Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENELITIAN

AKUNTANSI KEPERILAKUAN
(Studi Kasus pada CV Rinjani)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS AKUNTANSI B

ISMAIL KURNIAWAN 90400116052


MURTINA 90400116053
LIANA SAFITRI 90400116061
NURUL AISYAH 90400116070
UMMI PUTRI UTAMI 90400116078
NURAENUN FITRI 90400116082

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur Penulis panjatkan pada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengantar Akuntansi
Keperilakuan” Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan. Penulis berterima kasih kepada Ibu DR Lince
Bulutoding,SE,Ak,M.si,CA ,selaku dosen mata kuliah Perpajakan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah


wawasan serta menambah pengetahuan kita tentang Perpajakan.Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu Penulis berharap adanya saran
dan kritikan yang membangun demi perbaikan makalah ini untuk masa yang akan
datang.

Demikianlah kata pengantar dari Penulis, semoga makalah ini dapat


berguna dan dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata di dalam makalah ini. Sekian dan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Samata, 11 maret

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan yang semakin pesat,memastikan


semua bidang ilmu untuk membuka diri termasuk pengkajian ilmu akuntansi.
Kajian tentang sejarah akuntansi telah mengalami metamorphosis yang panjang
untuk menjadi bentuk yang modern sperti sekarang ini. Meskipun tidak ada
catatan yang dapat digunakan untuk menunjuk secara langsung kapan akuntansi
mulai dipraktikkan, dapat diperkirakan bahwa akuntansi telah digunakan sejak
zaman sebelum masehi. Dengan majunya peradaban manusia, tentu saja
pencatatan, pengkitisaran, dan pelaporan telah menjadi bagian dari proses
transaksi di setiap perdagangan.

Pada awalnya, “ dasar pembukuan” atau “statistik akuntansi”


dimanifestasikan sebagai suatu pencatatan dari berbagai barang,kebutuhan praktis,
perkembangan menjadi hubungan erat dengan perkembangan manusia dan
masyarakat, khususnya kepada penemuan besar umat manusia. Momen khusus
dalam sejarah akuntansi adalah munculnya perdagangan dengan barang dan
selanjutnya, munculnya mata uang sabagai setara umum,serta munculnya dan
berkembangnya berbagai bentuk tulisan dan angka.

Akuntansi yang merupakan suatu sistem dan prosedur yang menghasilkan


laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu pengguna dalam mengambil
keputusan, ternyata mengandung seperangkat ensensi perilaku yang syarat dan
muatan integrasi dengan berbagai ilmu(teori) sosial lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud ilmu akuntansi?


2. Apa yang dimaksud ilmu keperilakuan?
3. Bagaimana perspektif tentang ilmu keperilakuan?
4. Bagaimana dimensi akuntansi keperilakuan?
5. Apa landasan teori dan pendekatan akuntansi perilakuan?
6. Bagaimana lingkup dan sasaran hasil akuntansi keperilakuan?
7. Apa pengaruh organisasi terhadap perubahan perilaku?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Memahami pengertian ilmu akuntansi


2. Memahami ilmu keperilakuan
3. Memahami perspektif tentang ilmu keperilakuan
4. Memahami dimensi akuntansi keperilakuan
5. Mengetahui landasan teori dan pendekatan akuntansi perilakuan
6. Memahami lingkup dan sasaran hasil akuntansi keperilakuan
7. Memahami pengaruh organisasi terhadap perubahan perilaku
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Akuntansi


1 Pengertian Akuntansi
Terdapat banyak definisi akuntansi yang ditulis oleh badan
berwenamg,para ahli dan peneliti yang merupakan pakar di bidang
akuntansi. Salah satu di antaranya, Siegel dan Marconi(1989)
mendefinisikan akuntansi sebagai:
’’…suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relavan
dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan guna membantu
pengguna internetbdan eksternal dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.”
Sementara, Komite Terminologi AICPA(The Committee on Terminology
of the American Insititue of Certified Public Accountants) mendefinisikan:
“Akuntansi sebagai seni pencatatan,penggolongan, dan pengikhitisaran
transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuaan uang,serta interpretasi dari hasil proses
tersebut.
Menurut Accounting Principles Board(APB) System Statement No.4
mendenifisikan akuntansi sebagai berikut.
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif,terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu
entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa
alternatif.”
Terlepas dari sesuai tidaknya definisi diatas(karena masih banyak
ditemukan berbagai kelemahan di dalam definisi tersebut),definisi dari
American Accounting Association(AAA)menawarkan perspektif yang
lebih luas.
AAA mendefinisikan akuntansi sebagai:
“Suatu proses pengidenfikasian,pengukuran, dan pengomunikasian
informasi ekonomi yang memungkinkan pertimbangan dan pengambilan
keputusan yang di dasarkan pada informasi terkini oleh pengguna
informasi.”

Dari beberapa definisi di atas menyiratkan bahwa akuntansi pada


dasarnya juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis. Artinya, teori
akuntansi memiliki hubungan yang bersifat definitif dengan praktik
akuntansi. Apabila struktur akuntansi sebagai hasil rekayasa telah
diterapkan dalam lingkungan tertentu, maka secara proses
pengindentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,
penguraian, penggabungan, pengikhitisaran, dan penyajian data keuangan
dasar yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit
organisasi, dengan cara-cara tertentu, untuk menghasilkan informasi yang
relavan bagi pihak yang berkepentingan. Pengguna internal informasi
akuntansi adalah organisasi yang memiliki struktur organisasi, yang
memandang laporan akuntansi sebagai landasan pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan pendanaan, investasi, dan kegiatan operasional.
Pengguna eksternal meliputi kelompok pemegang saham, kreditor, serikat
buruh, analisis keuangan, dan badan atau lembaga pemerintah. Dengan
demikian, informasi keuangan bertujuan antara lain:
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukkan sumber ekonomi(kekayaan) perusahaan serta asal
kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber
pendanan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu pengguna dalam
memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.

1. Tujuan Akuntansi
1. Informasi untuk pengambilan keputusan
Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna
informasi untuk pengambilan keputusan, terutama oleh pelaku bisnis.
Informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem
informasi yang bisa mengukur dan mengomunikasikan informasi
keuangan tentang kegiatan ekonomi.
2. Informasi bagi pengguna
Kegunaan informasi akuntansi telah diuraikan secara ringkas dan telah
dijelaskan bahwa pihak yang memerlukan informasi akuntansi berasal
dari dalam maupun luar perusahaan. Akuntansi menyediakan cara
untuk mengumpulkan data ekonomis dan melaporkannya kepada
bermacam-macam individu dan pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Tujuan pengguna
Setiap kelompok pengguna laporan keuangan memiliki tujuan yang
berbeda untuk pelaporan keuangan.
4. Pertanggungjawaban
Laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan
salah satu kesulitan lain dalam penetepan tujuan untuk pelaporan
keuangan akuntan di mana pengguna hanya satu sisi dari persamaan
informasi.
2. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
Akuntansi menjadi faktor terdepan yang berperan penting dalam
menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita.
1. Akuntansi adalah Sistem
Manajemen, pemgguna, dan porsonel sistem diperlukan dalam
pengembangan sistem. Umumnya, kelompok perancang atau tim
proyek pengembangan sistem terdiri atas para pengguna, analisis, dan
wakil manajemen yang bertugas untuk mengindentifikasi kebutuhan
pengguna sistem,mengembangkan spesifikasi teknis, dan
mengimplementansikan sistem baru. Di samping itu dukungan manajer
puncak merupakan factor penting yang menentukan efektivitas
penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Beberapa alasan
mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan sistem
informasi merupakan hal yang penting,yaitu:
a. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi
dengan perencanaan perusahaan. Karena manajemen puncaklah
yang paling mengetahui rencana perusahaan, maka harus
terlibat dalam pengembangan sistem yang baru sehingga sistem
tersebut sesuai dengan rencana perusahaan dan dengan
demikian, mendorong tercapainya tujuan perusahaan.
b. Manajemen puncak merupakan focus utama dalam proyek
pengembangan sistem.
c. Keterlibatan manajemen puncak menjamin bahwa tujuan
perusahaan lebih ditekankan daripada aspek teknisnya.
d. Manajemen puncak merupakan pihak yang paling dapat
menginterprestasikan kemungkinan manfaat yang ingin
diperoleh dari sistem yang akan dikembangkan, di mana hal ini
merupakan pertimbangan utama dalam pemilihan sistem yang
akan dikembangkan.
e. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan manfaat dan
menghasilkan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan
sistem.

2. Akuntansi adalah Informasi


Selain merupakan sistem, akuntansi juga dapat dipandang sebagai
informasi. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus memiliki
karakteristik seperti akurat dan tepat waktu. Dalam kaitannya dengan
akuntansi sebagai informasi, beberapa jenis sistem informasi yang
telah berkemabng saat ini,seperti pemprosesan data elektronik
(electronic data processing-EDP), pemprosesan data (data
processing), sistem informasi manajemen (management information
system-MIS), sistem pendukung keputusan (decision support system-
DSS), sistem pakar (expert system), sistem informasi eksekutif
(executive information system-EIS), dan sistem informasi akuntansi
(accounting information system-AIS); merupakan bukti bahwa sistem
informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
kompleks. Namun, agar proyek pemgembangan sistem informasi yang
dilakukan tidak sia-sia, tahapan yang harus dilalui dalam
pengembangan sistem perlu dipahami dengan baik. Tahapan-tahapan
tersebut terdiri atas:
a. Perencanaan dan analisis sistem meliputi formulasi dan evaluasi
terhadap solusi dari masalah sistem, serta penekanan pada tujuan
keseluruhan sistem;
b. Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan perincian
solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem;
c. Implementasikan sistem, yaitu proses menempatkan rancangan
prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi.

B. Apa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Keperilakuaan


1. Pengertian Ilmu Keperilakuaan
Perlaku manusia merupakan hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Ilmu
keperilakuan dapat dikatakan merupakan bagian dari ilmu social
manusia. Ilmu social meliputi disiplin ilmu antropologi, ekonomi,
sejarah, politik, psikologi, dan sosiologi. Ilmu keperilakuaan meliputi
psikologi dan sosiologi, aspek ekonomi keperilakuan dan ilmu
pengetahuan politik, serta aspek antropologi keperilakuan. American
Accounting Association’s Committes berdasarkan pada Behavioral
Science Content of the Accounting Curriculum mengembangkan lingkup
dan definisi dari “Ilmu Keperilakuan” sebagai berikut.
Istilah ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relative baru.
Konsep tersebut begitu luas sehingga lingkup dan isinya lebih baik
digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan mencakup bidang riset
apa pun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi
maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun
sosial.
Menurut penulis, ilmu keperilakuan adalah suatu bidang ilmu yang
mempelajari tentang segala aspek perilaku manusia sebagai suatu
keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran(kognisi), dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya yang dapat diobservasi secara langsung maupun
tidak langsung.

2. Tujuan Ilmu Keperilakuan


Tujuan ilmu keperilakuan manusia adalah memahami,
menjelaskan, dan memprediksikan perilaku manusia sampai pada tingkat
generalisasi yang diterapkan mengenai perilaku manusia yang didukung
oleh bukti emperis yang dikumpulkan secara impersonal melalui
prosedur yang terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat
diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik.

C. Berbagai Perspektif Tentang Ilmu Keperilakuan


1. Pandangan Berdasarkan Perilaku Manusia
Psikologi sosial adalah suatu bidang kajian dalam bidang psikologi
yang memadukan konsep psikologi dan sosiologi. Psikologi sosial
memfoluskan pada pengarug individu terhadap orang lain. Salah satu
bidang utama adalah bagaimana melaksanakan tersebut dan bagaimana
mengurangi hambatan terhadap penerimaannya. Di pihak lain, sosiologi
dan psikologi sosial memusatkan perhatian pada perilaku kelompok
sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antar-manusia dan
bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannnya
dengan ilmu sosial, pengaruh sosial, dan ilmu dinamika kelompok.
Terdapat banyak factor kompleks yang terkait dengan perilaku
manusia.
Faktor-faktor tersebut mencakup kebutuhan individu dan motivasi,
tekanan kelompok, tuntutan organisasi, sejarah pribadi dan latar
belakang individu yang unik, konflik pesan dari dalam dan luar
organisasi, tuntutan waktu, sosial, serta tanggung jawab pribadi.

2. Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu


Ilmu keperilakuan dibangun berdasarkan konstribusi dari sejumlah
displin ilmu keperilakuan, seperti psikologi, sosiologi, dan psikologi
sosial.
1. Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia. Para
psikolog memperhatikan, mempelajari, dan berupaya memahami
perilaku individual.

2. Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan
cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia.

3. Psikologi sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia
dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini umumnya
adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli
psikologi menggunakan individu maupun kelompok sebagai unit
analisis mereka. Dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan
dengan persoalan perasaan motivasi, kepribadian, dan sejenisnya
yang berkaitan dengan individu.

4. Antropologi
Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti
“manusia” atau “orang”, dan logosyang berarti “ilmu”. Antropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistic yang meneliti manusia
ada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Ada tiga bidang
spesialisasi dari antoropologi yaitu:
 Antropologi Fisik
Antropologi fisik tertarik pada sisi fisik manusia. Termasuk
di dalamnya mempelajari gen-gen yang menentukan struktur
tubuh manusia. Bidang tersebut melihat perkembangan
makhluk manusia sejak manusia itu mulai ada di bumi
sampai manusia yang ada sekarang ini.

 Arkeologi
Ahli arkeologi bekerja mencari benda-benda peninggalan
manusia dari masa lampau. Mereka akhirnya banyak
melakukan penggalian untuk menemukan sisa peralatan
hidup atau senjata. Benda ini adalah barang tambang mereka.
Tujuannya adalah menggunakan bukti-bukti yang didapatkan
untuk merekontruksi atau membentuk kembali model
kehidupan pada masa lampau.
 Antropologi Sosial-Budaya
Antropologi sosial-budaya atau lebih sering disebut
Antropologi Budaya berhubungan dengan apa yang sering
Etnologi. Ilmu ini mempelajari tingkah laku manusia, baik itu
tingkah laku individu atau tingkah laku kelompok.

5. Ilmu Politik
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas teori dan
praktik politik serta deskripsi dan analisis terhadap sistem politik dan
perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan riset.

D. Memasuki Akuntansi Keperilakuan


1. Akuntansi Keperilakuan : Akuntansi Dengan Berbagai (Multi)
Paradigma
Menurut Thomas Kuhn, paradigma merupakan suatu cara
pandangan, nilai, metode, prinsip dasar atau memecahkan sesuatu
masalah yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada saat tertentu.
Paradigma dalam pemikiran Thomas Kuhn adalah sesuatu yang
berdasarkan budaya dan deskrit.
Peristiwa yang terjadi di dalam akuntansi sepertinya mengikuti suatu
pola yang diuraikan oleh Kuhn sebagi revolusi yang berhasil, sehingga
displin ilmu akunatnsi muncul dari kondisi krisis. Secara singkat, tesis
Kuhn adalah suatu ilmu yang akan didominasi oleh revolusi di mana
paradigma tang berkuasa akan digantikan dengan paradigma yang
dominan. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi paradigma di
dalam akuntansi. Langkah ini di ambil pada tahun 1997 oleh American
Accounting Association (AAA) dengan terbitnya Statement on
Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA). SATTA
mendefinisikan tiga pendekatan teoritis yang dominan sebagai berikut.
1. Pendekatan “klasik” (laba sebenarnya/induktif) digunakan oleh
“deduksionis normatif” dan penulis yang positif dan induktif”.
2. Pendekatan “kegunaan keputusan” digunakan oleh mereka yang
menekankan model pengambilan keputusan dan berfokus pada
pengambil keputusan (akuntansi keperilakuan dan penelitian tingkat
pasar).
3. Pendekatan “ informasi /ekonomi ” dengan pembedaan yang dibuat
antara “ kasus individu tunggal ” dan kasus multi-individu.

Paradigma yang bersaing dalam bidang akuntansi seperti:

1. Paradigma antropologi / induktif


2. Paradigma laba sebenarnya / deduktif
3. Paradigma kegunaan keputusan / model keputusan.
4. Paradigma kegunaan keputusan / pengambilan keputusan / perilaku pasar
keseluruhan.
5. Paradigma kegunaan keputusan / pengambilan keputusan / pengguna
individu.
6. Paradigma informasi / ekonomis.

2. Pengantar Akuntansi Keperilakuan


Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang selalu berkembang.
Perkembangan ilmu akuntansi seiring dengan perkembangan dunia
bisnis saat ini. Akuntansi keperilakuan dapat didefinisikan sebagai:
“… subdisiplin ilmu akuntansi yang tersusun secara sistematis yang
mempelajari bidang akuntansi secara luas melalui pendekatan
interdispliner maupun multididpliner yang mana di dalamnya melibatkan
aspek kuantitatif(eksak) dan aspek kualitatif, utamanya aspek
keperilakuan manusia yang terus berkembang guna membantu para
manajer dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Penjelasan di atas menunjukkan adanya aspek keperilakuan pada
akuntansi,baik dari pihak pelaksana/ penyusun informasi maupun dari
pihak pengguna informasi akuntansi. Di sisi lain, pihak laporan
keuangan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengguna
internal (internal users) dan pengguna eksternal(external users).
3. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu
akuntansi yang perkembangannya semakin meningkat dalam 60 (enam
puluh ) tahun belakangan ini. Salah satu jurnal yang paling popular yang
mengangkat permasalahan akuntansi keperilakuan adalah Behavior
Research in Accounting yang diterbitkan oleh American Accounting
Association. Beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan
akuntansi dengan aspek perilaku di mulai oleh Argyris pada tahun 1952.
Kemudian, dilanjutkan oleh Binberg dan Shields(1989) yang
mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam aliran, yaitu
pengendalian manajemen( management control), pemprosesan informasi
akuntansi(accounting information processing), desain sistem informasi(
information system design), riset audit( audit research), dan sosiologi
organisasi( organizational sociology).

4. Manfaat Studi Akuntansi Keperilakuan


Pada awal pekembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan
pada aspek akuntansi manajemen, khususnya penggarangan(budgeting).
Tingginya volume riset terhadap akuntansi keperilakuan dan
meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi studi secara
periodik akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut.
a. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat
khusus dalam bidang baru yang ingin di perkenalkan.
b. Membantu mengindentifikasi kesenjangan riset.
c. Meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset
berdasarkan subbidang akuntansi, seperti audit, akuntansi
manajemen, dan perpajakan, sehingga para peneliti dapat
mempelajarinya melalui subbidang lain.

5. Kerangka Studi Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun
dengan maksud sebagai berikut.
a. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap
orang-orang dan kinerja perusahaan.
b. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang
relavan terhadap perencanaan strategis.
c. Untuk memengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan
keberhasilan untuk implementasi kebijakan perusahaan.

Manfaat utama dari bidang baru ini adalah menyediakan informasi


bisnis yang kemungkinan para CEO dan perencana strategi lainnya
untuk mengukur dan memengaruhi variable yang secara
konvensional tidak dapat diukur, tetapi sangat menentukan bisnis
mereka.

6. Peran Riset Terhadap Akuntansi Keperilakuan


Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang
secara luasa berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan
organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi
akuntansi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu
fenomena baru sebetulnya dapat ditelusuri kembali pada awal tahun
1960-an, walaupun sebenarnya dalam banyak hal, riset tersebut bisa
dikatakan di lakukan lebih awal.
Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku nonakuntansi telah
banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan keuangan. Riset
akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
a. Pengambilan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan
auditor;
b. Pengaruh dari fungsi akuntansi, seperti partisipasi dalam
penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi
audit terhadap perilaku karyawan, manajer, investor , maupun
wajib pajak;
c. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi
dan penggunaan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Kesadaran profesi akuntan dan keterkaitan mereka terhadap


pengaruh dispilin keperilakuan mulai berkembang pada awal tahun
1950-an. Pada bulan juni 1951, Controlleship Foundation of America
mensponsori riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap
manusia.

E. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi


Peningkatan Ekonomi Pada Suatu Organisasi Dapat Di Gunakan
Sebagai Dasar Dalam Memilih Suatu Informasi YANG Relevan
Terhadap Pengambilan Suatu Keputusan demikian pula hyal nya dalam
kemajuan teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi
dapat tersedia dengan cepat. Namun tidak pedulu seberapa canggih
prosedurakunansi yang ada. Informasi yang di sediakan pada dasarnya
bukanlah tujuan akhir. Tetapi tergantung bagaiman perilaku orang-orang
yang ada di dalam perusahaan, baik sebagi pengguna maupun pelaksana
di pengaruhi oleh informasi yang di hasilkan.
a) Akuntansi Adalah Tentang Manusia
Terkait Dengan Akunansi Adalah Manusia, Sesungguhnya
berdasarkan pemikiran perilaku manusia dan faktor sosial di desain secara
jelas dalam aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi.para
akuntan membuat sebuah asumsi secara berkelanjutan mengenai
bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimna membuat
mereka menginterprestasikan dan menggunakan informasi akuntan serta
bagaimna agar sistem akuntasi mereka sesuai dengan kenyataan manusia
dan memengaruhi organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektivitas
dan prosedur perusahaan secara luas maka mereka juga selayak memonitor
ketepatan asumsi yang bersifat kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat
dalam realitas perusahaan.
Para manajer terbiasa bebas memanipulasi laporan informasi sistem
akuntansi karena pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan di
lakukan hanya berdasarkan hasil yang di laporkan dan bukan berdasarkan
kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektifitas organisasi.cara
pandang seorang akuntan harus mengandung beberapa pandangan yang
terintegrasi. pengetahuan akuntan, sebagaimna di ketahui bersama
cenderung bersifat persial, terbatas oleh waktu sementara mereka bekerja
dalam organisasi yang kompleks segingga ialah tidak menjadi realistis
mengharapkan semua aspek dari dari kehidupan organisasi dapat di
hbungkan satu sama lain tanpa tekanan. Namun, sebagai petunjuk tindakan
pandangan ini juga siap menghadirkan kompromi dan bertindak sebagi
suatu pendekatan yang memungkinkan akuntan untuk tidak berdampingan
dengan hal-hal yang tidak di pertanggung jawabkan..

b) Akuntan Adalah Tindakan


Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus di
mainkan guna mencapai tujuan organisas. Peran tersebut tergantung
besarnya porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut
terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Rasa tanggung jawab
tersebut pada sebagian organisasi di hargai dalam bentuk imbalan tertentu.
Pencapaian dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk
tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk
membapai tujuan dan sasaran organisasi. Peran anggota juga sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tersebut.dimana setiap individu
mempunyai tujuannya masing-masing sekaligus bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan organisasi.
Keselarasan tersebut dapat diwujudkan dengan lebih baik ketika
individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di
dalam anggaran. Masalahnya adalah bagaimana agar pemahamman dan
kepatuhan tersebut dapat muncul menjadi sesuatu yang sangat penting.
Jawaban atas pertanyaan tersebut oleh sebagian akuntan di yakini berada
dalam lingkup aspek akuntansi segingga akuntansi dapat menjadi alah satu
kunci penentunya.

c) Akuntansi Tentang Ekonomi Dan Politik (Political Econimy Of


Accouting-Pea)
Alasan berikutnya mengapa mempertimbangkan aspek keperilakuan
pada akuntansi adalah di dasarkan pada konsepsi bahwa akuntansi juga
terkait dengan ekonomi dan politik. Aspek akuntansi dari ekonomi politik
bergantung pada hubungan sosial produksi. Teori ekonomi neoklasik
memandang bahwa pelaporan akuntansi dan pengungkapan. Dalam teori
ekonomi politik, penekanan lebih kepada hubungan fundamental antara
dorongan ekonomi dan politik dalam masyarakat (miller;1994), serta
mengakui adanya pengaruh laporan akuntansi terhadap distribusi
pendapatan kekuasaan, dan kekayaan, mengingat kuasa (power) obsulute
dapat menciptakan komflik di masyarakat karena adanya kemopko elit
yang di definisikan dengan baik (well defined elit), pada gilirannya justru
menimbulkan konflik yang berkelanjutan meskipun di akui dalam
beberapa konteks, dimensi sosial dari kontrol dan pekerjaan memiliki pola
dimensi kekuasaan dan perampasan. Namun, fenomena ini makin nyata
dan berkembang.
Cooper dan sherer (1984) menyatakan bahwa studi akuntansi studi
akuntansi harus mengenali kekuatan dan konflik yang ada dalam
masyarakat, sehingga dampak pelaporan akuntansi terhadap distribusi
pendaptan, kekuasaan dan kekayaandi masyarakat harus menjadi fokus
penyelidikan, sedangkan menurut hoogler dan Tingker (1978) melakukan
penelitian yang mengawali pemikiran tetang political Economy of
Accounting (PEA) menemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan
multinasioanl itu pada setiap periodesasi (prakolonial, kolonial, dan
pascakolonial) di negara afrika yang notabane sebagai sebuah negara
miskin do pengaruhi oleh pengaturan politik dan aturan main yang ada di
negara tersebut.
Arnold dan Cooper (1999) menguji peran akuntansi pada kebijakan
privatisassi pelabuhan oleh pemerintah, hasilnya menujukan bahwa ada
konflik kepentingan dalam masyarakat terkait distribusi kekayaan dan
pencapaian keadialn bagi masyarakat.sejalan dengan itu . guthrie dan
parker (1990) menyatakan bahwa laporan akuntansi adalah sarana untuk
membangun, mempertahankan dan melegitimasi aturan ekonomi dan
poliik dalam kepentingan pribadi perusahaan.
Di samping itu ada pula pandangan bahwa ada dua dua kekuatan yang
bertentangan atas prinsip-prinsip yang menciptakan ketegangan dalam
hubungan konstituen dengan pengaturan (Buhr, 1998) perusahaan secara
proaktif menyediakan informasi dari perspektif mereka untuk mengatur
dan membentuk agenda perdebatan dan untuk menengahi, menekan dan
membingunkan dan mengubah konflik.
Berkaitan dengan laporan akuntansi Mcleod dan Harun (2009: 3)
mengemukakan pendapat bahwa :
“sangat sedikit warga yang akanmmembaca laporan keuangan
pemerintah mereka, sebagian besar masyarakat tidak memiliki
kemampuan memahami laporan-laporan semacam itu.... sebagian besar
warga justru akan menilaai kinerja pemerintahnya berdasarkan kualitan
pelayanan yang di berikan.... jika mereka peduli dengan korupsi, mereka
cendderung mengendalikan media massa seperti surat kabar, TV dan
Radio .... sistem akuntansi terkini pada sektor pablik ....(bernilai sebagi
salh satu alat pendorong dalam upaya pemberantasan korupsi”.

F. DIMENSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN.

a) Lingkup Akuntansi Keperilakuan


Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sangatlah luas, antara lain :
1. Aplikasi dan reaksi manusia terhadap format desain dan konstruksi
sistem akuntansi.
2. studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
3. cara dimana informasi di proses untuk membantu pengambilan
keputusan.
4. pengembangan tekhnikmpelaporan yang dapat mengomunikasikan
perilaku para pengguna data.
5. pengembangan strategi guna memotivasi da memengaruhi,
perilaku, cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan
organisasi.

Secara umum lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat di bagi menjadi


tiga bidang besar sebagi berikut.

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi dan


penggunaan sistem akuntansi. Bidang akuntansi keperilakuan ini
mempunyai kaitan dengan sikap dan folosofi manajemen yang
memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang di gunakan
dalm organisasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. bidang
akuntansi keperilakuan ini berkenanaan dengan bagaiman sistem
akuntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan
keputusan kepuasan kerja serta kerja sama.
3. Metode untuk memprediksi dan strtegi untuk mengubah perilaku
manusia bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai
hubungan dengan cara sistem akuntansi di gunakan sehingga
memengaruhi perilaku.
b) Aplikasi dari akuntansi keperilakuan
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab
dari sikap dan perilaku yang sepertinya akan di ulangi di masa yang akan
datang. Jika yang terulang adalah perilaku yang tidak di inginkan maka
dapat di simpulkan terdapat proses penusunan anggaran yang tidak
efesien. Untuk itu akuntan keperilakuan akn mendukung strategi untuk
mengubah keadaan perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi
organisasi yang di inginkan.
Tugas Akuntan keperilakuan dalam situasi ini adalh menyelidik bagaiman
perilaku saat ini dan bagaimana mereka memandang pekerjaan,
perusahaan dan rekan-rekan kerja mereka . selanjutnya informasi
keperilakuan tersebut dapat di gunakan untuk membuat penilaian mereka
sendiri tentang bagaimana kemungkinan orang akan berperilaku di masa
mendatang dan bagaiman pola perilaku ini akan memengaruhi potensi
yang relatif/laba masa mendatang dari setia perusahaan. Untuk tujuan
internal akuntan keperilakuan tidak hanya menyediakan informasi
mengenai sikap karyawan kepada manajemen.

G. AKUNTANSI KEPERILAKUAN: PERLUASAN LOGIS DARI PERAN


AKUNTANSI TRADISONAL.
Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi dapat
menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang
relevan. Akuntansi mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang
di kenal dengan pengungkapan penuh. Lebih lanjut dari gambara ekonomi
suatu perusahaan secara logis memerlukan aplikasi dari prinsip pengungkapan
penuh. Untuk itu di perlukan suatu masukan informasi keperilakuan guna
melengkapi data keuangan dan data lain yang di laporkan informasi tambhan
yang relevan karena mengagap informasi tersebut tidak memiliki filosofi
manajerial perusahaan, semangat menejer tingkat menegah keberhasilan dari
pandangan serta aktivitas manajerial terhadap masalah operasi, laba negoisasi
pekerja, serta sikap terhadap kekuatan dalam pekerjaan.
Beberapa ahli membantah pernyataan bahwa informasi pada dimensi
perilaku organisasi tidaklah berguna bagi para pengambil keputusan internal
maupun eksternal. Tekanan yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan
juga di dasarkan pada implikasi dari fenomena keperilakuan bagi keberhasilan
organisasi di masa depan.
Sejak meningkatnya pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dan
sosial dari akuntansi belakangan ini, terdapat suatu kecenderungan untuk
memandang bagian akuntansi yang lebih substansial secara lebih luas.

H. LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN AKUNTANSI


KEPERILAKUAN.
Sebagian bagian dari ilmu keperilakuan, teori-teori akuntansi
keperilakuan di kembangkan dari riset empiris terhadap perilaku manusia
dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak di ragukan lagi.
a) Dari Pendekatan Normatif Ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya desain riset dalam dalam bidang
akuntansi manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya fokus paa
masalah perhitungan harga pokok produk . seiring dengan perkembangan
teknologi produksi, permasalahan riset di perluas dengan diangkatnya
topik mengenai desain pengendalian manajemen dengan berbagai model
matematis, seperti arus kas yang di diskonto atau pemprograman linear,
guna membantu manajer dalam mengambil keputusan ekonomi yang
optimal, tanpa melibatkn faktor-faktor lain yang memengaruhi efektivitas
desain pengendalian manajeemen seperti perilaku manusia.
Sejak tahun 1950-an Argyris menerbitkan risetnya pada tahun
1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang
signifikan dengan di mulainya usaha untuk menghubungkan desain sistem
pengandalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Riset
Argyris tersebut menguji peranan informasi akuntansi mengguanakan
“reliance on accounting performance measures” (RAPM) sebagai alat
untuk mencari jawaban atas dugaan bahwa informasi akuntansi yang
digunakan perusahaan yang mempunyai pengaruh negatif terhadap
karyawannya. Kesimpulan Risetnya menyimpulkan RAPM dapat
menimbulkan dapat negatif yang menyebabkan munculnya perilaku
disfungsional, seperti ketegangan dendam, curiga khawatir, dan kurang
kurang percaya diri.
Hasil riset Argyris selama dua dekade tidak ditanggapi selama dua
dekade tidak di tanggapi oleh para penelitkan lain sampai pada tahun
1972, ketika hollywood membuka kembali topik tersebut dengan
mengajukan pertanyaan “apakah perilaku negatif para manajer tersebut
merupakan konsekuensi dari penggunaan informasiakuntansi dalam
penilaian kinerjaatau paling tidak akibat ketidak sempurnaan sistem
akuntansi, atau hal tersebut tergantung pada cara yang tepat dalam
menggunakan informasi akuntansi tersebut , secara lebih spesifik riset
tersebut menguji, pengaruh jenis penilaian kinerja yang meliputi : gaya
keterbatasan anggaran, gaya sadar laba, dan gaya non-akuntansi.
b) Dari pendekatan Universal ke pendektan Kontijensi
Secara umum, teori ini menyatakan penyusunan dan penggunaan
desain sistem pengendalian manajemen tergantung pada karakteristik
desain sistem pengendalian manajemen bergantung pada karakteristik
organisasi dan kondisi lingkungan dimana sistem tersebut akan di
terapkan. Teori ini menanggapi klaim dari pendekatan universal yang
menyatakan suatu sistem tersebut bisaperusahaan dan di terapkan dalam
karakteristik kondisi dan lingkungan.
Secara ringkas, berikut berbagai variabel kontijensi yang memengaruhi
desain sitem pengendalian manajemen tersebut:
1. Ketidak pastian, sepeti tugas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal
alinnya.
2. Teknologi dan saling ketergantunga, seperti proses produksi, produk
massal, batch kecil/besar dan sebagainya.
3. Industri, perusahaan dan unit variabel, seperti kendala masuk kedalam
industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Srtategi kempetitif seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.
5. Faktor-faktor yang dapat diamati seperti desenralisasi, sentralisasi,
budaya organisasi dan sebagainya.
Salah satu riset awal yang menggunakan teori kontijensi adalah
burns dan waterhouse. Riset mereka menemukan bahwa penegndalian
melalui anggaran bergantung pada macam-macam aspek. Seperti
tingkat desentralisasi, dan sentralisasi, serta sampai sejauh apa
kegiatan yang ada terstruktur.

I. LINGKUP DAN SASARAN HASIL AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Pada masa lalu, para akuntan semata-mata berfokus pada pengukuran


pendapatan dan biaya dan mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa
lalu guna memprediksi di masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa
kinerja masa lalu itu adalah hasil masa yang akan memangaruhi perilaku di
masa yang akan datang. Mereka menyadari proses akuntansi melibatkan
ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang di hasilkan dari
perilaku manusia.dan akuntansi itu sendiri serta beberapa faktor yang dapat
memengaruhi perilaku yang pada gilirannya secara bersamaan akan
menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi.

J. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU KEPERILAKUAN DAN


AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Ilmu keperilakuanmempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi
keperilakuan manusia, Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara
keperilakuan manusia dengan akuntansi. Para akuntan keperilakuan bertanya-
tanya mengenai pengaruh yang di timbulkan dari pengerjaan proses akuntansi
ketika individu dan perilaku disatukan dan pengaruh perilaku manusia
berdasarkan proses akkuntansi.

Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial sedangkan ilmu


akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan
pengentahuan keperilakuan. Oleh karena itu, ilmuwan keperilakuan terlibat
dalam riset terhadap aspek-aspek teori, motivasi, kepuasan sosial maupun
bentuk sikap.

Perbedaan antara akuntan keperilakuan dandan ilmuwan keperilakuan terletak


pada persamaan permukaan mereka.akuntansi adalah sebuah profesi dan
menjadi akuntan berarti di latih untuk berfikir dan bertindak secara
profesional. Pelatihan berasal dari pengalaman dengan seluruhnya di peroleh
dari observasi ketika ingin menjadi ilmuwan. Beberapa perbedaan spesifik
antara akuntan keperilakuan dan ilmuwan keperilakuan keperilakuan terletak
pada arus dari penyimpangan latar belakang pendidikan.

K. PENGARUH ORGANISASI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU


Perubahan adalah sesuatu yang yang wajib terjadi terhadap segal
sesuatu di bumi ini. Filosofi mendasar inilah yang wajib di yakini oleh semua
pimpinan atas bawahannya. Hal yang perlu di pahami adalah bahwa segala
perubahan organisasi membutuhkan waktu terutama karena menggabungkan
sember daya manusia dan semua karyawan . idealnya kerja sama ini terjadi
selama berlansungnya semua fase perubahan di mulai dari penegrtian terhadap
sifat perubahan organisasi itu sendiri dan terus berlanjut pada perencanaan,
pelaksanaan, penialaian,kembali dan penyesuaian kembalisumberdaya
manusia.
Perubahan adalah membuat sesuatu menjadi berbeda. Adapun
perubahan terencana merupakan kegiatan perubahan yang di sengaja dan
berorientasi tujuan. Tujuan perubahan terencana tersebut adalah (1) perubahan
itu mengupayakan perbaiakan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan dan lingkungan. (2). Perubahan itu mengupayakan
perubahan terhadap karyawan. Rubbias dan judge (2009) mengemukakan
bahwa yang bertanggung jawab untuk mengelolah kegiatan perubahan adalah
agen perubahan tersebutbisa manajer atau bukan manajer, karyawan atau
konsultan luar.
Terdapat tiga contoh perubahan organisasi yang memiliki omplikasi
utama terhadap pengelolaahn sumber daya manusia dan sangat mungkin tetap
berlansung di abad 21.
(a). Perubahan yang terus berlansung ke arah yang lebih strategis yang
berkualitas pada konsumen dan kualitas menyeluruh. (b) Restrukturisasi
organisasi dan terus berlansungnya upaya perampingan perusahan dan
perampingan perusahaan dan pemutusan hubungan kerja, (c). Inisiatif untuk
merespons terhadap tuntutan angkayan kerja yang semakin beragam.
.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu
akuntansi yang semakin berkembang dalam kurun waktu 50 tahun
belakangan ini. Pada awalnya perkembangannya, akuntansi keperilakuan
menekankan pada aspek akuntansi manajemen,khususnya pada pembuatan
anggaran. Pada masa lalu, akuntan semata-mata berfokus pada pengukuran
pendapatan dan biaya berusaha untuk mempelajari pencapaian kinerja
perusahaan masa lalu dalam rangka memprediksi masa depan. Ilmu
pengetahuan keperilakuan mempunyai kaitandengan penjelasan dengan
prediksi mengenai keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan
menghubungkan antara keperilakuan manusia dan akuntansi.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

Anda mungkin juga menyukai