Anda di halaman 1dari 45

Perawatan Jangka Panjang bagi

lansia disabilitas di Komunitas

Rizky Erwanto, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom


Latar Belakang
Indonesia memasuki
Lansia sehat, aktif
era penduduk
dan berkualitas
berstruktur lanjut
usia. UHH meningkat

Resiko Penyakit Tidak Kenyamanan lansia


Menular (PTM) dan tinggal dan dirawat oleh
kronik-degeneratif orang dekat dan di
rumahnya sendiri
Masalah Kesehatan Lanjut Usia
(Riskesdas 2013)
Prevalences on age groups

NO HEALTH PROBLEM 55-64 yr 65-74 yr 75 + yr


PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
1 KRONIK 5,6 8,6 9,4
2 KANKER 3,2 3,9 5
3 DIABETES MELITUS 5,5 4,8 3,5
4 HIPERTENSI 45,9 57,6 63,8
JANTUNG & PEMBULUH
5 DARAH 2,8 3,6 3,2
6 GAGAL JANTUNG 0,7 0,9 1,1
7 STROKE 33 46,1 67
8 GAGAL GINJAL 0,5 0,5 0,6
9 BATU GINJAL 1,3 1,2 1,1
10 ARTHRITIS 45 51,9 54,8
11 GANGGUAN GIGI-MULUT 28,3 19,2 19,2 9
Jumlah penyakit yang diderita lansia (Balitbangkes, 2014)
Inanition mempunyai proporsi terbanyak sebesar 41,6%, diikuti dengan intelectual
impairment sebesar 38,4%, inkontinensia urin sebesar 27,8%, dan imobilisasi
sebesar 21,3% (Setiati, 2014).
Disabilitas lansia
• Akibat penurunan fungsi tubuh seiring dengan
bertambahnya usia atau akibat kondisi-kondisi
tertentu (penyakit, kecelakaan, trauma, dll).
• Lansia yang mengalami disabilitas pada umur 55-
64 tahun sebesar 18,6% dan meningkat menjadi
34,5% pada usia 65–74 tahun dan umur 75 tahun
menjadi 55,9% (Riskesdas, 2013)
Multipatologis pada Tingkat disabilitas lansia
lansia meningkat meningkat

Dibutuhkan Perawatan Jangka Panjang


(PJP) atau Long Term Care (LTC)

Perawatan jangka panjang adalah sistem kegiatan-kegiatan


terpadu yang dilakukan oleh caregiver informal atau profesional
untuk memastikan bahwa lanjut usia yang tidak sepenuhnya
mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi
kehidupannya, sesuai dengan keinginannya, dan dengan
kemungkinan terbesar memiliki kebebasan, otonomi, partisipasi,
pemenuhan kebutuhan pribadi serta kemanusiaan (WHO, 2012)
Saat ini??
• Wahana pelayanan PJP lansia di masyarakat sudah
ada namun terorganisasi dan belum ada acuan
yang terstandarisasi
• Misal pelayanan home care :
Kemenkes  Pelayanan keperawatan di
rumah/home nursing
Kemensos  pendampingan lansia miskin
BKKBN  BKL (Bina Keluarga Lansia)
Global Strategy and Action Plan on Ageing
and Health 2016-2020
PJP di Indonesia
• PJP di Indonesia memiliki dimensi karakteristik
yang merupakan modifikasi dari 10 dimensi
karakteristik oleh Jones and Barthel Publisher
(2016)  Model keluarga besar (extended
family)
10 Dimensi Karakteristik PJP di Indonesia
Pelayanan yang Pelayanan medis dan keperawatan, pelayanan
beragam kesehatan mental dan spiritual, dukungan sosial,
pelayanan analisis tempat tinggal, pelayanan hospis dan
paliatif, dan pelayanan day care
Pelayanan yang
bersifat individu Kebutuhan lansia : fisik, mental, emosional, dll

Perawatan
Dideteksi, ditangani dan dievaluasi oleh tenaga
menyeluruh
profesional yang tepat (dokter, perawat, atau tenaga
yang
kesehatan lain) yang dapat dibantu oleh caregiver.
terkoordinasi
dengan baik

Peningkatan Mengajarkan kebutuhan adaptif antara lain kursi roda,


kemandirian alat bantu jalan, peralatan makan khusus, atau
fungsional perangkat oksigen portabel.

Perpanjangan dapat berlangsung kurang dari tiga bulan (90 hari),


durasi lebih dari tiga bulan, atau bahkan hingga akhir hayat.
perawatan
10 Dimensi Karakteristik PJP di Indonesia
penyediaan alas kaki nonslip, pelindung pinggul,
Penggunaan komode/toilet duduk, alat-alat untuk handling and
teknologi tepat lifting, sistem panggilan, sistem mandi, dan alat
guna perawatan kesehatan lain.

