Anda di halaman 1dari 23

PETUNJUK

1. Pelajari materi Bab berikut dengan tekun dan disiplin !


2. Penyajian setiap bab meliputi : Judul bab dan konsep konsep kunci, petunjuk,
standar kompetensi, kompetensi dasar, paparan materi , tugas dan latihan,
rangkuman dan soal soal akhir bab yang disertai kunci jawaban dan umpan balik
untuk mengetahui sejauh mana anda telah menguasai materi dan diakhir bab
diberikan sumber pendukung
3. Kerjakanlah soal-soal latihan dan soal-soal akhir bab dengan tekun dan disiplin
4. Bacalah sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda
5. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap
6. Selamat belajar semoga sukses

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 1


BAB II

ASUHAN GIZI PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

KONSEP KUNCI

- Penyakit saluran Pencernaan


- Diet Lambung

I. PENDAHULUAN

Sistem pencernaan adalah suatu system yg berfungsi untuk mencerna dan


menyerap zat nutrisi yg kita makan dan membuang zat sisa makanan yang tidak lagi
dapat diserap. terdiri dari mulut,kerongkongan,lambung,usus halus,usus besar dan
anus. Fungsi saluran cerna untuk mencerna makanan,mengabsorpsi zat gizi dan
mengeksresikan sisa pencernaan. Gangguan fungsi dapat teradi pada proses
menelan, menggosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi dan proses buang air
besar (defikasi) yang disebabkan karena infeksi atau peradangan, gangguan
motilitas, perdarahan atau hematemesis milena, kondisi saluran cerna pasca bedah
dan tumor atau kanker.manifestasi klinis dari gangguan fungsi pencernaan dapat
berupa;disfagia, dispepsia, diare, konstipasi,hematemesis, milena dan hematokesia.

Saluran pencernaan dibagi menjadi 2 bagian, pembagian ini didasarkan atas letak
organ terhadap lig. Treitz (m. suspensorium duodeni) yg terletak pada flexura
duodeno jejunales yang merupakan batas antara duodenum dan jejunum.
Pembagian salauran pencernaan didasarkan atas dengan suatu keadaan klinis
apabila terjadi sebuah perdarahan pd system pencernaan atas, darah akan
bercampur dg HCl yg dihasilkan oleh gaster shg menyebabkan faeces menjadi
berwarna kehitaman, yg secara klinis disebut dg melena. Sedangkan apabila terjadi
perdarahan pada saluran cerna bawah, akan berdampak pada faeces yg berwarna
merah segar/ terdapat tetes2an darahnya.

Pembagian dari saluran cerna ini dibagi menjadi :

a. Saluran cerna atas

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 2


Cavum Oris
Pharynx : (Oropharynx &Laringopharynx)
Oesophagus
Gaster
Duodenum

b. Saluran cerna bawah


Jejunum
Ileum
Intestinum crassum :
Caecum
Appendix vermiformis
Colon
Rectum
Canalis analis (anus)

Perdarahan Saluran Pencernaan Bagian Atas diklasifikasikan ke dalam perdarahan


gastrointestinal, suatu kondisi medis yang ditandai dengan perdarahan pada saluran
pencernaan.

Saluran pencernaan termasuk esofagus, lambung, usus halus dan usus besar.
Perdarahan Saluran Pencernaan Bagian Atas terjadi pada bagian awal dari saluran
pencernaan: esofagus, lambung, dan duodenum (bagian awal dari usus halus).

Perdarahan Saluran Pencernaan Bagian Atas lebih sering terjadi bila dibandingkan
dengan Perdarahan Saluran Pencernaan Bagian Bawah.

Perdarahan saluran cerna bagian atas , terdiri dari :

a. Ulkus Peptikum adalah erosi terlokalisasi pada dinding saluran pencernaan dan
muncul sebagai akibat rusaknya pembuluh darah .

b. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung akibat ketidakmampuan


lapisan lambung untuk melindungi dirinya sendiri dari asam lambung.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 3


c. Varises Esofagus adalah pembengkakan pada vena-vena esofagus atau lambung,
yang biasanya disebabkan oleh jaringan parut yang terbentuk di hati.

d. Robekan Mallory-Weiss adalah robekan pada esofagus atau dinding lambung,


seringkali disebabkan karena muntah.

Setiap tanda adanya darah pada feses atau pada bagian manapun pada saluran
pencernaan bagian atas memerlukan perhatian medis secepatnya.

Tanda dan gejala Perdarahan Saluran Pencernaan Bagian Atas yang mungkin
timbul:

• Darah di dalam muntah


• Darah di dalam tinja

• Kram perut

• Kulit yang pucat

• Pusing

• Sakit perut

• Sesak nafas

• Tinja berwarna hitam

PENYAKIT PADA SALURAN PENCERNAAN ATAS

—–Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronik, ulkus
peptikum, pasca operasi lambung yang sering diikuti dengan ”dumping sindrome”
dan kanker lambung. Ganguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi
atau psikoneurosis dan/atau makan terlalu cepat karena kurang dikunyah serta
terlalu banyak merokok.

A. GASTRITIS
ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 4
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung (Medicastore, 2003). Gastritis
adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung (Suyono,
2001). David Ovedorf (2002) mendefinisikan gastritis sebagai inflamasi mukosa
gaster akut atau kronik. Pengertian yang lebih lengkap dari gastritis yaitu
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves,
2002).

Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis
kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling
berhubungan. Gastritis kronik juga masih dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe
A dan tipe B.

Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan
pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan
dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

Penyebab
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yana kuat.
Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa
penyebab. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh
Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan
lambung).
Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung
yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri
bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau
gastritis sementara.

Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 5


Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka
bakar yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit hari yang berat,
septicemia atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat. Gambaran yang
sama tentang gasstritis ini disebut gastritis akut erosif. Kira-kira 90% pasien yang
dirawat di ruang intensif menderita gastritis akut erosif ini.
Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari bahan iritan seperti obat-obatan,
terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya, penyakit Crohn,
serta infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang
yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka
terbuka). Gastritis ini paling sering terjadi pada alkoholis.

Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau
penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan. Gastritis eosinofilik bisa
terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil
(sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.

Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut.
Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya
telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa
menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12
dari makanan. Pada gastritis atrofik, infiltrat menginflamasi lamina propria dengan
menghilangnya kelenjar-kelenjar. Jika atrofi gaster menjadi komplit, elemen kelenjar
berkurang atau hampir tidak ada, tetapi tidak terdapat sel radang, anemia pernisiosa
dapat timbul pada gastritis jenis ini.

Penyakit Ménétrier merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.


Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan
memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker
lambung. Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau
menerima terapi penyinaran kadar tinggi.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 6


Dijelaskan secar ringkas oleh Hirlan tentang etiologi gstritis akut antara lain asam
lambung yang sangat berlebihan, pepsin yang tinggi, obat analgetik dan inflamasi,
refluks usus-lambung, minum alkohol, merokok, stres fisik misalnya karena luka
bakar, sepsis dan trauma, serta bahan korosif asam dan basa kuat (misalnya lisol).
Obat-obat analgesik dan antiinflamasi yang sering dikaitkan dengan gastritis adalah
aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung.

Tanda dan Gejala

Gejalanya bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya. Biasanya


penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak
nyaman di perut sebelah atas. Pada gastritis karena stres akut, penyebabnya
(misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala-gejala
lambung; tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak.

Segera setelah cedera, timbul memar kecil di dalam lapisan lambung. Dalam
beberapa jam, memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis bisa
menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita
tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami perdarahan, biasanya dalam
waktu 2-5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna
kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat,
tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal. Pada
sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimptomatis. Keluhan itu
misalnya nyeri pada ulu hati yang biasanya ringan.

Gejala dari gastritis erosif kronis berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas.
Tetapi banyak penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan
nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut
kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya bisa
berupa tinja berwarna kehitaman seperti aspal (melena), serta muntah darah
(hematemesis) atau makanan yang sebagian sudah dicerna, yang menyerupai
endapan kopi. Gejala lainnya dari gastritis kronik adalah anoreksia, mual-muntah,
diare, sakit epigastrik dan demam. Perdarahan saluran cerna yang tak terasa sakit

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 7


dapat terjadi setelah penggunaan aspirin.

Pada gastritis eosinofilik, nyeri perut dan muntah bisa disebabkan oleh penyempitan
atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari. Pada
penyakit Méniére, gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung.
Hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang
terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan
pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya protein dari
lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi
lambung dan dibuang dari tubuh.

Pada gastritis sel plasma, nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan
timbulnya ruam di kulit dan diare. Gastritis akibat terapi penyinaran menyebabkan
nyeri, mual dan heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar di belakang tulang dada),
yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak di
lambung. Tukak bisa menembus dinding lambung, sehingga isi lambung tumpah ke
dalam rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri
yang luar biasa. Perut tampak kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan
pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut
yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus dua belas
jari, sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan
pelindung lambung, sehingga bakteri bisa masuk ke dalam dinding lambung dan
menyebabkan nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba.

Diet Pada Gastritis

Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit
lambung bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung
dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien. Prinsip diet diantaranya pasien
dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak boleh
berpuasa. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein
(TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh harus dikurangi.
Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat
makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 8


bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/
lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh
terlalu panas atau dingin.

Tujuan diet

Tujuan diet ini adalah untuk menghilangkan gejala penyakit, menetralisir asam
lambung, mengurangi gerakan paristaltik lambung serta memperbaiki kebiasaan
makan penderita. Dengan cara itu diharapkan luka di dinding lambung perlahan-
lahan akan sembuh.

Syarat diet penyakit gastritis Makanan yang disajikan harus mudah dicerna, tidak
merangsang tetapi dapat memenuhi kebutuhan energi dan gizi, jumlah energipun
harus disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Sebaliknya, asupan protein harus
cukup tinggi (sekitar 20-25% dari total jumlah energi yang biasa diberikan),
sedangkan lemak perlu dibatasi. Protein berperan dalam menetralisir asam
lambung. Bila terpaksa menggunakan lemak, pilih jenis lemak yang mengandung
jenis asam lemak tak jenuh. Pemberian lemak atau minyak perlu dipertimbangkan
dengan teliti. Lemak yang berlebihan dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak
di ulu hati dan muntah karena tekanan dari dalam lambung meningkat.

Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh


secukupnya merupakan pilihan tepat, sebab lemak jenis ini lebih mudah di cerna.
Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering. Kebutuhan zat gizi Jenis
energi yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan berat badan dan umur penderita.
Jenis dan bentuk makanan

Sebaiknya penderita gastritis menghindari makanan yang bersifat merangsang,


diantaranya makanan berserat dan penghasil gas maupun mengandung banyak
bumbu-bumbu rendah. Selain itu perlu memperhatikan tehnik memasaknya, direbus,
dikukus, atau dipanggang adalah tehnik masak yang dianjurkan. Sebaliknya,
menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan. Menurut Persagi (1999) dikenal jenis
diet untuk penderita penyakit gastritis. Diet ini disesuaikan dengan berat ringannya
penyakit. Diit Lambung I Di berikan pada penderita gastritis berat yang disertai

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 9


pendarahan. Jenis makanan yang diberikan, meliputi susu dan bubur susu yang
diberikan setiap 3 jam sekali. Diit Lambung II Untuk penderita gastritis akut yang
sudah dalam perawatan. Makanan yang diberikan merupakan makanan saring atau
cincang pemberiannya sama 3 jam sekali. Diit Lambung III Untuk penderita gastritis
yang tidak begitu berat atau ringan. Bentuk makanan harus lunak dan diberikan
enam kali sehari. Diit Lambung IV Orst ini diberikan pada penderita gastritis ringan,
makanan dapat berbentuk lunak atau biasa. Jenis makanan yang boleh diberikan
pada penyakit gastritis

Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya) Beras, dibubur atau ditim, kentang
direbus atau dipures, makaroni, mi bihun direbus, roti, biskuit, marie, dan tepung-
tepungan dibuat bubur atau puding. Sumber protein hewani (daging atau
penggantinya) Ikan, hati, daging sapi empuk, ayam digiling atau dicincang dan
direbus, disemur, ditim, atau dipanggang, telur ayam direbus, didadar, diceplok air,
atau dicampurkan dalam makanan, susu. Sumber protein nabati Tahu, tempe,
direbus, ditim atau ditumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan. Lemak Margarin,
minyak (tidak untuk menggoreng) dan santan encer. Sayuran Sayuran yang tidak
banyak serat dan tidak menimbulkan gas, misalnya : bayam, labu siam, wortel,
tomat direbus atau ditumis. Buah-buahan Pepaya, pisang rebus, sawo, jeruk garut,
sari buah

Bumbu-bumbu Gula, garam, vetsin, kunyit, kunci, sereh, salam, lengkuas, sedikit
jahe, dan bawang. Jenis-jenis makanan yang tidak boleh diberikan pada penyakit
gastritis Sumber hidrat arang Beras ketan atau wajik, bulgur, jagung, ubi singkong,
kentang goreng, cake, dodol, dan kue yang terlalu manis. Sumber protein hewani
Daging, ikan, ayam yang dikalengkan, digoreng, dikeringkan (dendeng), telur ceplok
atau goreng. Sumber protein nabati Tahu, tempe digoreng, kacang merah, kacang
tanah digoreng Lemak Lemak hewan, santan kental Sayuran Sayuran yang banyak
serat dan menimbulkan gas, sayuran mentah. Buah-buahan Buah yang banyak
serat dan menimbulkan gas, misalnya jambu biji, nanas, kedondong, durian, nangka,
dan buah yang dikeringkan (sale pisang, manisan pala, dan sebagainya). Bumbu-
bumbu Lombok atau cabai, merica, cuka dan bumbu-bumbuan yang merangsang.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 10


Penatalaksanaan gastritis Gastritis akut Gastritis akut diatasi dengan
mengintruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala
berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.

Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab : Untuk
menetralisasi asam, digunakan antasida umum (misal : aluminium hidroksida) untuk
menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka encer. Bila korosi luas
atau berat, emetik dan lavasz dihindari karena bahaya perforasi Terapi pendukung
mencakup intubasi, analgesik dan sedatir, antasida serta cairan intravena.
Endoscopy fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan serta mungkin diperlukan
untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi. Gastro J & Junostomi atau
reaksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.

Gastritis kronis Diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,


mengurangi stres dan memulai farmokoterapi, H pylory dapat diatasi dengan
gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh
adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.

Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam,


alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau,
beberapa minuman ringan (soft drinks), dan coklat. Beberapa macam jenis obat juga
dapat memicu terjadinya gastritis. Garam dapat mengiritasi lapisan lambung.
Beberapa penelitian menduga bahwa makanan begaram meningkatkan resiko
pertumbuhan infeksi Helicobacter pylori. Gastritis juga biasa terjadi pada alkoholik.
Perokok berat dan mengkonsumsi alkohol berlebihan diketahui menyebabkan
gastritis akut. Makanan yang diketahui sebagai iritan, korosif, makanan yang bersifat
asam dan kopi juga dapat mengiritasi mukosa labung.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 11


Pengobatan
Pengobatan umum terhadap gastritis adalah menghentikan atau menghindari faktor
penyebab iritasi, pemberian antasid dan simptomatik lain, dan pada gastritis atrofik
dengan anemia pernisiosa diobati dengan B12 intramuskuler (hydroxycobalamin
atau cyanocobalamin).

Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter pylori, maka diberikan bismuth,
antibiotik (misalnya amoksisilin dan klaritromisin) dan obat anti-tukak (omeprazol).
Penderita gastritis karena stres akut banyak yang mengalami penyembuhan setelah
penyebabnya (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi
sekitar 2% penderita gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering
berakibat fatal.

Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid (untuk menetralkan


asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau
menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena gastritis
akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan pada tindakan
endoskopi. Jika perdarahan berlanjut, mungkin seluruh lambung harus diangkat.

Eradikasi Helicobacter pylori merupakan cara pengobatan yang dianjurkan untuk


gastritis kronis yang ada hubungannya dengan infeksi oleh kuman tersebut.
eradikasi dapat mengembalikan gambaran histopatologi menjadi normal kembali.
Eradikasi dapat dicapai dengan pemberian kombinasi penghambat pompa proton
dan antibiotik. Antibiotik dapat berupa tetrasiklin, metronidasol, klaritromisin, dan
amoksisilin. Kadang-kadang diperlukan lebih dari satu macam antibiotik untuk
mendapatkan hasil pengobatan yang baik.

Gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid. Penderita sebaiknya menghindari
obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan
makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi
resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradangan non-steroid. Untuk
meringankan penyumbatan di saluran keluar lambung pada gastritis eosinofilik, bisa
diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 12


Gastritis atrofik tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar penderita harus
mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12. Gastiritis karena penyakit Ménétrier
bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh lambung. Sedangkan
gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat ulkus yang menghalangi pelepasan
asam lambung.

B. ULKUS PEPTIKUM

Ulkus speptikum adalah suatu luka terbuka yang berbentuk bundar atau oval
pada lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum). Ulkus pada
lambung disebut ulkus gastrikum, sedangkan ulkus pada usus duabelas jari
disebut ulkus duodenalis.

Ulkus peptikum mengacu pada semua ulkus yang ada pada daerah yang
mukosanya terendam dalam asam hidroklorat dan pepsin cairan lambung (yaitu
lambung dan duodenum bagian atas). Adapun faktor yang mempengaruhi
terjadinya ulkus adalah :

 perimbangan antara faktor agresif (asam dan pepsin) dan faktor pertahanan
(defensif) dari mukosa.

 Faktor pertahanan ini antara lain adalah pembentukan dan sekresi mukus,
sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan difusi kembali ion hidrogen pada
epitel serta regenerasi epitel.

Dengan faktor predisposisi antara lain:

 daerah geografis,
 jenis kelamin,
 faktor stress,
 herediter,
 merokok,
 infeksi bakteri (Helicobacter pylori),
 konsumsi alkohol,

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 13


 penggunaan obat-obatan antiinflamasi non steroid (misalnya aspirin),
penggunaan bisfosfonat peroral, potassium klorida, dan pengobatan
imunosupresi.
 Kopi, teh, soda dan makanan yang mengandung kafein

Gejala-gejala
 Rasa panas kronik di perut
 Nyeri abdomen yg tersa perih setelah makan (tukak lambung)
 Nyeri abdomen yg terasa perih 2 – 3 jam setelah makan (tukak duodenum)
 Mual
 Diere
 muntah

TERAPI DIET :

Diberikan diet lambung, dengan memperbaiki pola makan: pemilihan jenis bm yg


tidak merangsang, konsumsi serat, bentuk makanan serta memperperbaiki pola
hidup: rokok alkohol, soda

DIET LAMBUNG

TUJUAN DIIT

—–Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan
secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan
sekresi asam lambungg yang berlebihan.

—–SYARAT DIIT

 Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan


 Energi dan protein cukup,sesuai dengan kemampuan pasien unutuk
menerimanya.
 Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahaphingga sesuai dengan kebutuhan.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 14


 Rendah serat, terutama serat yang tadak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
 Cairan cukup, terutama bila ada muntah
 Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, ,maupun kimia (dusesuaikan dengan daya terima
perorangan)
 Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak.
 Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang
 Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung.

MACAM DIIT dan INDIKASI PEMBERIAN

Diit Lambung I

 Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum,
paska perdarahan, dan tifus abdominalis berat.
 Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari
Diet pasca hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi.
 Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan
serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung I
(Makanan Saring)

Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber Beras dibubur saring atauBeras ketan, jagung, cantel,


Karbohidrat dihaluskan, roti dipanggangubi, talas, singkong.
atau dibubur, krakers,
biscuit, tepung-tepungan,
seperti: tepung beras,
maizena, sagyu, hunkwe;
havermout dibuat bubur
atau dibuat puding; gula
pasir, gula merah, gula
aren, sirup.

Sumber protein Daging, ayam dan ikanDaging dan ayam berlemak;


hewani tanpa duri, digiling,daging ayam, ikan dan telur
dihaluskan; telur ayamdigoreng; daging diawet
rebus ½ masak atauseperti dendeng, diasp; ikan

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 15


dicampur dalam makananbanyak duri seperti bandeng,
atau minuman, susu sapi,mujair, mas dan selar.
yoghurt

Sumber protein Tempe dan tahu digiling,Kacang-kacangan dan hasil


nabati kacang hijau disaring atauolah seperti tahu dan tempe
dihaluskan, susu kedelai. digoreng.

Sayuran Sayuran rendah serat danSayuran mentah; sayuran


disaring atau dihaluskanyang menimbulkan gas seperti
seperti bayam, wortel, labulobak, kol, sawi; sayuran yang
kuning, labu siam danbanyak serat seperti daun
tomat. singkong, nangka muda dan
keluwih

Buah Buah yang tidak banyakBuah yang banyak serat dan


serat, disaring atau dibuatatau menimbulkan gas seperti
jus atau dihaluskan sepertinangka, durian, kedondong
pepaya, semangka, melon,dan nanas.
pisang dan jeruk.

Bumbu-bumbu Bumbu yang tidak tajamBumbu yang tajam seperti


dalam jumlah terbatas,cabe dan merica.
seperti garam dan kecap.

Minuman Teh encer, kopi encer,Minuman yang mengandung


coklat dalam jumlahalkohol seperti bir, wiski;
terbatas minuman yang mengandung
soda seperti air soda,
minuman botol ringan/soft
drink.

Bumbu-bumbu Gula, garam, vetsin, kunci,Lombok, bawang, merica,


kencur, jahe, kunyit, terasi,cuka dan sebagainya yang
laos, salam dan sereh. tajam.

Diet Lambung II

 Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada


pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis
ringan.
 Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan
lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
 Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang vitamin.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 16


Standar makanan sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt Nilai gizi


beras 90 3.5 gls bubur Energi 1942 kkal
Roti 40 2 iris Prot: 75 g
Maizena 20 4 sdm Lemak : 79 g
Daging 100 2 ptg sedang Kh : 241 g
Telor ayam 100 2 btr Kals: 817 mg
Tempe 100 2 pt sdg Besi 28,5 mg
Sayuran 250 2,5 gls Vit.A; 15369 RE
Buah 200 2 ptg sdg pepaya Tiamin 0,8 mg
Margarine 35 3,5 sdm Vit. C 205 mg
Gula pasir 65 6,5 sdm
Susu 300 1,5 gls

PEMBAGIAN BAHAN MAKANAN/HARI

BAHAN MAKANAN PAGI SIANG MALAM


Beras 30 30 30
Telor ayam 50
Daging 50 50
Tempe 50 50
Sayuran 50 100 100
pepaya 100 100
Gula pasir 10 10
margarine 5 10 10
SNACK/SELINGAN
Maizena/roti 20 40
Gula pasir 25 10 10
Susu 100 200
Margarine 10
telor 50

Diet Lambung III

 Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada
pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang
hampir sembuh.
 Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien
 Makanan inii cukup energi dan zat gizi lainnya.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 17


STANDAR PEMBERIAN MAKANAN

Bahan makanan Berat (g) Urt Nilai gizi


beras 200 4 gls tim Energi 2054 kkal
biskuit 20 2 bh Prot: 70 g
Maizena 15 3 sdm Lemak : 69 g
Daging 50 1 ptg sedang Kh : 290 g
Telor ayam 100 2 btr Kals: 653 mg
Tempe 100 2 pt sdg Besi 26 mg
Sayuran 250 2,5 gls Vit.A; 29103 RE
Buah 200 2 ptg sdg pepaya Tiamin 0,8 mg
minyak 25 2,5 sdm Vit. C 204 mg
Gula pasir 40 4 sdm
Susu 200 1 gls

STANDAR PEMBAGIAN

BAHAN MAKANAN PAGI SIANG MALAM


Beras 50 75 75
Telor ayam 50
Daging 50 50
Tempe 50 50
Sayuran 50 100 100
pepaya 100 100
Gula pasir 10 10
margarine 5 10 10
SNACK/SELINGAN
Maizena /biskuit 15 20
Gula pasir 20 10
Susu 200

BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK DIANJURKAN

BAHAN MAKANAN DIANJURKAN TIDAK DIANJURKAN

SUMBER KH Beras ditim, nasi, kentang Beras ketan, beras


direbus,dipure,makaroni, tumbuk, roti wholewheat,
mi bihun direbus, roti, jagung ; ubi;
biskuit, krekers; tepung- singkong;tales, kentang
tepung dibuat puding atau digoreng dodol dsb
dibubur

SUMBER PROTEIN Daging sapi Sumber hewani yg


HEWANI empuk;hati;ikan;ayam dikaleng, dikeringkan,
ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 18
direbus disemur; ditim; diasap diberi bumbu tajam
dipanggang; telur ayam, daging babi; telor goreng
direbus,omelet, diceplok
air atau dicampur dalam
makanan;susu

SUMBER PROTEIN Thu, tempe Tahu tempe


NABATI direbus;kacang hijau goreng;kacang
direbus tanah;kacang tolo

SAYURAN Sayuran rendah serat dan Sayuran dikeringkan


tidak bergas;
bayam,buncis,kacang
panjang,labu siam, bit,
wortel, tomat, labu kuning
direbus, ditumis disetup
atau diberi santan

BUAH-BUAHAN Pepaya,pisang,sawo, Buah yg tinggi serat


jeruk manis, sari buah, dan/atau dapat
buah dalam kaleng menimbulkan gas seperti
jambu biji,nenas,
kedondong, durian,
nangka dan buah yang
dikering

LEMAK Margarine, minyak, santan Lemak hewan, santan


encer kental

Minuman Sirup, teh encer Kopi, teh kental , minuman


yang mengandung soda
dan alkohol, ice cream

Bumbu Bumbu, garam, gula vitsin, Lombok, merica, cuka,


jahe, kunir kencur laos bumbu yang tajam
salam sereh tersi dsb

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 19


EVALUASI

LATIHAN KASUS

1. Pak Totok perokok berat, umur 50 tahun, BB 60 kg, TB. 178 kg. Tekanan
darah 160/90, riwayat keluarga pengidap asma, pak totok mempunyai
penyakit ulkus peptikum kronik, karena salah makan penyakit tukak
lambungnya kambuh, pak totok mendapat pengobatan obat anti ulcer tablet
cimetidin 300 mg, 3×1 hari selama 2 minggu. Buatkan terapi gizi (NCP) untuk
pak totok agar tidak terjadi kekambuhan.

2. Seorang pasien wanita dengan usia 45 tahun, TB 156 cm, dan BB 57 kg MRS
dengan keluhan muntah, mual dan sulit menelan. Pasien juga sering
mengeluh nyeri di uluhati,mual dan kembung terutama sejak 2 bulan
terakhir.Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag sejak 4 tahun
yang lalu dan mempunyai kebiasaan minum jamu yang di racik sendiri(kunyit,
kencur) pada saat sebelum keluhan datang hingga sekarang. Pasien
merupakan seorang IRT. Diagnosa sementara adalah Gastritis akut
HasilRecall :
- MakanPagi :
Nasi (150 gr), telur asin (1 btr), tahugoreng (50 gr)- Selingan
:Pisanggoreng (100 gr), jamu beras kencur (150 ml)-
MakanSiang :
Nasi (100 gr), ikan mas goreng (50 gr), tempegoreng (50 gr), sayurasem
(50 gr)-
Selingan :
Martabaktelur (100gr), jamu lempuyang (150 ml)-
MakanMalam :
Nasi (100 gr), sotobabat (150 gr),kerupukudang (20 gr),tempegoreng (50
gr)
Buatlah terapi gizinya.

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 20


DAFTAR PUSTAKA
1. Heimburger dkk, handbook of Clinical Nutrtion, Second ed. The C.V.Mosby
Company, St.Loiuis,Baltimore,Toronto.1989
2. Instalazi Gizi RSU. DR Saiful Anwar Malang, 2008.Buku Pedoman Praktis
Diagnose Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar
3. RSCM. Penuntun Diet
4. Nancie Herbold & Sari Edelstein. 2002 Buku Saku Nutrisi. EGC.jakarta
5. Alice M S. 2004. Pencernaan sebagai kunci hidup sehat.BIP Jakarta

LATIHAN SOAL

1 Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi dan ulkus adalah perimbangan antara
faktor agresif (asam dan pepsin) dan faktor pertahanan (defensif) dari mukosa.

Yang termasuk Faktor pertahanan (defensif) antara lain kecuali :


a. pembentukan dan sekresi mukus,
b. sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa
c. difusi kembali ion hidrogen pada epitel
d. regenerasi epitel.
e. Faktor antiinflamsi

2 Faktor berikut merupakan faktor disposisi terjadinya gastritis dilihat dari nutrisi ,
yaitu
a. Faktor antiinflamsi
b. Potasium clorida
c. kafein
d. stress
e. merokok
3 Ahmad perokok berat, umur 40 tahun, BB 50 kg, TB. 178 kg. Tekanan darah
160/90, riwayat keluarga pengidap asma, Ahmad mempunyai penyakit ulkus
peptikum kronik, karena salah makan penyakit tukak lambungnya kambuh,
Ahmad mendapat pengobatan obat anti ulcer tablet cimetidin 300 mg, 3×1 hari
selama 2 minggu. Disarankan untuk melakukan konsultasi gizi ke Ahli gizi
Pertanyaan untuk soal 2 – 5 berdasarkan kasus diatas.
Hitung IMT Ahmad:
a. 15.78
b. 17.78
c. 19.78
d. 21.78
e. 23,78
4 Problem yang dihadapi Ahmad berdasarkan status gizi adalah :
a. Kurang energi protein
b. Status gizi kurang
ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 21
c. Status gizi baik
d. Status gizi lebih
e. Obesitas
5 Faktor penyebab terjadinya ulkus peptikum yang diderita Ahmad adalah :
a. Asma
b. Perokok
c. Salah makan
d. Obat Cimetidin
e. Tekanan darah tinggi
6 Berapakah kebutuhan energi Ahmad?
a. ± 1600 kkal
b. ± 2000 kkal
c. ± 2200 kkal
d. ± 2300 kkal
e. ± 2500 kkal
7 Diet yang tepat diberikan kepada Ahmad adalah :
a. Diet Lambung I bentuk makanan cair
b. Diet Lambung I bentuk makanan lunak
c. Diet lambung II bentuk makanan Lunak
d. Diet lambung III bentuk Makanan lunak
e. Diet lambung III bentuk makanan biasa
8 Kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrium, kembung,
nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang.yang biasa terjadi pada penderita
penyakit lambung disebut dengan :
a. Dumping syndrom
b. Syndrom dispepsia
c. Syndrom disfagia
d. Syndrom digestiv
e. Disfagia

9 Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan
secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan
sekresi asam lambungg yang berlebihan. Untuk mencapai tujuan tersebut ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu, kecuali
a. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan
b. Energi dan protein cukup,sesuai dengan kemampuan pasien unutuk
menerimanya.
c. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
d. Tinggi serat, terutama serat yang larut air .
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah

10 Pada diet lambung I, bahan makanan berikut tidak diajurkan, yaitu


a. Havermout dibuat bubur atau dibuat puding
b. Roti dipanggang atau dibubur
c. Jagung dibuat bubur
d. Gula aren atau sirop
e. Bubur maizena
11 Menurut Hirlan tentang etiologi gastritis akut antara lain , kecuali
a. Asam lambung yang sangat berlebihan,

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 22


b. pepsin yang tinggi,
c. Obat analgetik dan inflamasi,
d. Faktor keturunan
e. minum alkohol dan merokok
12 Serat makanan merupakan polisakarida non pati yang terdapat pada semua
makanan, namun tidak dapat dicerna oleh enzim cerna dan berpengaruh baik
kepada kesehatan karena dapat melancarkan defikasi dan mencegah sembelit
Makanan yang dibawah ini cocok dengan pernyataan tersebut ?
a. Havermout, sayur brokoli, apel
b. Bubur , kacang panjang dan jeruk
c. Kangkung, kacang panjang, roti bakar
d. Bubur havermouth, oseng daun singkong
e. Semua sayuran dan buah
13 Syarat –syarat Makanan pada diet lambung adalah , kecuali:
a. Harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan yang halus
b. Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang .
c. Pemberian makanan 3 kali sehari sesuai kebutuhan
d. Makanan tidak menimbulkan gas, bersifat asam,
e. Makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.

14 Makanan berikut baik diberikan kepada penderita penyakit lambung, yaitu :


a. Bubur sumsum saos soda
b. Bubur ketan hitam
c. Bubur sumsum saos durian
d. Bubur sumsum nangka
e. Bubur sumsum gula aren
15 Buah-buahan yang diajurkan pada diet lambung antara lain :kecuali
a. Jus pepaya,
b. Jus semangka,
c. Jus melon,
d. Jus pisang
e. Jus nenas

KUNCI : E C A B B B C B D C D D C E E

ASUHAN GIZI PADA SALURAN PENCERNAAN Hal. 23

Anda mungkin juga menyukai