LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATN KELUARGA DENGAN USIA LANJUT
(GERONTIK)
III.PENDAHULUAN
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang dialami oleh setiap orang
dan tidak dapat dihindarkan. Dengan berhasilnya pembangunan nasional,
khususnya pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dengan turunnya angka
kematian bayi dan angka kelahiran serta perbaikan gizi masyarakat, maka
sebagai dampak positif adalah meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir
di Indonesia yang berkisar pada umur 70 tahun pada tahun 2000.
Pada tahun 1990-2025 diperkirakan oleh USA-Bureau of the Census,
jumlah usia lanjut di Indonesia menduduki peringkat pertama (terbesar)
sebesar 414% dengan jumlah 29 juta jiwa. Hal ini semua merupakan
gambaran pada seluruh negara bahwa berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
tehnologi serta kemajuan kondisi sosial ekonomi, usia harapan hidup semakin
meningkat.
Dibalik keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan
dengan meningkatnya jumlah usia lanjut seperti diuraikan diatas, memberikan
dampak tersendiri terhadap permasalahan kesejahteraan dan kesehatan usia
lanjut itu sendiri. Dimulai dari permasalahan dari perubahan-perubahan yang
dialami usia lanjut sampai dengan pengaruh perubahan tersebut terhadap
kondisi keluarga, masyarakat bangsa dan negara.
Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan pelayanan khusus di
bidang kesehatan, sosial kemasyarakatan, kesejahteraan bahkan spiritual bagi
usia lanjut, sehingga didapatkan peningkatan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia, sejahtera dan
berguna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya di tengah-tengah masyarakat.
1
IV. PENGERTIAN
Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang
ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap
stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun
psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Pada zaman dahulu, usia lanjut di diidentikkan/di cirikan sebagai suatu
masa dimana seseorang sudah tidak mampu melakukan apapun, tidak
menyenangkan, dianggap bodoh sehingga ditertawakan, loyo, sulit hidup
dengan orang lain, tidak bermanfaat dan berbagai pendapat lain yang
menyudutkan usia lanjut.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser
dengan suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan
tetap dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan
berguna bagi lingkungannya.
V. PROSES MENUA
2
bila jam ini berhenti maka kita akan meninggal dunia meski tanpa disertai
kecelakaan atau penyakit.
Selain pendapat diatas, beberapa ahli juga mengatakan bahwa menua
disebabkan karena adanya pengaruh radiasi, zat kimia dan perubahan
kekebalan tubuh sehingga akan memperpendek umur. Disamping itu,
berkurangnya proses tubuh untuk mendapatkan kalori/tenaga sudah berkurang
sehingga pertumbuhan dan perpanjangan umur terhambat.
TEORI – TEORI PROSES MENUA
A. Teori Biologis
Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang
mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan
serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi
menjadi :
1. Teori Instrinsik
Teori ini berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri
sendiri.
2. Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan
pengaruh lingkungan.
Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :
1. Teori Genetik Clock
Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara
genetik untuk species – species tertentu. Tiap species mempunyai
didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis
dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal
dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan
3
bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa
species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi
somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia
dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat
mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang
progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu
hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah
hipotesis error catastrope.
3. Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya
radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik
seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel – sel tidak
dapat beregenerasi.
B. Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah
teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan
bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur – angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif
maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :
1. Kehilangan peran (Loss of Role)
2. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact & Relationships)
4
3. Berkurangnya komitmen (Reduced Commitment to Social Mores
& Values)
C. Teori Psikologi
Teori tugas perkembangan :
Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap
kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas
perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik,
penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya
penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun
dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya
dan orang – orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan
hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan
peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara
memuaskan.
Proses Menua
Focus Assesment
A. Fisik / biologis
1. Wawancara riwayat kesehatan
- Pandangan lansia tentang kesehatannya
- Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
- Kekuatan fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan).
- Kebiasaan lansia merawat diri sendiri .
- Kebiasaan makan , minum , istirahat /tidur ,BAB / BAK .
- Kebiasaan gerak badan / olah raga .
- Perubahan – perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan .
- Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum
obat .
- Masalah – masalah seksual yang dirasakan .
2. Pemeriksaan fisik
- Sistem intergumen / kulit
- Muskuluskletal
- Respirasi
- Kardiovaskuler
- Perkemihan
- Persyarafan
- Fungsi sensorik ( penglihatan , pendengaran, pengecapan dan
penciuman ).
6
B. Psikologis
Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk
daya ingat, proses fikir
Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas , kemampuan dalam
menyelesaikan masalah.
Perubahan umum yang terjadi :
~ Penurunan daya ingat
~ Proses pikir lambat
~ Adanya perasaan sedih
~ Merasakan kurang perhatian
Hal hal yang perlu dikaji meliputi
- Apakah mengenal masalah masalah utamanya
- Apakah optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan
- Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
- Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak
- Bagaimana mengatasi , masalah atas stress yang dialami
- Apakah mudah untuk menyesuaikan diri
- Apakah usila untuk menyesuikan diri
- Apakah usila menggali kegagalan
- Apakah harapan searang dan dimasa yang akan datang , dll.
C. Sosial ekonomi
Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun
dengan lingkungan dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organi
sosial .
Penghasilan yang diperoleh
Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi .
Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain :
- Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang .
- Sumber keuangan .
7
- Dengan siapa yang ia tinggal .
- Kegiatan organisasi sosial yang diikuti
- Pandangan lansia terhadap lingkungannya
- Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
- Siapa saja yang bisa mengunjunginya
- Seberapa besar ketergantungannya
- Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang
ada
D. Spiritual
Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut
dapat diterapkan.
Hal – hal yang perlu dikaji antara lain
- Kegiatan ibadah setiap hari
- Kegiatan keagamaan
- Cara menyelesaikan masalah ( Doa )
- Terlihat sabar dan tawakal
8
B. Spiritual
1. reaksi berkabung / berduka s.d. ditinggal pasangan.
2. penolakan terhadap proses penuaan s.d. ketidaksiapan menghadapi
kematian.
3. marah terhadap Tuhan s.d. kegagalan yang dialami.
4. perasaan tidak tenang s.d. ketidakmampuan melakukan ibadah secara tidak
tepat.
Intervensi keperawatan
Tujuan perencanaan :
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan
kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.
9
Masalah gizi yang sering timbul : gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan
vitamin, kelebihan vitamin.
Intervensi :
Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
Berikan banyak minum dan kurangi makan.
Usahakan makanan banyak mengandung serat..
Batasai makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak,
makanan berlemak).
Kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori, wanita 1700 kalori:
KH 60% dari jumlah kalori
Lemak 15 – 20%
Protein 20 – 25%
Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda.
Air 6 – 8 gelang/hari.
Membatasi minum kopi dan teh.
Intervensi:
biarkan menggunakan alat bantu
latih untuk / mobilisasi
menggunakan kaca mata
menemani bila berpergian
ruangan dekat kantor
meletakkan bel dibawah bantal
tempat tidur tidak terlalu tinggi
menyediakan meja kecil dekat tempat tidur
10
lantai bersih, rata dan tidak licin / basah
Peralatan yang menggunakan roda dikunci
Pasang pengaman dikamar mandi
Hindari lampuyang redup dan yang menyilaukan ( sebaiknya lampu 70-100
watt)
Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet
Intervensi :
Mengingatkan / membantu
Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.
Intervensi :
Menyediakan tempat tidur yang nyaman
Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi
Melatih melakukan latihan fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll)
11
Intervensi
Berkomunikasi dengan kontak mata
Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan
dilakukan
Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
Menghargai pendapat lansia
Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari–hari sesuai dengan kemampuan.
12
BAB II
I. Pengkajian
A. Identitas keluarga
1. Nama keluarga : bapak “ ng ‘’
2. Alamat dan nomor telephon : Br palbesi desa gerokgak /
085237007012
3. komposisi keluarga
13
4. Genogram
67 58
X 69
NG 33 th DM 31
33
32
31
14 8
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Terdeteksi sakit
x Laki-laki meninggal
Perempuan meninggal
x
Tinggal serumah
14
5. Tipe atau bentuk keluarga bapak NG
karena keluarga terdiri dari ayah ibu, anak dan kedua orang tua
NG.
7. Identifikasi religius
empat karena anak terakhir masih kelas dua SD atau masa sekolah
dasar
laki-laki.
sampai tamat SMA orang tua mereka hanya menikah satu kali dan
17
C. Data lingkungan
1. karakteristik rumah : denah rumah bapak “ NG “
Teras
belak Kamar tidur Kamat Kamar
ang tidur tidur
Kamar
R. Keluarga tamu
K. R.
Mand Makan dapur Garase
i
rumah yang ditempati oleh keluarga NG saat ini adalah rumah milik
sendiri dan rumah bersifat permanen. Rumah terdiri dari satu bangunan
yang terdiri dari empat kamar tidur, satu kamar tamu, satu ruang
keluarga, satu lobi/ teras untuk keluarga santai bersama, satu dapur,
18
dibakar. Keluarga mengatakan sudah cukup puas dengan keadaan
sekali dan menyapu lantai saja setiap hari, penataan barang barang
3. mobilitas keluarga
ditempat itu juga tetapi masih pinjam tempat pada orang lain.
seperti puskesmas dan ke dokter bila ada salah satu keluarga yangs
D. struktur keluarga
1. pola-pola kominikasi
2. struktur kekuasaan
3. Struktur peran
masih berada bersama orang tua yang umurnya baru 24 tahun dan
peran adlah keadaan kesehatan keluarga karena ada salah satu anggota
20
4. Nilai-nilai keluarga
aktifitas dengan baik. Nilai-nilai etika yang ada dan kesopanan yang
yaitu selalu bersikap ramah, sopan dan hormat pada orang lain.
E. Fungsi keluarga
1. fungsi afektif
masing yang harus mereka hormati. Bila ada salah satu anggota
dirumah . terakhir kontrol bulan juli 2016 gula daranya adalah 171
mg/dl.
mengkonsumsi kentang.
F. Koping keluarga
a. keadaan umum
kesadaran : CM
Kulit : hiperpigmentasi
Berat badan : 78 kg
b. tanda vital
suhu : 38 O c
respirasi : 20 x/ menit
nadi : 80 x/menit
c. pemeriksaan fisik
+/+.
24
HASIL PEMERIKASAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA
”NG” SECARA UMUM
Pemeriksaan AW WK MP AK SK
KU Kebersiha Kebersi Kebersiha Kebersihan Kebersiha
n cukup, han n baik, baik, postur n cukup,
postur tbh baik, postur tubuh tegak postur
tegak, postur tubuh tbuh
bangun tubuh tegak tegak,
tubuh tegak bangunt
kurus. tubuh
kurus
Kepala Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada kelainan kelainan kelainan
kelainan
Mata Idem Idem Idem Idem Idem
Hidung Idem idem Idem Idem Idem Idem
Telinga Pendengar Pendeng Pendengar Pendengaran Pendengar
an baik aran an baik baik an baik
baik
Leher Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada kelaian kelainan kelaian
kelaian
Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
gerakan gerakan gerakan gerakan gerakan
simetris simetris simetris simetris simetris
Abdomen Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada kelainan kelainan kelainan
kelainan
ekstremitas Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan ada
25
kelainan kelainan kelainan kelainan
Tanda vital Td : Td : Td : Td : Td :
110/80mm 110/80m 110/80mm 110/80mmhg 100/80mm
hg mhg hg N : 76x/mt hg
N : 80x/mt N : N : 80x/mt N : 76x/mt
80x/mt
Analisa data
No Data Masalah
1 Subyektif Koping keluarga potensial
1. Keluarga memiliki persepsi kesehatan bahwa terhadap pertumbuhan
kesehatan merupakan hal yang sangat penting
2. keluarga mengatakan sudah tahu gejala DM
3. keluarga mengatakan bila ada anggota keluarga
yang sakit segera berobat ke pasilitas kesehatan.
4. Keluarga mengatakan NG sudah mengurangi
makanan yang manis
5. keluarga mengatakan NG sudah rajin berolah
raga ringan
Obyektif
1. NG berolah raga
2. Gejala DM seperti haus, sering kencing
3. saat kunjungan NG makan kentang
4. BB 78 kg, TD 150/90 mmHg, Bangun tubuh
sedang, NG memperlihatkan kartu hasil
pemeriksaan gula darah.
2 Subyektif Kerusakan Penatalaksanaan
1. Keluarga mengatakan jendela rumah jarang pemeliharaan rumah
dibuka
2. Keluarga mengatakan cukup puas dengan
keadaan rumahnya saat ini.
3. Keluarga mengatakan membersihkan rumah
seminggu sekali.
Obyektif :
1. Penataan barang-barang kurang rapi
2. Ventilasi tertutup saat kunjungan.
3. Dipekarangan rumah banyak terdapat rumput
liar yang tinggi tidak di cabuti atau dibersihkan
atau dipotong.
Diagnosa keperawatan :
26
1. Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan berhubungan dengan
efektifnya pelaksanaan tugas-tugas keluarga yang di tandai dengan keluarga
memiliki persepsi kesehatan bahwa kesehatan merupakan suatu hal yang
penting, bila ada keluarga yang sakit segera membawa ke petugas kesehatan
kesehatan/dokter, keluarga menganjurkan kepada NG untuk berolah raga
ringan, keluarga mengatakan akan terus kontrol, keluarga mengatakan apabila
ada masalah di selesaikan dengan cara terbuka dan musyawarah, keluarga
mempunyai alat untuk memeriksa kadar gula darah dengan hasil 171 mg/dl,
bangun tubuh sedang, TD 150/90 mmHg dan BB 78 kg. Saat kunjungan NG
makan kentang
SKORING.
SKORING
Jumlah 3 2/3
28
29
30
31
32
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo. Boedhi,R, 1999, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
Edisi 2, , FKUI, Jakarta
35
Doenges Marilyn E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC,
Jakarta
36