Sehubungan dengan hal tersebut, Birren and Jenner (1977) mengusulkan untuk
membedakan antara: usia biologis, usia psikologis dan usia social.
Usia biologis : yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya
berada dalam keadaan hidup tidak mati.
Usia Psikologis : yang menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk
mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
MATERI 3
b. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap gejala sesuatu
yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawar
hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan wkatu yang
cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanut usia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip “Tripple S”, yaitu sabar, Simpatik dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bisa melakukan secara perlahan-lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung
mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak
menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini merka dapat merasa puas
dan bahagia.
c. Pendekatan social.
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat dalam
pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut
usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi, pendekatan social ini merupakan suatu
pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk social yang
membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan social
antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawatan sendiri.
d. Pedekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungan dengan
Tuhan atau agama yang dianutnya, terutama bila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau
mendekati kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian,
DR. Tony setyabudhi mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa takut. Rasa takut
semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidakpastian akan pengalaman
selanjutnya, adanya rasa sakit/penderitaan yang sering menyertainya, dan kegelisahan untuk
tidak kumpul lagi dengan keluarga/lingkungan sekitarnya.
Apabila kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga, perawat atau petugas
harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun keluarga tadi ditinggalkan, masih ada orang
lain yang mengurus mereka. Sedangkan bila ada rasa bersalah selalu segera menghantui pikiran
lanjut usia (Guilty feeling), sebaiknya perawat ssegera menghubungi seorang rohaniawan untuk
dapat mendampingi lanjut usia dan mendengarkan keluhan-keluhannya maupun pengakuan-
pengakuannya.
3. Mitos Berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerative biologis yang disertai oleh berbagai
penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua. (lanjut usia
merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).
Kenyataan:
Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit.
Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak
(banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan daya ingat.
6. Mitos Aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan,
gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.
Kenyataan:
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja. Memang frekuensi
hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.
Kenyataan:
Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan, dan
produktifitas mental dan material.