Disusun Oleh:
Rizka Yuliana Putri
202207018
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DEPRESI
A. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan
Gerontik Topik : Terapi
Menggambar
Sub topik : Terapi Menggambar
Sasaran : Lansia di Panti Pniel Bintaro
B. Latar Belakang
Population aging merupakan peningkatan populasi penduduk pada lanjut
usia. Hampir seluruh negara berkembang mengalami fenomena global
meningkatnya penduduk lanjut usia. Fertilitas dan peningkatan angka harapan hidup
merupakan penyebab peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (Badan Pusat
Statistik, 2015). Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Azizah,
2011). Pada lansia umumnya mengalami beberapa kemundurun, seperti
kemunduran biologis, psikogis, sosial, dan spiritual. Penurunan yang terjadi
sebagian besar dapat menyebabkan lansia mengalami kondisi stres. Kemunduran
biologis sebagai gejala kemunduran fisik (Padila, 2013). Penurunan kemampuan
fisik mengakibatkan lansia menjadi stres karena adanya perasaan membebani orang
lain. Perubahan fungsi fisiologis mempengaruhi kehidupan individu sehingga dapat
menyebabkan stress pada lansia. Pengalaman, sifat, jenis kepribadian dan cara
pandang merupakan kondisi psikologi yang berpengaruh dalam menghadapi kondisi
stres. Stres dapat dipicu karena hubungan sosial dengan orang lain di sekitar atau
akibat situasi sosial lainnya (Hidayah, 2013). Nilai yang dianut sesuai dengan
budaya dan keyakinan pada lanjut usia mempengaruhi perubahan kehidupan
spiritual pada lansia (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2011). Kecemasan yang dialami
oleh lansia dapat beresiko mengarah ke kondisi stres, kondisi stres yang berlebihan
dapat mengakibatkan perasaan negatif, terganggunya pencapaian realitas dan
beresiko meningkatkan masalah kesehatan. Kondisi stres individu yang tidak
ditangani dengan baik maka akan mengarah ke depresi (Hawari, 2011). Stress
merupakan reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari dalam diri individu terhadap
situasi yang tidak menyenangkan (Yosep, 2011). Berdasarkan gejala yang timbul,
stres dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu stres ringan, stres sedang, dan stres berat
(Priyoto, 2014). DASS atau Depression Anxiety Stress Scale merupakan cara
pengukuran tingkat stres yang efektif dalam menilai keadaan emosional dan
merupakan alat ukur yang valid dan handal dalam menilai keadaan emosional (Akin
& Cetin, 2007). Pengukuran dapat diketahui dari nomor-nomor khusus pengukuran
stres pada DASS 42 yaitu pada nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35,
dan 39 (Anisya, 2016). Indikator dari DASS 42 khusus stres yaitu, fisik nomor 12,
psikologis atau emosi nomor 1, 6, 11, 18, 27, 29, 32, 39, dan perilaku nomor 8, 14,
22, 35 (Hafifah, 2014). Penanganan kondisi stres dapat dilakukan dengan
farmakologi nonfarmakologi. Terapi psikofarmaka adalah pengobatan untuk stres
dengan menggunakan bahan kimia yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter atau sinyal penghantar saraf pada susunan saraf pusat otak
(Hawari, 2011).
G. Media
1. Media gambar
2. Alat tulis
H. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan :
Mengucapkan salam. Menjawab salam
Memperkenalkan diri. Mendenga
Menjelaskan kontrak waktu r dan
,topik dan tujuan TAK. Memperha
Menyebutkan materi yang akan tikan
disampaikan.
2 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan mekanisme Beberapa orang
terapi pengunjung berusaha
Menganjurkan lansia untuk menjawab sesuai
mengekspresikan perasaannya kemampuan.
melalui gambar
Meminta lansia untuk Mendengarkan
menunjukkan serta dan memperhatikan
menceritakan gambarnya. penjelasan.
4 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada klien Menjawab pertanyaan.
tentang perasaan setelah
menggambar.
5 5 menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih Mendengarkan dan
atas waktu yang diluangkan, membalas ucapan terimakasih.
perhatian serta peran aktif Menjawab salam
klien selama mengikuti
kegiatan TAK.
Salam penutup.
I. Setting Tempat
: Leader
: CO Leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Meja
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta bersedia diberikan terapi
b. Persiapan materi sudah disiapkan
c. Persiapan media yang digunakan sudah lengkap
d. Persiapan tempat sudah disesuaikan
e. Persiapan peserta sudah sesuai dengan sasaran
f. Kontrak waktu sudah dilaksanakan dengan peserta sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap terapi yang diberikan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat terapi sebelum terapi selesai
dilaksanakan
c. Peserta menunjukkan dan menceritakan apa yang digambarnya.
d. Evaluasi hasil
3. Setelah TAK sekitar 100% peserta TAK mampu menyampaikan maksud dari
gambarannya.
K. Lampiran Materi
1. Pengertian
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan
dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairaan hidup, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA, masih baik),
kepribadian tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality)
perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari, 2008).
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa, dan tidak bahagia, serta komponen
somatik : anoreksia, kostipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi
menurun (Hidayat, dalam Yosep, 2009).
2. Tingkat Depresi
a. Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi sosial dan
rasa tidak nyaman.
b. Depresi Sedang
1) Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis
2) Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi
verbal, komunikasi non verbal meningkat.
3) Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi
non verbal meningkat
4) Partisipasi sosial : menarik diri tak mau bekerja/ sekolah, mudah tersinggung
c. Depresi Berat
1) Gangguan afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung,
inisiatif berkurang.
2) Gangguan proses pikir : Sensasi somatik dan aktivitas motorik : diam dalam
waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan
minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
3. Penyebab Depresi
a. Faktor biologis
Seperti genetik, proses menua secara biologis, penyakit fisik tertentu.
b. Faktor psikologis
Seperti kepribadian, proses menua secara psikologis. Pada kepribadian introvert
akan berusaha mewujudkan tuntutan dari dalam dirinya dan keyakinannya,
sedangkan kepribadian ekstrovert membentuk keseimbangan dirinya dengan
menyesuaikan keinginan - keinginan dari orang lain atau karena tekanan beban
psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial.
c. Faktor sosio-lingkungan
Misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana,
dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya.