Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN : PENGERTIAN, FUNGSI,

DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA


(TEORI AKUNTANSI, SEMESTER 6)
Dosen Pengampu : Prof. Bambang Sutopo

DISUSUN OLEH:
Adiel Ceasar Karyanta (F0321003)
Andronikos Benedicto Sambodo (F0321037)
Chika Aurel Nabila Alyasha (F0321066)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S1-AKUNTANSI 2024
ABSTRAK
Penyusunan teori akuntansi sendiri merupakan proses yang dilakukan secara
berurutan mulai dari penentuan tujuan disajikannya suatu pelaporan dan diakhiri dengan
penyusunan dengan menggunakan teknik akuntansi. Kerangka konseptual adalah suatu sistem
yang selaras terkait dengan tujuan, konsep akuntansi yang mendasari, dan diharapkan dapat
menurunkan standar yang konsisten dalam menggambarkan sifat, fungsi, dan batasan
akuntansi. Kerangka konseptual yang disusun harus diterima oleh semua pihak terkait baik
pihak dalam maupun pihak luar. Manfaat kerangka konseptual untuk dapat memberikan
panduan yang dimana panduan tersebut dapat dijadikan sebagai pembuat standar. Fungsi dari
kerangka konseptual untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan dan mengevaluasi
praktik akuntansi. Isi dari kerangka konseptual secara umum dimulai dari tujuan pelaporan
keuangan, karakteristik kualitatif informasi akuntansi, unsur-unsur laporan keuangan,
pengukuran, pengakuan dan penyajian laporan keuangan. Penyajian kerangka konseptual
meliputi laporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas serta pelaporan laba

KATA KUNCI : Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Teori Akuntansi

I. PENDAHULUAN
Pengelolaan keuangan merupakan aspek vital dalam berbagai ranah kehidupan, baik
itu di tingkat individu, organisasi, maupun negara. Secara umum, pelaporan keuangan
menjadi salah satu instrumen utama dalam memahami dan mengevaluasi kinerja
keuangan suatu entitas. Dalam konteks ini, kerangka konseptual pelaporan keuangan
menjadi landasan yang penting untuk memahami esensi, tujuan, dan prinsip-prinsip
yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka konseptual pelaporan keuangan
menjabarkan konsep-konsep dasar yang menjadi dasar penyusunan, penyajian, dan
interpretasi laporan keuangan. Hal ini menjadi penting karena pelaporan keuangan
yang tepat dan informatif menjadi kunci bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk mengambil keputusan yang tepat. Di Indonesia, upaya untuk
mengembangkan kerangka konseptual pelaporan keuangan telah menjadi fokus utama
dalam menjaga transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas sistem keuangan.

Dalam makalah ini, akan dibahas secara komprehensif tentang kerangka konseptual
pelaporan keuangan, termasuk pengertian, tujuan, serta perkembangannya di
Indonesia. Penelusuran ini menjadi penting mengingat peran yang semakin krusial
dari pelaporan keuangan dalam konteks globalisasi dan dinamika ekonomi yang terus
berkembang. Melalui pemahaman mendalam tentang kerangka konseptual pelaporan
keuangan, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik bagi para praktisi,
akademisi, regulator, dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan
di Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menggali potensi
peningkatan kualitas pelaporan keuangan yang dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan pembangunan yang inklusif di Indonesia.

Latar Belakang
1. Akuntansi
Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2016) pengertian akuntansi adalah suatu
peristiwa ekonomi yang memberikan kepada pihak berkepentingan setelah
melaksanakan tiga hal kegiatan dasar yang berupa mengidentifikasi, mencatat dan
mengkomunikasi. Organisasi mengidentifikasikan suatu peristiwa ekonomi yang
mencerminkan bisnis kemudian menghasilkan catatan keuangan yang telah direkam
sesuai dengan kegiatan ekonomi tersebut. Kronologis, sistematis dan dapat diukur
dengan satuan mata uang merupakan sifat yang harus diterapkan pada saat
melaksanakan rekaman. Pada tahap akhir, komunikasikan data yang telah terkumpul
dan dapat dibuat dalam bentuk laporan keuangan atau disebut juga sebagai laporan
akuntansi untuk nantinya diberikan kepada pihak yang berkepentingan .

Menurut Suwardjono (2015:10), akuntansi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang


mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan unit-unit
organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan)
informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Warren, et.all (2014:3) pengertian
akuntansi adalah sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku
kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan Menurut IAI
pengertian akuntansi adalah pengidentifikasian, pencatatan, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas
serta tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi,
meringkas, mengelola, menyajikan data, transaksi serta kejadian yang menghasilkan
informasi keuangan sehingga dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terkait agar
mudah dimengerti dalam melakukan pengambilan keputusan serta tujuan lainnya.

2. Teori Akuntansi
Menurut Scott, William R. dalam buku “Financial Accounting Theory” pengertian
teori akuntansi adalah suatu struktur konseptual yang digunakan untuk
menggambarkan dan menjelaskan fakta-fakta ekonomi yang terjadi dalam praktik
akuntansi Menurut American Accounting Association pengertian teori akuntansi
adalah seperangkat konseptual, hipotesis, dan proposisi pragmatis yang menjelaskan
dan memandu tindakan akuntan dalam mengidentifikasi, mengukur,dan
mengkomunikasikan informasi ekonomi kepada para pengguna laporan keuangan
Menurut Soemarso, S.R dalam buku “Teori Akuntansi: Pemahaman dan
Penerapannya” pengertian teori akuntansi adalah seperangkat konsep,asumsi dan
prinsip yang menjadi landasan dalam proses pengukuran, pelaporan, dan interpretasi
data keuangan Menurut Hendriksen dalam buku “Accounting Theory” pengertian
teori akuntansi adalah himpunan konsep, asumsi, dan prinsip yang menjadi landasan
dalam menyusun prinsip-prinsip akuntansi yang dapat dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan

Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian yang sudah dijabarkan bahwa


pengertian teori akuntansi adalah seperangkat konsep, asumsi dan prinsip yang
disusun untuk dijadikan suatu pedoman dalam penyusunan laporan keuangan
termasuk pengukuran, pelaporan ,interpretasi data keuangan, menggambarkan serta
menjelaskan fakta-fakta ekonomi yang telah terjadi dalam praktik akuntansi. Sebagai
penalaran logis dalam bentuk prinsip-prinsip luas yang memberikan kerangka umum
dan acuan bagi setiap akuntan untuk mengevaluasi serta memandu pengembangan
praktik dan prosedur akuntansi yang baru

3. Jenis-jenis Teori Akuntansi


Dalam teori akuntansi terdapat jenis-jenisnya yang perlu kita pahami, yaitu :
● Teori Positif
Teori positif mengacu pada pendekatan yang bersifat deskriptif dan empiris
dalam mengamati fenomena yang terjadi dalam praktik akuntansi. Teori ini
lebih fokus pada penjelasan tentang bagaimana praktik akuntansi dijalankan
dan bagaimana praktik tersebut memengaruhi entitas yang terlibat. Pendekatan
Teori Positif berfokus pada deskripsi dan observasi atas praktik akuntansi yang
ada. Ini berarti mengamati bagaimana transaksi, kegiatan, dan keputusan
akuntansi dilakukan dalam berbagai konteks organisasi. Teori Positif
mengandalkan analisis berbasis fakta atau data empiris. Hal ini
memungkinkan peneliti atau akademisi untuk mengumpulkan data empiris
dari lapangan, seperti laporan keuangan, catatan transaksi, dan kegiatan
akuntansi lainnya, untuk memahami secara lebih baik bagaimana praktik
akuntansi sebenarnya terjadi.

Pendekatan Teori Positif berusaha untuk tidak memberikan penilaian etis atau
moral terhadap praktik akuntansi yang diamati. Tujuannya adalah untuk
menggambarkan praktik yang ada tanpa mengevaluasi apakah praktik tersebut
"baik" atau "buruk" secara moral. Dengan menggunakan pendekatan ini,
peneliti dapat mengidentifikasi pola dan tren dalam praktik akuntansi. Hal ini
dapat membantu dalam memahami bagaimana praktik tersebut berkembang
dari waktu ke waktu dan bagaimana mereka memengaruhi entitas yang
terlibat. Teori Positif sering kali menjadi dasar bagi pengembangan teori-teori
lain dalam akuntansi. Data dan temuan yang dikumpulkan melalui pendekatan
positif dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun teori-teori baru atau
menguji teori-teori yang sudah ada.

● Teori Normatif
Teori Normatif bertujuan untuk memberikan panduan atau pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan yang dianggap ideal atau optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk mengembangkan standar atau prinsip-prinsip yang
dianggap optimal dalam mencapai tujuan pelaporan keuangan yang informatif,
relevan, dan dapat dipercaya. Teori Normatif berusaha untuk mengidentifikasi
standar ideal dalam penyusunan laporan keuangan. Standar ini sering kali
berdasarkan pada prinsip-prinsip seperti keadilan, keterbukaan, konsistensi,
dan relevansi informasi. Teori Normatif mengaitkan standar yang diusulkan
dengan tujuan pelaporan keuangan. Tujuan tersebut dapat mencakup
menyediakan informasi yang relevan bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk pengambilan keputusan ekonomi, evaluasi kinerja
perusahaan, atau akuntabilitas kepada publik.

Standar yang diusulkan dalam Teori Normatif harus memastikan bahwa


informasi yang disajikan dalam laporan keuangan relevan dan dapat
diandalkan. Relevansi berarti bahwa informasi tersebut bermanfaat bagi
pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan, sementara keandalan
menjamin bahwa informasi tersebut dapat dipercaya dan akurat. Teori
Normatif juga mempertimbangkan kaidah etika dalam penyusunan standar
akuntansi. Ini berarti bahwa standar yang diusulkan harus mempertimbangkan
prinsip-prinsip etis, seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial.

● Teori Kontemporer
Teori Kontemporer dalam konteks akuntansi merujuk pada pendekatan yang
menyesuaikan pandangan tentang akuntansi dengan perubahan zaman,
kebutuhan bisnis yang berkembang, dan dinamika ekonomi yang terus
berubah. Teori ini mencoba untuk menjawab tantangan baru yang muncul
dalam praktik akuntansi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi,
globalisasi, perubahan regulasi, dan tuntutan pemangku kepentingan yang
semakin kompleks. Teori Kontemporer mengakui bahwa lingkungan bisnis
terus berubah dengan cepat. Ini termasuk perubahan dalam teknologi
informasi, kebijakan perpajakan, regulasi akuntansi, serta tren dan praktik
bisnis baru. Dalam konteks ini, teori akuntansi juga harus berkembang untuk
tetap relevan dan bermanfaat. Teori Kontemporer menekankan pentingnya
fleksibilitas dan adaptabilitas dalam praktik akuntansi. Standar akuntansi dan
prosedur harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
bisnis dan memungkinkan entitas untuk menghadapi tantangan dan peluang
baru.

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara informasi keuangan


dikumpulkan, diproses, dan disajikan. Teori Kontemporer mengakui peran
teknologi dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi pelaporan keuangan, serta
memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi keuangan. Teori
Kontemporer menekankan pentingnya analisis berbasis data dalam
pengambilan keputusan akuntansi. Dengan menggunakan teknik analisis data
yang canggih, entitas dapat menghasilkan wawasan yang lebih dalam tentang
kinerja keuangan dan risiko yang terkait. Teori Kontemporer juga
memperhatikan aspek keberlanjutan dalam praktik akuntansi. Ini mencakup
penerapan standar pelaporan keberlanjutan, pengukuran dampak lingkungan
dan sosial, serta integrasi pertimbangan keberlanjutan dalam pengambilan
keputusan akuntansi.

● Teori Kritis
Teori Kritis merupakan pendekatan yang mempertanyakan peran politik,
sosial, dan ekonomi dalam pengambilan keputusan akuntansi serta dampaknya
terhadap pihak-pihak yang terlibat. Teori ini menekankan analisis kritis
terhadap struktur kekuasaan dan hubungan sosial yang ada di balik praktik
akuntansi, dengan tujuan untuk mengungkap ketidaksetaraan, ketidakadilan,
dan dominasi yang mungkin terjadi. Teori Kritis menyoroti peran struktur
kekuasaan dalam praktik akuntansi. Hal ini mencakup identifikasi kekuatan
yang dominan dalam menentukan bagaimana informasi keuangan diproduksi,
disajikan, dan digunakan. Pendekatan ini juga mengajukan pertanyaan kritis
terhadap ideologi yang mendasari praktik akuntansi. Teori Kritis menyoroti
bagaimana ideologi tertentu dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi,
pengakuan transaksi, atau penilaian aset.

Teori Kritis menekankan pentingnya memahami konteks sosial dalam analisis


akuntansi. Faktor-faktor seperti kelas sosial, gender, ras, dan orientasi seksual
dapat memengaruhi praktik akuntansi dan dampaknya terhadap pihak-pihak
yang terlibat. Teori Kritis menyoroti tantangan terhadap dominasi dan
ketidaksetaraan yang mungkin timbul dalam praktik akuntansi. Hal ini
mencakup analisis terhadap dampak redistribusi kekayaan, pengambilan
keputusan yang tidak adil, atau marginalisasi kelompok tertentu. Salah satu
tujuan utama Teori Kritis adalah untuk mendorong perubahan sosial yang
lebih adil dan inklusif. Ini dapat melibatkan advokasi untuk reformasi regulasi
akuntansi, peningkatan transparansi, atau pemberdayaan kelompok yang
rentan dalam proses pengambilan keputusan.
● Teori Konstruktif
Teori Konstruktif dalam konteks akuntansi merupakan pendekatan yang
berfokus pada pembentukan ide dan pandangan baru dalam ilmu akuntansi.
Teori ini menekankan pada proses konstruksi atau pembentukan
konsep-konsep, praktik, dan teori dalam akuntansi sebagai hasil dari interaksi
sosial, budaya, dan konteks historis. Teori Konstruktif menyoroti bahwa
konsep-konsep akuntansi tidaklah bersifat inheren atau alami, melainkan
dikonstruksi melalui interaksi sosial dan budaya. Ini berarti bahwa
konsep-konsep akuntansi tidak tetap dan dapat berubah seiring waktu sesuai
dengan perubahan dalam nilai, norma, dan tuntutan lingkungan. Teori
Konstruktif menekankan bahwa praktik akuntansi juga merupakan proses
konstruktif yang terjadi dalam interaksi sosial antara individu, kelompok, dan
organisasi. Praktik-praktik ini membentuk pemahaman bersama tentang
bagaimana informasi keuangan diproduksi, diinterpretasikan, dan digunakan
dalam konteks tertentu.

Teori Konstruktif memperhatikan pentingnya konteks dan budaya dalam


pembentukan konsep-konsep akuntansi. Faktor-faktor seperti nilai-nilai
budaya, struktur sosial, dan kebiasaan bisnis mempengaruhi cara
konsep-konsep akuntansi dipahami dan diterapkan dalam suatu masyarakat
atau organisasi. Pendekatan Konstruktif sering kali mengadopsi pendekatan
interdisipliner, mengintegrasikan konsep-konsep dari berbagai bidang ilmu,
seperti sosiologi, antropologi, dan filsafat. Ini memungkinkan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang konstruksi sosial dan budaya dalam praktik
akuntansi. Teori Konstruktif mengakui peran subjektivitas individu dalam
pembentukan konsep-konsep akuntansi. Setiap individu memiliki pandangan,
pengalaman, dan interpretasi yang unik terhadap praktik akuntansi, yang dapat
memengaruhi konstruksi dan interpretasi informasi keuangan.

● Teori Semantik
Teori Semantik dalam konteks akuntansi menekankan pentingnya pemahaman
yang benar terhadap makna dari istilah-istilah akuntansi serta cara
penggunaannya dalam konteks laporan keuangan. Teori ini berfokus pada
analisis makna dan interpretasi istilah-istilah akuntansi untuk memastikan
bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
dengan benar oleh para pemangku kepentingan. Teori Semantik menekankan
pentingnya melakukan analisis terhadap makna dari istilah-istilah akuntansi
yang digunakan dalam laporan keuangan. Hal ini melibatkan pemahaman
tentang definisi formal istilah-istilah tersebut serta konteks penggunaannya
dalam praktik akuntansi. Teori Semantik memperhatikan konsistensi dan
klarifikasi dalam penggunaan istilah-istilah akuntansi. Ini termasuk
memastikan bahwa istilah-istilah tersebut digunakan secara konsisten di
seluruh laporan keuangan dan bahwa definisi mereka jelas dan dapat dipahami
oleh semua pemangku kepentingan.

Teori Semantik bertujuan untuk memastikan komunikasi yang efektif antara


pembuat laporan keuangan dan para pemangku kepentingan. Ini melibatkan
penggunaan istilah-istilah akuntansi yang tepat dan jelas sehingga informasi
yang disajikan dapat dipahami dengan benar dan tidak menimbulkan
kebingungan. Teori Semantik memperhatikan pentingnya pemahaman konteks
dalam interpretasi istilah-istilah akuntansi. Hal ini mencakup
mempertimbangkan aspek-aspek seperti industri, jenis entitas, dan regulasi
yang relevan dalam menafsirkan makna istilah-istilah tersebut. Teori Semantik
menekankan pentingnya menggunakan istilah-istilah akuntansi dengan benar
dalam penyusunan laporan keuangan. Ini termasuk memastikan bahwa
istilah-istilah tersebut merujuk pada konsep yang sesuai dan bahwa
penggunaannya konsisten dengan standar akuntansi yang berlaku. Teori
Semantik juga mempertimbangkan kesadaran terhadap audiens yang akan
membaca laporan keuangan. Penggunaan istilah-istilah akuntansi harus
disesuaikan dengan pemahaman dan kebutuhan pemangku kepentingan yang
berbeda.

● Teori Pragmatik
Teori Pragmatik menekankan pada relevansi dan kegunaan prinsip-prinsip
akuntansi dalam pengambilan keputusan bisnis. Pendekatan ini menekankan
bahwa prinsip-prinsip akuntansi harus dapat memberikan informasi yang
berguna bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam membuat
keputusan yang tepat. Teori Pragmatik menekankan bahwa informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan harus relevan dengan kebutuhan dan
kepentingan para pemangku kepentingan. Informasi yang relevan adalah
informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik
dan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dengan lebih akurat. Teori
Pragmatik juga menekankan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan harus bermanfaat bagi para pemangku kepentingan. Informasi yang
bermanfaat adalah informasi yang dapat membantu para pemangku
kepentingan dalam memahami situasi keuangan perusahaan, mengevaluasi
risiko, dan merencanakan strategi bisnis yang lebih baik.

Teori Pragmatik mempertimbangkan hubungan yang erat antara informasi


akuntansi dan proses pengambilan keputusan bisnis. Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan harus memberikan wawasan yang berguna bagi para
pengambil keputusan dalam mengevaluasi berbagai pilihan yang tersedia.
Teori Pragmatik juga menekankan pentingnya adaptabilitas prinsip-prinsip
akuntansi terhadap perubahan kondisi bisnis. Prinsip-prinsip akuntansi harus
mampu beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan bisnis, teknologi,
regulasi, dan kebutuhan para pemangku kepentingan. Teori Pragmatik
menekankan pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam penyajian
informasi keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
mudah diakses, mudah dipahami, dan harus mencerminkan situasi keuangan
perusahaan dengan jujur dan akurat.

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan sendiri merupakan sistem yang


berhubungan dengan tujuan dan konsep yang melandasi akuntansi yang dapat
menurunkan standar-standar yang konsisten dalam menggambarkan sifat,fungsi, dan
keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporannya. Menurut Yadiati (2007) kerangka
konseptual disusun dengan tujuan : 1) Sebagai kerangka kerja yang akan dijadikan
dasar untuk pembentukan standar aturan akuntansi yang koheren, 2) Sebagai referensi
dasar teori akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah praktik pelaporan
keuangan yang muncul. Kerangka konseptual sendiri dibentuk dan diterbitkan oleh
International Accounting Standards Board (IASB). Secara umumnya, tujuan kerangka
konseptual pelaporan keuangan adalah memberikan solusi terhadap masalah yang
muncul pada penyusunan laporan keuangan secara konsisten.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual pelaporan keuangan itu penting
karena dapat menurunkan standar yang lebih berguna, dapat diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan dan konsisten dari waktu ke waktu. Selain itu dapat
meningkatkan pemahaman dan keyakinan bagi pemakai laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan dan meningkatkan komparabilitas antar laporan keuangan
perusahaan

4. Kaitannya KKPK dengan Akuntansi, Teori Akuntansi dan Jenis Teori


Akuntansi
Keterkaitannya KKPK dengan akuntansi, teori akuntansi, dan jenis teori akuntansi
melalui berbagai cara. KKPK adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada
logika penalaran yang menjelaskan kejadian yang sedang terjadi. Dan berisikan
panduan untuk menyajikan laporan keuangan terdiri dari tujuan akuntansi, elemen dan
kualitas yang harus dimiliki laporan keuangan. KKPK juga membantu dalam
pengembangan teknik-teknik akuntansi dan merupakan dasar pengembangan praktek
akuntansi yang sehat, sehingga dapat menjadi acuan bagi komite penyusun standar
akuntansi keuangan ataupun penyusun laporan keuangan untuk mengatasi bila
terjadinya masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan

Tujuan Makalah
Tujuan makalah pada judul Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan : Pengertian,
Fungsi, dan Perkembangannya di Indonesia adalah untuk menyajikan pengertian yang
komprehensif tentang kerangka konseptual pelaporan keuangan. Ini termasuk pemahaman
tentang konsep dasar, prinsip-prinsip, serta tujuan dari kerangka konseptual tersebut.
Kemudian tujuan selanjutnya adalah untuk menguraikan berbagai fungsi yang diemban oleh
kerangka konseptual pelaporan keuangan. Makalah ini juga bertujuan untuk menganalisis
perkembangan kerangka konseptual pelaporan keuangan di Indonesia. Tujuan tersebut
mencakup tinjauan sejarah, dan evolusi kerangka konseptual di Indonesia
Manfaat Makalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan pemahaman
yang mendalam tentang konsep dasar, prinsip-prinsip, dan tujuan dari kerangka konseptual
pelaporan keuangan. Dengan menganalisis perkembangan kerangka konseptual pelaporan
keuangan di Indonesia, makalah ini memberikan manfaat dalam memberikan pemahaman
tentang konteks lokal. Pembaca akan memperoleh wawasan tentang sejarah, evolusi, serta
adaptasi kerangka konseptual ini dalam konteks regulasi dan praktik akuntansi di Indonesia.
Ini akan membantu pembaca untuk memahami landasan filosofis dan konseptual di balik
praktik pelaporan keuangan.Penyusunan makalah ini diharapkan bagi para pembaca dapat
menjadi sebagai bahan penambah wawasan dan menjadi bahan referensi atau acuan penulisan
bagi penulis selanjutnya
SISTEMATIKA MAKALAH (daftar isi dalam bentuk uraian dalam paragraf)

Makalah ini berisi tentang:


ABSTRAK
Abstrak mencakup rangkuman singkat dari poin poin penting dalam suatu makalah yang
disajikan secara singkat, jelas, dan padat.
I. PENDAHULUAN
Pendahuluan berfungsi sebagai pengantar untuk membawa pembaca masuk ke dalam
topik yang akan dibahas. Dalam makalah ini, Pendahuluan terdiri dari:
1. Latar Belakang
Latar belakang harus mampu memberikan pembaca pemahaman yang
memadai tentang mengapa topik tersebut penting, relevan, dan layak untuk
diselidiki atau dipelajari lebih lanjut. Oleh karena itu, dalam makalah ini
dijelaskan bahwa kerangka konseptual merupakan hal yang penting karena
sebagai standar dalam laporan keuangan. Untuk memudahkan pembaca,
penulis juga menjelaskan secara singkat tentang teori akuntansi dan jenis
jenisnya.
2. Tujuan Makalah
Tujuan makalah adalah hasil yang ingin dicapai atau pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Dalam makalah ini dijelaskan
terkait gambaran yang mendalam tentang kerangka konseptual pelaporan
keuangan, menguraikan fungsi-fungsinya, serta menganalisis
perkembangannya khususnya di Indonesia.
3. Manfaat Makalah
Manfaat makalah merujuk pada keuntungan atau output yang diperoleh dalam
makalah ini. Dengan demikian, manfaat makalah mencakup peningkatan
pengetahuan, pengembangan keterampilan, kontribusi pada pengetahuan,
pengakuan, dan mendorong kolaborasi dalam komunitas ilmiah.
II. PERKEMBANGAN KKPK DI INDONESIA
Perkembangan KKPK di Indonesia merupakan salah satu bahasan utama dalam
makalah ini. Suatu pembahasan harus mampu menjelaskan, menganalisis, dan
menginterpretasikan hasil penelitian atau temuan yang telah disajikan. Dalam
makalah ini, bagian pembahasan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Hubungan Perekayasaan Pelaporan Keuangan dengan KKPK
Penulis menyatakan bahwa hubungan antara perekayasaan pelaporan
keuangan dan (KKPK) penting. KKPK memberi pedoman dasar, sedangkan
perekayasaan pelaporan keuangan mengubah informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan. Dengan bekerja sama, keduanya membantu pembuat
laporan keuangan menghasilkan informasi yang relevan
2. Perbandingan KKPK di Indonesia dengan KKPK di Amerika Serikat, dan
KKPK Internasional (Perbandingan antara lain meliputi nama KKPK,
penyusun KKPK, dan proses penyusunannya).
Penulis melakukan perbandingan antara KKPK di Indonesia, Amerika Serikat,
dan KKPK Internasional melalui beberapa aspek, yaitu nama KKPK,
penyusun KKPK, dan proses penyusunan KKPK.
3. Sejarah Singkat KKPK di Indonesia
Analisis sejarah KKPK ditujukan supaya pembicara paham bagaimana
perkembangan KKPK di Indonesia, mulai tahun 1998-sekarang.
4. Ilustrasi hubungan KKPK dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Penerapannya di Laporan Keuangan sebuah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ilustrasi dalam makalah ini menggunakan studi kasus untuk menggambarkan
atau menunjukkan konsep, data, atau informasi yang dijelaskan dalam
makalah. Contoh ilustrasinya adalah salah satu perusahaan yang terdaftar di
BEI.
III. RANGKUMAN
Rangkuman menyajikan ringkasan singkat dari keseluruhan isi makalah. Segala poin
penting dan hasil dari makalah disajikan ke dalam rangkuman dalam bentuk yang
singkat.

REFERENSI
Referensi adalah daftar yang menunjukkan kumpulan sumber informasi penting dari
teori-teori yang digunakan
II. PERKEMBANGAN KKPK DI INDONESIA
Pada tanggal 4 September 1998. Kerangka ini disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). Dan pada tanggal 27
Agustus 2014 dilakukan penyesuaian KDPPLK diterbitkan dan disahkan. KDPPLK
digantikan oleh KKPK (Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan) pada tanggal 28
September 2016 oleh Dewan Standar (DSAK) IAI yang merupakan adopsi dari the
Conceptual Framework Financial Reporting per 1 Januari 2016. KKPK
menggantikan PSAK No.1 dan memuat prinsip-prinsip dasar akuntansi yang lebih
komprehensif dan selaras dengan IFRS. Tujuan nya untuk membantu penyusunan
laporan keuangan dalam menyajikan informasi keuangan yang relevan,andal dan
komparabel.

KKPK di Indonesia terus mengalami perkembangan dan diperbarui untuk mengikuti


perkembangan standar akuntansi internasional. Saat ini, KKPK di Indonesia mengacu
pada IFRS yang diterbitkan oleh IASB. Dan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) terus
melakukan edukasi dan sosialisasi khususnya kepada para pemangku kepentingan
terkait KKPK dan IFRS. Kemudian dilakukan penyesuaian pada tanggal 26 Juni 2019
Draf Eksposur (DE) Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang telah
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. DE KKPK memiliki tanggal
efektif 1 Januari 2020. KKPK ini menggantikan KKPK yang telah disahkan pada
tanggal 28 September 2016 dan KDPPLK yang telah disahkan pada tanggal 27
Agustus 2014 yang lalu

1. Hubungan Perekayasaan Pelaporan Keuangan dengan KKPK


Perekayasaan pelaporan keuangan menurut pengertiannya yaitu proses perekayasaan
yang mencakup tahap-tahap yang bertujuan untuk menciptakan pelaporan keuangan
yang terstruktur,terintegrasi dan terhubung. Dalam pengungkapanya pada laporan
keuangan mencakup pengumpulan data. Penyusunan pada laporan keuangan
mencakup pengolahan data yang tadi sudah dikumpulkan dan dibuat laporan
keuangan yang terstruktur dan terintegrasi. Dan penyajian pada laporan keuangan
mencakup pengolahan laporan keuangan yang telah dibuat menjadi bentuk laporan
keuangan yang mudah dipahami dan dapat digunakan oleh para pengguna.
Hubungan perekayasaan pelaporan keuangan dengan Kerangka Konseptual Pelaporan
Keuangan (KKPK) adalah yang sangat signifikan. KKPK merupakan kerangka
konseptual yang digunakan untuk membantu orang-orang dalam lebih memahami
dasar dari pelaporan keuangan agar lebih efektif dan akurat. Perekayasaan pelaporan
keuangan, yang juga disebut sebagai perekayasaan akuntansi, merupakan proses yang
digunakan untuk mengubah informasi keuangan menjadi informasi yang dapat
digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomik dan sosial. Perekayasaan pelaporan
keuangan membantu mengubah informasi keuangan menjadi informasi yang dapat
digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomik dan sosial. Hal ini disebabkan
karena informasi keuangan yang tidak terstruktur dan tidak terorganisir dapat menjadi
sumber kekeliruan dan kekurangan dalam pembuatan keputusan. Perekayasaan
pelaporan keuangan membantu mengubah informasi keuangan menjadi informasi
yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan.

KKPK berperan penting dalam perekayasaan pelaporan keuangan. KKPK


memberikan konsep dasar yang digunakan dalam perekayasaan pelaporan keuangan.
Misalnya, tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial dalam
perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep dasar yang digunakan
dalam perekayasaan pelaporan keuangan. Selain itu, KKPK juga memberikan
pedoman dalam hal pengukuran, yang merupakan bagian dari perekayasaan pelaporan
keuangan. Perekayasaan pelaporan keuangan dan KKPK bekerja sama untuk
membantu pembuat pelaporan keuangan dalam mengubah informasi keuangan
menjadi informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomik dan
sosial. KKPK memberikan konsep dasar yang digunakan dalam perekayasaan
pelaporan keuangan, sementara perekayasaan pelaporan keuangan membantu
mengubah informasi keuangan menjadi informasi yang dapat digunakan dalam
pembuatan keputusan.
2. Perbandingan KKPK di Indonesia dengan KKPK di Amerika Serikat, dan
KKPK Internasional (Perbandingan antara lain meliputi nama KKPK,
penyusun KKPK, dan proses penyusunannya)
Adapun beberapa perbandingan antara kerangka konseptual pelaporan keuangan
(KKPK) di Indonesia dengan KKPK di Amerika Serikat dan KKPK Internasional,
yaitu :
1. Nama KKPK : Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) -
Indonesia, Conceptual Famework for Financial Reporting (US)
2. Penyusun KKPK : Untuk KKPK di Indonesia disusun oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). KKPK di
Amerika Serikat disusun oleh Financial Accounting Standards Board (FASB)
berdasarkan Accounting Standards Codification (ASC). Dan untuk KKPK
International disusun oleh International Accounting Standard Board (IASB)
berdasarkan International Financial Reporting Standards (IFRS)
3. Proses Penyusunannya : Untuk proses penyusunan KKPK di Indonesia
dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan perkembangan standar
akuntansi internasional. Proses penyusunan di Amerika Serikat dilakukan juga
secara bertahap akan tetapi mempertimbangkan kebutuhan pasar dan praktik
akuntansi. Dan di Internasional dilakukan juga secara bertahap akan tetapi
mempertimbangkan kebutuhan berbagai negara dan praktik akuntansi terbaik

KKPK di Indonesia KKPK di Amerika KKPK International


Serikat

Nama KKPK Kerangka Konseptual Conceptual Framework ACCA Financial


Pelaporan Keuangan for Financial Reporting Reporting

Penyusun KKPK Disusun oleh IAI Disusun oleh FASB Disusun oleh IASB

Proses Penyusunan Bertahap dengan Bertahap dengan Bertahap dengan


mempertimbangkan mempertimbangkan mempertimbangkan
perkembangan standar kebutuhan pasar dan kebutuhan dan praktik
akuntansi internasional praktik akuntansi akuntansi

3. Sejarah singkat KKPK di Indonesia


Perkembangan kerangka konseptual ini pertama kali dikembangkan oleh International
Accounting Standards Committee (IASC) atau Komite Standar Akuntansi
Internasional. Kerangka konseptual diterbitkan pada tahun 1989 dengan nama
Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements. Kerangka
konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) di Indonesia telah mengalami beberapa kali
perkembangan sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1988, yaitu :
1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)
(1988-2009)
Kerangka ini diadopsi oleh Framework for the Preparation and Presentation of
Financial Statements yang diterbitkan oleh IASC (Sekarang FASB) pada tahun
1989. Kerangka ini memiliki tujuan untuk membantu penyusunan laporan
keuangan dalam menyajikan informasi keuangan yang relevan dan andal. Dan
berlaku untuk semua entitas yang akan melakukan penyusunan laporan
keuangan untuk tujuan umum.
2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (2009-2015)
PSAK menggantikan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan dan memuat prinsip-prinsip dasar akuntansi yang lebih
komprehensif. Memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas dan
keandalan informasi keuangan.
3. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) (2015-sekarang)
KDPPLK digantikan oleh KKPK pada tanggal 28 September 2016 oleh
Dewan Standar (DSAK) IAI yang merupakan adopsi dari the Conceptual
Framework Financial Reporting per 1 Januari 2016. KKPK menggantikan
PSAK No.1 dan memuat prinsip-prinsip dasar akuntansi yang lebih
komprehensif dan selaras dengan IFRS. Tujuan nya untuk membantu
penyusunan laporan keuangan dalam menyajikan informasi keuangan yang
relevan,andal dan komparabel. KKPK di Indonesia terus mengalami
perkembangan dan diperbarui untuk mengikuti perkembangan standar
akuntansi internasional
Proses penyusunan KKPK yang sekarang berlaku di Indonesia
Proses penyusunan KKPK di Indonesia ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan melakukan perumusan terhadap isu
DSAK IAI melakukan identifikasi dan merumuskan isu-isu akuntansi yang
penting dan memerlukan kerangka konseptual untuk melakukan
penyelesaiannya. Isu-isu tersebut dapat berasal dari IFRS, praktik akuntansi di
Indonesia, kebutuhan pengguna atau masukkan dari para pemangku
kepentingan
2. Melakukan riset dan analisis
Riset dan analisis ini dilakukan dengan cara melakukan survei dan wawancara
dengan para pemangku kepentingan dan menganalisis praktik akuntansi di
beberapa negara
3. Melakukan pengembangan kerangka konseptual
Melakukan pengembangan berdasarkan hasil riset dan analisis agar nantinya
kerangka konseptual ini memuat prinsip-prinsip dasar akuntansi yang akan
menjadi pedoman dalam penyusunan standar akuntansi keuangan
4. Eksposure draf kerangka konseptual
Draf kerangka konseptual ini di eksposur kepada publik untuk mendapatkan
masukan dan komentar. Dan dari kedua hal tersebut dilakukan pengkajian dan
analisis oleh DSAK IAI
5. Finalisasi dan pengesahan kerangka konseptual
DSAK IAI melakukan finalisasi kerangka konseptual berdasarkan masukan
dan komentar sebelumnya dari publik dan kemudian disahkan oleh IAI
6. Melakukan sosialisasi dan edukasi
Sosialisasi dan edukasi dilakukan oleh para pemangku kepentingan yang
terkait dengan KKPK yang baru. Proses penyusunan KKPK di Indonesia
dilakukan secara transparan dan partisipatif dengan melibatkan berbagai para
pemangku kepentingan. Tujuannya untuk menghasilkan kerangka konseptual
yang berkualitas dan dapat diterima oleh semua pihak
Pokok-pokok isi KKPK
Adapun pokok isi KKPK menurut Draf Eksposur Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan (2019), yaitu :
1. Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum
Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan
informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat
ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam
membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas
2. Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna
Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna diterapkan untuk
informasi keuangan yang tersedia dalam laporan keuangan dan juga informasi
keuangan yang tersedia dengan cara lainnya. Adapun karakteristik kualitatif
dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik kualitatif fundamental dan peningkat
3. Tujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan tentang
aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban entitas pelapor yang berguna
bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai prospek arus kas masuk neto
masa depan ke entitas pelapor dan dalam menilai penatagunaan oleh
manajemen atas sumber daya ekonomik entitas
4. Unsur-unsur laporan keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan yang didefinisikan dalam KKPK adalah :
(a). aset, liabilitas, dan ekuitas, yang berhubungan dengan posisi keuangan
entitas pelapor, dan
(b). penghasilan dan beban, yang berhubungan dengan kinerja keuangan
entitas pelapor
5. Pengakuan dan penghentian pengakuan
Pengakuan adalah proses pencakupan untuk dicantumkan dalam laporan posisi
keuangan atau laporan kinerja keuangan suatu item yang memenuhi definisi
dari salah satu unsur laporan keuangan. Sedangkan penghentian pengakuan
adalah penghapusan seluruh atau sebagian aset atau liabilitas yang diakui dari
laporan posisi keuangan entitas
6. Pengukuran
Unsur yang diakui dalam laporan keuangan dikuantifikasi dalam satuan
moneter. Dan hal tersebut mensyaratkan pemilihan dasar pengukuran. Dasar
pengukuran adalah fitur yang diidentifikasi.
7. Penyajian dan pengungkapan
Entitas pelapor mengkomunikasikan informasi tentang aset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan dan beban dengan menyajikan dan mengungkapkan informasi
dalam laporan keuangannya
8. Konsep modal dan pemeliharaan modal
Konsep modal keuangan diadopsi oleh sebagian besar entitas dalam
penyusunan laporan keuangan. Konsep modal keuangan seperti uang atau
daya beli yang diinvestasikan, sedangkan konsep modal fisik seperti
kemampuan usaha

4. Ilustrasi hubungan KKPK dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) dan Penerapannya di Laporan Keuangan sebuah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
KKPK sendiri sebagai landasan fundamental dalam penyusunan laporan keuangan
yang andal dan relevan. Di atas KKPK, berdirilah PSAK sebagai pedoman teknis
penyajian informasi keuangan. Jika dimisalkan, KKPK bagaikan fondasi yang kokoh
menopang seluruh struktur bangunan akuntansi dan PSAK diibaratkan sebuah batu
bata yang menyusun bangunan akuntansi. Dan hubungan antar keduanya ini, KKPK
menjadi sumber prinsip dan acuan dalam pengembangan PSAK, PSAK melakukan
implementasi prinsip KKPK ke dalam aturan dan ketentuan yang lebih detail dan
KKPK memberikan fleksibilitas dalam interpretasi. Contoh ilustrasi : PT X,
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, ingin menyajikan informasi keuangan
tentang persediaan dalam laporan keuangannya.
● KKPK: Menyebutkan bahwa persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan
atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah.
● PSAK 14: Persediaan: Memberikan aturan detail tentang metode pengukuran
persediaan, seperti FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang.
● Laporan Keuangan PT Akasha Wira International Tbk (ADES) tahun
2022 menyajikan persediaan dengan metode sebagai berikut :

III. RANGKUMAN
Dengan mengetahui pentingnya KKPK, perkembanganya KKPK , hubungannya
KKPK dengan perekayasaan pelaporan keuangan , proses penyusunan, pokok isi KKPK, dan
ilustrasi hubungan KKPK dengan PSAK, dapat disimpulkan bahwa Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan (KKPK) memiliki peranan yang penting karena dapat menurunkan
standar dalam akuntan menyusun laporan keuangan, agar dapat menghasilkan laporan yang
berguna dan menjadi konsisten dari waktu ke waktu. KKPK dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan agar dapat memberikan penyajian informasi keuangan
yang baik untuk pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai pemahaman konsep dasar dalam
menyusun laporan keuangan agar dapat memastikan laporan keuangan tersebut disusun
secara konsisten dan sesuai dengan prinsip yang benar, dapat membandingkan laporan
keuangan dari periode ke periode dan dengan entitas yang sejenis maupun tidak sejenis,
menghasilkan kualitas laporan keuangan yang tinggi agar dapat menghasilkan informasi yang
relevan dan dapat diandalkan dan pengambilan keputusan yang baik untuk pihak eksternal
perusahaan.
REFERENSI
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI. (2019). Draf Eksposur Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan.
https://www.kja-sandibahari.com/wp-content/uploads/2021/04/DE-Kerangka-Konseptual
-Pelaporan-Keuangan-KKPK.pdf
PMM.School.id. (2023). Teori Akuntansi : Pengertian, sejarah, evolusi dan jenis.
https://ppmschool.ac.id/teori-akuntansi/
Pramudya, Andika. (2023). Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan : Pengertian, Fungsi
dan Tujuan. https://www.jurnal.id/id/blog/kerangka-konseptual-pelaporan-keuangan/
Aryotama, Putra. (2020). Kerangka Konseptual Akuntansi : Definisi, Kebutuhan,
Perkembangan, dan Adopsi di Indonesia.
https://putraaryotama03.medium.com/kerangka-konseptual-akuntansi-definisi-kebutuhan
-perkembangan-dan-adopsi-di-indonesia-56e91880da11
Sujadi dan Heridiansyah, Jefri. (2011). Fungsi Manajemen Dalam Penyajian Laporan
Keuangan.
https://media.neliti.com/media/publications/133129-ID-fungsi-manajemen-dalam-penyaj
ian-laporan.pdf
FASB. https://www.fasb.org/
IFRS. https://www.ifrs.org/

Anda mungkin juga menyukai