Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TEORI AKUNTANSI LANJUTAN

RESUME : “ACCOUNTING POINT OF VIEW”

Diajukan Kepada Dosen Teori Akuntansi Lanjutan


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Program Studi Magister Akuntansi

Disusun Oleh :

ACHMAD INDAH ARIFUDDIN


22062020018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Resume Materi dengan Topic : “Accounting Point of
View”. Sholawat serta salam kepada Rasululloh Muhammad SAW., yang telah
membimbing kita dari Jaman Jahiliyah ke jalan yang terang benderang yaitu Dienul Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Teori Akuntansi Lanjutan di Program
Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembanguan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Penyusun mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari berbagai hal, baik itu
konsep penulisan, susunan kalimat, maupun tata bahasa. Sehingga penyusun
mengharapkan kitik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Sidoarjo, 18 Februari 2023


DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I PENGERTIAN AKUNTANSI 1
1.1 Akuntansi Sebagai Seni 2
1.2 Akuntansi Sebagai Sains 2
1.3 Akuntansi Sebagai Teknologi 2
1.4 Akuntansi Sebagai Suatu Ideologi 2
1.5 Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis 3
1.6 Akuntansi Sebagai Catatan Historis 4
1.7 Akuntansi Sebagai Realita Ekonomi Saat Ini 4
1.8 Akuntansi Sebagai Sebuah Sistem Informasi 4
1.9 Akuntansi Sebagai Komoditi 5
1.10 Akuntansi Sebagai Pertanggungjawaban 5
II ACCOUNTING POINT OF VIEW 6
2.1 Sudut Pandang Akuntansi 6
2.2 Akuntansi Adalah Aktivitas Pelayanan 8
TUGAS RESUME : ACCOUNTING POINT OF VIEW (SUDUT PANDANG
AKUNTANSI)

1. Pengertian Akuntansi
Menurut Grady, Paul 1965:02 dalam Suwardjono 2005:09-10, Akuntansi
didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan
cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang
terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi.
Definisi diatas belum memisahkan pengertian seperangkat pengetahuan
dan fungsi. Pengertian pertama akan menentukan status akuntansi sedangkan
pengertian kedua akan menentukan karakteristik praktik atau proses akuntansi
dalam wilayah tertentu. Oleh karena itu, perlu diajukan definisi akuntansi yang
membedakan kedua aspek tersebut (Suwardjono, 2005:09-10). Sebagai
seperangkat pengetahuan, akuntansi dapat didefinisi sebagai: “Seperangkat
pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi
keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu
dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik”.
Dalam arti sempit, sebagai proses, fungsi atau praktik, akuntansi dapat
didefinisi sebagai “proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran,
pengakuan, penggabungan, pengklasifikasian, peringkasan dan penyajian data
keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian,
transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara
tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang
berkepentingan”.
Menurut ABP Statement No. 4, Smith Skousen (1995:3), Akuntansi ialah
suatu aktivitas jasa, fungsinya ialah menyediakan informasi kuantitatif, terutama
yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-
pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
Menurut American Insitute Of Certified Public Accounting (AICPA) dalam
Harahap (2003) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan
dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-
hasilnya. Peranan akuntansi sangat diperlukan sebagai alat bantu para pengusaha

1
dalam mengambil keputusan ekonomi dan melancarkan tugas manajemen
perusahaan, khususnya bidang perencanaan dan pengawasan. Oleh karena itu,
ilmu akuntansi banyak dipelajari oleh para usahawan dan diajarkan mulai dari
sekolah menengah sampai dengan perguruan tinggi.
Definisi Akuntansi menurut Rudianto ialah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
Menurut Charles T. Horngren Dan Walter T. Harrison (Horngren Harrison,
2007:4) menyatakan bahwa Akuntansi ialah sistem informasi yang mengukur
aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada para pengambil keputusan.

1.1. Akuntansi Sebagai Seni (Art)


Pada awal perkembanganya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan
(art) karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang
pada praktisi. Penyebutan akuntansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk
menunjukan bahwa dalam praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan
nilai (value-judgment) yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih
perlakuan yang terbaik (Suwardjono, 2005:11-12).

1.2. Akuntansi Sebagai Sains


Bila Akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan bertujuan untuk
mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena
akuntansi dengan menerapkan metoda ilmiah (Suwardjono, 2005:39).

1.3. Akuntansi Sebagai Teknologi


Bila Akuntansi dipandang sebagai teknologi, akuntansi merupakan
teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan sosial tertentu (Suwardjono, 2005:39).

1.4. Akuntansi Sebagai Suatu Ideologi


Akuntansi dianggap sebagai suatu alat untuk melegitimasi keadaan dan
struktur sosial, ekonomi, dan politik kapitalis. Bahkan menurut Karl Marx, akuntansi

2
merupakan bentuk kesadaran yang palsu dan merupakan alat untuk memistikkan,
bukan memberikan informasi yang benar tentang hubungan sosial yang
membentuk lembaga produksi. Ideologi kapitalis telah menyebarkan paham
bahwa yang menjadi penggerak produksi adalah pemilik modal, sedangkan
menurut Karl Marx adalah bahwa pekerja lah yang seharusnya dianggap sebagai
penggerak dan pemilik faktor produksi, yang pada akhirnya memiliki hak untuk
menikmati hasil produksi. Akuntansi tidak bebas nilai, dan sering dijadikan sebagai
alat untuk melegitimasi dan mendukung ideologi kapitalis atau penguasa
organisasi.
Organisasi terbentuk dari sekumpulan manusia. Misi dan tujuan organisasi
seharusnya disesuaikan dengan sikap hidup dan filosofi dari manusianya selaku
pembentuk organisasi. Kalau ideologi se-seorang berbeda dengan ideologi yang
telah melahirkan akuntansi konvensional (kapitalis), maka konsep akuntansi yang
dipakai juga seharusnya berbeda. Pada kenyataannya, konsep akuntansi yang
mendominasi praktek saat ini adalah konsep akuntansi yang dilahirkan dari paham
kapitalis (ideologi negara barat) (Hery, 2017).

1.5. Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis


Akuntansi sering dianggap sebagai bahasa bisnis yang fungsinya adalah
untuk mengkomunikasikan informasi mengenai perusahaan kepada pihak pihak
yang berkepentingan (stakeholders). Lewat bahasa akuntansi inilah, pihak pihak
yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan dapat memperoleh gambaran
mengenai kondisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan.
Sama seperti halnya dengan Bahasa, akuntansi juga memiliki simbol-
simbol, istilah, dan kata-kata, yang terkadang hanya dapat dipahami oleh mereka
yang mengetahui atau mengerti tentang akuntansi. Contohnya adalah mengenai
istilah debet, kredit, akun (perkiraan), jurnal penutup, buku besar, neraca, jurnal
pembalik dan Iain-lain. Kalau bahasa memiliki tata bahasa, maka akuntansi juga
memiliki aturan-aturan atau ketentuan yang memungkinkan Stakeholders
memahami pesan yang disampaikan perusahaan. Contohnya adalah ketentuan
atau aturan mengenai persamaan dasar akuntansi, saldo normal, proses
penyesuaian, mekanisme pembuatan jurnal penutup. Pengakuan pendapatan dan
beban, pencatatan dan penilaian persediaan, penghapusan piutang tak tertagih,
pengakuan bunga berjalan, dan Iain-lain (Hery, 2017).

3
1.6. Akuntansi Sebagai Catatan Historis
Kalau kita berbicara mengenai akuntansi, maka sesungguhnya yang
menjadi pusat perhatian dari pelaporan adalah data transaksi keuangan (bisnis)
yang telah lewat. Akuntansi dianggap sebagai wahana untuk memberikan
gambaran tentang sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukannya dengan
lingkungannya pada masa yang telah lewat. Catatan ini akan menunjukkan
bagaimana manajemen mengelola sumber daya perusahaan. Data historis ini
(yang dapat diukur dan dikuantifikasi) akan dicatat dalam jurnal, diposting ke buku
besar, dan kemudian menghasilkan laporan keuangan (Hery, 2017).

1.7. Akuntansi Sebagai Realita Ekonomi Saat Ini


Akuntansi dianggap dapat memberikan gambaran mengenai keadaan atau
realita ekonomi perusahaan pada saat ini. Konsekuensinya adalah bahwa aktiva
dan kewajiban perusahaan harus dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan
nilai pasar wajar saat ini. Bukan biaya historis. Dalam praktek, antara penggunaan
biaya historis dan nilai pasar wajar sebagai atribut pengukuran seringkali masih
menjadi perdebatan.
Ada pihak yang beranggapan bahwa penggunaan biaya historis sebagai
dasar pencatatan dan pelaporan memiliki keunggulan dibandingkan dengan
atribut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan. Secara umum,
pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis karena
memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya (lebih objektif). Sedangkan
pihak lainnya justru beranggapan bahwa informasi yang disajikan berdasarkan
nilai pasar wajar adalah lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan dibanding
dengan biaya historis. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar,
menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban
perusahaan (Hery, 2017).

1.8. Akuntansi Sebagai Sebuah Sistem Informasi


Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses hubungan
antara sumber data keuangan dengan para penerima informasi melalui saluran
komunikasi tertentu yang dinamakan siklus akuntansi. Seluruh data transaksi yang
telah dicatat dalam jurnal akan dipindahbukukan (diposting) ke dalam buku besar

4
sesuai dengan klasifikasi masing-masing akun terkait. Langkah selanjutnya adalah
menyiapkan neraca saldo, menganalisis data penyesuaian, menyiapkan ayat
jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan, ayat
jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan ayat jurnal pembalik. Proses
akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang
diakhiri dengan membuat laporan dinamakan sebagai siklus akuntansi (accounting
cycle). Produk akhir dari siklus akuntansi ini adalah laporan keuangan (Hery,
2017).

1.9. Akuntansi Sebagai Komoditi


Komoditi adalah barang yang dibutuhkan konsumen karena daya gunanya.
Output akuntansi yang berupa laporan keuangan, yang berisi informasi mengenai
posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan, adalah merupakan hasil dari
sebuah sistem akuntansi. Output ini sangat dibutuhkan oleh para penggunanya
terutama dalam proses pengambilan keputusan ekonomi (baik keputusan
investasi, kredit, maupun keputusan serupa lainnya). Komoditi ini akan tetap
diproduksi dan dicari apabila dapat memberikan manfaat kepada para
penggunanya.
Dalam era informasi (globalisasi) ini, profesi akuntan harus mampu
mengatasi resiko atas kemungkinan tidak terpenuhinya kebutuhan users akan
informasi keuangan. Sudah saatnya bagi profesi akuntan untuk memulai
mengambil tindakan-tindakan yang dapat menjamin utilitas laporan keuangan di
masa mendatang (Hery, 2017).

1.10 Akuntansi Sebagai Pertanggungjawaban


Laporan keuangan, sebagai produk akhir dari serangkaian akuntansi,
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak
principal (investor, pemilik dana) untuk melaporkan hasil atau kinerja yang telah
dilakukan sepanjang periode. Dalam hal ini, manajemen bertindak selaku agen
atau pihak yang telah diberi wewenang dan kepercayaan penuh oleh principal
untuk mengelola assets atau bisnis perusahaan. Dengan adanya laporan
pertanggungjawaban ini, maka sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan
oleh principal untuk dikelola manajemen dapat ditelusuri (Hery, 2017).

5
2. Accounting Point of View
2.1. Sudut Pandang Akuntansi
Terminologi akuntansi dapat dirumuskan dari 2 sudut pandang:
a. Sudut pandang pemakai.
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
Adapun manfaat informasi akuntansi antara lain sebagai berikut :
- Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan
keputusan oleh manajemen
- Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur,
pemerintah dan sebagainya.
Bila ditinjau dari sudut pemakai, informasi akuntansi akan sangat berguna
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini terdapat dua
golongan utama para pemakai informasi akuntansi, yaitu pihak internal
organisasi perusahaan dan pihak eksternal organisasi perusahaan.
Manajemen sebagai pihak internal perusahaan lebih memusatkan
perhatian pada relevansi informasi untuk pengendalian manajerial dan
keputusan manajemen. Sedangkan pihak eksternal pada umumnya lebih
menitikberatkan pada pengukuran pendapatan untuk suatu periode khusus
baik bulanan maupun tahunan untuk membuat keputusan ekonomi
terhadap perusahaan tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dalam
laporan keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaan pada akhir
periode.
Pemakai pihak internal terdiri dari :
1. Pemimpin Perusahaan. Pemimpin perusahaan memerlukan informasi
akuntansi sebagai dasar untuk membuat perencanaan, menentukan
kebijakan untuk masa yang akan datang, mengadakan pengawasan
terhadap kegiatan kegiatan perusahaan yang dikelolanya dan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapainya.
2. Direktur dan Manajer Keuangan, untuk menentukan mampu tidaknya
perusahaan dalam melunasi hutangnya secara tepat waktu kepada
kreditur (banker dan supplier), mereka membutuhkan informasi

6
akuntansi mengenai besarnya dana yang tersedia di perusahaan pada
saat menjelang jatuh temponya pinjaman (hutang).
3. Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran. Untuk menentukan
efektif tidaknya distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang
telah dilakukan perusahaan, maka mereka membutuhkan informasi
akutansi mengenai besarnya penjualan (trend penjualan).
4. Manajer dan Supervisor Produksi. Mereka membutuhkan informasi
akuntansi biaya untuk menentukan besarnya Harga Pokok Produksi,
yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual
produk per unit.
Pemakai pihak eksternal terdiri dari : (IAI 1994:3)
a. Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah
membeli, manahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Informasi akuntansi
diperlukan baik oleh calon investor atau investor. Calon investor perlu
melakukan analisis risiko dan hasil pengembalian yang diharapkan
dapat diterima dari rencana penanaman modal yang akan dilakukan.
Setelah menjadi investor mereka memonitoring kinerja perusahaan.
Investor melakukan kegiatan baik perencanaan dan monitoring
investasinya melalui analisis laporan keuangan perusahaan.
b. Karyawan
Karyawan berkepentingan untuk mengetahui profitabilitas dan stabilitas
perusahaan dimana mereka bekerja karena kelangsungan hidupnya
sangat tergantung kondisi perusahaan tersebut termasuk pula jaminan
hidup setelah mereka pensiun. Akuntansi dapat memberikan informasi
yang diperlukan oleh karyawan tersebut.
c. Kreditor
Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Kreditor membutuhkan informasi untuk menilai
kemampuan debitur atau calon debitur untuk memenuhi kewajiban
pembayaran pokok pinjaman dan bunganya. Kemampuan untuk

7
mengembalikan pinjaman ini sangat tergantung pada besarnya
keuntungan (laba) dan arus kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi
perusahaan debitur. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan
debitur, kreditor dapat mengetahui kondisi di atas.
d. Pelanggan
Pelanggan mempunyai kepentingan dengan kelangsungan hidup
perusahaan terutama mereka yang sangat membutuhkan produk
produk perusahaan dalam jangka panjang dan sulit untuk digantikan
oleh produk perusahaan lainnya.
e. Pemerintah
Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar penyusunan statistik.
Salah satu sumber pendapatan pemerintah adalah dari sektor pajak.
Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak. Pemerintah
berkepentingan untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan
untuk menetapkan jenis pajak dan besarnya kewajiban pajak yang
harus ditanggung dan dibayar oleh perusahaan tersebut.
f. Masyarakat
Laporan keuangan dapat menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya. Informasi ini berguna untuk menilai kontribusi
perusahaan terhadap ekonomi nasional misalnya jumlah orang yang
dipekerjakan, jumlah modal yang ditanamkan dalam perusahaan.
b. Sudut pandang proses kegiatannya.
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi.

2.2. Akuntansi Adalah Aktivitas Pelayanan


Menurut Accountant Public Board (1970), Akuntansi adalah aktivitas
pelayanan yang merupakan deskripsi yang panjang diakui dan diterima oleh
akuntan. Dengan demikian muncul pertanyaan: siapa yang dilayani, jasa apa yang
disajikan, dan untuk kepentingan apa. Terdapat beberapa sudut pandang teori
yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

8
2.2.1. Teori Kepemilikan
a. Menurut Littleton (1933), kepemilikan adalah "substansi" dari sistem
pencatatan berpasangan. Dari sudut pandang ini, prosedur pencatatan
akuntansi berpusat pada kepentingan pemilik. Teori ini disebut pula Teori
Ekuitas. Pemilik dan owner merupakan pusat perhatian. Semua konsep
akuntansi, prosedur, dan aturan yang dirumuskan sesuai dengan
kepentingan dan pemikiran dari pemilik. Pencatatan dicatat dari sudut
pandang pemilik. Hal ini berlaku bahkan untuk perusahaan, yang
dipandang sebagai instrumen dimana para pemegang saham, pemilik,
berusaha untuk mencapai tujuan mereka, yaitu untuk meningkatkan
kekayaan mereka.
Berdasar teori kepemilikan, maka persamaan akuntansi :
A-L=P
Dimana P merupakan kekayaan bersih yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan (pemilik modal).
b. Menurut Srague (1972), neraca perusahaan perseorangan adalah
penjumlahan di beberapa waktu tertentu dari semua elemen yang
merupakan kekayaan seseorang atau kumpulan orang-orang. Aset adalah
milik pemilik, sedangkan kewajiban adalah tanggung jawab pemilik. Jadi
dari sudut pandang kepemilikan, yang dinyatakan dalam persamaan
akuntansi, tujuan akuntansi adalah menentukan jumlah kekayaan bersih
pemilik pada saat tertentu di dalam perusahaan.
Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa tujuan akuntansi adalah untuk
menentukan nilai bersih dari pemilik dalam bisnisnya. Karena hal ini,
beberapa akuntan percaya bahwa nilai saat ini lebih relevan daripada biaya
historis. Teori ekonomi perusahaan mengambil sebuah pandangan
eksklusif, dengan penekanan pada peran pengusaha-pemilik. Konsep laba
dipandang sebagai imbalan “kewirausahaan”. Ekonom dikenal untuk
mendukung penggunaan nilai saat ini dalam akuntansi. Meskipun teori
berpemilik yang dapat dan tidak mencakup biaya historis, nilai saat ini
tampaknya lebih rasional.
Pendapatan (Income) Teori Kepemilikan

9
Pendapatan diperoleh, dan beban pun ditimbulkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Pendapatan meningkatkan kekayaan, sedangkan
beban menurunkan kekayaan
c. Menurut Vatter (1996), teori pencatatan berpasangan didasarkan pada
gagasan bahwa perkiraan biaya dan pendapatan memiliki karakteristik
aljabar yang sama sebagai "kekayaan bersih," yaitu, rekening perkiraan
cenderung untuk meningkatkan kekayaan bersih yang meningkat dengan
kredit. Income sebagai selisih bersih antara pendapatan dan bebannya
akan menaikkan kekayaan bersih atau menurunkan kekayaan
bersih. Akibat dari pusat perhatian akuntansi dari sudut pandang teori
kepemilikan adalah pada kenaikan kekayaan bersih. Sehingga neraca
menjadi laporan utama karena dari laporan neraca tampak nilai kekayaan
bersih dan perubahannya dalam periode tertentu.
Menurut hasil dari pandangan eksklusif bahwa tuduhan pajak ganda terjadi
ketika perusahaan harus membayar pajak penghasilan dan pemegang
saham juga harus membayar pajak penghasilan atas dividen. Pendapatan
dari perusahaan yang menjadi milik dari pemilik harus membayar pajak
penghasilan ketika pendapatan diperoleh dan ketika pendapatan dalam
bentuk dividen. Teori kepemilikan melihat korporasi hanya sebagai alat
pemilik, bukan entitas yang terpisah dari pemegang saham.

