Oleh :
ANDRI DIANASARI
NIM. A3R20082
Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter &
Perry, 2005).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di
ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi
dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam
setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).
B. Proses Menua
Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2000).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).
C. Teori Proses Menua
Teori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut :
Teori Biologis
1. Teori radikal bebas
Radikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat
menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas
akan dihancurkan oleh enzim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan
berakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan
seperti kendaraan bermotor, radiasi, sinar ultraviolet, mengakibatkan
perubahan pigmen dan kolagen pada proses penuaan. Radikal bebas tidak
mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan
gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di
dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul, akan
terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel
akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori
radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya
lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya
untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin, yang
menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh
karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.
2. Teori cross-link
Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan
elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan
regiditas sel, cross-linkage diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan
senyawa antara melokul-melokul yang normalnya terpisah (Ebersole & Hess,
1994 dalam Potter & Perry, 2005).
3. Teori imunologis
Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses
penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan
terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia
akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.perubahan sistem imun ini
diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya
keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh
menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang
terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem
imun itu sendiri.
Teori Psikososial
1. Teori Disengagement (Penarikan Diri)
Teori ini menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat
dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial
telah berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih
muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat
menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah
dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.
2. Teori Aktivitas
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses
maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara
yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah
suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian
menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif
mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang
berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang kehidupan.
3. Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan
dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup
yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan
akan semakin menurunkan kualitas hidup.
Proses Menua
Peningkatan radikal
bebas
Kerusakan sel-seDNA
(sel-sel tubuh)
Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya
bahaya yang akan menempatkan lansia pada resiko cidera. Faktor lingkungan yang
harus diperhatikan :
Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari
Jalan bersih
Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat
Alas kaki stabil dan anti slip
Kain anti licin atau keset
Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi
J. KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi/Pengertian
B. Penyebab
Penyebab Diabetes Melitus dibagi 2, yaitu:
1. Penyebab Diabetes Mellitus Tipe I
Pada diabetes mellitus tipe I terdapat bukti adanya suatu responsautoimun. Respon
ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-
olah sebagai jaringan asing. Otoanti body terdapat sel-sel pulau longerhans dan
insulin endogen (internal) terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan
beberapa tahun sebelum timbulnya tanda-tanda klinis tipe I (Bruner and Suddarth, 2001).
Secara garis besar etiologi DM tipe 1 adalah :
1) Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
2) Faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen
3) Faktor Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
3. Gejala klinis
Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan
tidak disadari oleh penderita.Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, sering
kencing terutama malam hari dan berat badan yang turun dengan cepat. Disamping itu
kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-
gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu
sering melahirkan bayi diatas 4 kg. Kadang-kadang ada pasien yang pasien sendiri tidak
merasakan adanya keluhan, Mereka mengetahui adanya diabetes hanya karena pada saat
check up ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi.
Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah Keluhan klinik :
a. Penurunan Berat Badan (BB) dan rasa lemah
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur menjadi glukosa, maka
tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan mmemecah
cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan
lemak sehingga klien dengan DM, walaupun banyak makan tetap kurus
b. Banyak kencing
Hal ini disebabkan oleh kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap
ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotik diuresis yang mana gula banyak
menarik cairan dan elektrolit sehinga klien mengeluh banyak kencing.
c. Banyak minum
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minu.
a. Banyak makan
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel sehingga megalami starvasi
(kelaparan). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun
klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pembuluh
dara.
4. Keluhan lain
a. Gangguan saraf tepi/kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu
malam, sehingga mengganggu tidur.
b. Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia tetap
dapat melihat dengan baik.
c. Gatal/bisul
Kelainan bisel berupa gatal, biasanya terjadi didaerah kemaluan atau daerah
lipatan kulit seperti ketika dan dibawah payudara.Sering pula dikeluhkan
timbulnya bisul dan luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.
d. Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara
terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat
yang masih merasa tabu membicarakan maslah seks, apalagi menyangkut
kemampuan atau kejantanan seseorang.
e. Keputihan
Pada wanita keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan
kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.
L. Patofisiologi
Diabetes Tipe I. Pada diabetes tipe ini terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hipereglikemia-
puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu glukosa
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine
(Glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urine, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (Poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Diabetes Tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin yaitu retensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel.
Retensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan untuk mengatasi retensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah,
harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi
glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin,
maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
b. Pemeriksaan mikroalbumin
i. Mendeteksi kompliksai pada ginjal dan kardiovaskuler
ii. Nefropati diabetik
1. Salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh diabetes melitus adalah
terjadinya nefropati diabetik yang dapat mengakibatkan gagal ginjal terminal
sehingga penderita perlu cuci darah atau hemodialisa
2. Nefropati diabetik ditandai dengan kerusakan glomerolus ginjal yang
berfungsi sebagai alat penyaring
3. Gangguan pada glomerolus ginjal menyebabka lolosnya protein albumin
kedalam urine
4. Adanya albumin dalam urine merupakan indikasi adanya nefropati diabetik
c. Pemeriksaan HBA1C atau A1C
1) Dapat memperkirakan risiko kompliksai akibat DM
2) HbA1C atau AIC
3) Manfaat pemeriksaan A1C
4) Tujuan pemeriksaan A1C
5) Jadwal pemeriksaan A1C
O. Penatalaksaan
a. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivasi insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya kompliksai vaskuler serta neuropatik.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien
(Brunner & Suddart, 2010). Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan DM:
1) Diet
Pada diet DM harus memperhatikan jumlah kalori, jadwal makan, dan jenis makan
yang harus dihindari adalah gula. Menurut Tjokro Prawiro (1999), penentuan gizi
penderita dilakukan dengan menghitung prosentase Relatif Body Weigth dan
dibedakan menjadi:
l) Kurus : berat badan relatif : <90%
m) Normal : berat badan relatif : 90-110%
n) Gemuk : berat badan relatif : >110 %
o) Obesitas : berat badan relatif : >120 %
Obesitas ringan 120 – 130 %
Obesitas sedang 130 – 140 %
Obesitas berat 140 – 200 % Obesitas
morbid > 200 %
Apabila sudah diketahui relatif body weigthnya maka jumlah kalori yang diperlukan
sehari-hari untuk penderita DM adalah sebagai berikut:
a) Kurus : BB x 40-60 kalori / hari
b) Normal ; BB x 30 kalori / hari
c) Gemuk : BB x 20 kalori / hari
d) Obesitas : BB x 10-15 kalori / hari
2) Latihan fisik
Dianjurkan latihan jasmani secar teratur 3 -4 x tiap minggu selama ½ jam. Latihan
dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, joging, lari, renang, bersepeda dan
mendayung. Tujuan latihan fisik bagi penderita DM :
i. Insulin dapat lebih efektif
ii. Menambah reseptor insulin
iii. Menekankenaikan berat badan
iv. Menurunkan kolesterol trigliseriid dalam darah
v. Meningkatkan aliran darah
b. Penatalaksanaan Nutrisi
Tujuannya adalah untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dan
tekanan darah dalam kisaran normal dan lipid profil dan lipoprotein yang menurunkan
risiko penyakit vaskuler, mencegah timbulnya kompliksai kronik, memenuhi kebutuhan
nutrisi individu, dan menjaga kepuasan untuk makan hanya pilihan makanan yang
terbatas ketika bukti ilmiah ada yang mengindikasikan demikian. Bagi pasien yang
membutuhkan insulin yang membantu untuk mengontrol kadar gula darahnya, diperlukan
konsistensi dalam mempertahankan jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap
makan.
Prinsip utama dalam diet DM adalah 3 J, yaitu jumalah harus sesuai kebutuhan,
jadwal diet yang ketat, dan jenis makanan yang boleh dimakan dn yang harus dihindari.
American Diabetes Association merekomendasikan bahwa untuk semua tingkatan asupan
kalori , sebanyak 50% sampai 60% kalori didapatkan dari karbohidrat, 20-30% dari lemak
dan sisanya 10-20% dari protein.
c. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyandang diabetes dapat mencakup banyak
macam gangguan fisiologis bergantung pada kondisi kesehatan pasien atau apakah pasien
baru terdiagnosa diabetes atau tengah mencari perawatan untuk masalah kesehatan lain
yang tidak terkait, karena semua pasien penyandang DM harus menguasai konsep dan
keterampilan yang diperlukan untuk penatalaksanaan jangka panjang serta untuk
menghindari kemungkinan kompliksai diabetes, landasan pendidikan yang solid mutlak
diperlukan dan menjadi fokus asuhan keperawatan yang berkelanjutan
1) Memberikan pendidikan kesehatan untuk pasien
Menyusun rencana penyuluhan tentang diabetes
Mengkaji kesiapan untuk belajar
Menyuluh pasien yang berpengalaman
Menentukan metode penyuluhan
Menyuluh pasien cara memberikan insulin secara mandiri
2) Meningkatkan asuhan di rumah dan di komunitas
a) Meningkatkan perawatan diri
b) Melanjutkan asuhan
P. Diagnosa Keperawatan
Hipovolemia berhubungan dengan diuresis osmotik ditandai poliuri
Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan masukan oral ditandai dengan
penurunan berat badan
Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan melaporkan nyeri
secara verbal, sikap melindungi area nyeri
Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan hipovolemia,
penyakit diabetes melitus ditandai dengan suplai darah ke kapiler menurun
Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan defisiensi insulin,
kurang menejemen diabetes
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasieng
menyatakan merasa lemah, letih
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusumna, Hardi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda Nic Noc. Yogyakarta: MedAction.
Price & Wilson.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Suyono, S. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Ed.3. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Sujono & Sukarmin.2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin &
Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
FORMAT PEGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
1. BIODATA
Unit/ UPT : - PSTW BLITAR Nama Wisma :KRISAN
Nama Klien : NY. D No Reg. : XXXX
Umur : 65 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Alamat asal : Tungagung
Tanggal waktu dating : January 2021 Lama tinggal di Panti : 8 bulan
Merokok: Tidak ____ Ya Jumlah __<1 pak/hari ___ 1-2 pak/hari___> 2 pak/hari.
Minum Kopi : __ ___1 gls/hr 2 gls/hr > 2 gls/hr
Suka makan asin : ____ Ya Tidak. Suka makan manis : __ __Ya Tidak
Mengkonsumsi tinggi purin : _____Sering Kadang _____tidak pernah
Mengkonsumsi makanan berlemak : ____Sering Kadang _____Tidak pernah
Alkohol : Tidak _____ Ya Jumlah : ____< 1 botol/hari ____1- 2 botol/hari
___>2 botol/hari Jenis : _____________________________________________________
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep : Tidak __ Ya Macam :
_________________________________________________________________________________
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : Tidak _____ Ya Macam : _________
____________________________ Reaksi :___________________________________
Harapan tinggal di panti :
Ingin sehat selalu
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala, cara
perawatan) :
Klien mengatakan menderita penyakit diabetes sudah skitar 5 tahun yang lalu danjuga tensi
darah selalu tnggi
3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 85
Interpretasi : Klien MANDIRI dalam kehidupan sehari-hari
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
Jika skore 90 : mandiri
ALAT BANTU : Tidak __YA__ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker ____ Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain, sebutkan___________________
4. NUTRISI DAN METABOLIK
Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : Nasi dan lauk pauk
Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini : Tidak ___ Ya Macam____________________
Program diit saat ini : Tidak _____ Ya, macam : ___________________________________
Jumlah porsi setiap kali makan: 1 porsi Frekwensi dalam1 hari: 3 kali
Nafsu makan: Normal __Bertambah __Berkurang ___Penurunan sensasi rasa
____Mual __Muntah __Stomatitis
Berat badan saat ini : 35 Kg Tinggi Badan : 140 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir:
tidak naik/turun _______Kg ___ naik. _____Kg
Kesukaran menelan: Tidak ____Ya, untuk makanan jenis : ____padat ___cairan
Gigi palsu: Tidak ___Ya ___Bagian atas ___Bagian bawah
Gigi ompong : ___Tidak Ya ___Bagian atas Bagian bawah ___Sebagaian besar
Jumlah cairan/minum : ___< 1 ltr/hri 1-2 ltr/ ___> 2 ltr/hari
Jenis cairan : Air Putih, Teh, Kopi
Riwayat masalah penyembuhan kulit Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal __ada ruam
___Kering ___ ada luka/lesi ____Pruritus
Pengkajian Determinan Nutrisi : Baik/tdk ada resiko ________ Resiko moderate
_______ Resiko tinggi (lihat lampiran form 1)
5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): 3 kali/minggu Tgl Defekasi terakhir 23 Mei 2021
Pola BAB saat ini : dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare
___Inkontinensia ___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : Coklat
Colostomy : tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : ___Ya ___Tidak
Kebiasaan BAK: 3 kali/hari Jumlah _____cc/hari ____Malam sering berkemih
___Kesukaran menahan/beser ___Nyeri/disuri ___Menetes/oliguri ___Anuri
Warna Urin: Kuning Alat Bantu: ___Folley kateter ____kondom kateter _____ngompol
6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 21.00 jam/malam hari Tidak jam /tidur siang Nyenyak tidur Ya ___tidak
Masalah tidur _ __Tidak ada Ya terbangun malam hari ____Sulit tidur/ Insomnia
___Mimpi buruk ___ Nyeri/tdk nyaman ____Gangg. Psikologis, sebutkan
Saya kadang tengah malam bangun, dan kalau sudah bangun sulit untuk tidur lagi
7. KOGNITIF-PERSEPTUAL(Berdasarkan obsevasi perawat)
Keadaan mental: stabil ___Afasia ___Sukar bercerita ___Disorientasi ___Kacau mental
___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons
Pengkajian emosional : __ada masalah emosional tidak ada masalah (Lihat Lampiran Form 2)
Berbicara: Normal ___Bicara tidak jelas ___Berbicara inkoheren
___Tdk dapat berkomunikasi verbal, Bahasa yang dikuasai: ___Indonesia Lain-lain :
Klien suka berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa
Kemampuan memahami:___Ya ___Tidak
Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ:
Fungsi intelekrual utuh ___Kerusakan intelektual ringan ___Kerusakan intelektual sedang
______kerusakan intelektual berat (Lihat Lampiran Form 3)
Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE :
tidak ada gangguan kognitif ____gangguan kognitif sedang ____gangguan kognitif berat
(Lihat Lampiran Form 4 )
Kecemasan: ___Ringan ___Sedang ____Berat (Lihat Lampiran Form 5 )
___Panik Ketakutan : ___Tidak ____Ya ______________________________
Pengkajian Depresi dengan Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage :
Tidak ada depresi _____Ada depresi (Lihat Lampiran Form 6 )
Pendengaran : DBN ___Terganggu (__Ka __Ki) ___Tuli (___Ka ___Ki)
___Alat Bantu dengar ___Tinitus
Penglihatan : DBN ___Kacamata ___Lensa kontak ___Mata kabur ___Kanan___Kiri
__Buta ___Kanan ___Kiri Vergito: ___Ya ___Tidak
Nyeri:______ Tidak Ya ___Akut Kronis Lokasi Nyeri kaki kanan
Nyeri berkurang dengan cara : Istirahat dan dipijat-pijat sendiri _____ Tdk Dapat
11. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : _________________________________________________
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : Tidak ada masalah ___Ada masalah,
sebutkan :____________________________________________________________________
Sistem pendukung: ___Pasangan(Istri/Suami) Saudara/famili ____Orang tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga
Interaksi dengan orang lain : Baik ___ Ada masalah ___________________________
Menutup diri : Tidak ____Ya ___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : Tidak ____ Ya ________________________
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : _______Fungsi baik ____
Disfungsi berat _____ Disfungsi sedang(Lihat Lampiran Form 7) TIDAK DIKAJI
12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: ISLAM Pantangan agama:____Tidak Ya(sebutkan)
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita
Percaya semua penyakit bias disembuhkan
Distres Spiritual : Tidak _____ Ya, sebutkan______________________________________
B. PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualitas: DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk: Tidak ___Ya Sputum : ___ Tidak ada ___Banyak Warna___________
Auskultasi:
Lobus Ka. Atas DBN Suara abnormal _______________________________
Lobus Ki. Atas DBN Suara abnormal ________________________________
Lobus Ka. Bawah DBN Suara abnomal __________________________________
Lobus Ka. Bawah DBN Suara abnormal_________________________________
Bunyi jantung : DBN ____Bunyi abnormal ________________________________
Pembesaran vena jugularis : Tidak ___Ya Edema tungkai : ____Tidak
____Ya Sebutkan ___________________________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis): kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis): kuat ___lemah ____tak ada
C. METABOLIK- INTEGUMEN
Kulit:
Warna: DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik
Lain-lain________________________________________________________________
Suhu kulit: DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN ___Buruk
Edema: tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__kaki kanan dan kiri
Lesi: Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) Terdapat luka diabet padakaki kanan
Memar: Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Kemerahan: Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Gatal-gatal: Tidak ___Ya (jelaskan/ lokasi _________________________
Terpasang Selang Infus/ cateter : Tidak ____Ya
Mulut:
Gusi: DBN ____stomatitis ___perdarahan
Gigi: DBN ____Caries ___Berlobang
Abdomen
Bising usus : Ada ___Tidak ada Ascites ____tidak ___Ya
Nyeri tekan : Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung : Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : Tidak ___Ya
Regio _____________________________________________________________
D. NEURO/SENSORI
Pupil: Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: Ya ___Tidak sebutkan________________________________
Keseimbangan:
1) skore 28, kesimpulan baik ____Kurang
2) Kecepatan berjalan : skore 28, kesimpulan : baik ____cukup ___kuran ___ tidak mampu
(Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan : Sama Kuat ___Lemah/Paralisis (___Ka ___Ki)
Otot kaki : Sama Kuat ___Lemah paralysis (___Ka ___Ki)
Parastesia/kesemutan : Tidak ____Ya Sebutkan ___________________
Anastesia : Tidak _____Ya Sebutkan _________________________
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid ……… ………..
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :
3. ECG :
4. USG :
5. Lain-lain :
American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001
Interpretations:
0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk6 ≥: High nutritional risk
Lampiran Form 2
1. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir
Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri
Gangguan emosional
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………
(Depkes RI, 2004)
Lampiran FORM 3
Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Total nilai 30
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : gangguan kognitif berat
Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)
Nilai Keterangan
No Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Sering
Pernah (1) (2) (3)
(0)
1. Apakah Anda merasa jantung
berdebar kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek?
3. Apakah Anda mengalami gangguan
pencernaan?
4. Apakah Anda merasa seperti hal
yang tidak nyata atau diluar diri
Anda sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur?
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung?
11. Apakah Anda mudah marah?
12. Apakah Anda mengalami kesulitan
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut?
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam
melakukan sesuatu yang Anda
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk
diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah,
tegang?
21. Apakah Anda merasa lelah?
22. Apakah Anda merasa otot-otot
tegang?
23. Apakah Anda mengalami sakit
punggung, sakit leher, atau otot
kram?
24. Apakah Anda merasa hidup Anda
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang
menakutkan akan terjadi?
Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya
adalah dengan sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering
Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level
kecemasan tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat
Lampiran Form 6
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 6
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing,
2006
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
Lampiran Form 8:
Pengkajian Keseimbangan
SKOR MAKSIMAL 28
Tinetti Balance and Tenetti Gait (1993, dalam Gerontological Nursing, 2006
Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah