Anda di halaman 1dari 12

DIET PADA GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN

RAFIKA NINGSIH (200101016)


Pengertian

 Diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang


dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan
istilah diet lebih menunjukkan pada usaha menurunkan
berat badan atau mengatur asupan nutrisi.
Saluran Pencernaan

 Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal


adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi
untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan
terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus.
Gangguan Saluran Pencernaan

1. Gastritis (Upper Abdominal 2. Sindrom Fungsional


Syndrome) Hipogastrium (Lower
 Gangguan pencernaan bagian Abdominal Syndrom)
atas yang secara umum dikenal  Gangguan pencernaan yang

sebagai penyakit “maag” mengenai saluran cerna bagian


merupakan gangguan saluran bawah ini juga dikenal sebagai
cerna yang cukup sering spastic colon, irritable colon,
dikeluhkan colitis nervosa, dan obstipasi
 Gangguan ini ditandai antara spastic. Penderita penyakit ini
lain oleh adanya rasa sakit dan akan mengeluhkan rasa sakit
atau rasa penuh di daerah pada perut, biasanya di bawah
epigastrium (ulu hati), kanan pusat, diare atau obstipasi
atau kiri di bawah lengkung iga. (sembelit).
3. Aerofagi 4. Mencret (Diare)
 Gejala yang timbul dari  Diare terjadi karena

gangguan saluran cerna adanya rangsangan


ini adalah berupa rasa yang berlebihan pada
sakit perut dan perut mukosa usus sehingga
dirasakan penuh dan gerakan otot usus
membengkak, hal ini meningkat dan
dibuktikan dengan makanan kurang
bersendawa (belching) terserap secara
yang keras bertubi-tubi. sempurna.
5. Heartburn
 Heartburn adalah nyeri
6. Esofagitis
akut yang dirasakan di Esofagitis adalah peradangan kronik
daerah epigastrium, yang esofagus. Kelainan ini sering terjadi
dirasakan dapat menyebar akibat refluks kronik isi lambung ke
dalam esofagus. Apabila hal ini
ke bagian lain dari dada terjadi, lapisan mukosa esofagus
atau lengan. Heartburn ini dapat mengalami tukak oleh asam.
biasanya timbul setelah Gejala klinis:
makan dan disebabkan  Nyeri seperti terbakar di

oleh refluks isi lambung epigastrium


 Muntah
ke esofagus.
 Disfagia (kesulitan menelan)
8. Wasir atau hemoroid
 Wasir atau hemoroid

7. Peritonitis adalah pelebaran


Peritonitis adalah peradangan
peritoneum, suatu membran yang
pembuluh darah balik
melapisi rongga abdomen. (vena) di dalam
Gejala klinis: anyaman pembuluh
 Nyeri, terutama di atas daerah yang

meradang
darah. Keluhan pertama
 Peningkatan kecepatan denyut kali yaitu darah segar
jantung akibat hipovolemia karena menetes setelah buang
perpindahan cairan ke dalam
perinium air besar (BAB).
 Mual dan muntah

 Abdomen yang kaku


A. Diet Pada Penyakit Saluran Pencernaan

1. Diet Saluran Cerna Atas

 a. Diet Disfagia
 Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran
makanan pada saluran cerna.
 Tujuan diet disfagia adalah :
 1) Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam
saluran pernapasan.
 2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
 Syarat-syarat diet disfagia adalah:
 1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.
 2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan.
 3) Cukup cairan
B. Diet Pasca-Hematemesis-Melena

 Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa


darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah:
 1) Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada

saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah aspirai.


 2) Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.

Syarat diet :
a. Tidak merangsang sal.cerna
b. Tidak meninggalkan sisa
c. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48  jam
untuk memberikan istirahat pada lambung
C. Diet Penyakit Lambung :

 Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi


gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca-
operasi lambung yang sering diikuti dengan
“dumping syndrome” dan kanker lambung.
 Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan
dengan emosi atau psikoneurosis dan makan
terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu
banyak merokok.
2. Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah

a. Diet Penyakit Usus Inflamatorik Tujuan diet penyakit inflamatorik


(Inflammatory Bowel Disease)
adalah:
 Penyakit usus inflamatorik  Memperbaiki ketidakseimbangan
adalah peradangan terutama pada cairan dan elektrolit.
ileum dan usus besar dengan  Mengganti kehilangan zat gizi dan
gejala diare, disertai darah,
memperbaiki status gizi kurang.
lendir, nyeri abdomen,berat
 Mencegah iritasi dan inflamasi
badan berkurang, demam dan
kemungkinan terjadi streatorea lebih lanjut.
(adanya lemak dalam feses).  Mengistirahatkan usus pada masa

Penyakit ini dapat berupa Kolitis akut.


Ulseratif dan Chron’s Disease.   
A. Kesimpulan

 Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran dan mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia.
Gangguan atau kelainan dalam system pencernaan antara lain :
a. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
b. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
c. Aerofagi
d. Mencret (Diare)
e. Heartburn
f. Esofagitis
g. Peritonitis
h. Sembelit (Konstipasi)
i. Wasir atau hemoroid

Anda mungkin juga menyukai