Anda di halaman 1dari 7

RESUME

ISU STRATEJI ASP ERA REFORMAS, NEW PUBLIC MANAGEMENT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Sektor Publik

Disusun oleh:

1. Isti Yuliana (20133100107)


2. Tri Puji Kurniasari (20133100109)
3. Riyana Lestiyaningrum (20133100130)
4. Kurniawati Wahyuningtias (20133100139)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

TAHUN 2023/2024
PERKEMBANGKAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Istilah “sektor pubik” mulai dipakai pertama kali pada tahun 1952. Pada waktu itu sektor publ
ik dikaitkan sebagai bagian dari manajemen ekonomi makro yang terkait dengan pembangun
an dan lembaga pelaksana pembangunan.
Pada tahun 1970-an berbagai kritik muncul terhadap sektor publik yang dianggap tidak efisie
n dan jauh tertinggal dengan kemajuan perkembangan yang terjadi di sektor swasta dengan al
asan sektor publik sering dijadikan sebagai sarang pemborosan dsn inefisiensi ekonomi.
Tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di negara-negara industri maju sebagai jaw
aban atas berbagai kritikan. Mengadopsi pendekatan New Public Management (NPM) DAN R
einventing goverment sebagai salah satu perubahan. Salah satu contoh memperbaiki kinerja s
ektor publik yaitu menggunakan pengadopsian mekanisme pasar kompetisi tender (Compulsa
ry Competitive Tendering-CCT) dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik. Salah satu con
toh perubahan sektor public yang berdampak pada akuntansi sektor publik yaitu perubahan si
stem akuntansi yang berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual.
Dalam dua dasawarsa terakhir, telah terjadi perkembangan akuntansi sektor publik yang pesat.
“akuntabilitas publik, value of money, reformasi sektor public,good public government”, tela
h begitu cepat masuk masuk ke dalam kamus sektor publik. Isu yang muncul dalam sektor pu
blik merupakan tuntutan diciptakannya good public and corporate government. Maka dari itu,
dengan munculnya isu perlu adanya reformasi akuntansi, auditing, sistem manajemen keuan
gan public dan tuntutan dibuatnya laporan keuangan eksternal.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN GOOD GOVERNANCE
Pengertiaan good governance menurut World Bank mendefinisikan sebagai suatu penyelengg
araan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsi
p demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegah
an korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta pen
ciptaam legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Karakteristik Good Governance menurut UNDP
UNDP memberikan beberapa karakteristik pelaksanaan good governance, meliputi :
a. Participation, partisipasi masyarakat dalam kebebasan berpendapat.
b. Rule of law. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
c. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.
d. Responsiveness. Lembaga publik harus cepat tanggap dalam melayani stakeholders.
e. Consensus orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang luas.
f. Equity. Masyarakat memiliki kesempatan memperoleh kesejahteraan dan keadilan.
g. Efficiency and Effectiveness. Pengelolaan sumberdaya public dilakukan secara
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
h. Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas.
i. Strategic vision. Penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi
jauh ke depan.
Untuk mewujudkan good governance diperlukan reformasi kelembagaan (institutional refor
m) dan reformasi manajemen public (public manajement reform). Selain itu, untuk mendukun
g terciptanya good governance, maka diperlukan reformasi lanjutan terutama dengan sistem p
engelolaan keuangan pemerintah daerah, yaitu :
1. Reformasi sistem penganggaran (budgeting reform),
2. Reformasi sistem akuntansi (accounting reform),
3. Reformasi sistem pemeriksaan (audit reform) dan
4. Reformasi sistem manajemen keuangan daerah (Financial management reform).

Tuntutan pembaruan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolaan uang rakyat dilakuka
n secara transparan dengan mendasarkan konsep value for money sehinga tercipta akuntabilit
as publik.
AKUNTABILITAS PUBLIK
Perkembangan sektor public semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas
publik oleh organisasi sektor public (seperti: pemerintah pusat dan daerah, unit-unit kerja pe
merintah, departemen dan lembaga-lembaga negara). Tuntutan akuntabilitas sektor publik ter
kait dengan perlunya dilakukan trans-paransi dan pemberian informasi kepada publik dalam r
angka pemenuhan hak-hak publik.
Pengertian Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan p
ertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegia
tan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memilik
i hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas publik ter
diri atas dua macam, yaitu: (1) akuntabilitas vertikal (verticul ecountability), dan (2) akuntabi
litas horisontal (horizontal accountability).
Pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas penge
lolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Pertanggung jawaban horisontal (horizontal acc
ountability) adalah pertanggung jawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas (accountability) merupakan konsep yang lebih luas dari stewardship. Stewardsh
ip mengacu pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisien tanpa dibehani
kewajiban untuk melaporkan, sedangkan uccontability mengacu pada pertanggung jawaban o
leh seorang reward kepada pemberi tanggung jawab.
Ellwood (1993) menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh o
rganisasi sektor publik, yaitu:
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountibility for probity and legality);
2. Akuntabilitas proses (process accountability),
3. Akuntabilitas program (program accountability),
4. Akuntabilitas kebijakan (policy uccountability).
Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum
Akuntabilitas kejujuran (accountability for probity) terkait dengan penghindaran penyalah gu
naan jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas hukum (legal accountability) terkait d
engan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam
penggunaan sumber dara publik.
Akuntabilitas Proses
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tu
gas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi man
ajemen, dan prosedur administrasi.
Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apaksh tujuan yang ditetapkan dapat dica
pai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan has
il yang optimal dengan biaya yang minimal.
Akuntabilitas Kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusal staupunt
daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyara
kat luas.
PRIVATISASI
Privalisasi merupakan salah satu upaya mereformasi perusahaan publik untuk menin
g- katkan efisiensi dan efektivitas perusahaan-perusahaan publik. Privatisasi berarti pelibatan
modal swasta dalam struktur modal perusahaan publik sehingga kinerja finansial dapat di pen
garuhi secara langsung oleh investor melalui mekanisme pasar uang, Privatisasi perusahaan p
ublik memiliki fungsi ganda, yaitu untuk mengurangi beban belanja publik, menaikkan penda
patan negara, dan mendorong perkembangan sektor swasta.
OTOMONI DAERAH
Secara teoritis, desentralisasi diharapkan dapat menghasilakn dua manfaat nyata, yaitu:
pertama, mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pem
bangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan (keadilan) di seluruh daerah
dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang tersedia masing-masing daerah. Kedua,
memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengembalian keputus
an publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling len
gkap (Shah,1997). Hasil penelitian Huther dan Shah (1998) di 80 negara menunjukkan bahwa
desentralisasi memiliki koneksi positif dengan kualitas pemerintah. Implikasi otomoni daerah
terhadap akuntansi sektor publik adalah bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, pe
merintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, DPR
D, dan pihak-pihak yang menjadi stackeholder pemerintah daerah.
IKHTISAR
Dari sudut pandang ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang
aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dal
am rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publ
ik dengan sektor swasta dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pem
biayaan, pola pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakteristik anggaran, stakeholde
r yang dipengaruhi, sistem akuntansi. Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan ya
ng sangat komplek dan turbalance. Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik mem
perhatikan kualitas dan profesionalisme serta value for money dalam menjalankan aktivitasny
a. Value for money merupakan konsep pengelolaa organisasi sektor publik yang mendasarkan
pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Selain itu, tuntutan lain ad
alah perlunya akuntabilitas publik dan privatisasi terhadap perusahaan milik publik untuk me
nciptakan good publik and corporate governance.
ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPM
Era New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik
yang cukup drastic dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku,birokratis,dan
hiarki menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi
pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut
telah mengubah peran pemerintah, terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan
masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor public tersebut adalah
pendekatan New Public Management. New Public Management berfokus pada manajemen
sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi pada kebijakan.
Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler adalah:
1. Pemerintah katalis: fokus pada pemberian pengarahan, bukan produksi pelayanan
publik.
Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat
secara langsung dengan proses produksinya (producing).
2. Pemerintah milik masyarakat: memberdayakan masyarakat dari pada melayani .
Pemerintah sebaiknya memberi wewenang kepada masyarakat sehingga mereka
mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help
community).
3. Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik.
Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk mengemat biaya sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan.
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisai yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakan oleh misi.
Apa yang dapat dan tidak tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah diatur dalam
mandatnya. Namun tujuan pemerintah bukanlah mandatnya, tetapi misinya.
5. Pemerintah yang berorientasi pada hasil: membiayai hasil, bukan masukan.
Pada pemerintah tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja
ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi.
6. Pemerintah yang berorientasi pada pelanggaran: memenuhi kebutuhan pelanggan,
bukan birokrasi.
Pemerintah tradisional sering kali salah dalam mengidentifikasi pelanggarannya.
7. Pemerintah wirausaha: mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
Pemerintah tradisional cenderung tidak berbicara teteng upaya untuk menghasilkan
pendapatan dari aktivitasnya.
8. Pemerintah antisipatif: berupaya mencegah daripada mengobati.
Pemerintah tradisional yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan
publik untuk memecahkan masalah publik.
9. Pemerintah desentralisasi: dari hierarkis menuju partisipatif dan tim kerja.
Memendekkan hirarki organisasi, membentuk organisasi tim kerja.
10. Pemerintah yang berorientasi pada (mekanisme pasar): mengadakan perubahan
dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme
administrative (sistem prosedur dan pemaksaan).
Tabel 5.1
Perbandingan Anggaran Tradisional dengan Anggaran Berbasis Pendekatan MPM

Anggaran Tradisional New Public Management


Sentralitis Desentralisasi dan devolved management
Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome
(value for maney)
Tidak terkait dengan perencanaan jangkaUtuh dan komperhensif dengan perencanaan
Panjang jangka panjang
Line-item dan incremental Berdasarkan sasaran kerja
Batasan dapartemen yang kaku Lintas dapartemen
Menggunakan akutan klasik: voteZero base budgenting, planning and
accounting programming budgeting system
Prinsip anggran bruto Sistematis dan rasional
Bersifat tahunan Bottom-up budgeting

PERUBAHAN PENDAPATAN ANGGRAN


Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya New Public
Management mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis dalam
perencanaan anggran sektor publik.
PERTANYAAN
1. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam upaya peningkatan pelayanan public
dalam menciptakan good governance?
Jawab : Beberapa faktor penyebab belum berkualitasnya pelayanan public adalah
faktor SDM aparatur, organisasi birokrasi, tata laksana, pola piker, kinerja organisasi,
budaya birokrasi, inovasi birokrasi dan teknologi informasi, prilaku birokrasi, sistem
dan strategi pelayanan, kepemimpinan yang transaksional, struktur organisasi yang
adaptif, perilaku organisasi yang koruptif, lemahnya implementasi kebijakan, belum
diterapkannya prinsip good governance dan komunikasi birokrasi.
2. Hal apa saja yang menjadi hambatan dalam penegakan akuntabilitas publik?
Jawab : Hambatan dalam pelaksanaan akuntabilitas pelayanan publik yaitu
pemerintah yang belum teliti dalam mencari penyebabnya apakah dalam rumusan
bentuk pertanggungjawaban atau mekanisme pertanggungjawaban serta komitmen
pelaksananya. Artinya, pemerintah harus terus mencari formula yang baik, sehingga
akuntabilitas ini dapat berjalan efektif, dan ketidakpuasan masyarakat yang muncul
dalam bentuk aksi-aksi unjuk rasa dapat diredam atau setidaknya diminimalkan.
3. Mengapa dalam organisasi sektor publik harus mendasarkan pada tiga elemen utama,
yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas?
Jawab: ekonomi, kemampuan seuatu organisasi mampu meminalkan input resources
yang digunakan. Salah satu cara paling umum dengan menghindari adanya
pengeluaran yang tidak diperlukan. Efisiensi, pencapaian output yang maksimal
dengan input tertentu atau sebagai penggunaan input yang rendah demi mencapai
output tertentu. Efektivitas adalah suatu tingkat pencapaian hasil program dengan
target sederhana yang telah ditetapkan. Dimana prinsip value foe money menuntut
nilai-nilai ekonomis atau hemat dalam pengadaan beserta alokasi sumber daya yang
dimaksud. Sementara efisineis berarti penggunaan atau pengorbanannya
diminimalkan tetapi hasil maksimal, begitu juga dengan efektif dimana mencapai
suatu tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai