Al-Jabr), aritmetika dan temuan angka nol oleh Al-
Khawarizmi (logatritma) pada abad ke-9 M. Ia menulis tentang Al-Jabr Wa’l
Mughabala atau yang lebih dikenal dengan aljabar atau algebra, yang telah
menjadi dasar kesamaan akuntansi. Dari sisi budaya, bangsa arab pada saat itu pun
sudah memiliki administarsi yang cukup maju praktik pembukuan telah
menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodik, dan
penutupan buku. Al-Khawarzmilah yang meberi kontribusi besar bagi
pengembangan matematika modern di eropa, akuntansi modern, yang
dikembangkan dari persamaan aljabar dengan konsep-konsep dasar yang
27
digunakan memecahkaan persoalan-persoalan pembagian harta warisan secara
adil sesuai dengan syariah yang ada di Al-Qur’an, perkara hokum (law suit), dan
praktik-praktik bisnis perdagangan. Majunya peradaban sosial budaya masyarakat
waktu itu tidak hanya pada aspek ekonomi atau perdagangan saja, tetapi juga pada
proses transformasi ilmu pengetahuan yang berjalan denga baik. Selain Al-Jabr,
Al-Khawarizmi (Logaritma) juga telah berkembang ilmu kedokteran dari Ibnu
Sina (Ave Cenna), kimia karya besar Ibnu Rasyid (Averos), ilmu ekonomi (Ibnu
Haldun), dan lain-lain. Jadi pada masa itu islam telah menciptakan ilmu murni
atau pure science (aljabar,ilmu ukur, fisika,kimia) dan juga ilmu terapan applied
scince (kedoktoran,astronomi, dan sebagainya). Transoformaasi ilmu pengetahuan
dan teknologi menarik bagi sejumlah kalangan ilmuwan dari Eropa, di antaranya,
Leornardo Fibinacci da Pisa melakukan perjalanan ilmiahnya ke Timur tengah.
Dialah yang mengenalkan angka Arab adan aljabar atau metode perhitungan ke
Benua Eropa pada tahun 1202 melalui bukunya yang berjudul Liber Abacci serta
memasyarakatkan pengguna angka Arab tersebut pada kehidupan sehari-hari
termasuk kedalam kegiatan ekonomi dan perdagangan. Dari peengenalan angka
Arab inilah, teknik tata buku berpsangan ini berkembang. Akan tetapi, pesatnya
perkembangan tata buku berpasangan di Eropa itu sendiri dimulai pada tahu 1135
di Palermo, Sicily,Italia yang menunjukan dominasi pengaaruh pencatatan
pembukuaan Arab (Triyuwono,1997;9,Siswanto,2000). Maka jelas sekali selain
dari bangsa Eropa yang belajar ke Timur Tengah, pedagang-pedagang muslim pun
tak kalah andilnya didalam menyiarkan (transformasi) ilmu pengetahuan. Hal ini
tidak terlepas dari ajaran Alquran yang menyeruhkan untuk berdakwa. Mengingat
juga kekuasaan Islam sudah menyebar hampir seluruh daratan Eropa melalui
Spanyol dan Afrika, dari Jaizrah meluas ke Byzantium,Mesir, Suriah,Palestina,
Irak (Mesapotania), Persia, seluruh Afrika Utara berlanjut ke Spanyol dengaan
penyerbuan pasukan yang dikomandani panglima Jabal Thariq (kemudian dikenal
dengan selat Gibraltar), ke Italia dan ke daerah-daerah Asia Timur sampai
perbatasan Cina.
28
BAB 3
Pengertian Struktur teori akuntansi merupakan keterkaitan antara beberapa elemen yang
dijadikan pedoman untuk penyusunan standar dan pengembangan teori akuntansi (Harahap,
2008:65). Berikut gambaran yang menunjukkan struktur teori akuntansi yang meliputi
beberapa elemen yaitu rumusan tentang:
Pembentukan struktur teori akuntansi diawali karena adanya tujuan pembuatan laporan
keuangan. Ada berbagai macam pendapat dari tujuan dibuatnya laporan keuangan, baik
berupa obyek maupun penekanannya, tetapi tujuan laporan keuangan secara umum menurut
PSAK No 1 (2015:3) ialah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.. Dari uraian tersebut tampak dengan jelas
bahwasannya pembuatan laporan keuangan sangat penting karena tujuannya adalah sebagai
alat atau bentuk komunikasi dalam bisnis yang tersusun dan tersaji untuk para pemakainya
dalam pengambilan keputusan bisnis.
29
Prinsip akuntansi merupakan pedoman atau ketentuan yang telah diputuskan dan disepakati
umum sebagai dasar untuk penetapan teknik akuntansi yang berlandaskan tujuan serta konsep
teoritis akuntansi. Ada dua asumsi dasar yang diberikan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia yaitu :
1. Dasar akrual artinya pengakuan seluruh kejadian atau transaksi untuk penyusunan
laporan keuangan didasarkan pada setiap peristiwa bukan berdasar transaksi
keluar masuknya uang.
2. Kelangsungan usaha artinya dalam penyusunan laporan keuangan berdasar atas
asumsi usaha yang dilakukan entitas usaha akan terus berlanjut
Prinsip dasar akuntansi yang berlaku di Indoneisa adalah:
a. . Prinsip entitas ekonomi Prinsip ini diartikan sebagai sebuah konsep kesatuan
dalam usaha, artinya perusahaan dianggap oleh akuntansi sebagai sebuah
kesatuan ekonomi, terpisah dari pemilik dan entitas lain, artinya berdiri
sendiri. Pencatatan transaksi perusahaan oleh akuntansi dibedakan dengan
pemilik baik catatan kekayaan maupun kewajibannya.
b. Prinsip periode akuntansi Pada prinsip ini penilaian maupun pelaporan
keuangan dibatasi periode tertentu.
c. Prinsip satuan moneter Pencatatan transaksi prinsip satuan moneter terbatas
hanya atas segala sesuatu yang terukur dan penilaiannya memakai satuan
uang.
d. Prinsip kesinambungan usaha Anggapan pada prinsip ini adalah perusahaan
atau entitas bisnis akan melakukan operasional perusahaan terus menerus tidak
ada penghentian atau pembubaran kecuali ada peristiwa khusus yang dapat
menyanggahnya.
e. Prinsip biaya historis Prinsip ini mengharuskan seluruh pencatatan barang
berdasar harga perolehannya yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang tersebut.
f. Prinsip pengungkapan penuh Informasi yang informatif dalam laporan
keuangan pada prinsip ini harus terungkap secara penuh. Jika ada informasi
dalam laporan keuangan tidak dapat disajikan maka harus diberi penjelasan
atau keterangan dalam bentuk catatan kaki atau disajikan pada lampiran.
30
g. Prinsip pengakuan pendapatan Pendapatan dalam prinsip ini akan diakui
setelah ada kepastian jumlah yang dapat diukur secara tepat berdasar harta
yang perolehannya dari kegiatan usaha.
h. Prinsip mempertemukan Pada prinsip ini penentuan besarnya laba bersih pada
tiap periode adalah dengan mempertemukan biaya usaha dengan pendapatan.
i. Prinsp Konsistensi Adalah prinsip yang tetap dan dipakai secara konsisten
dalam pelaporan keuangan entitas agar laporan dapat dibandingkan dengan
laporan periode sebelumnya sehingga dapat memberikan manfaat lebih kepada
pemakainya.
j. Prinsip materialitas .Adanya kenyataan yang tidak sesuai dengan tujuan
prinsip akuntansi yang bertujuan menyeragamkan semua aturan sehingga
menyebabkan terjadinya informasi bersifat material atau immaterial.
Standar Akuntansi
Manajemen dalam menyusun laporan keuangan harus berpedoman pada aturan yang terdapat
di pernyataan standar akuntansi keuangan agar laporan bersifat transparansi dan tidak
menyesatkan. Menurut FASB standar akuntansi “metode yang seragam untuk menyajikan
informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat
dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi,
kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum.” Dari penjelasan tersebut
dapat dikatakan bahwa standar akuntansi merupakan pedoman umum untuk menyusun
laporan keuangan berupa aturan-aturan umum dan bersifat praktis sehingga standar akuntansi
penting sifatnya, ialah :
31
Elemen Struktur Teori Akuntansi
Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait yang menjadi pedoman
pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik (standar) akuntansi.
1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan yang diperoleh dari para pemakai laporan
keuangan.
2. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan.
3. Konsep teoretis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan sifat-sifat
akuntansi yang mengarah pada sifat dan jenis informasi yang disusun untuk kelompok atau
pemakai tertentu. Postulat dan konsep teoretis ini dijabarkan dari rumusan tujuan laporan
keuangan.
4. Rumusan prinsip akuntansi utama yang didasarkan pada postulat dan konsep teoretis tadi
yang menjelaskan sifat-sifat dan kualitas dasar akuntansi keuangan itu.
5. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan sesuai
kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip akuntansi utama.
Tujuan Laporan Keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Banyak
pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun penekanannya, namun
tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas adalah bahwa laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses
pengambilan keputusan. Standar akuntansi Indonesia misalnya merumuskan tujuan laporan
keuangan sebagai berikut!
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
32
Sifat Postulat Akuntansi
Dalam teori akuntansi kita selalu dibingungkan oleh istilah-istilah yang agar mirip, tetapi
mungkin mempunyai arti yang berbeda seperti istilah-istilah: aksioma, postulat, konsep,
convention, generalization, metode, peraturan, postulat, praktik, prosedur, prinsip, standar,
norma, dan lain-lain. Untuk mengurangi kebingungan itu, Belakaoui memberikan sebagian
definisi peristilahan tersebut sebagai berikut.
1. Postulat Akuntansi
Adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga
aksioma yang sudah diterima karena kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan
mewujudkan) tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan aspek ekonomi, politik,
sosiologis, dan hukum dari suatu lingkungan di mana akuntansi itu beroperasi.
33
Postulat Akuntansi
Postulat Akuntansi terdiri dari:
a. Postulat Entity
Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga, perusahaan) yang
terpisah dan dibedakan dari pemilik atau entitas lain. Menurut konsep ini kita bisa menyusun
laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap
sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya (entitas lain). Berdasarkan pengertian
ini maka yang menjadi objek dan perhatian dari akuntansi yang dimasukkan dalam laporan
keuangan adalah kejadian yang dialami suatu lembaga, entity, atau perusahaan bukan
gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut konsep Firm Oriented. Untuk
mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui:
Going concern disebut juga continuity. Postulat ini menganggap bahwa perusahaan akan
terus melaksanakan operasinya sepanjang proses penyelesaian proyek, perjanjian, dan
kegiatan yang sedang berlangsung. Perusahaan dianggap tidak akan berhenti, ditutup atau
dilikuidasi di masa yang akan datang. Perusahaan dianggap akan hidup dan beroperasi untuk
jangka waktu yang tidak terbatas .
c. Postulat Unit of Measure
Postulat ini yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap transaksi
harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai
dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan dua keterbatasan
akuntansi berikut ini.
1) Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran moneter
(uang), tidak mencatat informasi relevan lainnya yang sifatnya nonmoneter (misalnya
kilogram, meter, luas, jumlah, space) sehingga akuntansi dianggap hanya informasi yang:
kuantitatif, formal, terstruktur, dapat di audit, angka-angka, dan berorientasi masa lalu.
2) Keterbatasan yang kedua adalah terkandung dalam unit moneter itu sendiri
yang sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena tergantung pada kemampuan daya belinya
(purchasing power).
34
d. Postulat Accounting Period
Postulat ini menggambarkan bahwa walaupun akuntasni itu memegang postulat going
concern, namum posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahannya harus dilaporkan secara
periodik atau kurun waktu tertentu, bisa per bulan, per semester atau per tahun. Dapat
menggunakan tahun kalender, tahun fiskal atau tahun yang lain (business year). Postulat ini
menerapkan konsep accrual dan defferal dengan memakai cut of time yang akan
membedakan accrual accounting dan cash accountin.
Konsep teoritis akuntansi ini sebenarnya menyangkut kepemilikan atau kontrol terhadap
entity akuntansi yang akan dilaporkan sehingga sifat dan jenis informasi yang dibuat
diarahkan untuk kegunaan atau pemakaian pihak yang mengontrol perusahaan/lembaga.
Beberapa penulis memberikan beberapa kemungkinan teori yang dipakai, yaitu sebagai
berikut.
Menurut konsep ini entity itu dianggap sebagai agen, perwakilan, wakalah, atau penugasan
dari pengusaha atau pemilik. Oleh karena itu, proprietor (pemilik) merupakan pusat
perhatian yang akan dilayani oleh informasi akuntansi, yang digambarkan dalam
pelaksanaan pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. Tujuan utama dari teori
ini adalah menentukan dan menganalisis net worth atau kekayaan bersih perusahaan yang
merupakan hak si pemili. Dalam teori ini kesamaan akuntansinya adalah:
Menurut teori ini, entity itu dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menemukan modal kedalam perusahaan dan unit usaha itulah yang menjadi pusat
perhatian dan menyajikan informasi yang harus dilayani, bukan pemilik. Unit usaha
(entity)itulah yang dianggap memiliki kekayaan dan kewajiban perusahaan baik kepada
kreditor maupun kepada pemilik. Kesamaan akuntansi menurut teori adalah:
35
Assets = Equities
Teori entityini berorientasi pada incomeatau income oriented atau income statement
oriented. Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur prestasi
kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukkan entity atau perusahaan. Dengan demikian,
income adalah merupakan kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban entity kepada
pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity pemilik terjadi setelah dividen
dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap sebagai hak milik entity sampai suatu saat
dibagikan. Dalam teori ini pajak dan bunga pinjaman dianggap sebagai bagian laba untuk
pemerintah dan kreditor.
Beberapa pengaruh teori ini pada metode pencatatan dan penyajian akuntansi adalah:
1) Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini lebih baik
dalam penentuan pendapatan daripada FIFO, pada masa inflasi;
2) Penyajian laporan keuangan konsolidasi;
3) Definisi tentang revenue dan expense yang lazim sesuai dengan konsep ini.
Kalau teori entity menekankan pada penentuan income dari pemilik, teori proprietory
menekankan pada penilaian aset, maka kedua teori ini mengarah pada Current value
Accounting bukan historical cost Accounting. Paton dan Littleton merupakan penganut teori
ini.
Menurut teori yang dekemukakan W.Y.Vatter (1959), ini yang menjadi perhatian bukan
pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan kewajiban yang
harus ditunaikan yang disebut fund yang masing-masing pos memiliki aturan dalam
penggunaannya. Dengan demikian, teori fund menganggap bahwa unit usaha merupakan
sumber ekonomi (funds) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan
terhadap penggunaan aset atau fund tersebut.
Dalam persamaan ini unit akuntansi di definisikan dalam istilah aset. Dan penggunaan aset
36
ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum
terhadap penggunaan aset. Teori Fund ini memusatkan perhatian pada harta atau asset
centered dalam arti kata yang menjadi fokus perhatiannya adalah penggunaan aset yang
dibatasi.
Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh
perusahaan, maka konsep teoretis akuntansi juga berubah. Hal ini terbukti dengan
munculnya enterprise theoryini. Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus
memperhatikan berbagai kepentiagan khususnya kepentingan masyarakat secara umum.
Stakeholders dalam konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah pihak atau
kontestan yang terlibat atau yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung dengan perusahaan atau entity.Misalnya pemilik, manajemen, masyarakat,
pemerintah, kreditor, viskus, regulator, pegawai, langganan, dan pihak yang berkepentingan
lainnya.
Sebenarnya ini merupakan bagian dari entity theory atau bisa juga disebut sebagai gabungan
antara entity dan proprietory theory. Menurut Andrew Paton (1959) yang menjadi sorotan
itu adalah residual equity bukan semua pemilik, residual equity itu hanya pemegang saham
biasa atau common stockholders. Residual equity dari pemegang saham umum (common
stock) tergambar dari perubahan penilaian aset, laba, laba ditahan dan perubahan dari
pemilik saham lainnya. Diluar common stockholders ini dianggap pihak luar yang
diperlakukan sebagai kreditor. Sehingga rumus kepemilikannya adalah:
Commander Theory
Menurut Lois Goldberg (1965), bukan teori entity atau proprietory yang perlu dijadikan
sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan atau lembaga, tetapi cukup melihat
commander-nya atau mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan
kontrol ekonomi atas resorsis yang efektif terhadap suatu lembaga. Penekanan informasi
menurut teori ini adalah pertanggungjawaban atau stewardship. Bagaimana mereka yang
37
dipercayai mengelola kekayaan yang diamanahkan kepadanya.
Dalam teori yang dikemukakan George Staubus (1961) ini pusat perhatian kita adalah
investor, yaitu mereka yang tergolong pemilik specific equities (kreditor) dan residual
equities (pemegang saham). Sehingga kesamaan akuntansinya adalah:
Specific equities ini dianggap sama dengan kreditor dan pemegang saham prefered stock
sedangkan sisanya adalah pemegang saham biasa. Teori Investor ini hampir sama dengan
residual equity theory hanya saja perbedaannya kalau residual equity theory fokusnya adalah
para investor. Biasanya kebutuhan investor adalah untuk peramalan tentang kesanggupan
perusahaan untuk mendapatkan kas di masa yang akan datang. Menurut Staubus, kas yang
akan di terima investor di masa yang akan datang tergantung pada:
Sehingga dalam tepri ini peranan laporan arus kas sangat penting untuk memenuhi
kepentingan informasi investor dalam proses pengambilan keputusan.
Teori ini beranggapan bahwa Akuntansi atau laporan keuangan harus bisa memenuhi
kebutuhan dalam menjelaskan kepada semua pihak bahwa entitas telah memenuhi atau
sejauh mana memenuhi tanggung jawabnya kepada tuhan dan kepada pihak yang
diperintahkan Tuhan sesuai tujuan dan maksud yang ditetapkan syariat. Di sini laporan
keuangan diharapkan dapat menjelaskan informasi tentang pertanggungjawaban manusia
sebagai makhluk yang mendapat amanah dalam mengerti entitas baik kepada manusia
(horizontal) maupun kepada Allah (vertikal).
Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip dasar akuntansi
tersebut. Antara satu dengan yang lain kadang memiliki perbedaan dan juga persamaan.
38
Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat tersebut.
a. Dasar akrual
Artinya bahwa dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi didasarkan pada
kejadian atau peristiwa bukan di dasarkan pada transaksi kas.
b. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan terus
melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan likuidasi.
APB statement No. 4 memberikan sembilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut:
Menurut pendapat ini cost principle atau disebut juga acquisition cost atau historical cost
adalah dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga
pokok, dan ekuitas. Dengan perkataan lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga
pertukarannya pada tanggal perolehan.
APB Statement No. 4 mendefinisikan cost sebagai cost adalah suatu jumlah tertentu yang
diukur dalam bentuk uang dari kas yang di belanjakan atau barang lain yang diserahkan,
modal saham yang dikeluarkan, jasa yang di berikan, atau utang yang dibebankan sebagai
imbalan dari barang dan jasa yang diterima atau akan diterima. cost dapat dibagi: expired
dan unexpired. Unexpired cost atau aset adalah semua yang akan dibebankan kepada
produksi dari penghasilan yang akan datang. Expired cost adalah pengurangan dari
penghasilan sekarang atau dibebankan ke laba tahun ini.
Kelemahan dari prinsip ini yang paling utama adalah akibat nilai uang/kemampuan daya
beli yang tidak stabil sehingga bisa terjadi kemungkinan kesalahan pembaca dalam
membaca laporan keuangan yang disajikan secara cost principle karena harga buku biasanya
lebih kecil dari harga pasar.
Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuan revenue sebagai
salah satu elemen penyusunan laporan laba rugi. Ketiga aspek itu dijelaskan sebagai berikut.
39
Sifat dan komponen dari Revenue
1) arus masuk net asset sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa;
2) arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada langganan;
3) produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan selama periode tertentu.
Perbedaan itu timbul akibat perbedaan pandangan terhadap apa yang dianggap termasuk
dalam revenue.
1) Secara luas revenue dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan
investasi. Termasuk revenue ialah seluruh perubahan net asset yang timbul dari kegiatan
produksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi. Revenue
berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang
dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka.
Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran aset (kecuali surat berharga), hak dividen
dari investasi dan kenaikan lainnya pada ekuitas pemilik kecuali yang berasal dari modal
dan penyesuaian modal.
2) Secara sempit revenue hanya yang berasal dari kegiatan produksi, tidak termasuk Laba
Rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap. Definisi ini membedakan istilah revenue
dengan laba rugi. AAA pada tahun 1957 mendefinisikan net income sebagai berikut:
Kelebihan revenue dibandingkan dengan biaya yang di bebankan ditambah dengan laba rugi
perusahaan lainnya yang berasal dari penjualan, pertukaran, atau penggantian aset lainnya.
a. Pengukuran Revenue
Revenue diukur menurut produk atau jasa yang ditukar dengan cara transaksi yang objektif
atau istilah akuntansinya arm’s length transaction.
40
nilai diskonto uang yang diklaim yang harus dikurangi untuk menghitung revenue. Pendapat
ini bertentangan dengan anggapan bahwa cash discount dan Rugi Piutang Ragu dianggap
sebagai biaya.
2) Untuk transaksi yang bukan melalui kas, nilai tukarnya dianggap sama dengan nilai pasar
wajar dari jumlah yang akan diterima yang paling mudah dan paling jelas dapat dihitung.
1) Diterima sebagai pendapatan dalam satu bentuk atau lainnya (Earned, in some sense or
another).
2) Dalam bentuk yang dapat di distribusikan (in distributable form).
3) Akibat suatu konversi dari transaksi antara perusahaan dengan pihak luar (The result of a
conversion brought about in a transaction between the enterprise and someone external to it).
4) Akibat kegiatan penjualan yang legal atau kegiatan sejenisnya (The result of a legal sale
or similar process).
5) Terpisah dari perkiraan modal (severed from capital).
6) Dalam bentuk aktiva yang lancar (In the form pf liquid assets)
7) Pengaruh transaksi (gross atau net) terhadap ekuitas pemilik harus dapat ditaksir dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi (Both its gross and net effects on shareholders equity must
41
be estimatable with a high degree of realibility).
Secara umum revenue akan diakui secara:
1) Accrual basis
Pengakuan revenue secara accrual basis berarti bahwa revenue harus dilaporkan selama
kegiatan produksi (di mana laba dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian
pekerjaan), pada akhir produksi, pada saat penjualan barang atau pada saat penagihan
piutang:
a) Revenue umumnya diakui selama kegiatan produksi dalam hal sebagai berikut.
1) sewa, bunga, komisi dianggap diakui sebagai revenue berdasarkan perjanjian yang
dibuat sebelumnya yang menjelaskan tentang kenaikan bertahap dari klaim kepada
pelanggan.
2) perusahaan/lembaga profesional seperto konsultan, akuntan, appraisal,
dokter, notaris, pengacara dan lain-lain. Mungkin lebih tepat menerapkan
accrual basis dalam penerapan pengakuan pendapatan. Jumlah pembebanan tergantung pada
porsi jasa yang disesuaikan.
b) Revenue atas kontrak jasa panjang diakui berdasarkan kemajuan kerja atau presentase
siap. Presentase siap dapat di hitung dengan cara:
1) taksiran para ahli;
2) jumlah biaya yang sudah dikeluarkan dibandingkan dengan taksiran biaya seluruh
proyek.
c) Revenue dari costplus fixed fee contract, kontrak yang dibuat berdasarkan fee yang
tetap ditambah biaya-biaya tertentu.
d) Perubahan aset sebagai akibat pertumbuhan yang menimbulkan kenaikan revenue seperti
pabrik anggur, peternakan, perkayuan hutan taman industri (HTI), dan lain-lain.
42
c) pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan.
b) setiap asset dihapuskan dan dibebankan biaya untuk menilai bagian dari aset itu yang
dibebankan untuk menghasilkan revenue selama periode itu.
Dengan demikian, yang dianut disini adalah accrual basis accounting bukan cash basis
accounting.
Kaitan antara hasil dan biaya tergantung pada empat kemungkinan sebagai berikut.
a) Pengurangan langsung biaya terhadap hasil seperti pada harga pokok penjualan
mengurangin penjualan.
b) Penguragan langsung biaya menurut periodenya, seperti gaji direksi.
c) Alokasi biaya pada periode yang memberikan keuntungan, misalnya biaya penyusutan.
d) Membiayakan seluruh cost pada periode yang dibebankan kecuali dapat ditunjukkan
bahwa pengeluaran akan memberikan keuntungan di masa yang akan dating, bukan pada
periode itu, seperti biaya promosi.
Aset atau unespired cost tidak memenuhi syarat sebagai unsure biaya sehingga
tidakdibebankan seabagai biaya pada perode itu.
Hal-hal yang termasuk dalam harga pokok penjualan adalah bahan mentah,upah langsung,
dan biaya overhead. Untuk menghitung harga pokok penjualan ini dilakukan dua tahap ;
a) Penilaian persediaan atau penentuan harga pokok produksi yang dikeluarkan untuk
membuat produk itu;
b) Penentuan pendapatan dengan mengurangin harga pokok produksi dari hasil penjualan.
Dalam menentukan nilai persediaan problem yang harusdiputuskan adalah biaya mana yang
43
termasuk dianggap sebagai productcost dan biaya manayang termasuk dianggap sebagai
period cost. Biaya dianggapp sebagai product cost apabila biaya yang dikeluarkan itu
memberikan keuntungan di masa yang akan datang oleh karena itu harus dimasukkan sebagi
unsur harga pokok persediaan, sedangkan apabila biaya yang dikeluarkan hanya
memberikan manfaat pada periode itu disebut period cost, oleh karena itu harus dibebankan
pada pendapatanperiode itu.
Dalam menghitung biaya produksi ini ada dua konsep, yaitu :
a) Absorbtion costing (full costing)
b) Direct costing (variable costing).
Biaya Operasi
Biaya operasi biasanya dibagi dua,biaya penjualan atau biaya distribusi/biaya pemasaran,
dan biaya umum dan admnistrasi. Biaya penjualan adalah seluruh biaya- biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan penjualan smpai barang itu berada di tangan konsumen, seperti
biaya pengiriman, pajak-pajak yangberkenaan dengan penjualan, promosi, dan gaji tenaga
penjual. Biaya umum dan administrasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-
kegiatan diluar kegiatan penjualan seperti kegiatan administrasi, kegiatan personalia, dan
umum. Misalnya gaji pegawai bagian uum (yangbukan barang produksi, pemasaran), air,
telepon, pajak, iuran,dan biaya kantor.
Biaya Penyusutan
Penyusutan untuk aktiva tetap berwujud disebut depreciation. Penyusutan untuk aktiva
sumber-sumber alam disebut depletion. Penyusutan untuk aktiva tidak berwujud disebut
amortization.
Pengertian ni tidak sama dengan pengertian yang selalu dibicarakn dalam ekonomi
perusahaanyan menganggap bahwa biaya penyusutan diangggap merupakn
penyisihan/pencadangan untuk mengganti aktivatetap tersebut apabila suatu saat nanti tidak
dapat beroperasi lagi.
44
Kegunaan laporan keuntungan snagat tergantung pada tingkat kepercayaan kepada prosedur
pengukuran yang dgunakan. Untuk meningkatan keyakinan pada laporan ini sangat sulit
sehingga akuntan menggunakan prinsip objectivity untuk membenarkan piliahan atas suara
ukuran atau prosedurnya. Prinsip objectivity ini memiliki penafsiran yng berbeda-beda
sebagai berikut.
Kegunaan prinsip ini yang utama adalah agar laporan keuangan itu dapat diperbandingkan
Disamping itu, dengan penerapan prinsip ini maka manpulasi laporan laba/rugi dan neraca
melalui penggunaan prinsipyang berbeda-beda akan dapat dihindarkan. Dalam bunyi
pernyataan akuntan maupun dalam rumusan norma (standar) pemeriksaan jelas
mengharuskan agar laporan keuntungan yang wajar harus menerapkan prinsip
akuntnasisecara konsisten.
Menurut PSAK jika terjadi perubahan akuntansi, ditempuh langkah sebagai berikut.
a) Pengaruh kumulatif dari perubahan ke prinsip akuntansiyang baru dilaporkan dalam
perhitungan laba rugi periode berjaan, dan di sajikan di antara pos luar biasa dan laba
bersih. Perhitugan pengaruh kumulatif ini dapat dikecualikan apabila peubahan prinsip
akuntansi tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan ketentuan dalam undang-undang
Nomor 7 Pajak Penghasilan tahun 1983.
b) Untuk perubahan penilaian persediaandari atau ke metede LIFO di mana pengaruh
kumulatif umumnya sulit ditenttukan, persediaan awal dalam tahun dianutnya metedo baru
dijadikan sebagai persediaan tahun dasar untuk seluruh perhitungan berikutnya.
c) Laporan keuangan harus dinyatakan kembali secara retroaktif (berlaku surut) untuk
perubahan berikut ini.
(1)Perubahan dalam metedo akuntansi untk kontrak pembangaunan jangka panjang.
(2)Perubahan ke atau dari metode biaya penuh (full cost) dalam industri ekstraktif.
d) Sifat dan alasn dilakukannya perubahan dalam kebijaksanaan akuntansi harus diungkapka
dalam catatn ats laporan keuagan periode terjadinya perubahan.
Taksiran akuntansi dapat berubah dikarenakan adanya peristiwa baru bertambahnya
pengalaman atau di perolehnya informasi tamabahan . Pengaruhperubahan taksiran
akuntansi terhadap laporankeuangan dapat digolongkan sebagai berikut.
(1)Perubahan yang hanya memengaruhi periode di mana prubahan tersebut terjadi, misalnya
perubahan dalam taksiran penyisihan piutang yang diragukan.
(2)Perubahan yang memengaruhi periode berjalan dan Periode mendatang , seperti
perubahan dalam taksiran masa manfaat dan nilai sisaaktiva tetap.
Perubahan ini di pertanggungjawabkan dengan cara menyusun laporan keuangan periode
berjalan dan periodemendatang atas dasar taksiran yang baru.
Bila terjadi perubahan dalam badan usaha yang dialporkan,seperti dalam penggabungan
badan usaha yang dipertanggungjawabkan dengan metode penyatuan kepentingan, maka
laporan keuangan periode yang lalu harus dinyatakan kembali secara retroaktif.
Menurut Skinner beberapa hal yang harus diperhatikan agar laporan keuangan disebut full
disclosure adalah sebagai berikut.
a) Penjelasan tentang metode dan kebijaksanaan akuntansi.Khususnya untuk penerapan
metode akuntansi yang memerlukan pertimbangan atau apabila metode itu hanya khusus
untuk entitas yang dilaporkan atau apabila ada beberapa alternatif meteode yang dapat
digunakan.
b) Informasi tambahan untuk membanntu melakukan analisis investasiatau menunujukkan
hak dari beberapa pihak yang memiliki klaim kepada perusahaan yang di laporkan.
c) Perubahan kebijaksanaanakuntansi dengan tahun sebelumnya atau metode penerapannya
dan pengaruh perubahan tersebut.
d) Transaksiyang berasal dari pihak yang mempunyai hak mengontrol perusahaan atau
diamana perusahaan mempunyai hubungan istimewa dengan perusahaan yang
dilaporkannya.
e) Aktiva atau kewajiban yang masih bersifat contingency dan yang mengandung komitmen
tertentu.
f) Transaksi keuangan atau transaksi yang bukan operasional yang terjadi setelah tanggal
neraca yang memberikn pengaruh material terhadap posisi keuangan perusahaan
sebagaimana disajikan dalam laporan akhir tahun.
47
Prinsip ini merupakan prinsip pengecualianatau prinsip yang mengubah konsesus umum.
Dikatakan mengubah karena prinsip ini membuat pembatasan pada penyajian data akntansi
yang relavan dan terpercaya. Menurut prinsip ini, apabila kita dihadapkan untuk memilih
diantara dua atau lebih prinsip / teknik akuntansi yang sama-sama diterima, kita harus
mengutamakan pilihan yang memberikan pengaruhkeuntungan paling kecil pada equity
pemilik. Lebih khusus lagi kita harus memiliki nilai yang paling rendah untuk melaporkan
pos aktiva dan hasil, dan nilai yang palingtinggi untuk melaporkan pos kewajibkan dan
biaya yang akan dibayar.
Prinsip ini menggambarkan bahwa akuntansi itu menganut sikap “pesimis” sewaktu memlih
prinsip akuntansi untuk penusunan laporan keuangan. Dimuka disebutkan bahwa prinsip ini
seolah-olah bertentangan dengan prinsip lain. Hal ini dapat dibuktikan seperti penggunaan
prinsip “Locom” (Lower of cost or market) yang bertentangan dengan konsep bistorical
cost.
Prinsip ini juga termasuk pengecualian atau prinsip yang mengubah prinsip akuntansi yang
lain. Menurut prinsip ini transaksi dan kejadian yang memiliki pengaruh ekonomi yang
penting dapat dicatat dengan cara yang dipermudahkan tanpa melihat apakah sesuai dengan
prinsip akuntansi dan perlu tidaknya diungkapan. Masyarakat berperan sebagai pedoman
nonformal bagi akuntan menentukan sesuatu apakah perlu atau tidak dilaporkan tinjau
dari segi biaya pembukuan , ketetapan laporan ,keuangan dan relavansinya kepada para
pemakai laporan keuangan.
48
Materiality sebagai berikut
Materiality adalah pesoalan pertimbangan Profesional yang penting. Pos-pos tertentu harus
dianggap material jika pengetahuan tertentu itu dianggap secara wajar menimbulkan
pengaruh pada pemakai laporan keuangan.
Penulis lain yang berusaha mengindentifikasi kriteria materiak ini antara lain adalah
Bernsein. Dia mengusulkan ditentukan “broder zone” antara 10-15% dari NIAT (Net
Income After Test) sebagai ukuran material. Metode ini menggunakan pendekatan size
approach.
Pendekatan kedua disebut changecriterion approach. Dalam pendekatan ini untuk menilai
materiality dinilai pengaruh dari suatu pos terhadap kecenderungan atau perubahan di antara
dua periode akuntansi. Pendekatan ini diusulkan oleh Rappaport yang menggunakan kriteria
materiality dengan menggunakan rata-rata keuangan, trend dan rasio yang dikemukakan
melalui hubungan analitis dalam informasi akuntansi.
Suatu jumlah tidak dapat disebut material hanya berdasarkan size (besar) nya. Faktor lain
sebagaimana dibawah ini harus juga diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan
yaitu:
49
4) Jumlah yang diperoleh dari pos yang sejenis tahun yang lalu atau jumlah yang
diperkirakan dimasa yang akan datang.
9) The Uniformity dan Comparability Principle
Prinsip Uniformity berarti menggunakan prosedur yang sama untuk perusahaan yang
berbeda. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh penyusunan prinsip akuntansi adalah agar
laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat diperbandingkan. Hal ini
hanya dapat dicapai dengan caa mengurangi atau meniadakan penggunaan prosedur/prinsip
akuntansi yang berbeda untuk perusahaan yang berbeda.
c) “Berbeda dalam hal-hal tertentu” atau ( the circumintantial variable) perusahaan dapat
menimbulkan perbedaan perlakuan sehingga laporan keuangan perusahaan dapat
menampung keadaan tersebut di mana transaksi dan kejadian itu terjadi. The circumitantial
variable adalah kondisi lingkungan yang berbeda di antara perusahaan-perusahaan
danyangmempengaruhi:
50
Tujuan anoformity dan flexibility adalah melindungi para pemakai dan penyajian data yang
bermanfaat bagi pemakai laporan. Namun, sayangnya kedua konsep ini gagal karena
posisinya yang ekstrem dalam penyajian laporan keuangan. Konsep uniformity nyatanya
tidak dapat menjadi bahan perbandingan karenanya merupakan tujuan yang utopis.
Flexibility terbukti cenderung menimbulkan kebingungan dan tidak dapat dipercaya. Jalan
keluar yang tepat adalah tawar-menawar diantara keduanya, yaitu sebagai berikut.
perusahaan yang berbeda. Konsep moderat ini disebut dengan istilah differences in
circumitances
Kerangka dasar Akuntansi Laporan keuangan ini sebenernya diambil sepenuhnya dari
Internasional Accounting Standard Committe dengan judul Framework for the Preparation
and Presentation of Financial Statements (IASC). Kerangka dasar ini mencakup:
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (decision making). Disamping itu,
laporan keuangan juga merupakan alat pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercaya kepada (stewardship).
Asumsi Dasar dari Laporan Keuangan menurut PSAK ini adalah sebagai beriku :
51
1. Dasar Akrual, laporan keuangan menyajikan semua transaksi yang terjad sesuai
peristiwanya hak dan kewajiban yang melekat didalamnya bukan hanya
melihat transaksi yang melibatkan kas.
Karakteristik Kualitas
Karakteristik kualitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan manfaat informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan sehingga lebih berguna bagi para pemakainya. Adapun karakteristik
kualitas laporan keuangan ini adalah:
1. dapat dipahami;
2. relevan;
3. materialitas;
4. keandalan( reliabilitas, faithful respresentation) tidak menyesatkan;
5. penyajian jujur;
6. substansi mengungguli form (dokumen);
7. netralitas;
8. pertimbangan sehat (pradence)
9. kelengkapan;
10 dapat dibandingkan
Pengakuan (recognition)berarti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur
serta kriteria pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi dalam laporan neraca dan laba
rugi, yaitu:
1. ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari
atau ke dalam perusahaan;
2. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
52
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
unsur laporan keuangan dalam neraca atau laporan laba rugi. Metode pengukuran yang dikenal
adalah:
Akuntansi keuangan yang umum adalah biaya historis terkecuali ada pos-pos tertentu seperti
persediaan dan surat berharga yang menggunakan harga pasar atau harga terendah dari harga
pasar atau harga historis
Konsep dan Pemeliharaan Modal
Konsep modal berarti bahwa uang yang diinvestasikan dalam perusahaan adalah aktiva
dikurangi kewajiban. Konsep modal dimaksudkan bahwa modal itu harus dapat dipelihara yang
dapat dinilai dari kemampuan usaha atau kapasitas produksi misalnya diukur dengan output.
Konsep pemeliharaan modal merupakan konsep perhitungan laba. Dalam konsep ini laba
dianggap harus memperhitungan bahwa modal yang di investasikan harus terpelihara. Ada dua
konsep pemeliharaan modal, yaitu sebagai berikut.
Menurut konsep ini baru disebut laba jika jumlah aktiva finansial bersih pada akhir periode
melebihi jumlah finansial aktiva bersih pada awal periode setelah memasukkan kembali setiap
distribusi dari dan kepada pemilik. Pengukuran keuangan aktiva bersih dapat dilakukan melalui
nilai normal atau dalam satuan daya belinya.
Beberapa hal yang perlu diketahui dari laporan keuangan menurut PSAK adalah sebagai
berikut.
1. Laporan keuangan bersifat umum bukan tujuan khusus misalnya untuk tujuan perpajakan,
prospektus, dan sebagainya. Dalam konsep ini diakui bahwa informasi laporan keuangan bukan
satu-satunya sumber informasi yang harus dicari investor. Akan tetapi, laporan ke-uanganini
dimaksudkan untuk semua jenis informasi keuangan perusahaan baik sektor publik maupun
53
sektor swasta.
3. Kendala yang selalu dihadapi dalam menyajikan informasi yang andal dan relevan adalah
masalah ketepatan waktu dan menjaga keseimbangan antara biaya dan manfaat penyajian
informasi. Jika informasi tidak dijadikan tepat waktu maka dapat dipastikan kegunaannya
sangat berkurang.
54
BAB 4
1. Di Indonesia adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang berada dibawah
naungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
2. Lembaga atau Badan yang terlibat dalam penyusunan standar akuntansi:
a. KAP dan Individu
b. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
c. The American Accounting Association (AAA)
d. The Financial Accounting Standards Board (FASB)
e. Securities and Exchange Commission (SEC) 6. Pengguna Laporan Keuangan
1. KAP dan individu bertanggung jawab untuk secara independen menyatakan bahwa
laporan keuangan suatu perusahaan disajikan secara wajar dan akurat atas seluruh
aktivitasnya.
2. Kriteria wajarnya adalah laporan keuangan yang diperiksanya sesuai dengan standar
akuntansi yang berterima umum.
55
Komite Teknis Senior dalam AICPA
1. Berusaha keras membatasi berbagai bidang yang menyebabkan perbedaan dalam laporan
organisasi dengan mengeliminasi praktik yang tidak dikehendaki.
2. Lebih memilih pendekatan pragmatis dan khusus dalam menghadapi setiap masalah.
3. Dalam waktu 20 th (s/d 1958) telah mengeluarkan 51 Accounting Research Bulletins
(ARBs)
4. ARBs didukung oleh SEC dan pasar saham sebagai satu-satunya sumber prinsip
akuntansi berterima umum di AS.
Berbagai hal telah dilakukan para ahli untuk mendefinisikan akuntansi, sehingga menghasilkan
pengertian yang sederhana tentang akuntansi adalah apa yang dapat diperoleh setelah menjadi
akuntan. American Institute of Certified Public Accountant (1953) menyebutkan bahwa
akuntansi merupakan seni mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas transaksi atau peristiwa
yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang atau paling tidak memiliki sifat keuangan
dan dapat menginterprestasikan hasilnya.
Pendekatan lain untuk mendefinisikan akuntansi adalah pendekatan yang melihat bahwa
akuntansi adalah proses komunikasi. American Accounting Association (1966) mendefinisikan
akuntansi sebagai proses mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi untuk
membantu pemakai dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang benar.
Kemudian pada tahun 1970, diajukan definisi yang melihat akuntansi sebagai kegiatan jasa.
Accounting Principles Board dalam Statement No.4 (1970) menyatakan bahwa akuntansi adalah
kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
56
keuangan, tentang entitas ekonomi, yang diharapkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan
ekonomi.
Dari tiga definisi tersebut dapat menunjukkan bahwa pada dasarnya akuntansi dirancang untuk
memenuhi kebutuhan praktisnya. Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan
untuk memberikan logika penalaran tentang apa yang dilakukan oleh akuntan atau apa yang akan
dilakukan oleh akuntan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap teori memainkan peranan penting
dalam perumusan teori akuntansi. Hendriksen (1982) menawarkan definisi teori yaitu
seperangkat prinsipprinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat hipotesis, konseptual dan
pragmatis, yang membentuk rerangka referensi umum untuk dibidang pengetahuan tertentu (a
field of inquiry).
Atas dasar pengertian tersebut, Hendriksen mendefinisikan teori akuntansi yaitu: penalaran logis
dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of broad principles) yang memberikan
rerangka referensi umum untuk mengevaluasi praktik akuntansi dan memberikan pedoman
dalam mengembangkan praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
Dari tampilan tersebut dapat dilihat bahwa peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan
peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori
dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar
pertimbangan nilai (value judgment), yang dipengaruhi faktor lingkungan tempat akuntansi
dipraktikkan. Teori tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan
dalam praktik akuntansi. Dalam akuntansi, praktik dapat saja diubah untuk mengakomodasikan
teori.
Konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran yang sifatnya universal. Konsep akuntansi
mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana akuntansi dipraktikan. Preskripsi akuntansi
dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah khusus, teori yang mendasarinya juga
dikembangkan berdasarkan model-model yang khusus. Secara umum fungsi utama dari teori
akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses
pemilihan akuntansi (Mathew and Perera,1993). Lebih lanjut bahwa teori memiliki karakteristik
sebagai berikut: a) memiliki body of knowledge; b) konsisten secara internal; c) menjelaskan
dan/atau memprediksi fenomena; d) menyajikan hal-hal yang ideal; e) referen yang ideal untuk
mengarahkan praktik; dan e) membahas masalah dan memberikan solusi.
57
Klasifikasi Perumusan Teori Akuntansi
Teori akuntansi dapat dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Secara garis besar
teori akuntansi dapat diklasifikasikan berdasarkan metode penalaran yang digunakan, sistem
bahasa yang digunakan dan tujuan perumusan.
Klasifikasi Teori Akuntansi Menurut Metode Penalaran Atas dasar metode penalaran yang
digunakan, teori akuntansi dapat dirumuskan dari berbagai pendekatan yang berbeda, yaitu :
1. Pendekatan Deduktif
Perumusan teori akuntansi yang didasarkan pada pendekatan deduktif, dimulai dari
proposisi akuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai
pedoman dan dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi. Secara umum,
langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi adalah sebagai berikut:
a. menentukan tujuan pelaporan keuangan
b. memilih postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi, politik dan
sosiologi
c. menentukan prinsip akuntans, serta
d. mengembangkan teknik akuntansi (Belkaoui, 1993).
Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan hal yang paling penting karena tujuan
yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan akan menghasilkan
prinsip yang berbeda pula. Apabila tujuan telah ditetapkan, beberapa definisi dan asumsi
dapat dibuat. Peneliti kemudian mengembangkan logika yang terstrukur untuk mencapai
tujuan tersebut, berdasarkan definisi dan asumsi yang dibuat.
Kelemahan pendekatan deduktif didasarkan pada postulat dan tujuan tertentu yang
kemungkinan salah. Apabila hal ini terjadi, otomatis prinsip yang dihasilkan juga salah.
Di samping itu, pendekatan deduktif juga terbukti sering menghasilkan prinsip yang
58
terlalu teoritis sehingga tidak dapat diterapkan dalam praktik. Implikasinya, pendekatan
ini kurang teruji dalam praktik.
2. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil
observasi dan pengukuran yang terinci. Littleton (1953) bahwa prinsip akuntansi dapat
dihasilkan secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan
akuntansi. Hal ini didukung (Moonitz) mengatakan bahwa observasi terhadap data
akuntansi kelihatan lebih tepat dengan pendekatan induktif. Pendapat ini juga didukung
oleh Schrder (1962:645) yang menyatakan bahwa perumusan teori akuntansi dapat
dilakukan secara induktif dengan cara mengobservasi data keuangan yang dihasilkan dari
transaksi bisnis.
Kesimpulan untuk proses tersebut adalah proses induktif melibatkan kegiatan observasi
mengenai data keuangan yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi
tersebut, kemudian dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsipprinsip akuntansi sesuai
hubungan yang ada. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. mencatat semua observasi
b. menganalisis dan mengklasifikasikan hasil observasi, sehingga dapat dirumuskan
berbagai kesamaan dan ketidaksamaan
c. hasil observasi kemudian digeneralisasi, serta
d. pengujian terhadap generalisasi (Belkaoui, 1993).
Keuntungan uama pendekatan induktif adalah bahwa pendekatan ini didasarkan pada
kebebasan dimana perumusan teori akuntansi tidak dibatasi oleh struktur atau model yang
telah diyakini atau disiapkan sebelumnya. Jadi pihak yang mengobservasi memiliki
kebebasan untuk mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan dengan
tujuanyang akan dicapai.
Kelemahannya yaitu:
1. observer dipengaruhi oleh ide-ide yang tidak disadari tentang jenis hubungan yang
diamati (unsur bias), dan
2. generalisasi data yang digunakan dalam observasi cenderung berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain. Konsekuensinya, kesimpulan yang dibuat
dari hasil generalisasi kemungkinan besar salah hanya karena data yang pening justru
tidak diobservasi.
59
3. Pendekatan Etika Pendekatan etika didasarkan pada konsep kebenaran (truth),
keadilan (justice) dan kewajaran/kejujuran (fairness). Pertimbangan etika menjadi
makin penting pada saat sekarang. Scott (1943) mengatakan bahwa prinsip akuntansi
adalah pernyataan umum yang menghubungkan aturan (pedoman) dan prosedur
akuntansi dengan konsep sosial tersebut.
4. Pendekatan Sosiologi Pendekatan ini menekankanpada pengaruh sosial yang timbul
dari teknik-teknik akuntansi terhadap kesejahteraan sosial dan lingkungan tempat
akuntansi akan dioperasionalkan. Oleh karena itu, nilai-nilai sosial dianggap sebagai
kriteria utama dalam merumuskan akuntansi.
5. Pendekatan Ekonomi Pendekatan ekonomi memusatkan perhatiannya pada
pengendalian terhadap perilaku indikator makro ekonomi sebagai akibat adopsi
berbagai teknik akuntansi. Jadi, teknik akuntansi yang dikembangkan harus dapat
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi.
6. Pendekatan Eklektik Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan akuntansi
dengan cara menggabungkan berbagai pendekatan yang digunakan selama ini.
Teori dapat diekspresikan dalam wujud kata atau tanda (sign). Dalam filsafat
pengetahuan, studi tentang tanda dikenal dengan istilah semiologi. Semiologi dibagi
menjadi tiga bagian, sintaktik (syntactics), semantik (semantics), dan pragmatik
(pragmatics or behavioral).
1. Teori Sintaktik Teori sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan
memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana
akuntan melaporkan peristiwa tertentu. Dengan demikian teori iini berkaitan dengan
struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan.Interpretasi teori akuntansi
atas dasar sintaktis, yaitu input semantic terhadap sistem tersebut adalah transaksi dan
pertukaran yang dicatat dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Transaksi tersebut
kemudian dimanipulasi (dibagi dan dijumlah) atas dasar alasan dan asumsi-asumsi
akuntansi biaya historis.
2. Teori Semantik Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena
(objek atau peristiwa) dan istilah atau symbol yang mewakilinya. Jadi teori ini
memberikan penjelasan mengenai operasional dari praktik akuntansi. Struktur
60
akuntansi, meskipun dapat dirumuskan secara logis, tidak akan berarti sama sekali
apabila simbol atau istilah yang menggambarkan peristiwa atau pengukuran tidak
berkaitan secara empiris dengan fenomena dunia maya. Oleh karena itulah, teori yang
berkaitan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan arti bagi
proposisi akuntansi.
3. Teori Pragmatik Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi
terhadap perilaku pemgambilan keputusan. Jadi teori pragmatik dimaksudkan untuk
mengukur dan mengevaluasi pengaruh ekonomi, psikologi dan sosiologi pemakai
terhadap altermatif prosedur akuntansi dan media pelaporannya.
Atas dasar tujuannya, teori akuntansi dapat dibedakan menjadi dua jenis. Dua jenis
tersebut yaitu:
1. Teori Normatif (Preskriptif) Teori akuntansi normatif disebut juga teori preskriptif,
yang mencoba menjawab pertanyaan “apa yang semestinya”. Disini akuntansi
dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau
dipraktikkan sekarang atau tidak. Teori normatif berusaha untuk membenarkan
tentang apa yang seharusnya dipraktikkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan
bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva
tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normatif sering
dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif).
Alasannya teori normatif bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan
dari kegiatan semi-research. Teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang
bagaimana akuntansi seharusnya dipraktikkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada
awal perkembangannya, teori akuntansi normatif belum menggunakan pendekatan
investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi.
Perumusan akuntansi normatif mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan
1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi
kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktikkan.
Pada periode tersebut, teori normatif lebih berkonsentrasi pada:
a. Penciptaan laba sesungguhnya (true income)
61
b. Pengambilan keputusan (decision usefulness)
Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk
membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi
yang relevan atau bermanfaat.
Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba
dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional.
Biasanya konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening karena
pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori
pengukuran akuntansi. Teori tersebut bersifat normatif karena didasarkan pada
anggapan:
63
Untuk menjawab pernyataan tersebut teori akuntansi positif menggunakan asumsi
sebagai berikut:
a. Manajer, investor, kreditor, dan individu lain bersifat rasional dan berusaha
memaksimumkan kepuasan.
b. Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang
memaksimumkan kepuasan atau mengubah kebijakan produksi, investasi dan
pendanaan perusahaan untuk memaksimukan kepuasan.
c. Manajer mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan.
Atas dasar pernyataan dan asumsi tersebut teori akuntansi positif berusaha menguji
tiga hipotesis sebagai berikut:
64
menunjukkan monopoli laba. Di samping itu, sangatlah mahal bagi individu untuk
melaksanakan kontrak dengan pihak lain dalam proses politik dalam rangka
menegakkan aturan hukum dan regulasi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan
individu tersebut. Proses politik tidak beda jauh dengan proses pasar. Atas dasar
biaya informasi dan cost monitoring tersebut, manajer memiliki insentif untuk
memiliki laba akuntansi tertentu dalam proses politik tersebut (Watts dan
Zimmerman, 1990). Tiga hipotesis di atas menunjukkan bahwa Teori Akuntansi
Positif mengakui adanya tiga hubungan keagenan:
- Manajemen dengan pemilik
- Manajemen dengan kreditor
- Manajemen dengan pemerintah
65
BAB 5
A. Perumusan Tujuan
Akuntansi lahir dengan maksud tertentu, yaitu untuk memberikan jasa kepada
penggunaanya berupa informasi keuangan yang dibutuhkan untuk proses pengambilan
keputusan. Dalam merumuskan teori akuntansi, perumusan tujuan laporan keuangan
merupakan dasar utama karena tujuan inilah yang harus diwujudkan oleh ilmu akuntansi
itu. Profesi akuntansi, khususnya di Amerika, telah banyak melakukan berbagai upaya
untuk membahas dan merumuskan standar prinsip akuntansi, dan tujuan laporan
keuangan ini.
Untuk menyusun konsep yang menjelaskan Tujuan Laporan Keuangan, pada bulan April
1971 Presiden AICPA saat itu Marshall S.Armstrong, telah menunjukkan Tim Perumus
Tujuan Laporan Keuangan yang dikenal dengan Trueblood Committee. Tim ini
sebenarnya bukan yang pertama yang menyusun tujuan laporan keuangan. Dalam
accounting Researches Studies No.1 dan 3 yang dikeluarkan oleh The Accounting
Principle Board yang bernaung dibawah AICPA telah menjelaskan A Tentative Set of
Broad Accounting Principle for Business Enterprice. Di samping AICPA, AAA juga
telah membahas masalah ini dalam A Statement of Basic Accounting Theory.APB
Statement No.4 dengan judul Basic Concepts and Accounting Principle Underlying
Financial Statement of Business Enterprises juga menyangkut tujuan kualitatif dari
laporan keuangan ini. Di negara lain juga sudah ada melakukan pembahasan tentang
tujuan laporan keuangan ini seperti Canada,Australia,dan lain-lain
66
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan
dan investasi.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti
informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
68
- Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
- Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahanharta dan
kewajiban.
- Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan.
-
C. Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No.4 Adalah sebagai berikut :
1. Relevance Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai
laporan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Understandability Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting
tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
3. Verifability Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama.
4. Neutrality Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
5. Timeliness Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan
apabila diserahkan pada saat yang tepat.
6. Comparability Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi
harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan
lain
7. completeness Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan
yang layak dari para pemakai.
Tujuan Laporan Keuangan menurut APB Statement No. 4 dapat diperjelas dari gambar
berikut ini:
69
5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut PSAK
Sedangkan karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK (2004) adalah
sebagai berikut.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuagan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:
dapat dipahami, relevan,keandalan,dan dapat diperbandingkan.
a. Dapat dipahami
Kualitatif penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya
atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau
70
dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan ,atau
mengoreksi,hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam
beberapa kasus, hakikat informasi menentukan relevansinya.Misalnya, pelaporan
suatu segmen baru dapat memengaruhi penilaian resiko dan peluang yang
dihadapi perushaan tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai
segmen baru tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakikat
maupun materialitas dipandang penting, misalnyaa jumlah serta kategori
persediaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
71
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.Materialitas
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi
khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang
batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus
dimiliki agar informasi dipandang berguna
d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal(reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,kesalahan material,
dan dapat diandalkan pemakaiya sebagai penyajian yang tulus atau jujur(faithful
representation) dari yang harusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan.
Informasi mungkin relevcan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka pengguna informasi tersebut secara potensial dapat
menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam
suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin. Tidak tepat bagi
perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca,
meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari
tuntutan tersebut
e. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan,informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan. Jadi misalnya, neraca harus menggambarkan
denganjujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva,
kewajibandanekuitas perusahaan pada tanggal pelaporran yang memenuhi criteria
pengakuan
72
Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang
dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan
disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan
kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa
lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan
teknik penyajian yang sesuai dengan makna dan transaksi peristiwa tersebut.
Dalam kasus tertentu, pengukiran dampak keuangan dari suatu pos sangat tidak
pasti sehingga perusahaan pada umumnya tidak mengakui dalam laporan
keuangan. Misalnya, meskipun dalam kegiatan usahanya perusahaan dapat
menghasilkan goodwill, tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau
mengukur goodwill secara andal. Namun, dalam kasus lain, pengakuan suatu pos
tertentu tetap dianggap relevan dengan mengungkapkan resiko kesalahan
sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya.
g. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung
pada kebutuhan dankeinginan pihak tertentu, tidak boleh ada usaha untuk
menyajikan informasi yang menguntungkan satu atau beberapa pihak, sementara
hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.
73
h. Pertimbangan
Sehat Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwadan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan,
perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi
yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan
mengungkapkanhakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan
sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat
mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraandalam kondisi
ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian
penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan
cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja
menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban
atau beban yang lebih tinggi sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dank
arena itu, tidak memiliki kualitas andal.
i. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap.
Kesengajaan untuk tidak mengugkapkan(omission) mengakibatkan informasi
menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan
tidak sempurna didinjau dari segi relevansi.
j. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan atarperiode
untuk mengidentifikasikecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.
Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antarperusahaan
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif . Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukansecara konsisten untuk
perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan
yang lain.
74
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat dibandingkan adalah bahwa
pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh
perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat
mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yag diberlakukan untuk transaksi
serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke
periode lain dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi
keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan, membantu pencapaian daya banding
Komite yang dipimpin Trueblood ini beranggotakan Sembilan orang yang berasal
dari akademisi dan praktisi. Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan
keuanga. Dalam laporan komite ini ingin menentukan hal-hal berikut :
a. Siapa yang memerlukan laporan keuangan?
b. Informasi apa yang mereka perlukan ?
c. Berapa banyak informasi yang diperlukan tersebut dapat di supply oleh
Akuntansi?
d. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk menyusun informasi yang Diperlukan itu ?
Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya
untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari
keputusan ekonomi yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang
timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan,dan
membandingkan, dan menilai arus kas seandainya nilai uang tidak stabil, hal ini harus
dijelaskan dalam laporan keuangan . Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila
yangdilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja, tetapi mencakup penjelasan-
penjelasan lainnya yang dirasa perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur
secara objektif. Komite Trueblood merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai
berikut.
77
BAB 6
STANDART AKUNTANSI
Standar Akuntansi mencangkup konvensi, praturan, dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body) pada saat tertentu. Standar ini
merupkan konsensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi,
kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahannya dalam bentuk laporan keuangan,
Dalam keadaan ini dijelaskan transaksi apa yang harus dicatat; bagaimana mencatatnya,
dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang akan disajikan.
Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakaian
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme
penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikn
kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar
akuntansi ini akan terus-menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan
tuntutan masyarakat.
78
1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan kegiatan
perusahaan, Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi lazim diharapkan
mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan dapat diperbandingkan.
2. Memberikan pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntsan publik agar mereka dapat
melaksanakan tugas dengan hti-hati. Independen, dan dapat mengabdikan
keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui
pemeriksaan akuntan. Setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan data base kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahan, perencanaan dan
penganturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi, dan tujuan-tujuan makro
lainnya.
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi,
Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin
bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan penelitian.
Dalam penyusunan standar akuntansi ini ada tiga kemungkinan:
a. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar
b. Diserahkan kepada swasta/profesi;atau
c. Diserahkan kepada pemerintah.
Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui
pemerintah, profesi dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini
adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang berda dibawah naungan IAI (Ikatan
Akuntansi Indonesia). Dewan Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada
Komite Pensahan Standar Akuntansi Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan
disahkan dalam kongres IAI. Semetara itu, di USA sekarang lembaga yang
berwenang mensahkan standar akuntansi (Standar Setting Body) adalah profesi secara
langsung. Namun, pada mulanya standar akuntansi dilahirkan oleh AICPA. FASB
mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standar dan Interpretation bersama
dengan Accounting Research Bulletin yang dikeluarkan oleh AICPA. Selengkapnya,
Stevin Rubin (1984) menjelaskan sumber GAAP dalam bentuk rumah sebagai berikut
:
79
1. Dasar Dasar GAAP disebutkan going concern,subtance over
form,neutrality,accrual basis,conservatism,materiality.
2. Lantai I
a. FASB Statement
b. FASB Interpretations
c. APB Opinions
d. ARS Bulletins yang dikeluarkan AICPA
3. Lantai II
a. AICPA Industry Audit Guides
b. AICPA Industry Accounting Guides
c. AICPA Statement of Position
4. Lantai III
a. ASB Techanical Bulletins
b. AICPA Accounting Interpretation
c. Praktik industri yang lazim
5. Lantai IV
a. APB Statement
b. Makalah yang dikeluarkan AICPA
c. Pendapat-pendapat organisasi profesi
d. FASB Concepts Statement
e. Buku-buku teks
f. Artikel-artikel para ahli tentang akuntansi
Dalam nada yang sama GAAP yang berlaku di USA menjelaskan hubungan yang erat itu
sebagai berikut:
a. The report shall state whether the financial statement are presented in accordance
with general accpted principle of accounting.
b. Hubungan FASBdenagn Securty Exchange Commission (SEC) juga sangat erat. Hal
ini terbukti dari SEC Accounting Relese No.150 yang dikelurkan tahun 1973 yang
menyatakan sebagai berikut.
c. Prinsip, standar, dan praktik yang dikeluarkan oleh FASB dianggap oleh SEC sebagai
prinsip yang didukung dan hal yang bertentangan dengan FASB dianggap tidak
didukung
d. SEC juga menambah bahwa SEC akan terus-menerus mencari dan merumuskan
informasi yang ada yang diperluka oleh investor dan juga metode pengungkapannya
untuk memenuhi keinginan tadi.
1. Govermental Accounting Standar Board (GASB) yang didirikan tahun 1984 sebagai
lanjutan dari National Council on Govermental Accounting. Dewan ini menyusun
standar akuntansi untuk lembaga pemerintah.
81
2. Financial Accounting Standard Board (FABS) yang didirakan tahun 1973 yang
merupakan kelanjutan dari Accounting Principle Board. Dewan inilah yang
menyusun dan mengeluarkan standar akuntansi dalam bentuk FASB Statement dan
Interpretstion.
82
4. Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis diterbitkan
Desember 1984.
5. Elemen-elemen Laporan keuangan yang diterbitkn pada Desember 1985.
FASB mempunyai tujuan anggita full time, yaitu tiga orang berasal dari praktisi
akuntansi profesional (CPA), dua orang anggota dari industri dan masingmasing satu dari
akademik dan pemerintah. Anggota-anggota dewan harus memutuskan semua ikatan
ekonomi dan organisasi dengan tempat kerja atau kepemilikan sebelumnya. Fungsi FSBA
dijelaskan secar jelas dalam mission statementnya, yaitu untuk membentuk dan
mengembangkan standar-standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagi pedoman dan
pendidikan bagi publik, termasuk penerbit laporan keuangan, auditor, dan pemakai
laporan keuangan. FASB juga membentuk konsep-konsep akuntansi yang luas serta
standar-standar bagi pelaporan keuangan selain itu juga menyediakan pedoman mengenai
implementasi standar-standar tersebut. Umumnya karena harus melewati begitu banyak
prosedur, perlu dua tahun atau lebih untuk membentuk standar akuntansi dan akhirnya
menerbitkan standar akuntansi keuangn yang baru. Standar akuntansi yang diterima
umum (GAAP) adalah jumlah total dari semua standar, aturan dan regulasi akuntansi
keuangann yang harus diperhatikan dalam menyiapkan laporan keuangan yang dapat
diterima oleh SEC. Statements of financial Accounting Standards (SFAS) merupakan
komponen utama dari GAAP.
83
perlakuan akuntansi atas item-item yang sama dalam tiap periode akuntansi dan dari satu
periode ke periode berikutnya. Jika terjadi perubahan dalam praktik atau prosedur,
diwajibkan untuk menyajikan pengungkapan atas perubahan dan efeknya atas laporan
keuangan.
Salah satu yang unik bagi USA adalah jika metode LIFO digunakan bagi tujuan pajak
federal, juga harus digunakan tujuan laporan keuangan. Jika “cadangan” LIFO material,
harus diberi catatan atas laporan keuangan. Upward valuation dari aset-aset jangka
panjang tidak boleh diestimasi untuk kegunaan-ekonomis denagn menentukan lamanya
periode depresiasi dan amortisasi. Biaya R&D tidak dikapitalisasi (menurut SFAS No. 2),
diterapkan dalam pengakuan biaya pengembangan sofware. Goodwill dicatat sebagai aset
dan diamortisasikan selama periode tidak melebihi 40 tahun. Aturan-aturan pengukuran
dengan asumsi-asumsi aktuarial harus dibuat dan metode-metode biaya yang digunakan
harus ditentukan, kontijensi dicatat jika dapat diidentifikasikan dan dapat diukur.
Deffered credit method diwajibkan dalam mengakui alokasi pajak konperhensif sampai
tahun 1991 dan setelah itu diganti dengan sebutan liability method dari SFAS No. 96.
Ekuitas pemilik berdasarkan kontribusi modal dan laba ditambah (yaitu semua laba/rugi
sejak perusahaan didirikan, dikurangi distribusi deviden atau penarikan oleh pemilik dan
prior period adjusments). Kontrak kontruksi dapat diukur dengan completed-contracts
method atau percentage-of-completion method. Metode poolingof-interest menjadi
batasan ketaatan (compliance), karean sebagian penggabungan bisnis dicatat dengan
purchase method. Distribusi saham kepemilikan diukur pada nilai pasar saham pada saat
distribusi yang merupakan aturan mengikat bagi perusahaan. Mengenai efek perubahan
harga, APB merekomendasikan penyajian sesuai tingkat harga umum(tahun 1969), SEC
mewajibkan perusahan-perusahaan melampirkan data current-cost tertentu sebagai
pelengkap (tahun 1976), kemudian FASB mengeluarkan SFAS No. 33: mewajibkan
sekitar 1000 perusahan besar USA melaporkan efek perubahan harga, yang kemudian
peraturan ini dibekukan, Menyebabkan pengukuran efek perubahan tingkat harga tidak
lagi dilaporkan ke publik sejak tahun 1985. Krisis industri simpan-pinjam selama dekade
1980-an terdapat berbagai usulan terutama SEC yang mendesak pemakaian pengukuran
mark to market bagi aset yang disimpan dalam fortofolio bank, karean selama masa resesi
atau depresi akan mengurangi nilai aset jangka panjang tertentu.
84
F. Penyusunan Metode Standart Akuntansi di Inggris
United Kingdom (UK), Britania Raya, dan Irlandia Utara terdiri dari empat negara
bagian, yaitu: Inggris,Skotlandia,Wales,dan Irlandia Utara. Walaupun UK memiliki
sistem hukum dan kebijakan moneter dan fiscal yang terpadu,beberapa perbedaan tetap
diantara keempat negara tersebut masih selalu saja ada. Situasi perkembangan akuntansi
di UK sama uniknya dengan situasi aturan hukum nasional lainnya. Ketentuan hukum
dilaksanakan secara fleksibel dan diterapkan kasus per kasus. Dalam lingkungan
akuntansi sebagai tambahan aturan umum maka dikeluarkan rekomendasi akuntansi
tambahan yang dibuat melaluiorganisasi atau lembaga atau jalur professional.
Rekomendasi professional hanya mengikat anggota badan profesi yang mengikuti
rekomendasi tersebut jadi tidak berlaku wajib secara keseluruhan. Perusahaan yang
didirikan di UK diatur oleh undang-undang yang bernama Companies Acts. Companies
Acts 1948 selanjutnya diamandemen secara mendasar pada tahun 1967,1976,1980 dan
1981,1985 dan 1989.
Konsep dan praktik akuntansi Inggris ini telah memengaruhi akuntansi secara global
terutama terhadap negara-negara bekas jajahan Inggris, misalnya akuntansi di Australia,
Kanada, serta negara persemakmuran lainnya seperti Kenya,India,Hong Kong,Selandia
Baru,Singapura,dan Afrika Selatan. Memang tidak persis sama, tetapi banyak
pengaruhnya terhadap sistem akuntansi di negara yang bersangkutan. Hal ini bahkan
menimbulkan munculnya model akuntansi Inggris.
Hanya ada dua sumber standar akuntansi di UK, yaitu company act dan standar profesi
akuntansi. Lima prinsip akuntansi dasar yang tercantum langsung dalam peruandang-
undangan adalah sebagai berikut:
87
Suatu perubahan dalam prinsip akuntansi terjadi karena adanya pemakaian suatu prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dalam suatu periode berbeda dengan yang
digunakan dalam periode sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi meliputi, misalnya suatu
perubahan dari metode depresiasi garis lurus (straight line method) menjadi metode
double declining. Standar konsistensi harus dapat diterapkan untuk jenis perubahan ini
dan perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. Bagi auditor keadaan ini harus
dilaporkan melalui penambahan paragraph penjelasan yang dicantumkan setelah paragraf
pendapat. Perubahan ini dapat berupa: perubahan entitas,taksiran atau prinsip.
88
konsisten, dalam hal ini, ketidakkonsistenan timbul sebagai akibat suatu perubahan
prinisp akuntansi dalam tahun sekarang, namun bukan karena ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam tahun-tahun sebelumnya. Ketidakkonsistenan ini
harus diungkapkan oleh auditor harus menambah paragraph penjelasan dalam
laporannya. Sebagai tambahan, dengan tidak diakuinya penyatuan kepentingan dalam
laporan keuangan komparatif, berarti terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Jika laporan keuangan satu tahun saja disajikan dalam tahun selesainya
penggabungan,catatan atas laporan keuangan harus mengungkapkan dengan lengkap
transaksi penggabungan kepentingan yang terjadi dan menyatakan pendapat
(revenues),unsur-unsur luar biasa, dan laba bersih masing-masing perusahaan yang
digabungkan untuk tahun sebelumnya dalam bentuk gabungan. Tidak diungkapkannya
transaksi penggabungan kepentingan dan dampaknya atas tahun sebelumnya
mengharuskan auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian karena
kurangnya pengungkapan dan dapat menyebabkan auditor menambah paragraph
penjelasan dalam laporannya karena ketidakkonsistenan. Untuk tujuan penerapan standar
konsistensi, suatu perubahan dalam entitas yang membuat laporan dipandang tidak terjadi
pada pembentukan,penghentian,pembeian, atau pelepasan suatu anak perusahaan atau
unit usaha lainnya.
Perubahan suatu prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke suatu prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, termasuk koreksi kesalahan dalam pennerapan suatu
prinsip keadaan ini merupakan suatu koreksi kesalahan. Walaupun bentuk perubahan
prinsip akuntansi ini harus dipertanggungjawabkan sebagai koreksi kesalahan, namun
perubahan ini harus dikemukakandalam laporan keuangan. Oleh auditor harus dijelaskan
melalui penambahan paragraph penjelasan.
89
Perubahan suatu prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke suatu prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, termasuk koreksi kesalahan dalam pennerapan suatu
prinsip keadaan ini merupakan suatu koreksi kesalahan. Walaupun bentuk perubahan
prinsip akuntansi ini harus dipertanggungjawabkan sebagai koreksi kesalahan, namun
perubahan ini harus dikemukakandalam laporan keuangan. Oleh auditor harus dijelaskan
melalui penambahan paragraph penjelasan.
Perubahan dalam prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari perubahan dalam
estimasi akuntansi
Suatu perubahan dalam prinsip akuntansi mungkin tidak dapat dipisahkan dari pengaruh
perubahan dalam estimasi akuntansi. Walaupun perlukan akuntansi untuk perubahan
semacam itu sama dengan perlakuan akuntansi untuk perubahan yang hanya menyangkut
estimasi akuntansi, di dalamnya tersangkut pula perubahan dalam prinsip akuntansi. Oleh
karena itu, perubahan semacam ini harus dikemukakan dalam laporan auditor melalui
penambahan paragraph penjelasan.
Untuk kepentingan penyajian arus kas,prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
menyatakan berikut ini: “Suatu perusahaan harus mengungkapkan kebijakannya dalam
menentukan unsur-unsur yang diperlakukan setara kas (cash equivalents).” Suatu
perubahan dalam kebijakan ini merupakan perubahan dalam prinsip akuntansi yang harus
diperhitungkan dampaknya, dengan menyatakan kembali laporan arus kas tahun
sebelumnya, yang disajikan dalam bentuk laporan arus kas komparatif. Oleh karena itu,
perubahan semacam ini harus dikemukakan dalam laporan auditor melalui penambahan
paragraph penjelasan.
90
BAB 7
KONSEP LABA
A. Pengantar
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi,
hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran itu
adalah pengukuran laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk menentukan
prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba,
penentuan kebijakan investasi, pembayaran pajak, zakat, bonus, dan pembagian hasil.
Karena pentingnya masalah ini, dalam dunia bisnis kita juga mengenal pengukuran laba
yang dilakukan oleh profesi lain, misalnya fiskus atau perpajakan, pemegang saham,
analis keuangan, pengusaha, ekonom, bahkan siapa pun yang bergerak dalam dunia bisnis
termasuk ibu-ibu yang melakukan bisnis di pasar, di kampung pasti memiliki ide ataua
pendapat tentang perhitungan laba. Siapa pun yang melakukan kegiatan bisnis pasti
memiliki alasan ekonomis mengapa ia terus melakukan bisnis. Biasanya alasan
tradisional itu adalah untuk mendapatkan laba. Oleh karena itu, si pelaku bisnis itu sendiri
pasti memiliki pandangan tentang apa yang dimaksudkannya sebagai laba dan bagaimana
menentukan laba tersebut. Seorang ibu yang menjual sayur di pasaran mungkin
menganggap bahwa ia telah mendapatkan laba jika uang yang ada di tangannya lebih
besar daripada uang yang dibawanya tadi pagi sewaktu memulai kegiatan pembelian
barang yang dijual. Kemungkinan besar ia tidak memperhitungkan saldo persediaan,
biaya pribadinya, dan upah tenaga kerjanya. Seorang pengusaha lainnya bisa saja
menganggap bahwa laba perusahaannya adalah penjualan dikurangi seluruh biaya
dikunvestasi baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. Dan tentu banyak
lagi pandangan dan praktik di masyarakat dalam pengukuran laba ini, namun yang
sampai menjadi pembahasan adalah:
91
1. laba menurut ilmu ekonomi
2. laba menurut fiskus (petugas pajak); gaano
3. laba menurut akuntansi
4. laba menurut perhitungan zakat.
1. benda atau produk dan jasa yang akan dinilai (biaya historis, biaya ganti, biaya
realisasi, present value
2. unit ukur (bisa unit ukur uang atau ukuran kemampuan tenaga beli).
Berdasarkan perbedaan pandangan dan alasan di atas muncullah berbagai polemik atau
perbedaan persepsi tentang laba ini.
Sebelum kita masuk dalam pembahasan konsep laba, berikut ini penulis akan
mengemukakan sebuah polemik yang dimuat dalam surat pembaca Tempo 9 Desember
1989 antara penulis dengan Kwik Kian Gie yang menyangkut perbedaan persepsi tentang
konsep laba. Berikut ini adalah polemik tersebut. Semula menurut hasil wawancara
Tempo dengan Kwik Kian Gie yang dimuat Tempo edisi 25 November 1989 di rubrik
Ekonomi & Bisnis dengan judul "Tidak Cukup dengan Iktikad Baik," memuat tanggapan
beliau tentang posisi AGIO SAHAM. Beliau berpendapat bahwa agio saham adalah laba
karena empat alasan pokok. Alasan Kwik dan jawaban saya dikemukakan seperti di
bawah ini :
Dari definisi ini, akuntansi menganggap bahwa agio sebagai unsur harga saham
bukan laba. Itu hanya penerimaan kas, tidak setiap penerimaan kas menjadi laba,
kendati untuk mengakui laba harus ada penerimaan kas. Untuk menghitung laba
masing-masing, orang dapat menentukan rumus perhitungan laba tersendiri. Petani
93
misalnya, jika ditanya berapa laba (hasil/pendapatannya) tahun ini mungkin ia jawab
sejumlah panen yang diterimanya tanpa menghitung biaya-biaya yang sudah
dikeluarkannya, baik melalui pengeluaran kas maupun tenaga kerja yang
digunakannya sendiri. Demikian juga “pedagang” yang berjualan di pasar tradisional,
jika ditanya berapa labanya hari ini, mungkin ia akan menjawab sebesar uang yang
diterimanya hari ini dikurangi uang yang ia bawa tadi pagi. Dan banyak lagi contoh
yang cara perhitungan labanya berbeda.
Kenapa perlu diketahui jumlah laba ini? Laba ini merupakan informasi penting dalam
suatu laporan keuangan. Angka ini penting untuk :
1. perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima
negara
2. menghitung dividen yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan
dalam perusahaan
3. menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan
keputusan
4. menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan
lainnya di masa yang akan dating
5. menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
6. menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan/divisi
7. perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Tuhannya
melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.
B. Laba Ekonomi
Para ahli ekonomilah sebenarnya yang memulai membahas masalah konsep laba ini,
kemudian profesi akuntan mengikutinya. Adam Smith menjelaskan bahwa income adalah
kenaikan dalam kekayaan. Pengertian ini diikuti oleh Marshall dan kawan-kawan dan
dihubungkannya dalam konsep praktik bisnis. Mereka membedakan modal tetap dengan
modal kerja, modal fisik, dan laba, dan menekankan pada realisasi sebagai pengakuan
laba. Von Bohm Bawerk pada akhir abad XIX telah memperkenalkan pendapat bahwa
laba bukan saja unsur kas, dia memperkenalkan konsep laba nonmoneter. Kemudian pada
awal abad XX Fischer, Lindahl, dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi mencakup
tiga tahap, yaitu sebagai berikut :
94
1. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat
diukur.
2. Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk real income ini adalah “biaya
hidup” (cost of living). Dengan perkataan lain, kepuasan timbul karena kesenangan
fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang
dilakukanuntuk membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah dikonsumsi.
3. Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksud kan untuk
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Fischer, money income lebih
dekat pada pengertian akuntansi tentang income. Lindahl menganggap konsep laba
sebagai interest, yaitu merupakan penghargaan yang terus-menerus terhadap barang
modal sepanjang waktu. Perbedaan antara interest dengan konsumsi yang diharapkan
pada periode tertentu dianggap sebagai saving sehingga laba dianggap sebagai
konsumsi ditambah saving. Hick mengembangkan teori Fischer dan Lindahl tentang
economic income. Ia mendefinisikan personal income sebagai: Jumlah yang paling
tinggi yang dapat dikonsumsikan seseorang selama seminggu dan dia masih
mengharapkan seperti itu pada akhir minggu sebagaimana keadaannya pada awalnya.
Definisi dapat disederhanakan menjadi: Jumlah maksimum yang dapat
dikonsumsikan pada periode tertentu dan dia masih tetap mempertahankan modalnya
tidak berkurang sebagaimana saldo di awal.
Financial Capital
1. Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang.
Menurut konsep ini modal yang ditanamkan oleh pemilik tetap terpelihara. Laba
95
menurut konsep ini adalah perubahan net asset dengan menyesuaikan transaksi
modal yang dijabarkan dalam ukuran uang. Konsep ini sama dengan konsep yang
dianut dalam akuntansi kon vensional.
2. General Purchasing Power Money Maintenance, yaitu financial capital yang
diukur menurut tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini, tenaga beli dari
modal yang diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurut konsep
ini laba adalah perubahan net asset setelah disesuaikan transaksi modal yang
diukur dengan tenaga beli yang sama. Konsep ini sama dengan GPLA (General
Price Level Adjusted)
1. Physical Capacity
a. Productive Capacity Maintenance, yaitu physical capital yang diukurmenurut
konsep uang.
Menurut konsep ini, kapasitas produksi perusahaan dipertahankan, kapasitas
produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk berproduksi,
(volume) barang dan jasa yang sama dan kapasitas/memproduksi nilai barang
dan jasa yang sama. Konsep ini sama dengan Current Value Accounting.
96
a. Replacement Cost Used adalah jumlah kas yang diperlukan untuk
mendapatkan aset yang serupa yang memiliki umur pemakaian yang
sama di pasaran barang bekas.
b. Reproduction Cost adalah jumlah kas atau aktiva yang diperlukan
untuk mendapatkan aset yang persis sama dengan aktiva yang ada
sekarang (aset yang baru).
c. Current Exit Price (net realizable value)
Current Exit Price adalah jumlah kas yang diterima atau utang yang
dianggap lunas apabila aset tersebut dijual. Umumnya nilai ini
bermakna: 2, harga penjualan yang ada dalam keadaan pasar bebas
bukan harga yang timbul karena terpaksa
d. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance, yaitu
physical capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama.
Menurut konsep ini kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur
dalam unit tenaga beli yang sama dipertahankan. Konsep yang serupa
dengan ini adalah GPLA Current Value Accounting.
97
Namun, dalam kenyataannya tidak demikian, apalagi bisnisnya besar dan luas. Di
samping ada transaksi perusahaan yang sudah sempurna dilaksanakan, masih banyak lagi
transaksi yang masih belum sempurna pelaksanaannya, yang masih memerlukan kas
tambahan atau pengorbanan lainnya. Mungkin ada piutang, ada persediaan barang, dan
ada aktiva tetap yang terus-menerus dipakai dalam proses bisnis. Dalam konteks ini
Vernom Kam (1986) memberi dua kemungkinan, yaitu:
1. kondisi pasti (certainty), di mana jumlah harga atau kas yang akan di terima atau
dibayarkan di masa yang akan datang dapat ditentukan
2. kondisi penuh ketidakpastian (uncertainty) di mana jumlah harga atau kas yang akan
diterima atau dibayarkan di masa yang akan datang belum dapat ditentukan secara
pasti.
Untuk kasus yang pertama (1), hampir sama dengan kasus sederhana di atas,
perbedaannya hanya terletak pada taksiran kas terhadap kondisi dari transaksi yang akan
datang yang sudah dapat ditentukan itu. Sementara itu, yang selalu terjadi adalah kasus
kedua (2) di mana transaksi kas kebanyakan masih belum menentu baik kejadiannya,
waktunya, dan harganya. Untuk itu, kita menghadapi beberapa masalah tentang: nilai
ekonomi, harga, modal, skala, pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi
seseorang terhadap suatu komoditas berdasarkan kegunaan baginya di masa yang akan
datang dibanding dengan komoditas lain. Jika terjadi pertukaran, muncullah harga atau
harga pertukaran (exchange price). Harga ini ditetapkan berdasarkan nilai uang, Maka, di
sini muncul beberapa bentuk harga, yaitu:
Akuntansi konvensional masih lebih banyak menggunakan harga historis. Harga ini
sangat menentukan dalam perhitungan laba, income atau profit. Tetapi dengan FASB 157
mulai digunakan Fair Value.
1. Modal (Capital)
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah
arus kekayaan, sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Oleh karena itu,
penentuan laba, yaitu penentuan kenaikan modal juga menyangkut masalah harga
98
juga. Modal bisa berarti financial capital di mana tekanannya adalah nilai uang dari
aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik
kepada perusahaan. Physical capital, yaitu di sini difokuskan pada kemampuan fisik
dari modal itu untuk memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya.
Ukurannya adalah kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki
2. Replacement Cost Income
Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen income, yaitu:
a. current operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya peng ganti
(replacement cost) dari penghasilan
b. realized holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement
cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba
rugi ini dapat dibagi dua, yaitu :
- yang direalisasi dan accrued selama periode itu
- yang direalisasi pada periode itu, tetapi accrued pada periode sebelumnya.
Pa = X + Y + Z
Pa = Accounting Income
Z = Realisasi holding gain pada periode itu, tetapi accrued pada periode
sebelumnya
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa money income dapat dihitung sebagai
berikut
99
Pm = Pa - Z + W
Pm = Money income
Pa = Accounting income
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu accrued pada periode
sebelumnya
Laba Rp 1.250.000
Demikianlah perbedaan tingkat laba menurut empat konsep yang dijelaskan di muka.
101
3. pemikiran radikal: yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar
penilaian bukan Historical Cost lagi, di mana konsep ini dikenal dengan Current
Value Accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut Curren
4. pemikiran neo radikal yang menggunakan Current Value, tetapi disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga umum, yang disebut GPLA Current Value Accounting,
sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui, definisi
tentang laba itu mengandung lima sifat berikut :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya
hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan
prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri
tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis
yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip macthing artinya hasil dikurangi biaya yang
diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.
102
Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagaiberikut :
1. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan
nilai. Kenaikan ini ada, namun belum direalisasi
2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena
perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan
biaya.
3. Penerapan prinsip realisasi, Historical Cost, dan Conservatisme dapat menimbulkan
salah pengertian terhadap data yang disajikan
103
BAB 8
A. Pengantar
1. Tujuan dan Prinsip Akuntansi
akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen selaku
pengelola bisnis untuk kepentingan public khususnya investor dan kreditor. Informasi
akuntansi terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang memberikan gambaran
mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (neraca) serta hasil
ushaanya pada periode tertentu (laba rugi). Informasi ini selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan (trueblood committee,1973,APB
statement no.4 AICPA, 1970. Laporan keuangan ini telah menjadi sumber informasi
penting bagi manajemen, pemilik, analis, banker, kreditor, regulator, dan pihak
umum. Penelitian di USA, inggris dan NZ (harahap,1996) menunjukkan bahwa
laporan keuangan merupakan sumber informasi pertamaa dalam keputusan investasi,
memprediksi potensi arus kas yang akan diterima dan dikaitkan dengan
ketidakpastian, menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, menilai
kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan utama perusahaan dan yang terakhir
memberikan informasi yang actual dan interpretative tentang transaksi dan kejadian
lainnya.
Informasi laporan kuangan itu disusun sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi
yang sudah baku yang telah dirumuskan sejak dahulu oleh para ahli akuntan serta
standard setter. Prinsip ini harus dikuasai untuk bisa menyajikan informasi tentang
perusahaan. Tujuan laporan keuangan menurut APB statement No.4 (AICPA,1973)
misalnya membaginya menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
104
umum laporan keuangan menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisikeuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.
Sementara itu, tujuan khusus memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban,
kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi
lainnya yang relevan. Laporan keuangan haru; mengandung sifat relevan dan
materialitas,substance overform, reliability, bebas dari bias, companibiiity, konsisten
serta dapat dipahami (Haralu: 1996). Memang dalam rumusan tujuan akuntansi dan
tujuan laporan keuangan terdapat beberapa pendapat yang tampaknya saling berbeda,
tetapi sebenarnya semuanya saling berhubungan dan mengisi. Untuk mencapai tujuan
akuntansi dan laporan keuangan tersebut,.perlu diketahui perbedaan antara postulat,
konsep, prinsip, standar (teknik) akuntansi.
Postulat merupakan asumsi dasar yang terkait dengan lingkungan bisnis tempat
akuntansi beroperasi, sedangkan prinsip merupakan pendekatan umum yang
digunakan dalam pengakuan dan pengukuran kejadian akuntansi. Konsep akuntansi,
yaitu pernyataan yang dapat membuktikan kebenaran atau aksioma yang sudah
diterima umum karena sesuai dengan tujuan laporan keuangan, dan standar (teknik)
akuntansi merupakan peraturan khusus yang berisikan tentang bagaimana standar
perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi yang dialami suatu
entitas (contohnya: GAAP, APB Statemcnt, FASB Statcinait, IASC Statcmcnt , PAI
(Harahap, 2001))
Penelitian dan diskusi baik oleh akademisi seita organisasi profesi, Standar settar
body dan regulator telah berusaha secara terus-menerus melakukanpenyempurnaan
untuk meningkatkan nilai, kualitas dan relevansi dari laporankeuangan itu. Tujuan
tersebut sering sukar dicapai. Kendala untuk mencapai tujuan ini muncul dari: (1)
konflik yang terdapat dalam tujuan kualitas itu sendiri; (2)pengaruh lingkungan; dan
(3) kurangnya pemahaman yang lengkap mengenai tujuan itu (Harahap, 1996).
Pengukuran atau measurement menurut Ijiri (1967) adalah suatu bahasa khusus yang
menyajikan fenomena dunia nyata dengan alat angka dan hubungan antar angka yang
ditemukan melalui sistem angka. Akuntansi merupakan sistem informasi yang
menggunakan angka sebagai medianya. Pengukuran yang selama ini dipakai dalam
akuntansi keuangan adalah metode histcrical cost, yang menjadi dasar penilaian
adalah monetary unit, dan nilainya dianggap stabil. Kemudian, menggunakan konsep
105
conser vatisme artinya akuntansi mengutamakan nilai yang mencatat- kerugian lebih
dahulu daripada keuntungan. Historical cost atau harga yang terjadi dari pertukaran
perusahaan pada masa yang lalu, yang merupakan dasar utama dalam melakukan
pengukuran dalam laporan keuangan dan biasanya digunakan dalam mengukur
persediaan, aktiva tetap, dan aset lainnya.
Dalam penelitian ini kita tidak akanmembahas semua prinsip itu. Fokus tesis ini
hanya prinsip mengenai "pengukuran."Beberapa, prinsip yang berkaitan dengan
pengukuran ini adalah: Historical cost, unit of measure, stable monetary unit, dan
conservatism. Historicalcost adalah harga pertukaran pembelian yang lalu yang
dikaitkan dengan kekayaan, yaitu harga pokok, diukurdengan uang atau kekayaan lain
yang ditukarkan perusahaan untuk mendapatkannya(Harahap, 1996). Unit of measure
adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai ataudisajikan dalam unit uang dalam bentuk
moneter atau nilai uang. Historical cost merupakan salah satu prinsip dasar akuntansi.
Menurut pendapat inicost principle atau disebut juga acquisition cost atau historical
cost merupakan dasaruntuk melakukan penilaian yang tepat untuk menca tat
perolehan barang, jasa,biaya, harga pokok, dan equity. Sistem ini telah digunakan
selama beberapa abad (Ijiri.1971). Dalam sistem historical cost setiap perkiraan
dinilai berdasarkan hargapertukarannya pada tanggal perolehan. Berdasarkan
historical cost labadirealisasikan dengan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasikan dengan biaya yang direalisasikan, dimana biaya tersebut merupakan
pengorbanan (sacrifies)yang diharapkan tidak mendapatkan keuntungan di masa
mendatang
Memang banyak kritik diajukan ke arah sistem historical cost ini. Namunsampai saat
ini standar akuntansi masih tetap mempertahankannya. Keunggulansistem ini menurut
Ijiri (1967) adalah sebagai berikut :
a. Penilaian historical cost merupakan satu-satunya metode penilaian yang
hasilpencatatannya dapat ditelusuri, diidentifikasi bila perlu.
b. Metode penilaian historical costmemberikan data yang kurang
diperselisihkandibanding dengan metode penilaian lain yang diajukan.
c. Metode penilaian historical cost ini tidak menyajikan holding gain dan loss. Hal
ini sesuai dengan jiwa memelihara status quo dan hanya perubahan yang
106
jelasterbukti dicatat. Hal ini penting untuk memecahkan pertentangan kepentingan
dan menjaga stabilitas dalam masyarakat.
d. Metode penilaian historical cost ini memberikan data yang berguna
bagipengambilan keputusan bagi manajerdan investor karena selama ini datayang
lazim digunakan umuk memprediksi masa depan hanya data historis.
e. Metode penilaian historical cost ini merupakan salah satu di antara
berbagaimetode penilaian yang dianjurkan. Metode ini paling murah
bagimasyarakat dilihat dari biaya pencatatan, biaya pelaporan, auditing, dan
penyelesaian perselisihan.
107
g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis danpemakai
laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifatdari informasi
yang dilaporkan.
h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkanvariasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan antarperusahaan.
i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikanumumnya diabaikan.
Di negara maju yang pasar sahamnya sudah .efisien dan persentase sahampublik
sudah cukup signifikan, harga saham dipakai sebagaisalah satu tolok ukurmenilai
kinerja direksi atau perusahaan publik, termasuk bank. Kian baik kinerjasuatu
bank, akan semakin tinggi harga sahamnya dan semakin besar pula
nilaikapitalisasi pasarnya. Artinya mengukur kinerja bank bukan melihat dari
besarnyatotal asset, tetapi dilinat rasio laba dan besarnya kapitalisasi pasar
(Adityaswara,2003).
109
Karena permasalahan inilah, muncul kritik pedas pihak tertentu kepadakegunaan laporan
keuangan khususnya pada masa inflasi. Mereka menyatakaninformasi yang disajikan
laporan keuar gan pad a masa mft» justru sia-sia karenanilai-nilai yang terdapat di
dalamnya tidak relevan dan tidak sesuai dengankenyataan di lapangan. Oleh karena ini,
muncul ide menggunakan model akuntansinon convensionallainnya seperticurrcent value
accounting, replacement value accounting,net realizable value accounting yang berbeda
dari histoncal accountingyang selama dipakai. Namun, di samping itu, ada usulan yang
moderat. Artinya, kita masih bisa menggunakanhistorical cost accounting, tetapi harus
dibuat informasi atau laporan suplemen yang memuat dampak inflasi itu terhadap laporan
keuangan. Antara lainusulan itu adalah menggunakan akuntansi inflasi. Akuntansi inflasi
ini berupayauntuk menyusun laporan keuangan yang memuat dampak Jari inflasi
ataupenurunan nilai beli uang itu pada laporan keuangan sehingga laporan
keuanganmenunjukkan satuan mata uang pada tingkat harga yang berlaku saat itu bukan
lagiharga historis.
C. Akuntansi Inflasi
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode penentuanlaba.
Penekanan penentuan laba adalah pada nila, laba yang lebih relevan yangdigambarkan
oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yangterdapat dalam laporan
keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masainflasi agar lebih relevandapat
digunakan beberapa metoode. Sebelum kita sampai kesana, Kita bahas dahulu beberapa
metode pengukuran. Metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Johnson,
1977) sebagai berikut :
1. The entry value system dari harga umum yang terdiri dari:
a. historical cost
b. general price level
c. replacement cost
d. reproduction cost.
2. The exit value system harga pasar atau current market value yangterdiri dari:
a. net realizable value
b. selling price dan
c. expected value
110
Dari sudut akuntansi inflasi, di luar histoncal cost adalah metode menyusunlaporan
keuangan untuk menyesuaikan dengan pengaruh inflasi, Mari kita bahas satu per satu.
a. Inflasi itu terjadi pada barang yang berbedadan perusahaan yang berbeda jadi
tidak bisa disama rata kan
b. GPLA tidak bermakna bagi perusahaan.
c. Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas.
d. asio itu adalah indikator mentah
2. Current Cost Accounting
Edgar Edwards dan Phillip Beli (1961) merupakan tokoh yang paling
gencarmempromosikan konsep CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh
manajeradalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang
adauntuk memaksimalkan laba. Untuk itu, diperlukan jawaban terhadap
tigapertanyaan berikut :
A) Berapa jumlah aktiva yang harus dimiliki pada s uatu tanggal teitema?
B) Bagaimana seharusnya bentuk aktiva ini?
C) Bagaimana aktiva itu didanai?
111
jangan dinilai dengan data masa lalu Jika ukurannyadigabung ada nilai masa lalu
dan ada nilai masa depan maka akan bisa membingungkan.
Laba dari current operatingadalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa
yang di jual dengan harga pokoknya. Sedangkan Realizable cost
savingadalahkenaikanharga pokok dari suatu-aktiva yang masih dimiliki sekarang
(dengan harga sekarang). Ini merupakan laba(atau bisa saja rugi) yang belum
direalisasidari suatu aktiva yang harganya naik (atau turun) karena perubahan
harga, namunbarangnya belum direalisasi atau belum dijual, maka ini disebut
saving yang nantiakan direalisasi. Sebenarnya hal ini merupakan opportunity gain
atau loss. Apakah inidapat dianggap sebagai meome atau tidak ini yang menjadi
masalah berat antaraHistoncal Cost Accounting dengan CCA.
Revsine menganggap itu dapat dianggap sebagai laba karena kenaikan hargaitu
akan mengakibatkan kas yang akan digunakan untuk mendapat kannya
memangharus seharga itu jika kita ingin membelinya sekarang. Menurut beliau
cash savingini dapat digolongkan sebagai laba.
a. Replacement Cost
Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost)
untukmendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas
produksinya yangsama. Dalam praktik nilai ganti mi hanya diterapkan pada
aktiva nonmoneterseperti persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajikan
menurut nilai gantinya, nilaibersih setelah digambarkan nilai yang sudah
dipakai. Penyusutan dihitungberdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa
inflasi sering terjadi backlog depreciationatau penyusutan yang bersaldo
112
negatit. Pos kewajiban biasnnva tidak dinilai sebab,seperti pos moneter
lainnya jumlahnya disajikan dalam nilai uang. Kemungkinanyang berbeda
hanya untuk utang jangka panjang yang memiliki tingkat bunga yangberbeda
harga pasar dan bunga yang ditetapkan. Dalam penyajiannya utangini harus
disajikan menurut nilai diskontonya. Pada masa inflasi nilai danreplacement
value ini lebih besar dari generalprice level. Metode ini dikritik dalam hal:
1) subjektivitas penilaian atau taksiranharganya sehingga angka-angka yang
timbul tidak didasarkan pada transaksiyang sebenarnya
2) dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu
akanmenimbulkan pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan
hargapokok produksi) lebih rendah dari beban pada historicai cost
Akhirnyaincome akan lebih tinggi dari historical cost
3) perubahan harga umumtidak tergambar dalam metode replacement cost
ini, karena hanya untukaktiva tertentu. Oleh karenanya, metode
replacurrent cost ini dianggapbukan merupakan metode akuntansiinflasi,
4) sukar melakukan perbandingan antarperusahaan yang saling berbeda,
Walaupun ada kritik mi, sebagian pihak menganggap bahwa metode
inimerupakan metode yang paling mudah diterapkan dalam akuntansi
inflasi.
b. Reproduction Cost
Reproduction cost. adalah istilah lain yang hampir sama dengan
replacementcost ini. Di sini harga itu di ukur berdasarkan harga sekarang jika
aktiva itu dibuatatau diduplikasi seperti barang yang dimilik, itu tanpa melihat
perubahanteknologi yang mungkin memengaruhi aktiva yang dibuat itu. Jika
suatu aktivabaru direproduksi tanpa menghiraukan perubahan teknologinya
nilainya samadengan replacement cost. Dengan demikian, secara umum apa
yang berlaku padametode reproduction cost ini berlaku juga pada metode
reproduction cost ini.
c. Net Realizable Value
Harga pasar sekarang adalah harga atau kas yang diperoleh jika suatu aktiva
dijual sekarang. Namun, harga ini didasarkan pada prinsip likuidasi bukan
prinsip going concern sehingga menyalahi prinsip akuntansi. Salah satu
metode current market value ini adalah net realizable value.
113
NRV merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjualan. Pada masa
inflasi nilai dari net realizable value ini lebih besar cost karena manajemen
tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general
pric-e level. Penyusutan dalam metode ini dihitungberdasarkan perbedaan
antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkandengan pada akhir periode.
d. Selling Price
Di sini nilai yang dipakaj adalah harga jual tanpa dikurangi biaya
penjualanhingga laporan keuangan yang disusun menurut sellingpnce ini akan
lebih besardaripada net realizable value dan metode lain yang disebut
sebelumnya.
Monetery Item adalah aktiva atau kewajiban yang, dinilai atau disajikan dalam unituang
yang tetap misalnya kas, piutang atau utang atau kewajiban lainnva vangangka dan
jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih,'dibayar dimasa yang akan
datang tanpa ada P eruk;ban. ini adalah nilai historis dan nantinilai net realizable value -
nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu jugamenggambarkan nilai sekarang.
(current value), untuk aktiva jenis ini tidak perludisesuaikan kecuali barang kali untuk
mengetahui present value dari nilai yangdiharapkan ditagih (expected value) di masa
yang akan datang. Contoh lainnya:deposito valuta asing, atau klaim valuta asing, surat
berharga, aktiva yang akandijual tahun depan, utang pajak, utang jangka panjang, saham
preferen yang tidakkonvertible dan tidak berpartisipasi, wesel, akumulasi penyisihan
piutang,piutang pegawai, piutang jangka panjang, uang muka, dan utang gaji.
114
Non-MonetaryItems adalah nilai di mana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut
kontrakperjanjian. Dalam metode historicai cost in, diumbarkan sebagai old cost bukan
nilaisekarang. Misalnya aktiva tetap,lahan, bangunan, peralatan, persediaan yang akan
dipakai nanti dalam operi,perusahaan dan akan diganti terus jika perusahaan terus
beroperasi, Dalam metodecurrentvalue harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan
harga sekarang.Contoh lainnya adalah biaya dibayar di muka, investasi dalan: saham,
utang pajaktertunda, akumulasi penyusutan, goodwill, hak paten, aktiva tak berwujud
lain, dankontrak penjualan.
E. Model Akuntansi
Ada tiga model akuntansi yang berbed a yang akan kita bahas dalam hal ini, yaitu:
1. Historical Cost Accounting
2. Replacement Cost Accounting
3. NetRealizable Value Accounting.
Namun, sebenarnya ada delapan model akuntansi dalam penifeun aktiva dan penentuan
laba itu, yaitu sebagai berikut :
115
sejumlahutang yang dibebankan dalam umt uang yang timbul dari perolehan
aktiva itu.
b. Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalah uang
kasatau sejenisnya.yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama
dansejenis saat sekarang atau jumlah utang yang akan dibebankan
untukmemperoleh aktiva tersebut.
c. Dalam model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau
sejenisnya yang akan diperoleh dengan menual aktiva sekarang atau jumlah uang
yang harus dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.
d. Dalam model Present atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus
kasmasuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau
aruskas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali utang.
Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai berikut :
a. Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (Historical Cost), masa kini
(ReplacementCost dan Net Realizable Value), dan masa yang akan datang
(Present Value).
b. Jenis transaksi: Historical Cost dan Replacement Cost merupakan
transaksiperolehan atau pembebanan utang, Net Realizable Value dan Present
Valuemenyangkut penjualan aset dan pembayaran utang.
c. Sifat kejadian awalnya: Historical Cost didasarkan pada kejadian yangsebenarnya,
Present Value berdasarkan kejadian yang diharapkan, danReplacement Cost dan
Net Realizable Value didasarkan pada kejadian yang sifatnyahipotetis (anggapan).
2. Unit of measure
Ada dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :
a. Unit Moneter (uang) Dalam model ini yang menjadi unit pengukur adalah unit
uang
b. Unit Daya Beli (Purchasing Power) Dalam model ini yang menjadi alat ukur
adalah daya beli uangnya yang tentuberbeda apabila waktunya berbeda.
116
F. Penilaian dan Perbansingan terhadap Model Akuntansi
Dalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi tersebut,model Present
Value sengaja tidak diikutkan karena beberapa kelemahan sebagai berikut :
1. Sukarnya menaksir penerimaan kas di masa yang akan datang.
2. Pemilihan tingkat diskonto yang sangat bervariasi.
3. Alokasi arbitrer dari taksiran arus kas dalam menilai aset.
4. Alokasi arbitrer dan taksiran arus kas dari masing -masing aktiya secara individual.
Dalam menilai dan membandingkan model-model ini maka yang menjadidasar penilaian
adalah:
1. Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu (timing error)
Timming error timbul akibat perubahan-nilai yang terjadi dalam suatu
periodetertentu, tetapi dicatat, diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yanglain.
Yang sebaiknya adalah bahwa setiap kejadian dalam periode itu dicatat dandilaporkan
pada periode itu Namun. yang lebih ideal lagi adalah bahwaperhitungan laba
dilakukan dalam keseluruhan proses kegiatan perusahaan.
2. Kesalahan akibat alat ukur (measuring unit errors). Kesalahan akibat alat ukur ini
terjadi apabila laporan keuangan tidak disajikandengan menggunakan dan
mempertimbangkan tenaga beli dari mata uangtersebut. Idealnya tenaga beli uang
harus ikut menjadi bahan pertimbangandalam menyusun laporan keuangan.
3. Kesulitan dalam penafsiran (interpretability). laporan keuangan harus dapat dipahami
tanpa salah pengertian Dalammenafsirkan laporan keuangan kita harus memahami
masalah pengertian danpenggunaannya. Dengan perkataan lain, agar model akuntansi
dapat dipahamimaka kita harus menggunakan rumus : “jika............. , maka ............. "
atau (if ........ them)” dengan rumus ini maka para pembaca laporan keuangan akan
rnemahami artinya serta kegunaannya. Akuntansi memiliki alat ukur yang
menghasilkan ukuran tertentu, misalnya model akuntansi yang menggunakan unit
uangsebagai alat ukur berarti hasilnya adalah bahwa dinyatakan dalam jumlahrupiah (
Number of Dollars= NOD). Demikian juga jika kita gunakan konsep historical cost
dengan ukuran “tenaga beli umum", akan tetap menghasilkan jumlah rupiah (number
of dollars). Sementara itu, apabila konsep current value yang diukur dengantenaga
beli umum, akan menghasilkan ukuran barang atau Command ofCoods (COG).
117
4. Relevansi Informasi akuntansi harus relevan artinya harus bermanfaat bagi para
pemakainya khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.Namun, karena model akuntansi yang ada masih memi iki makna yang
masihkabur seperti masalah NOD dan COG tadi, sukar bagi pembaca
menjadikaninformasi akuntansi itu relevan tanpa menguasai ilmu akuntansi
lebihmendalam
BAB 9
AKUNTANSI ISLAM
A. Pengantar
Belakangan ini semakin semarak resistensi kepada sistem ekonomi kapitalis yang dinilai
akan terus menghasilkan kemakmuran yang tidak merata, yang kaya (baik negara,
peusahaan, dan individu) akan semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Bahkan
dalam konteks keyakinan agama yang mempercayai akhirat, sistem itu dapat dipastikan
tidak memiliki dimensi ukhrawi, dimensi ilahiah sehingga bagi mereka yang menganut
agama apa pun sebenarnya sistem itu tidak sesuai dengan keyakinannya. Dalam
perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menompangnya (antara lain
akuntansi) baru kajian Ekonomi Islam dan Akuntansi Islam yang lebih terdepan dalam
kajian ilmiahnya. Akuntansi berkembang karena penerapan sistem ekonomi Islam
khususnya dalam dunia bisnis, misalnya keuangan, perbankan, asuransi, dan perusahaan
lainnya. Lebih 500 lembaga bisnis di tingkat internasional dengan aset atas U$$ 1 triliun
telah menerapkan sistem syariah ini dalam mengoperasionalkan bisnisnya. Mueller dan
Belkaoui menyebut Akuntansi Islam ini sebagai emerging model dengan basis religious
relativism yang didasarkan pada hukum syariah. Akuntansi Islam bukan mengenai agama
(fikih), ia sejajar dengan ilmu akuntansi kapitalis. Kalau akuntansi kapitalis dibangun atas
dasar filsafat materialisme/sekularisme hasil pemikiran manusia tanpa campur tangan
Allah, Akuntansi Islam di bangun atas dasar pemikiran manusia yang mengindahkan
118
hukum-hukum Allah. Bab ini akan mencoba memberikan gambaran sepintas tentang apa
akuntansi Islam itu sebagai bagian dari disiplin Teori Akuntansi.
Penelitian dan penulisan yang mengkaji akuntansi dalam Islam sudah mulai merbak, bak
di Barat maupun di tanah air sendiri. Literatur yang membahas topik ini di tanah air dapat
dilihat dalam buku Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif Islam
(Harahap, 1992), Akuntansi Islam (Harahap. 1999), Organisasi dan Akuntansi Syariah
(Triwiyono, 2000) dan sebagainya. Pembahasan akuntansi dalam Islam
dipertanggungjawabkan sesuai dengan sumber referensinya yang sah. Akuntansi dalam
Islam dapat kita lihat melalui pedoman suci umat Islam, Al-Qur’an sebagai berikut.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282 merupakan ayat terpanjang dalam Al-
Qur’an adalah sebagai beikut :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis
di antara kalian menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis,
dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun
dari utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya)
119
atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antara kalian). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kalian ridai, supaya jika seorang lupa, maka yang
seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kalian jemu menulis utang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil di sisi
Allah dan lebih dapat menguatkan kesaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguan kalian. (Tulislah muamalah kalian itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan
tunai yang kalian jalankan di antara kalian; maka tak ada dosa bagi kalian, (jika) kalian
tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kalian berjual-beli; dan janganlah penulis
dan saksi saling menyulitkan. Jika kalian lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya
hal itu adalah suatu kefasikan pada diri kalian. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah
mengajar kalian, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Lihat Al-Qur’an dan Terjemahannya, YPPA, PT Bumi Restu)
Prof. Dr. Hamka dalam tafsir Al-Azhar juz 3 tentang surat Al-Baqarah ayat 282 ini
mengemukakan beberapa hal yang relevan dengan akuntansi sebagai berikut :
120
Perhatikanlah tujuan ayat! Yaitu kepada sekalian orang yang beriman kepada Allah
supaya utang piutang itu ditulis, itulah dia yang berbuat sesuatu pekerjaan karena Allah,
karena perintah Allah dilaksanakan. Sebab itu, tidaklah layak berbaik hati kepada kedua
belah pihak lalu berkata tidak perlu memercayai. Padahal umur kedua belah pihak sama-
sama ditangan Allah. Si Anu mati dalam berutang, tempat berutang menangih pada
warisnya yang ringgal. Si waris bisa mengingkari utang itu karena tidak ada surat
perjanjian.
Beliau mengungkapkan secara jelas betapa wajibnya memelihara tulisan. Dan perintah
inilah yang selalu diabaikan umat Islam sekarang ini. Bahkan yang lebih parah sudah
sampai pada suatu situasi seolah-olah menuliskan transaksi seperti ini menunjukkan
kekurangpercayaan satu sama lain, padahal ini merupakan perintah Allah Swt. kepada
umatnya yang tentunya harus dipatuhi.
...dan apabila di belakang hari perlu dipersaksikan lagi sudah ada hitam di atas putih
tempat berpegang dan keragu-raguan hilang, sebab sampai sekecil-kecilnya pun
dituliskan.
...di zaman kemajuan sebagai sekarang, orang berniaga sudah lebih teratur sehingga
membeli kontan pun dituliskan orang juga, sehingga si pembeli dapat mencatat berapa
uangnya keluar pada hari itu dan si penjual pada menghitung penjualan berapa barang
yang laku dapat pula menjumlahkan dengan sempurna. Tetapi yang semacam ini terpuji
pada kata syara. ‘Kalau dikatakan tidak mengapa (dalam Al-Qur’an. pen) tandanya ditulis
lebih baik
Pendapat Buya Hamka ini menunjukkan bahwa sebenarnya syara’ pun menganjurkan
pencatatan baik yang tunai maupun yang masih accrual sebagaimana yang sekarang
diterapkan dalam akuntansi.
121
Dari ayat ini dapat kita catat bahwa dalam Islam, sejak munculnya peradapan Islam sejak
Nabi Muhammad Saw. telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang
tekanannya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian, keterbukaan, keadilan antara dua
pihak yang mempunyai hubungan muamalaj tadi. Dengan perkataan lain, dapat kita
sebutkan bahwa Islam mengharuskan pencatatan untuk tujuan keadilan dan kebenaran.
Sementara itu, pencatatan untuk tujuan lain seperti data untuk pengambilan keputusan
tidak diharuskan. Akan tetapi, menurut Buya Hamka justru karena sesuai syara’, mungkin
ketidakwajiban ini disebabkan hal ini sudah merupakan urusan yang sifatnya tidak perlu
diatur oleh suatu kitab suci. Dan mengenai hal ini Rasulullah mengatakan, “Kamu lebih
tahu urusan duniamu.” Urusan dunia (dalam tanda kutip) yang diserahkan bulat-bulat
kepada manusia merupakan bukti kebebasan berpikir sekaligus membuktikan
“kedinamisan” Islam, dan menjaga agar Al-Qur’an tetap up to date dan tidak pernah
ketinggalan karena perubahan dan kemajuan cara berpikir manusia. Tekanan Islam dalam
kewajiban melakukan pencatatan sebagai berikut :
1. Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah) yang menjadi dasar nantinya
dalam menyelesaikan persoalan selanjutnya.
2. Menjaga agar tidak menjadi manipulasi atau penipuam , baik dalam transaksi maupun
hasil dari transaksi itu (laba). Bagaimana menurut akuntansi? Dalam akuntansi tujuan
pencatatan adalah:
a. Pertanggungjawaban (accountability) atau sebagai bukti transaks
b. b. Penentuan pendapatan (income determination)
c. c. Informasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, dan lain-lain.
Akuntansi juga merupakan upaya untuk menjaga terciptanya keadilan dalam masyarakat
dan dalam entitas atau organisasi dengan semua stakeholdersnya, karena akuntansi
memelihara catatan sebagai accountability dan menjamin akurasninya. Pentingnya
keadilan ini dapat dilihat dari Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 24 sebagai berikut :
122
merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka
bumi dengan membuat kerusakan.
Penggunaan sistem akuntansi jelas merupakan manifestasi dari pelaksanaan perintab itu
karena sistem akuntansi dapat menjaga agar aset yang dikelola terjaga accountibility-nya
sehingga tidak ada pihak terafiliasi yang dirugikan, jujur, adil, dan kepada yang berhak
akan diberikan sesuai haknya. Upaya untuk mencapai keadilan, baik dalam pelaksanaan
utang-piutang maupun dalam hubungan kerja sama berbagai pihak seperti dalam
persekutuan, musyarakah, mudharabah memerlukan sarana pencatatan yang menjaga agar
satu sama lain saling yakin dan tidak dirugikan sebagimana spirit ayat di atas. Dari usul
fiqih disebutkan untuk mencapai sesuatu yang diwajibkan, sarana untuk mencapainya pun
menjadi wajib. “Mala yummitul wajibu ila bihi fahua wajibun.” Jika untuk melaksanakan
sesuatu yang hukumnya wajib harus dengan dia, dia itu pun menjadi wajib. Oleh karena
itu, dapat disebutkan memelihara pencatatan baik sebagai informasi, untuk penyaksian,
untuk pertanggungjawaban, untu pemeliharaan hak, atau untuk keadilan, hukumnya
termasuk menjadi wajib.
123
Islam dapat dijelaskan dalam berbagai sudut pandnag. Ia sebagai agama, sistem nilai,
ilmu, tata cara ritual, dan sistem kehidupan (way of life). Dalam konteks ini kita kan
menggunakan istilah Islam sebagai tata cara kehidupan. Dalam pengertian kami,
Islam bukan hanya tata cara ritual ibadah khusus, bukan hanya persiapan mati, tetapi
ia menyatu dalam kehidupan yang terintegrasi dan holistik tanpa ada garis demarkasi
antara persoalan dunia dan akhirat dan tanpa ada dikotomi antara keduanya. Artinya,
masalah ekonomi, manajemen, dan akuntansi pun ada dalam Islam. Pengertian ini
sejalan dengan pendapat Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1989) tentang Islam
sebagai beikut:
Pengertian agama dalam Islam sama dengan istilah “din” yang berarti bukan saja
semata suatu konsep, tetapi suatu yang harus dijabarkan ke dalam realitas kehidupan
secara mendalam dan kental dalam pengalaman hidup manusia.
Dari sisi lain, Islam disifati juga sebagai Rahmatan lil ‘Alamin, rahmat untuk sekalian
alam. Kalau sebelumnya agama, kitab atau kepercayaan yang dibawa para nabi dan
tokoh agama lainnya bersifat lokal, bangsa atau primordial. Misalnya Nabi Daud as.,
Luth as., Ibrahim as., Musa as., Isa (Yesus) as. Semuanya hanya untuk kaumnya.
Islam mengayomi semua makhluk itu. Kalau kapitalisme memiliki kaum pemilik
modal dan komunis memayungi kaum buruh, Islam memayungi keduanya bahkan
semuanya termasuk segala makhluk yang ada di bumi ini dan non-Muslim.
Kenyataan di lapangan persepsi masyarakat terhadap Islam menurut pengamatan
penulis masih banyak yang keliru, masih melihat Islam sebagai satu unit dari budaya
atau merupakan subsistem sosial. Kami memahami kesalahan persepsi ini karena
banyaknya pemikiran yang terpatri dalam literatur yang menilai Islam sama dengan
cara menilai agama samawi sebelumnya. Persepsi ini bermula dari sejarah mulanya
sivilisasi di Eropa (abad ke14 Masehi) di mana gereja yang dinilai dogmatis bergumul
dengan beberapa paham sekular, seperti, feodalisme, kapitalisme, liberalisme, dan
sekularisme. Dalam pergumulannya akhirnya kapitalisme semakin menguat posisinya
dalam masyarakat sehingga gereja yang dianggap dogmatis, mengganggu kebebasan
manusia akhirnya masyarakat membuat gars pemisah antara urusan ag ama (gereja)
dan urusan dunia. Sikap sekularisme inilah yang terbawa sampai saat ini.
124
Dalam sejarah dunia (Al-Dhaffa, 1977, 1988), kehancuran imperium Baghdad atau
Dinasti Abbasiyah (1258 H) adalah karena konflik intern dan haus kekuasaan. Dinasti
ini dihancurkan secara mengenaskan oleh bangsa Mongolia, yaitu Khulagu Khan dan
Gengis Khan. Kehancuran ini digambarkan oleh Al-Dhaffa (1977, 1988) sebagai
berikut:
...harta kekayaan Baghdad telah dirompak, perpustakaan yang amat bernilai dan hasil
kesusasteraan dimusnahkan....
Persepsi masyarakat terhadap agama seperti itulah yang terbawa dalam pemikiran
intelektual Barat terhadap agama Islam sampai sekarang. Islam dianggap memili
wilayah sendiri yang sangat kecil seperti peran agama waktu dulu. Sehingga
bagaimana mereka memperlakukan dan memahami fungsi agama waktu itu begitulah
mereka menganggap fungsi dan peran agama Islam ini. Bahkan dalam hal-hal tertentu
mereka menganggap lebih jelek lagi karena mengapa membikin agama yang baru
125
lagi? Mengapa kita menerima agama mereka yang terjajah atau dari negara miskin?
Dan hal ini ditambah lagi oleh perlawanan yang dilakukan oleh sebagian oknum
Muslim yang juga ada yang bersifat destruktif, teror, kekerasan, pembunuhan, dan
sikap lainnya yang mengurangi ketenangan hidup bangsa Eropa yang sudah mapan.
Islam dianggap mengganggu sifat konsumerisme, hedonisme, demokrasi, liberalisme,
dan sifat bebas lainnya termasuk free sex, hippies, dan lain sebagainya. (Montgomery
Watt, 19985).
2. Akuntansi
Apa kaitan ini dengan akuntansi? Jawabannya adalah besar sekali. Pengetahuan
terhadap Islam mutlak perlu untuk melihat akuntansi dalam perspektif Islam. Perlu
diketahui bahwa akuntansi yang kita kenal sekarang ini diklaim berkembang dari
peradabab Barat (sejak Pacioli).
Akuntansi pada masa kelahiran feodalisme di Eropa mulai berkembang dan saling
menopang dengan perkembangan ekonomi kapitalis. Akuntansi melakukan kegiatan
pencatatan dan pemberian informasi bagi investor atau kapitalistik sehingga ia dapat
memilih alternatif yang paling menguntungkan baginya. Dengan akuntansi investor
dapat mengawasi aset perusahaannya dan dapat mengembangkan modalnya sehingga
semakin besar dan meluas. Perkembangan ekonomi di Eropa menyebabkan para
investor sampai menjelajah ke USA dan akhirnya belahan bumi ini menjadi daerah
tumbuh suburnya ilmu akuntansi sampai sekarang.
4. Kapitalisme
Kapitalisme lahir dari paham yang menganggap kemakmuran masyarakat hanya
timbul jika kegiatan produksi diserahkan pada individu. Tokoh dibalik ini adalah
Adam Smith, John Maynard Keynes, Alfred Marshal, Milton Fridman, dan sampai
pada Gunnar Myrdal, dan lain sebagainya. Ide konsep ini terus berkembang dan
mencari bentuk sampai pada saat sekarang ini. Menurut ideologi ini untuk
mendapatkan kemakmuran masyarakat bebaskan individu memiliki faktor produksi,
mengolahnya, dan memanfaatkannya untuk kepentingannya yang dilaksanakannya
secara rasional dan pertimbangan ekonomis. Dengan demikian, pendapatan
masyarakat akan dapat menikmati kemajuan si kapitalis tadi melalui kegiatan
produksi yang dihasilkannya, konsumsinya, serta kesempatan kerja yang
ditimbulkannya. Dengan demikian, pendapatan masyarakat meningkat, tabungan
127
bertambah, dan akhirnya investasi bertambah. Kondisi ini akan menimbulkan
multiplier effect yang akhirnya memakmurkan masyarakat. Apakah demikian
kenyataannya kita dapat menilai masing-masing. Namun, yang jelas perkembangan
ekonomi kapitalis sangat dipengaruhi oleh perkembangan akuntansi. Bahkan sampai
saat ini model-model akuntansi sangat banyak digunakan dalam membantu
manajemen/kapitalis/investor mengelola perusahaannya sehingga tercapai perusahaan
konglomerasi, multinasional yang sangat kompleks.
....alat untuk melegitimasi keadaan, struktur sosial ekonomi, dan politik kapitalis.
Akuntansi merupakan bentuk kesadaran yang palsu dan merupakan alat untuk
memistikkan bukan memberikan informasi yang benar tentang hubungan sosial yang
membentuk lembaga produksi. (Harahap, 1995)
Menurut sejarahnya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan double entry muncul
di Italia pada abad ke-13. Itulah catatan yang paling tua yang kita miliki mengenai
sistem akuntansi double entry sejak akhir abad ke-13 itu, namun adalah mungkin
sistem double entry sudah ada sebelumnya.
128
Saya ingin membahas lebih lanjut pemahaman terhadap pertumbuhan double
entry ini dari zaman sekarang ini. Sebagian besar para akuntansi dan para
ekonomi setuju bahwa faktor utama sebagai penyebab perkembangan teknologi
akuntansi adalah akibat pembentukan pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan
pasar yang demikian kompleks.
Pendapat ini juga dapat menjadi dasar untuk menyatakan bahwa akuntansi sudah
ada sebelum Pacioli.
3) Hendriksen
Seorang guru besar akuntansi berkebangsaan Amerika menulis sebagai berikut:
“....the introducion of Arabic numerical greatly facilitated the growth of
accounting” (Harahap, 1995 dan lihat Hendriksen dalam bukunya Accounting
Theory terbitan RD Irwin Inc. Illinois). (Penemuan angka Arab sangat membantu
perkembangan akuntansi) kutipan ini menandai bahwa anggapan tadi dapat kita
129
catat bahwa penggunaan angka Arab (1,2,3 dan seterusnya) mempunyai andil
besar dalam perkembangan ilmu akuntansi. Artinya besar kemungkinan bahwa
dalam peradapan Arab sudah ada metode pencatatan akuntansi.
Dari ayat ini dapat kita catat bahwa dalam Islam sejak munculnya peradaban
Islam sejak Nabi Muhammad Saw. Telah ada perintah untuk kebenaran, keadilan
antara dua pihak yang mempunyai hubungan muamalah tadi (tren sekarang
disebut accountability). Sementara itu pencatatan untuk tujuan lain seperti data
untuk pengambilan keputusan tidak diharuskan karena sudah dianggap merupakan
urusan yang sifatnya tidak perlu diatur oleh suatu kitab suci. Dan mengenai hal ini
Rasulullah mengatakan “Kamu lebih tahu urusan duniamu”. Kesimpulan lain
akuntansi bagi Islam adalah kewajiban dan mustahil Rasulullah, sahabatnya, serta
para fisolof Islam terkenal 700 tahun kemudian tidak mengenal akuntansi.
“Success of the new multiagent, long distance traiding and banking business
depended on the adoption of the new accounting system. By changing over from
130
the old paragraph style of entry of the small business age to the Arab’s more
sophisticated double entry system, merchant were able to keep an accurate picture
sophisticated double entry system, of the various dealings, keep track of a score of
agents, and use their capital to the best advantage. It took the Albert nearly a
generation to get on top off the new system, but once it was mastered, it made
sure every florish was working for the firm.” (Keberhasilan bisnis multiagen,
perdagangan dan perbankan jarak jauh tergantung pada penerapan sistem
akuntansi yang baru. Dengan mengubah dari metode lama yang diterapkan pada
era bisnis skala kecil ke metode (sistem) akuntansi double entry Arab yang lebih
canggih, pedagang telah mampu menyusun gambaran yang tepat tentang berbagai
transaksi dagang, mampu mencatat posisi masing-masin agen, dan mampu
menggunakan modalnya untuk investasi (kegiatan) yang lebih menguntungkan.
Hampir satu generasi keluarga Albert baru dapat menguasai sistem baru ini,
teteapi sesekali sistem itu telah dikuasai maka dapat menjamin semua sistem yang
ada akan bekerja untuk kepentingan perusahaan).
6) W. Montgomery Watt
Watt dalam bukunya The Influence of Islam on Medieval Europe (1972, 1995)
tampaknya sependapat dengan Russel. Pengakuannya adalah sebagai berikut :
Ketika kita menyadari segala keluasan eksprimen, pikiran dan tulisan orang Arab
kita akan berpendapat bahwa tanpa orang Arab, ilmu pengetahuan dan filsafat
orang Eropa tidak akan bisa berkembang seperti dulu mereka pertama kali
menggmbangkannya. Orang-orang Arab bukanlah sebagai penyalur pikiran-
pikiran Yunani, tetapi penciptapencipta sejati yang mempertahankan disiplin-
disisplin yang telah mereka ajarkan dan meluaskannya.
Pengola kekayaan negara melalui lembaga terkenal seperti Baitul Maal juga
memerlukan akuntansi yang lebih teliti karena menyangkut harta masyarakat yang
harus dipertanggungjawabkan baik kepada rakyat maupun kepada Tuhan. Pembagian
hak seperti dalam pembagian dividen, hasil likuidasi memerlukan catatan yang adil
yang dapat membagi hak-hak mereka yang berkongsi atau berserikat secara adil.
Semua ini mendukung hipotesis yang menyatakan akuntansi sangat mutlak dalam
Islam. Mustahil Islam tidak memiliknya. Allah sendiri menjelaskan bagaimana Dia
memelihara catatan tentang manusia dengan dua orang “akuntan” Malaikat Raqib dan
Atid yang selalu bertugas mencatat setiap kegiatan manusia baik yang baik maupun
yang jahat, sampai pada yang sekecilkecilnya, bahkan sebesar zarrah pun tidak luput
dari pencatatannya. Dan di akhirat catatan ini akan menjadi bahan laporan serta
pertanggungjawaban manusia di hadapan Allah dan akan menentukan apakah ia akan
merasakan kebahagiaan (sorga) atau penderitaan (neraka). Dari bukti-bukti ini jelas
bahwa akuntansi sebenarnya wajib diterapkan oleh Islam baik di lembaganya, di
keluarga, di perusahaan, di negara bahkan dalam perseorangan pun. Semua ini
mendukung hipotesis yang menyatakan akuntansi sengat mutlak dalam Islam.
Kesimpulan berbagai fakta sejarah ini sudah cukup kuat untuk menyatakan bahwa
akuntansi sudah dikenal pada masa kejayaan Islam artinya peradaban Islam tidak
mungkin tidak memiliki akuntansi. Permasalahannya adalah pemalsuan sejarah yang
dilakukan beberapa oknum di Barat dan ketidakmampuan umat Muslim untuk
menggali khazanah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya sendiri.
Bahkan jika dikaji sistem jagad dan manajemen alam ini ternyata peran atau fungsi
akuntansi sangat besar. Allah memiliki akuntan malaikat yang sangat canggih, yaitu
Raqib dan Atid, malaikat yang menuliskan/menjurnal transaksi yang dilakukan
133
manusia, yang menghasilkan buku/neraca yang nanti akan dilaporkan kepada kita
(owner) di akhirat. Coba kita baca surat Al-Infithar (82) ayat 10-12 sebagai berikut :
Padahal sesungguhnya pada kamu ada malaikat yang memonitor pekerjaanmu (10).
Yang mulia di sisi Allah dan yang mencatat pekerjaanmu itu (11). Mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan (12).
Laporan ini didukung bukti (evidence) di mana satu pun tidak akan ada transaksi yang
dilupakan kendatipun sebesar zarrah seperti dilihat dari surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun niscaya dia akan
melihatnya (7). Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun dia akan
melihatnya(8).
Bukti yang diperoleh dari luar perusahaan lebih kuat dibandingkan bukti yang
diperoleh dari dalam sendiri. Bukti yang diperoleh dari sistem internal control
perusahaan yang baik lebih kuat dari yang diperoleh dengan internal control yang
lemah dan bukti yang diperoleh secara langsung oleh akuntan lebih kuat dari bukti
dari bukti yang diperoleh secara tidak langsung. Islam menginginkan bukti yang
benar sejajar dengan keinginan akuntansi yang hanya mencatat bukti yang sah
(valid).
3. Bukti yang menjadi dasar pencatatan akan diklasifikasikan secara teratur melalui
“Aturan Umum” atau General Accepted Accounting Principle (GAAP), yang di
Indonesia disebut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Standar akuntansi
dilahirkan melalui suatu panitia ahli melalui berbagai tahap pengujian sampai
menjadi prinsip yang diterima umum. Proses kelahiran prinsip ini teruji dan tetap
didasari oleh keadilab dan objektivitas. Proses pencatatan, sampai kepada
klasifikasi akan menghasilkan Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi) yang
merupakan output dari manajemen. Hanya masalahnya, dalam akuntansi kadang
ada tuduhan bahwa standar akuntansi selalu memerhatikan kelompok perusahaan
besar.
5. Tahap kelahiran laporan keuangan di atas masih belum sampai pada titik
“dipercaya”. Untuk sampai kepada titik dipercayai, laporan itu masih perlu diuji
atau disaksikan lagi oleh pihak tertentu yang dianggap independent (tidak
memihak) melalui pemeriksaan Laporan Keuangan yang disebut audit atau
general audit. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Akuntan Publik Terdaftar. Akuntan
pemeriksa akan memberikan laporan pemeriksaannya apakah laporan yang
136
disajikan manajemen tadi wajar atau tidak, atau ada sesuatu pos yang tidak wajar
atau sama sekali tidak wajar. Opininya ini ada empat, yaitu:
Dasar pemberian opini ini adalah sampai di mana laporan keuangan menaati
standar akuntansi, pengungkapan, konsistensi, dan syarat-syarat lainnya.
137
BAB 10
A. Pengantar
Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak
keuntungan bagi masyarakat. Ia bisa memberikan kesempatan kerja, menyediakan barang
yang dibutuhkan masyarakat untuk dikonsumsi, ia membayar pajak, memberi
sumbangan, dan lain-lain. Karenanya perusahaan mendapatkan legitimasi bergerak
leluasa melaksanakan kegiatannya. Namun, lama kelamaan karena memang
perusahaanini dikenal juga sebagai “ binatang ekonomi” yang mencari keuntungan
sebesar-besarnya, akhirnya semakin disadari bahwa dampak yang dilakukannya terhadap
masyarakat cukup besar dan semakin lama semakin besar yang sukar dikendalikan seperti
polusi, keracunan, kebisingan, diskriminasi, pemaksaan, kesewenang-wenangan,
produksi makanan haram, bahkan mengatur kebijakan publik untuk menguntungkan
perusahaan, merusak moral birokrat,pejabat, sogok-menyogok, dan sebagainya. Bahkan
gempa bumi, banjir, tsunami dinilai disebabkan oleh kegiatan manusia khususnya
korporasi yang mengekspolitasi bumi secara besar-besaran yang hanya untuk mengejar
target ROI,ROA dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dampak luar ini disebut
externalites ( socialcost )
138
dengan pihak kedua. Dengan adanya tuntunan ini, akuntansi bukan hanya merangkum
informasi tentang hubungan perusahaan dengan pihak kedua ( partner bisnis ), tetapi juga
dengan lingkungannya pihak ketiga. Hubungan perusahaan dengan lingkungannya
bersifat non-reciprocal artinya transaksi itu tidak menimbulkan prestasi timbal balik dari
pihak yang berhubungan. Ilmu akuntansi yang mencatat, mengukur, melaporkan
externalites ini disebut dengan socioeconomicaccounting (SEA). Istilah lain bisa juga
dipakai misalnya environmentalaccounting, socialresponsibilityaccounting, dan
sebagainya. Dalam akuntansi konvensional yang menjadi faktor perhatiannya adalah
pencatatan dan pengukuran terhadap kegiatan atau dampak yang timbul akibat hubungan
antara perusahaan dengan pelanggan atau lembaga lainya (reciprocaltransaction) .
sedangkan socialeconomicaccounting menyoroti aspek sosial atau dampak
( externalities ) dari kegiatan pemerintah dan perusahaan. Bidang ini terasa penting saat
ini khususnya bagi kita di indonesia karena banyaknya kegiatan pemerintah maupun
perusahaan yang justru ada yang menimbulkan penyakit sosial seperti kerusakan
ekosistem, polusi, kriminal, monopoli, keterbelakangan desa, meningkatnya utang,
diskriminasi, kemiskinan, dan lain-lain. Dan hal ini sangat disadari dan diperhatikan
sekarang khususnya oleh gerakan LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) seperti
Greenpeace di Eropa dan Amerika. Ilmu socioeconomicaccounting ( SEA) ini merupakan
bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan mencoba mengidentifikasian, mengukur,
menilai, melaporkan aspek-aspek scialbenefit dan socialcost yang ditimbulkan oleh
lembaga. Pengukuran ini pada akhirnya akan diupayakan sebagai informasi yang
dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan peran
lembaga, baik perusahaan atau yang lain untuk meningkatkan kualitas dan lingkungan
secara keseluruhan.
B. Timbulnya SEA
kemajuan industri setelah perang II dan munculnya negara sebagai aktor dlam
peningkatan kualitas hidup menimbulkan berbagai macam isu yang justru dapat juga
merusak kualitas hidup. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam menilai penyakit sosial
ini adlah ketiadaan media pengukur arithmeticofquality. Hal ini tergambar dari
pernyataan A.W. Clausen, bekas direktur Word Bank sebagai berikut:
139
“ saya samapikan bahwa salah satu alasan yang paling kuat atas ketida respon, kita
terhadap isu penyakit sosial itu dan penyebab kebingungan kita terhadap penyelesainya
adalah ketiadaan ukuran kualitas ( Belkaouni, SEA,hlm. 3)”
Ukuran itu penting sehingga setiap unit pemerintah maupun perusahaan mengetahui
berapa jauh efek kegiatan lembaganya memengaruhi kualitas hidup manusia, apakah
berdampak posiif atau negatif. Berapa kontribusi perusahaan untuk meningkatkan
pendidikan pegawainya ataupun masyarakat? Berapa jauh pengaruh polusi, pengrusakan
lingkungan yang ditimbulkannya? Hal-hal inilah mestinya yang diukur oleh SEA sebagai
salah satu ukuran kualitas.
C. Definisi SEA
SEA masih merupakan fenomena baru dalam ilmu akuntansi, dan sering ditafsirkan sama
dengan SocialAccounting yang dihubungkan dengan National IncomeAccounting. Para
ahli juga telah banyak memberikan defenisi dan dalam tulisan ini saya akan kutip definisi
dari Ahmed Belkaoui, dalam bukunya tentang SocioEconomicAccounting. Beliau
menyatakan sebagai berikut :
- SEA timbul dari penerapan akuntansi dalam ilmu sosial, ini menyangkut
pengaturan, pengukuran analisis, pengungkapan pengaruh ekonomi dan spsial
dari kegiatan pemerintah dan perusahaan. Hal ini termasuk kegiatan yang
bersifat mikro dan makro. Pada tingkatan makro bertujuan untuk mengukuar
dan mengungkapkan kegiatan ekonomi dan sosial negara mencakap sosial
accounting dan reporting peranan akuntansi dalam pembangunan ekonomi.
Pada tingkatan ,ikro bertujuan untuk mengukur dan melaporkan pengaruh
kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup: financial dan
managerial social accounting, social auditing.
140
Dalam kaitanya dengan sistem ekonomi, SEA sangat diperlukan dalam suatu sistem
ekonomi yang bercirikan sintese, dari sistem ekonomi antara socialeconomy dan
institutionaleconomy. Socialeconomy mempunyai komitmen yang dalam terhadap
kesejahteran manusia dan keadilan, sedangkan intitutionalis mempunyai komitmen yang
besar terhadap pragmatisme dalam menganalisis sosial ekonomi masyarakat. Negara kita
adlah negara yang memperjuangkan kesejahtraan rakyatnya, karena itu SEA ini penting
diterapkan bahkan diharuskan untuk diterapkan oleh semua perusahaan dan lembaga di
negara kita.
Penyakit sosial yang ditimbulkan oleh pengaruh kegiatan negara dan business perlu
ditanggulangi scarh tepat dan terarah, salah satu upaya kearah itu adalah perlunya standar
atau ukuran tentang kualitas pengaruh kegiatan ini. Di sampiang itu, tentunya sikap baru
yang muncul belakangan ini yang cenderung kearah memperhatikan kesejahteraan sosial
perlu didukung dan dimantapkan,bahkan perlu diratifikasikan dandiinstitusionalisasikan,
hubungan perusahaan masyarakat perlu diserasikan dengan jalan keterlibatan perusahaan
untuk memperbaiki ketimpangan sosial masyarakat. Hal ini sudah banyak dimulai oleh
banyak perusahan di indonedia, antar lain keterlibatan perusahaan dalam pembersian air
limbah akibat industrinya, keterlibatanya dalam kegiatan olahraga, dakwah, pendidikan,
bantuan terhadap bencana alam, memberikan beasiswa, dan sebagainya. Dan hal ini telah
diatur oleh undang-undang lingkungan hidup yang sudah iberlakukan itu dan juga UU
Perseroan terbatas.
Memang masih banyak lagi hal yang belum terlibat bahkan masih melahirkan kerusakan
lingkungan. Sayangnya ukuran untuk menilai mana yang paling banyak memberikan
kontribusi positif atau dampak negatif terhadap sosial atas kegiatan ini belum ada. Di
sinilah peranan SEA dan socialresponsibility perusahaan diharapkan untuk baik
melakukan kegiatan sosial yang mempunyai pengaruh socialeconomy maupun
melaporkan, mengukur dan menilai kontribusi perusahaannya terhadap sosial yang
bersifat diseconomy. Berapa socialcost yang ditimbulkan industrinya, dan beberapa pula
keuntungan yang telah ditimbulkannya. Dengan adanya ukuran senacan ini perusahaan
dan pemerintah akan dapat mengambilkebijaksanaan, keputusan terhadap dampak
externalities ini. Penilaian terhadap variabel ini semua merupakan bidang dari
socialauditing.
E. Konsep SEA
143
Konsep pegukuran, penilaian dalam SEA ini masih dalam proses pembahasan para ahli.
Dan FSAB sendiri pun belum mengambil sikap yang tegas dalam persoalan ini. Namun
SEA, khususnya tentang polusi telah mewajibkan perusahaan untuk menyajikan
pengungkapan. Di phak lain AAA,AICPA telah membentuk komite dan telah
mengeluarkan laporan yang lumayan lengkap tentang SEA. Di USA kantor akuntan Ernst
& Ernst telah melakukan penelitian sejak 1971 tentang keterlibatan soaial perusahaan
yang diungkapkan dalam pelaporan tahuanan perusahaan.
Disamping variabel diatas, penulis lain banyak lagi yang menyinggung antara lain:
Keterlibatan dengan kegiatan pemrintah, kejujuran terhadap konsumen, meningkatkan
informasi mengenai perusahaan dan produksi, peningkatan pendidikan masyarakat,
menghargai hak asasi, pembangunan prasarana kota/desa, pembangunan tempat rekreasi,
peningkatan perhatian terhadap kebudayaan dan seni dan lain-lain.
144
Hal ini semua dapat kita manfaatkan untuk mengukur keterlibatan perusahaan dalam
kegiatan masyarakat dan tentu ditambah lagi sesuai keadaaan kita di indonesia, seperti
peingkatan prestasi olahraga, kegiatan keagamaan dan dakwah, pendirian lembaga sosial
dan pendidkan dan sebagainya
Pernyataan yang selalu muncul dalam debet ilmiah tentang peran bisnis adlah apakah
perusahaan sebagai suatu lembaga unik yang tujuannya mencari laba dan kadang disebut
sebagai “ binatang ekonomi” wajib memiliki etika dan tanggung jawab sosial sebagaiman
manusia yang beragama; bagaimana menurut paham kapitalis; dan bagaimanbagaiman
pula paham kita sebagai negara pancasila? Jawaban atas pertanyyan ini merupakan suatu
hal yang yang akan menentukan kemungkinan eksistensi SEA dalam lingkungan sosial
masyarakat. Dengan kata lain, dalam masyarakat yang berperan bahwa perusahaan tidak
perlu memiliki etika dan tanggung jawab sosial, maka SEA relatif tidak perlu.
Sebaliknya, paham yang mengagap perusahaan memiliki etika dan tanggung jawabsosial
berpendapat bahwa SEA mempunyai peranan yang cukup penting. SEA sebagaiman
dijelaskan dimuka merupakan penerapan akuntansi dalam ilmu sosial yang menyangkut
pengaturan, pengukuran, analisis, dan pengungkapan pengaruh ekonomi dan sosial dari
kegiatan pemerintah dan perusahaan. Apabila perusahaan tidak mau tahu dengan sosial
dan dari akibat tindakannya serta tidak ada kemaunya untuk mengobati penyakit sosial,
maka SEA relatif tidak perlu. Walaupun secara konsepsional paham yang demikian
masih ada, kecenderungan menunjukan sekalipun dinegara kapitaslis, perusahaanmasih
dianggap punya etika dan tanggung jawab.
Ada satu dan hanya satu tanggung jawab perusahaan, yaitu menggunakan kekayaan
yang dimilikinya untuk meningkatkan laba sepanjang sesuai dengan aturan main yang
berlaku dalam suatu sistem persaingan bebas tanpa penipuan dan kecurangan ( Milton
Friedman, Capitalism and Freedom 1962).
Jelasnya perusahaan,menurut pendapat ini, tidak perlu memikirkan efek sosial yang
ditimbulkan perusahaan dan tidak perlu memikirka usaha untuk memperbaiki
penyakit sosial. Itu bukan urusan bisnis, tetapi urusan pemerintah.
2. Model manajemen
Pendapat ini imbul sekitar tahun 1930, setelah muncul tantangan baru daru dari
perusahaan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan keadaan sebelumnya
yang diwarnai oleh pemikiran model klasik. Menurut pendapat ini perusahaan
dianggap sebagai lembaga permanen yang hidupdan punya tujuan tersendiri. Manajer
sebagai orang yang dipercayai oleh pemilik modal, tetapi juga mereka yang terlibat
langsung dengan hidup matinya perusahaan seperti karyawan, langganan,supplier,
dan pihak lain yang ada kaitannya dengan perusahaan yang tidak semata-mata
didasarkan atas adanya hubungan kontrak perjanjian ( Frank X. Suttin et.al.1956)
Dengan demikian, manajer sebagai tim yang bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup perusahaan terpaksa memilih kebijakan yang harus mempertimbangkan
tanggung jawab sosial perusahaan mengingat ketergantungan dengan pihak lain
( masyarakat ) yang juga punya andil dalam pencapain tujuan perusahaan yang tidak
hanya memikirkan setoran baut pemilik modal.
146
Model ini menekankan bahwa perusahaan menyakini bahwa kekuasaan ekonomi dan
politik yang dmilikinya mempunyai hubungan dengan kepentingan ( bersumber ) dari
lingkunagan sosial dan bukan hanya semata dari pasar sesuai dengan teori atau model
klasik. Konsekuensinya perusahaan harus berpartisifasi aktif dalam menyelesaikan
penyakit sosial yang berada di lingkungan seperti sistem pendidikan yang tidak
bermutu, pengangguran, polusi, perumahan kumuh, transportasi yang tidak teratur,
keamanan, dan lain-lain.kalau modelmklasik punya tujuan untuk menyejahterakan
pemilik modal dan modelmanajemen menyejahterakan manajemen, dalam model ini
perusahaan harus memperluas tujuan yang harus dicapainya yaitu yang menyangkut
kesejahteraan sosial secara umum ( Ahmad Belkaoui, 1980). Dengan demikian, dalam
memiliki proyek yang akan dibangun, di sampai memperhatikan persentasi laba, juga
harus memperhatikan keuntungan dan kerugian yang mungkin akan diderita oleh
masyarakat. Berdasarkan pengamatan sepintas, baik karena pengaruh tuntunan
masyarakat melalui tangan pemerintah maupun perubahan sikap manusia dalam
perusahaan saat ini. Hal ini berlaku, baik di negara kapitalisme, sosialisasi, apalagi
dinegara kita.
3) perusahaan melepaskan diri dari tujuan hanya mencari laba dengan memperluas
tanggung jawab manajemen. Mc Guire menggambarkan potret perusahaan
sebagai berikut: Ide tanggung jawab sosial disini dimaksudkan bahwa perusahaan
tidak hanya punya tanggung jawab ekonomi dan hukum, tetapi juga tanggung
jawab tertentu terhadap sosial diluar kewajiban utamanya. Perusahaan harus
punya perhatian terhadap politik, dalam mensejahterakanmasyarakatnya,dalam
memperbaiki pendidikan, dalam mensejahterakan karyawan, dan hal lain yang
bersangkut-paut dengan itu. Rasanya hal ini berarti bahwa perusahaan harus
berperilaku sebagaiman seorang penduduk yang baik. ( josephW.McGuire,
Business andSociet, 1963). Sebagai penduduk yang baik maka perusahaan
mestinya juga bertindak seperti penduduk yang memperhatikan etika sosial.
4) dalam kelompok ini, tanggung jawab sosial perusahaan mencakupi hal yang
besifat ekonomi dan nonekonomi dalam kategori ini dikenal tiga pusatlingkaran;
Lingkaran dalam, mencakup tanggung jawab dasar melaksanakan fungsinya
dengan efisien, seperti fungsi produksi, penyediaan job, dan pertumbuhan
ekonomi.
Lingkungan luar, mencakup tanggung jawab yang baru muncul dan masih
berkembang, di mana perusahaan harus secara luas terlibat secara aktif untuk
memperbaiki lingkungan sosial ( Jacobi, CorporatepowerandSocialResponsibility,
1973)
148
5) tanggung jawab sosial diperluas melewati batas tanggung jawab dan mencakup
keterlibatan total terhadap tugas-tugas sosial. Prakashsethi merumuskan bentuk ini
dalam tiga dimens
6) kategori keenam ini merupakan variasi semua pengertian yang diliputi oleh
literatur tentang bentuk dan batas tanggung jawab sosial perusahaan diatas. Kita
di indonesia tentu belum punya batasan yang jelas tentang tanggung jawab sosial
ini yang mestinya perlu dipikirkan. Namun yang jelas, tampaknya terlepas apa
motifnya, di indonesia sudah banyak perusahaan yang ounya perhatian dan
keterlibatan dengan lingkungan lingkungan sosialnya. Hal ini tentu perlu dipupuk,
dimoderator, dan bila perlu ditunjang dengan insentif dan penghargaan yang
berarti. Ketentuan perpajan baru yang terutang dalam UU Perpajan yang tidak
mengakui sumbangan sosial sebagai sesuatu yang dapat mengurangi pajak
sebenarnya, bertentangan dengan sikap kita sebagai negara yang memperhatiakan
aspek sosial yang sebenarnya tidak hanya monopoli pemerintah. Anehnya di
negara kapitalis umumnya seperti USA, sumbangan kepada kepentingan sosial,
agama,seni, dan lain-lain diakui sebagai yang dapat mengurangi ( taxdeductible)
pendapatan kena pajak.
BAB 11
AkUNTANSI SDM
A. Pengantar
Dari berbagai pernyataan manajer, eksekutif kita selalu mendengar bahwa aset yang
paling berharga dalam perusahaan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya
intellectual capital-nya. Dan memang kalau kita jujur, dalam perusahaan itu perkiraan
kas, aktiva tetap, aktiva berwujud dan tidak berwujud nonmanusia lainnya itu sebenarnya
dikendalikan oleh manusia. Tanpa manusia, sumber daya perusahaan itu tidak akan bisa
menghasilkan laba atau menambah nilai sendiri. Manusialah yang mengelola suatu
perusahaan dan manusialah yang menciptakan nilai tambah itu. Diluar manusia adalah
aktiva pasif yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa intervensi kebijakan manusia.
Manusia yang berbeda mengelola suatu aset atau sekumpulan aset yang sama bisa
menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Atau dengan kata lain manusia itu khususnya
kemampuannya, kebijaksanaannya atau daya intelektual memiliki arti penting dan
memiliki peranan yang sangat besar dalam mengelola suatu perusahaan. Akan tetapi,
sayangnya dalam laporan keuangan suatu perusahaan kita jarang melihat ada nilai dari
SDM itu dalam laporan keuangan baik dineraca maupun dilaporan laba rugi. Kalaupun
150
ada dalam laporan keuangan hanya dalam pos biaya gaji atau biaya pelatihan, pendidikan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk SDM itu dianggap sebagai biaya operasional
(revenue expenditure, expence approach) bukan pengeluaran modal atau (capital
expenditure).
Karena semakin derasnya desakan pentingnya diukur nilai SDM dan semakin banyak
perusahaan yang mengandalkan Intellectual Capital (komputer, sepakbola) ini, beberapa
upaya untuk mengukur, melaporkan nilai SDM ini dalam laporan keuangan semakin
banyak. Dalam bab ini kita akan mencoba membahas pengertian dan perkembangan
akuntansi SDM ini. Bidang lain yang juga relevan dengan Human Resource Accounting
ini adalah employee Reporting dan Value Added Reporting.
B. Definisi
The Committe on Human Resources Accounting dan AAA (Belkaoui, 1985)
mendefinisikan ASDM sebagai berikut :
Proses mengidentifikasikan dan mengukur data tentang sumber daya manusia dan
menyampaikan informasi ini kepada mereka yang berkepentingan.
151
Akuntansi SDM mencoba mencatat pengeluaran untuk sumber daya manusia sebagai
investasi atau aktiva bukan sebagai biaya (terkecuali pengeluaran minor tertentu yang
dikelompokkan langsung sebagai biaya). Pengeluaran yang dicatat sebagai investasi
pengeluaran rekrutmen, biring, formal dan informal training, orientasi, pengembangan,
dan lain sebagainya. Jumlah investasi ini dikapitalisasi dan akan diamortisasi secara
periodik menurut taksiran tenure dari staf yang bersangkutan. Dalam hal ada
pengunduran dari staf dicatat sebagai kerugian.
Kemudian, dari berbagai isu yang menyangkut akuntansi sumber daya ini beliau
berpendapat:
Tujuan akuntansi sumber daya manusia (ASDM) ini adalah memberikan informasi
tentang sumber daya manusia dalam suatu perusahaan yang berguna bagi pengambilan
keputusan. Secara umum fungsi ASDM ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk melengkapi informasi tentang nilai SDM untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan tentang perolehan, alokasi, pengembangan, pemeliharaan
SDM agar tercapai efektivitas tujuan organisasi.
2. Untuk memberikan informasi kepada manajer personalia agar dia dapat secara efektif
memonitor dan menggunakan SDM.
3. Memberikan indikator dalam pengawasan aktiva. Misalnya apakah aktiva ini
dipertahankan; dijual atau dinaikkan; berapakah nilainya, apakah nilai sumber daya
ini berkurang atau naik selama satu periode tertentu ?
4. Membantu pengembangan prinsip manajemen dengan menjelaskan akibat keuangan
dari berbagai praktik ASDM.
152
Dipihak lain, Belkaouni (1995) mengemukakan beberapa argumen yang mendukung
keberadaan ASDM ini sebagai berikut :
1. Untuk bisa memenangkan strategi persaingan yang semakin tajam karena dengan
adanya ASDM ini manajemen memiliki informasi yang lengkap, akurat dan relevan
tentang SDM sehingga manajemen SDM lebih baik.
