Konsep Dasar ART Dan 4S (OK) 080615

• Click to edit Master text styles
o Second level
Konsep Dasar ART dan
• Third level
o Fourth level
4S, Adherence, serta
• Fifth level
Stadium Klinis
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
Tujuan Pembelajaran Umum
• Setelah
Click to editmempelajari
Master text styles materi, peserta
memahami
o Second level konsep dasar ART dan 4S,
• Third level serta stadium klinis
adherence,
o Fourth level
• Fifth level
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu :
• 1.
ClickMenjelaskan
to edit Master text styles
konsep dasar pemberian terapi
o Second
Antiretroviral
level (ART)
• Third level ARV di Indonesia
Pemberian
o Fourth
 Kapan level
mulai diberikan
• Fifth level
 Rekomendasi WHO
2. Menjelaskan istilah 4S (Start, Substitusi, Switch, dan
Stop)
3. Menjelaskan cara menghitung adherence
4. Menjelaskan gambaran stadium klinis dan ciri khas
masing-masing:
 Stadium 1, 2, 3, dan 4
Pokok Bahasan
1. Konsep dasar pemberian terapi Antiretroviral
• (ART)
Click to edit Master text styles
o Second level
 Pemberian ARV di Indonesia
• Third level
 Kapan mulailevel
o Fourth diberikan
 Rekomendasi• Fifth level
WHO
2. Istilah 4S (Start, Substitusi, Switch, dan Stop)
3. Adherence
4. Gambaran stadium klinis dan ciri khas masing-
masing:
 Stadium 1, 2, 3, dan 4
o Second level
Konsep Dasar ART

• Third level
o Fourth level
(Terapi Antiretroviral)
• Fifth level
Lingkungan
o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
Kapan Mulai?
o Jangan terlalu cepat o Jangan terlalu lambat
o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
Jangan Mulai Jika
o Pasien belum termotivasi
o Second level
o Tanpa pemberian konseling
• Third level
o Fourth level
o Jika logistik obat
• Fifth bermasalah
level
o Sedang dalam infeksi oportunistik akut
o Kasus terminal/incurable disease, seperti:

cerebral lymphoma
Prasyarat Mulai ARV
o• Konseling - adherence
o Pemeriksaan
o Second level fisik – staging
o • Third level lab
Pemeriksaan
o Fourth level
o Pengobatan IO yg
• Fifth level
timbul
o Pemeriksaan faktor non medis – adherence
o Logistik obat
Kapan Memulai Terapi ARV
2014 (1)
Populasi Rekomendasi
Dewasa dan anak ≥5 tahun Inisiasi ART pada orang terinfeksi HIV stadium klinis 3 dan 4, atau
o Second level jika jumlah CD4 ≤350 sel/mm3
• Third level Inisiasi ART tanpa melihat stadium klinis dan berapapun jumlah
CD4
o Fourth level
• Ko-infeksi TB *)
• Fifth• level
Ko-infeksi Hepatitis B
• Ibu hamil dan menyusui terinfeksi HIV
• Orang terinfeksi HIV yang pasangannya HIV negatif
(pasangan sero diskordan) untuk mengurangi riisko
penularan
• LSL, PS, Waria, atau Penasun **)
• Populasi umum pada daerah dengan epidemic HIV meluas
Anak <5 tahun Inisiasi ART tanpa melihat stadium klinis dan berapapun jumlah
CD4 ***)
Kapan Memulai Terapi ARV
2014 (2)
*) Pasien ko-infeksi TB-HIV
• Pengobatan
Click to edit TB Master text lebih
harus dimulai styles
dahulu, kemudian obat ARV diberikan
dalam 2 – 8 minggu
o Second level sejak mulai obat TB, tanpa menghentikan terapi TB. Pada
ODHA dengan CD4 <50 sel/mm3, ARV harus dimulai dalam 2 minggu setelah
mulai •pengobatan
Third levelTB. Untuk ODHA dengan meningitis kriptokokus, ARV dimulai
o Fourth
setelah 5 minggu pengobatan
level meningitis kriptokokus.
**) LSL, PS, Waria,•atau Penasun
Fifth level
Dengan memperhatikan kepatuhan
***) Inisiasi ART tanpa melihat stadium klinis dan berapapun jumlah CD4
Bayi umur <18 bulan yang didiagnosis terinfeksi HIV dengan cara presumtif,
maka harus segera mendapat terapi ARV. Bila dapat segera dilakukan diagnosis
konfirmasi (mendapat kesempatan pemeriksaan PCR DNA sebelum umur 18
bulan atau menunggu sampai umur 18 bulan untuk dilakukan pemeriksaan
antibody HIV ulang), maka perlu dilakukan penilaian ulang apakah anak pasti
terdiagnosis HIV atau tidak. Bila hasilnya negatif, maka pemberian ARV
dihentikan.
Kapan Memulai Terapi
ARV 2014
o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
Tujuan Terapi ARV (ART)
•• Memperbaiki kualitas
Click to edit Master hidup
text styles
• Mencegah infeksi oportunistik
o Second level
• Third level
• Mencegah progresi
o Fourth level
penyakit
• Mengurangi transmisi
• Fifth level kepada yg lain
Target Terapi Antiretroviral
o Second level
Attachment
• Third level
Inhibitor,
Coreceptor o Fourth level
Antagonist
Fusion • Fifth level
Inhibitor NRTI,
Entry NNRTI
Inhibitor
Reverse PI
Transcriptase
Inhibitor
Integrase Protease
Inhibitor Inhibitor Maturation
Inhibitor
Obat ARV yang tersedia
di Indonesia
• ClickNRTI NNRTI
to edit Master text styles PI
o Second
Tenofovir level
(TDF) Efavirenz (EFV) Lopinovir/ ritonavir
• Third level (LPV/r)
o Fourth level
Zidovudine (AZT) Nevirapine (NVP)
• Fifth level
Stavudine (d4T)
Lamivudine (3TC)
Didanosine (ddl
Abacavir (ABC)
Emtricitabine (FTC)
Siapa yang Berhak untuk
Mendapat ART
o Second level
• Third level
TIDAK SEMUA ODHA
o Fourth level
• Fifth level
PERLU ANTIRETROVIRAL
SEGERA!!!
o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
4S
Lingkungan
4S
• Start
– Memulai terapi ARV pada Odha yang baru dan belum
opernah
Second menerima
level sebelumnya
• Third level
– Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
o Fourth level
• Substitusi
• Fifth level
– Mengganti salah satu/ sebagian komponen ART
dengan obat dari lini pertama
• Switch
– Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini kedua)
• Stop
– Menghentikan pengobatan ARV atas keputusan dokter
Pencatatan RR terkait 4S :
Di lembar Ikhtisar point 6 dan buku Register ART
o Second level
• Third level
o Fourth level
Kunjungan bulanan:
● baris ke-1: jika berkunjung, tulis adherence ART ( 1=>95%, 2=80-95%, 3=<80%)
19
● baris ke-2 kiri: tulis keterangan pasien (T=dgn terapi/restart; S=stop, A=tidak berkunjung; RK=rujuk keluar; RM=rujuk masuk, M=meninggal dunia); baris ke-2 kanan: tulis status TB.
• Fifth level
mg.2 bln.1 bln.2 bln.3 bln.4 bln.5 bln.6 bln.7 bln.8 bln.9 bln.10 bln.11 bln.12
formulir
formulir
laporan
laporan
kohort
kohort
o Second level
• Third level
4S
o Fourth level
(START)
• Fifth level
Lingkungan
Sebelum Mulai
• Yakinkan bahwa status klien adalah HIV positif
•• Lakukan
Click to edit Masterklinis:
evaluasi text styles
o Second level
– Tentukan stadium sesuai WHO
• Third level
– Diagnosa dan pengobatan IO
o Fourth level
– Profilaksis• Fifth
IO dan adherence terhadap pengobatan IO
level
– Pertimbangkan apakah perlu ARV
– Apakah masuk dalam populasi khusus atau populasi
kunci
• Pertanyakan mengenai kemungkinan adherence terhadap
ARV
Konseling Pengobatan ART
sebelum memulai pengobatan
• Pasien harus memahami tujuan terapi bahwa:
ARV
o Secondtidak
levelmenyembuhkan infeksi HIV
ARV tidak
• Third membunuh Virus HIV
level
Selama o Fourth level
pengobatan ARV, virus masih dapat
ditularkan.• Fifth level itu diperlukan seks yg aman
Untuk
dan suntikan yg aman.
Pengobatan seumur hidup.
Memenuhi Syarat Secara Medis
untuk ART
Penting!! Pada pencatatan RR kolom Tgl memenuhi
syarat secara
o Second medis di lembar Ikhtisar poin 5
level
• Third level
– Apakah pasien masuk kedalam populasi kunci
atau opopulasi
Fourth levelkhusus
• Fifth level
– Mulai ART jika stadium klinis 3 atau 4,
berapapun jumlah CD4nya
– Mulai ART jika CD4 < 350 sel/mm3, apapun
stadium klinisnya
– CD4 perlu diperiksa pd stadium klinis 1 atau 2
HAART
• Highly
• Active
o Second level
• Anti • Third level
• Retroviralo Fourth level
• Therapy • Fifth level
Selalu gunakan minimal kombinasi tiga obat antiretroviral

PADUAN ART LINI PERTAMA (1)
TDF
o Second level
EFV
• Third level
3TC or
o Fourth level
FTC #
• Fifth level
AZT NVP
* AZT and TDF considered as preferred NRTIs
# 3TC and FTC are interchangeable
PADUAN ART LINI PERTAMA (2)
– TDF
• Click +Master
to edit 3TC (FTC) + EFV
text styles
–o Second
TDF +level3TC (FTC) + NVP
• Third level
Alternatif:
o Fourth level
– AZT +• 3TC Fifth level
+ EFV
– AZT + 3TC + NVP
Catatan: Perihal d4T
1. Pasien baru yg menerima subtitusi dari AZT  langsung diberikan TDF
2. Pasien lama yg menunjukkan efek samping d4T akan dialihkan ke TDF
3. Pasien lama yg tdk menunjukkan efek samping  tetap menggunakan d4T
TDF+3TC+EFV
TDF 300mg 1x sehari
o Second level
3TC 150mg 2x sehari
• Third level
EFV 600mg 1x sehari malam
o Fourth level
• Fifth level
Triple FDC 1x1 (diminum malam hari)

AZT+3TC+NVP
• •Click
AZTto edit Master text styles
o–Second
300mg 2 x sehari
level
• 3TC• Third level
o Fourth level
– 150mg 2 x sehari
• Fifth level
• NVP
– Lead in dose untuk 14 hari = 200mg 1 x
sehari
– Setelah 14 hari dan tidak ada ruam kulit :
200 mg 2 x sehari
Jadwal Waktu Saat Minum ARV
•Konsentrasi
Click toARV
edit Master text styles
dalam darah Toksisitas ARV
o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
ARV under dosis = mutasi =

menyebabkan resistensi
Jam 7 pagi Jam 7 malam Jam 7 pagi

4S
o Second level
• Third level
o Fourth level
(SUBSTITUSI)
• Fifth level
Lingkungan
Alasan Substitusi
• •Click
Toksisitas/Efek samping
to edit Master text styles
• o Hamil
Second level
• Third level
• Risiko Hamil
o Fourth level
• TB baru• Fifth level
• Ada obat baru
• Stok obat habis
Toksisitas Obat
• Ketidak mampuan untuk menahan efek samping  disfungsi
• Click to yang
organ edit Master text styles
cukup berat
• oDapat
Second level secara klinis
dipantau
• Third level
– keluhan,
– pemeriksaan fisik pasien, atau
o Fourth level
– hasil laboratorium
• Fifth level
• Bila obat atau rejimen dapat diidentifikasi dengan jelas 
ganti dengan obat yang tidak memiliki efek samping serupa:
– AZT dengan TDF (untuk anemia), atau
– EFV diganti NVP
• Kombinasi ARV terbatas  tidak dianjurkan mengganti obat
yang terlalu dini
Toksisitas Obat ARV dan Penggantinya (1)

o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
Toksisitas Obat ARV dan Penggantinya (2)

o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
Rekomendasi pada PPIA
• Memulai lebih dini
• Memulai
Click to ART
edit ketika
Masteribu dinyatakan
text styles positif hamil tanpa memandang
CD4o dan stadium
Second levelklinis
• ART pada ibu level
• Third hamil
Harus mulai berapapun
o Fourth level usia gestasinya, dan dilanjutkan terus (tidak
menghentikan ART setelah melahirkan)
• Fifth level
• Rejimen ART
Pilihan lini ke-1: TDF + 3TC (FTC) + EFV atau TDF + 3TC (FTC) + NVP
Pilihan lain: AZT + 3TC + NVP atau AZT + 3TC + EFV
• Bayi lahir dari ibu dengan ART
Utk bayi minum ASI: NVP sejak lahir sampai usia 6 minggu
Utk bayi tdk minum ASI: AZT atau NVP sejak lahir sampai usia 6
minggu
Ko-Infeksi TB-HIV
• Jika seseorang yang sedang mendapat ART
• kemudian
Click to edit Master
timbul text
TBstyles
baru, maka rejimen yang
o Second level
sedang digunakan dinilai apakah tdk ada interaksi
• Third level
dgn OAT
o Fourth level
• Mulai ART• pada semua TB-HIV berapapun jumlah
Fifth level
CD4nya
• Mulai dengan terapi TB dan dilanjutkan ART
secepat mungkin
• Gunakan EFV jika Odha sedang dalam terapi TB
Cara Penggantian antar NNRTI (1)
• toksisitas berat/ fatal  hentikan seluruh obat
bersamaan
o Second level
• ruam• basah (berat) akibat NVP  hentikan obat
Third level
segera tidak
o Fourthboleh
level diganti EFV
• ruam ringan • Fifth level NVP dapat diganti dgn EFV
akibat
– tetapi tetap berisiko untuk mengalami ruam
yang sama
Cara Penggantian antar NNRTI (2)
• Mengganti EFV dengan NVP:
– langsung dg dosis 200 mg 2 kali sehari tanpa
o Second level
lead-in
• Thirddose
level
•perlu segera
o Fourth levelmencapai kadar terapeutik
optimal,• Fifth level
•karena EFV menginduksi sitokrom P450, yang
meningkatkan metabolisme NVP
• Kasus intoleransi, toksisitas atau untuk pasien
perempuan usia subur,  mulai NVP langsung
dengan dosis penuh.
o Second level
4S
• Third level
o Fourth level
(SWITCH)
• Fifth level
Lingkungan
Alasan Switch
• Gagal Pengobatan secara Klinis
• Gagal Pengobatan secara Imunologis
o Second level
• Gagal Pengobatan
• Third level secara Virologis
o Fourth level
• Fifth level
Definisi Gagal Pengobatan
Definisi Gagal Pengobatan secara Klinis, jumlah CD4, dan Virologis
• Click to edit Master text
utk Pasien dgnstyles
Rejimen Lini Pertama ARV
GagaloKlinis a Timbulnya keadaan stad 4 WHO yg baru atau kambuh b
Second level
• Third
Gagal jumlah CD4 level
c  Jumlah CD4 ↓ ke jumlah sebelum terapi (atau <<) atau
o Fourth level
Pe ↓ an 50% dari nilai puncak dgn terapi (jika tahu) atau
Jumlah CD4 persisten < 100 sel/mm3 d
Gagal Virologis • Fifth level
Viral load plasma >5.000 copies/ml e
a. Kejadian ini harus dibedakan dengan immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
b. Keadaan tertentu stad 3 WHO (mis. TB paru, infeksi bakteri yg berat), merupakan indikasi gagal
terapi, sehingga perlu terapi dgn lini ke-2;
c. Tanpa infeksi yg terjadi bersamaan yg menyebabkan pe ↓ an jumlah CD4.
d. Beberapa pakar mengatakan bahwa mungkin lebih sesuai jika jumlah CD4 yg persisten <50/mm3
setelah 12 bulan dgn ART.
e. Jumlah VL yg optimal yang mengharuskan switch ART tdk diketahui. Tetapi, jumlah > 5.000
copies/ml berkaitan dengan progresi klinis dan dapat dinilai akan menurunkan jumlah CD4.
•• Jika tersedia, gunakan VL utk konfirmasi gagal
pengobatan
o Second level
• Jika •tersedia,
Third level periksa VL setiap 6 bulan
o Fourth level
• Persisten VL > 5000 copies/ml menunjukkan gagal
• Fifth level
pengobatan
• Jika tidak tersedia VL, gunakan kriteria imunologis
Kegagalan Terapi
• • Bila dipakai kriteria klinis dan/atau kriteria CD4
saja  telah
o Second levelada mutasi yang resisten
sebelumnya,
• Third leveldan menutup kemungkinan
penggunaano Fourthkomponen
level NRTI dari rejimen
alternatif, •karena ada resistensi silang dalam satu
Fifth level
golongan obat (drug class cross-resistance
Penyebab Kegagalan Terapi
•• Non-adherence atau ketidak patuhan
• Malabsorbsi
o Second level obat
• • Thirdobat-obat
Interaksi level
o Fourth level
• Resistensi• virusFifth level
Paduan ART Lini Kedua
•• Rejimen mengandung PI-boosted + 2 NRTI
• Rekomendasi
o Second level PI: ATV/r atau LPV/r
• Jika•menggunakan
Third level AZT pd lini ke-1  TDF + 3TC
(FTC) o Fourth level
• Fifth level
• Jika menggunakan TDF pd lini ke-1  gunakan
AZT + 3TC
o Second level
• Third level
4S
o Fourth level
(STOP)
• Fifth level
Lingkungan
Alasan Stop
•• Toksisitas/Efek samping
• Hamil
o Second level
• Gagal• Third level
Pengobatan
o Fourth level
• Adherence buruk
• Fifth level
• Sakit / MRS
• Stok obat habis
• Kekurangan Biaya
• Keputusan pasien
Strategi Menghentikan ARV
•• Jika ingin menghentikan ART yang berisi NNRTI
(mis: AZT+3TC+NVP,
o Second level maka NVP dihentikan lebih
dahulu, dan
• Third 1 minggu kemudian baru 2 NRTI
level
dihentikan.o Fourth level
• Fifth level
• NVP/EFV (NNRTI) mempunyai half life yang

panjang.
ADHERENCE
o Second level
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
Lingkungan
Monitoring & Pencatatan Adherence
pada RR
o Second level
• Pencatatan
• Third level Adherence : Bulanan, di
o Fourth level
buku Register
• Fifth level
ART
• Cara mengukur Adherence
Cara Menghitung Adherence
• Click to edit Ketentuan:
Beberapa Master text styles
o Second level
• Tidak perlu menjumlahkan jumlah tablet sisa
• Third level
(masing-masing obat dihitung sendiri)
o Fourth level
• Tidak perlu menjumlahkan dosisi tersisa antara
• Fifth level
dua obat yang berbeda
• Tapi ambil dari sisa dosis yang terbanyak perhari.
• Kata kunci perhitungan adherence :
actual/expected
Contoh 1:
Contoh :
• Pasien A mendapat Duviral 2x1, Nevirapine 2x1 pada tanggal 4 Juli
o Second
2012 level
(diberikan selama 30 hari) pada kunjungan berikut tanggal 3
Agustus• Third
2012 level
sisa Duviral 4 tablet (4 dosis, kebutuhan 2 hari) , sisa
nevirapineo1Fourth
tablet level
(1 dosis, kebutuhan 1 hari).
• Fifth level
Jawaban 1
• Adherence dihitung dari dosis duviral (jml obat yang terpakai
• dibagi
Click to edit Master
jumlah text styles
total obat)
o Second
• Total obat yanglevel
diharapkan untuk diminum (expected)untuk
duviral• adalah
Third level
60dosis
• Namun yang o Fourth
sudahlevel
diminum adalah sebanyak 60-4dosis sisa = 56
dosis, Jadi adherence = 56/60 = 93% = 2 (80-95%).
• Fifth level
Contoh 2:
• Click
Contoh to edit Master text styles
•o Pasien
SecondBlevel
mendapat Tenovofir 1x1, efaviren 1x1 (diberikan
30• hari)
Thirdpada
leveltanggal 4 juni 2012,
• Pada o Fourth
saat level berikutnya tanggal 2 juli 2012 (pasien
kunjungan
datang 2 •hari lebih
Fifth awal), sisa obat pasien tenovofir 2
level
tablet (2 dosis, kebutuhan 2 hari), sementara Efaviren sisa
5 tablet (5 dosis, kebutuhan 5 hari)
o Second level
POPULASI KHUSUS
• Third level
o Fourth level
• Fifth level
Lingkungan
- Permenkes No.21 Tentang penanggulangan HIV/AIDS
- Surat Edaran SUBDIT AIDS & PMS No. 129 tentang IMS
- Surat Edaran PPIA no. 001
o Second level
Populasi Kunci
• Third level
• Penasun
o Fourth level
• WPS
• Fifth level
• LSL
• Waria
Populasi Khusus
• Pasien Ko-Infeksi TB-HIV
• Pasien Ko-infeksi Hepatitis-HIV
• ODHA dengan pasangan negatif
• Ibu Hamil
Stadium Klinis HIV (1 – 4)
o Second level
• Third level
pada Dewasa dan
o Fourth level
• Fifth level
Remaja (> 14 tahun)
Lingkungan
Diagnosis pada Orang Dewasa
•• Sebaiknya berdasarkan
Click to edit Master text styles hasil lab dan klinik
o Second level
• Tidak semua
• Third level tempat memiliki sarana lab
o Fourth level
• Diagnosis• berdasarkan
Fifth level
gejala dapat
mengikuti Pedoman Nasional
Stadium Klinis 1
• • Asimtomatik (Tidak
Click to edit Master ada gejala)
text styles
• Limfadenopati
o Second level generalisata persisten
• Third level
(Pembesaran kelenjar limfe yang menetap)
o Fourth level
• Fifth level
Stadium Klinis 2
• Berat badan menurun <10% dari BB semula
• Infeksi
o Secondsaluran
level napas atasberulang (sinusitis,
tonsilitis,
• Thirdotitis
level media, faringitis)
• Herpes ozoster
Fourth level
• Fifth level
• Keilitis angularis
• Sariawan berulang
• Erupsi Papular Pruritik (Papular pruritic eruption)
• Dermatitis seboroik
• Infeksi jamur kuku
Stadium Klinis 2 (… lanj)
• Hepatosplenomegali persisten (Pembesaran hati
dan limfa yang menetap) tanpa sebab yang jelas
o Second level
• Eritema linea
• Third levelgingiva
o Fourth
• Infeksi virus wart
levelluas
• Fifth level
• Moluskum kontagium luas
• Pembesaran kelenjar parotis yang tidak dapat
dijelaskan
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis
o Second levelselama > 1 bulan tanpa sebab yang
jelas• Third level
• Demamopersisten
Fourth level selama > 1 bulan tanpa sebab
• Fifth level
yang jelas (intermiten atau konstan > 37,5oC)
• Kandidiasis Oral (Oral thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia
• TB paru
• Infeksi bakteri berat (pneumonia, meningitis,
empiema, piomiositis, infeksi tulang atau sendi,
o Second level
bakteremia, radang panggul berat)
• Third level
• Stomatitis, ginggivitis,
o Fourth level atau periodontitis ulseratif
nekrotikans • Fifth
akutlevel
• Anemi tanpa sebab yang jelas (< 8g/dL),
netropenia (< 1000/mm3, dan/atau
trombositopeni kronis (<50.000/mm3)
• Malnutrisi tanpa sebab yang jelas
• TB kelenjar
• Pneumositis
o Second levelinterstisial limfoid (PIL) simtomatik
• Thirdparu
• Penyakit level berhubungan dengan HIV, termasuk
o Fourth level
bronkiektasis
• Fifth level
Stadium Klinis 4
• HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare
kronis)
o Second level
• Pneumonia Pneumocystis (PCP)
• Third level
• Pneumonia bakterial
o Fourth level berulang
• Infeksi herpes• Fifthsimpleks
level kronis (orolabial, genital
atau anorektal selama > 1 bulan), atau viseral
• Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
• TB ekstra paru
• Sarkoma Kaposi
• Infeksi Cytomegalovirus (retinitis atau infeksi CMV
pada organ lain)
o Second level
• Toksoplasmosis
• Third level otak
• Ensefalopati
o FourthHIV
level
• Kriptokokosis • Fifth
ektrapulmonar
level (termasuk
meningitis)
• Infeksi mikobakteria non-TB diseminata
• Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
• Kriptosprodiosis kronis
• Isosporiasis kronis
• Mikosis
o Seconddiseminata
level (histoplasmosis atau
coccidiomycosis
• Third level ekstra paru)
• Septisemiao Fourth
berulang
level (termasuk Salmonella non-
tifoid) • Fifth level
• Limfoma (sel B non Hodgkin atau limfoma

serebral) atau tumor solid terkait HIV lainnya
• Karsinoma serviks invasif
• Leishmaniasis diseminata atipikal
• Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV
• Malnutrisi,
o Second levelwasting dan stunting berat tanpa
sebab yanglevel
• Third jelas dan tidak berespons terhadap
terapi standar
o Fourth level
• Fifth level
• Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya:
empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi,
meniningitis, kecuali penumonia)
Stadium Klinis HIV (1 – 4)
o Second level
• Third level
pada Anak (<1 – 14 tahun)
o Fourth level
• Fifth level
Lingkungan
Stadium Klinis 1 pada Anak
• • Asimtomatik (Tidak
Click to edit Master ada gejala)
text styles
• Limfadenopati
o Second level generalisata persisten
• Third level
(Pembesaran kelenjar limfe yang menetap)
o Fourth level
• Fifth level
• Hepatosplenomegali persisten (Pembesaran hati
dan limfa yang menetap) tanpa sebab yang jelas
o Second level
• Erupsi Papular
• Third level Pruritik (Papular pruritic eruption)
o Fourth
• Infeksi virus wart
levelluas
• Fifth level
• Moluskum kontagium luas
• Ulserasi oral berulang
• Pembesaran kelenjar parotis persisten yang tidak
dapat dijelaskan
• Eritema linea gingiva
Stadium Klinis 2 pada Anak (… lanj)
• Herpes zoster
• Infeksi
o Secondsaluran
level napas atas kronis atau berulang
(sinusitis,
• Thirdtonsilitis,
level otitis media, otorrhoea)
o Fourthkuku
• Infeksi jamur level
• Fifth level
• Malnutrisi sedang tanpa sebab yang jelas, tidak
berespons secara adekuat terhadap terapi standar
o Second level
• Diare• persisten
Third level (14 hari atau lebih) tanpa sebab
yang jelaso Fourth level
• Fifth level
• Demam persisten selama > 1 bulan tanpa sebab
yang jelas (intermiten atau konstan > 37,5oC)
• Kandidiasis Oral persisten (Oral thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia
• TB paru
• TB kelenjar
• Pneumonia
o Second level bakterial yang berat dan berulang
• Third level
• Pneumositis interstisial limfoid (PIL) simtomatik
o Fourth level
• Penyakit paru berhubungan dengan HIV, termasuk
• Fifth level
bronkiektasis
• Anemi tanpa sebab yang jelas (< 8g/dL),
netropenia (< 500/mm3, dan/atau trombositopeni
kronis (<50.000/mm3)
• Malnutrisi, wasting dan stunting berat tanpa
sebab yang jelas dan tidak berespons terhadap
o Second level
terapi standar
• Third level
• Pneumonia Pneumocystis
o Fourth level (PCP)
• Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya:
• Fifth level
empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi,
meniningitis, kecuali penumonia)
• Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial atau
kutaneus >1 bulan atau viseralis di lokasi
manapun)
• TB ekstra paru
• Sarkoma Kaposi
o Second level
• Toksoplasmosis
• Third level SSP (diluar masa neonatus)
• Ensefalopati
o FourthHIV
level
• Fifth level
• Infeksi Cytomegalovirus (retinitis atau infeksi CMV
pada organ lain) dengan onset umur >1 bulan
• Kriptokokosis ektrapulmonar (termasuk
meningitis)
• Mikosis diseminata (histoplasmosis atau
coccidiomycosis)
• Kriptosprodiosis kronis
• Isosporiasis
o Second level kronis
• Infeksi mikobakteria
• Third level non-TB diseminata
o Fourth level
• Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV
• Fifth level
• Limfoma (sel B non Hodgkin atau limfoma
serebral) atau tumor solid terkait HIV lainnya
• Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
Kategori WHO tentang Imunodefisiensi HIV Menggunakan
CD4 (Jumlah CD4 dan Persen CD4) Berdasarkan Umur
> 5 thn – dewasa

• Click to edit<Master
Imunodefisiensi
11 bln text12styles
- 35 bln 36 - 59 bln
(jumlah atau
o Second (%CD4+)
level (%CD4+) (%CD4+) %CD4+)
• Third level
Tidak ada / Tidak
> 35 level
o Fourth > 30 > 25 > 500
bermakna
• Fifth level
Ringan 30 - 35 25 - 30 20 – 25 350 - 499
Sedang 25 – 29 20 – 24 15 - 19 200 - 349
Berat < 25 < 20 < 15 < 200 atau < 15%

CD4
• CD4 adalah parameter terbaik untuk mengukur
imunodefisiensi.
o Second level
• Jika digunakan
• Third level bersamaan dengan penilaian klinis,
CD4 dapat menjadi
o Fourth level petunjuk dini progresivitas
penyakit karena jumlah CD4 menurun lebih dahulu
• Fifth level
dibandingkan kondisi klinis.
• Pemantauan CD4 dapat digunakan untuk memulai
pemberian ARV atau penggantian obat.
• Jumlah CD4 dapat berfluktuasi menurut individu
dan penyakit yang dideritanya.
CD4 (… lanj.)
• Bila mungkin harus ada 2 kali hasil pemeriksaan
CD4 di bawah ambang batas sebelum ARV dimulai.
o Second level
• Makin muda
• Third levelumur, makin tinggi nilai CD4. Oleh
karena itu, untuk
o Fourth levelanak < 5 tahun digunakan
persentase• FifthCD4.level
Sedangkan bila ≥ 5 tahun, jumlah
CD4 absolut dapat digunakan.
• Pada anak < 1 tahun jumlah CD4 tidak dapat
digunakan untuk memprediksi mortalitas, karena
risiko kematian dapat terjadi bahkan pada jumlah
CD4 yang tinggi.
Istilah-Istilah Menyangkut IO
TB : Tuberkulosis
K• Click to edit Master text styles
: Kandidiasis
o Second level
D : Diare kriptosporidiosis
• Third level
M : Meningitis kriptokokus (cryptococcal)
o Fourth level
PCP : Pneumonia Pneumocystis
• Fifth level
CMV : Cytomegalovirus
P : Peniciliosis
Z : Herpes zoster
HG : Herpes simpleks genital
T : Toksoplasmosis
H : Hepatitis
Istilah-Istilah Menyangkut Efek Samping
R : Ruam kulit
Mua : Mual
Mun
: Muntah
D o :Second
Diare level
N • Third level
: Neuropati
Ikt : Ikterus
o Fourth level Istilah-istilah ini juga bisa
An : Anemi
• Fifth level dilihat pada bagian bawah
Ll : Lelah
SK : Sakit Kepala lembar Ikhtisar-follow up
Dem : Demam Perawatan pasien HIV/ART
Hip : Hipersensitifitas
Dep : Depresi
P : Pankreatitis
Lip : Lipodistrofi
Ngan : Mengantuk
Ln : Lain-lain
o Second level
• Third level
o Fourth level
TERIMA KASIH
• Fifth level

Konsep Dasar ART Dan 4S (OK) 080615

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Konsep Dasar ART Dan 4S (OK) 080615

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

• Click to edit Master text styles

Konsep Dasar ART

o Sedang dalam infeksi oportunistik akut

o Kasus terminal/incurable disease, seperti:

Selalu gunakan minimal kombinasi tiga obat antiretroviral

Triple FDC 1x1 (diminum malam hari)

ARV under dosis = mutasi =

Jam 7 pagi Jam 7 malam Jam 7 pagi

• Click to edit Master text styles

• Click to edit Master text styles

• NVP/EFV (NNRTI) mempunyai half life yang

• Limfoma (sel B non Hodgkin atau limfoma

CD4 (Jumlah CD4 dan Persen CD4) Berdasarkan Umur

> 5 thn – dewasa

Sedang 25 – 29 20 – 24 15 - 19 200 - 349

Berat < 25 < 20 < 15 < 200 atau < 15%

Anda mungkin juga menyukai