Anda di halaman 1dari 36

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATN KELUARGA DENGAN USIA LANJUT
(GERONTIK)

III.PENDAHULUAN

Usia lanjut adalah suatu proses alami yang dialami oleh setiap orang
dan tidak dapat dihindarkan. Dengan berhasilnya pembangunan nasional,
khususnya pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dengan turunnya angka
kematian bayi dan angka kelahiran serta perbaikan gizi masyarakat, maka
sebagai dampak positif adalah meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir
di Indonesia yang berkisar pada umur 70 tahun pada tahun 2000.
Pada tahun 1990-2025 diperkirakan oleh USA-Bureau of the Census,
jumlah usia lanjut di Indonesia menduduki peringkat pertama (terbesar)
sebesar 414% dengan jumlah  29 juta jiwa. Hal ini semua merupakan
gambaran pada seluruh negara bahwa berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
tehnologi serta kemajuan kondisi sosial ekonomi, usia harapan hidup semakin
meningkat.
Dibalik keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan
dengan meningkatnya jumlah usia lanjut seperti diuraikan diatas, memberikan
dampak tersendiri terhadap permasalahan kesejahteraan dan kesehatan usia
lanjut itu sendiri. Dimulai dari permasalahan dari perubahan-perubahan yang
dialami usia lanjut sampai dengan pengaruh perubahan tersebut terhadap
kondisi keluarga, masyarakat bangsa dan negara.
Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan pelayanan khusus di
bidang kesehatan, sosial kemasyarakatan, kesejahteraan bahkan spiritual bagi
usia lanjut, sehingga didapatkan peningkatan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia, sejahtera dan
berguna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya di tengah-tengah masyarakat.
1
IV. PENGERTIAN
Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang
ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap
stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun
psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Pada zaman dahulu, usia lanjut di diidentikkan/di cirikan sebagai suatu
masa dimana seseorang sudah tidak mampu melakukan apapun, tidak
menyenangkan, dianggap bodoh sehingga ditertawakan, loyo, sulit hidup
dengan orang lain, tidak bermanfaat dan berbagai pendapat lain yang
menyudutkan usia lanjut.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser
dengan suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan
tetap dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan
berguna bagi lingkungannya.

V. PROSES MENUA

Proses menua (= menjadi tua = aging) adalah proses menghilangnya


secara perlahan-lahan kemampuan tubuh untuk mengganti sel yang rusak dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap rangsangan (misalnya penyakit) dan tidak mampu memperbaiki
kerusakan yang di derita. Artinya, seseorang yang sudah mendekati tua akan
kehilangan daya tahan tubuhnya.
Proses menua ini tidaklah berasal dari perubahan dari satu sisi saja,
akan tetapi terdapat berbagai faktor yang berkaitan yang menyebabkan
seseorang menjadi tua, misalnya pengaruh tubuh, lingkungan, budaya gaya
hidup yang salah dan lain-lain.
Terdapat berbagai pendapat tentang terjadinya proses menua, salah
satunya adalah teori jam genetik. Mereka berpendapat bahwa dalam tubuh kita
telah terdapat suatu program tertentu yang terus berputar seperti jarum jam,

2
bila jam ini berhenti maka kita akan meninggal dunia meski tanpa disertai
kecelakaan atau penyakit.
Selain pendapat diatas, beberapa ahli juga mengatakan bahwa menua
disebabkan karena adanya pengaruh radiasi, zat kimia dan perubahan
kekebalan tubuh sehingga akan memperpendek umur. Disamping itu,
berkurangnya proses tubuh untuk mendapatkan kalori/tenaga sudah berkurang
sehingga pertumbuhan dan perpanjangan umur terhambat.
TEORI – TEORI PROSES MENUA
A. Teori Biologis
Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang
mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan
serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi
menjadi :
1. Teori Instrinsik
Teori ini berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri
sendiri.
2. Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan
pengaruh lingkungan.
Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :
1. Teori Genetik Clock
Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara
genetik untuk species – species tertentu. Tiap species mempunyai
didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis
dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal
dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan

3
bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa
species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi
somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia
dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat
mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang
progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu
hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah
hipotesis error catastrope.
3. Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya
radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik
seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel – sel tidak
dapat beregenerasi.

B. Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah
teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan
bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur – angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif
maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :
1. Kehilangan peran (Loss of Role)
2. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact & Relationships)

4
3. Berkurangnya komitmen (Reduced Commitment to Social Mores
& Values)

C. Teori Psikologi
Teori tugas perkembangan :
Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap
kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas
perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik,
penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya
penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun
dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya
dan orang – orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan
hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan
peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara
memuaskan.

Lingkaran tertutup antara proses menua dan penyakit.

Proses Menua

Penyakit Menua Menurunkan


Tenaga

Banyak Kelainan aktifitas menurun

Refleksi dari penyakit lain  aktifitas mencari nafkah

Kesegaran jasmani dan nutrisi  sumber dana dan nafkah 

Kemauan memelihara diri menurun

Gangguan psikologis ( mengisolasi diri )


VI. PEMBAGIAN KELOMPOK USIA LANJUT
a. Departemen Kesehatan RI
5
Depkes RI membagi usia lanjut menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Masa Virilitas/menjelang usia lanjut : 45-54 tahun
2. Masa Prasenium/ usia lanjut : 55-64 tahun
3. Masa Senium/usia lanjut :  65 tahun
b. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
1. Usia Lanjut : 60-74 tahun
2. Usia Tua : 75-89 tahun
3. Usia Sangat Lanjut :  90 tahun

Focus Assesment
A. Fisik / biologis
1. Wawancara riwayat kesehatan
- Pandangan lansia tentang kesehatannya
- Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
- Kekuatan fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan).
- Kebiasaan lansia merawat diri sendiri .
- Kebiasaan makan , minum , istirahat /tidur ,BAB / BAK .
- Kebiasaan gerak badan / olah raga .
- Perubahan – perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan .
- Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum
obat .
- Masalah – masalah seksual yang dirasakan .

2. Pemeriksaan fisik
- Sistem intergumen / kulit
- Muskuluskletal
- Respirasi
- Kardiovaskuler
- Perkemihan
- Persyarafan
- Fungsi sensorik ( penglihatan , pendengaran, pengecapan dan
penciuman ).

6
B. Psikologis
 Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk
daya ingat, proses fikir
 Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas , kemampuan dalam
menyelesaikan masalah.
 Perubahan umum yang terjadi :
~ Penurunan daya ingat
~ Proses pikir lambat
~ Adanya perasaan sedih
~ Merasakan kurang perhatian
 Hal hal yang perlu dikaji meliputi
- Apakah mengenal masalah masalah utamanya
- Apakah optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan
- Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
- Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak
- Bagaimana mengatasi , masalah atas stress yang dialami
- Apakah mudah untuk menyesuaikan diri
- Apakah usila untuk menyesuikan diri
- Apakah usila menggali kegagalan
- Apakah harapan searang dan dimasa yang akan datang , dll.

C. Sosial ekonomi
 Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun
dengan lingkungan dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organi
sosial .
 Penghasilan yang diperoleh
 Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi .
 Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain :
- Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang .
- Sumber keuangan .
7
- Dengan siapa yang ia tinggal .
- Kegiatan organisasi sosial yang diikuti
- Pandangan lansia terhadap lingkungannya
- Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
- Siapa saja yang bisa mengunjunginya
- Seberapa besar ketergantungannya
- Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang
ada
D. Spiritual
 Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut
dapat diterapkan.
 Hal – hal yang perlu dikaji antara lain
- Kegiatan ibadah setiap hari
- Kegiatan keagamaan
- Cara menyelesaikan masalah ( Doa )
- Terlihat sabar dan tawakal

