DISUSUN OLEH:
NOVELIA, S. Kep
NIM. 113063J120049
Laporan pendahuluan
Stase keperawatan gerontik pada pasien
Dengan proses menua
Oleh:
NOVELIA, S. Kep
NIM. 113063J120049
Pembimbing Akademik
I. Konsep Lansia
A. Definisi
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan (Pudjiastuti 2003, dalam Efendi & Makhfudli
2009). Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis, berkaitan
dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Hawari 2001, dalam Efendi & Makhfudli
2009).
Gerontik adalah ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti segala
bidang masalah lanjut usia, bukan saja mengenai kesehatan namun juga
menyangkut sosial kesejahteraan, pemukiman, lingkungan hidup,
pendidikan, perUndang-Undangan. Gerontologi adalah ilmu yang
mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkur lanjut
usia.
D. Etiologi menua
Penyebab Yang Mempengaruhi Ketuaan yaitu;
a. Hereditas atau ketuaan genetic
b. Nutrisi atau makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stres
a. Perubahan Fisik
1) Perubahan penampilan
Saat seseorang memasuki usia lanjut, penampilan secara fisik akan
berubah. Misal sudah mulai terlihat kulit keriput, bentuk tubuh berubah,
rambut mulai menipis.
2) Perubahan fungsi fisiologis
Perubahan pada fungsi organ juga terjadi pada lansia. Perubahan
fungsi organ ini yang menyebabkan lansia tidak tahan, terhadap
temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin, tekanan darah
meningkat, berkurangnya jumlah waktu tidur.
3) Perubahan panca indera
Perubahan pada indera berlangsung secara lambat dan bertahap,
sehingga setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan
penyesuain dengan perubahan tersebut. Misal, kacamata dan alat
bantu dengar hampir sempurna untuk mengatasi penurunan
kemampuan melihat atau kerusakan pendengaran.
4) Perubahan seksual
Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan seksual karena pada fase
ini klimakterik pada lansia laki–laki dan menopause pada wanita.
Tapi, hal itu juga tidak membuat potensi seksual benar–benar
menurun. Ini disebabkan penurunan atau peningkatan potensi seksual
juga dipengaruhi oleh kebudayaan, kesehatan dan penyesuain seksual
yang dilakukan di awal.
b. Perubahan Kemampuan Motorik
1) Kekuatan
Terjadi penurunan kekuatan otot. Hal ini menyebabkan lansia lebih
cepat capai dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk
memulihkan diri dari keletihan dibandingkan orang yang lebih muda.
2) Kecepatan
Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah usia
enam puluhan.
3) Belajar keterampilan baru
Lansia yang belajar keterampilan baru cenderung lebih lambat dalam
belajar dibanding dengan yang lebih muda dan hasil akhirnya juga
cenderung kurang memuaskan.
4) Kekakuan
Lansia cenderung canggung dan kagok, yang menyebabkan sesuatu
yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh. Selain itu, lansia
juga melakukan sesuatu dengan tidak hati–hati dan dikerjakan secara
tidak teratur.
c. Perubahan Kemampuan Mental
1) Belajar
Lansia lebih berhati–hati dalam belajar, memerlukan waktu yang
lebih banyak untuk dapat mengintegrasiakan jawaban mereka dan
kurang mampu mempelajari hal–hal baru yang tidak mudah
diintegrasikan dengan pengalaman masa lalu.
2) Berpikir dalam memberi argument
Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai
kesimpulan.
3) Kreativitas
Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berpikir kreatif bagi
lansia cenderung berkurang.
4) Ingatan
Lansia pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat hal-hal
yang baru dipelajari dan sebaliknya baik terhadap hal-hal yang telah
lama dipelajari.
5) Mengingat kembali
Kemampuan dalam mengingat ulang banyak dipengaruhi oleh faktor
usia dibanding pemahamam terhadap objek yang ingin diungkapkan
kembali. Banyak lansia yang menggunakan tanda-tanda, terutama
simbol visual, suara, dan gerakan, untuk membantu kemampuan
mereka dalam mengingat kembali.
6) Mengenang
Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa
lalu meningkat semakin tajam sejalan dengan bertambahnya usia.
7) Rasa humor
Kemampuan lansia dalam hal membaca komik berkurang dan
perhatian terhadap komik yang dapat mereka baca bertambah dengan
bertambahnya usia.
8) Perbendaharaan kata
Menurunnya perbendaharaan kata yang dimiliki lansia menurun
dengan sangat kecil, karena mereka secara konstan menggunakan
sebagian besar kata yang pernah dipelajari pada masa anak-anak dan
remajanya.
9) Kekerasan mental
Kekerasan mental tidak bersifat universal bagi usia lanjut.
d. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial setiap lansia sangat beragam, reaksi yang
muncul berbeda-beda saat peralihan peran dari masa produktif (aktif
bekerja) ke masa pensiun (istirahat), bergantung pada kepribadian dan
kesiapan yang dimiliki lansia tersebut (Sunaryo et al, 2016). Bagi seorang
pekerja, pensiun berarti terputus dari lingkungan, teman-teman yang akrab,
dan disingkirkan untuk hanya duduk bersantai di rumah (Mubarak, Chayatin
& Santoso, 2009). Perubahan psikososial lain yaitu merasakan atau sadar
akan kematian, perubahan cara hidup memasuki rumah perawatan, kesepian
akibat pengasingan diri dari lingkungan sosial, kehilangan hubungan dengan
teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan
konsep diri, serta kematian pasangan hidup (Mubarak & Santoso, 2009).
e. Perubahan Minat
1) Minat Pribadi
Minat pribadi meliputi minat terhadap diri sendiri, minat terhadap
penampilan, minat pada pakaian dan minat pada uang. Minat terhadap diri
sendiri pada lansia cenderung meningkat, sedangkan minat terhadap uang
dan penampilan cenderung menurun. Untuk minat terhadap pakaian,
disesuaikan dengan kegiatan sosial lansia.
2) Minat Kegiatan Sosial
Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa
menderita karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukannya semakin
berkurang. Hal ini lazim diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan
kemasyarakatan (social disengagement).
3) Minat Rekreasi
Lansia cenderung untuk tetap tertarik pada kegiatan rekreasi yang
biasa dinikmati pada masa mudanya, dan mereka hanya akan mengubah
minat tersebut kalau betul-betul diperlukan.
4) Minat Kegiatan Keagamaan
Sikap sebagian besar lansia terhadap agama mungkin lebih sering
dipengaruhi oleh bagaimana mereka dibesarkan atau apa yang telah diterima
pada saat mencapai kematangan intelektualnya. Bagaimanapun juga,
perubahan minat dan sikap terhadap kegiatan keagamaan merupakan ciri
orang berusia lanjut dalam beberapa kebudayaan dewasa ini. Beberapa
perubahan keagamaan selama usia lanjut memberi pengaruh pada usia
lanjut, antara lain dalam hal toleransi keagamaan dan ibadat keagamaan.
Terdapat bukti-bukti bahwa kualitas keanggotan dalam tempat
peribadatan memainkan peranan yang lebih penting bagi penyesuaian
individual pada usia lanjut dibanding keanggotan itu sendiri. Mereka yang
aktif di tempat peribadatan secara sukarela di waktu masih muda cenderung
dapat menyesuaikan diri dengan pada masa tuanya dibanding mereka yang
minat dan kegiatannya dalam perkumpulan keagamaan terbatas.
- Intrinsik
Pemecahan Perubahan
- Ekstrinsik
kondrosit Komponen sendi
Perubahan
- Kolagen metabolisme sendi
Proses penyakit - Progteogtikasi
degeneratif - Jaringan sub
yang panjang kondrial
Pengeluaran
enzim lisosom
Kerusakan
- Kurang
kemampuan matrik kartilago
mengingat
- Kesalahan Penebalan Perubahan
interpretasi tulang sendi fungsi sendi
Penyempitan Deformitas
Defisiensi rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
- Penurunan Hambatan
Kekuatan mobilitas fisik
- nyeri
Gangguan Citra Hipertrofi
Defisit tubuh
perawatan diri
Nyeri akut
Fase 1
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai
berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Polusi udara, diet yang tak
sehat dan stres merupakan serangan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel
tubuh. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada
kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus. Penurunan ini mencapai 14 % ketika
seseorang berusia 35 tahun.
Fase 2
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah
menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya
pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata mulai mengalami
rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai
beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan
sebelumnya atau bila pada usia muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat
bisa berisiko terkena kanker.
Fase 3
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada
masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama
sekali.perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria
mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering karena
mengalami dehidrasi/kulit menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di
bawah mata kita, juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga
menjadi cepat lelah.
II. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Lansia
A. Pengkajian
Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi
tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian
unutk etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan
mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010).
Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan
pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta
delapan subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji
tentang pendidikan, pekerjaan, agama,
keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang subsistem sebagai
berikut:
a. Data inti
1) Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik
Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri: jumlah
penduduk lansia dalam wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital
stastistik, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
a) Jumlah penduduk
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Pendidikan
e) Suku Bangsa
f) Status perkawinan
g) Nilai dan kepercayaan
b. Data subsistem
1) Lingkungan fisik
a) Kualitas udara: Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia
beriklim sejuk atau panas, apakah terdapat polusi udara yang dapat
mengganggu pernafasan atau tidak.
b) Kualitas air: Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, keadaan saluran air disekitar rumah.
c) Tingkat kebisingannya: Adanya sumber suara/ bising yang dapat
mengganggu keadaan lansia, contohnya seperti pabrik.
d) Jarak antar rumah/ kepadatan: Jarak antar rumah satu dengan yang
lainnya, apakah saling berdempetan.
2) Pendidikan
Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan lansia.
3) Keamanan dan transportasi
Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling,
satpam atau polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau
tidak. Sarana transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi sehari
menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
4) Politik dan pemerintahan
Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan social dan kesehatan
Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas,
balai pengobatan) untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
atau memantau apabila gangguan sudah terjadi serta karakteristik pemakaian
fasilitas pelayanan kesehatan.
6) Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk saling berkomunikasi antar lansia atau untuk mendapatkan
informasi dari luar misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
7) Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja
atau tidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
8) Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh lansia. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
lansia untuk mengurangi stress.
B. Analisis data
a. Diagnosa keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat
dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari:
1) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi.
2) Penyebab (Etiologi)
Penyebab meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta
interaksi perilaku dengan lingkungan.
3) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Tanda dan gejala diperlukan untuk mengetahui informasi yang
berguna dalam merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk
timbulnya masalah.
C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Aspek fisik atau biologis
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan, memasukan,
mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
2) Gangguan pola tidur (000198) berhubungan dengan insomnia dalam waktu
lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan
kemampuan fungsi yng ditandai dengan penuaan perubahan pola tidur dan
cemas
3) Inkontinensia urin fungsional (00020) berhubungan dengan keterbatasan
neuromuskular yang ditandai dengan waktu yang diperlukan ke toilet
melebihi waktu untuk menahan pengosongan bladder dan tidak mampu
mengontrol pengosongan.
4) Disfungsi seksual (00059) berhubungan dengan perubahan struktur
tubuh/fungsi yang ditandai dengan perubahan dalam mencapai kepuasan
seksual.
5) Hambatan mobilitas fisik (00085) berhubungan dengan kerusakan
musculoskeletal dan neuromuscular
6) Keletihan (00093) berhubungan dengan kondisi fisik kurang
7) Risiko kerusakan integritas kulit (00047) dengan faktor risiko usia ekstrem
2. Aspek psikososial
1) Ketidakefektifan koping (00069) berhubungan dengan percaya diri tidak
adekuat dalam kemampuan koping, dukungan social tidak adekuat yang
dibentuk dari karakteristik atau hubungan.
2) Isolasi sosial (00053) berhubungan dengan perubhaan penampilan fisik,
peubahan keadaan sejahtera, perubahan status mental.
3) Ansietas (00146) berhubungan dengan perubahan dalam status peran,
status kesehatan, pola interaksi , fungsi peran, lingkungan, status ekonomi
4) Risiko Kesepian (00054)
5) Gangguan citra tubuh (00118) berhubungan dengan perubahan dan
ketergantungan fisik (ketidakseimbangan mobilitas) serta psikologis yang
disebabkan penyakit atau terapi
3. Aspek spiritual
1) Distress spiritual (00066) berhubungan dengan peubahan hidup, kematian
atau sekarat diri atau orang lain, cemas, mengasingkan diri, kesendirian atau
pengasingan social, kurang sosiokultural.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Mubarak, WI, Chayatin, N & Santoso, BA. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas:
Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.