Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK

DI SUSUNOLEH OLEH :

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU
JENJANG PROFESI NERS
MATARAM
2021/2022
KONSEP LANSIA

1.1 Konsep Lanjut Usia dan Proses Menua (Aging Proces)

1.1.1 Konsep lanjut usia

1. Definisi lanjut usia

Lanjut usia adalah seseorang yang sudah mencapai usia 60 tahun keatas.

Proses menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang terjadi

secara berangsur-angsur yang dapat mengakibatkan perubahan kumulatif,

merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh. (Kholifah, 2016).

2. Batasan Lansia

a. Menurut WHO

Menurut WHO (World Health Organization) yang dikatakan lansia

tersebut dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:

1) Usia Lanjut : 60-74 tahun

2) Usia Tua : 75-89 tahun

3) Usia sangat lanjut: > 90 tahun

Menurutnya bahwa pada kelompok ini individu tersebut sudah terjadi

proses penuaan, dimana sudah terjadi perubahan aspek fungsi seperti

pada jantung, paru-paru, ginjal dan juga timbul proses degenerasi seperti

osteoporosis (pengoperasian tulang), gangguan system pertahanan tubuh

terhadap infeksi dan timbulnya reaksi alergi dan keganasan.

b. Menurut Dep. Kes RI

Dep. Kes RI membagi lansia dibagi menjadi:

1) Kelompok menjelang lansia : 45-54 tahun, keadaan ini dikatakan

sebagai masa virilitas.

2) Kelompok lansia : 55-64 tahun sebagai masa presenium.

3) Kelompok kelompok lansia : > 65 tahun yang dikatakan sebagai masa

senium. (Aspiani, 2014)

c. Menurut Birren dan Jenner Tahun 1977

Birren dan Jenner mengusulkan untuk membedakan antara:


1) Usia biologis, yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak

lahirnya berada dalam keadaan hidup, tidak mati.

2) Usia psikologis, menunjukpada kemampuan seseorang untuk

mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi hidupnya.

3) Usia social, yang menunjukkan kepada peran yang diharapkan atau

diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

3. Mitos-mitos Lanjut Usia Dan Kenyataannya

Menurut Sheiera (1974)

a. Mitos Kedamaian dan Ketenangan

Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa

muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncongan kehidupan seakan

akan sudah berhasil dilewati.

Kenyataan:

1) Sering ditemui stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta

penderitaan karena penyakit seperti :

2) Depresi

3) Kekhawatiran

4) Paranoid

5) Masalah psikotik

b. Mitos Konservatisme dan Kemunduran

Pandangan bahwa lanjut usia umumnya:

1) Konservatif

2) Tidak kreatif

3) Menolak inovasi

4) Berorientasi ke masa silam

5) Merindukan masa lalu

6) Kembali ke masa anak-anak

7) Susah berubah

8) Keras kepala dan

9) Cerewet
Kenyataan:

Tidak semua lansi bersikap dan berpikiran demikian.

c. Mitos Berpenyakitan

Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai

berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses

menua.

Kenyataan:

1) Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan

tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit.

2) Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan

diobati.

d. Mitos Senilitas

Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan

bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak cara untuk

menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

e. Mitos Tidak Jatuh Cinta

Lansia tidak lagi merasakan jatuh cinta ataupun gairah kepada lawan

jenis.

Kenyataan:

Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta

tidak berhenti hanya karena menjadi lansia.

f. Mitos Aseksualitas

Adanya pandangan bahwa pada lansia, hubungan seks itu menurun,

minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.

Kenyataan:

Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lansia normal saja. Memang

frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia

tetapi masih tetap tinggi.

g. Mitos Ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai usia yang sudah tidak produktif lagi.

Kenyataan:

Banyak lansia yang mencapai kematangan, kemantapan , dan

produktifitas mental dan material. (Aspiani, 2014)

1.1.2 Proses Menua (Aging Proces)

1. Definisi proses menua (Aging Proces)

Menurut Constantinides, (1994) dalam Aspiani, (2014) Menua merupakan

suatu proses hilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak

dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya.

Adakalanya orang belum tergolong lansia tapi kekurangannya mencolok

(Deskripanasi).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua adalah:

a. Hereditas (Keturunan/Genetik), yang melibatkan “jam gen”, perbaikan

DNA, respon terhadap stres dan pertahanan terhadap antioksidan.

b. Lingkungan, yang melibatka pemasukan kalori, penyakit-penyakit dan

stres dari luar (misalnya: radiasi, bahan-bahan kimia).

3. Teori Proses Menua

a. Teori Biologi

Proses menua dalam teori biologis merupakan perubahan yang terjadi

dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa hidup (Zairt, 1980).

Penekanan pada teori ini yaitu pada perubahan kondisi tingkat strukurak

sel/organ tubuh, termasuk di dalamnya adalah pengaruh agen patologis.

1) Teori Genetik Clock

Proses menua terjadi akibat adnay program jam genetik di dalam

nuklet. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika

jam ini sudah habis putarannya maka akan menyebabkan berhentinya

proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian haiflick

(1980), dari teori itu dinyatakan adanya hubungn antara kemampuan


membelah sel dalam kultur dengan usia spesies mutasi somatik (Teori

Errorrcatastrophe).

2) Teori Error

Proses menua menurut teori ini dikarenakan menumpuknya berbagai

macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia akibat kesalahan

tersebut akan berakibat kesalahn metabolisme yang dapat

mengakibatkn kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan. Konsep

yang diajukan oleh Orgel (1963) menyampaikan bahwa kemungkinan

terjadinya proses menua adalah akibat kesalahan pada saat transkripsi

sel saat sintesa protein, yang berdampak pada penurunan kemampuan

kualitas (daya hidup) sel atau bahkan sel-sel baru relatif sedikit

terbentuk.

3) Teori Autoimun

Menurut teori ini penuaan disebabkan karena penurunan fungsi sistem

immun. Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada Limposit-T,

disamping perubahan juga terjadi pada Limposit-B. perubahan yang

terjadi meliputi penurunan sistem immun humoral, yang dapat

menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk :

1) Menurunkan resistansi melawan pertumbuhan tumor dan

perkembangan kanker.

2) Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan

secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap pathogen.

3) Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin

meningkatnay risiko terjadinya penyakit yang berhubungan degan

autoimmun.

4) Teori Free Radical

Mengasumsikan bahwa proses menua muncul karena kurang

efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh adanya

berbagai radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas disini adalah

molekul yang memiliki tingkat afinitas yang tinggi, merupakan


molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang bebas

tidak berpasangan. Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari

komponen radikal bebas dala tubuh manusia yang dapat berupa:

superoksida (02), radikal hidroksil, dan H202.

5) Teori Kolagen

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel tubuh rusak.

6) Wear Teori Biologi

Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan

kerusakan jarinagn dan melambatnya perbaikan sel jaringan.

b. Teori Psikososial

1) Activity theory (Teori Aktivitas)

Seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial

untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. (Havigurst

dan Albrech, 1963). Teori ini berdasar pada asumsi bahwa:

(a) Aktif lebih baik daripada pasif

(b) Gembira lebih baik daripada tidak gembira

(c) Orang tua merupakan orang yang baik untuk mencapai sukses dan

akan memilih alternatif pilihan aktif dan bergembira. Penuaan

mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung.

2) Contuinitas Theory (Teori Kontinuitas)

Kondisi tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan secara

langsung berkesinambungan yang harus diahadapi oleh orang lansia.

Adanya suatu kepribadian yang menyebabkan adanya suatu pola

perilaku yang meningkatkan stres.

3) Disanggement Theory

Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti dengan masyarakat,

hubungan dengan individu lain.

4) Teori Stratifikasi Usia

Karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat

proses penuaan.
5) Teori Kebutuhan Manusia

Orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan

tidak semua orang mencapai kebutuhan yang sempurna.

6) Jung Theory

Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam

perkembangan kehidupan.

7) Course of Human Life Theory

Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat

maksimumnya.

8) Devlopment Task Theory

Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai

dengan umurnya.

c. Environmental Theory (Teori Lingkungan)

1) Radiation Theory (Teori Radiasi)

Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik karena sinar

ultraviolet maupun dalam bentuk gelombang-gelombang mikro yang

telah menumbuk tubuh tanpa terasa yang dapat mengakibatkan

perubahan sususnan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak dan

mati.

2) Stress Theory (Teori Stres)

Stres fisik ataupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran

neurotransmiter tertentu yang dapat mengakibatkan perfusi jaringan

menurun sehingga jaringan mengalami kekurangan oksigen dan

mengalami gangguan metabolisme sel sehingga terjadi penurunan

jumlah cairan dalam sel dan penurunan jumlah cairan dalam sel dan

penurunan eksisitias membran sel.

3) Pollution Theory (Teori Polusi)

Lingkungan yang sudah tercemar dapat menimbulkan gangguan pada

tubuh yaitu pada sitem psikoneuroimunologi yang seterusnya


mempercepat terjadinya proses menua dengan perjalanan yang masih

rumit untuk dipelajari.

4) Exposure Theory (Teori Pemaparan)

Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip

dengan sinar ultra yang lain mampu mempengaruhi sususna DNA

sehingga proses penuaan atau kematian sel bisa terjadi.

4. Perubahan Fisiologi Pada Lanjut Usia

a. Sel

1) Lebih sedikit jumlahnya

2) Lebih besar ukurannya

3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

intrasluler

4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati

5) Jumlah sel otak menurun

6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel

7) Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-20%

b. Sistem Cardiovaskuler

Perubahan yang terjadi pada sitem kardiovaskuler antara lain:

1) Elastisitas dinding aorta menurun

2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 29 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah

5) Tekanan darah meninggi diakibatkan karena miningkatnya resistensi

dari pembuluh darah perifer sistolis normal kurang lebih 170 mmHg,

diatolis normal kurang lebih 90 mmHg.

c. Sistem Pernafasan

Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan antara lain:


1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku

2) Menurunnya kativitas dari silia

3) Paru-paru kehilangan elastisitas

4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang

5) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg

6) CO2 pada arteri tidak berganti

7) Kemampuan untuk batuk berkurang

8) Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan

menurun seiring dengan pertambahan lansia

d. Sistem Persyarafan

Perubahan yang terjadi pada sistem persyarafan antara lain:

1) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya

dalam setiap harinya).

2) Cepatnya menurun hubungan persayrafan

3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan

stres.

4) Mengecilnya saraf panca indera.

5) Kurang sensitif terhadap sentuhan

e. Sistem Gatrointestinal

1) Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal antara lain:

2) Kehilangan gigi

3) Indra pengecap menurun

4) Esofagus melebar

5) Lambung: rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu

mengosongkan menurun

6) Peristaltik lemah dan bisanya timbul konstipasi

7) Fungsi absorbsi melemah (daya absorpasi terganggu)

8) Liver (hati): makin mengecil dan menurunya tempat penyimpanan,

berkurangnya aliran darah

f. Sistem Genitourinaria
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinria antara lain:

1) Ginjal

Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui

urine darah yang musuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil

dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian

mengecil dan nefron menjadi atrofi, lairan darah ke ginjal menurun

sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibat kurangnya kemampuan

mengkonsentrasi urine, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya

+1) BUN meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginja terhadap

glukosa meningkat.

2) Vesika urinaria (kandung kemih).

Otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200 ml meneybabkan

seringnya BAK, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut

usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65

tahun.

g. Sistem Endokrin

1) Produksi dan hampir semua hormon menurun

2) Fungsi parathiroid dan sekresinya tidak berubah.

3) Pituitari

4) Menurunnya aktivitas tiroid

5) Menurunnya produksi aldosteron

6) Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya: progesteron,

estrogen dan testosteron

h. Sistem Indra: Pendengaran, Penglihatan, Perabaan dll.

Kehilangan sensorik akibat penuaan merupakan saat dimana lansia

menjadi kurang kurang kinerja fisiknya dan lebih banyak duduk.

1) Berkurangnya sitem pendengaran

2) Berkurangnya sistem penglihatan

3) Berkurangnya indera peraba


4) Berkurangnya indera pengecap

i. Sistem Integumen

Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi dan ekskresi.

Dengan bertambahnya usia, terjadilah perubahan intrinsik dan ekstrinsik

yang mempengaruhi penampilan kulit.

j. Sistem Muskuluskeletal

1) Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh dan osteoporosis

2) Kilosis

3) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek

4) Persendian membesar dan menjadi kaku

5) Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

k. Sistem Reproduksi dan Seksualitas

1) Vagina

Fungsi seksual seseorang berhenti, frekuensi sexual intercourse

cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk

melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua. Selaput lendir

vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekesi menjadi

berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.

2) Menciutnya ovari dan uterus

3) Atrofi payudara

4) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermaozoa, meskipun

adanya penurunan secara berangsur-angsur.

5) Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun

6) Produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium menurun saat

menopause.

5. Perubahan Psikososial Pada Lansia

Perubahan psikososial pada lansia meliputi:

a. Pensiun.

Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas

dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaannya.


Bila seorang pensiun, ia akan mengalami kehilangan-kehilangan anatara

lain.

1) Kehilangan finansial (income berkurang)

2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi

lengkap dengan segala fasilitasnya).

3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi

4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan

b. Merasakan atau sadar akan kematian

c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak

lebih sempit

d. Ekonomi, akibat pemberhentian dari jabatan, meningkatnya biaya hidup,

bertambahnya biaya pengobatan.

e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan

f. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social

g. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian

h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-

teman dan keluarga

i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik. Perubahan terhadap gambaran

diri, perubahan konsep diri. (Wahyudi Nugroho, 2000 dalam Reny yuli

aspiani, 2014).

6. Perubahan Mental Pada Lansia

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental

a. Perubahan fisik terutama organ-organ perasa

b. Kesehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan

e. Lingkungan

Perubahan kepribadian , yang drastis, jarang terjadi. Lebih sering berupa

ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena

faktor-faktor lain seperti penyakit


a. Kenangan (Memory)

1) Kenangan jangka panjang seperti berjam-jam sampai berhari-hari

yang lalu mencakup beberapa perubahan.

2) Kenangan jangka pendek seperti 0-10 menit, kenangan buruk.

b. IQ (Intellegentia Quantion)

1) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.

2) Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan

Psikomotor.Terjadi perubahan pada daya membayangkan karena

tekanan-tekananfaktor tertentu

1.2 KONSEP PENYAKIT

(TAMBAHKAN DENGAN KASUS YANG DI DAPAT)

1.3 KONSEP KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian:

A. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN


1. IDENTITAS KLIEN
Nama :
TTL :
Pendidikan terakhir :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat :
Jenis kelamin :
Tanggal masuk panti/RS :
Orang yang paling dekat dihubungi :
Hubungan dengan usila :
Alamat :
Jenis kelamin orang/keluarga tersebut :

2. KELUHAN UTAMA

3. RIWAYAT KELUARGA
a. Pasangan
Nama :
Hidup/mati :
Penyebab kematian :
Tahun meninggal :
Kesehatan :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
b. Anak
Nama :
Hidup/mati :
Tahun meninggal :
Peneybab kematian :
Alamat :
c. Genogram (buatlah 3 generasi)
Keterangan :

4. ALASAN TINGGAL DI PANTI :


...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

5. RIWAYAT LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL


Tipe tempat tinggal/panti :
Jumlah kamar :
Kondisi panti/tempat tinggal :
Jumlah orang yang tinggal di rumah/panti : Laki-laki
Perempuan
Derajat privasi :

6. RIWAYAT REKREASI
Hobi/minat :
Keanggotaan organisasi :
Liburan perjalanan :
Kegiatan di panti :

7. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


Dokter/perawat/bidan/fisioterapi :
Jarak dari rumah/panti :
RS :............................. Klinik :..............................Yankes
Lain :............................
Jarak yankes dari rumah/panti :
Pelayanan Kesehatan di rumah :
Perawatan sehari-hari oleh keluarga :
Lain-lain :
8. KEBIASAAN RITUAL
Agama :
Istirahat tidur :
Kebiasaan ibadah :
Kepercayaan :
9. STATUS KESEHATAN SAAT INI
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir :
b. Gejala yang dirasakan :
c. Faktor pencetus :
d. Timbul keluhan ( ) Mendadak ( ) Bertahap ( )
e. Waktu mulai timbulnya keluhan :

f. Upaya mengatasi keluhan :


10. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita :
Riwayat alergi :
Trauma :
Riwayat dirawat di rumah sakit :
Riwayat pemakaian obat :

11. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Nutrisi :
Eliminasi :
Aktivitas :
Istirahat dan tidur :
Personal Hygiene :
Seksual :
Psikologis :
Persepsi klien :
Konsep diri :
Emosi :
Adaptasi :
Mekanisme pertahanan diri :
12. TINJAUAN SISTEM
a. Keadaan umum :
b. Tingkat kesadaran :
c. TTV :
d. Glasgow Coma Skala :

Tinjauan Organ dan Sistem

No Kepala Ya Tidak Keterangan

1 Sakit kepala

2 Riwayat trauma

3 Pusing

4 Gatal kulit

No Mata Ya Tidak Keterangan

1 Perubahan
pengelihatan
2
Kacamata
3
Air mata berlebihan
4
Pruiritus
5
Bengkak
6
Diplopia
7
Pandangan kabur
8
Fotophobia
9
Riwayat infeksi

No Telinga Ya Tidak Keterangan

1 Perunbahan
pendengaran
2
Keluaran
3
Tinitus
4
Vertigo
5
Sensitifitas pendengaran
6
Riwayat infeksi
7
Alat protesa

No Mulut dan ya Tidak Keterangan


Tenggorokan

1 Sakit tenggorokan

2 Lesi/ ulkus

3 Serak/ perubahan suara

4 Kesulitan menelan

5 Pendengaran gusi

6 Caries gigi

No Leher Ya Tidak Keterangan

1 Kekakuan

2 Nyeri

3 Benjolan/ massa

4 Keterbatasan gerak

No Sistem Syaraf Pusat Ya Tidak Keterangan

1 Sakit kepala

2 Kejang

3 Sinkope/ serangan jatuh

4 Paralisis

5 Paresis

6 Masalah koordinasi

7 Tremor/ spasme

8 Parestrsia

9 Cedera kepala

10 Masalah memori
No Sistem Endokrin Ya Tidak Keterangan

1 Intoleransi panas

2 Intoleransi dingin

3 Goiter

4 Pigmentasi kulit

5 Perubahan rambut

6 Poliphagia

7 Polidipsi

8 Polyuria

No Sistem Kardiovaskuler Ya Tidak Keterangan

1 Nyeri dada

2 Palpitasi

3 Sesak nafas

4 Dispone d’effort

5 Dispone noktural

6 Orthopnoe

7 Murmur

8 Edema

9 Varises

10 Perestesia

11 Perubahan warna kulit

12 Perdarahan/ memar
abnormal
13
Pembengkakan kelenjar
14
Limfe
15
Anemia
Riwayat transfuse darah

No Sistem Gastrointestinal Ya Tidak Keterangan

1 Disphagia

2 Nyeri ulu hati

3 Mual/ muntah

4 Hematemesis

5 Perubahan nafsu makan

6 Intoleran makanan

7 Ikterus

8 Diare

9 Konsultipasi

10 Perdarahan rectum

11 haemoroid

No System Integumen Ya Tidak Keterangan

1 Lesi/ luka

2 Pruitus

3 Perubahan pigmentasi

4 Perubahan tekstur

5 Perubahan nevi

6 Sering memar

7 Perubahan rambut

8 Perubahan kuku

9 Penonjolan tulang kalus

No Sistem Perkemihan Ya Tidak Keterangan

1 Disuria

2 Frekwensi

3 Menetes
4 Ragu-ragu

5 Dorongan

6 Hematoria

7 Poliuria

8 Oliguria

9 Nokturia

10 Inkotinensia

11 Batu

12 Infeksi

No Sistem Muskuloskletal Ya Tidak Keterangan

1 Nyeri persendian

2 Kekakuan

3 Pembengkakan sendi

4 Deformitas

5 Spasme

6 Kelemahan otot

7 Masalah cara berjalan

8 Nyeri pinggang

9 Proteksi

A. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME,


dan Ginter, SF,1998)
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
a. Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisis)
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali Gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak kebagian
depan kursi terlebih dahulu, tidakm stabil pada saat berdiri pertama
kali.
b. Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)
Menjatuhkkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan ()*: kursi yang keras dan tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum
perlahan-lahan sebanhyak 3 kali). Menggerakkan kaki, memegang
obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya.
c. Mata tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan pasien tentang input
pengelihatan untuk keseimbangannya)
d. Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing, atau keadaan
tidak stabil.
e. Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuai dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak
stabil, memegang sesuatu untuk dukungan.
f. Membungkuk
Tidak mampu membungkuk, untuk mengambil obyek-obyek kecil
(misal : pulpen) dari lantai, memegang suatu objek untuk bisa berdiri
lagi, memerlukan usaha- usaha multiple untuk bangunj.
2. Komponen gaya berjalan atau Gerakan
a. Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan ragu-
ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan
b. Ketinggian langkah kaki (mengakat kaki pada saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 2 inchi)
c. Kontinuitas langkah kaki(lebih baik diobservasi dari samping
pasien)
Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai.
d. Kesimetrisan langkah (lebaih baik diobservasi disamping klien).
Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis
biasanya memiliki langkah yang lebih Panjang : masalah dapat
terdapat pada panggul, lutut, pergelangan kaki, atau otot
sekitarnya).

e. Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan memegang
obyek untuk dukungan.
B. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Hubungan dengan orang lain di lingkungan lansia
o Tidak dikenal
o Sebatas kenal
o Mampu berinteraksi
o Mampu Kerjasama
2. Hubungan dengan orang lain diluar wisma dalam panti/dilingkungan
lansia
o Tidak dikenal
o Sebatas kenal
o Mampu berinteraksi
o Mampu Kerjasama
3. Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lannya dalam panti/dengan
sesama lansia di lingkungan
o Selalu
o Sering
o Jarang
o Tidak pernah
4. Stabilitas emosi
o Labil
o Stabil
o Iritabel
o Datar
5. Motivasi menghuni panti
o Kemampuan sendiri
o Terpaksa
6. Frekuensi kunjungan keluarga
o 1 kali/bulan
o 2 kali/bulan
o Tidak pernah

C. PENGKAJIAN SPIRITUAL
1. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesui dengan keyakinan
agamanya?
o Ya
o Tidak
2. Apakah secara teratur mengikuti/terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan ?
o Ya
o Tidak
3. Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah, apakah dengan
berdoa?
o Ya
o Tidak
4. Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal ?
o Ya
o Tidak
D. PENGKAJIAN FUNGSIONAL LANSIA
1. Masalah emosional
Pertanyaa tahap 1
1) Apakah klien mengalami susah tidur?
o Yaa
o Tidak
2) Ada masalah atau banyak pikiran
o Ya
o Tidak
3) Apakah klien murung atau menangis sendiri ?
o Ya
o Tidak
4) Apakah klien sering was-was atau khawatir
o Ya
o Tidak

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1 atau lebih

Pertanyaan tahap 2

1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan satu kali
dalam satu bulan
o Ya
o Tidak
2) Ada masalah atau banyak pikiran
o Ya
o Tidak
3) ada gangguan atau masalah dengan orang lain ?
o Ya
o Tidak

4) menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter


o Ya
o Tidak
5) cenderung mengurung diri
o Ya
o Tidak
2. Tingkat kerusakan intelektual
Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status
questioner)

Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar di bawah ini :

1) Tanggal berapa hari ini ?


o Benar
o Tidak
2) Hari apa sekarang ?
o Benar
o Tidak
3) Apa nama tempat ini ?
o Benar
o Tidak
4) Dimana alamat anda?
o Benar
o Tidak
5) Berapa umur anda ?
o Benar
o Tidak
6) Kapan anda lahir?
o Benar
o Tidak
7) Siapa presiden Indonesia?
o Benar
o Tidak
8) Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
o Benar
o Tidak
9) Siapa nama ibu anda?
o Benar
o Tidak
10) Angka hitungan 20-3-3-3=?
o Benar
o Tidak
E. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Untuk mengetahui kerusakan terjadi pada
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maksimal Klien

1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :


Tahun :
Musim :
Tanggal :
Hari :
Bulan :

2 Orientasi 5 Dimana sekarang kita ?


Negara
Provinsi
Kabupaten/kota
Panti
Wisma

3 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek (missal :


kursi, meja, kertas) kemudian
ditanyatakan kepada klien,
menjawab :

1. Kursi

2. Meja

3. Kertas

4 Perhatian 5 Meminta klien berhitung mulai


dan kalkulasi 100 kemudian kurangi 7 sampai 5
tingkat.
Jawaban :

1. 93

2. 86

3. 79

4. 72
5. 65

5 Mengingat 3 Meminta klien untuk mengulangi


ketiga obyek pada point ke-2 (tiap
poin nilai 1)

6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang


benda (sambil menunjukkan
benda tersebut)
1.
2.
Minta klien untuk mengulangi
kata berikut : “tidak ada, ada, jika,
atau tetapi.
Klien menjawab :
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
Ambil kertas ditangan anda, lipat
dua dan taruh di lantai.
1.
2.
3.
Perintah pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai satu point).
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total 30
Nilai

Interprestasi hasil :
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat

F. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


1. Kebiasaan merokok
o > 3 batang sehari
o < 3 batang sehari
o Tidak merokok
2. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
1) Frekwensi makan
o 1 kali sehari
o 2 kali sehari
o 3 kali sehari

2) Jumlah makanan yang dihabiskan


o 1 porsi dihabis
o ½ porsi yang dihabiskan
o < 2/3 porsi yang dihabiskan
o Lain-lain
3) Makanan tambahan
o Dihabiskan
o Tidak dihabiskan
o Kadang-kadang dihabiskan
b. Pola pemenuhan cairan
1) Frekuensi minum
o < 3 gelas sehari
o > 3 gelas sehari
2) Jika jawaban < 3 gelas, sehari :
o Takut kencing malam hari
o Tidak haus
o Persediaan minuman terbaas
o Kebiasaan minum sedikit
3) Jenis minuman
o Air putih
o The
o Kopi
o Susu
o Lainnya…………………
c. Pola kebiasaan tidur
1) Jumlah waktu tidur
o < 4 jam
o 4-6 jam
o 6 jam
2) Gangguan tidur berupa
o Insomnia
o Sering terbangun
o Sulit mengawali
o Tidak ada gangguan
3) Penggunaan waktu luang ketika tidur
o Santai
o Diam saja
o Keterampilan
o Kegiatan keagamaan

d. Pola eliminasi BAK/BAB


1) Frekuensi BAB
o 1 kali sehari
o 2 kali sehari
o Lainnya
2) Konsistensi
o Encer
o Keras
o Lembek
3) Gangguan BAB
o Inkontinensia alvi
o Konstipasi
o Diare
o Tidak ada
4) FrekuensiBAK
o 1-3 kali sehari
o 4-6 kali sehari
o > 6 kali sehari
5) Warna urine
o Kuning jernih
o Putih jernih
o Kuning keruh
6) Gangguan BAK
o Inkontinesia urine
o Retensi urine
o Lainnya……………………………………….
e. Pola aktifitas: kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan
o Membantu kegiatan dapur
o Berkebun
o Pekerjaan rumah tangga
o Keterampilan tangan
f. Pola pemenuhan kebutuhan diri
1) Mandi
o 1 kali sehari
o 2 kali sehari
o 3 kali sehari
o < 1 kali sehari
2) Memakai sabun
o Ya
o Tidak
3) Sikat gigi
o 1 kali sehari
o 2 kali sehari
4) Menggunakan pasta gigi
o Ya
o Tidak
5) Kebiasaan berganti pakaian bersih
o 1 kali sehari
o > 1 kali sehari
o Tidak ganti
3. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

No Item yang dinilai Skor Nilai

1. Makan (feeding) 0 = Tidak mampu


1 = Butuh bantuan memotong, mengoles
Mentega
2 = Mandiri

2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain


1 = Mandiri

3. Perawatan Diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain


(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka,
rambut,
gigi, dan bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung oramng lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing
baju)
2 = Mandiri

5. Buang air kecil 0 = Inkhontinensia atau pakai kateter dan


(Bowel) tidak terkontrol
1 = Kadang inkhontinensia (maks, 1x24
jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)

6. Buang air besar 0 = Inkhontinensia (tidak teratur atau perlu


(Bladder) enema)
1 = Kadang inkontinensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)

7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain


1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri

8. Transfer 0 = Tidak mampu


1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri

9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)


1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)

10. Naik turun angga 0 = Tidak mampu


1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri

Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

G. PENGKAJIAN RESIKO JATUH DAN RESIKO DECUBITUS


a. Pengkajian Skala Resiko Dekubitus

Persepsi sensori 1 2 3 4
Terbatas penuh Sangat terbatas Agak Tidak terbatas
terbatas

Kelembapan Lembab Sangat Kadang Jarang lembab


konstan lembab lembab

Aktifitas Ditempat tidur Dikursi Kadang Jalan keluar


jalan

Mobilisasi Imobil penuh Kadang jalan Kadang Tidak terbatas


terbatas

Nutrisi Sangat jelek Tidak adekuat Adekuat Sempurna

Gerakan/cubitan Masalah Masalah Tidak ada Sempurna


resiko masalah

Total skor = 22

Keterangan :
Pasien dengan total nilai :
a. <16 mempunyai risiko terkena decubitus
b. 15/16 risiko rendah
c. 13/14 risiko sedang
d. < 13 risiko tinggi

Kesimpulan :Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan total skor :


22,sehingga disimpulkan klien tidak mengalami resikodecubitus.

b. TES SKALA KESEIMBANGAN BERG (Pengkajian Skala Resiko Jatuh


Dengan Postural Hypotensi)

Reach Test (FR test) Hasil

Mengukur tekanan darah lansia Diperoleh hasil pengukuran dalam tiga


dalam tiga posisi yaitu : posisi pada Ny. K sebagai berikut :
a. Tidur a. Tidur : 130/70 mmHg
b. Duduk b. Duduk : 140/90 mmHg
c. Berdiri c. Berdiri : 140/90 mmHg
Catatan jarak antar posisi
pengukuran kurang lebih 5-10
menit.

KESIMPULAN
Dari hasl skoring pada Ny. K diperoleh hasil skoring total = 20 mmHg maka
dapat di katakana bahwa Tn. S memiliki resiko jatuh mengingat usia Ny. K juga
semakin tua dan kemunduran fungsi organ karena usia tua serta penyakit yang di
derita.

1. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. PEMUKIMAN
a. Luas bangunan :
b. Bentuk bangunan :
o Rumah
o Petak
o Asrama
o Pavilium
c. Jenis bangunan
o Permanen
o Semi permanen
o Non permanen
d. Atap rumah
o Genting
o Seng
o Ijuk
o Kayu
o Asbes
e. Dinding
o Tembok
o Kayu
o Bambu
o Lannya…………………….
f. Lantai
o Semen
o Tegel
o Keramik
o Tanah
o Lainnya…………………..
g. Kebersihan lantai
o Baik
o Kurang
h. Ventilasi
o < 15% luas lantai
o 15% luas lantai
i. Pencahayaan
o Baik
o Kurang
o Jelaskan…………………..
j. Pengaturan penataan perabot
o Baik
o Kurang
k. Kelengkapan alat rumah tangga
o Lengkap
o Tidak lengkap
o Jelaskan………………………

b. SANITASI
a. Penyediaan air bersih (MCK)
o PDAM
o Sumur
o Mata air
o Sungai
o Lainnya.
b. Penyediaan air minum
o Air rebus sendiri
o Beli (aqua)
o Air biasa tanpa rebus
c. Pengelolaan jamban
o Bersama
o Kelompok
o Pribadi
o Lainnya…………….
d. Jenis jamban
o Leher angsa
o Cemplung terbuka
o Cemplung tertutup
o Lainnya
e. Jarak dengan sumber air
o < 10 meter
o >10 meter
f. Sarana pembuangan air limbah (SPAL) :
o Lancar
o Tidak lancar
g. Petugas sampah
o Ditimbun
o Dibakar
o Daur ulang
o Dibuang sembarang tempat
o Dikelola dinas
h. Polusi udara
o Pabrik
o Rumah tangga
o Industri
o Lainnya……………………..
i. Pengelolaan binatang pengerat
o Tidak
o Ya
o Lainnya

c. FASILITAS
a. Peternakan
o Ada
o Tidak
o Jenis……………….
b. Perikanan
o Ada
o Tidak
o Jenis………………..
c. Sarana olah raga
o Ada
o Tidak
o Jenis……………………..
d. Taman
o Ada
o Tidak
o Jenis……………………..
e. Ruang pertemuan
o Ada
o Tidak
o Jenis……………………….
f. Sarana hiburan
o Ada
o Tidak
o Jenis……………………….
g. Sarana ibadah
o Ada
o Tidak
o Jenis……………………….

d. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI


a. Keamanan
1) System keamanan lingkungan
2) Penanggulangan kebakaran
o Ada
o Tidak
3) Penanggulangan bencana
o Ada
o Tidak
b. Tranportasi
1) Kondisi jalan masuk panti
o Rata
o Tidak rata
o Licin
o Tidak lain
2) Jenis transportasi yang dimiliki
o Mobil
o Sepeda motor
o Lainnya……………….
o Jumlah
c. Komunikasi
1) Sarana komunikasi
o Ada
o Tidak
2) Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti
o Telephon
o Kotak surat
o Fax
o Lainnya………………..
3) Cara penyebaran informasi
o Langsung
o Tidak langsung
o Lainnya…………………..

B. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium :
2. Radiologi :
3. EKG :
4. USG :
5. CT Scan :
6. Obat-obatan :
ANALISA DATA

NO DATA Interpretasi Masalah (Problem)


(Etiologi)
RENCANA TINDAKAN

NO Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Nama


Keperawatan & Ttd
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Nama


/ Waktu Keperawatan Formatif & Ttd
EVALUASI SUMATIF

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif Nama


& Ttd
DAFTAR PUSTAKA

Anam Khairul. (2019). Paradigma Kesehatan Dalam Islam di Era Melenial. Jawa
Timur : Barko Group.
Ardiana, Dewa Putu Yudhi, et al. (2021). Metodologi Penelitian Bidang
Pendidikan. Denpasar: Yayasan Kita Menulis.
Ariani, Ayu Putri. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan
Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika
Aspiani Reny Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi
NANDA, NIC, dan NOC Jilid 1. Jakarta : CV Trans Info Media.
Dwidiyanti, M. Munif, B & Pamungkas, A. Y. F., (2020). Pedoman Praktis
Tenaga Kesehatan Untuk Mencegah Panik Pada Pandemic Covid-19.
Semarang: CV. Tigamedia Pratama.
Ekasari M. F, Riasmini N. M, & Hartini Tien. (2018). Meningkatkan Kualitas
Hidup Lansia Konsep dan Berbagai Strategi Intervensi. Malang: Wineka
Media
Kholifah Siti Nur. 2016. Keperawatan gerontik. (Jakarta Selatan: PUSDIK SDM
Kesehatan). Hlm 3
Nasir A. Muhith A & Ideputri M.E, (2011). Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Saryono & Anggraeni, M. D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai