Anda di halaman 1dari 14

RESUME

PENCARIAN KERANGKA KONSEPTUAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Teori Akuntansi

Disusun oleh:

1. Isti Yuliana (20133100107)


2. Nicolas Rangga Pramudya (20133100108)
3. Amelda Fachrany Amini (20133100119)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

TAHUN 2023/2024
PENCARIAN KERANGKA KONSEPTUAL

Pengembang-Pengembang Teori Awal

Perdebatan mengenai isu-isu seperti keberadaan ilmu akuntansi dan kebutuhan untuk
mengembangkan kerangka teoritis mulai munculdi awal tahun 1990-an, upaya awal untuk
mengembangkan teori akuntansi di amerika dengan nama seperti willian A, Patton dan John B.
Karya patton yang didasarkan pada disertasi doktoralnya adalah pemikiran awal yang
menyatakan pandangan bahwa seluruh perubahan dalam penilaian aset dan liabilitas harus
tercermin dalam laporan keuangan.Selama periodeawal ini,kontribusi penting terhadap
pengembangan kerangka akuntansi konseptual yang diberikan kepada DR Scott dianggap
sebagai orang luar, tetapi tulisan- tulisannya terbukti cukup banyak memberikan pencerahan.
Gagasan mengenai adaptasi tersebut kemudian menjadi salah satu prinsip yang dikemukakan
scott dalam kerangka konseptualnya. Scott melakukan pendekatan akuntansi dari perspektif
sosiologi. Premis dasar yang disajikan dalam cultural significance adalah bahwa dasar ekonomi
dari setiap kultur dibentuk oleh kerangka besar institusional masyarakat yang menjadi bagiannya.
Pandangan ini kemudian berkembang menjadi postula orientasi.

Kerangka konseptual scott mencakup hierarki postulat dan prinsip-prinsip berikut yang akan
dingunakan dalam pengembangan aturan dan teknik akuntansi, yaitu:

1. Postula orientasi. Akuntansi didasarkan pada pertimbangan yang cukup luas atas
lingkungan sosial, politik, dan ekonomi saat ini.
2. Prinsip keadilan yang pervasif. Tingkatan kedua dari kerangka konseptual scoot adalah
keadilan, yang mana hal ini dipandang sebagai pengembang aturan akuntansi yang
menawarkan perlakuan yang adil terhadap semua pengguna laporan keuangan.
3. Prinsipkejujurandankewajaran.Kejujurandipandangsebagai penggambaran yang akurat
mengenai informasi yang disajikan. Kewajaran dipandang sebagai upaya untuk
mempertahankan sifat objektivitas.
4. Prinsip penyesauian dan konsistensi. Penyesuaian dipandang perlu karena masyarakat
dan kondisi ekonomi senantiasa berubah oleh karenanya akuntansi juga harus berubah.
Namunscott mengindikasikan perlunya menyeimbangkan antara penyesuaian dan
konsistensi dengan menyatakan bahwa aturan akuntansi tidak seharusnya diubah untuk
memenuhi kebutuhan pihak manajeman.

Upaya Awal Pengembangan Kerangka Konseptual Akuntansi Oleh Organisasi-Organisasi


Otoritatif Dan Semi Otoritatif

Pada pertengahan tahun 1930-an, organisasi profesional mulai tertarik untuk


mengembangkan organisasi. Pada tahun 1936, amerika accounting association mengeluarkan
pernyataanyangbejudul“Atentativestatementof accounting principles affecting annual corporate
reports. Tujuan pernyataan tersebut adalah untuk memberikan pedoman bagi securities and
exchange (SEC) yang baru saja dibentuk.Badan-badan pembuat standar awalnya enggan
menangani masalahteoriakuntansi.PadaawalnyaCAPtelah mempertimbangkan untuk
mengembangkan serangkaian prinsip akuntansi akuntansi yang komperhensif namun kemudian
membatalkan gagasan tersebut karena keyakinan bahwa SEC tidak akan cukup sabar dalam
memberikan waktu bagi CAP untuk mengembangkan proyek tersebut.

Sampai tahun 1958, permasalahan CAP menyebabkan presiden america institute pf CPA
(AICPA),Alvin R. jenneings, menyuarakan keyakinan bahwa riset tambahan dibutuhkan untuk
menguji asumsi- asumsi dan mengembangkan pernyataan-pernyataan otoritatif.Definisi yang
dibuat oleh komite tersebut mengenai tingkatan-tingkatan yang dimaksud menyatakan bahwa
“postulat berjumlah sedikit dan merupakan asumsi dasar yang menjadi landasan bagi suatu
prinsip. Laporan komite tersebut menyatakan bahwa rangkaian prinsip- prinsip akuntansi yang
terkoordinasi secara luas harus diformulasikan dengan menjadikan postulat sebagai dasar.

Hal ini dapat dipandang sebagaiupayanyatapertamanyauntukmembangunkerangka


konseptual akuntansi oleh badan otoritatif. Reaksi umum terhadap diterbitkannya ARS No. 1
tersebut adalah bahwa hasilnya terbukti dengan sendirinya, sehingga tidak memiliki manfaat
yang jelas. Selain itu, tidak mungkin juga menentukan apakah postulat-postulat tersebut bisa
diubah menjadi serangkaian prinsip yang berguna karena kajian mengenai prinsip-prinsip
akuntansi belum dipublikasikan sampai tahun depan.

Laporan komite Trueblood ini merangkum tujuan dari pelaporan keuangan sebagai berikut:
1. Tujuan dasar dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi
2. Tujuan laporan keuangan yang utama adalah melayani para pengguna yang memiliki
keterbatasan otoritas,kemampuan, atau sumber daya untuk memperoleh informasi dan
pengguna yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasi utama
mengenai aktivitas ekonomi suatu perusahaan.
3. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi para
investor dan kreditur guna memprediksi, membandingkan, ,dan mengevaluasi potensi
arus kas dalam kaitannya dengan jumlah, waktu, dan ketidakpastian yang terkait
4. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi bagi para pengguna guna
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kekukatan laba (earning power)
perusahaan
5. Tujuan lapran keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna dalam menilai
kemampuan manajemen untuk menggunkan sumber daya perusahaan secara efektif
dalam upaya mencapai tujuan perusahaan yang utama
6. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang sifatnya factual dan
interpreatif mengenai sejumlah transaksi dan peristiwa lain yang berguna guna
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan laba perusahaan
7. Tujuan laporan keuangan adalah menyedikan laporan posisi keuangan yang berguna
untuk memprediksi, membandingkan , dan mengevaluasi kekuatan laba perusahaan
8. Tujuannya adalah menyediakan laporan laba periodic yang berguna untuk
memprediksi, membandingkan , dan mengevaluasi kekuatan laba perusahaan
9. Tujuannya adalah menyediakan laporan mengenai aktivitas keuangan yang berguna
untuk memprediksi, membandingkan , dan mengevaluasi kekuatan laba
perusahaan.Melaporkan pada aspek-aspek factual dari transaksi perushaan yang
memiliki atau diperkirakan memiliki konsekuensi keuangan signifikan.Laporan ini
harus melaporkan data yang membutuhkan penilaian dan interpretasi minimal dari
penyusunan laporan tersebut
10. Tujuannya adalah memberikan informasi yang berguna bagi proses prediksi
11. Tujuannya adalah bagi organisasi nirlaba dan pemerintah memberikan informasi yang
berguna dalam mengevaluasi efektivitas pengeloalaan sumber daya
12. Tujuannya adalah melaporkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang mempengaruhi
masyarakat dapat ditentukan dan dijelaskan atau diukur yang penting bagi peranan
perusahaan dalam lingkungan sosial

Pernyataan Tentang Teori Akuntansi Dan Penerimaan Teori

Kesimpulan yang diambil oleh komite adalah bahwa satu teori akuntansi dasar yang dapat
diterima secara universal itu tidak pernah ada.SATTA pertama kali muncul dalam ulasan
mengenai teori akuntansi dan menemukan bahwa sejumlah teori hanya menjelaskan akuntansi
dalam cakupan kecil.Komite ini mencatat bahwa walaupun terdapat kesepakatan umum bahwa
tujuan akuntansi keuangan aladah menyediakan data ekonomi terkait entitas akutansi,berbagai
teori telah muncul sebagai akibat dari cara berbeda yang digunakan ahli teori untuk memisahkan
para pengguna data akutansi dan lingkungannya.Berbagai pendekatan terhadap teori akutansi
dipadatkan menjadi tiga kategori yaitu:

1. Pendekatan klasik (classical)


2. Kegunaan keputusan (decision usefulness)
3. Ekonomika informasi (information economics)

Kerangka konseptual terdiri atas

1. Tingkatan pertama mengidentifikasi tujuan pelaporan keuangan.


2. Tingkatan keduan menguraikan hal-hal fundamental yang merupakan karakteristik
kualitatif yang membuat informasi akuntansi berguna dan elemen-elemen laporan
keuangan.
3. Tingkatan ketiga mengidentifikasi pedoman penerapan untuk pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan yag digunakan untuk menerapkan standar-standar
akuntansi, serta konsep-konsep tertentu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS NO.8

SFAC No.8 menyatakan bahwa tujuan dari pelaporan keuangan secara umum adalah
memberikan informasi keuangan mengenai entitas pelaporan yang berguna bagi investor,
pemberi pinjaman dan kreditur lainnya yang ada pada ssat ini dan yang potensial terkait
pengambilan keputusan. Tujuan pelaporan keuangan adalah dasar dari kerangka konseptual.
Tingkatan kedua memuat konsep- konsep dasar. SFAC No.8 mengidentifikasi karakteristik
kualitatif dari informasi akuntansi yang membedakan informasi yang lebih baik dengan
informasi yang kurang baik untuk tujuan pengambilan keputusan.

Pengguna Utama

Para pengguna utama informasi keuangan adalah investor, pemberi pinjaman, dan
kreditur lainnya yang ada pada saat ini dan yang potensial, yaitu, penyedia modal.

Hambatan Biaya

Biaya dijelaskan didalam SFAC No.8 sebagai hambatan yang pervasive pada informasi
yang dapat diberikan oleh pelaporan keuangan. Pengukuran, pengikhtisaran, dan pelaporan
informasi keuangan akan membebankan sejumlah biaya, oleh karena itu penting jika biaya-biaya
tersebut diperkuat dengan manfaat dari pelaporan informasi tersebut.

Karakteristik Kualitatif

Karakteristik kualitatif ini merupakan karkteristik dasar atau meningkatkan, tergantung


pada bagaimana karakteristik tersebut mempengaruhi maanfaat informasi bagi keputusan. Dua
kualitas dasar yang membuat informasi akuntansi berguna bagi pengambilan keputusan adalah
relevansi dan penyajian yang jujur.

Kritik Terhadap CFP

Young berpendapat bahwa para akutan selama ini terlalu dipengaruhi oleh ekonom-
ekonom marginal yang berorientasi pada utilitas yang berkeyakinan bahwa organisasi bisnis
yang melakukan perdagangan di pasar akan membentuk sebagian dari perekonomian
masyarakat. Keuntungan merupakan hasil dari aktivitas tersebut dan menunjukkan efisiensi
organisasi dalam memanfaatkan sumber daya masyarakat yang terbatas.
STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPTS NO.5: “PENGAKUAN
DAN PENGUKURAN DALAM LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
(RECOGNITION AND MEASUREMENT IN FINANCIAL STATEMENTS OF
BUSINESS ENTERPRISES)”

Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas (asset neto) suatu entitas selama
suatu periode yang berasal dari transaksi, peristiwa, kan kondisi dari sumber daya non pemilik.
Perubahan yang dimaksud meliputi semua perubahan dalam ekuitas selama satu periode, kecuali
yang berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.

Pendekatan ini mempresentasikan upaya FSAB untuk mengaitkan pendekatan pengelolaan


modal dengan pendekatan transaksi akuntansi konvensional untuk pengukuran laba. Berdasarkan
SFAC No. 5, rangkaian laporan keuangan yang lengkap untuk satu periode harus menunjukkan

1. Posisi keuangan pada akhir periode


2. Pendapatan untuk periode tersebut.
3. Laba komprehensif untuk periode tersebut
4. Arus kas selama periode tersebut
5. Investasi oleh dan distribusi ke pemiliki selama periode tersebut.

STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPTS NO.6: “ELEMEN-


ELEMEN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (ELEMENTS OF FINANCIAL
STATEMENTS OF BUSINESS ENTERPRISES)”

SFAC No.6 mendefinisikan sepuluh elemen laporan keuangan yang digunakan untuk
mengukur kinerja dan posisis keuangan entitas ekonomi, yaitu asset, liabilitas, ekuitas, investasi
oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan dan
kerugian mempresentasikan bagian bagian yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan.

STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPTS NO.7: “PENGGUNAAN


INFORMASI ARUS KAS DAN NILAI SEKARANG DALAM PENGUKURAN
AKUNTANSI (USING CASH FLOW INFORMATION AND PRESENT VALUE IN
ACCOUNTING MEASUREMENTS)”

SFAC No. 7 memberikan kerangka untuk menggunakan arus kas masa depan sebagai
dasar pengukuran akuntansi pada saat pengakuan aset awal atau pengukuran awal yang baru, dan
metode bunga untuk amortisasi. Selain itu, SFAC No. 7 memberikan prinsip-prinsip umum yang
mengatur penggunaan nilai sekarang, terutama ketika jumlah arus kas masa depan, waktu
terjadinya, atau keduanya tidak pasti dan terdapat pemahaman yang umum terkait tujuan nilai
sekarang pada pengukuran akuntansi. SFAC No. 7 tidak menangani masalah pengakuan atau
menentukan kapan pengukuran awal yang baru dianggap tepat. Peristiwa dan kondisi yang
menyebabkan pengukuran awal yang baru dianggap bervariasi dalam setiap situasi. FASB
berharap dapat memutuskan apakah situasi tertentu menuntut adanya pengukuran awal yang baru
untuk masing-masing proyek.

Pengukuran akuntansi adalah topik yang sangat umum. Oleh karena itu, FASB fokus
pada serangkaian pertanyaan yang relevan dengan konvensi pengukuran dan amortisasi yang
menggunakan teknik-teknik nilai sekarang.

PERKEMBANGAN TERBARU

Pada tahun 2010, FASB memutuskan bahwa karena prioritas ditempatkan pada proyek-
proyek lain, FASB tidak dapat meluangkan waktu yang diperlukan untuk menangani
permasalahan-permasalahan CFP yang masih ada secara baik. Sebelumnya, Tahapan D telah
menghasilkan publikasi makalah pembahasan dan draf eksposur, tetapi tidak pernah difinalisasi.
Tahapan B dan C akan dibahas secara ekstensif, tapi tidak ada makalah pembahasan maupun
draf eksposur yang pernah dirilis. Tahapan E sampai H tidak pernah dipertimbangkan.

Selanjutnya, pada bulan Mei 2012, IASB mengumumkan bahwa mereka akan
meneruskan pembahasan mengenai CFP sebagai proyek yang dijalankan oleh IASB dan bukan
lagi proyek gabungan dengan FASB. Oleh karena itu, IASB menerbitkan. Draf Eksposur
(Exposure Draft) pada tanggal 28 Mei 2015 yang menjelaskan Kerangka Konseptual yang sudah
direvisi. Draf Eksposur ini dikembangkan setelah mempertimbangkan respons-respons yang
diterima dari makalah pembahasan yang dirilis sebelumnya.
Tahun 2014, FASB juga memutuskan untuk mengaktifkan kembali CFP dan menerbitkan
Draf Eksposur yang mempertimbangkan hal-hal konseptual yang berkaitan dengan
pengungkapan yang dimuat di dalam catatan kaki atas laporan keuangan. Maksud dari proyek ini
adalah untuk menjadi Bab 8 di SFAC No. 8. Sebelumnya, FASB telah melakukan studi lapangan
yang meminta masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan mengenai usulan untuk
menetapkan kriteria saat memutuskan jenis-jenis pengungkapan yang dibutuhkan di dalam
catatan atas laporan keuangan yang dilaporkan oleh organisasiorganisasi publik, swasta, dan
nirlaba.

Proyek FASB berupaya meningkatkan efektivitas pengungkapan di dalam catatan atas


laporan keuangan dengan mengharuskan adanya penyajian informasi yang paling penting atau
relevan bagi pengguna laporan keuangan suatu entitas. Kerangka pengungkapan FASB
dimaksudkan untuk mengembangkan keputusan yang konsisten bagi FASB terkait persyaratan
pengungkapan dan berfungsi sebagai “pedoman” bagi keputusan-keputusan mengenai
pengungkapan yang dilakukan oleh entitas pelaporan. FASB juga ingin memberikan fleksibilitas
dan keleluasaan dalam menerapkan persyaratan pengungkapan.

Saat ini, FASB mengevaluasi persyaratan pengungkapan atas empat topik akuntansi:

 Pengukuran Nilai Wajar (Fair Value Measurement dalam FASB ASC 820-10-50).
 Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan dalam FASB ASC 715-20- 50).
 Pajak Penghasilan (Income Taxes dalam FASB ASC 740-10-50).
 FASB Persediaan (Inventory FASB dalam ASC 330-10-50).

STANDAR-STANDAR AKUNTANSI BERBASIS PRINSIP VERSUS BERBASIS


ATURAN

Standar yang hanya berbasis prinsip dapat merepresentasikan sejumlah kesulitan dalam
pelaksanaannya karena standar seperti itu hanya memberikan sedikit pedoman atau struktur
kepada para penyusun laporan keuangan dan auditor dalam membuat penilaian profesional.
Standar-standar berbasis aturan sering kali memberikan sarana untuk mengelak dari tujuan
standar.
PENGELUARAN STANDAR YANG BERORIENTASI PADA TUJUAN

FASB mengamati bahwa pendekatan yang berorientasi pada lujuan yang diuraikan dalam
kajian SEC mirip dengan pendekatan yang dijelaskan di dalam ajakan Dewan
untukbberkomentar. Setelah mengulas komentar-komentar yang diterima atas usulan tersebut.
Dewan memutuskan bahwa kerangka konseptualnya perlu diperbaiki. Dewan juga sepakat
dangan SEC bahwa tujuan-tujuan dari standar-standarnya perlu didefinisikan secara lebih jelas,
pedoman implementasinya perlu diperbaiki, cakupan pengecualiannya perlu dikurangi, dan
pendekatan aset-liabilitas untuk penetapan standar harus dipertahankan.

KERANGKA KONSEPTUAL

FASB mencatat bahwa mereka memiliki beberapa proyek dalam agendanya untuk
menangani bagaimana trade-of di antara relevansi, keandalan, dan dapat diperbandingkan harus
dilakukan. FASB juga menangani inkonsistensi di antara proses pembentukan laba yang
ditemukan di dalam SFAC No. 5 dan definisi cdari elemen-elemen laporan keuangan yang
terdapat di dalam SFAC No. 6.

Dewan juga menyatakan bahwa mereka sedang memulai proyek gabungan dengan LAS5
untuk mengembangkan kerangka konseptual yang konsisten secara internal yang nantinya akan
digunakan oleh kedua Dewan tersebut. Proyek ini secara khusus akan membahas hal-hal yang
disebut sebagai masalah lintas sektoral (cross-cutting issues), yakni permasalahan-permasalahan
yang mengganggu dan belum terselesaikan yang terus muncul kembali di berbagai proyek yang
berbeda, misalnya, detinisi dari istilah kemungkinan yang akan teriadi (proble).

Satu-Satunya Pembuat Standar di Amerika Serikat

FASB telah berperan sebagai satu-satunya pembuat standar yang ditetapkan di Amerika
Serikat dengan cara mencapai kesepakatan dengan AlCPA agar memperboleh kannya memiliki
kendali langsung atas proses penetapan standar. FASB juga berperan dengan mewajibkan semua
keputusan EITF agar diratifikasi oleh FASB sebelum diberlakukansecara efektif.

Hierarki GAAP
Kajian SEC mengkritisi penempatan praktik-praktik industri di atas kerangka konseptual
di dalam hierarki GAAP. Pada saat itu, FASB sedang mengerjakan proyek yang mengusulkan
pengurangan jumlah tingkatan di dalam hierarki GAAP dan memindahkannya ke dalam literatur
FASB. Proses ini sekarang telah rampung.

Akses terhadap Literatur yang Bersifat Otoritatif

Kajian SEC juga mengamati bahwa sunmber kekesalan para profesional di bidang
akuntansi adalah tidak adanya basis data tunggal yang memudahkan pencarian untuk semua
pedoman yang bersifat otorilatit. FASB sepakat dengan seluruh tujuan untuk menciptakan basis
data semacam itu, tetapi mereka mencatat bahwa pengembangan basis data membutuhkan
penyelesaian atas sejumlah permasalahan konseptual, keuangan, dan logistik yang bisa
menghabiskan waktu sampai beberapa tahun untuk penyelesaiannya. Proses ini telah
diselesaikan dan menghasilkan FASB ASC.

Tinjauan Literatur yang Komprehensi

Dewan tidak sepakat dengan rekomendasi untuk melakukan tinjauan literatur yang komprehensif
karena keterbatasan sumber daya dan menyatakan bahwa: "bidang-bidang yang lebih
membutuhkan perhatian adalah bidang-bidang yang tidak memiliki pedoman atau memiliki
pedoman yang tidak tungsional, bukan bidang-bidang yang telah memiliki standar berbasis
aturan yang fungsional. Masalah tersebut baru-baru ini memperoleh perhatian tambahan dengan
dikeluarkannya ASU 2014-09, Pendapatan dari Kontrak dengan Konsumen (Revenue from
Contracts with Customers) (lihat Bab 5). Periode untuk memberikan komentar atas usulan
tersebut berakhir pada bulan Januari 2003; namun tidak ada tindakan yang diambil sejak saat itu.
Permasalahan-permasalalhan tersebut sebagian disertakan di dalam proyek konvergensi FASB-
IASE yang akan dibahas di bagian berikutnya.

KONVERGENSI INTERNASIONAL (PROYEK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


FASB-IASB) PROYEK KERANGKA KONSEPTUAL

Proyek Penyajian Laporan Keuangan FASB-IASB

Pada bulan April 2004, FASB dan IASB memutuskan untuk menggabungkan masing-
masing proyeknya terkait pelaporan dan pengkasifikasian komponen-komponen pendapatan,
beban, keuntungan, dan kerugian. Proyek ini dilaksanakan untuk menetapkan standar umum
yang sangat berkualitas terkait penyajian informasi di dalam laporan Keuangan, masuk
pengklasifikasian dan pemaparan line item, serta penggabungannya menjadi Subtotal dan total.
Tujuannya adalah menyajikan informasi di dalam setiap laporan keuangan (dan di antara
laporan-laporan keuangan) dengan cara yang meningkatkkan kemampuan para investor, kreditur,
dan pengguna laporan keuangan lainnya.untuk:

 Memahami posisi keuangan suatu entitas pada saat ini dan di masa lalu.
 Memahami aktivitas operasi, pembiayaan, dan aktivitas-aktivitas lain di masa lalu yang
menyebabkan posisi keuangan suatu entitas berubah, beserta komponen-komponen yang
menyebabkan perubahan tersebut.
 Menggunakan informasi laporan keuangan tersebut, beserta intormasi dari sumber.
Sumber lainnya untuk menilai jumlah, waktu terjadinya, dan ketidakpastian arus kas
entitas di masa depan.

Proyek Kerangka Konseptual

 Tahap tujuan dan karakteristik kualitatif


 Tahap definisi elemen-elemen, pengakuan, dam penghentian pengakuan
 Tahap pengukuran
 Tahap konsep entitas pelaporan
 Tahap penyajian dan pengukapan, serta batasan-batasan dalam pelaporan keuangannya
 Tahap tujuan dan status kerangka kerja
 Tahap penerapan kerangka kerja bagi entitas nirlaba
 Tahap sisa permasalahan, jika ada.

Pengertian Kerangka Konseptual

Dalam proses perekayasaan akuntansi, untuk menghasilkan konsep maupun sebuah teori,
jawaban atas pertanyaan di dalamnya dibutuhkan kerangka konseptual.

Menurut (Belkaoui, 2011), kerangka konseptual merupakan teori akuntansi yang


terstruktur, sedangkan menurut Chariri and Ghozali (2014), struktur kerangka konseptual dan
struktur teori akuntansi, yang keduanya didasarkan pada proses berpikir logis, adalah merupakan
suatu hal yang identik. Teori merupakan suatu proses pemikiran untuk menggambarkan realitas
yang terjadi dan menggambarkan apa yang akan dilakukan jika informasi atau peristiwa
tambahan muncul. Menurut Suwardjono (2017), teori akuntansi sama dengan sains, karena
pembahasan dan yang dihasilkan teori tersebut harus memenuhi persyaratan ilmu pengetahuan
yang universal, logis, dan dapat diuji secara empiris dan tidak memenuhi untuk tujuan sosial atau
ekonomi tertentu. Kebutuhan untuk memenuhi persyaratan tersebut mengakibatkan arah teori
akuntansi mengalami pergeseran dari mengembangkan aturan dan prosedur akuntansi baru untuk
mengevaluasi kebenaran penjelasan fenomena akuntansi. Proses validasi ini juga juga
melibatkan pertimbangan yang dikendalikan oleh metode atau kaidah ilmiah.

Menurut FASB dalam Chariri and Ghozali (2014), Kerangka kerja konseptual adalah
sistem yang koheren dari tujuan terkait dan konsep dasar yang diharapkan dapat menciptakan
standar yang konsisten dan memberikan panduan tentang jenis, kemampuan, dan keterbatasan
akuntansi dan pelaporan keuangan.

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Kerangka konseptual pelaporan keuangan merupakan pengaturan yang merumuskan konsep


yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal.
Kerangka konseptual bukan merupakan PSAK sehingga tidak mendefinisikan standar untuk
pengukuran atau isu pengungkapan tertentu. dalam KKPK dibagi menjadi 4 bab, yaitu :

1. Bab 1 memuat tentanng tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum, yaitu untuk
menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor
saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditur lainnya.
2. Bab 2 memuat tentang entitas pelaporan, dalam bab ini masihmenjasi pembahasan IASB
dalam projek kerangka konseptual.
3. Bab 3 memuat tetang karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna, disini
mengidentidikasi jenis informasi yang kemungkinan besar berguna bagi entitas pelapor
berdasarkan informasi dalam laporan keuangan
4. Bab 4 memuat tentang KDPPLK (1994): Pengaturan yang Tersisa.
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2017. Teori akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

IAI. Kerangka Dasar SAK Umum: kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK). Ikatan
Akuntan Indonesia. Diakses pada 18 september 2023 melalui
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/tentang-5-kerangka-dasar-sak-
umum

Schroeder, C, C. 2020. Teori Akuntansi Keuangan: Teori dan Kasus, Edisi 12. 2020. Jakarta:
Salemba Empat.

Handayani, P., Ratnasari, F., Ainiyah, GZ., … Oktafiah, Y. 2023. TEORI AKUNTANSI. JAWA
TENGAH: EUREKA MEDIA AKSARA.

Anda mungkin juga menyukai