Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN PROSES MENUA DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.D DENGAN KASUS DIABETES MELITUS

Oleh :
ANDRI DIANASARI
NIM. A3R20082

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PROSES MENUA DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny.D DENGAN KASUS DIABETES MELITUS

PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

SUHARYOTO S.KM, M.Kes ANDRI DIANASARI


NIDN : 88-4478-0018 NIM. A3R20082
A. Pengertian Lansia

Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter &
Perry, 2005).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di
ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi
dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam
setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).
B. Proses Menua

Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2000).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).
C. Teori Proses Menua
Teori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut :
 Teori Biologis
1. Teori radikal bebas
Radikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat
menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas
akan dihancurkan oleh enzim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan
berakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan
seperti kendaraan bermotor, radiasi, sinar ultraviolet, mengakibatkan
perubahan pigmen dan kolagen pada proses penuaan. Radikal bebas tidak
mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan
gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di
dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul, akan
terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel
akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori
radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya
lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya
untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin, yang
menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh
karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.
2. Teori cross-link
Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan
elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan
regiditas sel, cross-linkage diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan
senyawa antara melokul-melokul yang normalnya terpisah (Ebersole & Hess,
1994 dalam Potter & Perry, 2005).
3. Teori imunologis
Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses
penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan
terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia
akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.perubahan sistem imun ini
diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya
keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh
menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang
terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem
imun itu sendiri.

 Teori Psikososial
1. Teori Disengagement (Penarikan Diri)
Teori ini menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat
dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial
telah berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih
muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat
menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah
dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.
2. Teori Aktivitas
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses
maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara
yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah
suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian
menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif
mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang
berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang kehidupan.
3. Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan
dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup
yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan
akan semakin menurunkan kualitas hidup.

D. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu:
 Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya.
 Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan
hidupnya, keluarga, dan teman.
 Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan
status kesehatan dan ekonomi
 Menyiapkan pendapatan yang memadai
 Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal
 Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
 Memelihara kebersihan diri
 Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman
 Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi
 Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status
 Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan
 Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit diri dan
pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang disayangi;
menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi
 Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam
filosofi atau agama.
E. Batasan Lanjut Usia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHOdalam Psychologymania, 2013 batasan
lanjut usia meliputi :
 Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
 Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
 Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
 Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
F. Pathway Proses Menua

Proses Menua

Fase 1 subklinik Fase 2 transisi Fase 3 klinik

Usia 25-35 Penurunan hormon Usia 35-45 Usia 45 produksi hormon


(testosteron, growt hormon, Penurunan hormon 25 sudah berkurang
estrogen) % hingga akhirnya berhenti

Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres

Peningkatan radikal
bebas

Kerusakan sel-seDNA
(sel-sel tubuh)

Sistem dalam tubuh mulai


Penyakit degeneratif
terganggu spti : penglihatan
(DM, osteoporosis,
menurun, rambut beruban,
hipertensi, penyakit
stamina & enegi berkurang,
jantung koroner)
wanita (menopause),pria
(andopause).
G. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu:
1. Perubahan Organik
a) Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat.
b) Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya menghilang.
c) Jumlah sel yang berfungsi normal menurun.
d) Jumlah lemak meningkat.
e) Penggunaan oksigen menurun.
f) Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun.
g) Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit.
h) Ekskresi hormon menurun.
i) Aktivitas sensorik dan persepsi menurun
j) Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun.
k) Lumen arteri menebal
2. Sistem Persarafan
Tanda :
a) Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel
neuroglial.
b) Penurunan syaraf dan serabut syaraf.
c) Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranim
d) Penebalan leptomeninges di medulla spinalis.
Gejala :
a) Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler,
parkinsonisme
b) Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat
c) Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang
d) Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek, dan
menekukke depan
e) Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala
3. Sistem Pendengaran.
Tanda :
a) Hilangnya neuron auditorius
b) Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendah
c) Peningkatan serumen
d) Angiosklerosis telinga
Gejala :
a) Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social (khususnya, penurunan
kemampuan untuk mendengar konsonan)
b) Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang
mengganggu, atau bila percakapan cepat.
c) Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
4. Sistem Penglihatan
Tanda :
a) Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut
b) Penumpukan pigmen.
c) Penurunan kecepatan gerakan mata.
d) Atrofi otot silier.
e) Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa
f) Penurunan sekresi air mata.
Gejala :
a) Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan, dan adaptasi terhadap
terang/gelap
b) Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukan
c) Peningkatan insiden glaucoma
d) Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuh
e) Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violet
f) Peningkatan kekeringandan iritasi mata.
5. Sistem Kardiovaskuler
Tanda :
a) Atrofi serat otot yang melapisi endokardium
b) Aterosklerosis pembuluh darah
c) Peningkatan tekanan darah sistolik.
d) Penurunan komplian ventrikel kiri.
e) Penurunan jumlah sel pacemaker
f) Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor.
Gejala :
a) Peningkatan tekanan darah
b) Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4 terdengar
c) Peningkatan aritmia
d) Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisi
e) Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
f) Penurunan toleransi
6. Sistem Respirasi
Tanda :
a) Penurunan elastisitas jaringan paru.
b) Kalsifikasi dinding dada.
c) Atrofi silia.
d) Penurunan kekuatan otot pernafasan.
e) Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2).
Gejala :
a) Penurunan efisiensi pertukaran ventilasi
b) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasis
c) Peningkatan resiko aspirasi
d) Penurunan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia
e) Peningkatan kepekaan terhadap narkotik
8. Sistem Gastrointestinal
Tanda :
a) Penurunan ukuran hati.
b) Penurunan tonus otot pada usus.
c) Pengosongan esophagus makin lambat
d) Penurunan sekresi asam lambung.
e) Atrofi lapisan mukosa
Gejala :
a) Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makan
b) Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan melambat
c) Penurunan penyerapan kalsium dan besi
d) Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit divertikuler
9. Sistem Reproduksi
Tanda :
a) Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterus
b) Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasi
c) Penurunan hormone dan oosit.
d) Involusi jaringan kelenjar mamae.
e) Poliferasi jaringan stroma dan glandular
Gejala :
a) kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitus
b) penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasi
c) penurunan elevasi testis
d) hipertrofi prostat
e) jaringan ikat payudara digantikan dengan jaringan lemak, sehingga
pemeriksaan payudara lebih mudah dilakukan
10. Sistem Perkemihan
Tanda :
a) Penurunan masa ginjal
b) Tidak ada glomerulus
c) Penurunan jumlah nefron yang berfungsi
d) Perubahan dinding pembuluh darah kecil
e) Penurunan tonus otot kandung kemih
Gejala :
a) Penurunan GFR
b) Penurunan kemampuan penghematan natrium
c) Peningkatan BUN
d) Penurunan aliran darah ginjal
e) Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin residual
f) Peningkatan urgensi
10.Sistem Endokrin
Tanda:
a) Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin, androgen,
aldosteron, hormone tiroid
b) Penurunan termoregulasi
c) Penurunan respons demam
d) Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroid
e) Penurunan laju metabolic basal
Gejala:
a) Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti pembedahan
b) Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhu
c) Penurunan respons insulin, toleransi glukosa
d) Penurunan kepekaan tubulus ginjal terhadap hormone antidiuretik
e) Penambahan berat badan
f) Peningkatan insiden penyakit tiroid
11. Sistem Kulit Integumen
Tanda:
a) Hilangnya ketebalan dermis dan epidermis
b) Pendataran papilla
c) Atrofi kelenjar keringat
d) Penurunan vaskularisasi
e) Cross-link kolagen
f) Tidak adanya lemak sub kutan
g) Penurunan melanosit
h) Penurunan poliferasi dan fibroblas
Gejala:
a) Penipisan kulit dan rentan sekali robek
b) Kekeringan dan pruritus
c) Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuh
d) Peningkatan kerutan dan kelemahan kulit
e) Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan menyebabkan
timbulnya nyeri
f) Penyembuhan luka makin lama
12. Sistem Muskuloskletal
Tanda:
a) Penurunan massa otot
b) Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospat
c) Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendi
d) Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblast
Gejala:
a) Penurunan kekuatan otot
b) Penurunan densitas tulang
c) Penurunan tinggi badan
d) Nyeri dan kekakuan pada sendi
e) Peningkatan risiko fraktur
f) Perubahan cara berjalan dan postur
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu
diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering
dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan / penyakit
tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
a) Pemerikasaan hematologi rutin
b) Urin rutin
c) Glukosa
d) Profil lipid
e) Alkalin pospat
f) Fungsi hati
g) Fungsi ginjal
h) Fungsi tiroid
i) Pemeriksaan feses rutin
I. Pengkajian
Perawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku
sosial pada lansia.
a. Perubahan fisiologis
 Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :

Sistem Temuan Normal


Integumen Warna kulit Pigmentasi berbintik/bernoda diarea yang terpajan sinar
matahari, pucat meskipun tidak anemia
Kelembaban Kering, kondisi bersisik
Suhu Ekstremitas lebih dingin, penurunan perspirasi
Tekstur Penurunan elastisitas, kerutan, kondisi berlipat, kendur
Distribusi Penurunan jumlah lemak pada ekstremitas, peningkatan jumlah
lemak diabdomen
Rambut Penipisan rambut
Kuku Penurunan laju pertumbuhan
Kepala dan Kepala Tulang nasal, wajah menajam, & angular
leher
Mata Penurunan ketajaman penglihatan, akomodasi, adaptasi dalam
gelap, sensivitas terhadpa cahaya
telinga Penurunan menbedakan nada, berkurangnya reflek ringan,
pendengaran kurang
Mulut, Penurunan pengecapan, aropi papilla ujung lateral lidah
faring
leher Kelenjar tiroid nodular
Thoraxs & Peningkatan diameter antero-posterior, peningkatan rigitas dada,
paru-paru peningkatan RR dengan penurunan ekspansi paru, peningkatan
resistensi jalan nafas

Sistem Peningkatan sistolik, perubahan DJJ saat istirahat, nadi perifer


jantung & mudah dipalpasi, ekstremitas bawah dingin
vascular
Payudara Berkurangnnya jaringan payudara, kondisi menggantung dan
mengendur
Sistem Penurunan sekresi keljar saliva, peristatik, enzim digestif,
pencernaan konstppasi
Sistem wanita Penurunan estrogen, ukuran uterus, atropi vagina
reproduksi
pria Penurunan testosteron, jumlah sperma, testis
Sistem Penurunan filtrasi renal, nokturia, penurunan kapasitas kandung
perkemihan kemih, inkontenensia
wanita Inkontenensia urgensi & stress, penurunan tonus otot perineal
pria Sering berkemih & retensi urine.
Sistem Penurunan masa & kekuatan otot, demineralisasi tulang,
muskoloske pemendekan fosa karena penyempitan rongga intravertebral,
letal penurunan mobilitas sendi, rentang gerak
Sistem Penurunan laju reflek, penurunan kemampuan berespon terhadap
neuorologi stimulus ganda, insomia, periode tidur singkat

 Pengkajian status fungsional :


Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri.Indeks Katz adalah alat
yang secara luas digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada
lansia dan penyakit kronis. Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan
mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini
merentang kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen dan makan.
 Tingkat Kemandirian Lansia :
A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian
dan mandi
B: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari fungsi
tambahan
C: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil
G: Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
b. Perubahan Kognitif
Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul akibat kesalahan
konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur
dan fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan
adaptif & fungsi secara nyata (ebersole &hess, 1994)

Pengkajian status kognitif


 SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10
hal yang menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan
diri, memori jauh dan kemam[uan matematis.
 MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian dank
kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha
30, dengan nialu 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan leboh lanjut.
 Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang behubungan dengan
depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk menandakan
intensitas gejala
c. Perubahan psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada penuaan.
Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa perubahan biasa terjadi pada
mayoritas lansia.
 Pengkajian Sosial
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkat
kesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk
mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk
digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-
temannya atau dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat
tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.
A : Adaptation
P : Partnership
G :Growth
A :Affection
R : Resolve

 Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya
bahaya yang akan menempatkan lansia pada resiko cidera. Faktor lingkungan yang
harus diperhatikan :
 Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari
 Jalan bersih
 Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat
 Alas kaki stabil dan anti slip
 Kain anti licin atau keset
 Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi
J. KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi/Pengertian

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau


mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner & Sudarth,
2002).Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.Jika
telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan
hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit vaskular
mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2006).
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Soegondo, 2002).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus adalah
peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, saraf dan pembuluh darah.

B. Penyebab
Penyebab Diabetes Melitus dibagi 2, yaitu:
1. Penyebab Diabetes Mellitus Tipe I
Pada diabetes mellitus tipe I terdapat bukti adanya suatu responsautoimun. Respon
ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-
olah sebagai jaringan asing. Otoanti body terdapat sel-sel pulau longerhans dan
insulin endogen (internal) terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan
beberapa tahun sebelum timbulnya tanda-tanda klinis tipe I (Bruner and Suddarth, 2001).
Secara garis besar etiologi DM tipe 1 adalah :
1) Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
2) Faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen
3) Faktor Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.

Penyelidikan masih dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan faktor-faktor


eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta. Sebagai contoh, virus, atau toksin
tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
2. Penyebab Diabetes Mellitus Tipe II
Faktor-faktor yang menyebabkan diabetes mellitus tipe II antara lain:
a. Faktor-faktor genetik
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
b. Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun.
c. Obesitas
d. Riwayat keluarga
e. Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hipsonik serta penduduk asli Amerika tertentu
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes mellitus tipe II
dibandingkan dengan golongan Afro-Amerika.

3. Gejala klinis
Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan
tidak disadari oleh penderita.Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, sering
kencing terutama malam hari dan berat badan yang turun dengan cepat. Disamping itu
kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-
gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu
sering melahirkan bayi diatas 4 kg. Kadang-kadang ada pasien yang pasien sendiri tidak
merasakan adanya keluhan, Mereka mengetahui adanya diabetes hanya karena pada saat
check up ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi.

Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah Keluhan klinik :
a. Penurunan Berat Badan (BB) dan rasa lemah
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur menjadi glukosa, maka
tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan mmemecah
cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan
lemak sehingga klien dengan DM, walaupun banyak makan tetap kurus
b. Banyak kencing
Hal ini disebabkan oleh kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap
ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotik diuresis yang mana gula banyak
menarik cairan dan elektrolit sehinga klien mengeluh banyak kencing.
c. Banyak minum
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minu.
a. Banyak makan
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel sehingga megalami starvasi
(kelaparan). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun
klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pembuluh
dara.
4. Keluhan lain
a. Gangguan saraf tepi/kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu
malam, sehingga mengganggu tidur.
b. Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia tetap
dapat melihat dengan baik.
c. Gatal/bisul
Kelainan bisel berupa gatal, biasanya terjadi didaerah kemaluan atau daerah
lipatan kulit seperti ketika dan dibawah payudara.Sering pula dikeluhkan
timbulnya bisul dan luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.
d. Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara
terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat
yang masih merasa tabu membicarakan maslah seks, apalagi menyangkut
kemampuan atau kejantanan seseorang.
e. Keputihan
Pada wanita keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan
kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.

K. Klasifikasi Diabetes Melitus


a. Diabetes Melitus Tipe 1
Selitar 5-10 % pasien mengalami diabetes tipe 1. Ini ditandai dengan destruksi sel-sel
pankreas akibat faktor genetis, imunologis, dan mungkin juga lingkungan misalnya virus.
Injeksi insulin diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa darah. Awitan diabetes tipe 1
terjadi secara mendadak, biasanya sebelum usia 30 tahunan (Brunner& Suddart, 2010).
b. Diabetes Tipe 2
Sekitar 90-95% pasien penyandang diabetes tipe 2. Tipe ini disebabkan oleh penurunan
sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat jumlah penurunan jumlah
insulin yang diproduksi. Paling sering dialami oleh pasien diatas 30 tahun dan pasien
yang obesitas (Brunner & Suddart, 2010).
a. Diabetes melitus Gestasional
Ditandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa yang muncul selama kehamilan
(trimester kedua atau ketiga). Risiko diabetes gestasional mencakup obesitas, riwayat
personal pernah mengalami diabetes gestasional, glikosuria, atau riwayat kuat keluarga
pernah mengalami diabetes. Keluarga etnis yang berisiko tinggi mencakup penduduk
Amerika Hispanik, Amerika Afrika dan kepulauan Pasifik. Diabetes gestasional
meningkatkan risiko mereka untuk mengalami gangguan hipertensif selama kehamilan
(Brunner & Suddart, 2010).

L. Patofisiologi
Diabetes Tipe I. Pada diabetes tipe ini terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hipereglikemia-
puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu glukosa
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine
(Glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urine, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (Poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Diabetes Tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin yaitu retensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel.
Retensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan untuk mengatasi retensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah,
harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi
glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin,
maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.

M. Patway Diabetes mellitus


N. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan diagnosis
i. Glukosa darah meingkat: 200-100 mg/dL, atau lebih
ii. Aseton plasma (keton ) positif secara mencolok
iii. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
iv. Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/L
v. Elektrolit :
1. Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun
2. Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun

b. Pemeriksaan mikroalbumin
i. Mendeteksi kompliksai pada ginjal dan kardiovaskuler
ii. Nefropati diabetik
1. Salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh diabetes melitus adalah
terjadinya nefropati diabetik yang dapat mengakibatkan gagal ginjal terminal
sehingga penderita perlu cuci darah atau hemodialisa
2. Nefropati diabetik ditandai dengan kerusakan glomerolus ginjal yang
berfungsi sebagai alat penyaring
3. Gangguan pada glomerolus ginjal menyebabka lolosnya protein albumin
kedalam urine
4. Adanya albumin dalam urine merupakan indikasi adanya nefropati diabetik
c. Pemeriksaan HBA1C atau A1C
1) Dapat memperkirakan risiko kompliksai akibat DM
2) HbA1C atau AIC
3) Manfaat pemeriksaan A1C
4) Tujuan pemeriksaan A1C
5) Jadwal pemeriksaan A1C

O. Penatalaksaan
a. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivasi insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya kompliksai vaskuler serta neuropatik.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien
(Brunner & Suddart, 2010). Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan DM:
1) Diet
Pada diet DM harus memperhatikan jumlah kalori, jadwal makan, dan jenis makan
yang harus dihindari adalah gula. Menurut Tjokro Prawiro (1999), penentuan gizi
penderita dilakukan dengan menghitung prosentase Relatif Body Weigth dan
dibedakan menjadi:
l) Kurus : berat badan relatif : <90%
m) Normal : berat badan relatif : 90-110%
n) Gemuk : berat badan relatif : >110 %
o) Obesitas : berat badan relatif : >120 %
Obesitas ringan 120 – 130 %
Obesitas sedang 130 – 140 %
Obesitas berat 140 – 200 % Obesitas
morbid > 200 %

Apabila sudah diketahui relatif body weigthnya maka jumlah kalori yang diperlukan
sehari-hari untuk penderita DM adalah sebagai berikut:
a) Kurus : BB x 40-60 kalori / hari
b) Normal ; BB x 30 kalori / hari
c) Gemuk : BB x 20 kalori / hari
d) Obesitas : BB x 10-15 kalori / hari

2) Latihan fisik
Dianjurkan latihan jasmani secar teratur 3 -4 x tiap minggu selama ½ jam. Latihan
dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, joging, lari, renang, bersepeda dan
mendayung. Tujuan latihan fisik bagi penderita DM :
i. Insulin dapat lebih efektif
ii. Menambah reseptor insulin
iii. Menekankenaikan berat badan
iv. Menurunkan kolesterol trigliseriid dalam darah
v. Meningkatkan aliran darah

b. Penatalaksanaan Nutrisi
Tujuannya adalah untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dan
tekanan darah dalam kisaran normal dan lipid profil dan lipoprotein yang menurunkan
risiko penyakit vaskuler, mencegah timbulnya kompliksai kronik, memenuhi kebutuhan
nutrisi individu, dan menjaga kepuasan untuk makan hanya pilihan makanan yang
terbatas ketika bukti ilmiah ada yang mengindikasikan demikian. Bagi pasien yang
membutuhkan insulin yang membantu untuk mengontrol kadar gula darahnya, diperlukan
konsistensi dalam mempertahankan jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap
makan.
Prinsip utama dalam diet DM adalah 3 J, yaitu jumalah harus sesuai kebutuhan,
jadwal diet yang ketat, dan jenis makanan yang boleh dimakan dn yang harus dihindari.
American Diabetes Association merekomendasikan bahwa untuk semua tingkatan asupan
kalori , sebanyak 50% sampai 60% kalori didapatkan dari karbohidrat, 20-30% dari lemak
dan sisanya 10-20% dari protein.
c. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyandang diabetes dapat mencakup banyak
macam gangguan fisiologis bergantung pada kondisi kesehatan pasien atau apakah pasien
baru terdiagnosa diabetes atau tengah mencari perawatan untuk masalah kesehatan lain
yang tidak terkait, karena semua pasien penyandang DM harus menguasai konsep dan
keterampilan yang diperlukan untuk penatalaksanaan jangka panjang serta untuk
menghindari kemungkinan kompliksai diabetes, landasan pendidikan yang solid mutlak
diperlukan dan menjadi fokus asuhan keperawatan yang berkelanjutan
1) Memberikan pendidikan kesehatan untuk pasien
 Menyusun rencana penyuluhan tentang diabetes
 Mengkaji kesiapan untuk belajar
 Menyuluh pasien yang berpengalaman
 Menentukan metode penyuluhan
 Menyuluh pasien cara memberikan insulin secara mandiri
2) Meningkatkan asuhan di rumah dan di komunitas
a) Meningkatkan perawatan diri
b) Melanjutkan asuhan

P. Diagnosa Keperawatan
 Hipovolemia berhubungan dengan diuresis osmotik ditandai poliuri
 Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan masukan oral ditandai dengan
penurunan berat badan
 Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan melaporkan nyeri
secara verbal, sikap melindungi area nyeri
 Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan hipovolemia,
penyakit diabetes melitus ditandai dengan suplai darah ke kapiler menurun
 Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan defisiensi insulin,
kurang menejemen diabetes
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasieng
menyatakan merasa lemah, letih
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius.

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusumna, Hardi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda Nic Noc. Yogyakarta: MedAction.

Price & Wilson.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Suyono, S. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Ed.3. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.

Sujono & Sukarmin.2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin &
Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : akperta@gmail.com

FORMAT PEGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1. BIODATA
Unit/ UPT : - PSTW BLITAR Nama Wisma :KRISAN
Nama Klien : NY. D No Reg. : XXXX
Umur : 65 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Alamat asal : Tungagung
Tanggal waktu dating : January 2021 Lama tinggal di Panti : 8 bulan

Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) : Anak (Tn,A)


Alamat : Tulunggung
Telp.: XXXXXXX

2. POLA PERSEPSI KESEHATAN/ PENGELOLAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN :


Penyakit/masalah kesehatan saat ini :
Keluhan utama saat ini :
Keju pada tengkuk dan badan terasa lemas untuk beraktifitas
Riwayat penyakit sekarang :
Hipertensi dan Diabetes

Riwayat penyakit yang lalu :


Hipertensi dan diabetes

Merokok:  Tidak ____ Ya Jumlah __<1 pak/hari ___ 1-2 pak/hari___> 2 pak/hari.
Minum Kopi : __ ___1 gls/hr 2 gls/hr > 2 gls/hr
Suka makan asin : ____ Ya  Tidak. Suka makan manis : __ __Ya Tidak
Mengkonsumsi tinggi purin : _____Sering  Kadang _____tidak pernah
Mengkonsumsi makanan berlemak : ____Sering  Kadang _____Tidak pernah
Alkohol :  Tidak _____ Ya Jumlah : ____< 1 botol/hari ____1- 2 botol/hari
___>2 botol/hari Jenis : _____________________________________________________
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep :  Tidak __ Ya Macam :
_________________________________________________________________________________
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) :  Tidak _____ Ya Macam : _________
____________________________ Reaksi :___________________________________
Harapan tinggal di panti :
Ingin sehat selalu

Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala, cara
perawatan) :
Klien mengatakan menderita penyakit diabetes sudah skitar 5 tahun yang lalu danjuga tensi
darah selalu tnggi

Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini (cara-cara pencegahan) :


Selama dirumah dulu saya diberikan obat saat saya sakit dan diperiksakan saat hanya saya
sakit..sudah saya usahakan untuk mengurangi makanan yang manis

Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap cedera/kecelakaan) :


Berjalan dengan hati hati

3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 85
Interpretasi : Klien MANDIRI dalam kehidupan sehari-hari
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
Jika skore 90 : mandiri

ALAT BANTU : Tidak __YA__ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker ____ Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain, sebutkan___________________
4. NUTRISI DAN METABOLIK
Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : Nasi dan lauk pauk
Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini :  Tidak ___ Ya Macam____________________
Program diit saat ini :  Tidak _____ Ya, macam : ___________________________________
Jumlah porsi setiap kali makan: 1 porsi Frekwensi dalam1 hari: 3 kali
Nafsu makan:  Normal __Bertambah __Berkurang ___Penurunan sensasi rasa
____Mual __Muntah __Stomatitis
Berat badan saat ini : 35 Kg Tinggi Badan : 140 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir:
 tidak naik/turun _______Kg ___ naik. _____Kg
Kesukaran menelan:  Tidak ____Ya, untuk makanan jenis : ____padat ___cairan
Gigi palsu:  Tidak ___Ya ___Bagian atas ___Bagian bawah
Gigi ompong : ___Tidak  Ya ___Bagian atas  Bagian bawah ___Sebagaian besar
Jumlah cairan/minum : ___< 1 ltr/hri  1-2 ltr/ ___> 2 ltr/hari
Jenis cairan : Air Putih, Teh, Kopi
Riwayat masalah penyembuhan kulit  Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal __ada ruam
___Kering ___ ada luka/lesi ____Pruritus
Pengkajian Determinan Nutrisi :  Baik/tdk ada resiko ________ Resiko moderate
_______ Resiko tinggi (lihat lampiran form 1)

5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): 3 kali/minggu Tgl Defekasi terakhir 23 Mei 2021
Pola BAB saat ini :  dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare
___Inkontinensia ___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : Coklat
Colostomy :  tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : ___Ya ___Tidak
Kebiasaan BAK: 3 kali/hari Jumlah _____cc/hari ____Malam sering berkemih
___Kesukaran menahan/beser ___Nyeri/disuri ___Menetes/oliguri ___Anuri
Warna Urin: Kuning Alat Bantu: ___Folley kateter ____kondom kateter _____ngompol

6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 21.00 jam/malam hari Tidak jam /tidur siang Nyenyak tidur  Ya ___tidak
Masalah tidur _ __Tidak ada Ya terbangun malam hari ____Sulit tidur/ Insomnia
___Mimpi buruk ___ Nyeri/tdk nyaman ____Gangg. Psikologis, sebutkan
Saya kadang tengah malam bangun, dan kalau sudah bangun sulit untuk tidur lagi
7. KOGNITIF-PERSEPTUAL(Berdasarkan obsevasi perawat)
Keadaan mental:  stabil ___Afasia ___Sukar bercerita ___Disorientasi ___Kacau mental
___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons
Pengkajian emosional : __ada masalah emosional  tidak ada masalah (Lihat Lampiran Form 2)
Berbicara:  Normal ___Bicara tidak jelas ___Berbicara inkoheren
___Tdk dapat berkomunikasi verbal, Bahasa yang dikuasai: ___Indonesia Lain-lain :
Klien suka berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa
Kemampuan memahami:___Ya ___Tidak
Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ:
 Fungsi intelekrual utuh ___Kerusakan intelektual ringan ___Kerusakan intelektual sedang
______kerusakan intelektual berat (Lihat Lampiran Form 3)
Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE :
 tidak ada gangguan kognitif ____gangguan kognitif sedang ____gangguan kognitif berat
(Lihat Lampiran Form 4 )
Kecemasan: ___Ringan ___Sedang ____Berat (Lihat Lampiran Form 5 )
___Panik Ketakutan : ___Tidak ____Ya ______________________________
Pengkajian Depresi dengan Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage :
 Tidak ada depresi _____Ada depresi (Lihat Lampiran Form 6 )
Pendengaran :  DBN ___Terganggu (__Ka __Ki) ___Tuli (___Ka ___Ki)
___Alat Bantu dengar ___Tinitus
Penglihatan :  DBN ___Kacamata ___Lensa kontak ___Mata kabur ___Kanan___Kiri
__Buta ___Kanan ___Kiri Vergito: ___Ya ___Tidak
Nyeri:______ Tidak  Ya ___Akut  Kronis Lokasi Nyeri kaki kanan
Nyeri berkurang dengan cara : Istirahat dan dipijat-pijat sendiri _____ Tdk Dapat

8. PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI


Masalah utama sehubungan dengan dirawat di panti :
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan :  Tidak ___ Ya
Adakah penurunan harga diri :  Tidak ____Ya
Adakah ancaman kematian :  Tidak _____Ya
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit :  Tidak _____ Ya
Adakah masalah keuangan :  Tidak _____ Ya

9. POLA KOPING/TOLERANSI STRES


Berdasarkan masalah yang dihadapi diatas (konsep diri) ,Pola koping individual :
 Konstruktif /efektif ____Tdk efektif ___Tidak mampu
10. SEXSUALITAS/ REPRODUKSI
Periode Menstruasi Terakhir (PMT) LUPA Masalah Menstruasi/Hormonal:
 Tidak ___Ya ________________________Pap Smear Terakhir: Tidak pernah
Pemeriksaan Payudara/Testis sendiri ___Ya  Tidak
Gangguan seksual : Tidak ada gangguan seksual
Penyebab : _______________________________________________

11. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : _________________________________________________
Penampilan peran sehubungan dengan sakit :  Tidak ada masalah ___Ada masalah,
sebutkan :____________________________________________________________________
Sistem pendukung: ___Pasangan(Istri/Suami)  Saudara/famili ____Orang tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga
Interaksi dengan orang lain :  Baik ___ Ada masalah ___________________________
Menutup diri :  Tidak ____Ya ___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain :  Tidak ____ Ya ________________________
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : _______Fungsi baik ____
Disfungsi berat _____ Disfungsi sedang(Lihat Lampiran Form 7) TIDAK DIKAJI

12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: ISLAM Pantangan agama:____Tidak  Ya(sebutkan)
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya  Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita
Percaya semua penyakit bias disembuhkan
Distres Spiritual :  Tidak _____ Ya, sebutkan______________________________________

13. PENGKAJIAN FISIK , DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN


A. KEADAAN UMUM DAN VITAL SIGN
Keadaan umum :  Baik ___ Lemah/ berbaring di TT
Kesadaran :  CM ___Somnolen ____Apatis ____Coma
Suhu : 36,5 C Nadi : 85x/menit Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 100 x/menit ____Lemah ____Tidak teratur
RR 18 x/menit

B. PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualitas:  DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk:  Tidak ___Ya Sputum : ___ Tidak ada ___Banyak Warna___________
Auskultasi:
Lobus Ka. Atas  DBN Suara abnormal _______________________________
Lobus Ki. Atas  DBN Suara abnormal ________________________________
Lobus Ka. Bawah  DBN Suara abnomal __________________________________
Lobus Ka. Bawah  DBN Suara abnormal_________________________________
Bunyi jantung :  DBN ____Bunyi abnormal ________________________________
Pembesaran vena jugularis :  Tidak ___Ya Edema tungkai : ____Tidak
____Ya Sebutkan ___________________________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis):  kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis):  kuat ___lemah ____tak ada

C. METABOLIK- INTEGUMEN

Kulit:
Warna:  DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik
Lain-lain________________________________________________________________
Suhu kulit:  DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN ___Buruk
Edema: tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__kaki kanan dan kiri
Lesi: Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) Terdapat luka diabet padakaki kanan
Memar:  Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Kemerahan:  Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Gatal-gatal:  Tidak ___Ya (jelaskan/ lokasi _________________________
Terpasang Selang Infus/ cateter :  Tidak ____Ya
Mulut:
Gusi:  DBN ____stomatitis ___perdarahan
Gigi:  DBN ____Caries ___Berlobang
Abdomen
Bising usus :  Ada ___Tidak ada Ascites ____tidak ___Ya
Nyeri tekan :  Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung :  Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor :  Tidak ___Ya
Regio _____________________________________________________________

D. NEURO/SENSORI
Pupil:  Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri:  Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan:  Ya ___Tidak sebutkan________________________________

Keseimbangan:
1) skore 28, kesimpulan  baik ____Kurang
2) Kecepatan berjalan : skore 28, kesimpulan :  baik ____cukup ___kuran ___ tidak mampu
(Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan :  Sama Kuat ___Lemah/Paralisis (___Ka ___Ki)
Otot kaki :  Sama Kuat ___Lemah paralysis (___Ka ___Ki)
Parastesia/kesemutan :  Tidak ____Ya Sebutkan ___________________
Anastesia :  Tidak _____Ya Sebutkan _________________________

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid ……… ………..
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :
3. ECG :
4. USG :
5. Lain-lain :

F. DAFTAR PENGOBATAN SEKARANG (diresepkan)

Nama Obat Dosis Cara pemberian


kalk 1 x / hari ORAL
Vit c 1x/hari oral

NAMA PERAWAT : ANDRI DIANASARI TANDA TANGAN :


JABATAN : MAHASISWA TANGGAL : 02 AUSTUS 2021
Lampiran Form 1 :
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis 2
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap harinya 2
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 2
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4
7. Lebih sering makan sendirian 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap 1
harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak 2
atau makan sendiri
Total score

American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001

Interpretations:
0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk6 ≥: High nutritional risk

Lampiran Form 2
1. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1 atau


lebih

Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka


masalah emosional ada atau ada gangguan emosional

Gangguan emosional
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………
(Depkes RI, 2004)
Lampiran FORM 3

2. Pengkajian Tingkat kerusakan intelektual


Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner).
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Benar Salah Nomor Pertanyaan


 1 Tanggal berapa hari ini ?
 2 Hari apa sekarang ?
 3 Apa nama tempat ini ?
 4 Dimana alamat anda ?
 5 Berapa umur anda ?
 6 Kapan anda lahir ?
 7 Siapa presiden Indonesia ?
 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
 9 Siapa nama ibu anda ?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara
menurun
JUMLAH
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan :… Fungsi intelektual kerusakan sedang

Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : .............................
Hari :................................................
Musim : ............................
Bulan : .............................................
Tanggal :
2 Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara: …………………… Panti :
………………………………..
Propinsi: ………………….. Wisma :
……………………………..
Kabupaten/kota :
…………………………………………………….
3 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas),
kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3). Kertas
4 Perhatian 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia
dan kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65

5 Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin


ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil


menunjukan benda tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang


terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling bertumpuk

Total nilai 30

Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : gangguan kognitif berat
Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)
Nilai Keterangan
No Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Sering
Pernah (1) (2) (3)
(0)
1. Apakah Anda merasa jantung 
berdebar kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek? 
3. Apakah Anda mengalami gangguan 
pencernaan?
4. Apakah Anda merasa seperti hal 
yang tidak nyata atau diluar diri
Anda sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti 
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh 
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut 
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur? 
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap 
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung? 
11. Apakah Anda mudah marah? 
12. Apakah Anda mengalami kesulitan 
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut? 
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam 
melakukan sesuatu yang Anda
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau 
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti 
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk 
diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu 
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa 
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, 
tegang?
21. Apakah Anda merasa lelah? 
22. Apakah Anda merasa otot-otot 
tegang?
23. Apakah Anda mengalami sakit 
punggung, sakit leher, atau otot
kram?
24. Apakah Anda merasa hidup Anda 
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang 
menakutkan akan terjadi?

Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya
adalah dengan sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering

Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level
kecemasan tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat

Lampiran Form 6

Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 6
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing,
2006

Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

N URAIAN FUNGSI SKORE


O
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya

2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya PARTNERSHIP


membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya GROWTH


menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas / arah baru

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION


mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah, sedih/mencintai

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya RESOLVE


meneyediakan waktu bersama-sama

Kategori Skor: TOTAL


Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 22). Kadang-kadang : 1 3). Hampir tidak
pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

Lampiran Form 8:
Pengkajian Keseimbangan

No INSTRUKSI PENILAIAN (TINETTI BALANCE) Skor


1. Posisi Duduk
a. Belajar atau slide di kursi 0
b. Stabil dan aman 1
2. Berdiri dari kursi
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi menggunakan kekuatan lengan 1
c. Mampu berdiri spontan, tanpa menggunakan lengan 2
3. Usaha untuk berdiri
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi lebih dari 1 upaya 1
c. Mampu dalam satu kali upaya 2
4. Berdiri dari kursi (segera dalam 5 detik pertama)
a. Tidak kokoh (Goyah, terhuyun-huyun, tidak stabil) 0
b. Kokoh, tapi dengan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu) 1
c. Berdiri tegak, kaki rapat tanpa alat bantu/pegangan 2
5. Keseimbangan berdiri
a. Tidak kokoh (Goyah, tidak stabil) 0
b. Berdiri dengan kaki melebar (jarak antara kedua kaki > 4 inci) atau 1
menggunakan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu)
c. Berdiri tegak, jarak kaki berdekatan, tanpa alat bantu/pegangan 2
6. Subyek dalam posisi maksimum dengan kaki sedekat mungkin, kemudian
pemeriksa mendorong perlahan tulang dada subyek 3x dengan telapak tangan
a. Mulai terjatuh 0
b. Goyah/Sempoyongan, tapi dapat mengendalikan diri 1
c. Kokoh berdiri (stabil) 2
7. Berdiri dengan mata tertutup (dengan posisi seperti no. 6)
a. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
b. Berdiri kokoh (stabil) 1
8. 8.1 Berbalik 360°
a. Tidak mampu melanjutkan langkah (berputar) 0
b. Dapat melanjutkan langkah (berputar) 1
8.2 Berbalik 360°
c. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
d. Berdiri kokoh (stabil) 1
9. Duduk ke kursi
a. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, langsung menjatuhkan diri 0
ke kursi) 1
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahan 2
c. Aman, gerakan perlahan-lahan
10. Melakukan perintah untuk berjalan
a. Ragu-ragu, mencari objek untuk dukungan 0
b. Tidak ragu-ragu, mantap, aman 1
11. 11.1. Ketinggian kaki saat melangkah
a. Kaki kanan:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu 0
tinggi > 5 cm
 Konstan dan tinggi langkah normal 1
b. Kaki kiri:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu
tinggi > 5 cm 0
 Konstan dan tinggi langkah normal
11.2. Panjang langkah kaki: 1
a. Kaki kanan
 Langkah pendek tidak melewati kaki kiri
 Melewati kaki kiri 0
b. Kaki kiri 1
 Langkah pendek tidak melewati kaki kanan
0
 Melewati kaki kanan
1
12. Kesimetrisan langkah
a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak sama 0
b. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri sama 1
13. Kontinuitas langkah kaki
a. Menghentikan langkah kaki diantara langkah (langkah-behenti-langkah) 0
b. Langkah terus-menerus/berkesinambungan 1
14. Berjalan pada jalur yang ditentukan atau koridor
a. Penyimpangan jalur yang terlalu jauh 0
b. Penyimpangan jalur ringan/sedang/butuh alat bantu 1
c. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu 2
15. Sikap tubuh saat berdiri:
a. Terhuyun-huyun, butuh alat bantu 0
b. Tidak terhuyun-huyun, tapi lutut fleksi/kedua tangan dilebarkan 1
c. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan meregangkan tangan 2
16. Sikap berjalan
a. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnya 0
b. Tumit menyentuh lantai 1
TOTAL SKOR 12

SKOR MAKSIMAL 28
Tinetti Balance and Tenetti Gait (1993, dalam Gerontological Nursing, 2006

Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah

Anda mungkin juga menyukai