Anda di halaman 1dari 3

2.

Tujuan Gerontologi Geriatri

a. Tujuan Gerontologi
1. Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya
berkaitan dengan proses penuaan.
2. Membantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia
3. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehataan lanjut usia,
baik jasmani, rohani, maupun sosial secara optimal.
4. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya meningkatkaan
kesejahteraan lanjut usia.
5. Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari
6. Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
7. Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit
8. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
b. Tujuan Gereatri
1. Mempertahankan derajat kessehataan pada lanjut usia pada taaraaf yang
setinggi-tinginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental.
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal
dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan
tertentu.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin para lanjut usia yang menderita suatu
penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal).
5. Bila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka sudah
sampai pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberi
bantuan yang simpatik daan perawatan dengan penuh pengertian (dalaam aakhir
hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang maksimal sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang).
E. Fenomena Bidang Garap Keperawatan Gerontik

Fenomena yang menjadi bidang gerap keperawatan gerontik adalah tindakan


terpenuhinya kebutuhan dasar manusia sebagai akibat proses penuaan. Menurut shelera
saul (dalam martono, Hadi, 2009):

1. Mitos kedamain dan keetenangan


Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jernih payahnya dimasa muda dan
da
dewasanya. Badai dan berbagi goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil
dilewati.
Kenyataan:
a. Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderita
karena penyakit.
b. Depresi
c. Kekhawatiran
d. Paranoid
e. Masalah psikotik
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
Pandaangaan bahwa lanjut usia padaa umumnya konservatif, tidak kreatif, menolak
inovsi, berorientasi kemasa silam, merindukan masa laalu, kembaali kemasa anak-
anak, susah berubah, keras kepala, dan cerewet.
Kenyataan: tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai
penderita akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menuan (lanjut usia
merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).
Kenyataan : memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit, tetapi banyak penyakit yang
masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh keerusakan bagian
otak,
Kenyataan : banyak lanjut usia yang tetap sehat dan segar. Banyaak cara untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan dayaa ingat.
5. Mitos tidak jatuh cinta
Lanjut usia tidsk lagi jatuh cinta dan gairaah kepada lawaan jenis tidak ada.
Kenyataan : perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa.
6. Mitos aseksualitas
Ada pandaangan bahwaa pada laanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat,
dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkuranf.
Kenyataan : kehidupan seks pada lanjut usia normal saja. Memang frekuensi
hubungan seksual menurun, sejalan dengan menigkatnya usia.
7. Mitos ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif
Kenyataan : banyak lanjut usia yang mencapai kemataangan, kemapanan, dan
produktivitas mental dan material.

Anda mungkin juga menyukai