A DENGAN
PRIORITAS MASALAH KEBUTUHAN DASAR GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI) HERNIA NUKLEUS
PULPOSUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi Ners dalam
stase Keperawatan Gerontik
PEMBIMBING:
Ns. Royani, M.Kep
DISUSUN OLEH:
Ruth Tiar Nauli
NIM 202207032
GERONTIK
A. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah kelompok yang mengalami suatu proses perubahan yang
bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia lanjut merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oelh setiap individu yang mencapai
usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari (Notoatmodjo,
2007)
Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
yang dimulai dari usia 60 tahun hingga hampir mencapai 120 atau 125 tahun
(W. Pipit Festi, 2018).
Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologi. Sebagai suatu fakta
sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang dari berbagai
status dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan usia dapat
berarti semakin melemahnya manusia secara fisik dan kesehatan (Priyanto,
2000). Menurut undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal
19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karean usianya
mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan
memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan (khoriyah, 2011).
B. Klasifikasi Lansia
Menurut Maryam (2008), lima klasifikasi lansia antara lain :
1. Pra lansia seseorang yang berusia 45-59 tahun
2. Lansia seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4. Lansia potensial lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dana tau
kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/jasa
5. Lansia tidak ptensial lansia yang tidak berdaya mecari nafkah, sehingga
hidupnya bergntung pada bantuan orang lain.
C. Proses menua
Proses menua menurut (Santi, 2009), (aging) adalah suatu keadaan alami selalu
berjalan dengan disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial
yang saling berinteraksi. Hal tersebut berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
secara umum maupun kesehatan jiwa. Secara individu, pada usia di atas 55 tahun
terjadi proses menua secara alamiah.
Proses menua dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis. Apabila seseorang
mengalami proses menua secara fisiologis maka proses menua terjadi secara alamiah
atau sesuai dengan kronologis usianya (penuaan primer). Proses menua seseorang
yang lebih banyak dipengaruhi faktor eksogen, misalnya lingkungan, sosial budaya
dan gaya hidup disebut mengalami proses menua secara patologis (penuaan
sekunder).
1) Teori genetika
Teori Wear and Tear (Dipakai dan Rusak) mengusulkan bahwa akumulasi
sampah metebolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga
mendorong malfungsi molecular dan akhirnya malfungsi organ tubuh.
Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan
berdasarkan suatu jadwal.
3) Riwayat Lingkungan
4) Teori Imunitas
5) Teori Neuroendekrin
1) Teori kepribadian
3) Teori disengagement
4) Teori aktivitas
Menurut teori ini, jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara
tetap aktif. Berbagai penelitian telah memvalidasi hubungan positif antara
mempertahankan interaksi yang penuh arti dengan orang lain dan
kesejahteraan fisik dan mental orang tersebut. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa pentingnya aktivitas mental dan fisik yang
berkesinambungan untuk mencegah kehilangan dan pemeliharaan kesehatan
sepanjang masa kehidupan manusia. Teori kontinuitas, juga dikenal sebagai
suatu teori perkembangan, merupakan suatu kelanjutan dari kedua teori
sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian pada
kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai
kebahagiaan dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan
pada kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai
dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan
diri terhadap perubahan akibat penuaan. Ciri kepribadian dasar dikatakan
tetap tidak berubah walaupun usianya telah lanjut. Selanjutnya, ciri
kepribadian secara khas menjadi lebih jelas pada saat orang tersebut
bertambah tua.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan
psikologis.
1) Perubahan fisik
2) Perubahan prikologis
3) Perubahan kognitif
4) Perubahan social
E. Tipe Lansia
Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisi, mental, sosial, dan ekonominya.
Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan
jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Menggati kegitan yang hilang dengan yang baru dan selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabra, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkeritik, dan banyak
menuntu.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan
melakukan pekerjaan apa saja
5. Tipe bingung
Keget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif,
acuh tidak acuh
F. Tugas Perkembangan Lansia
Seiring tahap kehidupan, lansia memeliki tugas perkembangan khusus. Menurut
Potter dan Perry (2005), tujuh katagori utama tugas perkembangan lansia
meliputi:
1. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik, dan kesehatan
Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya
penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi. Hal ini dikaitkan
dengan penyakit, tetapi hal ini adalah normal
2. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karena itu
mungkin perlu untuk menyesuaikan dan membuat perubahan karena
hilangnya peran bekerja.
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan kadang
anaknya, kehilangan ini sering suit diselesaikan, karean apalagi bagi lansia
yang menggantungkan hidupnya dari seseorang yang meninggalkannya dan
sangat berarti bagi dirinya.
4. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama
penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai
koping dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak
memanggil meraka “nenek” atau menolak meminta bantuan dalam dalam
tugas yang menempatkan keamanan meraka pada resiko yang besar.
5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
Lansia dapat merubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik
dapat mengharuskan pindah kerumah yang lebih kecil dan untuk seorang
diri
6. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa
Lansia sering memerlukan penetapan hungan kembali dengan anak-anaknya
yang telah dewasa.
7. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup
Lansia harus belajar menerima aktivitas dan minat baru untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Seseorang yang sebelumnya aktif
secara sosial sepanjang hidupnya mungkin merasa relative mudah untuk
bertemu orang baru dan mendapat miant baru. Akan tetapi seseorang yang
introvert dengan sosilisasi terbatas, mungkin menemui kesulitan bertemu
orang baru selama pensiun.
Usia yang paling sering adalah 30-50 tahun. HNP lumbalis paling sering 90%
mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-l5 (ford & mauss, 2015).
Pasiem HNP lumbal seringkali mengeluh rasa nyerinya menjadi bertambah
pada saat melakukan aktivitas seperti duduk lama, membungkuk, mengangkat
benda yang berat, juga pada saat batuk, bersin dan mengejen. HNP banyak
terjadi pada orang lanjut usia dikarenakan terjadi trauma, fraktur maupun
osteoporosis pada diskus intervertebrae. Diskus intervertebrae terdiri atas tiga
bagian yaitu annuls fibrosus, nucleus pulposus dan lempengkartilago.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosis keperawatan pada lansia dapat bersifat actual, potensial, maupun resiko.
Diagnosis keperawatan lansia dapat berupa diagnosis keperawatan individu, diagnosis
keperawatan keluarga dengan lansia, atau diagnosis keperawatan pada kelompok
lansia.
Perencanaan pada pasien lansia sesuai dengan SDKI, yaitu :
A. Defisit Nutrisi (D.0019)
B. Resiko jatuh (D.0143)
C. Ansietas (D.0080)
D. Nyeri akut (D.0077)
E. Gangguan persepsi sensori (D.0085)
F. Gangguan pola tidur berhubungan dengan penyakit (L.05045)
NO SDKI SLKI SIKI
Terapeutik
1. Berikan tehnik
nonfarmokologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Failitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
anlgetik, jika perlu
Sobekan Membesar
HNP
Servikal
Blok saraf simpatis Menekan spinal cord
Gangguan Kerusakan saraf yang
saraf motorik mengatur koordinasi Tirah baring Intoleransi
Kelumpuhan otot
Syok spinal, spasme gerak tubuh aktivitas
pernafasan
otot leher
Gangguan
Kesulitan bernafas Nyeri pada leher mobilitas fisik
bahu
4. Evaluasi
Dalam hal ini juga sebagai Langkah koreksi terhadap rencana keperawatan
semula, untuk mencapai rencana keperawatan berikutnya yang lebih relevan,
dari apa yang telah dipaparkan diatas untuk untuk mengukur apakah tujuan
dan kriteria sudah tercapai, perawat dapat mengobservasi Kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA
Leksana, S. J. (2013). Hernia Nukleus Pulposus Lumbal Ringan Pada Janda Lanjut
Usia Yang Tinggal Dengan Keponakan Dengan Usia Yang Sama. Medula, 1(2),
96-101.
Maksum, M., & Hariko, R. (2016). Hernia Nukleus Pulposus Lumbosacral. J Medula
Unila, 6(1), 77-82.
Moore & Agur. (2013). Penyebab Hernia Nukleus Pulposus Berdasarkan Usia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Multum, C. (2019). Methylcobalamin (Vitamin B12). Diakses pada 25 Mei 2022, dari
http://www.mims.com
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Antari, I., Dayanti, T., & Tirtana, A. (2021). Efektfivitas Relaksasi Napas Dalam dan
Kompres Hangat Terhadap Nyeri: Literatur Review. Jurnal Kesehatan Medika
Saintika, 12(1), 103-113.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A DENGAN
PRIORITAS MASALAH KEBUTUHAN DASAR GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI) HERNIA NUKLEUS
PULPOSUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi Ners dalam
stase Keperawatan Gerontik
PEMBIMBING:
Ns. Royani, M.Kep
DISUSUN OLEH:
Ruth Tiar Nauli Sihombing
NIM 202207032
V. Pengkajian
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Tn. A kurang mengetahui bahwa kesehatan itu penting untuk dikontrol. Tn.
A mengatakan selalu cek kondisi kesehatannya di panti pniel bintaro. Tn. A
mempunyai riwayat merokok ataupun minum-minuman keras.
2. Pola nutrisi
Tn. A mengatakan nafsu makan baik, makan 3 kali sehari dengan menu
seimbang. Tn. A mengatakan minum ± 2 liter/hari.
3. Pola eliminasi
Tn. A mengatakan BAB tidak lancar 3 hari sekali dan BAK lancar 5 – 7 kali
sehari dengan warna jernih kekuningan.
Keterangan:
0: Mandiri
1: Alat bantu
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung total.
Score
Benar 22-30 : tidak ada kerusakan kognitif
Benar 0-21 : indikasi kerusakan kognitif
Jawaba
Jawaban n
No Pertanyaan
YA (1) TIDAK
(0)
1 Apakah anda pada dasarnya puas akan hidup anda? 1
2 Apakah anda banyak membatalkan aktivitas dan minat anda? 0
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda ini hampa? 1
4 Apakah anda sering merasa bosan? 0
5 Apakah anda penuh harapan akan masa depan 0
6 Apakah anda dipusingkan dengan pikiran-pikiran yang tidak bisa 0
anda curahkan?
7 Apakah anda selalu dalam semangat yang prima setiap waktu? 1
8 Apakah anda takut akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap 1
anda?
9 Apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu? 1
10 Apakah anda merasa tidak berdaya? 1
11 Apakah anda sering merasa gelisah dan tidak tenang? 0
12 Apakah anda lebih suka tinggal di rumah dari pada keluar dan 1
melakukan sesuatu yang baru?
13 Apakah anda sering mencemaskan masa depan? 0
14 Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai masalah ingatan 1
yang lebih parah daripada orang lain?
15 Apakah anda merasa beruntung bahwa anda hidup saat ini? 1
16 Apakah anda sering merasa kecewa dan sedih? 0
17 Apakah anda merasa tidak berharga dengan keadaan anda saat 1
ini?
18 Apakah anda cemas akan masa lampau anda? 0
19 Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik? 0
20 Apakah sulit bagi anda untuk memulai suatu projek baru? 1
Jawaba
Jawaban n
No Pertanyaan
YA (1) TIDAK
(0)
21 Apakah anda merasa penuh energi? 0
22 Apakah anda merasa bahwa situasi anda tidak banyak menolong? 0
23 Apakah anda merasa bahwa orang lain lebih baik dari anda? 1
24 Apakah anda sering merasa kesal terhadap hal-hal yang kecil? 1
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis? 0
26 Apakah anda mempunyai masalah konsentrasi? 1
27 Apakah anda senang saat bangun pagi? 1
28 Apakah anda lebih suka menghindari perkumpulan sosial? 1
29 Apakah mudah bagi anda membuat keputusan? 0
30 Apakah pikiran anda sejernih seperti biasanya? 0
Score
Pengkajian keseimbangan
Perubahan posisi atau Gerakan keseimbangan
Hasil
observasi
No Perubahan posisi atau gerakan
Ya Tidak
(1) (0)
1. Bangun dari tempat tidur 1
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi lansia
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian
depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali
2. Duduk di kursi 1
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi.
Catatan : kursi harus yang keras tanpa lengan
3. Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum 1
sebanyak 3 kali dengan hati-hati), klien menggerakan kakinya ,
memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
Catatan : lakukan dalam keadaan mata klien terbuka
4. Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum 1
sebanyak 3 kali dengan hati-hati), klien menggerakan kakinya ,
memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
Catatan : lakukan dalam keadaan mata klien tertutp
5. Perputaran leher 1
Klien lansia menggerakan kaki, menggenggam objek untuk dukungan
kaki, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
6. Gerakan menggapai sesuatu 1
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya
sementara berdiri pada ujung-ujung kaki, tidak stabil memegang sesuatu
untuk dukungan
7. Membungkuk 1
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (missal
: pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, dan
Hasil
observasi
No Perubahan posisi atau gerakan
Ya Tidak
(1) (0)
memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun
Hasil
observasi
No Gaya berjalan atau pergerakan
Ya Tidak
(1) (0)
Minta klien lansia untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
1.Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan 1
2. Ketinggian langkah kaki 1
(mengangkat kaki saat melangkah), kski tidak naik dari lanatai secara
konsisten (menggeser atau menyeret kaki, mengangkat kaki terlalu
tinggi > 5 cm)
3. Kontinuitas langkah kaki 1
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, mulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai
Catatan : sebaiknya diobservasi dari samping klien
4. Kesimetrisan langkah 1
Langkah kaki tidak simetris terutama pada bagian yang sakit
Catatan : sebaiknya diobservasi dari samping klien
5. Penyimpangan jalur pada saat berjalan 1
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Catatan : sebaiknya diobservasi dari samping kiri klien
6. Berbalik 1
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk dukungan
3. DS :
-
DIAGNOSA KEPERAWATAN