Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

TENTANG
PENGANTAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
1. PANJI ADMA NEGARA (2010622010992)
2. GILANG MUHAMMAD RISKI (2010622010994)
3. RINA MEIFISA (2010622010999)
4. ELSA ADELIA (2010622011001)

KELAS:
AKUNTANSI 1 BP 2020

DOSEN PENGAMPU:
BASREFNALDI, S.E., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor Publik merupakan sebuah entitas yang memiliki keunikan
tersendiri. Disebut entitas karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil,
bahkan bisa dikatakan sangat besar. Pada organisasi sektor publik juga melakukan
transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan namun berbeda dengan entitas
ekonomi yang lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, dimana
sumber daya ekonomi organisasi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan
mencari laba (nirlaba).
Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2010:3) adalah “mekanisme
teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat
di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemendepartemen di bawahnya,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial pada proyek-
proyek kerjasama sektor publik dan swasta”.
Akuntansi sektor publik memliki beberapa elemen-elemen. Elemen
akuntansi sektor publik adalah bagian-bagian yang dibutuhkan dalam pengelolaan
manajemen keuangan publik. Elemen-elemennya antara lain:
1. Perencanaan Publik
2. Penganggaran Publik
3. Realisasi Anggaran Publik
4. Pengadaan Barang Dan Jasa
5. Pelaporan Keuangan Sektor Publik
6. Audit Sektor Publik
Akuntansi sektor publik bertujuan untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam mengelola organisasi secara tepat, efisien, cepat dan ekonomis
dalam hal operasi ataupun penggunaan sumber daya yang dipercayakan atau
dianggarkan untuk suatu instansi atau organisasi. Serta untuk melaporkan kegiatan
pada publik atas operasi organisasi pemerintah dan anggaran publik.
Perlu diketahui bahwa lingkup akuntansi sektor publik dapat dipandang
sebagai turunan berbagai perkembangan pemikiran yang ada. Secara spesifik, di
Indonesia ruang lingkup organisasi sektor publik meliputi lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintahan daerah, yayasan,
partai politik, perguruan tinggi, serta organisasi-organisasi publik nonprofit. Jadi,
proses pelaporan dan pertanggungjawaban ke masyarakat diatur dalam suatu
kerangka standar akuntansi sektor publik.
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Akuntansi Sektor Publik dari berbagai sumber?
B. Apa saja eleme-elemen dari Akuntansi Sektor Publik?
C. Jelaskan Tujuan dari Akuntansi Sektor Publik?
D. Jelaskan ruang lingkup dan perkembangan regulasi Akuntansi Sektor
Publik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Akuntansi Sektor Publik


Sektor Publik merupakan sebuah entitas yang memiliki keunikan
tersendiri. Disebut entitas karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil,
bahkan bisa dikatakan sangat besar. Pada organisasi sektor publik juga melakukan
transaksitransaksi ekonomi dan keuangan namun berbeda dengan entitas ekonomi
yang lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, dimana sumber
daya ekonomi organisasi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba
(nirlaba).
Sektor publik akuntansi sering diartikan sebagai akuntansi dana
masyarakat, yaitu teknik dan analisis akuntansi yang digunakan pada organisasi
sektor publik. Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada wilayah publik. 1
Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2010:3) adalah sebagai
berikut: “Akuntansi sektor publik adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi
yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemendepartemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
BUMD, LSM, dan yayasan sosial pada proyek-proyek kerjasama sektor publik
dan swasta”. 2
Sedangkan menurut Mardiasmo (2009:2) mendefinisikan akuntansi sektor
publik adalah sebagai berikut: “Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi
baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik”.
Dari definisi-definisi di atas Akuntansi Sektor Publik dapat dinyatakan
sebagai suatu kegiatan jasa yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha,
terutama yang bersifat keuangan guna pengambilan keputusan untuk menyediakan
kebutuhan dan hak publik melalui pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
entitas perusahaan.
Menurut Abdul Hafiz (2006), Akuntansi Sektor Publik merupakan proses
penggolongan, pencatatan, serta pengikhtisaran dengan beragam metode tertentu
dalam ukuran transaksi, moneter, dan kejadian kejadian yang sifatnya masuk ke
dalam laporan penyelenggaraan pemerintah yang turut pada asas otonomi serta
tugas pembatuan yang didasarkan pada prinsip otonomi pada prinsip dan sistem
NKRI.

1
Biduri, Sarwenda. (2018) “Buku Ajar Akuntansi Sektor Publik”. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo: UMSIDA Press
2
Bastian, Indra. (Eds.) (2010) Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta:
Penerbit Erlangga
B. Elemen – Elemen Akuntansi Sektor Publik
1. Perencanaan Publik
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, yaitu melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber
daya yang tersedia sebagaimana tertuang dalam UU RI Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 1 Poin 1. Lebih dari
itu, proses perencanaan yang dilaksanakan tersebut akan menentukan aktivitas
dan fokus strategi organisasi sektor publik. Dalam prosesnya, memang
perencanaan membutuhkan partisipasi publik yang akan sangat menentukan
kualitas serta berterimanya arah dan tujuan organisasi. Lebih implisit lagi, inti
dari perencanaan adalah mengantisipasi masa depan berdasarkan tujuan yang
ditetapkan. Hal tersebut dilakukan dengan persiapan yang didasarkan pada
data dan informasi yang tersedia saat ini. Maka, aspek yang terkandung dalam
perencanaan adalah perumusan tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada karena hakikat dan tujuan publik
adalah kesejahteraan publik. Otomatis, tujuan perencanaan publik adalah
perencanaan pencapaian kesejahteraan publik secara bertahap dan sistematis.
Dapat diartikan bahwa perencanaan publik menjadi ilmu yang mempunyai
karakter tersendiri. Berkaitan dengan itu, topik dilanjutkan dengan
penganggaran publik.

2. Penganggaran Publik
Berdasarkan penjelasan UU Nomor 17 Tahun 2003, anggaran
adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai
instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan
supaya mencapai tujuan bernegara. Lebih dari itu, anggaran memberikan
rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran organisasi agar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik. Karena, tanpa anggaran, organisasi tidak dapat mengendalikan
pemborosan pengeluaran. Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
pengelola/pengguna anggaran dan manajer publik lainnya dapat
dikendalikan melalui anggaran. Tidak hanya itu, kesuksesan pelaksanaan
anggaran ditentukan oleh kebijakan keuangan secara menyeluruh yang
ditentukan oleh lembaga setingkat departemen atau lembaga pelaksana
tertinggi; dukungan politis berbagai lembaga; dan akurasi perencanaan,
terutama penganggaran yang dipengaruhi teknik review perkiraan
anggaran. Topik selanjutnya adalah realisasi anggaran publik.
3. Realisasi Anggaran Publik
Secara teori, realisasi anggaran publik merupakan pelaksanaan
anggaran publik yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam bentuk
program dan kegiatan nyata. Hal ini berarti fokus pelaksanaan anggaran
terletak pada operasionalisasi program atau kegiatan yang telah
direncanakan dan ditetapkan. Selain itu, realisasi anggaran menunjuk pada
arahan atau pengendalian sistematis dari proses-proses yang mengubah
input menjadi barang dan jasa. Dalam hal ini, proses tersebut sangat terkait
erat dengan kualitas keluaran. Perlu diketahui, realisasi anggaran
terangkai dari suatu siklus yang terdiri atas kegiatan persiapan, proses
pelaksanaan, dan penyelesaian. Siklus tersebut saling berkaitan satu
dengan yang lain. Selanjutnya adalah pengadaan barang dan jasa publik.

4. Pengadaan Barang dan Jasa Publik


Kata “pengadaan” menurut kamus bahasa Indonesia (Reality
Publisher, 2008) mengandung arti proses, cara, tindakan mengadakan atau
proses, cara, tindakan menyediakan sesuatu. Sementara itu, kata “barang”
mengandung arti benda yang berwujud. Kata “jasa” berarti tindakan yang
baik dan berguna bagi orang, kelompok masyarakat, bangsa dan negara;
pertolongan yang sangat berguna; perbuatan memberikan pelayanan atau
servis kepada pelanggan; serta aktivitas, kemudahan, manfaat, dan
sebagainya yang dapat dijual kepada konsumen. Dapat disimpulkan bahwa
pengadaan barang dan jasa publik adalah proses, cara, serta tindakan
dalam menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat atau publik. Barang
dan jasa yang disediakan merupakan bentuk pelayanan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat.

5. Pelaporan Keuangan Sektor Publik


Secara umum, laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses
akuntansi. Sebagai konsekuensinya, laporan keuangan harus menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak
yang berkepentingan. Karena, laporan keuangan menggambarkan
pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian
target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, serta realisasi
pembiayaan. 3

3
Bastian, Indra. (Eds.) (2010) Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta:
Penerbit Erlangga
C. Tujuan akuntansi sektor publik:
1. Manajemen control
Memberikan informasi yang dibutuhkan dalam mengelola organisasi secara
tepat, efisien, cepat dan ekonomis dalam hal operasi ataupun penggunaan sumber
daya yang dipercayakan atau dianggarkan untuk suatu instansi atau organisasi.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas pada akuntansi sektor publik hampir sama dengan manajemen
control. Menyediakan informasi bagi manajer dari organisasi sektor publik dalam
melaporkan pertanggungjawaban atas pelaksanaan sumber daya atau divisi yang
berada di bawah kewenangannya. Tujuan lainnya adalah untuk melaporkan
kegiatan pada publik atas operasi organisasi pemerintah dan anggaran publik.4

D. Ruang Lingkup dan Perkembangan Regulasi Akuntansi Sektor Publik


Sebelumnya, pembahasan akuntansi sektor publik ini dipersempit dengan
istilah akuntansi pemerintahan. Melalui pisau analisis yang sedikit luas, hal
tersebut hendaknya dimaklumi karena orientasi pendidikan akuntansi Indonesia
pada 1970-an lebih condong ke Amerika Serikat yang sistem perekonomiannya
lebih terfokus pada swasta. Otomatis, peranan negara dalam perekonomian bisa
dikatakan minimalis. Secara konkret, pemerintah amat membatasi diri dalam
kaitannya dengan program pemerintah dan ruang gerak institusi pemerintah pusat
serta pemerintah daerah. Tidak lain tidak bukan adalah akuntansi sektor publik
dibatasi ruang geraknya hanya di lembaga pemerintahan.
Hal tersebut dapat dilihat pada peranan organisasi sektor publik, seperti
pemerintahan dan usaha-usaha yang dilakukannya. Itu semua telah menjadi tulang
punggung perekonomian negara selama lebih dari lima puluh tahun. Apabila
terdapat pembatasan pembahasan akuntansi sektor publik pada pemerintahan, itu
akan berdampak pada kekosongan pengaturan praktik akuntansi di sektor publik.
Maka, rekomendasi konkret yang dapat dieksekusi sebagai langkah awal adalah
penataan kembali akuntansi sektor publik. Salah satu hal yang amat substansi
adalah konsensus terhadap ruang lingkup akuntansi sektor publik.
Menyoal fenomena di atas, pada saat yang bersamaan, perubahan
kesadaran dunia pendidikan akan pentingnya perubahan mendasar pada mata
kuliah akuntansi pemerintahan pun muncul pada 1990-an. Hal tersebut berawal
dari pengakuan terhadap problem pemerintah yang terlalu besar dan sulitnya
proses pengawasan muncul. Selain itu, program reformasi pemerintahan telah
bergeser dan selanjutnya terfokus dari pertumbuhan ke pemerataan. Di sisi lain,
globalisasi juga telah memengaruhi sikap masyarakat terhadap pemerintah dan
infrastruktur operasional pemerintahan. Contohnya adalah kesadaran akan
4
Jamaluddin dan Deviyanti, Dwi Risma. (2021). “Modul Akuntansi Sektor Publik”
dalam Modul ASP Jamal Risma (hlm. 7). Samarinda: FEBUNMUL
perbaikan pelayanan publik, seperti telekomunikasi dan listrik. Kondisi ini
semakin diperkuat dengan tuntutan LSM-LSM nasional ataupun internasional
terhadap mekanisme pelayanan publik. Implikasinya adalah mata kuliah akuntansi
sektor publik menjadi mata kuliah wajib dalam kurikulum nasional akuntansi. Hal
tersebut merupakan jawaban yang tepat bagi berbagai perubahan kemasyarakatan
yang terjadi pada 2000-an.
Perlu diketahui bahwa lingkup akuntansi sektor publik dapat dipandang
sebagai turunan berbagai perkembangan pemikiran yang ada. Secara spesifik, di
Indonesia ruang lingkup organisasi sektor publik meliputi lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintahan daerah, yayasan,
partai politik, perguruan tinggi, serta organisasi-organisasi publik nonprofit. Jadi,
proses pelaporan dan pertanggungjawaban ke masyarakat diatur dalam suatu
kerangka standar akuntansi sektor publik.
Di Indonesia, bidang utama dari akuntansi sektor publik, yaitu:
1. Akuntansi Pemerintah Pusat
2. Akuntansi Pemerintah Daerah
3. Akuntansi Partai Politik
4. Akuntansi LSM
5. Akuntansi Yayasan
6. Akuntansi Pendidikan: Sekolah, Perguruan Tinggi
7. Akuntansi Kesehatan: Puskesmas, Rumah Sakit
8. Akuntansi Tempat Peribadatan: Masjid, Gereja, Wihara, dan Pura.5

Perkembangan Regulasi Akuntansi Sektor Publik


1. Perkembangan Regulasi Terkait Organisasi Nirlaba
A. Regulasi Tentang Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota. pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah No. 63
Tahun 2008 tentang pelaksanaan Undang-undang tentang Yayasan.

B. Regulasi Tentang Partai Politik


Regulasi tentang partai politik telah dikembangkan sejak lama,
tetapi berkembang dengan pesat sejak era reformasi dengan system
multipartainya. Undang-undang yang pertama ada setelah era
reformasi adalah Undang-undang No. 2 tahun 1999 tentang Partai
Politik. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan perubahan
system ketatanegaraan yang dinamis diawal-awal era reformasi,
5
Bastian, Indra. (Eds.) (2010) Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Undang-undang ini diperbaharui dengan keluarnya Undang-undang
No. 31 tahun 2002 tentang partai politik.
Undang-undang No.31/2002 kembali diperbaharui pada tahun
2008 melalui Undang-undang No.02/2008 tentang Partai Politik.
Secara umum, Undang-undang No. 2 tahun 2008 ini bersifat
melengkapi dan menyerpunakan Undang-undang No.31 tahun 2002,
misalnya memberi pengertian partai politik yang lebih lengkap.
Menurut Undang-undang No.2 tahun 2008, partai politik adalah
organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok WNI
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa, dan Negara, serta memelihara keutuhan NKRI
berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

C. Regulasi tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum


Pendidikan
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) adalah salah satu bentuk
Badan Hukum di Indonesia yang awalnya dibentuk untuk
mengakomodasi kebutuhan khusus dalam rangka “privatisasi”
Lembaga Pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri, khususnya
sifat non profit meski berstatus sebagai Badan Usaha.

D. Regulasi tentang Badan Layanan Umum


Badan Layanan umum atau BLU adalah instansi di lingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan keuntungan. Dalam melakukan kegiatannya, BLU
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
BLU dibentuk untuk mempromosikan peningkatan pelayanan
public melalui fleksibilitas pengelolaan keuangan BLU yang dikelola
secara professional dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas.

2. Perkembang Regulasi Terkait Keuangan Negara


A. UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 tahun 2003 adalah tonggak sejarah penting yang mengawali
reformasi keuangan Negara kita menuju pengelolaan keuangan yang
efisien dan modern. Berikut beberapa hal penting yang diatur dalam
Undang-undang ini.
 Kekuasaan atas pengelolaan keuangan Negara
 Penyusunan dan penetapan APBN
 Penyusunan dan penetapan APBD
 Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan Bank sentral,
pemerintah daerah, serta pemerintah/lembaga asing
 Hubungan keuangan antar pemerintah dan perusahaan Negara,
perusahaan daerah, perusahaan swasta, serta badan pengelolaan
dana masyarakaat
 Pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan APBD
B. Undang-undang No 1 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
Perbendaharaan Negara dalam UU ini adalah pengelolaan dan
pertangggung jawaban keuangan Negara, termasuk investasi dan kekayaan
dan dipisahkan dan di tetapkan dalam APBN Dan APBD. Pengelolaan
keuangan Negara sebagaimana di maksud dalam UU perlu dilaksanakan
secara propesional, terbuka, dan bertanggungjawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat yang di wujudkan dalam APBN dan APBD.

C. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum


Badan layanan umum yang bertugas memberikan layanan kepada
masyarakat berupa barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka
memajukan kesejateraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kekayaan Badan Layanan Umum merupakan kekayaan negara yang tidak
dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk
menyelengarakan kegiatan Badan Layanan Umum yang Bersangkutan.

D. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independenn, objektif, dan professional
berdasarkan standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksaan keuangan Negara
meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan Negara dan
pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan Negara. Badan pemeriksa
keuangan (BPK) melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara.

E. Pelaksanaan Pemeriksaan
Penentuan objek pemeriksaan, perencanan dan pelaksanaan
pemeriksaan, penentuan waktu dan metode pemeriksaan, seta
penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan dilakukakn secara
bebas dan mandiri oleh BPK. Dalam merencanakan tugas
pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran, dan pendapat
lembaga perwakilan. Untuk mendapatkan hal itu BPK atau lembaga
perwakilan dapat mengadakan pertemuan konsultasi.
F. Hasil Pemeriksaan dan Tidak Lanjut
Pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah
pemeriksaan selesai di lakukan. Laporan hasil pemeriksaan atas
laporan keuangan pemerintah pusat di sampaikan oleh BPK kepada
DPR dan DPD, selambat-lambatnya dua bulan setelah menerima
laporan keuangan dari pemerintah pusat. Laporan hasil pemeriksaan
kinerja disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD sesuai dengan
kewenangannya.

3. Perkembangan Regulasi Terkait Otonomi


A. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
UU 32/2004 tentang pemerintahan daerah perubahan dan
menyempurnakan terhadap UU 22/1999 dengan perihal yang sama.
Undang-Undang ini mengatur otonomi yang di definisikan sebagai
otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah memiliki kewenangan
mengatur semua urusan pemerintahan, selain urusan-urusan yang
menjadi urusan pemerintah, yaitu politik luar negeri, pertahann,
keamanan, yustisi, moneter, dan fiscal nasional serta agama. Selain itu,
otonomi di perkembangkan sejalan dengan prinsip otonomi yang nyata
dan bertanggung jawab. Otonomi nyata di bangun atas kehendak untuk
menangani urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi tumbuh, hidup dan
berkembang sesuai dengan potensi daerah yang khas.

B. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pertimbangan


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Pertimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah
daerah mencangkup pembagian keuangan antara keuangan pemerintah
dan pemerintah secara proposional, demokratif, adil dan transparan
dengan mempertahankan dengan potensi, kondisi, dan kebutuhan
daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah,
penyelenggaraan, pelimpahan, dan penugasan urusan pemerintah
kepada daerah secara nyata dan pertanggungjawaban yang harus diikuti
peraturan, pembagian, dan pemanfaatan sumberdaya nasional secara
adil termasuk pertimbangan keuangan antara pemerintahan daerah.6

6
Jamaluddin dan Deviyanti, Dwi Risma. (2021). “Modul Akuntansi Sektor Publik”
dalam Modul ASP Jamal Risma (hlm. 15-17). Samarinda: FEBUNMUL
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2010:3) adalah sebagai
berikut: “Akuntansi sektor publik adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi
yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemendepartemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
BUMD, LSM, dan yayasan sosial pada proyek-proyek kerjasama sektor publik
dan swasta”.
Perencanaan Publik Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat, yaitu melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia sebagaimana tertuang dalam UU RI
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal
1 Poin 1. Lebih dari itu, proses perencanaan yang dilaksanakan tersebut akan
menentukan aktivitas dan fokus strategi organisasi sektor publik. Maka, aspek
yang terkandung dalam perencanaan adalah perumusan tujuan dan cara mencapai
tujuan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang ada karena hakikat dan
tujuan publik adalah kesejahteraan publik.
Tidak hanya itu, kesuksesan pelaksanaan anggaran ditentukan oleh
kebijakan keuangan secara menyeluruh yang ditentukan oleh lembaga setingkat
departemen atau lembaga pelaksana tertinggi; dukungan politis berbagai lembaga;
dan akurasi perencanaan, terutama penganggaran yang dipengaruhi teknik review
perkiraan anggaran. Realisasi Anggaran Publik Secara teori, realisasi anggaran
publik merupakan pelaksanaan anggaran publik yang telah direncanakan dan
ditetapkan dalam bentuk program dan kegiatan nyata.
Kata “jasa” berarti tindakan yang baik dan berguna bagi orang, kelompok
masyarakat, bangsa dan negara; pertolongan yang sangat berguna; perbuatan
memberikan pelayanan atau servis kepada pelanggan; serta aktivitas, kemudahan,
manfaat, dan sebagainya yang dapat dijual kepada konsumen. Dapat disimpulkan
bahwa pengadaan barang dan jasa publik adalah proses, cara, serta tindakan dalam
menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat atau publik.
Akuntansi sektor publik bertujuan untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam mengelola organisasi secara tepat, efisien, cepat dan ekonomis
dalam hal operasi ataupun penggunaan sumber daya yang dipercayakan atau
dianggarkan untuk suatu instansi atau organisasi. Serta untuk melaporkan kegiatan
pada publik atas operasi organisasi pemerintah dan anggaran publik.
Secara spesifik, di Indonesia ruang lingkup organisasi sektor publik
meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di
bawahnya, pemerintahan daerah, yayasan, partai politik, perguruan tinggi, serta
organisasi-organisasi publik nonprofit. Jadi, proses pelaporan dan
pertanggungjawaban ke masyarakat diatur dalam suatu kerangka standar
akuntansi sektor publik.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. (Eds.) (2010) Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Biduri, Sarwenda. (2018) “Buku Ajar Akuntansi Sektor Publik”. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo: UMSIDA Press
Jamaluddin dan Deviyanti, Dwi Risma. (2021). “Modul Akuntansi Sektor Publik”
dalam Modul ASP Jamal Risma (hlm. 7). Samarinda: FEBUNMUL
Jamaluddin dan Deviyanti, Dwi Risma. (2021). “Modul Akuntansi Sektor Publik”
dalam Modul ASP Jamal Risma (hlm. 15-17). Samarinda: FEBUNMUL

Anda mungkin juga menyukai