Anda di halaman 1dari 57

PENATALAKSANAAN PENINGKATAN

PELAYANAN KESEHATAN TERSTANDAR


PADA WNI USIA 60 TAHUN KE ATAS

Dr.dr. Nina Kemala Sari, SpPD, K-Ger, MPH

Ketua PP PERGEMI
KONDISI PELAYANAN KESEHATAN UNTUK LANSIA

LANSIA seringkali
Layanan kesehatan yang
terfragmentasi dan 2 Akses layanan
kesehatan jauh dari
berfokus pada masaah tempat tinggal
menghadapi masalah :
1 medis saja

DOKTER
SPESIALIS
RUMAH
SAKIT
LAYANAN ASUHAN TERPADU
KESEHATAN
PRIMER SANGAT DIBUTUHKAN

Kurangnya intervensi
4 untuk mengoptimalkan
kapasitas intrinsik dan
status fungsional 3 Sikap diskriminatif
dari nakes maupun
komunitas
Penuaan Sehat-Healthy Ageing
• World report on ageing and health 2015 🡪 Penuaan sehat adalah
“membantu seseorang untuk mengembangkan dan menjaga
kemampuan fungsional yang memungkinkan kesejahteraan”
• Kemampuan fungsional 🡪 Karakteristik kesehatan yang
memungkinkan seseorang untuk menjadi dan melakukan
sesuatu yang berharga baginya
• Terdiri dari kapasitas intrinsik individu, lingkungan
individu, serta interaksi antara keduanya.
• Kapasitas intrinsik 🡪 Gabungan dari semua kapasitas fisik
dan mental yang dapat dimanfaatkan oleh seorang individu
Kerangka kerja
kesehatan
masyarakat untuk
penuaan sehat
DEKADE PENUAAN SEHAT-
PBB (2021-2030)
• Rencana aksi
• Mengubah pola pikir, sikap dan perilaku terhadap usia tua dan proses menua
• Menjamin peran serta komunitas untuk menjaga kemampuan/ kemandirian
lansia
• Membuat layanan asuhan terpadu di layanan primer yang responsif
terhadap kebutuhan lansia (ICOPE)
• Menjamin akses PJP untuk lansia yang membutuhkan

• Kemitraan yang dibutuhkan


• Peran serta aktif lansia, keluarga dan komunitas
• Menjamin Kepemimpinan dan kapasitas SDM
• Kerjasama dengan mitra (stakeholders)
• Data, penelitian, inovasi
LATAR BELAKANG ICOPE
Menjaga kesehatan lansia merupakan investasi pada modal manusia
dan sosial serta mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan
(Sustainable Development Goals, SDGs) PBB
Pendekatan konvensional asuhan kesehatan lansia berfokus pada
kondisi-kondisi medis, meletakkan diagnosis dan pengobatan sebagai
pusatnya 🡪 Perhatian seluruh sistem layanan kesehatan terhadap
kapasitas intrinsik lansia akan berkontribusi besar pada kesejahteraan
lansia

Sebagian besar tenaga kesehatan tidak memiliki panduan dan pelatihan


untuk mengenali dan mengatasi penurunan kapasitas intrinsik secara
efektif

Integrated care for older people: Guidelines on community-level interventions to manage declines in intrinsic capacity. Geneva: WHO; 2017 ( http://apps.who.int/iris/handle/10665/258981)
Alur Umum Pendekatan Asuhan Terpadu Lansia
KOMUNITAS/FASKES
Skrining Penurunan Kapasitas Intrinsik PRIMER

Melakukan Penilaian Berbasis Individual di Layanan Kesehatan Primer


FASKES PRIMER/
PUSKESMAS
Menentukan Tujuan Asuhan & Membuat Rencana Asuhan Individual

Menjamin Alur Rujukan & Pemantauan Rencana Asuhan yang Terhubung dengan Asuhan FASKES PRIMER/
Spesialis Geriatri PUSKESMAS DAN
RUMAH SAKIT –
LAYANAN TIM
Melibatkan Masyarakat dan Mendukung Pendamping Lansia GERIATRI
(SPESIALISTIK)
Alur Umum Pendekatan
Asuhan Terpadu Lansia
Alur Asuhan pada ICOPE
• Terdapat 8 alur spesifik pada ICOPE yang dapat digunakan untuk membantu
mengupayakan penuaan sehat yang td 6 alur untuk kapasitas intrinsik, 1 alur
dukungan sosial, dan 1 alur dukungan untuk caregiver:
• Penurunan kognitif
• Keterbatasan gerak
• Malnutrisi
• Gangguan penglihatan
6 Kapasitas Intrinsik
• Gangguan pendengaran Prioritas
• Gangguan mental
• Kebutuhan & dukungan Sosial
• Pendamping lansia
Alur Asuhan
untuk Mengelola
Penurunan
Kognitif
Alur Asuhan
untuk
Memperbaiki
Mobilitas
Alur Asuhan
untuk
Mengelola
Malnutrisi
Alur Asuhan
untuk
Mengelola
Gangguan
Penglihatan
Alur Asuhan
untuk
Mengelola
Gangguan
Pendengaran
Alur Asuhan
untuk
Mengelola
Gejala Depresi
Outline

01 02
Instrumen Penilaian Instrumen Penilaian
Asuhan Terpadu Asuhan Terpadu
Lansia di Komunitas Lansia di Puskesmas
01
Instrumen Penilaian Asuhan Terpadu
Lansia di Komunitas

Dilakukan oleh kader


SKRINING LANSIA SEDERHANA (SKILAS)
Kondisi Prioritas Terkait
Penurunan Kapasitas Pertanyaan Hasil
Intrinsik
Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh) ☐Salah pada salah satu
2. Orientasi terhadap waktu dan tempat: pertanyaan
a. Tanggal berapa sekarang? ☐Tidak dapat mengulang
b. Di mana kamu berada sekarang (rumah, klinik, dsb.) ketiga kata
3. Ulangi ketiga kata tadi
Keterbatasan mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5 kali dalam 14 detik?
☐Tidak
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan terakhir atau ☐Ya
pakaian menjadi lebih longgar?  
2. Apakah Anda hilang nafsu makan? ☐Ya
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LLA) <21 cm? ☐Ya

Gangguan Penglihatan Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan melihat jauh, membaca, ☐Ya
penyakit mata, atau sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan darah Jika tidak, lakukan tes
tinggi)? MELIHAT
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat tes bisik ☐Tidak
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu oleh:  
∙ Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa ☐Ya 
∙ Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu ☐Ya
Instrumen Penilaian Asuhan Terpadu Lansia
oleh Kader di Komunitas

Penurunan Kognitif Instrumen Pertanyaan WHO

Keterbatasan Mobilitas Tes Berdiri dari Kursi (Chair Rise Test)

Malnutrisi Instrumen Pertanyaan WHO

Gangguan Penglihatan Tes Penglihatan dengan MELIHAT (Finger Counting)

Gangguan Pendengaran Tes Bisik

Gejala Depresi Instrumen Pertanyaan WHO


Tes Berdiri dari Kursi (Chair Rise Test)

Petunjuk: Tanyakan “Apakah Anda pikir akan aman bagi Anda untuk
mencoba berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan lengan Anda?”
(contohkan gerakan kepada orang tersebut).
Jika YA, minta untuk:

✳ Duduk di tengah kursi


✳ Silangkan dan letakkan tangan mereka di atas dada
✳ Naik ke posisi berdiri sempurna dan kemudian duduk lagi
✳ Ulangi lima kali secepat mungkin tanpa berhenti duduk di tengah
kursi

Hitung waktu yang dibutuhkann – penilaian lebih lanjut diperlukan jika


seseorang tidak dapat berdiri lima kali dalam waktu 14 detik.
Tes MELIHAT (Finger Counting)

Mengambil jarak dengan berjalan 20


langkah normal orang dewasa dari orang
o Jalan 20 langkah = 6 meter yang akan diperiksa.
o Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
o Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat
saat melangkah
o Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang
atau dengan pencahayaan yang bagus)
o Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada
sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
Tes MELIHAT (Finger Counting)

o Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih
tinggi atau lebih rendah
o Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata
yang tidak diperiksa
o Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari
sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata
Lakukan hitung jari mulai dari mata o Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak
kanan, mata kiri ditutup dengan telapak
tangan, kemudian lanjutkan boleh berurutan
pemeriksaan yang sama pada mata kiri.
Tes MELIHAT (Finger Counting)

Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut pada


masing-masing mata. Apabila kurang dari 3, maka
terdapat gangguan penglihatan.

o Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata

o Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar


dalam hitung jari 3 kali berturut-turut

o Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah


maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan
Tes Bisik

✳ Berdiri di belakang dengan jarak sekitar satu lengan, menghadap ke satu sisi orang yang diperiksa. Pemeriksaan
dilakukan di ruang kedap suara.
✳ Minta orang yang diperiksa/asisten untuk menutup telinga sebelah (yang tidak tidak diperiksa) dengan menekan
tragus (tonjolan di depan telinga yang menutupi sebagian lubang telinga).
✳ Buang nafas dan perlahan bisikkan empat kata. Gunakan kata umum, yang tidak berhubungan. Kata-kata
sebaiknya familiar oleh orang yang diperiksa, seperti “ikan, api, taman, sepeda).
✳ Minta orang yang diperiksa untuk mengulang kata-kata Anda. Kata-kata Anda harus diucapkan satu per satu, dan
tunggu jawaban masing-masing pada satu waktu. Jika mengulangi lebih dari tiga kata dan Anda yakin bahwa dia
dapat mendengar dengan jelas, maka orang tersebut kemungkinan memiliki pendengaran normal di telinga ini.
✳ Pindah ke posisi sebelahnya dan uji telinga di sisi tersebut. Gunakan kata-kata yang berbeda.
02
Instrumen Penilaian Asuhan Terpadu
Lansia Lanjutan di Puskesmas

Dilakukan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas


Instrumen Penilaian Asuhan Terpadu Lansia Lanjutan
oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Penurunan Kognitif Mini-Cog

Tes Berdiri dari Kursi (Chair Rise Test)


Keterbatasan Mobilitas Short Physical Performance Battery (SPPB)
Skrining R.A.P.U.H

Mini Nutrition Assessment (MNA) Singkat


Malnutrisi
Skrining R.A.P.U.H.

Gangguan Penglihatan Tes Penglihatan dengan Bagan Mata Sederhana WHO

Gangguan Pendengaran Tes Bisik atau Skrining Audiometri

Gejala Depresi Geriatric Depression Scale (GDS-4)

Activity Daily Living (ADL) Barthel


Status fungsional

SARC-CALF
Sarkopenia
Mini-Cog
Mini-Cog
INTERPRETASI HASIL MINI-COG
Short Physical Performance Battery (SPPB)

1. Tes keseimbangan: berdiri selama 10 detik dengan kaki di masing-


masing dari tiga posisi berikut.
      Gunakan jumlah nilai dari 3 posisi
A. Berdiri berdampingan
o Bertahan 10 detik  (1 poin)
o Tidak bertahan 10 detik  (0 poin)
o Tidak dilakukan  (0 poin)
Jika tidak dilakukan, hentikan tes keseimbangan
B. Berdiri semi-tandem
o Bertahan 10 detik (1 poin)
o Tidak bertahan 10 detik (0 poin)
o Tidak dilakukan (0 poin)
Jika tidak dilakukan, hentikan tes keseimbangan
C. Berdiri tandem
o Bertahan 10 detik (2 poin)
o Bertahan 3 – 9,99 detik (1 poin)
o Bertahan <3 detik (0 poin)
o Tidak dilakukan (0 poin)
Short Physical Performance Battery (SPPB)

2. Tes kecepatan berjalan: waktu untuk berjalan sejauh empat


meter
o <4,82 detik (4 poin)
o 4,82 detik – 6,20 detik (3 poin)
o 6,21 detik – 8,70 detik (2 poin)
o >8,70 detik (1 poin)
o Tidak dapat menyelesaikan (0 poin)

3. Tes berdiri dari kursi: waktu untuk bangkir dari kursi lima kali
o <11,19 detik (4 poin)
o 11,2 – 13,69 detik (3 poin)
o 13,7 – 16,69 detik (2 poin)
o 16,7 – 59,9 detik (1 poin)
o >60 detik atau tidak dapat menyelesaikan (0 poin)

Skor SPPB Akhir =


Skor tes berdiri dari kursi (4)+ Skor tes keseimbangan (4) + Skor tes kecepatan berjalan (4)
MOBILITAS NORMAL 10-12
MOBILITAS TERBATAS < 10
Activity Daily Living (ADL) Barthel

NO. FUNGSI SKOR KETERANGAN


0 Tak terkendali (atau perlu diberikan enema)
Mengendalikan rangsang pembuangan 1 Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
1
tinja 2 Terkendali teratur

0 Tak terkendali atau pakai kateter


2 Mengendalikan rangsang berkemih 1 Kadangkala tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
2 Mandiri

Membersihkan diri (seka muka, sisir 0 Butuh pertolongan orang lain


3 1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
0 Tergantung pertolongan orang lain
Penggunaan jamban, masuk, dan keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan, tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa
4 (melepaskan, memakai celana,    kegiatan yang lain
membersihkan, menyiram) 2 Mandiri

0 Tidak mampu
5 Makan 1 Perlu ditolong memotong makanan, mengoleskan mentega, dll
2 Mandiri
NO. FUNGSI SKOR KETERANGAN
0 Tidak mampu –tidak memiliki keseimbangan duduk
1 Perlu banyak bantuan fisik untuk bisa duduk (1 orang yang kuat/ terlatih atau 2 orang biasa)
6 Berubah sikap dari berbaring ke duduk 2 Hanya perlu bantuan minimal (verbal/ fisik)
3 Mandiri

0 Tidak mampu
1 Mampu berpindah dengan kursi roda secara mandiri (wheelchair independent, termasuk
  belokan, dll.)
7 Berpindah/ berjalan 2 Berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/ fisik)
3 Mandiri (tapi mungkin menggunakan alat bantu)

0 Tergantung orang lain


8 Memakai baju 1 Sebagian dibantu (misalnya mengancing baju)
2 Mandiri

0 Tidak mampu
9 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan (verbal, fisik, membawakan alat bantu)
2 Mandiri

0 Tergantung orang lain


10 Mandi 1 Mandiri
TOTAL SKOR  
Malnutrisi
Mini Nutritional Assessment (MNA)
CARA PENGUKURAN LINGKAR BETIS

Lingkar betis dengan subjek duduk atau berdiri


•Sebelum pengukuran, lansia diminta untuk menggulung celana sampai di atas betis.
•Lansia duduk dengan posisi tidak bersandar atau berdiri dengan beban berat badan
terbagi merata pada kedua kaki menghadap ke pengukur.
•Lingkarkan pita ukur pada betis dengan diameter yang terbesar.
•Lakukan pengukuran ulang di atas dan di bawah titik pengukuran yang pertama
untuk memastikan diameter terbesar yang dikur.
•Pembacaan skala dilakukan pada alat dengan ketelitian 0,1 cm.
Lingkar betis dengan subjek berbaring
o Lansia berbaring di atas lantai atau kasur dengan permukaan rata tanpa
menggunakan bantal dan alas kepala (topi).
o Posisikan lutut kiri subjek pada sudut 90°. Lingkarkan pita ukur pada betis dengan
diameter yang terbesar.
o Tarik pita hingga pas tetapi tidak begitu ketat. Pembacaan skala dilakukan pada
alat dengan ketelitian 0,1 cm.
o Pengulangan pengukuran harus mendapatkan hasil yang serupa dengan
perbedaan ketelitian dalam kisaran 0,5 cm.
KARAKTERISTIK KETERANGAN SKOR
R : Resistensi Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik  
10 anak tangga?
 

Skor R.A.P.U.H
A : Aktifitas Apakah Anda sering merasa kelelahan?  
P : Penyakit Apakah Anda memiliki 5 atau lebih dari 11  
penyakit berikut (Hipertensi, diabetes, kanker,
penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal
jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri
sendi, stroke dan penyakit ginjal)?
U : Usaha berjalan Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan  
Status Frailty (Kerentaan)
kira-kira 100 sampai 200 meter?
H : Hilangnya berat Apakah Anda mengalami penurunan berat  
badan badan yang bermakna dalam setahun terakhir?
(penurunan berat badan 5 % atau lebih dalam
12 bulan terakhir = [(berat badan 1 tahun yang
lalu – berat badan sekarang)/Berat badan satu
Interpretasi Skor:
tahun lalu)]x 100%.)
Normal/ Fit =0
TOTAL :  
Tiap jawaban positif diberi nilai 1
Pra renta = 1–2
Renta = 3-5
Tes Penglihatan dengan Bagan Mata Sederhana WHO
TES PENGLIHATAN JARAK JAUH
1. Tes dengan empat E kecil pada jarak 3 meter
- Penglihatan 6/18 atau lebih jika arah minimal tiga dari
empat E kecil terlihat (LULUS)
- Jika tidak dapat melihat setidaknya tiga dari empat E
kecil (GAGAL), membutuhkan penilaian gangguan
penglihatan dan penyakit mata. Tes tambahan berikut
dapat membantu untuk memperikirakan ketajaman
penglihatan.

2.  Tes dengan empat E besar pada jarak 3 meter


- Jika E terlihat, penglihatan adalah 6/60

Jika tidak dapat melihat setidaknya tiga dari E kecil:


3. Tes dengan E besar pada jarak 1,5 meter
- Jika tiga dari empat E terlihat, penglihatan 3/60
Tes Penglihatan dengan Bagan Mata Sederhana WHO
TES PENGLIHATAN JARAK DEKAT

✳ Persilahkan lansia yang akan diperiksa untuk memegang kartu tes


penglihatan sedekat yang diinginkannya
✳ Tes dari E terbesar ke terkecil
✳ Jika orang tersebut mengidentifikasi arah setidaknya tiga dari
empat E terbesar, ia lulus tes skrining penglihatan dekat.
✳ Jika tidak, periksa apakah kacamata baca biasa akan membantu.
Dengan kacamata baca, jika tidak dapat melihat setidaknya tiga
E terbesar (GAGAL), memerlukan penilaian gangguan
penglihatan dan penyakit mata. Ukuran medium mirip dengan
cetakan di buku. Ukuran terkecil mirip dengan cetakan terkecil
di buku dan majalah (tidak perlu dilihat).
Gangguan Penglihatan

Klasifikasi Gangguan Penglihatan


✳ Gangguan penglihatan jarak jauh:
- Ringan – ketajaman penglihatan <6/12
- Sedang – ketajaman penglihatan <6/18
- Berat – ketajaman <6/60
- Buta – ketajaman <3/60
✳ Gangguan penglihatan jarak dekat:
- Ketajaman penglihatan jarak dekat kurang dari N6 atau M.08 dengan koreksi saat ini
Gangguan Pendengaran

TES BISIK

✳ Berdiri di belakang dengan jarak sekitar satu lengan, menghadap ke satu sisi orang yang diperiksa. Pemeriksaan
dilakukan di ruang kedap suara.
✳ Minta orang yang diperiksa/asisten untuk menutup telinga sebelah (yang tidak tidak diperiksa) dengan menekan
tragus (tonjolan di depan telinga yang menutupi sebagian lubang telinga).
✳ Buang nafas dan perlahan bisikkan empat kata. Gunakan kata umum, yang tidak berhubungan. Kata-kata
sebaiknya familiar oleh orang yang diperiksa, seperti “ikan, api, taman, sepeda).
✳ Minta orang yang diperiksa untuk mengulang kata-kata Anda. Kata-kata Anda harus diucapkan satu per satu, dan
tunggu jawaban masing-masing pada satu waktu. Jika mengulangi lebih dari tiga kata dan Anda yakin bahwa dia
dapat mendengar dengan jelas, maka orang tersebut kemungkinan memiliki pendengaran normal di telinga ini.
✳ Pindah ke posisi sebelahnya dan uji telinga di sisi tersebut. Gunakan kata-kata yang berbeda.
Pertanyaan Jawaban Skor

Gejala Depresi Apakah Anda sebenarnya puas dengan


kehidupan Anda?
Ya Tidak  

Apakah Anda sering merasa bosan? Ya Tidak  

Geriatric Depression Scale (GDS–4) Apakah Anda sering merasa tidak


berdaya?
Ya Tidak  

Apakah Anda merasa tidak berharga Ya Tidak  


seperti perasaan Anda saat ini

Total skor  

Interpretasi skor:
Jika jawaban yang dipilih adalah yang 0 = tidak depresi
dicetak tebal, beri skor = 1, jika tidak,
skor = 0 1 = kemungkinan depresi
2-4 = depresi 
Skrining Sarkopenia (penurunan massa , kekuatan dan fungsi otot)
Komponen Skor
Strength ∙ Tidak ada kesulitan = 0
Seberapa sulit Anda dalam mengangkat dan membawa beban ∙ Cukup sulit = 1
seberat 5 kg? ∙ Sangat sulit atau tidak mampu = 2
∙ Tidak ada kesulitan = 0
Assistance in walking
∙ Cukup sulit = 1
Seberapa sulit Anda berjalan melintasi ruangan? ∙ Sangat sulit, perlu alat bantu jalan, atau tidak mampu = 2
Rise from a chair ∙ Tidak ada kesulitan = 0
Seberapa sulit Anda bangkit dan berpindah dari kursi atau ∙ Cukup sulit = 1
tempat tidur? ∙ Sangat sulit atau tidak mampu jika tanpa bantuan = 2
∙ Tidak ada kesulitan = 0
Climb stairs
∙ Cukup sulit = 1
Seberapa sulit Anda menaiki 10 anak tangga? ∙ Sangat sulit atau tidak mampu = 2
∙ Tidak pernah = 0 
Falls
∙ 1–3 kali = 1
Berapa kali Anda jatuh dalam satu tahun terakhir ∙ 4 kali atau lebih = 2
Lingkar betis  ∙ Lingkar betis ≤33 cm untuk perempuan, ≤34 cm untuk laki-
Mengukur lingkar betis pada kondisi rileks, dengan jarak kedua laki =10
kaki 20 cm

Skor total maksimal = 20 

Skor ≥11 prediktif adanya sarkopenia


CARA PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS

o Lansia berdiri atau duduk dengan tegak dan rileks, tidak memegang apapun, otot
lengan tidak tegang serta lengan tidak terhalang oleh baju dan kain
o Jika seorang lebih banyak beraktivitas dengan tangan kanan maka yang diukur lengan
kiri, dan sebaliknya.
o Ukur panjang lengan dengan posisi tangan membentuk siku (sudut 90°), letakan pita
dari pangkal bahu sampai siku untuk mencari titik tengah panjang lengan. Beri tanda.
o Lingkarkan pita LiLA di sekeliling lengan subjek sesuai tanda (di pertengahan antara
pangkal bahu dan siku) dengan posisi tangan lurus ke bawah
o Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
o Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
CARA PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG
o Lansia yang diukur dalam posisi berdiri dengan posisi kedua tungkai berjarak
20-25 cm dan berat badan terbagi merata di kedua kaki.
o Lingkar pinggang diukur dengan pita ukur pada daerah tengah yang terletak
diantara sudut tulang rusuk paling bawah dengan tulang panggul yang
menonjol.
o Pita ukur dililitkan setepat mungkin sesuai bidang horizontal.
o Pembacaan skala dilakukan pada alat dengan ketelitian 0,1 cm.
o Batas ambang ukuran lingkar pinggang yang termasuk kategori berisiko
adalah >90 cm untuk lelaki dan >80 cm untuk perempuan. Meskipun indeks
massa tubuh (IMT) seseorang dalam kategori normal, namun bila ukuran
lingkar pinggang di atas batas ambang tersebut, risiko kesehatan tetap
meningkat.
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Komunitas

Komunitas: Kader Posyandu 🡪 SKILAS (Skrining Kesehatan Lansia Sederhana)

Kapasitas Intrinsik Bermasalah Kapasitas Intrinsik Baik

Puskesmas: Dokter 🡪 Pengkajian > mendalam Perkuat Saran Kesehatan &


Skor Rapuh >=1 & Sindrom Geriatri (+) Gaya Hidup Sehat
SKRINING KESEHATAN LANSIA SEDERHANA (SKILAS)
Kondisi Prioritas Terkait
Penurunan Kapasitas Pertanyaan/ Tes di Komunitas Hasil
Intrinsik
Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh) ☐Salah pada salah satu
2. Orientasi terhadap waktu dan tempat: pertanyaan
a. Tanggal berapa sekarang? ☐Tidak dapat mengulang
b. Di mana kamu berada sekarang (rumah, klinik, dsb.) ketiga kata
3. Ulangi ketiga kata tadi
Keterbatasan mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5 kali dalam 14 detik?
☐Tidak
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan terakhir atau ☐Ya
pakaian menjadi lebih longgar?  
2. Apakah Anda hilang nafsu makan? ☐Ya
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LLA) <21 cm? ☐Ya

Gangguan Penglihatan Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan melihat jauh, membaca, ☐Ya
penyakit mata, atau sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan darah Jika tidak, lakukan tes
tinggi)? MELIHAT
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat tes bisik ☐Tidak
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu oleh:  
∙ Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa ☐Ya 
∙ Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu ☐Ya
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di
Puskesmas
Puskesmas/ Layanan Primer: Dokter🡪 Asesmen > mendalam dengan instrumen ICOPE Puskesmas

Kapasitas Intrinsik Bermasalah Dapat Dikelola • Kapasitas Intrinsik Bermasalah tidak dapat
Dikelola ATAU
• Skor Rapuh >=1 + Sindrom Geriatri (+)

Puskesmas menilai & mengelola penyakit yg


mendasari, lingkungan fisik & sosial nya, membuat
care plan individual, memonitornya, & melibatkan Rujuk ke RS yang memiliki Tim Terpadu Geriatri
masyarakat serta mendukung caregiver
Ringkasan Skrining Kognitif untuk Berbagai Level Layanan
Posyandu Lansia Puskesmas Kapan Rujuk ke Spesialis
Apakah Anda ⮚ Mini-Cog ⮚ Diagnosis dan tata laksana
memilki masalah demensia
ingatan atau
orientasi (tidak tahu ⮚ Pengelolaan berbagai kondisi
sedang dimana atau terkait seperti delirium, serta
hari apa)? penyakit kardiovaskular dan
serebrovaskular.
Ringkasan Skrining Mobilitas untuk Berbagai Level Layanan
Posyandu Lansia Puskesmas Kapan Rujuk ke Spesialis
Tes Berdiri dari Kursi SPPB ⮚ Menyusun program latihan yang sesuai jika ada
5x dalam waktu 14
detik komorbid atau penurunan signifikan dalam
kapasitas fisik/mental
⮚ Pada individu dengan kondisi:
▪ Rasa nyeri persisten yang memengaruhi
suasana hati atau area fungsi lainnya
▪ Gangguan signifikan pada fungsi sendi
▪ Patah tulang setelah trauma minimal
▪ Memiliki risiko keselamatan
▪ Kebutuhan untuk bantuan memilih alat bantu
yang sesuai untuk mobilitas
Skor Skor >= 1
RAPUH
Ringkasan Skrining Malnutrisi untuk Berbagai Level Layanan
Posyandu Lansia Puskesmas Kapan Rujuk ke Spesialis
1. Apakah terdapat MNA SF ⮚ Lansia dengan malnutrisi atau yang berisiko tinggi
kehilangan BB 3 kg malnutrisi
tanpa disadari ⮚ Lansia dengan kemungkinan kondisi yang mendasari
dalam 3 bulan malnutrisi atau mengarah pada malnutrisi (bahkan jika
terakhir
2. Apakah Anda
status gizi saat ini tampak normal):
mengalami ▪ Wasting (kurus)
kehilangan nafsu ▪ Penurunan berat badan yang cepat
makan? ▪ Nyeri mulut
▪ Nyeri atau kesulitan menelan
▪ Muntah atau diare kronis
▪ Nyeri perut
Skor
RAPUH
Skor >= 1
Alur Asuhan untuk Memperbaiki Gangguan Penglihatan

Pkm: Tes Penglihatan dengan Bagan Mata Sederhana WHO

KAPAN ASUHAN SPESIALISTIK DIBUTUHKAN


• Jika lansia sudah mengalami atau baru teridentifikasi memiliki penyakit mata
untuk memutuskan jenis pemeriksaan yang dibutuhkan
• Mengelola kondisi terkait gangguan penglihatan (hipertensi, diabetes,
penggunaan steroid)
Alur Asuhan untuk Mengelola Gangguan Pendengaran

Pkm: Tes Bisik atau Skrining Audiometri

KAPAN ASUHAN SPESIALISTIK DIBUTUHKAN


• Evaluasi seseorang dengan gangguan pendengaran/tuli berat.
• Pemasangan alat bantu dengar.
• Mengatasi masalah mendasar yang menyebabkan atau berkontribusi terhadap
gangguan pendengaran.
Alur Asuhan untuk Mengelola Gejala Depresi

Pkm: GDS4

KAPAN ASUHAN SPESIALISTIK DIBUTUHKAN


• Pengelolaan depresi membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif dan
biasanya pendekatan spesialistik untuk membuat rencana asuhan individual
• Untuk mengatasi gejala depresi, tenaga kesehatan perlu pelatihan khusus tentang
intervensi psikologis terstruktur singkat
• Kondisi terkait tertentu, seperti hipotiroidisme, membutuhkan diagnosis dan
pengelolaan khusus
Alur Asuhan & Dukungan Sosial
KAPAN ASUHAN SPESIALISTIK DIBUTUHKAN
Beberapa bidang keahlian yang terlibat dalam asuhan & dukungan sosial pada lansia:
• Kondisi hidup: layanan perumahan, pekerja sosial, terapis okupasi.
• Finansial: pekerja sosial, layanan konsultasi manfaat.
• Kesepian: pekerja sosial, layanan sukarela, dokter umum.
• Partisipasi: pekerja sosial, waktu luang, pekerjaan dan layanan sukarela.
• Salah perlakuan: pekerja sosial, perlindungan orang dewasa, layanan penegakan hukum.
• Kegiatan kehidupan sehari-hari: terapis okupasi, pekerja sosial, perawat atau tim spesialistik
multidisiplin untuk lansia.
• Mobilitas dalam ruangan: fisioterapis, terapis okupasi, pekerja sosial atau tim spesialistik
multidisiplin untuk lansia.
• Mobilitas luar ruang: fisioterapis, pekerja sosial, layanan transportasi sukarela.
Alur Asuhan Untuk Mendukung Pendamping Lansia

KAPAN ASUHAN SPESIALISTIK DIBUTUHKAN


• Mengobati depresi
• Menawarkan konseling pemecahan masalah atau terapi kognitif perilaku kepada
pendamping lansia dengan gejala depresi.
• Ketika dicurigai terdapat hubungan yang kasar / kekerasan terhadap lansia
Alur Pelayanan Kesehatan Geriatri di RS
Layanan Rujukan/ RS: Poliklinik Terpadu Geriatri/ IGD 🡪 P3G/ ISAR (Identification of Seniors at Risk)

Tidak Indikasi Rawat Indikasi Rawat


Poliklinik Terpadu Geriatri menilai & mengelola penyakit Rawat Inap Terpadu Geriatri menilai &
yg mendasari, lingkungan fisik & sosial nya, membuat mengelola penyakit yg mendasari,
care plan individual, memonitornya, serta mendukung lingkungan fisik & sosial nya, membuat
caregiver 🡪 Konsultasi & rekomendasi untuk subspesialisasi care plan individual, memonitornya, serta
yg diperlukan 🡪 Interdisiplin mendukung caregiver

Rujuk Balik ke Puskesmas


Hasil Survei di Jakarta
Timur
• Pengalaman 1475 keluarga dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan khusus lansia/ geriatri di
RS
• Masalah utama: >> Sindrom Geriatri 🡪 Insomnia,
jatuh, sesak, malnutrisi, inkontinensia urin,
mengembara.
• Hampir 70% tidak tau adanya layanan geriatri di
RS
• 77% sangat butuh layanan geriatri tapi 90% tidak
pernah dapat layanan khusus geriatri tersebut.
• Pengalaman buruk: menunggu lama & tidak ada
layanan & fasilitas khusus geriatri.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai