Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan


kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam bentuk satuan
uang, dan menginterpretasian hasil proses tersebut. Pada perkembangan saat ini,
akuntansi didefinisi dengan mengacu pada konsep informasi bahwa akuntansi adalah
aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam
pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam pembuatan pilihan diantara
alternatif yang ada.

Definisi ini merujuk akuntansi sebagai suatu seni maupun sebagai aktifitas
jasa dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan
tehnik yang di anggap bermanfaat untuk suatu bidang tertentu. Para akuntan memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan
perbedaan teori-teori akuntansi sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional
dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian
terhadap beberapa pandangan yang telah berbentuk perkembangan akuntansi
keuangan. Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi
sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realita ekonomi saat ini,
akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya,
akuntansi sebagai sebuah ideologi.

Berdasarkan pada uraian-uraian diatas, maka penyusun tertarik untuk


membuat makalah dengan judul Pendekatan-pendekatan Tradisional dalam
Formulasi Teori Akuntansi.

1
1.2. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan rumusan masalah sebagai


lingkup pembahasan kami, antara lain :

1. Apa saja sifat dasar akuntansi dari berbagai pandangan?


2. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam perumusan teori akuntansi ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan formulasi teori akuntansi


2. Sebagai bahan pelajaran dalam memahami teori akuntansi.

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sifat Dasar Akuntansi : Berbagai Pandangan

Komite Terminologi AICPA (The Comite Of Terminologi Of The America


Institute Of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :
akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan
kejadian keuangan dengan cara yang berdaya guna dan salam bentuk satuan uang,
dan penginterpretasian hasil proses tersebut.
Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisikan dengan mengacu pada konsep
informasi yaitu : akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan
informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang
diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan - keputusan ekonomik dalam
membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada. Definisi ini merujuk pada
akuntansi sebagai suatu seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak
langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang
bermanfaat untuk suatu bidang tertentu. The Handbook of Accounting
mengidentifikasikan berbagai bidang yang bermanfaat akuntansi yaitu: Laporan
keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independen, sistem-sistem
pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi
pendapatan nasional dan konsultan manajemen.

1. Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi


Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis sebagai sarana untuk
mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini. Akuntansi
juga dipandang sebagai mitos, simbol dan kegiatan ritual yang mengizinkan
penciptaan suatu tatanan simbolis yang didalamnya agen-agen sosial dapat saling
berinteraksi. Kedua persepsi itu juga mewujud dalam pandangan umum merupakan
bahwa akuntansi juga instrumen rasionalisasi ekonomi dan alat sistem kapitalisme.

3
2. Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
Akuntansi dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara
pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi akuntansi sebagai bahasa
merupakan persepsi yang populer dalam buku-buku akuntansi. Ijiri berpendapat
bahwa :

Sebagai bahasa bisnis akuntansi memiliki banyak kesamaan dengan bahasa


lainnya. Berbagai aktivitas bisnis suatu perusahaan dilaporkan dalam laporan
akuntansi menggunakan bahasa akuntansi, yang juga sama apabila disajikan dalam
surat kabar berbahasa Inggris. Untuk mengungkapkan suatu kejadian dalam
akuntansi tidak hanya sekedar menghadapi resiko akan adanya kesalahpahaman
namun juga menghadapi resiko adanya hukuman dalam kesalahan penyajian,
kebohongan atau sumpah palsu. Pada saat yang sama bahasa harus fleksibel dalam
beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Persepsi akuntansi sebagai sebuah bahasa juga diakui oleh profesi akuntansi yang
mempublikasikan buletin terminologi akuntansi. Hal ini dinyatakan dalam literatur
empiris, yang berusaha mengukur hubungan konsep-konsep akuntansi.

3. Akuntansi Sebagai Catatan Peristiwa Yang Lalu


Umumnya akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan
dan transaksi yang dilakukan dengan pihak lain. Bagi pemilik maupun pemegang
saham, catatan akuntansi menyediakan sejarah pertanggung jawaban manajer atas
sumber-sumber daya yang disediakan pemilik. Konsep pertanggung jawaban pada
dasarnya merupakan ciri hubungan prinsipal (pemilik) dengan agen (manajer).
Pengukuran konsep pertanggung jawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu.
Bernburg membedakannya dalam empat periode :
1. Periode Pure Custodial.
2. Periode Tradisional Custodial.
3. Periode Aset Utilization.
4. Periode Open Ended.

4
Periode pertama dan kedua mengacu pada kepentingan agen untuk
mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada prinsipal dengan
menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan
(custodial). Pada dua periode ini, pengungkapan data keuangan dalam neraca
dianggap sudah memadai. Periode ketiga mengacu pada kepentingan agen untuk
menetapkan inisiatif pemakaian aset secara mendalam agar sesuai dengan rencana
yang disepakati. Terakhir, periode open-ended berbeda dengan periode aset-
utilization dalam hal penetapan pemanfaatan aset yang lebih fleksibel dan
memungkinkan agen untuk merencanakan aliran pemanfaatan aset.

4. Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi Saat Ini


Akuntansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi
saat ini. Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa baik neraca
maupan laporan laba rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan
realitas ekonomi daripada kos historis. Metode yang digunakan agar lebih
menunjukan realita ekonomi saat ini, lebih difokuskan pada penetapan harga saat ini
dan di masa mendatang daripada penetapan harga di masa lalu.
Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan
sesungguhnya (true income), suatu konsep yang menunjukan perubahan
kesejahteraan perusahaan dari satu periode ke periode selanjutnya. Metode-metode
apa yang menyajikan pengukuran nilai ekonomis aset dan kewajiban serta
hubungannya dengan pengukuran income, merupakan sebuah pertanyaan teoritis dan
empiris yang menimbulkan debat berkepanjangan dalam literatur akuntansi.

5. Akuntansi Sebagai Sebuah Sistem Informasi


Akuntansi selalu dipandang sebagai sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini
mengasumsikan akuntansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber
informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan
penerima (pengguna eksternal). Dengan menggunakan menggunakan istilah dalam
proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses penyandian

5
sejumlah observasi ke ke dalam bahasa sistem akuntansi, memanipulasi sinyal sistem
pelaporan, dan mengawasandikan (decoding) serta mentransmisikan hasilnya.
Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat yang penting baik secara
konseptual maupun empiris. Pertama pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem
akuntansi merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi.
Kedua, pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang
optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat
bagi pengguna.
Keunggulan pandangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi dinyatakan
sebagai berikut : sistem-sistem akuntansi alternatif tidak membutuhkan pertimbangan
yang lebih lama lagi dalam menilai kemampuan untuk menghasilkan true income
atau dalam hal kewajaran dari penyajian historis. Sepanjang setiap pengguna dapat
menemukan informasi yang diinginkan, saat itu pula dapat ditentukan bahwa sistem
tersebut bermanfaat.

6. Akuntansi Sebagai Sebuah Komoditas


Akuntansi juga dipandang sebagai komoditas yang dihasilkan dari suatu aktivitas
ekonomi. Pandangan ini disebabkan adanya permintaan informasi khusus, dan para
akuntan memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Sebagai sebuah
komoditas umum, akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan, yang berdampak
pada kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian antar informasi
dengan lingkunganya. Pemilihan informasi akuntansi dan atau teknik akuntansi
selanjutnya memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat.

2.2. Metodologi-metodologi dalam penyusunan teori akuntansi

Sebagaimana bidang ilmu lainnya, suatu metodologi juga diperlukan dalam


penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian dalam
praktik dan penelitian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi, deskriptif
dan normatif.

6
Dalam profesi akuntansi ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan
suatu seni yang tidak dapat di formalkan dan bahwa metodologi yang digunakan
secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi merupakan sebuah upaya untuk
menilai apa yang terjadi melalui praktik-praktik akuntansi. Sejumlah teori dengan
pendekatan ini yang dinamakan akuntansi deskriptif atau teori akuntansi deskriptif.

Pendekatan akuntasi deskriptif telah dikritik oleh para pendukung metodologi


normatif. Teori akuntansi berupaya untuk menyajikan lebih pada apa yang
seharusnya (ought to be), daripada apa yang terjadi (what is). Teori dengan
pendekatan ini dinamakan akuntansi normatif atau teori akuntansi normatif.

Metodologi deskriptif berupaya untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang


dianggap berguna dan metodologi normatif berupaya untuk menilai sejumlah praktik
akuntansi yang seharusnya dapat digunakan. Ada suatu perbedaan yang diperoleh dari
dua orientasi yang berbeda yang satu disebut akuntansi operasional (operasional
accounting) yang dimaksudkan untuk menyajikan informasi bermanfaat bagi
keputusan manajemen dan investor, terutama keputusan yang menyangkut alokasi
sumber daya, lainnya disebut akuntansi ekuitas (equity accounting) yang
dimaksudkan untuk menyatukan para pemilik atau pemegang saham dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan dari dalam atau luar organisasi.

2.3. Pendekatan-pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi

Pendekatan-pendekatan ini telah mencapai suatu tahap penerimaan dan


pengungkapan yang lebih tinggi dibandingkan pendekatan baru. Pendekatan-
pendekatan tradisional ini meliputi :

1. Non-teoretis, praktis, atau pragmatis (informal)


2. Teoretis ;
a) Deduktif
b) Induktif
c) Etis
d) Sosiologis
e) Ekonomis
f) Eklektik (eclectic)

7
Pada bagian selanjutnya akan diuraikan masing-masing pendekatan tersebut

1. Pendekatan-pendekatan non-teoretis

Pendekatan-pendekatan non-teoretis biasanya merupakan pendekatan pragmatis


(praktis) dan otoriter (otoritarian).

Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan


penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi saran
solusi praktis. Menurut pendapat ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya
dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya
dengan proses pembuatan keputusan.

Pendekatan otoritarian dalam penysunan teori akuntansi, yang umumnya


digunakan oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-
praktik akuntansi.

Karena pendekatan otoritarian juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik,


pendekatan ini juga secara mudah dapat diidentifikasi sebagai pendekatan pragmatis.
Kedua pendekatan ini berasumsi bahwa teori akuntansi teknik-teknik yang dihasilkan
harus didasarkan pada pemanfaatan secara maksimal laporan keuangan. Pemakaian
utilitas sebagai kriterium pemilihan prinsip-prinsip akuntansi menghubungkan
proses penyusunan teori akuntansi dengan praktik akuntansi.

2. Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif dalam penyusunan suatu teori akan dimulai dengan adanya
asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu
subjek dengan sejumlah pertimbangan.

Tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari :

a) Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan


b) Pemilihan dalil-dalil akuntansi.
c) Penentuan prinsip-prinsip akuntansi.
d) Pengembangan tehnik-tehnik akuntansi.

8
3. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian
pengamatan, kemuadian pengukuran serta selanjutnya aktifitas untuk memperoleh
suatu konklusi. Apabila diterapkan dalam bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai
dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan
dan selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara
berulang.
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahap :
1. Pencatatan seluruh pengamatan
2. Penganalisaan dan pengelompokkan pengamatan untuk mendeteksi adanya
hubungan yang berulang (kesamaan dan kemiripan )
3. Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
4. Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.

4. Pendekatan etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan
(justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Konsep-konsep tersebut
merupakan kriteria utama dari konsep D.R. Scott dalam penyusunan teori akuntansi.

5. Pendekatan sosiologis
Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori menekankan pada akibat-akibat
sosial yang ditimbulkan tehnik-tehnik akuntasi. Pendekatan ini merupakan suatu
pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang
dinamakan kesejahteraan sosial (social welfare). Dalam pendekatan ini, prinsip
ataupun tehnik akuntansi yang tersedia di evaluasi berdasarkan kesesuaiannya dengan
akibat-akibat yang dilaporkan oleh berbagai kelompok masyarakat.

6. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomik dalam penyusunan teori akuntansi menekankan
pengendalian prilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh
bagian praktik akuntansi. Jika pendekatan etis menekankan konsep fairness dan
pendekatan sosiologis pada konsep kesejahteraan sosial, maka pendekatan

9
ekonomik menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara umum. Menurut
pendekatan ini pemilihan tehnik-tehnik akuntansi yang berbeda tergantung kepada
pengaruhnya terhadap barang ekonomi nasional.

2.4. Pendekatan Eklektik dalam Penyusunan Teori Akuntansi

Secara umum, penyusunan teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip


akuntansi telah mengikuti suatu pendekatan eklektik, atau pendekatan gabungan, dari
pada pendekatan secara tunggal yang disajikan disini. Pendekatan eklektik
merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi
pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dalam akuntansi.

2.5. Konklusi

Pendekatan tradisional dalam penyusunan teori akuntansi menggunakan


metodologi normatif maupun deskriptif, pendekatan teoretis maupun non-teoretis,
jalur pemikiran deduktif maupun induktif, dan menekankan pada konsep
kewajaran, kesejahteraan sosial, atau kesejahteraan ekonomi.

2.6. Jurnal Penelitian


Dikutip dari Richard Mattesich, jurnal yang berjudul : Conditional
Normative Accounting Methodologi : Incorporating Value Judgement And
Means-End Relations of an Applied Science (1995).
Yang menyimpulkan bahwa minat dalam etika dan aspek lainnya normatif
akuntansi mempromosikan pencairan metodologi empiris-ilmiah, mampu
menangani masalah normatif. Akuntansi menunjukkan karakteristik utama
dari ilmu yang diaplikasikan (hanya pada pernyataan hukum lain, seperti
ekonomi dan ilmu perilaku; mengandung banyak norma, tergantung pada
pertimbangan biaya / manfaat, dan sedang diteliti di sekolah profesional).
Oleh karena itu suatu kerangka umum akuntansi memerlukan lebih dari dasar
positif. Tapi eksistensi normatif (hubungan yang berarti) akuntansi meskipun
dipraktekan dan diajarkan secara informal, diabaikan dalam teori akuntansi

10
konvensional. Ada banyak kebutuhan akuntansi sekarang dan masa depan
yang dapat mendorong penerapan akuntabilitas metodologi bersyarat
normatif. Misalnya yang diungkapkan oleh FASB : menutup kesenjangan
antara praktek dan teori, pertimbangan etis, penekanan lebih besar dari
penelitian kebijakan, usaha untuk membangun sistem akuntansi dan ahli audit,
pencarian untuk representasi paling realistis diizinkan di bawah kriteria
biaya / manfaat, pertimbangan nilai yang tersembunyi dalam pengaturan
standar, munculnya sistem pakar, dan sebagainya.
Dengan demikian fitur utama metodologi ini adalah :
1. Pengakuan bahwa akuntansi akademik adalah ilmu yang diaplikasikan
(ilmu terapan).
2. Lebih memperhatikan pertimbangan nilai dan kekhasan hipotesis yang
berhubungan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
3. Pengakuan bahwa dasar ekonomi neoklasik teori akuntansi ini terlalu
sempit untuk menampung banyak tujuan dan sub tujuan dalam akuntansi.
4. Kebutuhan untuk melengkapi tujuan dan sesuai (secara empiris
ditentukan) berarti akhir hubungan.

2.7. Studi Kasus

KASUS ENRON dan KAP ARTHUR ANDERSEN

Kasus ini di kutip dari sebuah blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE.,
M.Si., Ak

A. Permasalahan

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth ( penyalur


gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini
bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi,
kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada
bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut,
antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan
bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan

11
terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar
keuangan global yang ditandai dengan menurunnya harga saham secara drastis
berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan
terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh
bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya


manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon
ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.

Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan hancurnya Enron (debacle), dapat penulis kemukakan sebagai berikut:

Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non


eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi
berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan
(insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum
hal tersebut terungkap kepada publik.
Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out
sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik
perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien
perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek

12
akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap
mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan
kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP
Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum
perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi
tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan
pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil
investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah
meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode
sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak
menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special
accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para
analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan
ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa
terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu
milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan
(retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan
Enron (penghambatan terhadap proses peradilan.

13
Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham
Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak
ada nilainya.
KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni
2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh
Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2
Desember 2001.
CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002
akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada
tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur
perusahaan.
Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US
dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada
KAP Andersen.
Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan
lembaga pemerintahan di Amerika.
Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP
Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses
peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di
selidiki.
KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain
dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP
Andersen dalam kasus Enron.
tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang
direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan
kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen
yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul
sendiri untuk menyusun manajemen baru.
Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri
dari jabatannya.

14
Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang
bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas
tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi
kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri
sebagai presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1
Juni 2002.
Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen
bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

B. Keterkaitan Akuntansi terhadap Kasus Enron dan KAP Andersen

Sebelum kebangkrutannya, Enron pernah dipilih oleh Fortune Magazine sebagai


Americas Most Innovative Company selama 6 tahun berturut-turut. Enron yang
tadinya adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik mulai naik daun setelah Enron
mulai bermain komoditas-komoditas bandwidth telekomunikasi dan derivatives
(sejenis investasi di mana hasil untung ruginya berdasarkan pergerakan dari nilai aset
seperti saham, surat utang, komoditas, atau bahkan dari nilai seperti suku bunga,
valas, indeks pasar saham, bahkan indeks cuaca).
Enron mulai berpaling dari bisnis tradisionalnya dan mulai berspekulasi dalam
financial instruments yang mengandung resiko tinggi. Memang kesannya mereka
cukup sukses untuk beberapa tahun, tapi akhirnya kenyataan dari kesuksesan (atau
lebih tepatnya kegagalan) mereka mulai terlihat. Namun Enron bukan hanya inovatif
dalam berbisnis, ternyata juga inovatif dalam cara pembukuannya. Di balik
kesuksesan mereka, banyak sekali hutang-hutang tersembunyi yang dipindahkan
kepada anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi (tidak diperhitungkan masuk
ke dalam neraca perdagangan Enron sendiri). Mereka sengaja memanfaatkan celah
dalam hukum Amerika yang memperbolehkan special purpose vehicles (suatu
organisasi yang dibentuk untuk proyek khusus yang dibentuk terpisah untuk

15
mengisolasi resiko-resiko dari proyek tersebut) yang memenuhi syarat-syarat tertentu
tidak dikonsolidasi.

C. Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen

Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi
negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor
Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya
dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social
impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya
harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau
principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis
yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak-
jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping
proses peradilan dan tuntutan hukum.

D. Simpulan

Dari kasus tersebut bisa simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP
yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran
dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan KAP

16
Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari
masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di
KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan
akibat kasus ini.

Salah satunya kesimpulan yang dikutip dari blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi
Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik
bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion,
bribery) dan keluar dari prinsif good corporate governance. Akhirnya Enron harus
menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi,
dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari
tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception,
discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup
disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Akuntansi


didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu
kerangka acuan umum dimana praktek akuntansi dapat dinilai dan mengarahkan
pengembangan praktis dan prosedur baru. Tujuan utama teori akuntansi adalah
menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-
kejadian akuntansi. Teori akuntansi seharusnya merupakan hasil proses
penyusunan dan juga pembuktian teori. Suatu teori akuntansi harus dapat
menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada. Tetapi cara berpikir
tersebut belum diikuti secara sempurna dalam akuntansi. Salah satu pendekatan
yang digunakan untuk merumuskan teori akuntansi adalah pendekatan tradisional.
Dimana pendekatan tradisional berhubungan dengan perumusan kerangka
konseptual, yang dikelompokkan kedalam kelompok pendekatan nonteoritis,
pendekatan teoritis, pendekatan deduktif, induktif, etis, sosiologis, ekonomi, dan
pendekatan eklektik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riabi Belkaouni. 2000. Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta

18
Richad Mattecish. 1995. Conditional-Normative Accounting Methodology :
Incorporating Value Judgement And Means-End Relations of an Applied
Science. Faculty of Commerce and Business Administration. University of
Britis Columbia. (Journal International)
https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/

19

Anda mungkin juga menyukai