Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENGURANGI


DEPRESI PADA LANSIA

Disusun Oleh:
Rizka Yuliana Putri
202207018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS ICHSAN SATYA

2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DEPRESI

A. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan
Gerontik Topik : Terapi
Menggambar
Sub topik : Terapi Menggambar
Sasaran : Lansia di Panti Pniel Bintaro

Hari/ tanggal : Rabu, 01 Februari 2023


Jam : 09.00 WIB - Selesai
Waktu : 1 x 35 menit
Tempat : di Aula Panti Pniel

B. Latar Belakang
Population aging merupakan peningkatan populasi penduduk pada lanjut
usia. Hampir seluruh negara berkembang mengalami fenomena global
meningkatnya penduduk lanjut usia. Fertilitas dan peningkatan angka harapan hidup
merupakan penyebab peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (Badan Pusat
Statistik, 2015). Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Azizah,
2011). Pada lansia umumnya mengalami beberapa kemundurun, seperti
kemunduran biologis, psikogis, sosial, dan spiritual. Penurunan yang terjadi
sebagian besar dapat menyebabkan lansia mengalami kondisi stres. Kemunduran
biologis sebagai gejala kemunduran fisik (Padila, 2013). Penurunan kemampuan
fisik mengakibatkan lansia menjadi stres karena adanya perasaan membebani orang
lain. Perubahan fungsi fisiologis mempengaruhi kehidupan individu sehingga dapat
menyebabkan stress pada lansia. Pengalaman, sifat, jenis kepribadian dan cara
pandang merupakan kondisi psikologi yang berpengaruh dalam menghadapi kondisi
stres. Stres dapat dipicu karena hubungan sosial dengan orang lain di sekitar atau
akibat situasi sosial lainnya (Hidayah, 2013). Nilai yang dianut sesuai dengan
budaya dan keyakinan pada lanjut usia mempengaruhi perubahan kehidupan
spiritual pada lansia (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2011). Kecemasan yang dialami
oleh lansia dapat beresiko mengarah ke kondisi stres, kondisi stres yang berlebihan
dapat mengakibatkan perasaan negatif, terganggunya pencapaian realitas dan
beresiko meningkatkan masalah kesehatan. Kondisi stres individu yang tidak
ditangani dengan baik maka akan mengarah ke depresi (Hawari, 2011). Stress
merupakan reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari dalam diri individu terhadap
situasi yang tidak menyenangkan (Yosep, 2011). Berdasarkan gejala yang timbul,
stres dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu stres ringan, stres sedang, dan stres berat
(Priyoto, 2014). DASS atau Depression Anxiety Stress Scale merupakan cara
pengukuran tingkat stres yang efektif dalam menilai keadaan emosional dan
merupakan alat ukur yang valid dan handal dalam menilai keadaan emosional (Akin
& Cetin, 2007). Pengukuran dapat diketahui dari nomor-nomor khusus pengukuran
stres pada DASS 42 yaitu pada nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35,
dan 39 (Anisya, 2016). Indikator dari DASS 42 khusus stres yaitu, fisik nomor 12,
psikologis atau emosi nomor 1, 6, 11, 18, 27, 29, 32, 39, dan perilaku nomor 8, 14,
22, 35 (Hafifah, 2014). Penanganan kondisi stres dapat dilakukan dengan
farmakologi nonfarmakologi. Terapi psikofarmaka adalah pengobatan untuk stres
dengan menggunakan bahan kimia yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter atau sinyal penghantar saraf pada susunan saraf pusat otak
(Hawari, 2011).

Penggunaan berbagai macam obat meningkatkan risiko terjadinnya


ketidakpatuhan dan efek samping reaksi obat yang tidak diinginkan, interaksi obat,
dan biaya pelayanan kesehatan (Stanley & Beare, 2006). Art therapy merupakan
salah satu terapi komplementer untuk menurunkan stres (Khaira, 2016). Art therapy
menganjurkan individu menvisualisasikan emosi dan pikiran yang tidak dapat
diungkapkan sehingga diungkapkan melalui karya seni dan selanjutnya ditinjau
untuk diinterpretasikkan oleh individu (Setyoadi & Kushariadi, 2011).
C. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti TAK, lansia dapat berkurang tingkat depresinya.

D. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti TAK selama 35 menit diharapkan lansia mampu menyebutkan
tentang:
1. Perasaan yang dirasakan
2. Membuat rasa menjadi rileks
3. Meningkatkan kreatifitas lansia
4. Menyenangkan dalam mengeskpresikan kreativitas, dan keunikan

E. Materi Penyuluhan (Terlampir)


Kartika (2004) menyatakan bahwa melukis adalah satu ungkapan pengalaman
estetik individu yang dituangkan dalam bidang dua dimensi, dengan menggunakan
medium rupa, yaitu garis,warna, tekstur, shape, dan sebagainya. Medium rupa dapat
dijangkau melalui berbagai material seperti tinta, cat atau pigmen, semen, tanah liat dan
berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa.

Menggambar sebagai terapi, berkaitan dengan aspek kontemplatif atau


sublimasi. Kontemplatif atau sublimasi merupakan suatu cara atau proses yang bersifat
menyalurkan atau mengeluarkan segala sesuatu yang bersifat kejiwaan, seperti
perasaan, memori, pada saat kegiatan berkarya seni berlangsung. Aspek ini merupakan
salah satu fungsi seni yang dimanfaatkan secara optimal pada setiap sesi terapi.
Kontemplatif dalam arti, berbagai endapan batin yang ditumpuk, baik itu berupa
memori, perasaan, dan berbagai gangguan persepsi visual dan auditorial, diusahakan
untuk dikeluarkan atau disampaikan. Dengan demikian pasien tidak terjebak pada suatu
situasi dimana hanya diri sendiri terjebak pada realitas imajiner yang diciptakan oleh
diri sendiri. Aspek kontemplatif atau sublimasi inilah yang kemudian dikenal dengan
istilah katarsis dalam dunia psikoanalisa (Anoviyanti,2008).

Solso (dalam Sternberg, 2008) menyatakan bahwa menggambar secara faali


menggambar dikontrol oleh sistem kortikal yang tidak sepenuhnya tumpang tindih.
Terdapat minimal dua sistem korteks serebral yang berperan dalam aktivitas
menggambar yaitu lobus frontal dan lobus parietal. Lobus frontal secara umum
terlibat dalam pengendalian impuls, pertimbangan, pemecahan masalah,
pengendalian dan pelaksanaan perilaku, serta pengorganisasian kompleks. Dalam
aktivitas menggambar sistem ini terlibat penuh dalam pengendalian pergerakan tangan.
Lobus parietal berperan dalam pengendalian pengintegrasian sensor dari pancaindera
dan abstraksi (manipulasi) objek dalam pemprosesan visualisasi objek yang akan dibuat
dalam menggambar.

Gambar yang dibuat seseorang merupakan proyeksi emosi serta dorongan-


dorongan, keinginan-keinginan yang dimiliki oleh individu. Melalui gambar seseorang
memproyeksikan pengalamanya di atas media. Menggambar memberikan kesempatan
pada seseorang untuk lebih berani mengekspresikan emosinya secara lebih bebas dan
spontan. Melalui gambar seseorang dapat tumbuh dan berkembang lebih baik karena
menggambar meningkatkan kemampuan kognitif maupun kepribadian (Satiadarma,
1997; Arif, 2006; Ayuningrum dan Roswita, 2008).

Menggambar adalah kegiatan yang dapat dilakukan dengan rileks dan


menyenangkan dalam mengeskpresikan perasaan, pikiran, kreativitas, dan keunikan.
Menggambar merupakan jalan keluar untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan yang
positif dan negatif tentang diri sendiri, keluarga, dan dunia. Ketika imajinasi kreatif
yang dibuat dinilai oleh orang lain, perasaan menghargai diri akan berkembang
(Djiwandono, 2005).

Gambar yang dibuat seseorang merupakan proyeksi emosi serta dorongan-


dorongan, keinginan-keinginan yang dimiliki oleh individu. Melalui gambar seseorang
memproyeksikan pengalamanya di atas media. Menggambar memberikan kesempatan
pada seseorang untuk lebih berani mengekspresikan emosinya secara lebih bebas dan
spontan. Melalui gambar seseorang dapat tumbuh dan berkembang lebih baik karena
menggambar meningkatkan kemampuan kognitif maupun kepribadian (Satiadarma,
1997). Selain itu Freud (dalam Malchiody, 2007 ) mengatakan bahwa karya seni yang
dihasilkan oleh pasien yang dimiliki menunjukkan bahwa lebih mudah melukiskan
mimpi tetapi sulit menjelaskan dalam bentuk kata-kata. Dalam kasus trauma emosional,
rasa kehilangan, atau kekerasan, seni menawarkan cara untuk menyatukan kembali
emosi yang kompleks yang terekspresikan melalui pengalaman inderawi. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang di lakukan, dimana subyek lebih nyaman dalam
mengungkapkan segala perasaan dan pengalaman yang dimiliki. Karena keterbatasan
yang dimiliki oleh para lansia, terapi melukis menjadikan para lansia mampu
mengekspresikan keinginan.
F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah

G. Media
1. Media gambar
2. Alat tulis

H. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam.  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri.  Mendenga
 Menjelaskan kontrak waktu r dan
,topik dan tujuan TAK. Memperha
 Menyebutkan materi yang akan tikan
disampaikan.

2 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan mekanisme  Beberapa orang
terapi pengunjung berusaha
 Menganjurkan lansia untuk menjawab sesuai
mengekspresikan perasaannya kemampuan.
melalui gambar
 Meminta lansia untuk  Mendengarkan
menunjukkan serta dan memperhatikan
menceritakan gambarnya. penjelasan.

4 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada klien  Menjawab pertanyaan.
tentang perasaan setelah
menggambar.
5 5 menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan dan
atas waktu yang diluangkan, membalas ucapan terimakasih.
perhatian serta peran aktif  Menjawab salam
klien selama mengikuti
kegiatan TAK.
Salam penutup.

I. Setting Tempat

: Leader
: CO Leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Meja

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta bersedia diberikan terapi
b. Persiapan materi sudah disiapkan
c. Persiapan media yang digunakan sudah lengkap
d. Persiapan tempat sudah disesuaikan
e. Persiapan peserta sudah sesuai dengan sasaran
f. Kontrak waktu sudah dilaksanakan dengan peserta sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap terapi yang diberikan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat terapi sebelum terapi selesai
dilaksanakan
c. Peserta menunjukkan dan menceritakan apa yang digambarnya.
d. Evaluasi hasil
3. Setelah TAK sekitar 100% peserta TAK mampu menyampaikan maksud dari
gambarannya.

K. Lampiran Materi
1. Pengertian
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan
dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairaan hidup, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA, masih baik),
kepribadian tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality)
perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari, 2008).

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa, dan tidak bahagia, serta komponen
somatik : anoreksia, kostipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi
menurun (Hidayat, dalam Yosep, 2009).
2. Tingkat Depresi
a. Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi sosial dan
rasa tidak nyaman.
b. Depresi Sedang
1) Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis
2) Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi
verbal, komunikasi non verbal meningkat.
3) Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi
non verbal meningkat
4) Partisipasi sosial : menarik diri tak mau bekerja/ sekolah, mudah tersinggung
c. Depresi Berat
1) Gangguan afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung,
inisiatif berkurang.

2) Gangguan proses pikir : Sensasi somatik dan aktivitas motorik : diam dalam
waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan
minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
3. Penyebab Depresi
a. Faktor biologis
Seperti genetik, proses menua secara biologis, penyakit fisik tertentu.
b. Faktor psikologis
Seperti kepribadian, proses menua secara psikologis. Pada kepribadian introvert
akan berusaha mewujudkan tuntutan dari dalam dirinya dan keyakinannya,
sedangkan kepribadian ekstrovert membentuk keseimbangan dirinya dengan
menyesuaikan keinginan - keinginan dari orang lain atau karena tekanan beban
psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial.
c. Faktor sosio-lingkungan
Misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana,
dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya.

4. Tanda dan Gejala Depresi


Gejala dan juga pengaruh depresi berbeda-beda pada berbagai orang. berikut:

a. Gejala psikologi akibat depresi:

1) Kehilangan selera untuk menikmati hobi.


2) Merasa bersedih secara berkepanjangan.
3) Mudah merasa cemas.
4) Merasa hidup tidak ada harapan.
5) Mudah menangis.
6) Merasa sangat bersalah.
7) Tidak percaya diri.
8) Menjadi sangat sensitif atau mudah marah terhadap orang di sekitar.
9) Tidak ada motivasi untuk melakukan apa pun.
10) Resiko kekerasan dan bunuh diri
b. Gejala fisik akibat depresi:
1) Badan selalu merasa lelah.
2) Gangguan pada pola tidur.
3) Merasakan berbagai rasa sakit.
4) Tidak berselera untuk melakukan hubungan seksual.
c. Gejala sosial akibat depresi:
1) Menyendiri
2) Sulit bersosialisasi

5. Upaya Penanganan Depresi


a. Obat
Ada beberapa obat antidepresan yaitu:
1) Lithium. Lithium adalah obat yang digunakan untuk mengobati
gangguan bipolar.
2) MAOIs
3) Tricyclics.
4) SSRIs
b. CBT
Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir klien yang berhubungan
dengan kesulitan emosional dan psikologi klien. Pendekatan ini akan berupaya membantu
klien mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri negative dan keyakinan-keyakinan
pasien yang tidak rasional.jadi focus teori ini adalah mengganti cara-cara berfikir yang
tidak logis menjadi logis.
c. Terapi Interpersonal
Terapi Interpersonal adalah bantuan psikoterapi jangka pendek yang
berfokus kepada hubungan antara orang-orang dengan perkembangan simtom
penyakit kejiwaan.
d. Konseling kelompok dan dukungan sosial
Konseling secara kelompok adalah pelaksanaan wawancara konseling
yang dilakukan antara seorang konselor professional dengan beberapa pasien
sekaligus dalam kelompok kecil
e. Berolahraga
Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan, dan
kebingungan disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative pula. Salah
satu cara yang dapat dilakuakan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan positif
yang dapat menghalangi munculnya mood negative adalah dengan berolahraga.
f. Diet (mengatur pola makan)
Simtom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di
dalam tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi
semakin parah yaitu:
1) Konsumsi kafein secara berkala.
2) Konsumsi sukrosa (gula)
3) Kekurangan biotin, asam folat dan vitamin B, C, kalsium, tembaga,
magnesium
4) Kelebihan magnesium
5) Ketidakseimbangan asam amino
6) Alergi makanan
g. Terapi Humor
Sudah lama professional medis mengakui bahwa pasien yang
mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa merespons lebih
baik terhadap pengobatan. Respons psiologis dari tertawa termasuk
meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi hormone dan enzim pencernaan, dan
peningkatan tekanan darah.
h. Berdoa
Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling pada
agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang percaya,keyakinan
yang kuat dan menjadi anggota aliran agama tertentu serta tujuan yang sama
dapat menanggulangi penderitaan dan depresi.

Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi. Mengambil


waktu untuk berdoa member I kesempatan kepada kita menghentikan kegiatan
kita dan jalan arus hidup kita.
i. Hidroterapi dan Hidrotermal
Hidroterapi adalah penggunaan air untuk pengobatanpenyakit.terapi
hidrotermal adalah penggunaan efek temperature air misalnya mandi air panas,
sauna, dan lain-lain.

Pengobatan dari hidroterapi berdasarkan efek mekanis dan/atautermal


dari air. Tubuh bereaksi pada stimulus panas dan dingin. Saraf mengantarkan
rangsangan yang dirasakan kulit kedalam tubuh, dimana merangsang system
imun, memengaruhi hormone stres, meningkatkan aliran tubuh dan mengurang
rasa sakit.
j. Menggambar
Art therapy merupakan salah satu terapi komplementer untuk
menurunkan stres (Khaira, 2016). Art therapy menganjurkan individu
menvisualisasikan emosi dan pikiran yang tidak dapat diungkapkan sehingga
diungkapkan melalui karya seni dan selanjutnya ditinjau untuk
diinterpretasikkan oleh individu (Setyoadi & Kushariadi, 2011). Art therapy
dapat menjadi cara yang tepat untuk mengungkapkan emosi seperti: perasaan
marah, cemas dan rendah diri. Kegiatan yang diperoleh dalam art therapy itu
sendiri salah satunya melalui menggambar. Menggambar merupakan kegiatan
yang menyenangkan dan dapat dilakukan oleh siapapun sekalipun individu
tersebut tidak dapat menggambar. Melalui media gambar tersebut, dapat
memantu memahami persepsi dan perasaaan yang terjadi pada diri individu,
serta dapat membantu menggali bagaimana cara menyelesaikan masalah dan
harapan untuk dapat membantu hidup lebih baik dan tidak terjebak dengan masa
lalu (Andriyani dan Satya Sharma, 2011).

6. Tips-Tips Untuk Mencegah Depresi


Adapun tips yang disarankan dan juga dianjurkan untuk mencegah terjadinya
depresi antara lain :
a. Terbuka dan jangan suka memendam masalah. Di dunia ini tidak ada orang
yang luput dari masalah. Orang yang tidak mempunyai masalah cenderung tidak
mempunyai pegangan. Sedikit sekali ada orang yang selalu bisa mengatasi
masalahnya sendiri, jadi berbagilah kepada teman dekat.
b. Curhat dan Sharing. Kalau masalah tidak bisa dipecahkan secara sendiri lebih
baik mengajak temam untuk sharing, atau siapa pun orang yang kita percayai.
Karena dengan begitu siapa tahu kita bisa mendapat bantuan solusi untuk
memecahkan masalah. Kalaupun enggak, paling tidak dengan berbagi cerita,
perasan jadi lebih enteng dan pikiran tidak stres. Kalau beginim jadi bisa mikirin
solusinya lagi kan.
c. Kerjakan banyak hal. Saat waktu senggang dan masih muda, banyak cara
untuk menghilangkan beban perasaan. Selain olahraga, membaca buku,
menonton dan istirahat adalah pentung artinya dalam hidup.
d. Mencoba yang belum pernah. Bukan berarti coba-coba sesuatu yang
mengundang risiko, akan tetapi menguji nyali diri untuk melakukan tantangan
yang dapat men- supprt diri.
e. Banyak cara untuk meraih cita-cita, mewujudkan keyakinan dan harapan asal
dengan sungguh dan pantang menyerah. Cara berserah diri dan sabar
adalah pegangan supaya tidak terpeleset ke jurang kebimbangan.

Anda mungkin juga menyukai