DISUSUN OLEH:
Adiel Ceasar Karyanta (F0321003)
Andronikos Benedicto Sambodo (F0321037)
Chika Aurel Nabila Alyasha (F0321066)
I. PENDAHULUAN
Pengelolaan keuangan merupakan aspek vital dalam berbagai ranah kehidupan, baik
itu di tingkat individu, organisasi, maupun negara. Secara umum, pelaporan keuangan
menjadi salah satu instrumen utama dalam memahami dan mengevaluasi kinerja
keuangan suatu entitas. Dalam konteks ini, kerangka konseptual pelaporan keuangan
menjadi landasan yang penting untuk memahami esensi, tujuan, dan prinsip-prinsip
yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka konseptual pelaporan keuangan
menjabarkan konsep-konsep dasar yang menjadi dasar penyusunan, penyajian, dan
interpretasi laporan keuangan. Hal ini menjadi penting karena pelaporan keuangan
yang tepat dan informatif menjadi kunci bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk mengambil keputusan yang tepat. Di Indonesia, upaya untuk
mengembangkan kerangka konseptual pelaporan keuangan telah menjadi fokus utama
dalam menjaga transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas sistem keuangan.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara komprehensif tentang kerangka konseptual
pelaporan keuangan, termasuk pengertian, tujuan, serta perkembangannya di
Indonesia. Penelusuran ini menjadi penting mengingat peran yang semakin krusial
dari pelaporan keuangan dalam konteks globalisasi dan dinamika ekonomi yang terus
berkembang. Melalui pemahaman mendalam tentang kerangka konseptual pelaporan
keuangan, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik bagi para praktisi,
akademisi, regulator, dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan
di Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menggali potensi
peningkatan kualitas pelaporan keuangan yang dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan pembangunan yang inklusif di Indonesia.
Latar Belakang
1. Akuntansi
Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2016) pengertian akuntansi adalah suatu
peristiwa ekonomi yang memberikan kepada pihak berkepentingan setelah
melaksanakan tiga hal kegiatan dasar yang berupa mengidentifikasi, mencatat dan
mengkomunikasi. Organisasi mengidentifikasikan suatu peristiwa ekonomi yang
mencerminkan bisnis kemudian menghasilkan catatan keuangan yang telah direkam
sesuai dengan kegiatan ekonomi tersebut. Kronologis, sistematis dan dapat diukur
dengan satuan mata uang merupakan sifat yang harus diterapkan pada saat
melaksanakan rekaman. Pada tahap akhir, komunikasikan data yang telah terkumpul
dan dapat dibuat dalam bentuk laporan keuangan atau disebut juga sebagai laporan
akuntansi untuk nantinya diberikan kepada pihak yang berkepentingan .
2. Teori Akuntansi
Menurut Scott, William R. dalam buku “Financial Accounting Theory” pengertian
teori akuntansi adalah suatu struktur konseptual yang digunakan untuk
menggambarkan dan menjelaskan fakta-fakta ekonomi yang terjadi dalam praktik
akuntansi Menurut American Accounting Association pengertian teori akuntansi
adalah seperangkat konseptual, hipotesis, dan proposisi pragmatis yang menjelaskan
dan memandu tindakan akuntan dalam mengidentifikasi, mengukur,dan
mengkomunikasikan informasi ekonomi kepada para pengguna laporan keuangan
Menurut Soemarso, S.R dalam buku “Teori Akuntansi: Pemahaman dan
Penerapannya” pengertian teori akuntansi adalah seperangkat konsep,asumsi dan
prinsip yang menjadi landasan dalam proses pengukuran, pelaporan, dan interpretasi
data keuangan Menurut Hendriksen dalam buku “Accounting Theory” pengertian
teori akuntansi adalah himpunan konsep, asumsi, dan prinsip yang menjadi landasan
dalam menyusun prinsip-prinsip akuntansi yang dapat dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan
Pendekatan Teori Positif berusaha untuk tidak memberikan penilaian etis atau
moral terhadap praktik akuntansi yang diamati. Tujuannya adalah untuk
menggambarkan praktik yang ada tanpa mengevaluasi apakah praktik tersebut
"baik" atau "buruk" secara moral. Dengan menggunakan pendekatan ini,
peneliti dapat mengidentifikasi pola dan tren dalam praktik akuntansi. Hal ini
dapat membantu dalam memahami bagaimana praktik tersebut berkembang
dari waktu ke waktu dan bagaimana mereka memengaruhi entitas yang
terlibat. Teori Positif sering kali menjadi dasar bagi pengembangan teori-teori
lain dalam akuntansi. Data dan temuan yang dikumpulkan melalui pendekatan
positif dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun teori-teori baru atau
menguji teori-teori yang sudah ada.
● Teori Normatif
Teori Normatif bertujuan untuk memberikan panduan atau pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan yang dianggap ideal atau optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk mengembangkan standar atau prinsip-prinsip yang
dianggap optimal dalam mencapai tujuan pelaporan keuangan yang informatif,
relevan, dan dapat dipercaya. Teori Normatif berusaha untuk mengidentifikasi
standar ideal dalam penyusunan laporan keuangan. Standar ini sering kali
berdasarkan pada prinsip-prinsip seperti keadilan, keterbukaan, konsistensi,
dan relevansi informasi. Teori Normatif mengaitkan standar yang diusulkan
dengan tujuan pelaporan keuangan. Tujuan tersebut dapat mencakup
menyediakan informasi yang relevan bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk pengambilan keputusan ekonomi, evaluasi kinerja
perusahaan, atau akuntabilitas kepada publik.
● Teori Kontemporer
Teori Kontemporer dalam konteks akuntansi merujuk pada pendekatan yang
menyesuaikan pandangan tentang akuntansi dengan perubahan zaman,
kebutuhan bisnis yang berkembang, dan dinamika ekonomi yang terus
berubah. Teori ini mencoba untuk menjawab tantangan baru yang muncul
dalam praktik akuntansi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi,
globalisasi, perubahan regulasi, dan tuntutan pemangku kepentingan yang
semakin kompleks. Teori Kontemporer mengakui bahwa lingkungan bisnis
terus berubah dengan cepat. Ini termasuk perubahan dalam teknologi
informasi, kebijakan perpajakan, regulasi akuntansi, serta tren dan praktik
bisnis baru. Dalam konteks ini, teori akuntansi juga harus berkembang untuk
tetap relevan dan bermanfaat. Teori Kontemporer menekankan pentingnya
fleksibilitas dan adaptabilitas dalam praktik akuntansi. Standar akuntansi dan
prosedur harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
bisnis dan memungkinkan entitas untuk menghadapi tantangan dan peluang
baru.
● Teori Kritis
Teori Kritis merupakan pendekatan yang mempertanyakan peran politik,
sosial, dan ekonomi dalam pengambilan keputusan akuntansi serta dampaknya
terhadap pihak-pihak yang terlibat. Teori ini menekankan analisis kritis
terhadap struktur kekuasaan dan hubungan sosial yang ada di balik praktik
akuntansi, dengan tujuan untuk mengungkap ketidaksetaraan, ketidakadilan,
dan dominasi yang mungkin terjadi. Teori Kritis menyoroti peran struktur
kekuasaan dalam praktik akuntansi. Hal ini mencakup identifikasi kekuatan
yang dominan dalam menentukan bagaimana informasi keuangan diproduksi,
disajikan, dan digunakan. Pendekatan ini juga mengajukan pertanyaan kritis
terhadap ideologi yang mendasari praktik akuntansi. Teori Kritis menyoroti
bagaimana ideologi tertentu dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi,
pengakuan transaksi, atau penilaian aset.
● Teori Semantik
Teori Semantik dalam konteks akuntansi menekankan pentingnya pemahaman
yang benar terhadap makna dari istilah-istilah akuntansi serta cara
penggunaannya dalam konteks laporan keuangan. Teori ini berfokus pada
analisis makna dan interpretasi istilah-istilah akuntansi untuk memastikan
bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
dengan benar oleh para pemangku kepentingan. Teori Semantik menekankan
pentingnya melakukan analisis terhadap makna dari istilah-istilah akuntansi
yang digunakan dalam laporan keuangan. Hal ini melibatkan pemahaman
tentang definisi formal istilah-istilah tersebut serta konteks penggunaannya
dalam praktik akuntansi. Teori Semantik memperhatikan konsistensi dan
klarifikasi dalam penggunaan istilah-istilah akuntansi. Ini termasuk
memastikan bahwa istilah-istilah tersebut digunakan secara konsisten di
seluruh laporan keuangan dan bahwa definisi mereka jelas dan dapat dipahami
oleh semua pemangku kepentingan.
● Teori Pragmatik
Teori Pragmatik menekankan pada relevansi dan kegunaan prinsip-prinsip
akuntansi dalam pengambilan keputusan bisnis. Pendekatan ini menekankan
bahwa prinsip-prinsip akuntansi harus dapat memberikan informasi yang
berguna bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam membuat
keputusan yang tepat. Teori Pragmatik menekankan bahwa informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan harus relevan dengan kebutuhan dan
kepentingan para pemangku kepentingan. Informasi yang relevan adalah
informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik
dan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dengan lebih akurat. Teori
Pragmatik juga menekankan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan harus bermanfaat bagi para pemangku kepentingan. Informasi yang
bermanfaat adalah informasi yang dapat membantu para pemangku
kepentingan dalam memahami situasi keuangan perusahaan, mengevaluasi
risiko, dan merencanakan strategi bisnis yang lebih baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual pelaporan keuangan itu penting
karena dapat menurunkan standar yang lebih berguna, dapat diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan dan konsisten dari waktu ke waktu. Selain itu dapat
meningkatkan pemahaman dan keyakinan bagi pemakai laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan dan meningkatkan komparabilitas antar laporan keuangan
perusahaan
Tujuan Makalah
Tujuan makalah pada judul Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan : Pengertian,
Fungsi, dan Perkembangannya di Indonesia adalah untuk menyajikan pengertian yang
komprehensif tentang kerangka konseptual pelaporan keuangan. Ini termasuk pemahaman
tentang konsep dasar, prinsip-prinsip, serta tujuan dari kerangka konseptual tersebut.
Kemudian tujuan selanjutnya adalah untuk menguraikan berbagai fungsi yang diemban oleh
kerangka konseptual pelaporan keuangan. Makalah ini juga bertujuan untuk menganalisis
perkembangan kerangka konseptual pelaporan keuangan di Indonesia. Tujuan tersebut
mencakup tinjauan sejarah, dan evolusi kerangka konseptual di Indonesia
Manfaat Makalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan pemahaman
yang mendalam tentang konsep dasar, prinsip-prinsip, dan tujuan dari kerangka konseptual
pelaporan keuangan. Dengan menganalisis perkembangan kerangka konseptual pelaporan
keuangan di Indonesia, makalah ini memberikan manfaat dalam memberikan pemahaman
tentang konteks lokal. Pembaca akan memperoleh wawasan tentang sejarah, evolusi, serta
adaptasi kerangka konseptual ini dalam konteks regulasi dan praktik akuntansi di Indonesia.
Ini akan membantu pembaca untuk memahami landasan filosofis dan konseptual di balik
praktik pelaporan keuangan.Penyusunan makalah ini diharapkan bagi para pembaca dapat
menjadi sebagai bahan penambah wawasan dan menjadi bahan referensi atau acuan penulisan
bagi penulis selanjutnya
SISTEMATIKA MAKALAH (daftar isi dalam bentuk uraian dalam paragraf)
REFERENSI
Referensi adalah daftar yang menunjukkan kumpulan sumber informasi penting dari
teori-teori yang digunakan
II. PERKEMBANGAN KKPK DI INDONESIA
Pada tanggal 4 September 1998. Kerangka ini disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). Dan pada tanggal 27
Agustus 2014 dilakukan penyesuaian KDPPLK diterbitkan dan disahkan. KDPPLK
digantikan oleh KKPK (Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan) pada tanggal 28
September 2016 oleh Dewan Standar (DSAK) IAI yang merupakan adopsi dari the
Conceptual Framework Financial Reporting per 1 Januari 2016. KKPK
menggantikan PSAK No.1 dan memuat prinsip-prinsip dasar akuntansi yang lebih
komprehensif dan selaras dengan IFRS. Tujuan nya untuk membantu penyusunan
laporan keuangan dalam menyajikan informasi keuangan yang relevan,andal dan
komparabel.
Penyusun KKPK Disusun oleh IAI Disusun oleh FASB Disusun oleh IASB
III. RANGKUMAN
Dengan mengetahui pentingnya KKPK, perkembanganya KKPK , hubungannya
KKPK dengan perekayasaan pelaporan keuangan , proses penyusunan, pokok isi KKPK, dan
ilustrasi hubungan KKPK dengan PSAK, dapat disimpulkan bahwa Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan (KKPK) memiliki peranan yang penting karena dapat menurunkan
standar dalam akuntan menyusun laporan keuangan, agar dapat menghasilkan laporan yang
berguna dan menjadi konsisten dari waktu ke waktu. KKPK dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan agar dapat memberikan penyajian informasi keuangan
yang baik untuk pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai pemahaman konsep dasar dalam
menyusun laporan keuangan agar dapat memastikan laporan keuangan tersebut disusun
secara konsisten dan sesuai dengan prinsip yang benar, dapat membandingkan laporan
keuangan dari periode ke periode dan dengan entitas yang sejenis maupun tidak sejenis,
menghasilkan kualitas laporan keuangan yang tinggi agar dapat menghasilkan informasi yang
relevan dan dapat diandalkan dan pengambilan keputusan yang baik untuk pihak eksternal
perusahaan.
REFERENSI
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI. (2019). Draf Eksposur Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan.
https://www.kja-sandibahari.com/wp-content/uploads/2021/04/DE-Kerangka-Konseptual
-Pelaporan-Keuangan-KKPK.pdf
PMM.School.id. (2023). Teori Akuntansi : Pengertian, sejarah, evolusi dan jenis.
https://ppmschool.ac.id/teori-akuntansi/
Pramudya, Andika. (2023). Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan : Pengertian, Fungsi
dan Tujuan. https://www.jurnal.id/id/blog/kerangka-konseptual-pelaporan-keuangan/
Aryotama, Putra. (2020). Kerangka Konseptual Akuntansi : Definisi, Kebutuhan,
Perkembangan, dan Adopsi di Indonesia.
https://putraaryotama03.medium.com/kerangka-konseptual-akuntansi-definisi-kebutuhan
-perkembangan-dan-adopsi-di-indonesia-56e91880da11
Sujadi dan Heridiansyah, Jefri. (2011). Fungsi Manajemen Dalam Penyajian Laporan
Keuangan.
https://media.neliti.com/media/publications/133129-ID-fungsi-manajemen-dalam-penyaj
ian-laporan.pdf
FASB. https://www.fasb.org/
IFRS. https://www.ifrs.org/