Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELOMPOK KHUSUS


LANSIA

NS. ARIF RAHMAN, M.KEP


ASKEP KLP KHUSUS LANSIA
Pengertian
Rangkaian kegiatan proses keperawatan:
pengkajian ,menganalisis suatu masalah kesehatan/
keperawatan, membuat diagnosis keperawatan; membuat
perencanaan; melaksanakan perencanaan; serta melakukan
evaluasi.
Tujuan

1. Agar Klp Khusus lanjut usia dapat melakukan kegiatan


sehari-hari secara mandiri dengan peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan
kesehatan, sehingga memiliki ketenangan hidup dan
produktif sampai akhir hayatnya.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan mereka
yang usianya telah lanjut dengan perawatan dan
pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya
hidup atau semangat hidup klp khusus lanjut usia.
Lanjutan …

Tujuan
4. Menolong dan merawat klp khusus lanjut usia yang menderita
penyakit atau mengalami gangguan tertentu (baik kronis
maupun akut).
5. Merangsang petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka
menemukan kelainan tertentu.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar klien lanjut usia yang
menderita suatu penyakit/gangguan, masih dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
(Wahjudi Nugroho, 2008. Hal. 71)
Fokus Askep klp khusus Lanjut Usia

1. Peningkatan kesehatan
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. Mengatasi ganguan kesehatan yang umum
((Wahjudi Nugroho, 2008. Hal. 71)
Sasaran
Klp khusus lansia yang berada di keluarga,
(sebagai individu atau kelompok), juga kelompok
masyarakat (posyandu lansia/ karang werda /panti

Proses Keperawatan Lansia


Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Rencana keperawatan
Tindakan keperawatan
Evaluasi keperawatan
PROSES KEPERAWATAN LANSIA

1. Pengkajian
Status kesehatan yang dikaji : aspek fisik, psikis,
sosial, dan spiritual melalui wawancara, observasi,
dan pemeriksaan fisik
Tujuan:
a. Menentukan kemampuan Lansia dalam
memelihara diri sendiri
b Melengkapi data dasar untuk membuat rencana
keperawatan,
c. Memberi waktu pada lansia untuk
berkomunikasi.
Pengkajian meliputi aspek:

1. Fisik
a. Wawancara
1) pandangan lanjut usia tentang
kesehatannya
2) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut
usia
3) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
4) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi,
penglihatan, dan pendengaran.
5) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur,
buang air besar/kecil
Lanjutan …

7) Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna


dirasakan.
8) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara
kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.
9) Masalah seksual yang dirasakan.
b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk
menetahui perubahan fungsi sistem tubuh.
2) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan
fisik adalah head to toe dan sistem tubuh.
Pengkajian
2. Psikologis
a. Apakah mengenal masalah utamanya
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagaimana mengatasi stres yang dialami
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i. Perlu dikaji jg mengenai fungsi kognitif, daya
ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan
kemampuan dalam penyelesaian masalah.
Pengkajian
3. Sosial ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia
b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu
luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia.
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap
lingkungannya
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain
di luar rumah.
g. Siapa saja yang biasa menguungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya
dengan fasilitas yang ada.
Pengkajian

4. Spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai
dengan keyakinan agamanya.
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif
dalam kegiatan keagamaan.
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan
masalah apakah dengan berdoa.
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakkal.
Pengkajian

Keluarga Panti/masyarakat

Penanggungjawab
kelompok lansia, kultural,
Melibatkan keluarga
tokoh masyarakat, serta
petugas kesehatan
FORMAT
PENGKAJIAN

DIKEMBANGKAN SESUAI DENGAN


KEBERADAAN LANSIA

MINIMAL TERDIRI ATAS:


DATA DASAR (IDENTITAS, ALAMAT, USIA, PENDIDIKAN, PEKERJAAN,
AGAMA, SUKU BANGSA);
DATA BIOPSIKOSOSIALSPIRITUALKULTURAL;
LINGKUNGAN;
STATUS FUNGSIONAL;
FASILITAS PENUNJANG KESEHATAN YANG ADA;
SERTA PEMERIKSAAN FISIK.
Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan pada Kelompok Lansia
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Lansia
3. Diagnosa Diagnosa Keperawatan Individu

Masalah keperawatan
1. Gangguan Nutrisi 11. Isolasi Sosial
2. Gangguan Persepsi 12. Menarik Diri
Sensorik 13. Harga Diri Rendah
3. Gangguan Pendengaran 14. Cemas
4. Gangguan Penglihatan 15. Reaksi Berduka
5. Kurang Perawatan Diri 16. Marah
6. Intoleransi Aktivitas 17. Penolakan terhadap
7. Gangguan Pola Tidur proses penuaan
8. Perubahan Pola Eliminasi
9. Gangguan Mobilitas Fisik
10. Risiko Cedera
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN LANSIA

1. DX KEP. PADA KELOMPOK LANSIA DI PANTI


Risiko penurunan penglihatan ditandai dengan 80%
lansia di panti X mengatakan tidak dapat melihat jauh,
20% lansia di panti X pernah jatuh diselokan karena tidak
melihat jalan dengan jelas, 80% lansia dipanti X tampak
lensa matanya keruh.
2. DX KEP. PADA KELUARGA DENGAN LANSIA
Gangguan Sensori-Persepsi: Penglihatan pada Ibu S di
Keluarga Bapak A yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat lansia dengan
katarak.
3, DX KEP. SCR INDIVIDU
Gangguan Sensori-Persepsi: Penglihatan yang
berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan.
RENCANA KEPERAWATAN
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1.Sesuaikan dengan tujuan yang spesifik dimana
diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar.
2. Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan
3. Kolaborasi dengan profesi kesehatan yang terkait
4.Tentukan prioritas. Klien mungkin sudah puas
dengan kondisinya bengkitkan perubahan tetapi
jangan dipaksakan, rasa aman dan nyaman adalah yang
utama.
5. Sediakan waktu yang cukup untuk klien
6.Dokumentasikan rencana keperawatan yang telah
dibuat.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada lansia:
1. Menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya
dengan cara memenggil nama klien.
2. Menyediakan penerangan yang cukup: cahaya matahari,
ventilasi rumah, hindarkan dari cahaya yang silau,
penerangan di kamar mandi, dapur dan ruangan lain
spanjang waktu.
3. Meningkatkan ransangan panca indra melalui buku-buku
yang dicetak besar dan berikan warna yang dapat dilihat.
4. Mempertahankan dan melatih daya orientasi realita:
kalender, jam, foto-foto, serta banyaknya jumlah kunjungan.
5. Memberikan perawatan sirkulasi: hindari pakaian yang
sempit, mengikat/ menekan, mengubah posisi, dukung
untuk melakukan aktivitas, serta melakukan penggosokan
pelan-pelan waktu mandi.
TINDAKAN KEPERAWATAN

6. Memberikan perawatan pernapasan dengan membersihkan hidung, melindungi


dari angin, dan meningkatkan aktivitas pernapasan dengan latihan napas dalam
(latihan batuk). Hati-hati dengan terapi oksigen, perhatikan tanda-tanda gelisah,
keringat berlebihan, gangguan penglihatan, kejang otot, dan hipotensi.
7. Memberikan perawatan pada organ pencernaan: beri makan porsi kecil tapi
sering, beri makan yang menarik dan dalam keadaan hangat, sediakan makanan
yang disukai, makanan yang cukup cairan, banyak makan sayur dan buah,
berikan makanan yang tidak membentuk gas, serta sikap fowler waktu makan.
8. Memberikan perawatan genitourinaria dengan mencegah inkontinensia dengan
menjelaskan dan memotivasi klien untuk BAK tiap 2 jam serta obsevasi jumlah
urine pada saat akan tidur. Untuk seksualitas, sediakan waktu untuk konsultasi.
9. Memberikan perawatan kulit. Mandi: Gunakan sabun yang mengandung
lemak, hindari menggosok kulit dengan keras, potong kuku tangan dan kaki,
hindari menggaruk dengan keras, serta berikan pelemban (lotion) untuk kulit.
TINDAKAN KEPERAWATAN
10.Memberikan perawatan muskuloskeletal: bergerak dengan
keterbatasan, ubah posisi tiap 2 jam, cegah osteoporosis
dengan latihan, lakukan latihan aktif/pasif, serta anjurkan
keluarga untuk membuat klien mandiri.
11.Memberikan perawatan psikososial: jelaskan dan motivasi
untuk sosialisasi, bantu dalam memilih dan mengikuti
aktivitas, fasilitasi pembicaraan, sentuhan pada tangan
untuk memelihara rasa percaya, berikan penghargaan, serta
bersikap empati.
12.Memelihara keselamatan: usahakan agar pagar tempat tidur
(pengaman) tetap dipasang, posisi tempat tidur yang
rendah, kamar dan lantai tidak berantakan dan licin, cukup
penerangan, bantu untuk berdiri, serta berika ;penyangga
pada waktu berdiri bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai