Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN


DENGAN PROSES MENUA

DISUSUN OLEH:

NOVELIA, S. Kep
NIM. 113063J120049

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan
Stase keperawatan gerontik pada pasien
Dengan proses menua

Oleh:
NOVELIA, S. Kep
NIM. 113063J120049

Banjarmasin, September 2020


Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Theresia Ivana, S. Kep., Ns.,MSN


LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP LANSIA (PROSES MENUA) DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA

I. Konsep Lansia
A. Definisi
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan (Pudjiastuti 2003, dalam Efendi & Makhfudli
2009). Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis, berkaitan
dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Hawari 2001, dalam Efendi & Makhfudli
2009).
Gerontik adalah ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti segala
bidang masalah lanjut usia, bukan saja mengenai kesehatan namun juga
menyangkut sosial kesejahteraan, pemukiman, lingkungan hidup,
pendidikan, perUndang-Undangan. Gerontologi adalah ilmu yang
mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkur lanjut
usia.

B. Batasan Lanjut usia


Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas (UU RI, 1998).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa klasifikasi


lanjut usia terbagi menjadi (Depkes RI, 2003):
1. Pralansia adalah seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
2. Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih,
atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan.
Nugroho W mengatakan bahwa bahwa lanjut usia dibagi menjadi tiga
(Nugroho W, 2000):
1. Midlle age antara umur 45-59 tahun
2. Early age antar umur 60-74 tahun
3. Old age antara umur 75-90 tahun keatas.
WHO mengemukakan bahwa lanjut usia meliputi:
1. Lanjut usia (Elderly) antara 60-74 tahun
2. Lanjut usia tua (Old) antara 75-90 tahun
3. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

C. Teori Proses Menua


1. Teori Biologi
a) Teori genetik dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang terprogram oleh molekul-molekul atau DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b) Teori radikal bebas
Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-reduksi
bahan organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
c) Teori autoimun
Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada
keseimbangan regulasi system imun (Corwin, 2001). Sel normal
yang telah menua dianggap benda asing, sehingga sistem bereaksi
untuk membentuk antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain
itu atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh
tidak mampu melawan organisme pathogen yang masuk kedalam
tubuh.Teori meyakini menua terjadi berhubungan dengan
peningkatan produk autoantibodi.
d) Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan
lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
dipakai.
e) Teori telomer
Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap
pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang
panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel
membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak
mampu membelah lagi.
f) Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika
lingkungannya berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini
diperlukan pada perkembangan persarapan dan juga diperlukan
untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini
lingkungan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan
hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu
apoptosis diberbagai organ tubuh.
2. Teori Kejiwaan Sosial
a) Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan sosial.
b) Keperibadian lanjut (Continuity theory)
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yang
dimilikinya.
c) Teori pembebasan (Disengagement theory)
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut
usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.
3. Teori Lingkungan
a) Exposure theory: Paparan sinar matahari dapat mengakibatkan
percepatan proses penuaan.
b) Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar xdan ultrafiolet dari alat-alat
medis memudahkan sel mengalami denaturasi protein dan mutasi
DNA.
c) Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi
mengandung subtansi kimia, yang mempengaruhi kondisi epigenetik
yang dpat mempercepat proses penuaan.
d) Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol
dalam darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat
proses penuaan.

D. Etiologi menua
Penyebab Yang Mempengaruhi Ketuaan yaitu;
a. Hereditas atau ketuaan genetic
b. Nutrisi atau makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stres

E. Tanda dan gejala menua


Menurut Prof Dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, tanda dan gejala proses
penuaan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu tanda fisik,
seperti massa otot berkurang, lemak meningkat, kulit berkerut, daya
ingat berkurang, fungsi seksual terganggu, kemampuan kerja
menurun, dan sakit tulang. Kedua adalah tanda psikis, antara lain,
menurunnya gairah hidup, sulit tidur, mudah cemas, mudah
tersinggung, dan merasa tidak berarti lagi.
secara umum, proses penuaan berlangsung melalui tiga tahap berikut
ini:
1. Tahap sub-klinik (usia 25-35 tahun)
Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai
menurun, yaitu hormon testosteron, growth hormon, dan hormon
estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan
DNA, mulai memengaruhi tubuh. Kerusakan ini biasanya tak tampak
dari luar. Karena itu, pada tahap ini orang merasa dan tampak normal,
tidak mengalami gejala dan tanda penuaan.
2. Tahap transisi (usia 35-45 tahun)
Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Massa
otot berkurang sebanyak satu kilogram setiap beberapa tahun.
Akibatnya, tenaga dan kekuatan terasa hilang, sedangkan komposisi
lemak tubuh meningkat. Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin,
meningkatkan risiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan obesitas.
Pada tahap ini orang mulai merasa tidak muda lagi dan tampak lebih
tua.
3. Tahap klinik (usia 45 tahun ke atas)
Pada tahap ini, penurunan kadar hormon terus berlanjut. Terjadi juga
penurunan, bahkan hilangnya kemampuan penyerapan bahan
makanan, vitamin, dan mineral. Kepadatan tulang menurun, massa
otot berkurang sekitar satu kilogram setiap tahun, yang
mengakibatkan ketidakmampuan membakar kalori. Penyakit kronis
menjadi lebih nyata, sistem organ tubuh mulai mengalami kegagalan.

F. Kebutuhan Hidup Lansia


Secara lebih detail, kebutuhan lansia terbagi atas (Subijanto et al, 2011):
1. Kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan, papan, kesehatan.
2. Kebutuhan psikis yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati dan
mendapatkan perhatian lebih dari sekelilingnya.
3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan masyarakat
sekitar.
4. Kebutuhan ekonomi, meskipun tidak potensial lansia juga mempunyai
kebutuhan secara ekonomi sehingga harus terdapat sumber pendanaan
dari luar, sementara untuk lansia yang potensial membutuhkan adanya
tambahan keterampilan, bantuan modal dan penguatan kelembagaan.
5. Kebutuhan spiritual, spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian
tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku
atau asal-usul. Kebutuhan spiritual diidentifikasi sebagai kebutuhan dasar
segala usia. Fish dan Shelly mengidentifikasi kebutuhan spiritual sebagai
kebutuhan akan makna dan tujuan, akan cinta dan keterikatan dan akan
pengampunan.

G. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia


Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut
(Hurlock, 1980):
Tabel 1.1 Perubahan yang terjadi pada lansia
Perubahan Temuan Subyektif Peningkatan
dan Obyektif Kesehatan/Rekomendasi
Keperawatan
Sistem Kardiovaskular Keluhan keletihan Olahraga secara teratur,
Penurunan curah jantung: dengan peningkatan aktivitas yang berirama,
penurunan kemampuan aktivitas waktu hindari merokok, makan-
merespons stress: pemulihan frekuensi makanan rendah lemak, diet
frekuensi jantung dan jantung meningkat. rendah garam; berpartisipasi
volume sekuncup tidak Telakanan darah dalam aktivitas penurunan
meningkat dengan normal < 140/90 stress, ukur tekanan darah
kebutuhan maksimal: mmHg. secara teratur, kepatuhan
kecepatan pemulihan pengobatan, kontrol berat
jantung lebih badan.
lambat; peningkatan
tekanan darah.
Sistem Pernapasan Keletihan dan sesak Olahraga secara teratur,
Peningkatan volume nafas setelah hindaari meroko, minum
residual paru; penurunan beraktivitas; gangguan banyak cairan untuk
kapasitas vital; penyembuhan jaringan mengencerkan untuk
penurunan pertukaran akibat penurunan mencairkan secret, imunisasi
gas dan kapasitas difusi, oksigensi; kesulitan influenza setiap tahun; hindari
penurunan efisiensi batuk membatukan secret. pajanan terhadap infeksi
traktus respiraatorius bagian
atas.
Sistem Integumen Kulit Nampak tipis Hindari pajanan matahari
Penurunan perlindungan dan keriput; keluhan (pakaian, tabir surya, tetap
terhadap trauma dan cedera, memar dan dalam ruangan); berpakaian
pajanan matahari; terbakar matahari; yang sesuai dengan iklim;
penurunan perlindungan keluhan tidak tahan menjaga suhu dalam ruangan
terhadap suhu yang panas; struktur tulang yang aman; berendam 1-2 kali
ekstrim; berkurangnya menonjol; kulit kering seminggu; lumasi kulit
sekresi minyak alami dan
berkeringat.
Sistem Reproduksi Wanita: nyeri saat Mungkin memerlukan
Wanita: penyempitan dan berhubungan kelamin, peresapan pemberian krim
penurunan elastisitas perdarahan vagina esterogen/antibiotik, gunakan
vagina; penurunan setelah berhubungan pelumas saat berhubungan
sekresi vagina seksual, gatal dan kelamin; carilah bimbingan
Pria: penurunan ukuran iritasi vagina; orgasme kesehatan/seksual bila perlu.
penis dan testis melambat.
Pria dan wanita: respons Pria: ereksi dan
seksual yang melambat pencapaian orgasme
melambat.
Sistem Muskuloskeletal Penurunan tinggi Berolahraga secara teratur,
Kehilangan kepadatan badan, rentan terhadap makan-makanan tinggi
tulang; kehilangan fraktur, kifosis, kalsium, batasi masukan
ukuran dan kekuatan keluhan nyeri fosfor. Mungkin perlu
otot; degenerasi tulang punggung. Kehilangan mendapat resep tambahan
rawan sendi kekuatan, fleksibiltas hormon dan kalsium.
dan ketahanan.
Keluhan nyeri sendi
Sistem Genitourinarius Retensi urin Kunjungi dokter untuk
Pria dan wanita; Kesulitan berkemih pemeriksaan berkala, jangan
kapasitas kandung kemih Urgensi, frekuensi dan jauh dari toilet, pakai pakaian
menurun, keterlambatan ketahanan. Keluhan yang mudah di buka, minum
rasa ingin berkemih. nyeri sendi. banyak air, pertahankan
keasaman urin, pelihara
hygiene perineal.
Sistem Gastrointestinal Keluhan mulut kering Gunakan es batu, obat kumur,
Penurunan salivasi, Keluhan sesak, nyeri sikat gigi, dan pijatan gusi
kesulitan menelan ulu hati, dan gangguan setiap hari. Makan sedikit tapi
makanan, perlambatan pencernaan. sering, mintalah perawatan gigi
pengosongan esophagus berkala.
dan lambung, penurunan
motilitas GI.

a. Perubahan Fisik
1) Perubahan penampilan
Saat seseorang memasuki usia lanjut, penampilan secara fisik akan
berubah. Misal sudah mulai terlihat kulit keriput, bentuk tubuh berubah,
rambut mulai menipis.
2) Perubahan fungsi fisiologis
Perubahan pada fungsi organ juga terjadi pada lansia. Perubahan
fungsi organ ini yang menyebabkan lansia tidak tahan, terhadap
temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin, tekanan darah
meningkat, berkurangnya jumlah waktu tidur.
3) Perubahan panca indera
Perubahan pada indera berlangsung secara lambat dan bertahap,
sehingga setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan
penyesuain dengan perubahan tersebut. Misal, kacamata dan alat
bantu dengar hampir sempurna untuk mengatasi penurunan
kemampuan melihat atau kerusakan pendengaran.
4) Perubahan seksual
Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan seksual karena pada fase
ini klimakterik pada lansia laki–laki dan menopause pada wanita.
Tapi, hal itu juga tidak membuat potensi seksual benar–benar
menurun. Ini disebabkan penurunan atau peningkatan potensi seksual
juga dipengaruhi oleh kebudayaan, kesehatan dan penyesuain seksual
yang dilakukan di awal.
b. Perubahan Kemampuan Motorik
1) Kekuatan
Terjadi penurunan kekuatan otot. Hal ini menyebabkan lansia lebih
cepat capai dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk
memulihkan diri dari keletihan dibandingkan orang yang lebih muda.
2) Kecepatan
Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah usia
enam puluhan.
3) Belajar keterampilan baru
Lansia yang belajar keterampilan baru cenderung lebih lambat dalam
belajar dibanding dengan yang lebih muda dan hasil akhirnya juga
cenderung kurang memuaskan.
4) Kekakuan
Lansia cenderung canggung dan kagok, yang menyebabkan sesuatu
yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh. Selain itu, lansia
juga melakukan sesuatu dengan tidak hati–hati dan dikerjakan secara
tidak teratur.
c. Perubahan Kemampuan Mental
1) Belajar
Lansia lebih berhati–hati dalam belajar, memerlukan waktu yang
lebih banyak untuk dapat mengintegrasiakan jawaban mereka dan
kurang mampu mempelajari hal–hal baru yang tidak mudah
diintegrasikan dengan pengalaman masa lalu.
2) Berpikir dalam memberi argument
Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai
kesimpulan.
3) Kreativitas
Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berpikir kreatif bagi
lansia cenderung berkurang.
4) Ingatan
Lansia pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat hal-hal
yang baru dipelajari dan sebaliknya baik terhadap hal-hal yang telah
lama dipelajari.
5) Mengingat kembali
Kemampuan dalam mengingat ulang banyak dipengaruhi oleh faktor
usia dibanding pemahamam terhadap objek yang ingin diungkapkan
kembali. Banyak lansia yang menggunakan tanda-tanda, terutama
simbol visual, suara, dan gerakan, untuk membantu kemampuan
mereka dalam mengingat kembali.
6) Mengenang
Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa
lalu meningkat semakin tajam sejalan dengan bertambahnya usia.
7) Rasa humor
Kemampuan lansia dalam hal membaca komik berkurang dan
perhatian terhadap komik yang dapat mereka baca bertambah dengan
bertambahnya usia.
8) Perbendaharaan kata
Menurunnya perbendaharaan kata yang dimiliki lansia menurun
dengan sangat kecil, karena mereka secara konstan menggunakan
sebagian besar kata yang pernah dipelajari pada masa anak-anak dan
remajanya.
9) Kekerasan mental
Kekerasan mental tidak bersifat universal bagi usia lanjut.
d. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial setiap lansia sangat beragam, reaksi yang
muncul berbeda-beda saat peralihan peran dari masa produktif (aktif
bekerja) ke masa pensiun (istirahat), bergantung pada kepribadian dan
kesiapan yang dimiliki lansia tersebut (Sunaryo et al, 2016). Bagi seorang
pekerja, pensiun berarti terputus dari lingkungan, teman-teman yang akrab,
dan disingkirkan untuk hanya duduk bersantai di rumah (Mubarak, Chayatin
& Santoso, 2009). Perubahan psikososial lain yaitu merasakan atau sadar
akan kematian, perubahan cara hidup memasuki rumah perawatan, kesepian
akibat pengasingan diri dari lingkungan sosial, kehilangan hubungan dengan
teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan
konsep diri, serta kematian pasangan hidup (Mubarak & Santoso, 2009).
e. Perubahan Minat
1) Minat Pribadi
Minat pribadi meliputi minat terhadap diri sendiri, minat terhadap
penampilan, minat pada pakaian dan minat pada uang. Minat terhadap diri
sendiri pada lansia cenderung meningkat, sedangkan minat terhadap uang
dan penampilan cenderung menurun. Untuk minat terhadap pakaian,
disesuaikan dengan kegiatan sosial lansia.
2) Minat Kegiatan Sosial
Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa
menderita karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukannya semakin
berkurang. Hal ini lazim diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan
kemasyarakatan (social disengagement).
3) Minat Rekreasi
Lansia cenderung untuk tetap tertarik pada kegiatan rekreasi yang
biasa dinikmati pada masa mudanya, dan mereka hanya akan mengubah
minat tersebut kalau betul-betul diperlukan.
4) Minat Kegiatan Keagamaan
Sikap sebagian besar lansia terhadap agama mungkin lebih sering
dipengaruhi oleh bagaimana mereka dibesarkan atau apa yang telah diterima
pada saat mencapai kematangan intelektualnya. Bagaimanapun juga,
perubahan minat dan sikap terhadap kegiatan keagamaan merupakan ciri
orang berusia lanjut dalam beberapa kebudayaan dewasa ini. Beberapa
perubahan keagamaan selama usia lanjut memberi pengaruh pada usia
lanjut, antara lain dalam hal toleransi keagamaan dan ibadat keagamaan.
Terdapat bukti-bukti bahwa kualitas keanggotan dalam tempat
peribadatan memainkan peranan yang lebih penting bagi penyesuaian
individual pada usia lanjut dibanding keanggotan itu sendiri. Mereka yang
aktif di tempat peribadatan secara sukarela di waktu masih muda cenderung
dapat menyesuaikan diri dengan pada masa tuanya dibanding mereka yang
minat dan kegiatannya dalam perkumpulan keagamaan terbatas.

5) Minat Mengenai Kematian


Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin
kurang tertarik terhadap kehidupan akherat dan lebih mementingkan tentang
kematian itu sendiri serta kematiannya sendiri.

H. Penanggulangan Masalah Terkait Proses Penuaan Alami


Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi sebagai akibat perunahan
yang dialaminya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh lansia sebagai
upaya penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan tersebut.Penanggulangan
masalah terkait dengan proses penuaan adalah sebagai berikut :
1. Penanggulangan masalah akibat perubahan fungsi tubuh.
a) Perawatan diri sehari-hari
b) Senam/latihan pergerakan secara teratur
c) Pemeriksaan kesehatan secara rutin
d) Mengikuti kegiatan yang masih mampu dilakukan
e) Minum obat secara teratur jika sakit
f) Memakan makanan yang bergizi
g) Minum paling sedikit delapan gelas setiap sehari
2. Penanggulangan masalah akibat perubahan psikologis
a) Mengenal masalah yang sedang dihadapi
b) Memiliki keyakinan dalam memandang masalah
c) Menerima proses penuaan
d) Memberi nasehat dan pandangan
e) Beribadah secara teratur
f) Terlibat dalam kegiatan sosial maupun keagamaan
g) Sabar dan tawakal
h) Mempertahankan kehidupan seksualnya
3. Penanggulangan masalah akibat perubahan sosial/masyarakat.
a) Memiliki pandangan/wawasan
b) Saling mengunjungi
c) Melakukan kegiatan rekreasi

I. Karakteristik penyakit pada lansia


Secara umum karakteristik penyakit pada lansia digambarkan sebagai
berikut:
a. Penyakit sering multiple: saling berhubungan satu sama lain
b. Penyakit bersifat degeneratif
c. Gejala sering tidak jelas: berkembang secara perlahan
d. Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial
e. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
f. Sering terjadi penyakit iatrogenik (penyakit yang disebabkan oleh konsumsi
obat yang tidak sesuai dengan dosis)
Penyakit-penyakit yang umum terjadi pada lansia adalah:
a. Rematik f. Kepikunan
b. Hipertensi g. Malnutrisi/Anoreksia
c. Jantung Koroner h. Konstipasi
d. Diabetes Melitus. i. Dehidrasi
e. Osteoporosis
J. Patofisiologi Proses Penuaan
Proses Penuaan
Trauma

- Intrinsik
Pemecahan Perubahan
- Ekstrinsik
kondrosit Komponen sendi
Perubahan
- Kolagen metabolisme sendi
Proses penyakit - Progteogtikasi
degeneratif - Jaringan sub
yang panjang kondrial

Pengeluaran
enzim lisosom

Kerusakan
- Kurang
kemampuan matrik kartilago
mengingat
- Kesalahan Penebalan Perubahan
interpretasi tulang sendi fungsi sendi

Penyempitan Deformitas
Defisiensi rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
- Penurunan Hambatan
Kekuatan mobilitas fisik
- nyeri
Gangguan Citra Hipertrofi
Defisit tubuh
perawatan diri
Nyeri akut
Fase 1
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai
berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Polusi udara, diet yang tak
sehat dan stres merupakan serangan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel
tubuh. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada
kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus. Penurunan ini mencapai 14 % ketika
seseorang berusia 35 tahun.

Fase 2
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah
menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya
pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata mulai mengalami
rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai
beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan
sebelumnya atau bila pada usia muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat
bisa berisiko terkena kanker.
Fase 3
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada
masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama
sekali.perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria
mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering karena
mengalami dehidrasi/kulit menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di
bawah mata kita, juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga
menjadi cepat lelah.
II. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Lansia
A. Pengkajian
Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi
tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian
unutk etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan
mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010).
Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan
pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta
delapan subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji
tentang pendidikan, pekerjaan, agama,
keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang subsistem sebagai
berikut:
a. Data inti
1) Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik
Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri: jumlah
penduduk lansia dalam wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital
stastistik, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
a) Jumlah penduduk
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Pendidikan
e) Suku Bangsa
f) Status perkawinan
g) Nilai dan kepercayaan

b. Data subsistem
1) Lingkungan fisik
a) Kualitas udara: Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia
beriklim sejuk atau panas, apakah terdapat polusi udara yang dapat
mengganggu pernafasan atau tidak.
b) Kualitas air: Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, keadaan saluran air disekitar rumah.
c) Tingkat kebisingannya: Adanya sumber suara/ bising yang dapat
mengganggu keadaan lansia, contohnya seperti pabrik.
d) Jarak antar rumah/ kepadatan: Jarak antar rumah satu dengan yang
lainnya, apakah saling berdempetan.
2) Pendidikan
Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan lansia.
3) Keamanan dan transportasi
Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling,
satpam atau polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau
tidak. Sarana transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi sehari
menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
4) Politik dan pemerintahan
Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan social dan kesehatan
Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas,
balai pengobatan) untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
atau memantau apabila gangguan sudah terjadi serta karakteristik pemakaian
fasilitas pelayanan kesehatan.
6) Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk saling berkomunikasi antar lansia atau untuk mendapatkan
informasi dari luar misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
7) Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja
atau tidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
8) Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh lansia. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
lansia untuk mengurangi stress.

B. Analisis data
a. Diagnosa keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat
dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari:
1) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi.
2) Penyebab (Etiologi)
Penyebab meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta
interaksi perilaku dengan lingkungan.
3) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Tanda dan gejala diperlukan untuk mengetahui informasi yang
berguna dalam merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk
timbulnya masalah.
C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Aspek fisik atau biologis
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan, memasukan,
mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
2) Gangguan pola tidur (000198) berhubungan dengan insomnia dalam waktu
lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan
kemampuan fungsi yng ditandai dengan penuaan perubahan pola tidur dan
cemas
3) Inkontinensia urin fungsional (00020) berhubungan dengan keterbatasan
neuromuskular yang ditandai dengan waktu yang diperlukan ke toilet
melebihi waktu untuk menahan pengosongan bladder dan tidak mampu
mengontrol pengosongan.
4) Disfungsi seksual (00059) berhubungan dengan perubahan struktur
tubuh/fungsi yang ditandai dengan perubahan dalam mencapai kepuasan
seksual.
5) Hambatan mobilitas fisik (00085) berhubungan dengan kerusakan
musculoskeletal dan neuromuscular
6) Keletihan (00093) berhubungan dengan kondisi fisik kurang
7) Risiko kerusakan integritas kulit (00047) dengan faktor risiko usia ekstrem
2. Aspek psikososial
1) Ketidakefektifan koping (00069) berhubungan dengan percaya diri tidak
adekuat dalam kemampuan koping, dukungan social tidak adekuat yang
dibentuk dari karakteristik atau hubungan.
2) Isolasi sosial (00053) berhubungan dengan perubhaan penampilan fisik,
peubahan keadaan sejahtera, perubahan status mental.
3) Ansietas (00146) berhubungan dengan perubahan dalam status peran,
status kesehatan, pola interaksi , fungsi peran, lingkungan, status ekonomi
4) Risiko Kesepian (00054)
5) Gangguan citra tubuh (00118) berhubungan dengan perubahan dan
ketergantungan fisik (ketidakseimbangan mobilitas) serta psikologis yang
disebabkan penyakit atau terapi
3. Aspek spiritual
1) Distress spiritual (00066) berhubungan dengan peubahan hidup, kematian
atau sekarat diri atau orang lain, cemas, mengasingkan diri, kesendirian atau
pengasingan social, kurang sosiokultural.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Darmojo RB,et al,2004.Buku Ajar Geriatri.Balai Penerbit FK UI.Jakarta

Efendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, Jakarta.

Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Mubarak, WI, Chayatin, N & Santoso, BA. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas:
Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA. 2015. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2015-2017,


Edisi 10. Jakarta: EGC.

Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sunaryo, Wijayanti, R, Kuhu, MM, Sumedi, T, Widayanti, ED, Sukrillah, UA,


Riyadi, S & Kuswati, A. 2016. Asuhan Keperawatan Gerontik, Penerbit
Andi: Yogyakarta.

Siti Nur Kholifah.2016.Keperawatan Gerontik.Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai