Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN 1

AKUNTANSI DAN BIDANG-BIDANG AKUNTANSI

A. DEFINISI AKUNTANSI

 Sofyan Syarif Harahaf: akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang
dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi
keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang, dan modal suatu bisnis dan
hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.

 ASOBAT: Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan


informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil
kesimpulan oleh para pemakainya.

 AICPA: Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan


cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang
umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

 Akuntansi adalah aktivitas jasa yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif,


terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan
bernanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi dalam membuat pilihan
diantara alternatif tindakan yang ada.

B. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI

 Pelaporan keuangan

 Penentuan dan perencanaan pajak

 Audit independen

 Pemrosesan data dan sistem informasi

 Akuntansi biaya dan manajemen

 Akuntansi income nasional


 Konsultasi manajemen

C. BERBAGAI PANDANGAN TENTANG AKUNTANSI


1. Akuntansi Sebagai Ideologi
Akuntanasi dipandang sebagai fenomena ideologis, sebagai sarana untuk
mendukung dan melegitimasi tatanan ekonomi sosial dan politik kapitalis.
2. Akuntansi sebagai suatu Bahasa
Akuntansi dianggap sebagai bahasa perusahaan yang dapat berkomunikasi sendiri
tentang suatu perusahaan/organisasi yang dilaporkannya.
Ciri-ciri :
 Simbol dan sifat leksikal: Akuntansi memiliki simbol-simbol, istilah yang
kadang-kadang hanya bisa dimengerti oleh orang yang mengetahui atau
menguasai akuntansi. (ex. Istilah neraca, laba-rugi, perkiraan, debet-kredit, jurnal,
buku besar, dll)
 Tata aturan atau gramticak rules: Akuntansi memiliki aturan-aturan sehingga
orang dapat memahami bahasa/komunikasi akuntansi (ex. Aturan penempatan
pos/rekening bersarkan urutan likuiditas, aturan pengakuan pendapatan dan biaya,
akrual, proses pemindah bukuan, dll)
3. Akuntansi sebagai catatan historis
Akuntansi telah dianggap sebagai suatu wahana untuk memberikan gambaran
sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukan dengan lingkungannya pada masa
lalu
4. Akuntansi sebagai realita ekonomi
Akuntansi dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realita ekonomi saat ini,
sehingga laporan akuntansi dianggap menggambarkan situasi ekonomi perusahaan
pada saat sekarang. Untuk itu, akuntansi semestinya menggunakan harga saat ini atau
current value.
5. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi
Akuntansi dipandang sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber
informasi, saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal).
Akuntansi memiliki siklus yang disebut accounting cycle yang memproses bukti
transaksi menjadi bentuk-bentuk informasi, yang dikenal dengan laporan keuangan,
yang dapat dipergunakan masyarakat untuk proses pengambilan keputusan.
6. Akuntansi sebagai komoditas
Akuntansi dipandang sebagai komoditas yang dihasilkan dari suatu aktivitas
ekonomi. Pandangan ini muncul karena adanya permintaan informasi dan para
akuntan memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini
menyebabkan munculnya pasar informasi akuntansi yang dapat mempertemukan
penawaran dan permintaan informasi
7. Akuntansi sebagai sistem pertanggungjawaban
Akuntansi dapat dijadikan sebagai media untuk mempertanggung jawabkan
pengelolaan suatu perusahaan atau organisasi kepada principal (pemilik). Dengan
adanya akuntansi, maka sumber-sumber kekayaan yang dikelola dapat ditelusuri
(dapat diketahui arus keluar dan masuknya), dapat diketahui hasil yang diperoleh
dari transaksi yang terjadi, serta dapat diketahui posisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu.

D. SIFAT DASAR AKUNTANSI


 Accounting entity
 Going conceren
 Measurement
 Time period
 Monetary unit
 Accrual
 Exchange price
 Approximation
 Judgement
 General purpose
 Interelated statement
 Subtance over form
 Materiality
E. SIFAT DASAR LAIN AKUNTANSI
 Historical report
 Classification
 Summarization
 Measurement basic
 Verifiability
 Conservatism
 Technical termonology
PERTEMUAN 2&3
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

A. DEFINISI
Struktur teori akuntansi merupakan elemen-elemen yang saling berkaitan yang
menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan penyusunan teknik/standar akuntansi.
I. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Secara umum tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan
kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
II. POSTULAT AKUNTANSI
Pernyataan yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya atau disebut juga
aksioma yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan hukum
dimana akuntansi itu beroperasi.
Jenis-jenis postulat akuntansi :
1) Postulat entity
Postulat ini menyatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemilik dan perusahaan lainnya.
Berdasarkan postulat ini yang menjadi objek dan perhatian akuntansi adalah
kejadian yang dialami oleh suatu entity bukan gabungan dengan pribadi
pemiliknya. Konsep ini disebut juga dengan konsep firm oriented.
2) Postulat going conceren
Postulat ini menganggap bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam
jangka waktu yang tidak terbatas. Postulat ini memberikan pembenaran terhadap
penilaian asset secara historical cost dan book value bukan current value atau
liquidation value. Postulat ini juga digunakan untuk mendorong agar para manajer
bersikap forward looking dan investor diharapkan akan bersedia menanamkan
modalnya untuk jangka waktu lama.
3) Postulat unit of measure
Postulat ini menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur dengan
suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai dalam
akuntansi adalah alat ukur moneter (uang). Postulat ini memiliki beberapa
kelemahan:
- Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran
moneter (uang) tidak mencatat informasi relevan lainnya yang sifatnya non
moneter.
- Terkadang dalam unit moneter sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena
tergantung pada kemampuan daya belinya (purchasing power).
4) Postulat accounting period
Postulat ini menggambarkan bahwa walaupun akuntansi telah memegang
postulat going conceren, namun posisi keuangan, hasil usaha dan perubahannya
harus dilaporkan secara periodik dalam kurun waktu tertentu.

III. KONSEP TEORITIS AKUNTANSI


Pernyataan yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya atau disebut
juga aksioma yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan
laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam
perekonomian bebas yang ditandai dengan adanya pengakuan atas kepemilikan
pribadi.
Jenis-jenis konsep teoritis akuntansi :
1) The Propietory Theory
Menurut konsep ini entity dianggap sebagai agen, perwakilan dari
pengusaha atau pemilik, oleh karena itu pemilik (proprietor) merupakan pusat
perhatian yang akan dilayani oleh informasi akuntansi. Tujuan utama dari teori ini
adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih (net worth)
perusahaan yang merupakan hak si pemilik. Kesamaan akuntansi menurut teori
ini:
Asset – liabilities = proprietor’s equity

2) The Entity Theory


Menurut teori ini, entity dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari pihak yang menanamkan modal ke dalam perusahaan, oleh karena
itu unit usaha itulah yang menjadi pusat perhatian yang harus dilayani akuntansi.
Unit usahalah yang memiliki kekayaan dan kewajiban. Kesamaan akuntansi
menurut teori ini adalah:
Asset = equities
Asset = utang + stockholder’s equity

3) The Fund Theory


Menurut teori ini yang menjadi perhatian akuntansi bukan pemilik atau
perusahaan (entity) melainkan sekelompok asset yang ada dan kewajiban yang
harus dipenuhi yang, disebut fund, yang masing-masing pos memiliki aturan
dalam penggunaannya. Teori ini menganggap bahwa perusahaan merupakan
sumber ekonomi (fund) dan kewajiban ditetapkan sebagai pembatasan-
pembatasan (restriksi) terhadap penggunaan asset. Kesamaan akuntansi menurut
teori ini adalah:
Asset = asset restriction

4) The Enterprise Theory


Menurut teori ini yang menjasi perhatian akuntansi adalah keseluruhan
pihak yang terlibat atau memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung dengan perusahaan atau entity. Menurut teori ini akuntansi jangan hanya
mementingkan informasi bagi pemilik entity, tetapi juga pihak lainnya yang telah
memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung kepada eksistensi
perusahaan.
5) The Residual Equity Theory
Menurut teori ini, yang menjadi perhatian akuntansi adalah residual equity
bukan semua pemilik. Yang dimaksud dengan residual equity dalam teori ini
adalah pemegang saham biasa (common stockholders). Diluar common
stockholders (liabilities dan prefered stockholders) dianggap sebagai specific
equities yang merupakan pihak luar (out sider) yang diperlakukan sebagai
kreditor. Kesamaan akuntansi menurut teori ini adalah:
Asset – specific equities = residual equities
Asset- liabities – prefered equities = residual equity

6) The Commander Theory


Menurut teori ini, bukan entity atau proprietory yang perlu dijadikan pusat
perhatian melainkan cukup commander-nya, yaitu mereka yang memiliki
kekuasaan atau wewenanguntuk melakukan kontrol ekonomi yang efektif
terhadap suatu entity. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah
pertanggungjawaban
7) The Investor Theory
Dalam konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian akuntansi adalah
investor, yaitu mereka yang tergolong specific equities (liabilities dan prefered
equties) dan residual equities (pemegang saham biasa). Kesamaan akuntansi
menurut teori ini adalah:
Asset = specific equities + residual equities
Asset = liabilities + prefered equities + common stockholders

IV. PRINSIP DASAR AKUNTANSI


Prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan elemen out-putnya,
termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan,
postulat akuntansi, dan konsep teoritis akuntansi yang dijadikan dasar bagi
pengembangan teknik-teknik atau standar akuntansi.
Prinsip Dasar Akuntansi menurut APB Statement No 4
1) The Cost Principles
Menurut prinsip ini, biaya perolehan (acquisition cost) atau biaya historis
merupakan dasar penilaian yang tepat untuk mengakui atau mencatat
perolehan semua barang dan jasa, biaya (expend), harga pokok, dan
equitas (equity). Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai dengan harga
pertukarannya pada tanggal perolehan.
Kelemahan dari cost principles yang paling utama adalah akibat
kemampuan daya beli uang yang tidak stabil akan memungkinkan
kesalahan pembaca dalam membaca laporan keuangan yang disajikan
secara cost principles.
2) The Revenue principles
Prinsip ini menjelaskan tiga hal, yaitu:
 Sifat dan komponen-komponen revenue
 Pengukuran revenue
 Waktu pengakuan revenue
Interpretasi reveue:
 Aliran masuk assets bersih yang berasal dari hasil penjualan barang
dan jasa
 Aliran keluar barang dan jasa dari perusahaan ke pelanggan
 Produksi perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa
oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
Pandangan tentang komponen revenue, yaitu:
 Pandangan revenue yang komprehensif memasukan semua hasil dari
aktivitas bisnis dan investasi. Pandangan ini memasukan semua
perubahan dalam asset bersih yang berasal dari aktivitas produksi dan
dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi.
 Pandangan yang lebih sempit tentang hanya memasukan hasil yang
berasal dari aktivitas produksi, tidak termasuk laba rugi yang berasal
dari penjualan aktiva dan investasi.

Revenue diukur berdasarkan nilai perukaran barang dan jasa dalam sebuah
transaksi yang objektif (arm’s length transaction). Pandangan ini
menunjukkan kas bersih dan nilai diskonto atau uang yang diterima atau
yang seharusnya diterima dalam pertukarang barang atau jasa yang
diserahkan perusahaan kepada langganannya.

Waktu Pengakuan Revenue

 Accrual basis
Berdasarkan accrual basis revenue harus dilaporkan selama kegiatan
produksi (dimana laba dapat dihitung secara proporsional dengan
penyelesaian pekerjaan), pada akhir produksi, pada saat penjualan, atau
pada saat penagihan piutang.
 Critical event basis
Dasar peristiwa kritis (critical event basis) untuk pengakuan revenue
dipicu oleh peristiwa penting (crucial) dalam siklus operasi, seperti:
 Saat terjadinya penjualan
Pengakuan revenue berdasarkan penjualan dibenarkan karena:
- Harga produk dapat diketahui dengan pasti
- Pertukaran telah diakhiri dengan pengiriman barang, sehingga
dapat diketahui secara objektif biaya yang sudah
dikeluarkannya
- Dalam artian realisasi, penjualan merupakan peristiwa crucial
 Saat penyelesaian produk
Pengakuan revenue berdasarkan saat penyelesaian produk
dibenarkan ketika pasar dalam keadaan stabil, dan harga yang
stabil tersedia untuk komoditi standar.
 Saat penerimaan pembayaran
Pengakuan pengakuan berdasarkan saat penerimaan
pembayaran dibenarkan ketika pengakuan yang akurat tidak dapat
diberlakukan untuk produk yang akan diserahkan tersebut.
3) The matching principles
Prinsip ini menyatakan bahwa biaya harus dibebankan pada
periode yang sama dengan pengakuan revenue. Revenue diakui pada
periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan biaya dibebankan pada
periode tersebut.
Secara operasional, akuntansi untuk biaya mencakup dua tahap:
 Biaya (cost) dikapitalisasi sebagai asset yang menggambarkan
sekumpulan jasa atau manfaat potensial.
 Setiap asset dihapuskan dan dibebankan sebagai biaya untuk menilai
bagian asset yang telah terpakai untuk menghasilkan revenue selama
periode tertentu.
Hubungan revenue dan biaya (cost) tergantung pada satu dari empat
kriteria berikut:
 Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan revenue,
seperti harga pokok penjualan yang ditandingkan langsung dengan
penjualan terkait.
 Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan periodenya,
seperti gaji direktur untuk periode tertentu.
 Alokasi biaya selama periode yang menghasilkan revenue, seperti
biaya penyusutan.
 Menjadikan seluruh cost sebagai biaya dalam periode yang
dibebankan, kecuali dapat ditunjukkan bahwa cost masih memiliki
manfaat di masa mendatang, seperti biaya iklan.

4) The objectivity principles


Kegunaan informasi keuangan sangat tergantung pada tingkat
kepercayaan (reliabilitas) terhadap prosedur pengukuran yang digunakan.
Karena untuk menjamin tingkat kepercayaan yang maksimum sangat sulit,
maka para akuntan menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan
pemilihan prosedur pengukuran yang digunakan.
Berbagai penafsiran prinsip objektivitas:
 Objektivitas merupakan ukuran yang tidak bersifat personal, dalam arti
bebas dari bias personal pengukurnya. Objektivitas merupakan ralita
yang dikemukakan pihak luar yang independen dari orang yang
menerimanya.
 Objektivitas merupakan pengukuran variabel, dalam arti pengukuran
berdasarkan bukti.
 Objektivitas merupakan hasil dari kesepakatan (konsensus) diantara
kelompok pengamat atau pengukur tertentu. Pandangan ini juga
memandang bahwa objektivitas tergantung pada kelompok pengukur
tertentu.
 Ukuran penyebaran atas distribusi pengukuran digunakan sebagai
indikator tingkat objektivitas suatu sistem pengukuran yang dimaksud

5) The consistency principles


Prinsip ini menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian yang serupa
harus dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode.
Prinsip ini berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang sama akan
diterapkan sepanjang waktu.
Penerapan prinsip ini membuat laporan keuangan lebih
komparabel dan lebih berdaya guna. Disamping itu manipulasi laporan
laba/rugi dan neraca melalui penggunaan prosedur yang berbeda-beda
akan dapat dihindarkan.
Prinsip konsistensi tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan
untuk merubah prosedur akuntansi ketika hal tersebut dapat dibenarkan.
Perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah:
 Perubahan dalam teknik akuntansi
 Perubahan dalam estimasi akuntansi
 Perubahan dalam entitas pelaporan
Perubahan yang terjadi harus digambarkan dan dilaporkan dalam
laporan keuangan melalui penyesuaian pada masing-masing perkiraan.
Perubahan dalam teknik akuntansi harus dilaporakan secara menyeluruh
dalam tahun itu juga. Perubahan dalam estimasi harus dilaporkan secara
prospectively. Perubahan dalam entitas laporan harus dilaporkan secra
retroactive (berlaku mundur).
6) The disclosure principles
Secara umum, data akuntansi harus dilaporkan secara penuh (full),
wajar (fair), dan cukup (adequate).
Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan
didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat seluruh peristiwa
ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan
memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan keuangan
menjadi lebih berguna.
Secara lebih eksplisit, prinsip ini berimplikasi bahwa tidak ada
informasi penting yang dihilangkan atau disembunyikan.

7) The conservatism principles


Prinsip ini merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi, dalam
arti bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data
akuntansi yang relevan dan reliabel. Prinsip ini menyatakan bahwa ketika
dihadapkan untuk memilih diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang
sama-sama diterima, maka harus dipilih pilihan yang memberikan
keuntungan paling kecil bagi equity pemilik. Secara lebih spesifik, prinsip
ini menunjukkan bahwa lebih baik melaporkan nilai yang paling rendah
untuk asset dan revenue dan nilai yang paling tinggi untuk biaya dan
utang. Prinsip ini menggambarkan bahwa akuntansi menganut sikap
pesimis ketika memilih teknik akuntansi untuk penyusunan lapran
keuangan.
8) The materiality principles
Seperti halnya dengan prinsip konservatisme, prinsip materialitas
juga merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip ini
menyatakan bahwa transaksi atau peristiwa yang tidak memiliki dampak
ekonomi yang signifikan dan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat,
baik yang sesuai atau tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang sudah
diterima umum, tidak perlu dilaporkan
9) The uniformity and comparability principles
Prinsip uniformity (keseragaman) merujuk pada penggunaan
prosedur atau teknik yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan
yang diinginkan dari prinsip ini adalah untuk mencapai komparabilitas
alporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang tercipta
karena penggunaan prosedur dan teknik yang berbeda oleh perusahaan
yang berbeda. Pendukung prinsip uniformity mengklaim bahwa prinsip
tersebut akan:
 Mengurangi perbedaan penggunaan prosedur akuntansi dan
ketidaklengkapan praktik akuntansi.
 Memungkinkan pembandingan yang berarti bagi pengguna laporan
keuangan.
 Meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap laporan keuangan
 Mendorong intervensi pemerintah dan regulasi dibidang praktik
akuntansi.

V. STANDAR/TEKNIK AKUNTANSI
Standar/teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang dijabarkan dari
prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang standar pencatatan dan pelaporan
terhadap semua transaksi atau kejadian yang dialami oleh suatu lembaga (entity),
organisasi, atau perusahaan.
Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia adalah standar akuntansi
yang dirumuskan dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
PERTEMUAN 4 &5
METODOLOGI TEORI AKUNTANSI

A. DEFINISI TA
 Sofyan Syarif Harahap: Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi,
atau dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yang menjelaskan hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul
 Hendriksen: Teori akuntansi adalah seperangkat prinsip-prinsip logis yang
(1) memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai prinsip-prinsip
yang ada sekarang kepada praktisi, investor, manajer, dsb. (2)
Memberikan kerangka dasar konseptual untuk mengevaluasi praktek-
praktek akuntansi. (3) Mengarahkan perkembangan praktik dan prosedur
yang baru.

B. METODE PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


1. METODE DESKRIPTIF
Dalam metode ini, teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan
“apa yang terjadi”. Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai suatu
seni yang tidak dapat dirumuskan, sehingga metode perumusan teori
akuntansi harus bersifat menjelaskan atau deskriptif. Teori akuntansi
menjelaskan dan menganalisis praktik yang ada dan diterima saat ini.
2. METODE PSYCHOLOGICAL PRAGMATIC
Dalam metode ini, diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan
terhadap laporan keuangan yang disusun dengan berbagai aturan, standar,
prinsip atau pedoman
3. METODE NORMATIF
Dalam metode ini, teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan
“apa yang semestinya”. Akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang
harus diikuti, tidak peduli apakah berlaku dan dipraktikkan sekarang atau
tidak
4. METODE POSITIF
Metode ini diawali dengan suatu teori atau model ilmiah yang
sedang berlaku dan diterima umum. Berdasarkan teori atau model ilmiah
tersebut, dirumuskan masalah penelitian untuk mengamati prilaku atau
fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Selanjutnya dikembangkan
teori baru untuk menjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian
dengan menggunakan struktur dan peraturan yang standar mulai dari
perumusan masalah , penyusunan hipotesis, pengumpulan data sampai
pengujian secara statistik sehingga diketahui apakah hipotesis yang
dirumuskan diterima atau tidak.

C. PENDEKATAN PENYUSUNAN TEORI AKUNTANSI


1. Pendekatan non teoritis
- pendekatan otoritarian
Dalam penyusunan teori akuntansi terdiri dari penyajian sejumlah
peraturan praktik-praktik akuntansi yang dirumuskan oleh suatu
organisasi profesi yang berhak mengeluarkan pernyataan yang
mengatur akuntansi
- Pendekatan Pragmatis
Penyusunan teori ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik
yang sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi
praktis. Menurut pendekatan ini teknik dan prinsip akuntansi
seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi
akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan

2. Pendekatan Deduktif
Penyusunan teori akuntansi dimulai dengan asumsi atau dalil dasar
akuntansi dan kesimpulan logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip
akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan
teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi
yang bersifat umum (asumsi dasar) ke kondisi yang lebih spesifik.
Langkah-langkah :
- Penetapan tujuan pelaporan akuntansi
- Pemilihan dalil-dalil akuntansi
- Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
- Pengembangan teknik-teknik akuntansi
-
3. Pendekatan Induktif
Penyusunan teori akuntansi dimulai dengan serangkaian
pengamatan terhadap informasi keuangan dari suatu kesatuan bisnis dan
selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsif-prinsif akuntansi
dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang
terjadi secara berulang. Argumentasi induktif membawa keterangan-
keterangan yang bersifat khusus (informasi akuntansi) ke suatu bentuk
yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsif akuntansi).
Langkah-langkah :
- Pencatatan seluruh pengamatan
- Penganalisaan dan pengelompokan hasil pengamatan untuk
mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesamaan atau
kemiripan)
- Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsif-prinsif
akuntansi dari pengamatan-pengamatan yang menggambarkan
hubungan secara berulang
- Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat

4. Pendekatan Etis
Inti dari pendekatan ini terdiri dari:
- konsep kewajaran (fairness): penyajian informasi keuangan yang
wajar, tidak bias, dan tidak memihak, dengan
- Konsep keadilan (justice): perlakuan yang seimbang terhadap seluruh
pihak yang berkepentingan.
- konsep kebenaran (truth): pelaporan keuangan yang akurat dan benar
tanpa adanya kesalahan interpretasi.

5. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat sosial yang
ditimbulkan oleh penerapan teknik-teknik akuntansi. Dalam pendekatan
ini prinsip atau teknik akuntansi yang tersedia dievaluasi berdasarkan
kesesuaiannya dengan akibat-akibat yang dilaporkan oleh berbagai
kelompok masyarakat. Data akuntansi diharapkan dapat memberikan
manfaat dalam pembuatan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan
sosial.
Guna mencapai tujuan tersebut, pendekatan ini mengasumsikan
adanya nilai-nilai sosial yang mapan yang dapat digunakan sebagai
kriteria dalam penyusunan teori akuntansi.

6. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini menekankan pengendalian prilaku indikator-
indikator ekonomi makro yang diakibatkan oleh berbagai praktik
akuntansi. Menurut pendekatan ini, pemilihan teknik-teknik akuntansi
yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap barang ekonomi
nasional.

7. Pendekatan Elektik
Secara umum, penyusunan teori akuntansi dan pengembangan
prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti suatu pendekatan elektik atau
pendekatan gabungan daripada pendekatan secra tunggal. Pendekatan
elektik merupakan hasil berbagai upaya individu dan profesi maupun
organisasi pemerintah dalam partisifasinya untuk menetapkan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi

Anda mungkin juga menyukai