L
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI DESA KALASEY II JAGA I
KEC.MANDOLANG DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TATELI
Dosen Pembimbing :
HERLINA MEMAH
Disusun oleh:
T.A 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process.
Ilmu yang mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan
degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia
disebut gerontology (Cunningham & Brookbank, 1988).
B. Batasan-batasan Lansia
14. Berpenyakitan
15. Mitos: Dipandang mengalami masa degenerasi biologis disertai
penderitaan-penderitaan akibat dari bermacam-macam penyakit yang
menyertai proses menua.
16. Kenyataan: roses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh, tetapi
pada jaman sekarang penyakit pada masa tua dapat diobati dan
dikontrol.
17. Penurunan daya ingat
18. Mitos: Masa pikun karena kerusakan bagian otak
19. Kenyataan: Banyak lansia yang tetap bugar dan sehat serta tidak
mengalami penurunan daya ingat. Selain itu banyak cara untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat
D. Tipe-tipe Lansia
1. Arif dan bijaksana
2. Kaya dengan pengalaman. Dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman serta mempunyai kesibukan dan bersikap ramah,
rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan
seringkali menjadi panutan.
3. Mandiri
4. Mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru. Selektif
dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi
undangan.
5. Tidak puas
6. Mengalami konflik lahir batin karena proses penuaan. Biasanya akibat
dari kehilangan kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status
sosial, teman yang disayangi dll.
7. Bingung
8. Kaget dikarenakan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
minder, menyesal, pasif, acuh.
1. Tipe Konstruktif
a. integritas baik
b. dapat menikmati hidup
c. toleransi tinggi
d. humoris
e. fleksibel dan thu diri
f. dapat menikmati proses menua
g. mengalami dan menjalani masa pensiun dengan senang
h. menghadapi masa akhir dengan tenang
2. Tipe Ketergantungan (dependent)
a. masih dapat diterima ditengah masyarakat
b. selalu pasif
c. tidak berambisi
d. masih tahu diri
e. tidak mempunyai inisiatif
f. bertibdak tidak praktis
g. biasanya dikuasai istri
h. senang mengalami masa pensiun
i. banyak makan dan minum
j. tidak suka bekerja
k. senang berlibur
3. Tipe Defensive
a. dulu mempunyai pekerjaan yang jabatannya tidak stabil
b. selalu menolak bantuan
c. emosi sering tidak dapat dikontrol
d. memegang teguh kebiasaan
e. takut menjadi tua
f. tidak menyenangi masa pensiun
4. Tipe Bermusuhan
a. menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya
b. selalu mengeluh
c. bersikap agresif, curiga
d. pekerjaannya dulu tidak stabil
e. mengenggap menjadi tua tidak ada baiknya
f. takut mati
g. iri hati pada orang muda
I. Pengertian
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam
urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan
asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &
Suddarth. 2001).
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam
urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.
Jadi, Gout atau sering disebut “asam urat” adalah suatu penyakit
metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi
penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
II. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi
pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik
dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan
asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid
dan etambutol..
III. Pathofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam
tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil :
a. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal
b. Menurunnya ekskresi asam urat.
c. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat
yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh,
penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut
dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi
juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat
maningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan
menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri
yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang
sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian
mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya
disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung
berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama
serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6
sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan
polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan
yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau gout
kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang
besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi
terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan
organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan
pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.
Gangguan akut :
o Nyeri hebat
o Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
o Sakit kepala
o Demam.
Gangguan kronis :
o Serangan akut
o Hiperurisemia yang tidak diobati
o Terdapat nyeri dan pegal
o Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan
monosodium urat dalam jaringan)
V. Penatalaksanaan Medik
Tujuan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah
serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral),
Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone,
Indomethacin.
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Kompres dingin
d. Diet rendah purin
e. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
f. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari
Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
g. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan
inflamasi.
h. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan.
i. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi
asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada
pasien dengan gagal ginjal).
j. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane) pada
pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan
asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.
VI. Komplikasi
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis
dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
VIII. Pencegahan
Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya
harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori.
Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat
karena adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat
melalui urine.
Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan
ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.
Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari
total kalori.
Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan
adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air.
Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-
buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena
keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat
mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka
yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan
meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn W.L
I. Pengkajian
A. Identitas
Nama : Tn W.L
Tempat / Tanggal Lahir : KAKAS 14 AGUSTUS 1933
Nama Wisma :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 86 Tahun
Kategori : old
Status : Duda
Agama : Kristen
Suku : minahasa
Tingkat Pendidikan : Tamat SD
Sumber Pendapatan :berkebun
Keluarga Yang Dapat Dihubungi : Tn. W.S mengatakan keluarga yang
dapat di hubungi adalah anak.
Riwayat Pekerjaan : petani.
B. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini: Tn. W.S mengatakan sering merasakan
kelelahan, merasa pusing, dan sering terbangun tengah malam
Keluhan yang dirasakan 3 bulan terakhir : Tn.W.S mengatakan batuk (
saat klien mengonsumsi rokok)
Penyakit saat ini: Tn. W.S saat ini menderita penyakit hipertensi,
terdiagnosa -+ 3 tahun yang lalu,dan minum obat amlodipine 5mg dan
klien tidak minum obat teratur
Kejadian penyakit 3 bulan terakhir : Tn. W.L Sering merasa pusing saat
klien pulang kebun dan merasa kelelahan dan batuk saat mengonsumsi
rokok itu yang menyebabkan td naik.
C. Status Fisiologis
Postur Tulang Belakang : sedikit membungku
Tanda – tanda vital dan status gizi
1) Suhu : 36 °C
2) Tekanan Darah : 150/90 mmHg
3) Nadi : 80 x/m
4) Respirasi : 22 x/m
5) Berat Badan : 60 kg
6) Tinggi Badan : 155 cm
4. IMT : 25
1. Kepala
Kebersihan : Bersih dan rambut putih
Kerontokan Rambut : bersih
Keluhan : Tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Tidak Ikterik
Strabismus : Tidak Ada
Penglihatan : Kabur
Peradangan : Tidak
Riwayat katarak : Tidak
Keluhan : Penglihatan sedikit kabur
Penggunaan Kacamata : Tidak
3. Hidung
Bentuk : Simetris kiri dan kanan
Peradangan : Tidak
Penciuman : Baik
Keluhan : Tidak Ada
4. Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : Baik.
Mukosa : Lembab.
Peradangan / Stomatitis : Tidak
Gigi geligi : Ompong
Radang Gusi : Tidak
Kesulitan mengunyah : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
5. Telinga
Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak
Pendengaran : Tidak
Jika terganggu jelaskan : -
6. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak
JVD : Tidak
Kaku kuduk : Tidak
7. Dada
Bentuk dada : Simetris kiri dan kanan
Retraksi : Tidak
Wheezing : Tidak
Ronchi : Tidak
Suara jantung tambahan : Tidak
Ictus Cordis : Tidak
8. Abdomen
Bentuk : Sedikit buncit
Nyeri tekan : Tidak
Kembung :Tidak
Supel :Tidak
Bising Usus :Tidak
Massa :Tidak
9. Genetalia
Kebersihan : Baik
Hemoroid : Tidak Ada
Hernia :Tidak Ada
10. Ekstermitas
Kekuatan otot atas : 5 (skala 1-5)
bawah : 4 (skala 1-5) factor usia
Rentang gerak : Terbatas
Deformitas : tidak
Tremor : Tidak
Edema kaki : tidak
Penggunaan alat bantu : Tidak
Biceps + +
Triceps + +
Knee - -
Achiles + +
Keterangan : Refleks + : Normal Refleks - : Menurun/Meningkat
11. Intergumen
Kebersihan : Baik
Warna : Tidak Pucat
Kelembaban : Kering
Gangguan pada kulit : Tidak Ada
12. Test Koordinasi / Keseimbangan :
D. Pengkajian Psikososial
Pertanyaan Tahap II
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali
dalam satu bulan : Tidak Ada
Ada masalah atau banyak pikiran : Tidak Ada
Ada gangguan atau masalah dengan orang lain : Tidak Ada
Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
: Tidak Ada
Cenderung mengurung diri : Tidak Ada
Kesimpulan : Berdasarkan pertanyaan di atas klien tidak
mengalami gangguan emosional.
2. Tingkat kerusakan intelektual
Dengan menggunakan SPMSQ ( Short Portable Mental Status
Quisioner )
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar di bawah ini :
Interpretasi
Gangguan BAB
1. Frekuensi BAB : 2 hari/1 x
2. Konsistensi : Encer
3. Gangguan BAB : Tidak Ada
Gangguan BAK
1. Frekuensi BAK : 4-6 kali/hari
2. Warna urine : Kuning jernih
3. Gangguan BAK : Tidak ada
Pola Aktivitas
Kegiatan produktif yang dilakukan : Tidak ada
Pola pemenuhan kebersihan diri
1. Mandi : 2 x/ Hari
2. Memakai sabun : Ya
3. Sikat gigi : tidak (ompong)
4. Menggunakan pasta gigi :-
5. Kebiasaan berganti pakaian bersih : 2x/hari
DENGAN SKOR
No KRITERIA BANTUAN MANDIRI YANG KETERANGAN
DIDAPAT
Frekuensi : 3x/hari
1 Makan 5 10 10 Jumlah : 1 Porsi di habiskan
Jenis : Nasi, ikan, sayur, buah
2 Minum 5 10 10 Frekuensi : ±5kali/hari
Jumlah : 4-6 gelas
Jenis : Air putih
3 Berpindah dari kursi ke
tempat tidur,atau 5-10 15 10
sebaliknya
4 Personal toilet ( cuci
muka, menyisir rambut, 0 5 15 Frekuensi : 2x/hari
gosok gigi )
5 Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh, 5 10 15
menyiram)
6 Mandi 5 15 15 Frekuensi : 1x/hari
7 Jalan di permukaan 0 5 0
datar
8 Naik turun tangga 5 10 5
9 Mengenakan pakaian 5 10 10
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10 Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : lembek
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 10 Frekuensi : 4-6 kali/hari
Konsistensi : Kuning jernih
12 Olahraga/latihan 5 10 5 Jenis : Senam Lansia
Frekuensi : 1x 1 minggu
13 Rekreasi/pemanafatan 5 10 5 Jenis : Nonton Tv
waktu luang Frekuensi : 1-2 kali
Jumlah 110 Mandiri
Interpretasi :
5-60 : Ketergantungan total
65-125 :Ketergantungan sebagian
130 : Mandiri
Kesimpulan : Berdasarkan penilaian tingkat kemandirian dalam kehidupan
sehari-hari (Indeks Barthel) klien mandiri sebagian dengan skor 130.
F. Pengkajian lingkungan
1. Pemukiman
Luas Bangunan : 17 x 15 m2
Bentuk Bangunan : Rumah
Jenis bangunan : semi Permanen
Atap Rusun : Seng
Dinding : Tembok
Lantai : semen (ada banyak kursi yang bisa
menyebabkan factor cedera(jatuh)
Kebersihan Lantai : Baik
Ventilasi : Baik, 15 % luas lantai
Pencahayaan : Baik, menggunakan listrik(pencahayaan
baik,dan malam hari pencahayaan baik)
Pengaturan Penataan Perabot :Baik
Kelengkapan Alat Rumah Tangga : tidak lengkap
2. Sanitasi
Penyediaan air bersih ( MCK ) : Mata air
Penyediaan air minum : Air rebus
Pengelolaan Jamban : bersama
Jenis jamban : Jongkok
Jarak dengan sumber air : > 8 meter
Sarana pembuangan air limbah : Lancar
Petugas sampah : Petugas Sampah
Polusi udara : Rumah Tangga
Pengolahan binatang pengerat : Tidak Ada
3. Fasilitas
Peternakan : Ayam
Sarana olahraga : Tidak ada
Taman : Ada
Ruang pertemuan : Ada
Sarana hiburan : Ada , TV
Sarana ibadah : Ada
Pengkajian Lingkungan
Halaman Kamar 1
Pintu Kamar 2
Kamar Mandi
Ruang keluarga
Pilihlah jawaban terbaik ( beri tanda √ ) tentang apa yang anda rasakan 1 minggu
terakhir
Do : ketidakpatuhan mnm
- Td : 150/90mmhg obat
resiko kekambuhan
3. DS : klien mengatakan Usia Resiko cedera
penglihatan mulai menurun (jatuh)
Resiko cedera
(jatuh)
Diagnosa Keperawatan
keliuarga
untu
menyediakan
pengaman
(pegangan) di
rumah dan
halaman
rumah
IMPLEMENTASI
Pengkajian dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada. Pada hasil
pengkajian didapatkan data klien mengatakan nyeri dibagian kaki kanan.
Hasil pemeriksaan di vital sign : TD: 120/80 mmHg, N: 81x/menit, R:
21x/menit, SB: 36°C
Diagnosa keperawatan yang didapatkan pada kasus ini terdapat 2 diagnosa
keperawatan yaitu
Nyeri sendi b/d agen cederah biologis
Mobilisasi fisik B/D proses penyakit d/d kaki bengkak
Intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan masalah
keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang direncanakan untuk
diagnose Nyeri berhubungan dengan proses penyakitadalah :
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
Rasional: Menentukan sejauh mana nyeri dirasakan
2. Memberikan edukasi tentang hipertensi
Rasional: Agar klien mengerti tentang penyakit yang dideritanya
3. Monitor tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengetahui keadaan umum pasien
4. Anjurkan teknik non-farmakologi (relaksasi nafas dalam)
Rasional: Membantu klien menjadi lebih rileks dan nyaman
Sedangkan pada diagnose yang kedua resiko jatuh berhubungan dengan
kesulitan berjalan adalah:
1. Anjurkan untuk menggunakan alat bantu
Rasional: Jika diperlukan untuk berjalan
2. Ajarkan gerakan latihan keseimbangan
Rasional: Untuk mencegah terjadinya resiko jatuh
3. Berikan penyuluhan tentang apa saja bahaya lingkungan sekitar
Rasional: Agar klien mengetahui bahaya apa saja yang ada
dilingkungan sekitar.
Implementasi dilakukan pada tanggal 30 Oktober s/d 1 November 2019.
Implementasi yang telah dilaksanakan sesuai dengan intervensi (NIC)
yang telah disusun.
Evaluasi dilakukan pada 30 Oktober s/d 1 November 2019. Evaluasi yang
telah dilaksanakan sesuasi dengan tujuan keperawatan (NOC) yang telah
disusun.