Anda di halaman 1dari 9

NAMA : KURNIA DWI LESTARI

NIM : 17110001
KELAS : AKUNTANSI SORE
MK : TEORI AKUNTANSI

RESUME I

TEORI AKUNTANSI

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi


yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk
membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. 

Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan


aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi
bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh
para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham,
kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan
pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. 

- Pengertian akuntansi menurut menurut Abubakar. A & Wibowo (2004) adalah proses


identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu
entitas/perusahaan.
- Pengertian akuntansi menurut Kam (1990) :Akuntansi adalah suatu seni pencatatan dari
transaksi-transaksi keuangan.
- Pengertian Akuntansi menurut Keputusan Menteri Keuangan RI (NO.476 KMK.01 1991)
: Akuntansi adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan,
pengklasifikasian, pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk
menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna untuk
pengambilan keputusan.

Teori Akuntansi

- Menurut Buku Pedoman Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran :

Teori akuntansi adalah model-model akuntansi teoritis, perkembangan historis tentang pemikiran
akuntansi, sifat dan pengukuran pendapatan, biaya, laba, aktiva, hutang dan modal. Pemikiran-
pemikiran akuntansi yang mendasarkan prktik-praktikakuntansi yang berlaku.

- Menurut Buku Pedoman Sekolah Tiggi Ekonomi  Indonesia :

Teori akuntansi berbeda dengan ilmu yang lain, hal ini disebabkan akuntansi sendiri memang
bukanlah merupakan ilmu yang secara teoritis berlaku universal. Bahkan oleh banyak penulis,
akuntansi dikatakan lebih dekat kepada “seni”, karenanya mereka memberikan pengertian
akuntansi sebagai suatu proses pelaksanaan sesuatu, dalam hal ini adalah pembukuan dalam arti
luas.

- Menurut Buku Pedoman Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun akademik


1999/2000 :

Teori akuntansi memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang pokok-pokok pikiran yang
mempengaruhi praktik Akuntansi Keuangan. Pokok bahasannya meliputi;  pengantar dan
pendekatan tradisional terhadap perumusan teori akuntansi, pendekatan baru terhadap perumusan
teori akuntansi, perkembangan teori akuntansi, sifat unsur tujuan akuntansi keuangan dan
struktur teori akuntansi, lingkungan ekonomi dalam akuntansi. Pembahasan juga
mencakup  konsep aktiva uang dan modal, konsep income statement, konsepcash flow statement,
akuntansi inflasi, disclosures dan current issues.
Peran Teori Akuntansi
Praktik akuntansi dalam suatu negara sebenarnya didasarkan pada sebuah aturan yang
dengan sengaja dikembangkan untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dalam proses perancangan
dan pengembangan aturan akuntansi tersebut banyak mempertimbangkan faktor seperti kondisi
ekonomi, sistem politik dan teori akuntansi itu sendiri.

Teori akuntansi menempati posisi sangat penting dalam proses pembuatan kebijakan.
Pemahaman akan pentingnya teori, baik oleh praktisi maupun para penyusun standar sangat
penting, supaya rancangan standar akuntansi dapat menjadi pedoman yang stabil, dan sekaligus
adaptif, karena praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah
praktis dan professional.

Masalah praktis memang dapat diatasi atau dipecahkan dengan berdasarkan pengalaman
praktis, tetapi pengalaman praktis saja tidaklah cukup, melainkan harus dilandasi oleh
pemahaman yang kuat terhadap teori akuntansi. Kam (1986: 38 ) mengatakan bahwa praktik
akuntansi yang baik dan maju tidak akan pernah tercapai jika teori yang melandasinya tidak baik.
Teori yang baik tidak akan pernah menjiwai praktik jika teori yang baik tersebut tidak dipahami.

Beragam pandangan tentang akuntansi

Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam
menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai
bahasa, akuntansi sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat
ini, akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya, akuntansi
sebagai sebuah ideology.

Akuntansi sebagai sebuah ideology

Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologi sarana untuk mendukung dan
melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini. Karl Marx menegaskan bahwa
akuntansi melakukan suatu bentuk dan hubungan-hubungan sosial yang membentuk usaha
produktif. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos symbol, dan kegiatan ritual yang
mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang didalamnya agen-agen sosial dapat saling
berinteraksi. Kedua persepsi tersebut juga mewujudkan dalam pandangan umum merupakan
bahwa akuntansi juga instrument rasionalisasi ekonomi dan alat sistem kapitalisme.

Persepsi bahwa akuntansi merupakan sebuah instrument rasionalisasi ekonomi


ditunjukkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan tindakan rasionalisasi
ekonomi sebagai “perluasan penghitungan kuntitatif atau akuntansi yang secara teknis dapat
dilakukan dan secara nyata dapat diaplikasikan.” Hal yang sama ditekankan pula oleh Heilbroner
yang menyatakan bahwa:

Praktik yang kapitalis mengubah satuan uang ke dalam satuan alat penghitung cost-
profit yang rasional, dimana karya besarnya adalah pembukuan berpasangan yang terutama
merupakan produk evolusi rasionalisasi ekonomi, perhitungan cost-profit, sebagai reaksi
terhadap rasionalisasi tersebut, dengan merealiasikan dan mendefinisikan dan secara numeric,
praktik ini sangat mendukung logika perusahaan.

Akutansi Sebagai Sebuah Bahasa

Akutansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara
pengkomunikasian informasi tetnang bisnis. Apa yang membuat akuntansi menjadi sebuah
bahasa ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat kesejahteraan potensial antara akuntansi
dan bahasa. Hawes mendefinisikan bahasa sebagai berikut:

Simbol-simbol manusia bukan merupakan tanda-tanda yang disusun secara acak, yang
mengarahkan pada konseptualisasi rujukan yang bersifat tertutup dan rahasia. Sebaliknya,
symbol-simbol manusia disusun secara yang sistematis dan berpola dengan aturan-aturan khusus
yang mengarahkan penggunaannya. Susunan symbol ini disebut bahasa, dan aturan yang
mempengaruhi pola dan penggunaan symbol tersebut dinyatakan sebagai tata bahasa.

Jadi, pengakuan akutansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua
komponen tersebut, sebagai dua tingkatan akutansi. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung
arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa.
2. Tata bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap
bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang
digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis.
Jadi menetapkan hubungan antara tata bahasa dengan aturan akuntansi dalam pernyataan
berikut ini:

Penyandang gelar CPA (pakar dalam bidang akuntansi) mengesahkan ketetapan penerapan
aturan akuntansi sama seperti seorang pembicara suatu bahasa mengesahkan ketetapan tata
bahasa suatu kalimat. Aturan akuntansi memformalisasikan struktur yang melekat pada suatu
bahasa alamiah.

Akutansi Sebagai Catatan Peristiwa yang Lalu

Umumnya akutansi dipandang sebuah cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi
yang dilakukannya dengan pihak lain. Konsep pertanggung jawaban pada dasarnya merupakan
ciri hubungan principal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggung
jawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Bimberg membedakannya dalam empat
periode:

1. Periode pure custodial

2. Periode traditional custodial

3. Periode aset-utilization

4. Periode open-ended

Dua periode pertama mengacu pada kepentingan agen untuk mengembalikan sumber-
sumber daya secara lengkap kepada principal dengan menetapkan tugas-tugas minimal dalam
melaksanakan fungsi pemeliharaan (custodial). Periode ke tiga mengacu pada kepentingan agen
untuk menetapkan inisiatif pemakaian aset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang
telah disepakati.
Terakhir, periode open-ended berbeda dengan periode aset-utilization dalam hal
penetapan pemanfaatan aset yang lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan
aliran pemanfaatan aset. Bimberg menguraikan konsep terakhir tersebut dalam uraian sebagai
berikut:

Konsep ini tidak menyangkut petunjuk awal, namun juga memastikan kapan batas waktu
sejumlah petunjuk harus diubah. Sama halnya dengan pengendalian strategis, fungsi pertanggung
jawaban mensyaratkan adanya asumsi tingkat pertanggungjawaban yang signifikan, yang harus
dimiliki oleh manajer. Tekanan kerja mungkin disebabkan oleh adanya kesenjangan struktur dan
adanya ketidakpastian dengan jumlah yang signifikan. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin
menyebabkan sistem pelaporan pada pemilik perusahaan akan menemui hambatan dalam
komunikasi. Di satu sisi adanya kebutuhan pelaporan secara terperinci, disisi lain adanya resiko
pelaporan yang terlalu banyak dan kompleks.

Akutansi Sebagai Realitas Ekonomi Saat ini

Akutansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi saat ini.
Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan
laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini
daripada kos histories.

Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya
(true income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan kesejahteraan perusahaan dari suatu
periode ke periode selanjutnya.

Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi

Akutansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini mengasumsikan
akutansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya
akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Dengan
menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses
menyendikan sejumlah observasi ke dalam bahasa sistem akuntansi, memanimpulasi sinyal
sistem pelaporan, dan mengawasandikan (decoding) serta mentransmisikan hasilnya.”
Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual
maupun secara empiris. Pertama, pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi
merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi. Kedua, pandangan ini
memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang optimal, yang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat (bagi pengguna). Perilaku pengirim (sender)
merupakan hal yang penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam
pemanfaatan informasi yang dibuat. Kedua perilaku ini merupakan subjek penelitian empiris
dalam bidang akuntansi keperilakuan.

Klasifikasi Teori Akuntansi

Atas dasar metode penalaran yang digunakan, teori akuntansi dapat di-rumuskan dari berbagai
pendekatan yang berbeda, yaitu :

 Deduktif
 Induktif
 Etikal
 Sosiologi
 Ekonomi
 Eklektik
Pendekatan deduktif
Validitas  teori yang dikembangkan melalui pendekaktan ini, sangat tergantung pada kemampuan
peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan dengan tepat berbagai komponen proses
akuntansi dalam urutan yang logis. Kesalahan dalam menentukan tujuan dan kemampuan
prosedur untuk mencapai tujuan tersebut, akan menghasilkan konklusi yang salah.  Pendekatan
ini terbukti sering menghasilkan prinsip yang terlalu teoritis sehingga tidak dapat diterapkan
dalam praktik . Implikasinya, pendekatan ini kurang teruji dalam pruktik.

Pendekatan induktif.
Littleton (1953), menyatakan bahwa prinsip akuntansi dapat dihasilkan secara induktif dengan
melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan akuntansi. Proses induktif melibatkan kegiatan
observasi mengenai data keuangan yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil
observasi, kemudian dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsiop akuntansi sesuai
hubungan yang ada. Dengan langkah sbb :

 Mencatat semua observasi


 Menganalisa dan mengklasifikasikan hasil observasi, sehingga dapat dirumuskan
berbagai kesamaan dan ketidak samaan.
 Hasil observasi kemudian di-generalisasi
 Pengujian terhadap generalisasi  (belkoui, 1993)
Atas dasar langkah diatas, berbagai hubungan antara variable yang di-observasi akan terus di-
amati. Apabila terdapat hubungan yang jelas, maka generalisasi dan berbagai prinsip dapat
dirumuskan. Tujuan yang melandasi induksi adalah untuk merumuskan konklusi teoritis dan
bersifat abstrak dari rasionalisasi praktik akuntansi.

Keuntungan pendekatan induktif


Adalah didasarkan pada kebebasan dimana perumusan teori akuntansi tidak dibatasi oleh stuktur 
atau model yang telah disiapkan sebelumnya. Jadi pihak observer memiliki kebebasan untuk
mengamati variab le tertentu selama masih relevan dengan tujuan yang akan dicapai.

Kelemahan pendekatan induktif


 Pengamat mungkin dipengaruhi unsur bias yang tidak disadari
 Data yang di-observasi tidak sama antara masing-masing perusahaan dan seringkali
jumlahnya terbatas.
 Pendekatan induktif dan deduktif bersifat saling melengkapi dan sering digunakan secara
bersama-sama (rudner, 1966) dan (carnap, 1951)
Pendekatan etikal
Pendekatan ini didasarkan pada konsep kebenaran (truth), keadilan (justice), dan kewajaran 
(fairness). Pendekatan ini makin penting pada saat sekaran (scott) karena prinsip akuntansi
adalah peenyataan umum yang menghubungkan aturan  (pedoman) dan prosedur akuntansi
dengan konsep sosial tersebut. Dan bahwa prosedur akuntansi akan berubah karena perubahan
kondisi lingkungan bukan berubah karena maksud tertentu untuk memenuhi tujuan sekelompok
pemakai tertentu.

Pendekatan sosiologi
Pendekatan ini menekankan pada socio economic accounting yang bertujuan agar perusahaan
mempertanggungjawabkan kegiatan usahanya pada lingkungan sodial melalui pengukuran,
intetrnalisasi dan pengungkaan dampak sosial kegiatan perusahaan dalam laporan keuangan

Pendekatan ekonomi
Yang memusatkan perhatian pada pengendalian terhadap perilaku indikator makro
ekonomisebagai akibat adopsi berbagai teknik akuntansi. Jadi, tehnik akuntansi yang
dikembangkan harus dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi umum. Pemilihan terhadap
teknik akuntansi tergantung pengaruhnya pada ekonomi nasional. Kriteria yang digunakan pada
pendekatan ini adalah  :

 Kebijakan dan teknik akuntansi harus dapat me-refleksikan realita ekonomi


 Pemilihan tehnik akuntansi tergantung pada konsekuensi ekonomi yang timbul dan
penerapan teknik tersebut
 Pendekatan eklektik
Adalah bertujuan mengembangkan akuntansi dengan cara menggabungkan berbagai pendekatan
yang selama ini digunakan.

Anda mungkin juga menyukai