Pengaruh di Dalam Praktek


Akibat sudut pandang teori kepemilikan, maka pengaruhnya di dalam
praktik, yaitu:
1. Dividen diperlakukan sebagai pembagian income.
2. Bunga pinjaman diperlakukan sebagai beban perusahaan.
3. Pajak penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan dan juga
beban pemilik.
4. Gaji yang dibayarkan kepada pemilik (bila pemilik menjadi manajer
perusahaan) bukan beban perusahaan.
5. Pencatatan akuntansi sangat memperhatikan kenaikan harga barang.
6. Kenaikan harga barang dicatat dan selisih harga kini dengan harga historis
diakui sebagai income.

10
Keterbatasan
Pandangan eksklusif (pandangan kepemilikan) akuntansi dikembangkan
pada saat dimana perusahaan bisnis masih kecil dan terutama masih
berbentuk kepemilikan dan kemitraan, tetapi dengan munculnya korporasi teori
terbukti tidak memadai sebagai dasar untuk menjelaskan akuntansi
perusahaan. Secara hukum, korporasi adalah entitas yang terpisah dari pemilik
dan memiliki hak sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan kepemilikan aset dan
mengasumsikan kewajiban bisnis, tetapi juga fitur perseroan terbatas
membuatnya masuk akal untuk mengatakan bahwa pemegang saham
bertanggung jawab atas kewajiban perusahaan. Jika pemegang saham
sebuah perusahaan besar ingin menggunakan hak kepemilikan dengan
menarik aset dari perusahaan, ia akan bertabrakan dengan hukum. Penarikan
uang tunai (dividen) benar-benar distribusi dengan prosedur hukum formal.
Akuntabilitas kepada pemilik adalah fungsi yang signifikan untuk
perusahaan besar karena kesenjangan antara manajemen dan pemegang
saham. Untuk perusahaan kecil, pemilik sadar akan status keuangan dari
bisnis sehingga gagasan pertanggungjawaban atau pelayanan tidak begitu
bermakna. Sebaliknya, kontak pemegang saham dengan urusan perusahaan
besar berada pada tingkat paling minim, dan karena itu mereka bergantung
pada informasi yang dilaporkan kepada mereka oleh manajemen.

2.2.2. Teori Entitas


Teori entitas muncul sebagai respons terhadap teori kepemilikan. Teori ini
dimulai dengan fakta bahwa korporasi adalah entitas yang terpisah dengan
identitas pribadi pemilik.
Teori ini dimulai dengan fakta bahwa korporasi adalah entitas yang terpisah
dengan identitas sendiri. Teori ini melampaui “konvensi entitas” mengenai
pemisahan bisnis dan urusan pribadi. Jika sebuah vendor es krim menyimpan
catatan akuntansi yang terpisah untuk bisnis, ini tidak berarti bahwa ia mengambil
pandangan entitas teoritis. Bahkan dalam konsep kepemilikan pemisahan
bisnisnya dari urusan pribadi
Meskipun teori entitas ini terutama cocok untuk akuntansi perusahaan,
pendukungnya percaya bahwa itu dapat diterapkan untuk perusahaan
perseorangan, kemitraan, dan bahkan organisasi nirlaba. Pertanyaan adalah

11
apakah rekening dan transaksi harus diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut
pandang entitas sebagai unit operasi, atau apakah prinsip akuntansi dan prosedur
harus diformulasikan dalam bentuk satu kepentingan tunggal, seperti kepemilikan.
Organisasi akuntan ini terutama menaruh perhatian pada teori entitas. Untuk
setiap perusahaan bisnis, Paton mengatakan, “Ini adalah ‘bisnis’ yang pembukuan
atas peristiwa keuangan serta akuntannya mencoba untuk merekam dan
menganalisa; buku-buku dan rekening merupakan catatan dari “bisnis”; laporan
periodik operasi dan kondisi keuangan adalah laporan dari “bisnis”.”.
Memang benar bahwa entitas yang dimaksud bukanlah seseorang dan
tidak dapat bertindak atas kemauan sendiri. Ini adalah sebuah institusi, tapi tetap
itu adalah “hal yang sangat nyata,” pendapat Paton. Ia memiliki keberadaan nyata
dan terukur, bahkan kepribadian sendiri. Untuk sebuah perusahaan, setelah
saham biasa dikeluarkan, kehidupan perusahaan tidak tergantung pada
kehidupan pemegang saham. Secara umum, dari perspektif akuntansi, suatu
entitas dapat didefinisikan sebagai area kepentingan ekonomi yang memiliki
keberadaan yang terpisah sendiri.
Perusahaan yang semakin besar menyebabkan pemilik tidak mampu lagi
melaksanakan fungsi-fungsi perusahaan secara langsung. Teori entitas
selanjutnya berasumsi bahwa fungsi manajer terpisah dengan pemilik. Akuntansi
berfungsi memberikan informasi perusahaan kepada pemilik. Sehingga akuntan
menaruh perhatian untuk mengatur bagaimana akun-akun laporan keuangan
diakui, diukur, dilaporkan, dan dijelaskan. Pengakuan, pengukuran, pelaporan,
dan penjelasan harus berdasarkan suatu prinsip akuntansi berterima umum
(PABU). Sehingga laporan keuangan yang disusun dan dilaporkan memenuhi
prinsip yang dapat diterima semua pihak. Menurut Paton, semenjak saham
perusahaan mulai dilepas, maka jalannya operasi perusahaan sudah ada di
tangan manajer. Jadi dari sudut pandang akuntansi, sebuah perusahaan adalah
unit yang dipergunakan oleh manajer untuk kepentingan ekonomi yang terpisah
dari pemiliknya.

Dua Pandangan Mengenai Entitas


Dengan terpisahnya manajer dengan pemilik, ada dua versi pandangan
mengenai perusahaan, tetapi masing-masing mengarah pada kesimpulan yang
sama, bahwa kepengurusan atau akuntabilitas adalah signifikansi utama, yaitu:

12
a. Versi Tradisional bahwa perusahaan sebagai unit bisnis yang
mengoperasikan dana dari pemilik yang dipercayakan kepada manajer
untuk meningkatkan kekayaan pemilik. Dengan demikian, entitas
akuntansi harus memberikan kepada pemegang saham untuk melaporkan
kepada mereka status dan konsekuensi dari investasi mereka.
b. Versi Terbaru bahwa perusahaan sebagai suatu unit bisnis untuk dirinya
sendiri dan tertarik dalam kelangsungan hidup sendiri. Karena prihatin
tentang kehidupan bisnis itu sendiri, entitas bisnis memberikan akuntansi
untuk pemegang saham dalam rangka memenuhi persyaratan hukum dan
untuk menjaga hubungan baik dengan mereka dalam kasus dana yang
lebih mungkin diperlukan di masa depan.
Dua versi pandangan mengenai perusahaan tersebut tetap memandang
bahwa perusahaan adalah unit bisnis yang terpisah dengan pemiliknya.
Meskipun kedua versi fokus pada entitas sebagai unit independen, pandangan
tradisional terlihat pada pemegang ekuitas sebagai “rekan” dalam bisnis,
sedangkan pandangan baru melihat mereka sebagai orang luar. Isi informasi
laporan keuangan untuk pengambilan keputusan yang telah ditekankan dalam
beberapa tahun terakhir dapat dengan mudah berasimilasi ke dalam kedua
intrepetasi dari teori entitas.

Neraca Teori Entitas


Berdasarkan sudut pandang entitas, akuntansi memandang perusahaan
sebagai pusat perhatian dan pemilik serta kreditur sebagai pihak luar sebagai
penyandang dana.
Persamaan akuntansi menjadi :
Aset = Ekuitas
Ekuitas adalah hak penyandang dana perusahaan.
Paton percaya bahwa persamaan sebelumnya adalah ekspresi yang paling
logis dari kondisi keuangan perusahaan. Ekuitas merupakan hak atau klaim atas
aset entitas. Kreditor memiliki klaim khusus dan pemegang saham memiliki klaim
sisa pada aset dalam hal pembubaran, tetapi dari sudut pandang entitas keduanya
merupakan penyedia dana. Pemegang saham tidak mengklaim aset tertentu,
bahkan untuk pendapatan perusahaan. Mereka memiliki hak untuk total aset dan

13
untuk dividen saat diumumkan oleh dewan direksi, tetapi ini adalah hak yang
diterima oleh kesepakatan kontrak, bukan karena kepemilikan.
Neraca menunjukkan aset entitas, dimana Paton mengacu pada
pernyataan langsung dari nilai entitas dan ekuitas, yang dia sebut ekspresi
langsung dari nilai total yang sama. Aset milik perusahaan dan kewajiban
kewajiban perusahaan, bukan pemilik. Telah berpendapat bahwa karena jumlah
yang diinvestasikan oleh pemegang saham harus dipertanggungjawabkan, tujuan
ini secara logis mengarah pada penggunaan biaya historis untuk aset non moneter
karena total dana yang disediakan oleh sisi kanan pemegang saham, perusahaan
menginvestasikan dana dalam dan untuk tidak selalu berarti melacak jumlah awal
investasi mereka. aset Pendukung nilai saat ini menunjukkan bahwa teori entitas
sebagai sumes bahwa investor tidak cukup dekat dengan bisnis THW untuk
membuat penyesuaian mereka sendiri Oleh karena itu nilai-nilai akuntabilitas
harus menyiratkan bahwa penyesuaian ini, yaitu perubahan dalam nilai-nilai
dilaporkan. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa entitas perlu mengetahui nilai-nilai
aset dalam rangka untuk membuat keputusan yang benar.

Pendapatan (Income) Teori Entitas


Dalam teori entitas, penentuan income menjadi pusat perhatian, sehingga
laporan laba rugi menjadi laporan yang paling penting. Dua alasan penekanan
pada income, yaitu:
a. pemegang saham memandang income sebagai tolak ukur keberhasilan
investasi.
b. keberhasilan perusahaan memperoleh income mengidentifikasikan bahwa
perusahaan dapat bertahan hidup.
Pendapatan yang dihasilkan oleh suatu entitas tersebut. Sebenarnya,
pendapatan di bawah teori entitas harus didefenisikan sebagai perubahan dalam
aktiva bersih perusahaan daripada perubahan modal. Penekanannya adalah pada
pendapatan dan pengeluaran dan pemasukan hanya perbedaan. Pendapatan
didefinisikan sebagai arus masuk aset karena transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan berkaitan dengan produk. Beban di bawah teori eksklusif harus
dilakukan dengan pengeluaran yang akhirnya dibuat oleh pemilik yang
mengurangi kekayaan bersihnya. Berdasarkan teori entitas, pengeluaran
berkaitan dengan biaya aset dan layanan lain yang digunakan oleh perusahaan

14
untuk menciptakan pendapatan untuk periode tersebut. Konsep kepemilikan
berkonsentrasi pada sisi kanan neraca, yaitu, P dari persamaan akuntansi tetapi
konsep entitas berfokus pada sisi kiri neraca aset. Alasannya adalah bahwa aset
dipandang sebagai “nyata” hal perusahaan telah bekerja dengan, sedangkan
ekuitas yang lebih abstrak, yang berkaitan dengan klaim atas aset yang “tidak
langsung” rupa Paton meletakkannya untuk melihat nilai aset.
Aset dan beban pada dasarnya sama di alam mereka menyediakan
layanan. Ini hanyalah sebuah pertanyaan apakah layanan yang digunakan atas
atau tetap untuk penggunaan masa depan. Masa depan dasar pendapatan adalah
bahwa hal itu menciptakan lebih banyak aset. Menurut Paton dan Littleton “teori
Akuntansi karenanya harus menjelaskan konsep-konsep pendapatan dan biaya
dalam hal perubahan aset perusahaan bukan sebagai peningkatan atau
penurunan ekuitas pemilik atau pemegang saham” pendapatan membawa aset
yang lebih dimana pada akhirnya mengurangi biaya aset (layanan).
Pendapatan timbul bagi perusahaan. Jika itu jadi mengapa itu ditutup ke
laba ditahan seolah itu milik pemegang saham? Paton dan Littleton berpendapat
bahwa pemegang saham memiliki klaim sisa kontrak pada total aset dan itu untuk
alasan ini bahwa pendapatan ditempatkan dalam laba ditahan. Para pemegang
saham mendapatkan sisa sisa setelah kreditur telah dibayar dalam hal terjadi
likuidasi perusahaan. Penjelasan ini berkembang dari versi konvensional dari teori
entitas. Interpretasi baru melihat akun laba ditahan sebagai modal perusahaan
atau investasi sendiri.
Jika pendekatan konvensional untuk teori entitas diikuti untuk kelogisan
maka beban bunga harus dianggap sebagai distribusi pendapatan bukan beban.
Pembayaran kepada kreditur untuk menggunakan uang mereka, sama seperti
dividen untuk pemegang saham. Karena kreditur dan pemegang saham berada
dalam posisi yang sama dalam teori entitas, penyedia dana, beban bunga dan
dividen harus dalam kategori yang sama. Beberapa juga berpendapat bahwa
pajak pendapatan distribusi pendapatan. Teori kepemilikan mempertahankan
bahwa pajak penghasilan dibayar untuk layanan pemerintahan tertentu, seperti
perlindungan terhadap kekuatan asing, pengaturan tingkat persaingan, mencegah
praktek-praktek tidak adil dan sebagainya dan oleh karena itu pengeluaran bisnis.
Tapi Paton berpendapat bahwa pajak tidak mewakili biaya untuk item atau
layanan tertentu tetapi dipaksa. Selain itu, pembayaran tidak dalam proporsi

15
langsung untuk setiap manfaat yang diterima dari pemerintah. Kontribusi
pemerintah untuk keberhasilan perusahaan adalah faktor “sepenuhnya di luar
hukum pasar” namun menurut definisi, pajak penghasilan merupakan bagian dari
penghasilan dan oleh karena itu pemerintah memperoleh ekuitas berlaku di
perusahaan tanpa memberikan modal. Paton percaya bahwa pajak penghasilan
harus diperlakukan sebagai distribusi kehilangan pendapatan tapi tidak beban.
Menurut versi baru dari teori entitas perusahaan berada dalam bisnis untuk
dirinya sendiri dan pembayaran atas penggunaan uang biaya karena baik kreditur
dan pemegang saham dianggap pihak eksternal. Oleh karena itu biaya bunga dan
dividen serta pajak penghasilan adalah biaya bisnis. Mereka telah mengurangi
jumlah ekuitas entitas dalam dirinya sendiri.
Tidak ada pajak ganda di bawah teori entitas karena perusahaan adalah
entitas yang terpisah dari pemegang saham: Oleh karena itu setiap entitas harus
dibenarkan membayar pajak penghasilan atas penghasilan sendiri. Penafsiran
baru dari teori entitas berpendapat bahwa dividen saham juga harus dikenakan
pajak kepada penerima karena dividen saham berasal dari saldo laba yang
termasuk ke dalam entitas, bukan pemegang saham. Para pemegang saham
menerima sesuatu dari entitas yang mereka tidak miliki sebelumnya.

Pengaruh di Dalam Praktik


Baik teori kepemilikan maupun teori entitas dipraktikan secara tidak
konsisten. Secara garis besar dijumpai praktik-praktik sebagai berikut: dividen
diperlakukan sebagai pembagian laba, bunga pinjaman diperlakukan sebagai
beban perusahaan, pajak penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan,
nilai uang dianggap tetap, sehingga teori entitas berbasis pada akuntansi
konvensional, gaji yang dibayarkan kepada pemilik (bila juga menjadi manajer
perusahaan) diperlakukan sebagai beban perusahaan.

2.2.3. Teori Dana


William Vatter telah mengusulkan pandangan teoritis yang berfokus pada
sebuah “dana” pribadi daripada kepribadian. Teori eksklusif mengambil sudut
pandang pemilik, dan teori entitas mengambil sudut pandang entitas seolah-olah
itu gudang orang. Vatter percaya bahwa pandangan pribadi mengarah ke

16
interpretasi yang spesifik dan metode penilaian yang baik. Sudut pandang orang
tidak memberikan kontribusi terhadap objektivitas dari informasi akuntansi.
Dana adalah unit operasi, pusat jika minat, dengan tujuan tertentu atau
serangkaian kegiatan, yang terdiri dari aset dan ekuitas. Sebuah Dana tidak
dibebani oleh pemikiran personalistik. Hal ini bebas dari sikap tentang valuasi atau
dari dan isi suatu laporan keuangan yang menjadi sebuah teori yang didasarkan
pada personalisasi.
Persamaan akuntansi untuk dana adalah:
Aset = pembatasan dalam aset
Setiap dana ditujukan untuk memenuhi beberapa tujuan, dan layanan yang
terkandung dalam aset adalah sarana utama untuk mencapai tujuan itu. Bahkan
pemegang hipotek tidak memiliki klaim atas aset tertentu, tetapi hanya diberikan
prioritas pembayaran dari hasil saat aktiva yang di jual.. Ekuitas sisa, atau ekuitas
pemilik, mewakili pembatasan akhir tentang aset dan eastablishes kesetaraan aset
dan ekuitas. Pembatasan Istilah di peti aset istilah umum untuk semua organisasi.
Berdasarkan teori dana, neraca dianggap sebagai “persediaan
pernyataan” aset, dan batasan-batasan yang berlaku untuk aset. Susunan
informasi dan metode penilaian akan bervariasi, tergantung pada tujuan yang
neraca digunakan. Sebagai contoh, sebuah neraca untuk tujuan kredit akan
berbeda satu disampaikan kepada pemegang saham.
Pendapatan merupakan peningkatan aset menjadi dana yang benar-benar
pembatasan ekuitas bebas selain pembatasan akhir dikenakan oleh ekuitas sisa.
Transaksi lain dapat meningkatkan total aset, tetapi selalu ada pembatasan
bersamaan dibuat. Misalnya, penjualan obligasi menghasilkan aset baru karena
pembayaran masa depan pokok dan bunga.
Penerimaan hadiah atau warisan yang tak terbatas pendapatan, tetapi jika
dibatasi untuk digunakan sebagai investasi di mana kepala sekolah harus
dipertahankan tanpa batas waktu, maka itu bukan pendapatan. Bunga atau
dividen, bagaimanapun, pada investasi tidak dibatasi dan karena itu pendapatan
untuk dana tersebut. Beban mewakili rilis layanan untuk tujuan ditunjuk ditentukan
dalam tujuan dana tersebut. Definisi ini mencakup bangsa ‘biaya menghasilkan
pendapatan’ tetapi dimaksudkan untuk menjadi lebih luas dan berlaku untuk
organisasi nirlaba juga.

17
Vatter tidak memiliki keyakinan banyak dalam konsep pendapatan. Ia
melihat banyak masalah dalam penentuan dan percaya bahwa akuntan telah
terlalu menekankan hal itu. Penghasilan tidak dapat memenuhi semua tuntutan
penting meletakkan di atasnya, dan angka pendapatan untuk tujuan umum
terbatas dalam kegunaannya. Alih-alih laporan laba rugi yang berakhir dengan
angka bottom line, vatter propases sebuah statmen mana informasi dilaporkan
dalam cara bahwa pengguna, jika mereka ingin, dapat menghitung angka
pendapatan yang berarti bagi tujuan mereka sendiri. tetapi shold fokus berada
pada aliran dana daripada pendapatan.
Teori dana memberikan kerangka acuan untuk organisasi pemerintah dan
nirlaba. Vatter dimaksudkan akuntansi dana dapat diterapkan untuk bisnis juga,
tetapi memiliki dana terbatas hanya diterima di sektor ini.

2.2.4. Teori Commander


Goldbert berpendapat bahwa baik kepemilikan dan teori entitas didasarkan
kepemilikan, yang merupakan konsep yang sulit untuk mendefinisikan dan
menganalisis. Alih-alih kepemilikan, ia percaya harus fokus pada kontrol ekonomi
yang efektif dari sumber daya. Kita cenderung untuk personalisasi entitas, tetapi
kita tidak boleh lupa bahwa manusia benar-benar melakukan kegiatan atas nama
entitas. Lebih tepatnya, orang melakukan kegiatan atas nama orang lain, dan
keputusan yang dibuat oleh individu tertentu atau kelompok individu.
Kita harus mengarahkan perhatian kita pada fungsi kontrol dan ini hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang. Dalam sebuah perusahaan besar, pemegang
saham adalah bagian pemilik perusahaan, tapi dia tidak menguasai sumber daya
perusahaan. Dia telah perintah, bagaimanapun, atas sumber daya sendiri dan
karena itu adalah komandan juga. Komando atas sumber daya perusahaan adalah
di tangan hirarki komandan. Setiap manajer memiliki kontrol lebih atau kurang
terbatas atas beberapa sumber daya, dengan satu atau beberapa dari mereka
memiliki perintah umum atas semua sumber daya.
Sebagai goldberd melihatnya, fungsi akuntansi yang dilakukan untuk dan
atas nama komandan. Laporan keuangan laporan oleh komandan untuk
komandan. Catatan akuntansi disimpan, laporan keuangan disusun, dan laporan
dianalisa oleh orang-orang atas nama rakyat untuk kepentingan rakyat. Prosedur

18
akuntansi dilakukan dari sudut pandang komandan atas perusahaan. Daripada itu
dari pemilik atau badan atau dana.
Jika neraca disusun oleh dan atas nama pimpinan perusahaan, maka
pernyataan yang menunjukkan sumber dari mana pimpinan telah menerima
sumber daya, dan aplikasi sumber daya tersebut. Neraca dipandang sebagai
pernyataan dari pelayanan bukan kepemilikan; itu adalah pernyataan
akuntabilitas. Ini adalah laporan yang menunjukkan sumber daya yang
dipercayakan kepada pimpinan bahwa ia telah mengontrol, tetapi ia tidak sendiri.
Sumber daya yang ditangani oleh orang-orang, yaitu kepala eksekutif dan tim nya,
mereka disediakan oleh orang-orang, yaitu kreditur dan pemegang saham.
Laporan laba rugi adalah penjelasan dari hasil kegiatan-kegiatan dalam periode
tertentu .
Teori Commander tidak memiliki efek langsung pada praktek akuntansi.
Namun, karena implikasi dari teori-teori baik kepemilikan dan entitas hidup
berdampingan dalam praktek saat ini, yang pada pandangan pertama tampaknya
bertentangan, bangsa kontrol ekonomi, yang ditekankan oleh teori komandan, bisa
menjadi dasar untuk mensintesis dan rasionalisasi penggunaan simultan prosedur
terkait dengan teori proprietary dan entitas.

2.2.5. Teori Investor


Berdasarkan tujuan akuntansi memberikan informasi kepada pemasok
modal, Staubus berpendapat bahwa fungsi akuntansi dan laporan keuangan harus
mengambil sudut pandang investor. Investor pemegang saham dan kreditur.
Persamaan akuntansi dalam teori ini adalah:
Aset = ekuitas + ekuitas khusus Residual
Ekuitas khusus adalah kewajiban dan saham preferen. Dalam kebanyakan
kasus, untuk perusahaan, ekuitas sisa setara dengan ekuitas saham biasa. Hanya
dalam hal ekuitas saham biasa adalah saham preferen dihapus kan. Ekuitas
menjadi ekuitas sisa. Persamaan akuntansi ini mengungkapkan ketergantungan
ekuitas sisa pada nilai-nilai aset dan ekuitas tertentu.
Investor informasi apa untuk memprediksi penerimaan kas masa depan
sebagai akibat dari hubungan dengan perusahaan tertentu. Staubus menyatakan
bahwa penerimaan kas masa depan investor bergantung pada:

19
a. kapasitas moneter perusahaan mengucurkan uang tunai. (kesediaan
manajemen untuk membayar investor), dan
b. prioritas hukum klaim investor. Informasi pada faktor ketiga dapat diperoleh
oleh investor di luar laporan keuangan.
Informasi tentang faktor kedua dapat diturunkan secara tidak langsung
dengan pengetahuan tentang kebutuhan kas perusahaan untuk penggantian atau
perluasan, pensiun utang, dan sebagainya. Laporan keuangan dapat membantu
investor memastikan kesediaan perusahaan untuk mencairkan uang tunai untuk
mereka. Faktor pertama berhubungan dengan kepemilikan perusahaan uang tunai
pada saat investor mengharapkan harus dibayar. Laporan keuangan dapat
memberikan dasar memprediksi jumlah kas masa depan.
Teori investor menekankan kebutuhan pengguna eksternal, khususnya,
pemegang saham. Meskipun teori kepemilikan juga termasuk pemegang saham,
mereka dipandang sebagai pemilik yang memiliki kekuatan lebih dari yang benar
untuk perusahaan. Teori Staubus melihat pemegang saham sebagai investor
dengan sedikit kekuasaan untuk menentukan apa yang terjadi di perusahaan, dan
karena itu, harus bergantung pada laporan keuangan. Karena fokus pada investor,
kebutuhan untuk informasi tentang arus kas adalah menunjuk. Pengaruh sudut
pandang ini terlihat dalam pernyataan konsep no.1 dari FASB dimana investor
kebutuhan informasi, untuk memprediksi arus kas masa depan, diakui secara
eksplisit.

2.2.6. Teori Enterprise


Mengambil isyarat dari tulisan Peter Drucker, yang mengamati bahwa
perusahaan besar adalah suatu lembaga dengan tanggung jawab sosial,
Suojanen merumuskan teori perusahaan. Perusahaan dipandang sebagai
lembaga sosial di mana keputusan yang dibuat mempengaruhi beberapa pihak
yang berkepentingan. Pihak tersebut adalah pemegang saham, karyawan,
kreditor, pelanggan, berbagai lembaga pemerintah, dan masyarakat. Konsep
perusahaan lebih luas daripada entitas, karena melihat perusahaan memiliki peran
dalam masyarakat, sedangkan teori entitas memandang perusahaan sebagai
sebuah badan yang berusaha untuk memperoleh keuntungan.
Suojanen berpendapat bahwa manajemen saat ini tidak menganggap
dirinya hanya sebagai wakil dari pemegang saham, tetapi sebagai pelindung

20
perusahaan, bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan. Dengan demikian, manajer melakukan fungsi meditatif diantara
berbagai pihak yang berkepentingan. Meskipun pemegang saham memiliki hak
hukum sebagai pemilik, dari sudut pandang perusahaan hak-hak mereka
merupakan anak perusahaan untuk organisasi dan kelangsungan hidupnya.
Mereka yang menerima penghasilan dari kontrak mereka dengan perusahaan,
yaitu, pemegang saham, kreditur, karyawan dan pemerintah, yang memiliki saham
penting dalam kesejahteraan perusahaan, dan dengan demikian perusahaan
memiliki tanggung jawab terhadap mereka, bukan hanya pemegang saham.
Tanggung jawab ini secara langsung dikaitkan dengan fungsi perusahaan dengan
memanfaatkan sumber daya moneter, manusia, dan material dalam produksi dan
proses distribusi, serta bermanfaat terhadap pihak yang menyediakan sumber
daya.