3. Konflik antar pemilik modal dan buruh. Dalam situasi dimana konflik antara pemilik
modal dan buruh maka sering yang terjadi adalah akuntansi partisan yang disebut
juga Pertisan Accounting atau Adversary Accounting. Adversary Accounting ini
adalah metode pencatatan akuntansi yang mementingkan pihak sendiri umumnya
pemilik modal sehingga pihak lain merasa dirugikan sehingga muncul lagi konflik.
Situasi inilah yang memunculkan employee reporting, human recourcess accounting
dan value added reporting. Dengan adanya ASDM ini maka diharapkan dapat
diharmonisasikan.
153
Manajemen akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Flamholtz (1974:11) terdiri dari :
Akuntansi konvensional yang selama ini menilai semua pengeluaran yang berkaitan
dengan investasi sumber daya manusia diakui sebagai biaya dan bukan aset. Penilaian ini
mengakibatkan informasi keuangan yang berguna bagi pemakaian laporan keuangan
untuk pengambilan keputusan menjadi terdistorsi. Khususnya pengukuran pada Return on
Investment (ROI) perusahaan (Flamholtz, 197:21). Adanya under estimate pada nilai
aktiva karena sumber daya manusia diakui sebagai beban perusahaan yang artinya bahwa
beban merupakan semua pengeluaran perusahaan untuk aktiva manusia dibiayakan dalam
periode terjadi atau berjalan. Banyak pengeluaran yang tidak diperhitungkan dalam
investasi walaupun pengeluaran tersebut memberikan kontribusi laba dimasa yang akan
datang. Kondisisi ini diperparah dengan menitik beratkan pada laba jangka pendek
154
sehingga mengabaikan pengembangan kualitas karyawan, interpersonal relationship
dimana manusia dianggap sebagai benda mekanis yang harus memenuhi target
perusahaan jangka pendek. Dengan demikian, berdampak pada nilai perusahaan itu
sendiri dan sangat memengaruhi keputusan manajemen maupun investor.
Ada dua alasan utama untuk memperlakukan investasi sumber daya manusia sebagai
aktiva dalam laporan keuangan perusahaan, yaitu:
1. Investor sekarang dan investor yang akan datang (potential investor) memerlukan
informasi untuk menentukan nilai dari suatu perusahaan
2. Investasi sumber daya manusia memenuhi kriteria untuk diperlakukan sebagai aktiva.
Sumberdaya manusia memberikan jasa sekarang dan masa yang akan datang yang
tidak dimiliki oleh mesin dan aktiva yang lain.
Sackman, Flamholtz, dan Lombardi (1989) mengemukakan tiga fase berikut ini :
157
b. Fase kedua (1977-1985) terdiri dari:
1) HR Cost System yang terdiri dari Replacement Cost dan Opportunity Cost
2) HR Value System yang terdiri dari Stochatic Rewards Valuation Model dan
Monetary Value Benefit Potential.
Dalam konteks ini, ada tiga kemungkinan, yaitu intra organization, extra
organization, dan evaluee’s behavior and attitudes.
Teori flamholtz
158
Dalam model Flamholtz disebutkan bahwa untuk mengukur nilai individu maka dapat
dilihat dari interaksi dua variable :
1. the individual’s conditional value dan
2. the probability that the individual will maintain membership in the organization.
Conditional value adalah jumlah yang secara potensial dapat direalisasikan dari jasa
seorang yang diukur dari productivity, transferability, dan promotability. Pengertian
masing-masing adalah sebagai berikut.
Productivity disebut juga prestasi (performance) menyangkut suatu set jasa dari seorang
individu yang diharapkan diberikannya sewaktu dia menjabat posisinya yang sekarang.
Transferability adalah satu set jasa seorang individu yang diharapkan diberikannya jika
dia dipindahkan keposisi lain yang diharapkannya jika dia dipindahkan keposisi lain yang
ditawarkan pada posisi yang sama, tetapi jalur promosi yang berbeda. Sedangkan
promotability merupakan suatu aset jasa seorang individu yang diharapkan diberikannya
jika dan ketika dia menduduki posisi yang lebih tinggi dalam jalur promosi yang sama
atau berbeda.
Kalau Flamholtz mencoba menilai individu, Likert dan Bower menilai kelompok atau
kemampuan produktif dari orang yang ada dalam organisasi dari suatu perusahaan atau
unit yang ada didalamnya. Menurut Likert dan Bower ada tiga variabel yang saling
berhubungan yang memengaruhi efektivitas SDM dalam suatu organisasi, yaitu:
1. Causal
2. Intervening
3. End result
Variabel causal adalah variabel independen yang dapat secara langsung atau sengaja
diubah oleh organisasi dan manajemennya yang seterusnya menentukan perkembangan
dalam organisasi, tetapi hanya faktor-faktor yang dapat dikontrol olh organisasi dan
manajemen. Faktor yang tidak dapat dikontrol seperti misalnya keadaan bisnis
kendatipun merupakan variabel independen tetapi karena tidak dapat dikontrol tidak
159
dianggap sebagai variabel causal. Termasuk disini struktur organisasi, kebijakan
manajemen, divisi, strategi bisnis dan kepemimpinan, keahlian dan perilaku.
Variable end result adalah variabel dependen yang menggambarkan hasil yang dicapai
oleh organisasi seperti produktivitas, biaya, kerugian karena rusak, pertumbuhan, harga
saham dan laba.
Biaya SDM
Untuk menentukan biaya SDM maka telah dikemukakan berbagai teori dan model
pengukuran biaya SDM ini. Kalau dikelompokkan, ada dua bagian besar, yaitu:
Jenis Biaya
2. Learning Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melatih pegawai sampai memiliki
kualitas yang diharapkan untuk menduduki jabatan tersebut. Biaya langsung seperti
biaya training, orientasi, on the job training. Sementara itu, biaya tidak langsung
adalah kerugian yang ditimbulkan berkurangnya produktivitas selama pelatihan
160
Flamholtz menggambarkan model pengukuran biaya SDM awal sebagai berikut :
161
BAB 12
A. Pengertian
162
Riset Pemasaran (Marketing Research) adalah sebuah proses yang perlu Anda
lakukan sebelum memulai bisnis maupun usaha. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
data yang objektif dan akurat untuk selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam membuat
keputusan. Proses yang ada meliputi pengumpulan data, observasi, serta pengolahan data
yang ada pada objek penelitian di dunia pemasaran. Baik itu bisnis skala kecil maupun
besar, siapa saja bisa menggunakan riset pemasaran.
Robby Susatyo
Menurut Robby Susatyo, yang dimaksud dengan Riset Pemasaran adalah upaya
mengidentifikasikan secara objektif dan sistematis.
Maholtra
Maholtra sendiri mengartikan riset pemasaran sebagai bentuk kegiatan berupa
pengumpulan, analisis, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk mengambil
keputusan atas masalah yang dihadapi.
163
dilakukan biasanya berupa kebiasaan konsumen, perilaku, harapan, serta keluhan yang
ada terkait produk.
3. Predicting
Ketiga yaitu Predicting, bertujuan untuk memprediksi pasar. Tentunya tahapan
yang satu ini tidak bisa dianggap mudah karena dunia ini penuh dengan ketidakpastian.
Hal ini menjadikan predicting sangat beresiko karena hasil yang ada cenderung relatif.
Predicting dilakukan ketika perusahaan atau brand ingin menyasar target pasar dan
menyusun strategi pemasaran yang baru.
4. Controlling
Terakhir yaitu controlling yang bertujuan untuk menjaga setiap proses bisnis yang
tengah berjalan dan dilakukan secara reguler untuk mengatasi zero defect. Beberapa hal
yang menjadi acuan dalam tahapan ini antara lain: posisi produk di hadapan konsumen,
tren, serta efektifitas marketing tools yang digunakan, dan lain sebagainya.
D. Peran Riset Pemasaran Dalam Rencana dan Strategi Pemasaran
1. Menciptakan Ide
Adanya riset pasar dapat membantu Anda dalam menciptakan ide usaha bisnis. Terutama
bagi Anda yang baru akan memulai bisnis sendiri, hal ini akan memberikan Anda
gambaran terkait pasar yang akan dibidik serta menjadi bahan pertimbangan dalam
mengambil langkah ke depannya.
164
Dengan megikuti tren yang ada, Anda akan memperoleh beragam informasi yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam menerapkan strategi pemasaran berikutnya.
5. Mengembangkan Produk
Pernakah Anda berpikir mengapa sebuah usaha dapat menjual lebih banyak
produk hanya dengan mengubah kemasan atau menambah variasi dari pilihan produk
yang ada? Hal itu dikarenakan adanya perubahan strategi yang telah dipertimbangkan
melalui riset pemasaran terhadap konsumen atau segmentasi pasar tertentu.
3. Survei
Umumnya bersifat acak, tidak terpaku pada satu komunitas atau kelompok tertentu. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran umum dari masyarakat terkait produk Anda.
4. Observasi
Bersifat deskriptif, mengamati suatu kejadian atas dasar sebab-akibat. Anda akan langsung
mengamati situasi pasar terkini yang berkaitan dengan bisnis Anda. Sebagai contoh melalui
sosial media atau mendatangi suatu tempat.
Berikut ini adalah beberapa langkah sistematis dalam melakukan riset pemasaran:
165
1. Rumusan Masalah
Poin ini sangat krusial agar kita mengetahui tujuan apa yang hendak dicari maupun digapai
setelah riset pemasaran selesai. Rumusan masalah ini juga nantinya dapat menjadi patokan
kita untuk terfokus pada masalah yang ada dan tidak terkecoh pada hal lain yang mungkin
kita temui saat melakukan riset.
166
G. Jenis-Jenis Riset
Beberapa jenis riset atau penelitian yang biasa dilakukan antara lain:
1. Riset Eksperimental
Eksperimen adalah sebuah prosedur yang diatur sedemikian rupa
dengan ada satu atau lebih faktor yang dianggap memiliki pengaruh
terhadap perilaku objek penelitian sementara faktor lainnya akan
dianggap konstan. Faktor yang dianggap memiliki pengaruh akan
dimanipulasi selama eksperimen dilakukan. Jika selama proses
tersebut objek penelitian benar berubah perilakunya, maka bisa
disimpulkan bahwa faktor yang dimanipulasi tersebut memang yang
menyebabkan objek penelitian berubah perilakunya. Riset
eksperimental ini merupakan metode yang sangat handal untuk
menentukan hubungan sebab dan akibat.
2. Studi Korelasional
Studi korelasional adalah sebuah studi yang dilakukan dengan cara
mengubah salah satu variabel penelitian untuk kemudian akan dilihat
pengaruhnya terhadap variabel lain. Dalam studi ini, peneliti akan
melihat perubahan-perubahan apa adanya untuk mempelajari
keterkaitan antara variabel-variabel tersebut.
3. Riset Deskriptif
Riset deskriptif ini cukup umum kita lihat dalam sebuah penelitian,
yaitu berupa survey atau wawancara terhadap kelompok yang diteliti.
Tidak hanya terbatas pada survey dan wawancara, riset deskriptif juga
bisa dilakukan dengan etnografi, yaitu pengamatan terhadap
lingkungan sosial dalam jangka waktu yang lama. Biasanya, riset
deskriptif ini tidak seobjektif riset eksperimental dan studi
korelasional, namun riset ini akan sangat rinci menguraikan topik
yang diteliti dan menafsirkannya.
4. Observasi
Cara ini mungkin merupakan riset yang paling dasar dan paling lama
ada dalam dunia penelitian. Hal ini dikarenakan kita hampir selalu
melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi itu
sendiri memiliki arti melihat dan memperhatikan. Observasi tidak
hanya ada dalam penelitian kuantitaif, melainkan juga sering
167
dilakukan dalam penelitian kualitatif.
5. Observasi Alamiah
Observasi alamiah termasuk bentuk khusus dari observasi biasa.
Observasi ini dilakukan di kehidupan riil, alih-alih tempat lain yang
dibuat sengaja untuk penelitian. Peneliti bisa melakukan observasi
alamiah ini di museum, lapangan, tempat bermain, dan lain-lain,
dimana objek penelitian biasanya berada.
6. Observasi Laboratorium
Berbeda dengan observasi alamiah yang dilakukan di tempat yang
riil, observasi laboratorium ini dilakukan di sebuah laboratorium yang
sudah dikontrol memuat faktor-faktor yang ada di dunia riil. Dengan
cara ini, peneliti bisa lebih mengontrol kondisi tempat penelitian dan
segala faktor yang mempengaruhinya. Namun, riset semacam ini
menuai banyak kritik karena dianggap artificial.
7. Observasi Partisipan
Macam riset dalam psikologi pendidikan selanjutnya adalah observasi
partisipan. Dalam observasi ini, para peneliti akan terlibat secara
langsung sebagai peserta dalam aktivitas atau tempat tertentu.
Pengamat partisipan kemudian akan mengamati dan mencatat apa
yang dilihatnya.
8. Wawancara
Mungkin jenis riset satu ini merupakan salah satu yang paling umum
dan sering dilakukan. Dengan wawancara, peneliti akan melakukan
tanya jawab secara sistematis dan melandaskannya pada tujuan
penyelidikan. Melalui wawancara, peneliti akan bisa lebih memahami
objek penelitian dan bisa memahaminya secara khusus dalam hal
tertentu. Hasil dari wawancara bersifat subjektif tentang sikap
seseorang terhadap lingkungannya dan terhadap dirinya sendiri. Tidak
hanya memahami objek penelitian secara umum, namun wawancara
akan menggali informasi lebih dalam daripada perbincangan biasa.
9. Tes Standar
Macam riset yang selanjutnya adalah tes standar. Dengan tes ini akan
dilakukan prosedur dan cara penilaian yang sama terhadap semua
objek penelitian. Misalnya, kita akan menilai sikap dan keahlian
168
siswa dengan domain yang berbeda-beda. Lalu, menggunakan
beberapa tes standar kita akan membandingkan kinerja antar siswa
yang memiliki usia atau level yang sama. Contoh untuk tes standar
yang sering kita temui adalah tes IQ, tes kepribadian, tes minat dan
lain sebagainya
Riset keperilakuan merupakan salah satu area penelitian yang penting dalam
akuntansi. Fokus utamanya adalah bagaimana para pengguna informasi akuntansi
mengambil keputusan dan informasi apa yang dibutuhkan. Mclntyre (1973), misalnya,
berupaya untuk menemukan apakah informasi replacement cost lebih bermanfaat
dibandingkan informasi historical cost dalam mengevaluasi actual annual rate of return.
Dengan kata lain, riset ini berupaya untuk memahami informasi apa yang dipilih dan
bagaimana informasi tersebut diproses.Akuntansi keperilakuan berkaitan dengan perilaku
manusia dan hubungannya dengan desain, konstruksi, dan penggunaan sistem informasi
akuntansi secara efisien.
Secara umum, cakupan akuntansi keperilakuan dapat dibagi ke dalam tiga area:
Pengaruh perilaku manusia pada desain, konstruksi, dan penggunaan sistem akuntansi
Akuntansi keperilakuan dalam area ini berhubungan dengan bagaimana sikap dan filosofi
manajemen memengaruhi sifat kontrol akuntansi dan fungsi organisasi. Manajer yang risk
averse (tidak suka risiko) akan meminta desain sistem kontrol yang berbeda dengan
manajer yang risk lover (suka risiko).
169
J.Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia
Akuntansi keperilakuan pada area ini berhubungan dengan bagaimana sistem akuntansi
memengaruhi motivasi, produktifitas, pembuatan keputusan, kepuasan kerja, dan kerja
sama. Anggaran yang terlalu ketat akan menurunkan karyawan atau anggaran yang terlalu
longgar akan menyebabkan ketidakefisienan.
Berdasarkan isu atau pertanyaan risetnya atau masalah penelitiannya, riset akuntansi
keperilakuan dikelompokkan ke dalam empat kelompok bidang yaitu:
170
Pengendalian Manajerial
Riset awal akuntansi keperilakuan dalam bidang pengendalian manajemen
dilakukan oleh Argyris (1952) tentang pengaruh proses penyusunan anggaran
terhadap tingkat kinerja manajerial serta sikap dan perilaku seseorang. Arah riset
dihidang ini mencakup topik-topik tentang partisipasi, gaya Kepemimpinan, dan
peranan umpan balik. Metode riset yang digunakan antara lain riset laboratorium
klasik dengan menggunakan subjek mahasiswa atau metode survei.
Pemrosesan Informasi Akuntansi
Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang pemrosesan informasi, akuntansi
berkaitan dengan bagaimana pemakai memproses informasi akuntansi. Topik-topik
riset dalam bidang ini mencakup pengaruh metode akuntansi alternatif terhadap
pengambilan keputusan pemakai, dampak/implikasi keperilakuan dari pengukuran
akuntansi, pemrosesan informasi manusia (human information Processing), dan
fiksasi fungsional.
Desain Sistem Informasi Akuntansi
Fokus riset dalam bidang ini adalah isu-isu keperilakuan dalam keseluruhan desain
sistem informasi perusahaan. Terdapat 2 pertanyaan riset utama dalam bidang ini,
yaitu:
• pengaruh struktur dan desain pelaporan akuntansi terhadap kemampuan pemakai
untuk mengekstrak informasi yang tepat;
• pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap pengem bangan struktur dan
adaptivitas organisasi.
Riset Proses Pengauditan
Penerapan teknik riset akuntansi keperilakuan dalam masalah masalah auditing
merupakan fenomena yang relatif baru. Tiga isu riset penting dalam riset akuntansi
keperilakuan dalam bidang auditing, meliputi:
• perilaku auditor dalam usaha untuk memastikan keahliannya;
• keterbatasan auditor sebagai pengambil keputusan;
• proses kognitif dalam pengambilan keputusan auditor.
171
dalam bidang ilmu akuntansi.Ruang lingkup akuntansi yang berkaitan dengan
perilaku manusia ini antara lain: Mengkaji tentang tingkah dan perilaku manusia
terhadap konstruksi, bangunan, dan pemakan sistem informasi akuntansi yang
diterapkan dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
Salah satu cabang ilmu akuntansi ini juga memiliki berbagai aspek penting seperti
cabang-cabang ilmu lainnya. Oleh Schiff dan Lewin (1974) mengatakan, ada lima aspek
penting yang ada pada salah satu bidang ilmu akuntansi ini. Kelima aspek tersebut
adalah :
172
Lebih spesifik lagi, teori organisasi modern sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh Schiff dan Lewin menitikberatkan pada perilaku masing-masing
komponen dalam mengarahkan tujuan organisasi, memberikan motivasi, hingga
menampilkan karakteristik dalam penyelesaian masalahnya.Karena dalam kondisi
tertentu, motivasi memegang peranan penting terhadap komitmen yang
berpengaruh pada kepuasan kerja.
Tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan ini dilihat dari kacamata teori
organisasi modern, merupakan hasil proses mempengaruhi setiap elemen.Pengaruh
pada masing-masing elemen ini menghasilkan motivasi dan komitmen organisasi.
Sehingga bila dilihat lebih jauh, terdapat hubungan yang bersifat resiprokal antara
komitmen organisasi dengan kepuasan kerja.
2. Penganggaran dan Perencanaan
Selain itu, tujuan organisasi atau perusahaan juga harus diformulasikan dan
menjadikannya sebagai fokus dari penganggaran dan perencanaan.Selain tujuan,
penganggaran dan perencanaan juga harus difokuskan untuk melihat adanya
interaksi perilaku dari masing-masing individu.Penganggaran, level kesulitan
dalam mencapai tujuan, hingga konflik antar tujuan merupakan bagian dari
dimensi yang dimaksud dalam area ini.
173
Model Deskriptif pada teori pengambilan keputusan melihat kondisi
seseorang saat melakukan pengambilan keputusan dengan melihat fakta yang
ada.Informasi yang digunakan ketika pengambilan keputusan ini merupakan
informasi akuntansi.
4. Pengendalian
Aspek lainnya yang tidak kalah penting dalam sebuah organisasi atau
perusahaan adalah aspek pengendalian. Besarnya tingkat pengendalian berbanding
lurus dengan besarnya sebuah organisasi atau perusahaan.Sehingga tingkat
pengendalian akan semakin insentif seiring dengan semakin berkembangnya suatu
organisasi atau perusahaan.
Aspek ini banyak menghubungkan kinerja dan kemampuan adaptasi individu
terhadap lingkungan sekitarnya.Bagian yang penting dalam aspek pengendalian
adalah adanya struktur organisasi yang jelas, hierarki administrasi, hingga
pengendalian internal.Dalam perkembangan terbaru dalam aspek pengendalian,
lingkungan menjadi kunci yang berperan dalam pengendalian operasional
organisasi atau perusahaan. Sebelumnya, lingkungan tidak tergolong dalam aspek
pengendalian ini.
5. Pelaporan Keuangan
Aspek perilaku dalam bidang akuntansi ini juga meliputi bagaimana
pelaporan keuangan yang mencakup perataan laba, keandalan informasi akuntansi,
hingga kaitannya informasi akuntansi kepada investor.Dalam hal ini, perataan laba
disebabkan adanya informasi khusus yang dimiliki oleh pihak manajemen untuk
mewujudkan kepentingannya dalam bagian untuk melakukan manajemen laba.
174
1. Pengaruh perilaku manusia pada desain, konstruksi, dan penggunaan sistem
akuntansi
Area Ini berkaitan dengan bagaimana sistem akuntansi dapat digunakan untuk
memengaruhi perilaku. Misalnya, sistem kompensasi dapat didesain untuk
meningkatkan kinerja.
175
terhadap sektor ekonomi. Bidang ilmu ini menjadi ilmu yang paling dibutuhkan ketika
terjadi proses pengambilan keputusan.
Manfaat paling besar memang bisa dirasakan oleh para manajer saat mengambil
keputusan.Karena kondisi emosi sang manajer melihat data akuntansi akan memberikan
dampak terhadap keputusan yang akan diambil oleh mereka.
176
177