PENDAHULUAN
Definisi ini merujuk akuntansi sebagai suatu seni maupun sebagai aktifitas
jasa dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan
tehnik yang di anggap bermanfaat untuk suatu bidang tertentu. Para akuntan memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan
perbedaan teori-teori akuntansi sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional
dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian
terhadap beberapa pandangan yang telah berbentuk perkembangan akuntansi
keuangan. Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi
sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realita ekonomi saat ini,
akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya,
akuntansi sebagai sebuah ideologi.
1
1.2. Rumusan Masalah
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
Akuntansi dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara
pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi akuntansi sebagai bahasa
merupakan persepsi yang populer dalam buku-buku akuntansi. Ijiri berpendapat
bahwa :
Persepsi akuntansi sebagai sebuah bahasa juga diakui oleh profesi akuntansi yang
mempublikasikan buletin terminologi akuntansi. Hal ini dinyatakan dalam literatur
empiris, yang berusaha mengukur hubungan konsep-konsep akuntansi.
4
Periode pertama dan kedua mengacu pada kepentingan agen untuk
mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada prinsipal dengan
menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan
(custodial). Pada dua periode ini, pengungkapan data keuangan dalam neraca
dianggap sudah memadai. Periode ketiga mengacu pada kepentingan agen untuk
menetapkan inisiatif pemakaian aset secara mendalam agar sesuai dengan rencana
yang disepakati. Terakhir, periode open-ended berbeda dengan periode aset-
utilization dalam hal penetapan pemanfaatan aset yang lebih fleksibel dan
memungkinkan agen untuk merencanakan aliran pemanfaatan aset.
5
sejumlah observasi ke ke dalam bahasa sistem akuntansi, memanipulasi sinyal sistem
pelaporan, dan mengawasandikan (decoding) serta mentransmisikan hasilnya.
Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat yang penting baik secara
konseptual maupun empiris. Pertama pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem
akuntansi merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi.
Kedua, pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang
optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat
bagi pengguna.
Keunggulan pandangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi dinyatakan
sebagai berikut : sistem-sistem akuntansi alternatif tidak membutuhkan pertimbangan
yang lebih lama lagi dalam menilai kemampuan untuk menghasilkan true income
atau dalam hal kewajaran dari penyajian historis. Sepanjang setiap pengguna dapat
menemukan informasi yang diinginkan, saat itu pula dapat ditentukan bahwa sistem
tersebut bermanfaat.
6
Dalam profesi akuntansi ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan
suatu seni yang tidak dapat di formalkan dan bahwa metodologi yang digunakan
secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi merupakan sebuah upaya untuk
menilai apa yang terjadi melalui praktik-praktik akuntansi. Sejumlah teori dengan
pendekatan ini yang dinamakan akuntansi deskriptif atau teori akuntansi deskriptif.
7
Pada bagian selanjutnya akan diuraikan masing-masing pendekatan tersebut
1. Pendekatan-pendekatan non-teoretis
2. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan suatu teori akan dimulai dengan adanya
asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu
subjek dengan sejumlah pertimbangan.
8
3. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian
pengamatan, kemuadian pengukuran serta selanjutnya aktifitas untuk memperoleh
suatu konklusi. Apabila diterapkan dalam bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai
dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan
dan selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara
berulang.
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahap :
1. Pencatatan seluruh pengamatan
2. Penganalisaan dan pengelompokkan pengamatan untuk mendeteksi adanya
hubungan yang berulang (kesamaan dan kemiripan )
3. Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
4. Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.
4. Pendekatan etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan
(justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Konsep-konsep tersebut
merupakan kriteria utama dari konsep D.R. Scott dalam penyusunan teori akuntansi.
5. Pendekatan sosiologis
Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori menekankan pada akibat-akibat
sosial yang ditimbulkan tehnik-tehnik akuntasi. Pendekatan ini merupakan suatu
pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang
dinamakan kesejahteraan sosial (social welfare). Dalam pendekatan ini, prinsip
ataupun tehnik akuntansi yang tersedia di evaluasi berdasarkan kesesuaiannya dengan
akibat-akibat yang dilaporkan oleh berbagai kelompok masyarakat.
6. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomik dalam penyusunan teori akuntansi menekankan
pengendalian prilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh
bagian praktik akuntansi. Jika pendekatan etis menekankan konsep fairness dan
pendekatan sosiologis pada konsep kesejahteraan sosial, maka pendekatan
9
ekonomik menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara umum. Menurut
pendekatan ini pemilihan tehnik-tehnik akuntansi yang berbeda tergantung kepada
pengaruhnya terhadap barang ekonomi nasional.
2.5. Konklusi
10
konvensional. Ada banyak kebutuhan akuntansi sekarang dan masa depan
yang dapat mendorong penerapan akuntabilitas metodologi bersyarat
normatif. Misalnya yang diungkapkan oleh FASB : menutup kesenjangan
antara praktek dan teori, pertimbangan etis, penekanan lebih besar dari
penelitian kebijakan, usaha untuk membangun sistem akuntansi dan ahli audit,
pencarian untuk representasi paling realistis diizinkan di bawah kriteria
biaya / manfaat, pertimbangan nilai yang tersembunyi dalam pengaturan
standar, munculnya sistem pakar, dan sebagainya.
Dengan demikian fitur utama metodologi ini adalah :
1. Pengakuan bahwa akuntansi akademik adalah ilmu yang diaplikasikan
(ilmu terapan).
2. Lebih memperhatikan pertimbangan nilai dan kekhasan hipotesis yang
berhubungan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
3. Pengakuan bahwa dasar ekonomi neoklasik teori akuntansi ini terlalu
sempit untuk menampung banyak tujuan dan sub tujuan dalam akuntansi.
4. Kebutuhan untuk melengkapi tujuan dan sesuai (secara empiris
ditentukan) berarti akhir hubungan.
Kasus ini di kutip dari sebuah blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE.,
M.Si., Ak
A. Permasalahan
11
terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar
keuangan global yang ditandai dengan menurunnya harga saham secara drastis
berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan
terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh
bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan hancurnya Enron (debacle), dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
12
akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap
mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan
kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP
Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum
perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi
tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan
pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil
investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah
meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode
sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak
menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special
accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para
analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan
ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa
terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu
milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan
(retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan
Enron (penghambatan terhadap proses peradilan.
13
Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham
Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak
ada nilainya.
KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni
2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh
Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2
Desember 2001.
CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002
akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada
tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur
perusahaan.
Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US
dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada
KAP Andersen.
Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan
lembaga pemerintahan di Amerika.
Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP
Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses
peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di
selidiki.
KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain
dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP
Andersen dalam kasus Enron.
tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang
direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan
kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen
yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul
sendiri untuk menyusun manajemen baru.
Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri
dari jabatannya.
14
Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang
bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas
tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi
kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri
sebagai presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1
Juni 2002.
Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen
bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.
15
mengisolasi resiko-resiko dari proyek tersebut) yang memenuhi syarat-syarat tertentu
tidak dikonsolidasi.
Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi
negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor
Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya
dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social
impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya
harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau
principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis
yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak-
jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping
proses peradilan dan tuntutan hukum.
D. Simpulan
Dari kasus tersebut bisa simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP
yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran
dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan KAP
16
Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari
masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di
KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan
akibat kasus ini.
Salah satunya kesimpulan yang dikutip dari blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi
Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik
bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion,
bribery) dan keluar dari prinsif good corporate governance. Akhirnya Enron harus
menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi,
dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari
tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception,
discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup
disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
18
Richad Mattecish. 1995. Conditional-Normative Accounting Methodology :
Incorporating Value Judgement And Means-End Relations of an Applied
Science. Faculty of Commerce and Business Administration. University of
Britis Columbia. (Journal International)
https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/
19