Penggunaan Hasil penelitian dapat digunakan untuk


praktik berbasis mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan
bukti kesehatan yang diberikan pada lansia sehingga tercapai
kesehatan yang optimal.
Pendekatan
Melihat lansia tidak hanya pada aspek fisik dan mental
holistik dan
komprehensif saja namun aspek psikologis, sosial-budaya dan spiritul

Kualitas perawatan Dibutuhkan penekanan pada aspek klinis maupun


prima aspek interpersonal.

Mengoptimalkan Mengintegrasikan 5 faktor yaitu : gaya hidup,


kualitas hidup lingkungan yang nyaman-aman-bersih-indah-rapih,
pelayanan paliatif, sepenuh hati, orientasi pada lansia
Penilaian komprehensif
PEMERIKSAAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING)/AKTIVITAS
KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ukuran standar Pengukuran meliputi


tersedia untuk sepuluh
menentukan tingkat kemampuan yaitu
ketergantungan
seseorang
INDEKS BARTHEL MODIFIKASI
(PERMENKES NO. 67 TAHUN 2015)

Mandiri
INDEKS BARTHEL LANJUTAN
PEMERIKSAAN IADL (INSTRUMENTAL ACTIVITY DAILY
LIVING)/AKTIVITAS INSTRUMENTAL KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

Pengukuran meliputi : melakukan


Berfokus pada pekerjaan rumah tangga,
berbagai aktifitas memasak, mencuci pakaian,
berbelanja, minum obat,
yang diperlukan menggunakan telepon,
untuk kehidupan mengelola uang, dan berkeliling
ke luar rumah
mandiri
Instrumental Activities of Daily Living
Instrumental Activities of Daily Living
Prinsip Holistik dan Continuum of Care dalam PJP
Manajemen pelaksanaan PJP di tingkat Puskesmas

Perencanaan

Pengumpulan Bentuk Tim Identifikasi Identifikasi Menetapkan


data dasar masalah klien sasaran sasaran

Data demografi, Pemegang Identifikasi Jumlah lansia dan Lansia dengan


geografi, program lansia, masalah utama wahan ketergantungan
kesehatan tenaga kesehatan terkait kesehatan penyelenggara PJP berat, sedang dan
lansia,dll lain dan kader lansia di wilayah kerja total yang ada di
rumah dan panti

Pelaksanaan

Sosialisasi dan Identifikasi Mitra Kerja dan Sistem pencatatan dan


advokasi PJP Membangun Kemitraan pelaporan

Lintas program, Pekerja sosial, Bina Hasil dilaporkan ke dinas


lintas sektor, tokoh Keluarga Lansia, LSM, kesehatan kabupaten/kota
masyarakat dan pihak Swasta, Pokja Lansia,
kecamatan/desa Forum Komunikasi Lansia,
organisasi profesi dan
kelompok lansia lainnya
Manajemen pelaksanaan PJP di tingkat Individu

Perencanaan

Bentuk Tim Pengkajian Rencana


Kegiatan

Dokter, perawat, Pengkajian SDM, Sapras,


tenaga gizi dan Paripurna pada Lingkungan
fisioterapi Pasien Geriatri pelayanan
(P3G) kesehatan lansia

Pelaksanaan

Kebutuhan Perubahan kebutuhan


Pribadi pilihan lansia
lansia lansia

Tingkat kemandirian, Kondisi kesehatan lansia Sebagian besar masyarakat


kondisi dan masalah dapat berubah dengan Indonesia lebih memilih untuk
kesehatan, kondisi cepat sehingga tinggal di rumah mereka sendiri
mental dan kognitif, memerlukan penyesuaian atau bersama keluarga.
dll jenis pelayanan PJP
Mekanisme pelayanan PJP bagi lansia
Home Care
Merupakan pelayanan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang diberikan oleh caregiver
kepada klien PJP yang tinggal di rumahnya sendiri/bersama keluarga.
Sasaran : Lansia yang mempunyai masalah kesehatan akan tetapi tidak ada indikasi untuk
dirawat di rumah sakit dan tidak mampu berobat ke FKTP

Tenaga kesehatan memberikan konseling Pemeriksaan kesehatan di rumah


kepada caregiver (keluarga) oleh petugas

Tenaga kesehatan memberikan informasi Pemberian makan dengan menggunakan


tentang mobilisasi lansia (mi-ki, mi-ka) pada sonde oleh caregiver (keluarga)
caregiver (keluarga)
Panti/Residential
• Fasilitas pelayanan yang menyediakan tempat tinggal dengan tambahan pelayanan
lingkungan yang mendukung, pemberian obat harian dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
• Sasaran :
a. Lansia dengan kapasitas fungsional terganggu sedang sampai berat atau total
yang mempunyai masalah kesehatan dan tidak ada indikasi untuk dirawat di
Rumah Sakit.
b. Lansia terlantar usia lebih 60 tahun dengan kapasitas fungsional terganggu
sedang sampai berat atau total yang mempunyai masalah kesehatan dan tidak
ada indikasi untuk dirawat di Rumah Sakit.

Perawatan kebersihan gigi dan mulut oleh Menciptakan kondisi lingkungan ramah lansia
petugas kesehatan di panti di panti/residensial
Panti/Residential

Latihan fisik untuk menjaga kebugaran tubuh Terapi menggambar (art therapy)
lansia

Brain gym
Lansia melakukan aktifitas yang mengasah
fungsi otak dan kognitif
Transitional Care/Subacute care
• Merupakan pelayanan substitusi yang memberikan
pelayanan setelah pasien keluar dari rumah sakit,
namun masih membutuhkan pelayanan medis
tertentu sehingga belum dapat dirawat di rumah
oleh keluarga.
• Sasaran : Lansia pasca rawat inap di Rumah Sakit
Transitional Care/Subacute care

Perawatan lansia di transitional care setelah


Kegiatan sharing pengalaman dalam rangka
melewati fase akut di rumah sakit sebelum
terapi berkelompok
perawatan di rumah

Kegiatan olah emosional berupa “curhat” lansia sebagai bagian


dari pemenuhan kesehatan mental spiritual bagi klien PJP
Nursing Home
• Merupakan fasilitas pelayanan khusus yang
menyediakan pelayanan medis dan perawatan
profesional serta pemenuhan kebutuhan sehari-
hari dalam lingkungan tempat tinggal yang dibuat
semaksimal mungkin nyaman dan menyerupai
suasana rumah.
• Sasaran : Lansia yang mempunyai masalah
kesehatan pascarawat inap dan tidak ada indikasi
untuk dirawat di rumah sakit tapi belum bisa
dirawat di rumah, dan lansia yang memiliki
kondisi tertentu sehingga membutuhkan
perawatan profesional dalam waktu yang lama.
Nursing Home

Petugas kesehatan memberikan pemenuhan


Kegiatan olah sosial di nursing home
kebutuhan oksigen dan nutrisi di nursing home
(karaoke, silaturahmi, mengembangkan
hobi, dll)

Kegiatan olah fisik (senam, latihan gerak)


di nursing home
Kegiatan olah spiritual (pengajian/kebaktian, ibadah) di nursing home
Kompetensi pelaksana PJP
Kompetensi Dokter (dengan STR) Kompetensi Perawat (STR dan
1. Profesionalitas yang Luhur pelatihan keperawatan gerontic)
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 1. Menerapkan prinsip etika dalam
3. Komunikasi efektif keperawatan
4. Landasan ilmiah ilmu kedokteran 2. Melakukan komunikasi interpersonal
dalam Asuhan keperawatan
5. Pengelolaan informasi
3. Mewujudkan dan memelihara
6. Ketrampilan klinis
lingkungan keperawatan yang aman
1) Mampu melakukan prosedur klinis melalui jaminan kualitas dan
2) Melakukan prosedur diagnosis manajemen risiko (patient safety)
3) Melakukan prosedur 4. Menerapkan prinsip pengendalian
penatalaksanaan masalah dan pencegahan infeksi yang
kesehatan secara holistik dan diperoleh dari RS
komprehensif 5. Memberikan asuhan keperawatan
4) Pengelolaan masalah kesehatan pada pasien lansia secara
7. Merujuk klien ke fasilitas pelayanan komprehensif
kesehatan yang sesuai 6. Merujuk klien ke fasilitas pelayanan
8. Mampu membina caregiver kesehatan yang sesuai
7. Membina caregiver
Kompetensi pelaksana PJP
Kompetensi tenaga kesehatan Kompetensi caregiver
lainnya (STR dan pelatihan) 1. Mampu membantu pemenuhan
a. Gizi kebutuhan sehari-hari (ADL/IADL)
1. Menilai status gizi individu 2. Mengenali dan melaporkan Lansia
2. Mengelola pemantauan asupan yang mengalami kekerasan, abuse
makanan dan gizi klien dan kecelakaan
3. Merujuk klien ke fasilitas 3. Memberikan kenyamanan
pelayanan kesehatan yang sesuai psikologis Lansia
4. Membina caregiver dalam 4. Melakukan latihan/rehabilitasi
pelayanan gizi dalam PJP pada sederhana
Lansia 5. Membantu terpenuhinya
b. Fisioterapis kebutuhan spiritual dan psikologis
1. Mampu melakukan asuhan 6. Mencari pertolongan jika terjadi
fisioterapis kondisi gawat darurat
2. Merujuk klien ke fasilitas 7. Mendorong kemandirian Lansia
pelayanan kesehatan yang sesuai
3. Membina caregiver
Pelatihan Care Giver
Pembinaan dan pengawasan
Program Lansia non PJP
Proses pembuatan serbuk jahe Produk siap konsumsi dan siap untuk di pasarkan

Pembuatan sabun cuci dari minyak


Lansia membuat dan menjual barang goreng bekas
kerajinan tangan
Dementia care corner
Puzzle demensia

Story telling
Gathering lansia
Sekolah lansia
Wisuda Sekolah
Lansia
Kebun Ramah Lansia di Level Dusun

Anda mungkin juga menyukai