Oleh :
RIBKA WESTINIA
NIM. PO.62.20.1.17.341
Materi :
1. Pengertian DM dan Diet DM
2. Hubungan DM dengan Diet DM
3. Tujuan Diet DM
4. Syarat diet DM
5. Prinsip Diet DM 3J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal)
6. Jenis makanan dan contoh menu makanan
Evaluasi :
a. Standar Persiapan :
1. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelum dan saat penyuluhan.
2. Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan
pada SAP.
3. Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan media yang akan
digunakan.
4. Kesiapan audience meliputi kesiapan menerima
penyuluhan.
b. Standar Proses :
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan saat
penyuluhan berlangsung.
3. Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi
yang disampaikan penyuluh.
4. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan
jelas dan dengan suasana yang rileks.
c. Standar Hasil :
1. Audience mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh pemberi materi.
2. Prosedur : Lisan
3. Bentuk Soal : Pertanyaan Langsung
4. Jumlah Soal : 5 soal
Pertanyaan :
Kunci Jawaban :
2. Tujuan diet diabetes melitus adalah mempertahankan atau mencapai berat badan ideal,
mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, mencegah komplikasi akut
dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup penderita
3. Syarat diet :
a. Energi sesuai kebutuhan dan aktivitas sehari-hari
b. Karbohidrat 3-5 porsi sehari
c. Protei 3 porsi dalam sehari, baik protein nabati maupunprotein hewani
d. Pembatasan lemak, penggunaan minyak goreng maksimal 5 sendok/hari
e. Konsumsi lebih banyak sayur lebih baik karena serat dalam sayur membantu
mempertahankan kadar gula dalam darah
f. Konsumsi buah maksimal 5 porsi dalam sehari
4. Prinsip diet :
a. Jumlah Tepat
Tepat jumlah porsi makan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan kadar gula
darah dan berat badan mendekati angka normal.
b. Jenis Tepat
1) Penderita DM harus memilah dan memilih jenis bahan makanan yang tepat yang
tidak secara cepat meningkatkan kadar gula darah.
2) Penderita DM juga harus mengetahui jenis bahan makanan apa saja yang boleh
dikonsumsi dengan bebas, dibatasi jumlah konsumsinya, dan tidak boleh
dikonsumsi sama sekali.
c. Jadwal Tepat
Makan teratur tepat waktu terdiri dari 3x makan utama dan 2-3 kali makanan
selingan mengikuti prinsip porsi kecil.
1) Makan pagi pukul 06.00 – 07.00
2) Selingan pagi pukul 09.00- 10.00
3) Makan siang pukul 12.00 - 13.00
4) Selingan siang pukul 15.00 – 16.00
5) Makan malam pukul 18.00 – 19.00
6) Selingan malam pukul 21.00 – 22.00
Buku Sumber :
1. Arisman Soegondo. (2015). 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan
Dislipidemia. Jakarta : EGC.
2. American Diabetes Association /ADA.(2017). Diagnosis and classification of diabetes
mellitus. American Diabetes Care.
3. Almatsier, (2018).Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
4. Hasdianah. (2015).Mengenal Diabetes Mellitus pada Orang Dewasa Dan Anak – Anak
Dengan Solusi Herbal. Jakarta : Nuha Medika.
5. PERKENI. 2016. Konsesus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia, PB. Jakarta : Perkeni.
6. Sulistyowati, (2017). Diabetes, Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Jakarta : Buku Pintar
ISBN.
7. Tjokroprawiro, A. 2017. Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup Sebagai Pendukung
Terapi Diabetes Melitus. Surabaya : Fakultas Kedokteran Unair.
8. WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization: 2016
Lampiran Materi
A. Latar Belakang
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu
dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa
dekade terakhir. (WHO Global Report, 2016).
Jumlah penduduk dunia yang terkena diabetes mellitus semakin
mengkhawatirkan. Menurut World Health Organitation, jumlah penduduk dunia yang
terkena diabetes mellitus pada tahun 2015 mencapai 415 juta orang lebih dan pada tahun
2040 di perkirakan jumlah penderita diabetes di dunia akan semakin meningkat hingga
mencapai jumlah 642 juta orang atau naik 70% dalam kurun waktu 25 tahun. Indonesia
menempati urutan ke-4 terbesar dari jumlah penderita diabetes mellitus dengan
prevalensi 6,67% dari total penduduk sebanyak 258 juta.
Sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu india, china, dan amerika serikat dan
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang Diabetes di indonesia dari 9,1 juta pada
tahun 2016 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (IDF, 2015).Kasus penderita
diabetes di provinsi Jawa Tengah ditemukan mencapai 152.075 kasus. Jumlah penderita
diabetes tertinggi berada di semarang dengan 5.919 orang (Dinkes Jateng, 2011). Jadi,
dari tahun ke tahun orang yang akan mengalami diabetes mellitus akan semakin
bertambah.
Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) prevalensi penderita DM mengalami
peningkatan dari tahun 2014 sebesar 6,4 % menjadi 9,6 % pada tahun 2015,sementara
hasil survey BPS tahun 2015 menyatakan 3 bahwa prevalensi diabetes mellitus mencapai
12,5% di perkotaan dan 12,2% di perdesaan (Depkes, 2015).
Data profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2016, terdapat penderita diabetes
mellitus sebanyak 80,97 per 1000 penduduk dengan diabetes mellitus tipe 2 sebanyak
72,56 per 1000 penduduk dan diabetes mellitus yang tergantung pada insulin (tipe 1)
sebanyak 8,41 per 1000 penduduk. Sedangkan di kabupaten Sukoharjo terdapat 4.164
penderita di tahun 2014 dan mengalami peningkatan pada tahun 2015 dengan jumlah
penderita diabetes mellitus sebanyak 5.640 (Dinkes Jateng, 2015).
DM merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian karena
prevalensinya semakin meningkat dan mempunyai risiko besar bila terjadi komplikasi
serius pada organ tubuh yang terlibat. Sekitar 12-20% penduduk dunia diperkirakan
mengidap penyakit ini dan setiap 10 detik didunia orang meninggal akibat komplikasi
yang ditimbulkan. DM apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian
dan timbulnya komplikasi dengan penyakit serius lainnya, dengan penyebab kematian
50% akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal.
Selain menyebabkan kematian, DM dapat berhubungan dengan hipertensi dan
gangguan metabolik lainnya atau yang disebut diabetes mellitus dengan komplikasi.
Komplikasi terutama disebabkan oleh pada sistem arteri dan saraf. Kompilkasi meliputi
retinopati diabetes yang dapat menyebabkan kebutaan, nefropati diabetes yang
berpotensi yang menyebabkan gagal ginjal, ulserasi kaki yang dapat menyebabkan
gangrene dan penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung koroner dan stroke).
DM merupakan penyakit penyebab kematian nomor 6 dengan jumlah proporsi
kematian sebesar 5,8 % setelah stroke, TB, hipertensi, cedera dan perinatal. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukan bahwa DM menduduki
peringkat keenam penyebab kematian, prevalensi DM mengalami peningkatan dari 1,1%
(2007) menjadi 2,4%(2014).
Prevalensi DM di Sumatera Barat 3,1%.(6)Berdasarkan profil kesehatan Provinsi
Sumatera Barat tahun 2012, Prevalensi DM pada tahun 2009 – 2010 menempati urutan
ke 4 dari 10 penyebab kematian terbanyak di Kota Padang.Pada tahun 2011, kejadian DM
mengalami peningkatan yaitu menempati urutan ke 2 dari 10 penyebab kematian
terbanyak di Kota Padang.
Perkeni menyatakan bahwa setiap penyandang DM harus melakukan terapi diet
secara baik setiap hari. Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan persentasi
kepatuhan diet DM yang rendah. Penelitian Nasrul Hadi Purwanto tahun 2011
memperlihatkan bahwa 41,7% pasien yang patuh diet dan 58,3% pasien yang tidak patuh
dalam diet DM. Kemudian penelitian Norma Risnasari di Kediri tahun 2014
memeprlihatkan 43,86% pasien yang patuh diet dan 56,14% pasien yang tidak patuh
dalam diet DM.
Beberapa penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan
dan dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan diet, yaitu penelitian dari Annas Sigit
Raharjo tahun 2015 ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan diet (p =0.001), dan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan
kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus di Desa Gonilan (p = 0,001), Kemudian
berdasarkan distribusi data tentang kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus
pasien yang patuh terhadap diet yaitu sebanyak 22 orang (48,9%). Penelitian Suci Mei
Cahyati tahun 2015 ada hubungan antara tingkat pengetahuan diet diabetes mellitus
dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus tipe II di dusun Karang Tengah
Yogyakarta. Kemudian diketahui bahwa tingkat kepatuhan diet terbanyak pada kategori
cukup sebanyak 36 responden (97,3%), dan paling sedikit pada kategori kurang sebanyak
5 responden.
Penelitian Rifinda Finny tahun 2015 terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan, sikap dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan melaksanakan
diet (ρ= 0,007 < α = 0,05). Kemudian diketahui distribusi responden berdasarkan
kepatuhan diet kategori baik 46 responden (74%) dan kategori kurang 16 responden (25,8
%). Kemudian penelitian Arista Novian tahun 2013 adanya hubungan antara tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan, peran keluarga, peran petugas kesehatan dengan
kepatuhan diit pasien. Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang patuh
dalam melaksanakan diit lebih banyak yaitu sebanyak 14 orang atau 58,3% dan
responden yang tidak patuh dalam melaksanakan diit adalah sebanyak 10 orang atau
41,7%.
Keberhasilan suatu pengobatan, sangat dipengaruhi oleh kepatuhan penderita DM
untuk menjaga kesehatannya. Dengan kepatuhan yang baik, pengobatan secara primer
maupun sekunder dapat terlaksana secara optimal dan kualitas kesehatan bisa tetap
dirasakan. Sebabnya apabila penderita DM tidak mempunyai kesadaran diri untuk
bersikap patuh maka hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan yang
berakibat pada menurunya kesehatan. Bahkan akibat ketidakpatuhan dalam menjaga
kesehatan, dapat berdampak pada komplikasi penyakit DM dan bisa berujung pada
kematian.
Hubungan DM dengan Diet DM adalah sebagai mana kita tahu penyakit DM itu
merupakan penyakit kencing manis dimana kadar gula darah meningkat dari batas
normal.
Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:
a. Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/Dl
b. Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
c. Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari
100 mg/dL
d. Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL
Bagi penderita DM Dia harus tetap menjaga agar kadar gula dalam darahnya
tetap normal. Menjaga kadar gula darah agar sesuai yang direkomendasikan oleh
dokter memang merupakan hal yang tak mudah. Pasalnya, banyak hal yang
membuat kadar gula darah berubah secara tiba-tiba. oleh sebab itu pasien DM
harus tetap menjaga pola makannya agar kadar gula dalam darah tetap normal.
Pola makan adalah suatu cara tertentu dalam mengatur jumlah dan jenis
asupan makanan dengan maksud untuk mempertahankan kesehatan, status gizi,
serta mencegah dan/atau membantu proses penyembuhan (Depkes, 2015).
Pola makan yang baik harus dipahami oleh para penderita DM dalam
pengaturan pola makan sehari-hari. Pola ini meliputi pengaturan jadwal bagi
penderita DM yang biasanya adalah 6 kali makan per hari yang dibagi menjadi 3
kali makan besar dan 3 kali makan selingan.
Adapun jadwal waktunya adalah makan pagi pukul 06.00-07.00, selingan
pagi pukul 09.00-10.00, makan siang pukul 12.00- 13.00, selingan siang pukul
15.00-16.00, makan malam pukul 18.00-19.00, dan selingan malam pukul 21.00-
22.00.
Jumlah makan (kalori) yang dianjurkan bagi penderita DM adalah makan
lebih sering dengan porsi kecil sedangkan yang tidak dianjurkan adalah makan
dalam porsi yang besar, seperti makan pagi (20%), selingan pagi (10%), makan
siang (25%), selingan siang (10%), makan malam (25%), selingan malam (10%).
Jenis makanan perlu diperhatikan karena menentukan kecepatan naiknya kadar
gula darah. Penyusunan makanan bagi penderita DM mencakup karbohidrat,
lemak, protein, buah-buahan, dan sayuran (Tjokroprawiro, 2012; Dewi, 2013).
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pola
makan yang cukup baik. Berdasarkan umur, hampir sebagian reponden berumur
46-55 (38%), karena semakin tinggi umur semakin tinggi juga keperluan asupan
gizinya. Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan (60%) dikarenakan perempuan lebih sering makan makanan manis
seperti coklat, gula dan jajanan siap saji dibandingka laki-laki. Dilihat dari segi
pendidikan sebagian besar responden memiliki
3. Tujuan Diet DM
Tujuan diet diabetes melitus adalah mempertahankan atau mencapai berat
badan ideal, mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, mencegah
komplikasi akut dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup penderita (Hasdianah,
2015).
ADA (2017) menjelaskan bahwa tujuan penatalaksanaan diit pada penderita DM
adalah :
a. Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal atau
seaman mungkin.
b. Menjaga dan mempertahankan kadar lipid dan profil lipid untuk mengurangi risiko
penyakit jantung.
c. Menjaga tekanan darah agar tetap normal.
d. Mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi kronik pada DM dengan
memodifikasi asupan makanan dan gaya hidup.
e. Untuk memenuhi kebutuhan gizi individu dengan mempertimbangkan preferensi
pribadi dan kemauan untuk berubah.
f. Untuk tetap menjaga kenikmatan makanan yaitu dengan cara membatasi makanan
pilihan.
4. Syarat Diet DM
a. Energi sesuai kebutuhan dan aktivitas sehari-hari
b. Karbohidrat 3-5 porsi sehari
c. Protei 3 porsi dalam sehari, baik protein nabati maupunprotein hewani
d. Pembatasan lemak, penggunaan minyak goreng maksimal 5 sendok/hari
e. Konsumsi lebih banyak sayur lebih baik karena serat dalam sayur membantu
mempertahankan kadar gula dalam darah
f. Konsumsi buah maksimal 5 porsi dalam sehari
5. Prinsip Diet DM 3J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal)
a. Jumlah Tepat
Tepat jumlah porsi makan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan kadar gula
darah dan berat badan mendekati angka normal.
b. Jenis Tepat
1) Penderita DM harus memilah dan memilih jenis bahan makanan yang tepat yang
tidak secara cepat meningkatkan kadar gula darah.
2) Penderita DM juga harus mengetahui jenis bahan makanan apa saja yang boleh
dikonsumsi dengan bebas, dibatasi jumlah konsumsinya, dan tidak boleh
dikonsumsi sama sekali.
c. Jadwal Tepat
Makan teratur tepat waktu terdiri dari 3x makan utama dan 2-3 kali makanan
selingan mengikuti prinsip porsi kecil.
1) Makan pagi pukul 06.00 – 07.00
2) Selingan pagi pukul 09.00- 10.00
3) Makan siang pukul 12.00 - 13.00
4) Selingan siang pukul 15.00 – 16.00
5) Makan malam pukul 18.00 – 19.00
6) Selingan malam pukul 21.00 – 22.00