Nilai-Tambah Penghasilan
Sebagai lembaga sosial, perusahaan besar harus dievaluasi dari segi
tanggung jawabnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, yang berhubungan
dengan output, karena ini adalah kontribusinya kepada masyarakat. Suojanen
percaya bahwa pendekatan nilai-tambah terhadap penghasilan terbaik
mengungkapkan kontribusi ini. Idenya adalah menentukan nilai yang diciptakan
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Suojanen mengusulkan
pernyataan tambahan untuk mengungkapkan nilai-tambah penghasilan dan
sumber atau distribusi antara para peserta dari perusahaan. Pada tahun 1975,
Accounting Steering Committee di Inggris merekomendasikan bahwa perusahaan-
perusahaan memasukkan laporan nilai tambah sebagai data tambahan.
Diperkirakan bahwa setidaknya seperlima dari perusahaan terdaftar di Inggris
sekarang menerbitkan laporan seperti itu.
Nilai tambah adalah suatu ukuran kinerja, ukuran nilai atau kekayaan yang
diciptakan oleh perusahaan suatu periode tertentu. Cara lain untuk melihat itu
adalah untuk mengatakan bahwa mengukur kinerja peserta dalam entitas
karyawan, penyedia dana modal (pemegang saham dan kreditur), dan pemerintah
yang secara kooperatif berupaya untuk menciptakan kekayaan tambahan.
Pendapatan dalam akuntansi tradisional adalah ukuran kekayaan diciptakan untuk
kepentingan pemegang saham. Hal ini merupakan hasil “bottom line” yang

21
diperoleh para pemegang saham. Pendekatan nilai tambah memandang
pendapatan sebagai hasil dari upaya kerja sama dari sejumlah peserta. Morley
berpendapat bahwa konsep nilai tambah ini menjadi semakin penting karena
mencerminkan perubahan sosial. Pemegang saham menjadi kurang kuat, serta
pemerintahan dan buruh terorganisir lebih kuat.
Bagaimana seharusnya nilai tambah dapat dihitung? Ekonom memandang
nilai tambah terutama dalam hal penentuan pendapatan nasional, dan karena itu,
akuntan melihatnya dengan cara yang berbeda. Misalnya, ekonom akan mulai
dengan total output pada harga penjualan, sedangkan akuntan paling suka
menggunakan angka penjualan, karena ini merupakan hal dimana pelanggan
bersedia membayar untuk output perusahaan. Tidak ada prinsip-prinsip yang
berlaku umum untuk pernyataan nilai tambah, oleh karena itu, ada perbedaan.
Berikut ini adalah contoh pernyataan nilai tambah, yang dibandingkan dengan
laporan laba rugi konvensional.
Nilai tambah harus mewakili jumlah kekayaan yang diciptakan oleh entitas
selama periode yang diberikan. Tetapi nilai penjualan tidak dibuat sepenuhnya
oleh peserta dari perusahaan, karena sebagian sudah diproduksi oleh perusahaan
lain dan ditransfer ke perusahaan. Oleh karena itu, jumlah barang dan jasa yang
dibeli dari perusahaan lain, dan digunakan, dipotong untuk mencapai nilai tambah
(value-added). Salah satu isu kontroversial adalah apakah pengurangan ini harus
mencakup beban penyusutan. Banyak yang percaya bahwa itu harus dikeluarkan,
karena jumlahnya yang diperkirakan dan pemasukannya. Oleh karena itu akan
mengurangi objektivitas dan keyakinan dalam gambaran nilai tambah. Jika
penyusutan dikecualikan, maka akan ditambahkan di bawah judul distribusi ke
perusahaan untuk penggantian dan ekspansi. Kebanyakan perusahaan di Inggris
mengecualikan depresiasi dari bahan, perlengkapan, dan jasa yang digunakan. Ini
adalah pendekatan “kotor”, mirip dengan Produk Nasional Bruto, sebagai lawan
pendekatan “bersih”, yang mirip dengan Laba Bersih nasional.
Contoh kami meliputi depresiasi dalam pengurangan untuk sejumlah
alasan. Salah satunya adalah bahwa pengecualian yang memberikan kesan
bahwa nilai dibuat tanpa manfaat dari pabrik dan peralatan yang dibeli dari
perusahaan lain dan oleh karena itu, agar konsisten dengan gagasan nilai yang
diciptakan hanya oleh perusahaan, biaya bagian yang digunakan harus dikurangi.
Mengurangkan depresiasi dan barang lain dan jasa yang dibeli dari perusahaan

22
lain, dan digunakan selama periode tersebut, konsisten dengan prinsip akrual dan
pencocokan. Meskipun penyertaan penyusutan dalam pengurangan dari nilai
penjualan tidak mengurangi objektivitas angka nilai tambah, tanpa penyusutan
tersebut dapat menyesatkan kesimpulan yang dibuat.
Nilai tambah dibagi antara penyedia dana modal, karyawan, pemerintah,
dan perusahaan itu sendiri. Perusahaan menginvestasikan kembali semua
penghasilan yang dipertahankan untuk tujuan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan, dan dengan demikian bermanfaat bagi semua pihak.
Pernyataan nilai-tambah menunjukkan aliran barang yang dijual, kontribusi
perusahaan kepada masyarakat, diimbangi dengan aliran pendapatan dalam arah
yang berlawanan ke berbagai penerima. Nilai penjualan perusahaan adalah
pendapatan ke sejumlah pihak di masyarakat.

Implikasi
Teori perusahaan adalah pelopor dari konsep akuntansi sosial, dimana
laporan laba rugi sosial adalah turunannya. Sudut pandangnya adalah dari
kelompok peserta yang memperoleh pendapatan melalui usaha gabungan mereka
di perusahaan. Sudut pandang ini berfokus pada kebutuhan bagi mereka peserta
untuk bekerja sama jika perusahaan ingin bertahan dan terus menciptakan
penghasilan bagi mereka. Meskipun teori perusahaan bertentangan dengan
pandangan tradisional bahwa pendapatan bisnis untuk pemilik, mungkin sebuah
teori yang saatnya telah tiba.

23

Anda mungkin juga menyukai