Masalah / Diagnosa Keperawatan


A. Fisik / Biologis
a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh s.d. intake yang tidak
adekuat)
b. Gangguan persepsi s.d. gangguan pendengaran/penglihatan.
c. Kurangnya perawtan diri s.d. menurunnya minat dalam merawat diri.
d. Resiko cidera fisik (jatuh) s.d. penyesuaian terhadap penurunan fungsi
tubuh tidak adekuat.
e. Perubahan pola eliminasi s.d. pola makan yang tidak efektif.
f. Gangguan pola tidur s.d. kecemasan atau nyeri.
g. Gangguan pola nafas s.d. penyempitan jalan nafas.
h. Gangguan mobilisasi s.d. kek sendi.

8
B. Spiritual
1. reaksi berkabung / berduka s.d. ditinggal pasangan.
2. penolakan terhadap proses penuaan s.d. ketidaksiapan menghadapi
kematian.
3. marah terhadap Tuhan s.d. kegagalan yang dialami.
4. perasaan tidak tenang s.d. ketidakmampuan melakukan ibadah secara tidak
tepat.

Intervensi keperawatan
Tujuan perencanaan :
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan
kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.

Tujuan tindakan keperawatan, ditujuakan pada pemenuhan kebutuhan


dasar :
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan.
c. Memlihara kebersihan diri
d. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
e. Meningkatkan hubungan interpersonalmelalui komunikasi efektif.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi


 Peran pemenuhan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kkesehatan dan
kebugaran serta memperlambat timbulnya penyakit degenaratif sehingga
menjamin hari tua tetap sehat dan aktif.
 Masalah yang sering dihadapi : penurunan alat penciuman dan pengecapan,
pengunyahan kurang sempurna, rasa kurang nyaman saat makan karena gigi
tidak lengkap, rasa penuh diperut dan kesukaran BAB karena melemahnya
otot lambung dan peristaltik usus sehingga nafsu makan berkurang.
 Menolak makan/makan berlebihan akibat kecemasan dan putus asa akibat
gangguan tugas perkembangan.

9
 Masalah gizi yang sering timbul : gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan
vitamin, kelebihan vitamin.

Intervensi :
 Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
 Berikan banyak minum dan kurangi makan.
 Usahakan makanan banyak mengandung serat..
 Batasai makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak,
makanan berlemak).
 Kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori, wanita 1700 kalori:
 KH 60% dari jumlah kalori
 Lemak 15 – 20%
 Protein 20 – 25%
 Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda.
 Air 6 – 8 gelang/hari.
 Membatasi minum kopi dan teh.

Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia


 Kecelakaan yang sering terjadi : jatuh, kecelakaan lalu lintas, kebakaran 
karena fleksibilitas kai mulai berkurang, penurunan fungsi pendengaran dan
penglihatan, lingkungan yang kurang aman

Intervensi:
 biarkan menggunakan alat bantu
 latih untuk / mobilisasi
 menggunakan kaca mata
 menemani bila berpergian
 ruangan dekat kantor
 meletakkan bel dibawah bantal
 tempat tidur tidak terlalu tinggi
 menyediakan meja kecil dekat tempat tidur
10
 lantai bersih, rata dan tidak licin / basah
 Peralatan yang menggunakan roda dikunci
 Pasang pengaman dikamar mandi
 Hindari lampuyang redup dan yang menyilaukan ( sebaiknya lampu 70-100
watt)
 Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet

Memelihara kebersihan diri :


 Sebagaian lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan
perawatan diri secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia
muda, kelemahan dan tidakmampuan.
 Masalah :keringat berkurang  kulit lansia bersisik, kering

Intervensi :
 Mengingatkan / membantu
 Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.

Memelihara keseimbangan istirahat / tidur :


 Masalah yang sering terjadi :gangguan tidur

Intervensi :
 Menyediakan tempat tidur yang nyaman
 Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi
 Melatih melakukan latihan fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll)

Meningkatkan hubungan interpersonal :


 Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas
marah mudah tersinggung, curiga dapat terjadi karena hubungan interpersonal
yang tidak adekuat

11
Intervensi
 Berkomunikasi dengan kontak mata
 Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan
dilakukan
 Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
 Menghargai pendapat lansia
 Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari–hari sesuai dengan kemampuan.

12
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA “ NG ‘’


DENGAN DIABETES MELITUS DI BANJAR PALBESI DESA
GEROKGAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEROKGAK I
2016

I. Pengkajian
A. Identitas keluarga
1. Nama keluarga : bapak “ ng ‘’
2. Alamat dan nomor telephon : Br palbesi desa gerokgak /
085237007012
3. komposisi keluarga

No Nama Jns/kel Hub.dgn Tempat tgl lahir Pekerjaan pendidi


initial KK kan
1. NG ♂ Kk Grk, 30/11/73 Tani DIII
2 AW ♀ Istri Grk, 24/11/74 Dagang SMA
3 WK ♂ Anak Grk, 31/07/93 Pelajar SMP
4. MP ♂ Anak Grk, 04/07/97 Pelajar SD
5 AK ♂ Bpk kdg Grk, 00/00/40 Tani SR
6 SK ♀ Ibu kdg Pts, 00/00/56 Tani -

13
4. Genogram

67 58
X 69

NG 33 th DM 31
33
32
31

14 8

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Terdeteksi sakit

x Laki-laki meninggal

Perempuan meninggal
x

Tinggal serumah

14
5. Tipe atau bentuk keluarga bapak NG

Keluarga bapak NG adalah keluarga besar ( ekstended family )

karena keluarga terdiri dari ayah ibu, anak dan kedua orang tua

NG.

6. Latar belakang budaya

Keluarga bapak NG merupakan warga keturunan bali, tempat

tinggal keluarga bapak NG merupakan sebuah lingkungan yang

homogen karena dalam satu banjar merupakan warga bali.

Keluarga sehari-hari menggunakan bahasa bali dan bahasa

Indonesia keluarga memiliki persepsi kesehatan merupakan hal ya

ng sangat penting sekali dalam hidupnya. Oleh karena itu keluarga

selalu memanfaatkan jasa perawatan kesehatan bila ada anggota

keluarga yang sakit.

7. Identifikasi religius

Semua anggota keluarga dalam satu keyakinan yaitu menganut

agama hindu. Keluarga biasa melakukan sembahyang setiap

harinya dengan canang setiap harinya di sanggah. Keluarga juga

mengikuti kegiatan agama yang diadakan oleh banjar atau desa

adat tempat tinggalnya seperti piodalan atau kegiatan adat lainnya.

Keluarga percaya dengan hal yang bersifat magis namun bila

keluarga ada yang sakit lebih mengutamakan pergi ke pelayanan

kesehatan kemuadian baru datang para normal/dukun.


15
8. Status kelas sosial ekonomi

Bapak NG merupakan pencari nafkah utama keluarga dan dibantu

dari penghasilan istri dari berdagang. Bapak NG menghidupi

keluarganya dari penghasilan yang di dapat dikebun dan

penghasilan istri keluarga menganggap penghasilan yang didapat

sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya

anak-anaknya sekolah dan juga biaya ke pelayanan kesehatan bila

aa keluarga yang sakit.

9. Aktifitas rekreasi atau waktu luang

Keluarga bapak NG menggunakan waktu luang untuk berekreasi

keluar kota dan sering kepantai untuk melepaskan kepenatan

bersama keluarga. Keluarga sering melakukan olah raga ringan

seperti lari pagi bersama atau bermain badminton

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga sekolah/ tahap

empat karena anak terakhir masih kelas dua SD atau masa sekolah

dasar

2. Pemenuhan tgas keluarga sesaui dengan tahap perkembangannya.

Tugas tugas perkembangan keluarga seperti mensosialisasikan anak-

anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah, mengembangkan

hubungan dengan teman-teman sebaya yang sehat, mempertahan kan


16
hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan

fisik anggota keluarga sudah diupayakan dengan baik. Demikian juga

dalam memenuhi kebutuhan keluarga terhadap keluarga yang sakit.

Dalam keluarga ini KK atau NG menderita penyakit Diabetes Melitus (

DM ). NG sudah sering kontrol ke puskesmas dan juga sudah

melakukan diet sesuai dengan yng dianjurkan oleh petugas puskesmas.

3. Riwayat keluarga inti

Bapak NG menikah pada umur 22 tahun yaitu tahun 1992. ini

merupakan perkawinan pertama. Bapak NG dikaruniai dua orang anak

laki-laki.

4. Riwayar keluarga asal

Keluarga asal bapak NG dari gerokgak. Bapak NG dibasarkan dan

diasuh oleh kedua orang tuanya sampai tamat D III sedangkan

keluarga asal ibu AW juga dari gerokgak dan menikuti pendidikan

sampai tamat SMA orang tua mereka hanya menikah satu kali dan

memeluk agama hindu.

17
C. Data lingkungan
1. karakteristik rumah : denah rumah bapak “ NG “

R. kantor Kamar suci

Teras
belak Kamar tidur Kamat Kamar
ang tidur tidur

Kamar
R. Keluarga tamu

K. R.
Mand Makan dapur Garase
i

Keterangan denah rumah :

rumah yang ditempati oleh keluarga NG saat ini adalah rumah milik

sendiri dan rumah bersifat permanen. Rumah terdiri dari satu bangunan

yang terdiri dari empat kamar tidur, satu kamar tamu, satu ruang

keluarga, satu lobi/ teras untuk keluarga santai bersama, satu dapur,

satu kamar mandi dan keluarga mempunyai sebuah tempat istirahat/

bale bengong. Di pekarangan rumah bayak terdapat rumput liar yang

tinggi dan jarang dicabuti, ventilasi/jendela jarang dibuka, sumber air :

keluarga menggunakan sumber air ledeng, kamar mansi/ wc

menggunakan bak mandi permanen dan menggunakan kloset jongkok.

Pengelolaan sampah keluarga biasanya dikumpulkan dan kemudian

18
dibakar. Keluarga mengatakan sudah cukup puas dengan keadaan

rumahnya saat ini. Keluarga biasanya membersihkan rumah seminggu

sekali dan menyapu lantai saja setiap hari, penataan barang barang

kurang rapi, saat pengkajian kaca jendela tertutup.

2. karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal

lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan yang

homogen. Kompleks tempat tinggal merupakan warga keturunan bali.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat didekat rumah klien

adalah puskesmas, dokter praktek swasta dan bidan praktek swasta

yang jaraknya dapat ditempuh dengan sepeda motor.

3. mobilitas keluarga

keluarga sudah menempati rumah tersebut sejak tahun 1992 ( ± 25

tahun ) sebelumnya bapak NG dan ibu AW tinggal dirumah keluarga

ditempat itu juga tetapi masih pinjam tempat pada orang lain.

4. asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas

keluarga sudah memanfaatkan sarana/ fasilitas kesehatan yang ada

seperti puskesmas dan ke dokter bila ada salah satu keluarga yangs

sakit. Hubungan keluarga dengan keluarga lain dilingkungannya biasa

saling meyapa dan memberi salam bila bertemu.

D. struktur keluarga

1. pola-pola kominikasi

pola kominikasi dalam keluarga bersifat terbuka, setiap ada masalah

dibicarakan dengan anggota keluarga lain untuk mencari jalan


19
pemecahannya sehinggga terjadi hubungan yang harmonis dan

keakraban dengan anggota keluarga lain.

2. struktur kekuasaan

dalam membuat keputusan selalu dilakukan dengan musyawarah dan

keputusan diambil bersama-sama dengan anggota keluarga. Yang

berperan dalam mengambil keputusan adalah kelapa keluarga dari

hasil musyawarah yang dilakuakan.

3. Struktur peran

Didalam keluarga peran yang dilakukan sesuai dengan kedudukannya

masing-masing. Peran sebagai ayah yaitu mencari nafkah, pendidik,

pelindung dan sebagai kepala keluarga. Kepala keluarga bekerja

sebagai petani . peran sebagai ibu yaitu mengurus rumah tangga,

pengasuh, pendidik pelindung dan pencari nafkah tambahan. Peran

sebagai anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat

perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Anak tertua

masih berada bersama orang tua yang umurnya baru 24 tahun dan

berperan dalam membantu orang tua bertani dan berdagang dan

mengerjakan pekerjaan rumah. Variabel yang mempengaruhi fungsi

peran adlah keadaan kesehatan keluarga karena ada salah satu anggota

keluarga sedang sakit.

20
4. Nilai-nilai keluarga

Didalam keluarga sangat memandang pentingnya hidup sehat keluarga

menganggap tanpa kesehatan anggota keluarga tidak dapat melakukan

aktifitas dengan baik. Nilai-nilai etika yang ada dan kesopanan yang

dianut keluarga tidak jauh berbeda dengan yang ada dimasyarakat

yaitu selalu bersikap ramah, sopan dan hormat pada orang lain.

E. Fungsi keluarga

1. fungsi afektif

keluarga merasa setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan masing

masing yang harus mereka hormati. Bila ada salah satu anggota

keluarga yang membutuhkan sesuatu, maka anggota keluarga yang lain

akan berusaha untuk memenuhinya, sehingga hubungan antar anggota

keluarga saling empati , perhatian, dan menunjukkan kasih sayang.

( untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

keluarga untuk berhubungan dengan orang lain.

2. fungsi sosialisasi dan tempat

praktek membesarkan anak dijalankan oleh kedua orang tua dengan

saling dukung mendukung. Keluarga mengajarkan anak mengenai

prilaku disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang

dianut anggota keluarga. Keluarga juga memberikan kasih sayang dan

perhatian penuh bagi perkembangan anaknya.


21
3. fungsi keperawatan kesehatan

a. Status kesehatan keluarga

Keluarga memiliki keyakinan bahwa kesehatan adlah suatu hal

yang sangat penting dari segalanya., sehingga bila ada keluarga

yang sakit keluarga merasa cemas dan langsung membawa ke

p[elayanan kesehatan. Keluarga sudah mengenal bahwa salah satu

anggota keluarganya ( bapak NG menderita penyakit DM.

Keluarga sudah mengenal tentang penyakit tersebut. Keluarga

mengatakan bahwa bapak NG di ketahui mengalami penyakit DM

semenjak 4 tahun yang lalu. Keluarga bisa mengetahui bapak NG

menderita DM karena merasakan keluhan jari kaki bangkak dan tak

kunjung sembuh serta juga merasakan keluhan sering kencing,

selalu haus. Kemudian bpak NG pergi ke dokter praktek dan hasil

gula darahnya 415 mg/dl. Semenjak itu bapak NG rutin pergi ke

dokter praktek. Dan sekarang bapak NG mempunyai alat untuk

mengecek kadar gula darah dan biasanya setiap minggu dilakukan

dirumah . terakhir kontrol bulan juli 2016 gula daranya adalah 171

mg/dl.

b. Praktek diet keluarga

Setelah mengetahui penyakit diabetes melitus yang dialami bapak

NG dan sudah mengetahui program diet yang dianjurkan oelh

dokter, keluarga mengatur pola dan jenis makanan yang baik

dikonsomsi oleh bapak NG. Keluarga mengatakan sudah


22
membatasi konsumsi gula unutk bapak NG dan bapak NG taat

terhadap diet, karena termotivasi untuk mempertahankan kondisi

yang baik. Keluarga juga selalu mengingatkan bapak NG untuk

taat diet dan rajin mengkonsumsi obat. Kadang-kadang bapak NG

mengkonsumsi kentang.

c. Fungsi keperawatan kesehatan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan. Keluarga mengatakan bila ada

anggota keluarga yang sakit keluarga biasa berobat ke puskesmas

atau bidan praktek, dokter praktek atau rumah sakit.

F. Koping keluarga

Bila keluarga mengalami stessor, keluarga selalu berusaha mencegahnya

secara adaftif yaitu dengan musyawarah . keluarga selalu memecahkan

permasalahan yang ada dengan mengungkapkan pada anggota keluarga

untuk mencari jalan keluar pemecahannya.

1. stressor jangka panjang dan jangka pendek

a. stressor jangka panjang

b. stressor jangka pendek : keluarga mencemaskan bapak NG yang

menderita DM, keluaga mengatakan bapak Ng sering merasa lemas

kalau terlalu banyak beraktivitas.

2. kemampuan keluarga untuk berespon terhadap stressor

keluarga mengatakan akan berusaha untuk kontrol keadaan NG.

Keluarga selalu berdoa untuk kesehatan NG


23
3. pemeriksaan fisik

a. keadaan umum

kesadaran : CM

Bangun tubuh : sedang

Kulit : hiperpigmentasi

Berat badan : 78 kg

b. tanda vital

tekanan darah : 150/90 mmHg

suhu : 38 O c

respirasi : 20 x/ menit

nadi : 80 x/menit

c. pemeriksaan fisik

rambut : lebat, kulit kepala bersih, nyeri tekan (-)

mata : konjungtiva merah muda, pupil isokor, reflek

+/+.

Hidung : simetris, kebersihan cukup, sekret tidak ada

Telinga : serumen tidak ada, fungsi pendengaran baik

Leher : pembesaran kelenjar tyroid tidak ada,

bendungan vena jugularis tidak ada.

Torak : gerakan dada simetris, suara nafas vesikuler,


ronhi/ weezing tidak ada, nyeri tekan tidak
ada.
Ekstremitas : tidak ada kelainan

24
HASIL PEMERIKASAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA
”NG” SECARA UMUM
Pemeriksaan AW WK MP AK SK
KU Kebersiha Kebersi Kebersiha Kebersihan Kebersiha
n cukup, han n baik, baik, postur n cukup,
postur tbh baik, postur tubuh tegak postur
tegak, postur tubuh tbuh
bangun tubuh tegak tegak,
tubuh tegak bangunt
kurus. tubuh
kurus
Kepala Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada kelainan kelainan kelainan
kelainan
Mata Idem Idem Idem Idem Idem
Hidung Idem idem Idem Idem Idem Idem
Telinga Pendengar Pendeng Pendengar Pendengaran Pendengar
an baik aran an baik baik an baik
baik
Leher Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada kelaian kelainan kelaian
kelaian
Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
gerakan gerakan gerakan gerakan gerakan
simetris simetris simetris simetris simetris
Abdomen Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada kelainan kelainan kelainan
kelainan
ekstremitas Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada
25
kelainan kelainan kelainan kelainan
Tanda vital Td : Td : Td : Td : Td :
110/80mm 110/80m 110/80mm 110/80mmhg 100/80mm
hg mhg hg N : 76x/mt hg
N : 80x/mt N : N : 80x/mt N : 76x/mt
80x/mt

Analisa data
No Data Masalah
1 Subyektif Koping keluarga potensial
1. Keluarga memiliki persepsi kesehatan bahwa terhadap pertumbuhan
kesehatan merupakan hal yang sangat penting
2. keluarga mengatakan sudah tahu gejala DM
3. keluarga mengatakan bila ada anggota keluarga
yang sakit segera berobat ke pasilitas kesehatan.
4. Keluarga mengatakan NG sudah mengurangi
makanan yang manis
5. keluarga mengatakan NG sudah rajin berolah
raga ringan
Obyektif
1. NG berolah raga
2. Gejala DM seperti haus, sering kencing
3. saat kunjungan NG makan kentang
4. BB 78 kg, TD 150/90 mmHg, Bangun tubuh
sedang, NG memperlihatkan kartu hasil
pemeriksaan gula darah.
2 Subyektif Kerusakan Penatalaksanaan
1. Keluarga mengatakan jendela rumah jarang pemeliharaan rumah
dibuka
2. Keluarga mengatakan cukup puas dengan
keadaan rumahnya saat ini.
3. Keluarga mengatakan membersihkan rumah
seminggu sekali.
Obyektif :
1. Penataan barang-barang kurang rapi
2. Ventilasi tertutup saat kunjungan.
3. Dipekarangan rumah banyak terdapat rumput
liar yang tinggi tidak di cabuti atau dibersihkan
atau dipotong.

Diagnosa keperawatan :

26
1. Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan berhubungan dengan
efektifnya pelaksanaan tugas-tugas keluarga yang di tandai dengan keluarga
memiliki persepsi kesehatan bahwa kesehatan merupakan suatu hal yang
penting, bila ada keluarga yang sakit segera membawa ke petugas kesehatan
kesehatan/dokter, keluarga menganjurkan kepada NG untuk berolah raga
ringan, keluarga mengatakan akan terus kontrol, keluarga mengatakan apabila
ada masalah di selesaikan dengan cara terbuka dan musyawarah, keluarga
mempunyai alat untuk memeriksa kadar gula darah dengan hasil 171 mg/dl,
bangun tubuh sedang, TD 150/90 mmHg dan BB 78 kg. Saat kunjungan NG
makan kentang

2. Kerusakan, penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan keluarga dalam mempertahankan suasana rumah yang
menguntungkan kesehatan rumah di tandai keluarga megatakan sudah cukup
puas dengan keadaan rumahnya sekarang, keluarga mengatakan jendela jarang
dibuka, membersihkan rumah seminggu sekali, penataan rumah kurang rapi,
dipekarangan banyak terdapat rumput liar yang tidak dibersihkan/ dicabuti/
dicukur.

SKORING.

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah : Masalah bersifat
potensial perlu
dipertahankan agar
Potensial 1/3 x 1 1/3 tidak terjadi penurunan
prilaku keluarga
terhadap penyakit.
Kemungkinan Keluarga memiliki
masalah di ubah : persepsi kesehatan
adalah penting,
Dengan mudah 2/2x2 2 motivasi, dan
dukungan vasilitas
kesehatan mudah
dijangkau.
Potensi masalah Risiko terhadap
untuk di cegah : terjadinya komplikasi
27
Tinggi 3/3x1 1 Diabetes Melitus dapat
dicegah bila koping
keluarga
dikembangkan lagi.
Menonjolnya Keluarga merasakan
masalah : adanya masalah
Masalah dirasakan 2/2x 1 1 kesehatan pada NG
dan perlu yang perlu ditangani
penanganan segera segera.
Jumlah 4 1/3

SKORING

Kriteria Perhitungan Skor pembenaran


Sifat masalah masalah Masalah bersifat risiko
: 2/3 x 1 2/3 sehingga perlu diberikan
Risiko informasi khusus agar
risiko tidak terjadi/hilang
Kemungkinan Keluarga memiliki
masalah untuk diubah sumber/ motivasi yang
: tinggi
Dengan mudah 2/2 x 2 2

Potensi masalah untuk Risiko terjadi infeksi lain


dicegah : jika penatalaksanaan
Tinggi 3/3 x 1 1 rumah tidak diperbaiki.
Menonjolnya masalah Keluarga merasa puas
: dengan keadaan
Masalah tidak 0/2 x 2 0 rumahnya sekarang
dirasakan sehingga merasakan tidak
ada masalah.

Jumlah 3 2/3

28
29
30
31
32
33
34
DAFTAR PUSTAKA

Czeresna. H, dkk, 2000, Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri, Edisi


pertama, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FKUI,

Darmojo. Boedhi,R, 1999, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
Edisi 2, , FKUI, Jakarta

35
Doenges Marilyn E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC,
Jakarta

36

Anda mungkin juga menyukai