Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELOMPOK KHUSUS


LANSIA

by:
Ns. Dawson Zulveritha, S.Kep, M.KM
KEPERAWATAN GERONTIK

Adalah suatu bentuk pelayanan profesional yg


didasarkan ilmu dan kiat keperawatan
gerontik yg berbentuk bio- psiko- sosial-
kultural dan spiritual yg komprehensif,
ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat
maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok / panti atau masyarakat
ALASAN MENINGKATNYA
JUMLAH LANSIA
1. Menurunnya mortalitas bayi &anak
2. Metode persalinan yang baik
3. Turunnya angka kematian
4. Kemajuan diagnostik dan terapi
5. Perbaikan gizi &sanitasi
6. Meningkatnya pengawasan penyakit infeksi
TUJUAN PELAYANAN
GERIATRI
1. Optimalisasi derajad kesehatan
2. Memelihara derajad kesehatan
3. Miningkatkan kemandirian
4. Comfortable death
PRINSIP PELAYANAN
GERIATRI
• Pendekatan yang menyeluruh
• Orientasi terhadap kebutuhan klien
• Diagnosis secara terpadu
• Team work
• Melibatkan keluarga dalam pelaksanaan
Pendekatan Perawatan
Lanjut Usia
• Pendekatan fisik
Pendekatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2
bagian yaitu :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang
mengalami kelumpuhan atau sakit.
• Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang
Yaitu:
a. Untuk mengadakan pendekatan edukatif pada
klien lanjut usia
b. Perawat dapat berperan sebagai supporter
c. Interpreter terhadap segala sesuatu yang asing
d. Sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab.
• Pendekatan sosial
a. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan
bercerita merupakan upaya perawatan
dalam pendekatan sosial.
b.Memberi kesempatan berkumpul bersama
dengan sesama klien lanjut usia untuk
menciptakan sosialisasi mereka.
• Pendekatan spiritual
a. Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutama bila
klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
b. Maut seringkali menggugah rasa takut. Rasa takut semacam ini didasari
oleh berbagai macam factor, seperti tidakpastian akan pengalaman
selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang sering menyertainya,
kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan keluarga/ lingkungan
sekitarnya.
•  
Mitos dan fakta tentang
lansia
Menurut Sheiera Saul, 1974 mitos-mitos seputar lansia antara
lain sebagai berikut:
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
•Adanya anggapan bahwa para lansia dapat santai menikmati hidup,
hasil kerja, dan jerih payahnya di masa muda.
•Berbagai guncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataannya, sering ditemui lansia yang mengalami stress karena
kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit.
2. Mitos konservatif dan kemunduran
•Konservatif berarti kolot, bersikap mempertahankan
kebiasaan, tradisi, dan keadaan yang berlaku.
•Adanya anggapan bahwa para lansia itu tidak kreatif,
menolak inovasi, berorientasi ke masa silam, kembali ke
masa kanak-kanak, sulit berubah, keras kepala, dan
cerewet.
•Kenyataannya, tidak semua lansia bersikap dan
mempunyai pemikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
•Adanya anggapan bahwa masa tua dipandang sebagai
masa degenerasi biologis yang disertai berbagai penyakit
dan sakit-sakitan.
•Kenyataannya, tidak semua lansia berpenyakitan.
•Saat ini sudah banyak jenis pengobatan serta lansia
yang rajin melakukan pemeriksaan berkala sehingga
lansia tetap sehat dan bugar.
4. Mitos senilitas
•Adanya anggapan bahwa para lansia sudah pikun.
Kenyataannya, banyak yang masih tetap cerdas dan
bermanfaat bagi masyarakat, karena banyak cara untuk
menyesuaikan diri terhadap penurunan daya ingat.
5. Mitos tidak jatuh cinta
•Adanya anggapan bahwa para lansia sudah tidak lagi jatuh
cinta dan bergairah kepada lawan jenis. Kenyataannya,
perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa
serta perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi tua.
6. Mitos aseksualitas
•Adanya anggapan bahwa pada lansia hubungan seks menurun,
minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.
Kenyataannya, kehidupan seks para lansia normal-normal saja dan
tetap bergairah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya lansia yang
ditinggal mati oleh pasangannya, namun masih ada rencana untuk
menikah lagi.
7. Mitos ketidakproduktifan
•Adanya anggapan bahwa para lansia tidak produktif lagi.
Kenyataannya, banyak para lansia yang mencapai kematangan,
kemantapan, dan produktivitas mental maupun material.
TUJUAN
ASKEP GERONTOLOGY
1. Meningkatkan kemandirian dalam ADL dengan
upaya promotif, preventif dan rehabilitatif
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
dan kemampuan dalam melakukan tindakan
pencegahan dan perawatan
3. Mempertahankan serta memiliki semangat
hidup yang tinggi.
4. Menolong dan merawat gerontik yang
menderita sakit sesuai dengan
kemampuan gerontik
5. Menegakkan diagnosa dini pagi petugas
kesehatan
6. Mempertahankan kebebasan yang
maksimal dengan meningkatkan
kemandirian
FOKUS
ASKEP GERONTOLOGY

1. Peningkatn Kesehatan (Health


Promotion)
2. Pencegahan penyakit (Preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. Menganalisa gangguan umum
LINGKUP PERAN
DAN TANGGUNGJAWAB

1. Fenomena yang menjadi bidang


garap keperawatan gerontik adalah
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia (KDM) lanjut usia sebagai
akibat proses penuaan.
2. Lingkup askep gerontik
a. Pencegahan terhadap ketidakmampuan
akibat proses penuaan
b.Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan akibat proses penuaan
c. Pemulihan ditujukan untuk upaya
mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan
3. Tanggung jawab Perawat Gerontik
a. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara
optimal
b. Membantu klien lansia untuk memelihara
kesehatannya
c. Membantu klien lansia menerima kondisinya
d. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan
diperlakukan secara manusiawi sampai dengan
meninggal.
4. Sifat Pelayanan Gerontik
a.Independent (layanan tidak
tergantung pada profesi lain/mandiri)
b.Interdependent
c. Humanistik (secara manusiawi)
d.Holistik (secara keseluruhan)
Dalam prakteknya keperawatan gerontik
meliputi peran dan fungsinya sebagai berikut:
1.Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung
2.Sebagai Pendidik klien lansia
3.Sebagai Motivator
4.Sebagai Advokasi
5.Sebagai Konselor
TIPOLOGI MANUSIA
LANJUT USIA
 Sering dijumpai
a. Tipe arif bijaksana
b. Tipe mandiri
c. Tipe tidak puas
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
Menurut kemampuannya
a. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
b. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung
keluarganya
c. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung
d. Lanjut usia dibantu oleh Badan sosial
e. Lanjut usia panti Sosial Tresna Werda
f. Lanjut usia yg diraswat dirumah sakit
g. Lanjut usia dg ggn mental
PRESPEKTIF KEPERAWATAN
LANSIA
• Pergeseran pelayanan dari klinik ke
komunitas
• Pergeseran pembayaran pemeliharaan
kesehatan
• Pendidikan berkelanjutan
• Pengembangan peran & tanggung jawab
TREND ISSUE
1. Asas hukum dan organisasi keperawatan gerontik
2. Lansia dalam kependudukan di Indonesia
(keadaan dan permasalahannya)
3. Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia
4. Sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam
pelayanan lansia
5. Model pemberian pelayanan perawatan profesional pada
klien dan lansia
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai