A. DEFINISI AKUNTANSI
Sofyan Syarif Harahaf: akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang
dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi
keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang, dan modal suatu bisnis dan
hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.
B. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
Pelaporan keuangan
Audit independen
A. DEFINISI
Struktur teori akuntansi merupakan elemen-elemen yang saling berkaitan yang
menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan penyusunan teknik/standar akuntansi.
I. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Secara umum tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan
kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
II. POSTULAT AKUNTANSI
Pernyataan yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya atau disebut juga
aksioma yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan hukum
dimana akuntansi itu beroperasi.
Jenis-jenis postulat akuntansi :
1) Postulat entity
Postulat ini menyatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemilik dan perusahaan lainnya.
Berdasarkan postulat ini yang menjadi objek dan perhatian akuntansi adalah
kejadian yang dialami oleh suatu entity bukan gabungan dengan pribadi
pemiliknya. Konsep ini disebut juga dengan konsep firm oriented.
2) Postulat going conceren
Postulat ini menganggap bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam
jangka waktu yang tidak terbatas. Postulat ini memberikan pembenaran terhadap
penilaian asset secara historical cost dan book value bukan current value atau
liquidation value. Postulat ini juga digunakan untuk mendorong agar para manajer
bersikap forward looking dan investor diharapkan akan bersedia menanamkan
modalnya untuk jangka waktu lama.
3) Postulat unit of measure
Postulat ini menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur dengan
suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai dalam
akuntansi adalah alat ukur moneter (uang). Postulat ini memiliki beberapa
kelemahan:
- Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran
moneter (uang) tidak mencatat informasi relevan lainnya yang sifatnya non
moneter.
- Terkadang dalam unit moneter sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena
tergantung pada kemampuan daya belinya (purchasing power).
4) Postulat accounting period
Postulat ini menggambarkan bahwa walaupun akuntansi telah memegang
postulat going conceren, namun posisi keuangan, hasil usaha dan perubahannya
harus dilaporkan secara periodik dalam kurun waktu tertentu.
Revenue diukur berdasarkan nilai perukaran barang dan jasa dalam sebuah
transaksi yang objektif (arm’s length transaction). Pandangan ini
menunjukkan kas bersih dan nilai diskonto atau uang yang diterima atau
yang seharusnya diterima dalam pertukarang barang atau jasa yang
diserahkan perusahaan kepada langganannya.
Accrual basis
Berdasarkan accrual basis revenue harus dilaporkan selama kegiatan
produksi (dimana laba dapat dihitung secara proporsional dengan
penyelesaian pekerjaan), pada akhir produksi, pada saat penjualan, atau
pada saat penagihan piutang.
Critical event basis
Dasar peristiwa kritis (critical event basis) untuk pengakuan revenue
dipicu oleh peristiwa penting (crucial) dalam siklus operasi, seperti:
Saat terjadinya penjualan
Pengakuan revenue berdasarkan penjualan dibenarkan karena:
- Harga produk dapat diketahui dengan pasti
- Pertukaran telah diakhiri dengan pengiriman barang, sehingga
dapat diketahui secara objektif biaya yang sudah
dikeluarkannya
- Dalam artian realisasi, penjualan merupakan peristiwa crucial
Saat penyelesaian produk
Pengakuan revenue berdasarkan saat penyelesaian produk
dibenarkan ketika pasar dalam keadaan stabil, dan harga yang
stabil tersedia untuk komoditi standar.
Saat penerimaan pembayaran
Pengakuan pengakuan berdasarkan saat penerimaan
pembayaran dibenarkan ketika pengakuan yang akurat tidak dapat
diberlakukan untuk produk yang akan diserahkan tersebut.
3) The matching principles
Prinsip ini menyatakan bahwa biaya harus dibebankan pada
periode yang sama dengan pengakuan revenue. Revenue diakui pada
periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan biaya dibebankan pada
periode tersebut.
Secara operasional, akuntansi untuk biaya mencakup dua tahap:
Biaya (cost) dikapitalisasi sebagai asset yang menggambarkan
sekumpulan jasa atau manfaat potensial.
Setiap asset dihapuskan dan dibebankan sebagai biaya untuk menilai
bagian asset yang telah terpakai untuk menghasilkan revenue selama
periode tertentu.
Hubungan revenue dan biaya (cost) tergantung pada satu dari empat
kriteria berikut:
Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan revenue,
seperti harga pokok penjualan yang ditandingkan langsung dengan
penjualan terkait.
Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan periodenya,
seperti gaji direktur untuk periode tertentu.
Alokasi biaya selama periode yang menghasilkan revenue, seperti
biaya penyusutan.
Menjadikan seluruh cost sebagai biaya dalam periode yang
dibebankan, kecuali dapat ditunjukkan bahwa cost masih memiliki
manfaat di masa mendatang, seperti biaya iklan.
V. STANDAR/TEKNIK AKUNTANSI
Standar/teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang dijabarkan dari
prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang standar pencatatan dan pelaporan
terhadap semua transaksi atau kejadian yang dialami oleh suatu lembaga (entity),
organisasi, atau perusahaan.
Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia adalah standar akuntansi
yang dirumuskan dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
PERTEMUAN 4 &5
METODOLOGI TEORI AKUNTANSI
A. DEFINISI TA
Sofyan Syarif Harahap: Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi,
atau dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yang menjelaskan hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul
Hendriksen: Teori akuntansi adalah seperangkat prinsip-prinsip logis yang
(1) memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai prinsip-prinsip
yang ada sekarang kepada praktisi, investor, manajer, dsb. (2)
Memberikan kerangka dasar konseptual untuk mengevaluasi praktek-
praktek akuntansi. (3) Mengarahkan perkembangan praktik dan prosedur
yang baru.
2. Pendekatan Deduktif
Penyusunan teori akuntansi dimulai dengan asumsi atau dalil dasar
akuntansi dan kesimpulan logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip
akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan
teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi
yang bersifat umum (asumsi dasar) ke kondisi yang lebih spesifik.
Langkah-langkah :
- Penetapan tujuan pelaporan akuntansi
- Pemilihan dalil-dalil akuntansi
- Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
- Pengembangan teknik-teknik akuntansi
-
3. Pendekatan Induktif
Penyusunan teori akuntansi dimulai dengan serangkaian
pengamatan terhadap informasi keuangan dari suatu kesatuan bisnis dan
selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsif-prinsif akuntansi
dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang
terjadi secara berulang. Argumentasi induktif membawa keterangan-
keterangan yang bersifat khusus (informasi akuntansi) ke suatu bentuk
yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsif akuntansi).
Langkah-langkah :
- Pencatatan seluruh pengamatan
- Penganalisaan dan pengelompokan hasil pengamatan untuk
mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesamaan atau
kemiripan)
- Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsif-prinsif
akuntansi dari pengamatan-pengamatan yang menggambarkan
hubungan secara berulang
- Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat
4. Pendekatan Etis
Inti dari pendekatan ini terdiri dari:
- konsep kewajaran (fairness): penyajian informasi keuangan yang
wajar, tidak bias, dan tidak memihak, dengan
- Konsep keadilan (justice): perlakuan yang seimbang terhadap seluruh
pihak yang berkepentingan.
- konsep kebenaran (truth): pelaporan keuangan yang akurat dan benar
tanpa adanya kesalahan interpretasi.
5. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat sosial yang
ditimbulkan oleh penerapan teknik-teknik akuntansi. Dalam pendekatan
ini prinsip atau teknik akuntansi yang tersedia dievaluasi berdasarkan
kesesuaiannya dengan akibat-akibat yang dilaporkan oleh berbagai
kelompok masyarakat. Data akuntansi diharapkan dapat memberikan
manfaat dalam pembuatan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan
sosial.
Guna mencapai tujuan tersebut, pendekatan ini mengasumsikan
adanya nilai-nilai sosial yang mapan yang dapat digunakan sebagai
kriteria dalam penyusunan teori akuntansi.
6. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini menekankan pengendalian prilaku indikator-
indikator ekonomi makro yang diakibatkan oleh berbagai praktik
akuntansi. Menurut pendekatan ini, pemilihan teknik-teknik akuntansi
yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap barang ekonomi
nasional.
7. Pendekatan Elektik
Secara umum, penyusunan teori akuntansi dan pengembangan
prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti suatu pendekatan elektik atau
pendekatan gabungan daripada pendekatan secra tunggal. Pendekatan
elektik merupakan hasil berbagai upaya individu dan profesi maupun
organisasi pemerintah dalam partisifasinya untuk menetapkan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi