Anda di halaman 1dari 17

Pendekatan Tradisional untuk Perumusan Teori Akuntansi

Kelompok 4:

1. Riska Oktavia Nugraheni : 1614190070

2. Alvia Savira : 1614190077

3. Mufarohah : 1614190094

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I

MARET 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat
bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap ilmu pengetahuan dalam hal
ini kaitannya dengan Teori Akuntansi.

Dalam membuat makalah ini,dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang


kami miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi,terutama
dari media internet dan media lainnya.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun
sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pengguna makalah ini.

Akhirulkalam kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita semua


dalam naungan kasih dan sayang-Nya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 27 Maret 2019

PENYUSUN,
Pendekatan Tradisional untuk Perumusan Teori
Akuntansi
Pendekatan tradisional merupakan riset konvensional dan bukannya riset aliran baru yang
megandalkan pemikiran tradisional untuk merumuskan kerangka akuntansi konseptual.

4.1 HAKIKAT AKUNTANSI: BERBAGAI GAMBARAN


Committee on Terminology dari American Institute of Certified Public Accountants pada
awalnya mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:

“Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran, dengan


aturan baku dan dalam satuan uang, transaksi dan peristiwa yang paling tidak
sebagain darinya, memiliki karakter keuangan, dan selanjutnya interpretasi atas
hasilnya.”

Belakangan ini, akuntansi telah didefinisikan dengan referensi pada suatu konsep informasi:

“Akuntansi merupakan aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi


kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang
dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, dan
dalam membuat pilihan logis di antara serangkaian tindakan.”

Definisi-definisi di atas mengacu kepada akuntansi baik sebagai “seni” maupun sebagai suatu
“aktivitas pelayanan” dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup
sekumpulan teknik yang dianggap berguna bagi bidang-bidang tertentu.

4.1.1 Akuntansi sebagai ideologi


Ideologi merupakan pandangan umum yang, terlepas dari wawasannya yang parsial
dan mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat di mana kita
tinggal dan kemungkinan untuk mengubahnya. Hal-hal tersebut merupakan
pandangan umum yang berhubungan dengan titik pandang dari kelas-kelas.

Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideologi (ideology) sebagai suatu sarana untuk
mempertahankan dan melegitimasi aturan-aturan sosial, ekonomi, dan politik yang berlaku
saat ini. Karl Marx tetap menganggap bahwa akuntansi memberikan suatu bentuk kesadaran
yang salah dan merupakan sarana untuk membingungkan dan bukannya mengungkapkan
hakikat yang sebenarnya dari hubungan sosial yang membentuk suatu usaha yang produktif.
Akuntansi juga telah dianggap sebagai suatu mitos, simbol, dan ritual yang memungkinkan
penciptaan aturan-aturan simbolis yang mana di dalamnya agen-agen sosial dapat saling
berinteraksi.
4.1.2 Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi dipandang sebagai suatu bahasa (language) bisnis. Akuntansi adalah satu alat
mengomunikasikan informasi suatu bisnis.

Persepsi akuntansi sebagai suatu bahasa ditekankan dalam banyak buku teks akuntansi
yang paling terkenal. Sebagai contoh, Ijiri berpendapat bahwa:

Sebagai bahasa bisnis, akuntansi memiliki banyak hal yang sama dengan bahasa lain.
Berbagai aktivitas bisnis sebuah perusahaan dilaporkan dalam laporan akuntansi
menggunakan bahasa akuntansi, seperti halnya berita yang dilaporkan dalam surat
kabar dengan bahasa Inggris. Dalam menunjukkan suatu peristiwa dalam akuntansi,
seseorang tidak hanya berhadapan dengan risiko tidak dimengerti tetapi juga risiko
menerima hukuman untuk kesalahan penyajian, kebohongan, atau sumpah palsu.
Komparabilitas dari laporan menjadi satu hal yang penting dalam menjalankan fungsi
suatu bahasa secara efektif entah bahasa Inggris maupun bahasa Akuntansi. Pada
waktu yang sama, bahasa juga harus fleksibel untuk dapat beradaptasi terhadap
lingkungan yang berubah.

Persepsi akuntansi sebagai bahasa ini juga diakui oleh profesi akuntansi yang
menerbitkan buletin terminologi akuntansi. Hal ini juga diakui dalam literatur empiris, yang
mencoba untuk mengukur komunikasi dari konsep akuntansi.

Apa yang menjadikan akuntansi sebagai suatu bahasa? Untuk menjawab pertanyaan ini,
mari lihat pada persamaan potensial antara akuntansi dengan bahasa. Hawes mendefinisikan
bahasa sebagai berikut:

Simbol manusia bukanlah tanda-tanda yang disusun secara acak yang mengarah
kepada konseptualisasi referensi yang terisolasi dan terpisah. Simbol manusia disusun
dalam suatu tata cara sistematis atau terpola dengan aturan khusus yang mengatur
penggunaannya. Susunan simbol ini disebut suatu bahasa, serta aturan yang
memengaruhi pola dan penggunaan simbol membentuk tata bahasa dari bahasa
tersebut.

Definisi ini dan definisi lainnya menunjukkan bahwa terdapat dua komponen dari bahasa ,
yaitu simbol dan aturan tata bahasa. Jadi, pengakuan akuntansi sebagai bahasa terletak pada
indentifikasi dari kedua komponen tersebut sebagai dua tingkat dalam akuntansi. Hal itu
mungkin dapat dibuktikan sebagai berikut:

1. Simbol atau karakter leksikal (symbol or lexical characteristic) dari suatu bahasa
adalah unit-unit atau kata-kata “yang memiliki arti” dan dapat diidentifikasikan dalam
bahasa mana pun. Simbol-simbol ini merupakan objek linguistik yang digunakan
untuk mengidentifikasi konsep-konsep tertentu.
2. Aturan tata bahasa (grammatical rules) dari suatu bahasa mengacu pada pengaturan
sintaksis pada bahasa apa pun. Dalam akuntansi, aturan tata bahasa mengacu pada
sekelompok prosedur umum yang digunakan dan diikuti untuk menciptakan seluruh
data keuangan bisnis.

4.1.3 Akuntansi sebagai catatan historis


Akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah/historis (history) suatu
organisasi dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya. Baik bagi pemilik maupun
pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu sejarah kepengurusan
manajer terhadap sumber daya pemilik. Pengukuran konsep kepengurusan ini telah
berevolusi dari waktu ke waktu. Birnberg membedakan menjadi empat periode:

1. Periode pemeliharaan murni (pure custodial period).


2. Periode pemeliharaan tradisional (traditional custodial period).
3. Periode utilisasi aktiva (asset-utilization period).
4. Periode terbuka (open-ended period).

Dua periode pertama mengacu pada kebutuhan agen untuk mengembalikan sumber daya
secara utuh kepada prinsipal dengan melakukan pekerjaan secara minimal guna
memenuhi fungsi pemeliharaan.

4.1.4 Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini


Akuntansi juga telah dipandang sebagai suatu sarana untuk mencerminkan realitas ekonomi
masa kini (current economic reality). Tesis utama dari pandangan ini adalah bahwa baik
neraca maupun laporan laba rugi harus didasarkan pada suatu bisnis penilaian yang lebih
mencerminkan kenyataan ekonomi daripada biaya historis. Metode yang dianggap paling
mencerminkan kenyataan ekonomi berfokus pada harga masa kini dan masa depan, bukannya
pada harga historis. Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah penentuan laba yang
sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan perusahaan pada
suatu periode waktu.

4.1.5 Akuntansi sebagai sistem informasi


Akuntansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi (information system). Akuntansi
diasumsikan menjadi suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau pemancar
(biasanya si akuntan), saluran komunikasi, dan serangkaian penerima (pengguna eksternal).
Pandangan akuntansi ini memiliki konsep penting dan tambahan empiris. Pertama,
mengasumsikan bahwa sistem akuntansi adalah satu-satunya sistem pengukuran formal yang
ada di organisasi. Kedua, memperbesar kemungkinan perancangan suatu sistem akuntansi
yang optimal dan mampu menyediakan informasi yang berguna (kepada pengguna).
4.1.6 Akuntansi sebagai komoditas
Akuntansi juga dipandang sebagai suatu komoditas (commodity) yang merupakan hasil dari
suatu aktivitas ekonomi. Akuntansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus
dan akuntan mau dan mampu untuk menghasilkannya. Sebagai suatu komoditas publik,
akuntansi menyediakan dasar ideal untuk regulasi, memberikan dampak kepada kepada
kebijakan publik dan mengawasi seluruh jenis kontrak antara organisasi dengan
lingkungannya.

4.1.7 Akuntansi sebagai mitos


Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai mitos (mythology) atau ritual simbolis.
Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan
menjelaskan fenomena kompleks. Melalu akuntansi, suatu fenomena ekonomi kompleks
diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat dimengerti,
sehingga menciptakan lebih banyak mitos daripada kenyataan. Sebab akibatnya,
pengumpulan informasi akuntansi menjadi suatu ritual yang diharapkan dan dimaksudkan
untuk menunjukkan bahwa telah dibuat pilihan-pilihan yang cerdas dan bahwa terdapat suatu
komitmen untuk melakukan penerapan secara sistematis dari informasi akuntansi terhadap
keputusan-keputusan.

4.1.8 Akuntansi sebagai alasan logis


Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai suatu alasan logis (rationale). Akuntansi
mungkin digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan
suatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa mendatang.

4.1.8 Akuntansi sebagai alasan logis

Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai suatu alasan logis (rationale). Akuntansi
mungkin digunakan untuk mendekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya
menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka dimasa mendatang. Dengan adanya
ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka akuntansi, akuntansi
mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegitimasi pemunculannya. Oleh sebb itu,
akuntansi menjadi suatu perisai jaminan atau sertifikasi otoritas terhadap angka tersubut
dan menyediakan suatu alasan pemikiran atas tindakan yang berdasar pada angka
tersebut.Rasionalisasi tindakan menjadi penggunaan utama dari laporan-laporan akuntansi.
Karena keputusan organisasi, sekali dilakukan, perlu di justifikasi, dilegitimasi, dan
dirasionalisasikan, akuntansi menjadi suatu sarana tindakan yang berguna.

4.1.9 Akuntansi sebagai perumpamaan

Akuntansi mungkin dipandang sebagai perumpamaan (imagery). Akuntansi


memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari organisasi.
Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah
diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan
akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi. Konsekuensi
kedua adalah bahwa gambaran yang diciptakan dari interpretasi terseleksi dan penyajian
beberapa periswiwa selanjutnya menciptakan suatu lingkungan yang stabil dan oasti serta
menjadi dasar dari pengambilan keputsan. Argumentasinya adalah sebagai berikut:

Interpretasi terseleksi dan penyajian peristiwa-peristiwa tersebut memaksakan


adanya pembatasan dan karenanya tingkat kepastian yang diyakini dalam dunia
dimana organisasi berada yang pada dasarnya terbuka dan tidak pasti. Pembatasan
dan ketidakpastian relatif memungkinkan beberapa pekerjaan dapat dilakukan,
keputusan-keputusan dapat dibuat, interaksi-interaksi dapat terjadi dan asil-hasil dapat
dievaluasi. Hal-hal tersebut meningkatkanjenis pembelajaran dan menyediakan suatu
landasan yang stabil untuk menginterpretasikan peristiwa-peristiwa”eksternal”.

Akuntansi juga telah dipandang sebagai pembuat peta ekuangan. Fenomena kompleks
dipetakan kedalam laporan keuangan. Semakin baik penyajian fakta-faktana, maka petanya
pun menjadi semakin baik namun pemilihan mengenai apa yang hendak disajikan dapat
merampas netralitas dari peta tersebut.

Ketidakpastian Tujuan
KETIDAKPASTIAN DARI SEBAB DAN

Rendah Tinggi

Jawaban Amunisi
Rendah
Mesin Mesin
AKIBAT

Jawaban Rasionalisasi

Mesin Mesin
Tinggi
Mesin

Pemikir

4.1.10 Akuntansi sebagai percobaan


Akuntansi dapat dipandang sebagai percobaan (experimentation). Akuntansi cukup
fleksibel untuk mengakomodasi berbagai situasi, mengadaptasi solusi-solusi baru untuk
masalah baru, dan beradaptasi terhadap kasus-kasus yang paling kompleks. Kesuksesan
akuntansi sebagai percobaan terletak pada berbagai respons yang mungkin diberikan oleh
para individu terhadap data. L.A. Boland dan G.A. Newman mengidentifikasi tangggapan
yang mungkin dari tiga jenis individu terhadap data, tergantung pada teori-teori yang dianut
oleh indivisu mempertimbangkan pengetahuan yang ada dan bagaimana mereka
seharusnya merespons data tersebut; tiga jenis individu tadi adalah sorang apriori, seorang
skeptis, dan seorang pesimistis. Seorang yang bersikap apriori akan membentuk selera dan
keyakinannya secara independen terhadap data yang tersedia dan tidak akan
memodifikasinya ketika data yang baru diungkapkan. Seorang yang bersikap skeptis akan
memiliki informasi yang berubah-ubah secara ekstrem dan tidak stabil kecuali data yang ia
terima secara konstan memastikan keyakinan sebelumnya. Sedangkan orang yang bersikap
positif akan memandang data dengan objektif dan bersedia untuk memodifikasi selera dan
keyakinannya ketika ada fakta-fakta baru yang muncul kepermukaan.

4.1.11 Akuntansi sebagai distorsi


Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau mempengaruhi tindakan-
tindakan baik dari pengguna internal maupun eksternal akuntansi menjadi sasaran ideal
bagi pihak-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh
pengguna. Terdapat 4 kelompok yang mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pesan
-pesan akuntansi: subjek yang perilakunya memberikan data bagi pesan-pesan akuntansi,
akuntan yang menyiapkan data, akuntan yang memeriksa dara, dam penerima data.
Tindakan disfungsional berupa informasi dapat diklasifikasikan menjadi 6 kategori besar
berikut ini:

1. Perataan atau penghalusan (smoothing) mencakup proses perubahan arus data


lami atau terencana tanpa mengubah aktivitas aktual dari organisasi.

2. Pembiasan (biasing) mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki


kemungkkinan paling besar untuk diteima dan dipilih oleh pengirim.

3. Pemfokusan mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek


tertentu dari sekumpulan informasi

4. Permainan (gaming) mencakup proses penyeleksian aktivitas-aktivitas oleh


pengirim sehingga menyebabkan terkirimnya pesan

5. Penyaringan (filtering) mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang


menguntungkan dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari
komunikasi melalui pengumpulan, penyajian, agresasi, penahanan, atau penundaan

6. Tindakan Ilegal mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggar hukum
privat atau publik
Seluruh metode dan perilaku manipulasi informasi ini disebabkan oleh adanya
keyakinan yang rendah yang dipegang oleh pengirim baik atas kemampuan analisis dari
situasi atau kemampuan mengukur dan verifikasi dari data. Ilustrasinya seperti dibawah:

Tinggi Rendah

Pembiasan
KEYAKINAN DALAM KEMAMPUAN UNTUK DAPAT DIANALISIS

Permainan
TINGGI

Sangat Sedikit
Peralatan

Tindakan Ilegal

Pembiasan

Pemalsuan

Penyaringan
RENDAH

Pemfokusan Pemfokusan

Permainan

Perataan

Tindakan Ilegal

4.2 PENYUSUNAN DAN VERIFIKASI TEORI


Walaupun akuntansi adalah kumpulan teknik-teknik yang dapat digunakan di area-area
khusus, akuntansi di praktikkan dalam suatu kerangka teoritis implisit yang terdiri atas
prinsip dan praktik yang telah diterima oleh profesi karena dugaan kegunaan dan logikanya.
Proses dari penyusunan teori akuntansi harus diselesaikan oleh varifikasi teori atau validasi
teori. Machlup mendefinisikan proses ini sebagai berikut:

Verifikasi dalam riset dan analisis mungkin mengacu pada banyak hal, termasuk
kebenaran matematis dan argumantasi logis, penerapan dari formula danpersamaan,
kebenaran dari laporan-laporan, keotentikan dokumen dari akun-akun historis dan
statistik, bukti-bukti dari kejadian yang dilaporkan, kelengkapan dar urutan kejadian-
kejadian dalam suatu situasi konkret, kemampuan percobaan untuk dilakukan kembali,
nilai penjelasan atau prediktif dari generalisasi.

Pernyataan ini memiliki arti bahwa teori seharusnya menjadi subjek dari suatu ujian
logis atau empiris untuk memverifikasi keakuratannya. Jika teori itu didasarkan pada
matematika, verifikasinya seharusnya diprediksi berdasarkan kekonsistenan logika. Jika teori
itu didasarkan atas fenomena fisik atau sosial, verifikasi seharusnya diprediksi berdasarkan
hubungan antara peristiwa-peristiwa yang dideduksikan dan observasi didunia nyata.

Teori akuntansi, karenanya harus menjadi hasil dari suatu proses penyusunan teori dan
verifikasi teori. Teori akuntansi yang sudah ada seharusnya menjelaskan dan memprediksi
fenomena akuntansi kapan fenomena seperti itu terjadi, mereka seharusnya dapat dianggap
sebagai verifikasi dan teori.

4.3. HAKIKAT TEORI AKUNTANSI


Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan basis bagi peramalan dan
penjelasan perilaku dan peristiwa akuntansi. Harus diakui sejak awal bahwa tidak ada teori
akuntansi komrehensif yang berlaku pada saat ini. Sebaliknya, teori-teori yang berbeda telah
ada dan terus diusulkan dalam literatur. Banyak dari teori-teori ini muncul dari penggunaan
pendekatan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari usaha untuk
mengembangkan teori akuntansi di tingkat menengah, dan bukannya satu teori
komrehensif tunggal. Teori akuntansi di tingkat menengah berasal dari perbedaan cara
peneliti melihat antara “pengguna” data akuntansi dan “lingkungan” dimana para
penggunadan pembuat dari data akuntansi seharusnya berperilaku. Perbedaan opini ini
memancing Komite Konsep dan Standar atau Laporan Keuangan Eksternal dari American
Assosiation untuk menyimpulkan bahwa:

1. Tidak ada satupun cara teori yang mengatur tentang akuntansi keuangan
yang cukup kaya untuk mencakup secara menyeluruh spesifikasi lingkungan
pengguna dengan efektif, sehingga

2. Dicantumkan dalam literatur akuntansi keuangan bukan sebagai teori akuntansi


keuangan melainkan kumpuln teori-teori yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan
yang terjadi dalam spesifikasi lingkungan pengguna.

Hedriksen mendefinisikan teori akuntansi sebagai “serangkaian prinsip-prinsip yang luas


yang (1) memberikan suatu referansi umum dimana praktik akuntansi dalam dievaluasi dan
(2) memandu perkembangan dari praktik dan prosedur baru.

McDonald berpendapat bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen:

1. pengodean fenomena kedalam suatu penyajian simbolis


2. Manipulasi atau kombinasi yang memenuhi aturan tertentu

3. Penerjemahan kembali ke fenomena dunia nyata.

4.4 METODOLOGI DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


Kita sekarang telah menetapkan bahwa suatu teori akuntansi adalah mungin jika (1)
teori memberikan suatu kerangka referensi, seperti yang disarankan oleh Hendriksen dan
mencakup tiga elemen: pengodean kedalam penyajian simbolis; manipulasi atau kombinasi
yang mematuhi aturan tertentu; dan penerjemahan kembali ke fenomena dunia nyata,
seperti yang disarankan oleh McDonald.

Dalam dunia akuntansi profesional, ada kepercayaan umum bahwa akuntansi adalah
suatu seni yang tidak dapat diformalisasikan dan bahwa metodologi yang digunakan dalam
formulasi suatu teori akuntansi secara tradisional adalah suatu usaha untuk menjustifikasi
apa yang terjadi dengan memodifikasikan praktik-praktik akuntansi. Teori seperti ini
dinamakan akuntansi deskriptif atau teori deskriptif akuntansi.

Pendekatan akuntansi deskriptif dikritik oleh para pendukung dari metodologi normatif.
Teori akuntansi normatif berusaha untuk menjustifikasi apa yang seharusnya terjadi, bukan
apa yang terjadi. Teori seperti ini disebut akuntansi normatif atau teori normatif akuntansi.

4.5 PENDEKATAN UNTUK PERUMUSHAN TEORI AKUNTANSI

Pendekatan Tradisional tersebut adalah:

1. nonteoritis, praktis, atau pragmatis (informal)

2. Teoritis:

a. Deduktif

b. Induktif

c. Etis

d. Sosiologi

e. Ekonomi

f. Selektif
4.5.1 Pendekatan Nonteoritis
Pendekatan nonteorisis adalah:

1. Pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh
kesamaannya dengan praktik dunia nyata yang berguna dalam artian suatu teori
yang ditandai oleh sifatnya praktis.

2. Pendekatan kekuasaan untuk perumusan suatu teori yang terutama


dipergunakan oleh organisasi profesional, terdiri atas penerbitan pernyataan
sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi.

4.5.2 Pendekatan Deduktif


Pendekatan deduktif dalam penyusunan teori manapun diawali dengan dalil dasar dan
diteruskan dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan.
Jika kita mengasumsikan bahwa dalil mengenai lingkungan akuntansi terdiri atas baik tujuan
maupun rumus langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan deduktif akan
meliputi

1. menentukan tujuan dari laporan keuangan

2. Memilih “postulat” dari akuntansi

3. Menghasilkan “prinsip” dari akuntansi

4. Mengembangkan “teknik” dari akuntansi

Menurut Popper, pengujuan teori deduktif dapat dilaksanakan dalam empat pokok:

1. terdapat perbandingan logis diantara masing-masing kesimpulan dimana


kekonsistenan internal dari sistem diuji

2. Terdapat investigasi dari bentuk logis teori dengan objek untuk menentukan
apakah teori memiliki karakter teori empiris atau sains, atau apakah ia
merupakan sebagai contoh ilmu pengulangan kata

3. Terdapat perbandngan denganteori lain, terutama dnegan sasaran untuk


menentukan apakan teori itu dapat dikatakan merupakan kemajuan ilmiah

4. Terdapat ujian dari teori dengan cara penerapan empiris dari kesimpulan yang dapat
diambil dari teori tersebut
4.5.3 Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunan dari suatu teori diawali dengan observasi dan
pengukura serta berlanjut pada kesimpulan uum. Dalam penerapannya dalam akuntansi,
pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai infrmasi keuangan dari perusahaan
bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip akkuntansi dari
observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang kembali. Pendekatan
induktif untuk suatu teori mencakup empat tahap:

1. mencatat seluruh observasi

2. Menganalisis dan megklasfikasikan observasi ini untuk mendeteksi adanya


hubungan yang berulang kembali

3. Penurunan induktif dar generalisasi dan prinsip akuntansi dari observasi yang
menggambarkan hubungan berulang

4. Menguji generalisasi

4.5.4 Pendekatan Etis


Inti dasar dari pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran, keadilan, ekuitas, dan
kenyataan. Konsep tersebut merupakan kriteria utama dari D.R Scott untuk perumusan teori
akuntansi. Scott menyamakan “keadilan” dengan perlakuan yang sama kepada seluruh
pihak yang berkepentingan, “kenyataan” dengan laporan akuntans yang benar dan akurat
tanpa kesalahan penyajuan, dan “kewajaran” dengan jujur tidak bias dan penyajian yang
tidak memihak.

4.5.5 Pendekatan sosiologi


Pendekatan sosiologi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh sosisal
dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekata etis yang berpusat pada suatu konsep
dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan sosial. Berdasarkan pada pendekatan
sosiologi, prinsip atau teknik akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar
pengaruh laporan terhadap seluruh kelompok dalam komunitas. Juga tersirat dalam
pendekatan ini adalah adanya ekspektasi bahwa data akuntansi akan berguna dalam
pembuatan pertimbangan kesejahteraan sosial. Untuk mencapai tujuan pendekatan
sosiologi mengasumsikan keberadaan dari “nilai sosial baku” yang mungkin digunakan
sebagai kriteria unuk menentukan teori akuntansi.
4.5.6 Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatuteori akuntansi menekankan pada
pengendalian perilaku dari indikator-indikator makroekonomi yang dihasilkan oleh adopsi
dari berbagai teknik akuntansi.

Kriteria umum dipakai dalam pendekatan ekonomi makro adalah secara awal, bahwa
kebijakan dan teknik akuntansi seharusnya mencerminkan “kenyataan ekonomi” dan yang
kedua, bahwa pilihan teknik akuntansi seharusna bergantung pada “konsekuensi ekonomi”.

4.6 PENDEKATAN SELEKTIF UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


Secara umum perumusan suatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip
akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari berbagai pendekatan,
dan bukannya hanya satu pendekatan yang disajikan. Pendekatan selektif adalah terutama
merupakan akibar dari berbagai usaha oleh individu dan profesional serta organisasi
pemerintahan untuk berpartisipasi dalam pematangan konsep dan prinsip-prinsip dalam
akuntansi. Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkaan kepada pendekatan baru
yang sedang di perdebatkat dalam literatur: pendekatan peraturan, pendekatan perilakku,
pendekatan kejadian, prediksi dan positif.
KASUS

Alumina Melompat Pada Berita Buruk

Alumina telah membukukan kegagalan 86,3 persen dalam laba semester pertama
setelah tahun yang sulit untuk sektor aluminium, tetapi saham perusahaan naik setelah
mengatakan penurunan terburuk mungkin berakhir.

Alumina, mitra minoritas dalam kelompok Alcoa World Alumina & Chemicals (AWAC),
menghasilkan laba bersih $ 6 juta pada semester pertama tahun ini, turun dari $ 43,8 juta
pada periode interim sebelumnya. Ini juga membuat kerugian mendasar sebesar $ 14,6 juta
dibandingkan dengan laba sebesar $ 151,7 juta sebelumnya, karena perusahaan membatasi
produksi sebesar 17 persen. Namun. hasilnya mengalahkan ekspektasi pasar untuk kerugian
mendasar sekitar $ 19 juta.

Kepala eksekutif John Bevan mengatakan setengah Juni terakhir adalah "sangat sulit
'untuk industri aluminium. Sementara dia tetap berhati-hati, dia mengatakan situasinya
membaik." Kami sangat percaya bahwa yang terburuk ada di belakang kami dalam hal
dampak keuangan global. krisis dan kami diam-diam yakin bahwa pasar akan mulai
membaik dari sini, "katanya.

Bevan mengatakan, hasilnya mencerminkan harga aluminium antara November dan


April lalu, ketika harga rata-rata di bawah US $ 1.400 per ton. Harga sejak itu rebound untuk
diperdagangkan di atas US $ 2.000 per ton.

Saham Alumina kemarin berakhir 16c, atau 9,79 persen, pada $ 1,795 - penutupan
tertinggi saham sejak 10 November lalu, ketika itu berakhir pada $ 1,945. "Pasar menyukai
hasilnya, yang dikombinasikan dengan fakta bahwa aluminium naik 4 persen dalam
semalam," kata analis riset lG Markets Ben Potter.

Perusahaan tidak mengumumkan dividen, setelah sebelumnya membayar 12c


dividen interim saham. Dikatakan akan terus meninjau masalah dividen setiap enam bulan.

Sumber: Herald Sun, 7 Agustus 2009, hlm. 56, www heraldsun.com.au.


Questions:
1. Alumina melaporkan penurunan laba semester pertama sebesar 86,3 persen, dan
menangguhkan dividen finalnya. Mengapa harga sahamnya naik 9,79 persen pada tanggal
pengumuman?

Meskipun situasi di Alumina sangat sulit, Alumina dengan tegas percaya bahwa
alasan terburuk dibaliknya adalah dampak krisis global dan Alumina merasa yakin
pasar akan mulai membaik. Di antara bulan November dan April yang lalu, harga
Aluminium sejak itu telah diperdagangkan di atas $ US2000, lalu harga saham Alumina
naik menjadi 9,79 persen pada tanggal pengumuman.

Menurut pendapat kami, dari masalah ini kita dapat menganalisis bahwa nilai
yang dirasakan oleh suatu saham adalah pemain besar dalam perubahan harganya.
Kenaikan saham perusahaan terjadi karena harganya menguntungkan opini investor
terhadap perusahaan dan oleh karena itu mendorong lebih banyak orang untuk membeli.
Hal ini meningkatkan permintaan, sehingga harga saham juga meningkat. Dengan
demikian, kekecewaan bisa memicu efek sebaliknya. Semakin banyak spekulasi
mengenai saham tertentu, maka semakin fluktuatif harga per sahamnya.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan harga saham naik. Misalnya, salah satu
faktor yang mempengaruhi apakah harga saham akan naik atau tidak adalah penawaran
dan permintaan, jika jumlah orang yang ingin membeli saham meningkat, maka harga
saham juga bisa meningkat dan investor cukup merasa yakin mengenai hal tersebut,
seperti yang dijelaskan dalam kasus Alumina. Reaksi pasar terhadap informasi tak
terduga ini merupakan kenaikan harga saham Alumina. Selain itu, harga aluminium
juga meningkat, sebuah faktor yang dianggap positif oleh tingkat keuntungan dan arus
kas masa depan perusahaan yang diharapkan.

2. Dalam mencoba menjelaskan respons positif terhadap laba yang dilaporkan Alumina,
jelaskan apakah dan / atau bagaimana Anda dapat menggunakan pendekatan berikut untuk
konstruksi teori akuntansi:

(a) Decision-usefulness

Pendekatan pengambilan keputusan merupakan pendekatan terhadap


penyusunan informasi akuntansi keuangan yang mempelajari teori pengambilan
keputusan investor untuk menyimpulkan sifat dan jenis informasi yang dibutuhkan
investor (dipusatkan pada pengguna laporan keuangan, keputusan, kebutuhan
informasi, dan kemampuan pemrosesan).

Menurut pendapat kami, dalam kasus Alumina, pendekatan ini adalah cara
mengkonseptualisasikan isi informasi dari laporan keuangan, mewakili persyaratan
pada setiap keadaan alam dan setiap item bukti laporan keuangan yang mungkin,
seperti yang dapat kita buat sebagai investor dalam kaitannya dengan risiko,
menentukan prinsip diversifikasi portofolio, mendefinisikan beta (co-movement
antara perubahan harga pasar dari suatu keamanan dan perubahan nilai pasar
portofolio pasar), menghitung expected return, membuat keputusan investasi yang
optimal, menganalisis hubungan antara keputusan teori untuk kerangka konseptual
badan penetapan standar, dll.

Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk
membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data
akuntansi yang relevan atau bermanfaat. Pendekatan ini akan mencoba untuk
menentukan apakah output akuntansi (pengumuman keuntungan Alumina)
memberikan informasi yang berguna bagi pemegang saham untuk mengambil
keputusan.
(b) Pendekatan Ekonomi
Konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan termasuk, antara lain : (1) dintribusi kesejahtera
an (2) tingkat resiko agragat dan alokasi resiko diantara individu (3) konsumsi dan produksi
agregat (4) alokasi sumber daya antar perusahaan (5) penggunaan sumber daya untuk produks
i, sertifikasi, penyebaran, pemrosesan, analisis dan interpretasi dari informasi keuangan (6) pe
nggunaan sumber daya dalam pengembangan, penyesuaian, penekanan, dan litigasi dari regul
ais, dan (7) penggunaan dari sumber daya dalam sektor privat mencari informasi.

(c) Scientific
Berdasarkan pengamatan bahwa harga saham perusahaan umumnya meningkat
setelah pengumuman laba. Pendekatan ilmiah akan menyebabkan peneliti
mengembangkan teori tentang mengapa hal itu terjadi, beralih ke prosedur formal yang
digunakan untuk mendapatkan undang-undang dan prinsip-prinsip yang mengatur
disiplin ilmiah yang keras. Akuntan yang percaya pada pendekatan ilmiah
menginginkan bukti empiris dan penjelasan logis untuk mendukung praktik akuntansi,
sehingga praktisi dapat merekomendasikan metode yang paling tepat untuk situasi yang
diberikan berdasarkan bukti.

KESIMPULAN

Pendekatan tradisional terhadap perumusan suatu teori akuntansi telah menggunakan


metodologi normatif atau metodologi deskriptif, suatu pendekatan teoritis atau nonteoriti,
suatu bentuk alasan deduktif atau induktif, dan telah berfokus pada suatu konsep
“kewajaran”, “kesejahteraan sosial”, atau “kesejahteraan ekonomi”. pendekatan tradisional
telah berubah secara perlahan menjadi pendekatan selektif dan mulai digantikan oleh
pendekatan pendekatan yang lebih baru. Apapun pendekatan yang dipilih, penting untuk
diingat bahwa suatu teori akuntansi harus dikonfirmasikan untuk diterima.

Anda mungkin juga menyukai