Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI

DI RUANG YUDISTIRA RSJD PROVINSI JAMBI

OLEH KELOMPOK 2 :

1. Assimudin, S.Kep (2114901064)


2. Desi Mariza Elsi, S.Kep (2114901063)
3. Dinaliza Utami, S.Kep (2114901054)
4. Feggi Nurzarti, S.Kep (2114901050)
5. Pebie Yenanda, S.Kep (2114901047)
6. Yuli Martini, S.Kep (2114901056)

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan dan RahmatNYa kepada kami sehingga kami bisa

menyelesaikan ‘’Makalah Terapi Aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensori “

ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurah dan dilimpahkan

kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Ucapkan terimkasih kami sampaikan kepada semu pihak yang telah

membantu kami dalam penyusunan maklaah ini secara umum dan kepada CI

akademik dan CI klinik RSJ Daerah Provinsi Jambi.

Penulis menyadarai dalam penulisan makalah ini banyak terdapat

kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, kami tetap

berharap agar tugas ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan untuk

perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya,untuk itu kami

ucapkan terimakasih.

Jambi, 16 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Tujuan penulisan...................................................................................................2
C. Manfaat penulisan.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian..............................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................4
C. Indikasi..................................................................................................................4
D. Kegiatan................................................................................................................5
BAB III SATUAN ACARA KEGIATAN

A. Tujuan....................................................................................................................6
B. karakteristik klien yang ikut .................................................................................6
C. nama klien dan ruangan.........................................................................................7
D. metode...................................................................................................................8
E. Waktu.....................................................................................................................8
F. tempat ....................................................................................................................8
G. alat dan bahan.......................................................................................................8
H. langkah kegiatan....................................................................................................11
I. antisipasi masalah...................................................................................................11
J. kriteria evaluasi.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau

perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan

dikaitkan dengan adanya distress atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu

atau lebih area fungsi yang penting) atau di sertai peningkatan resiko

kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan

kebebasan (Videbeck, 2008). Penyebab terjadinya gangguan jiwa, Biologis:

Stresor yang berhubungan dengan respon neurobiologis, lingkungan:

Ambang toleransi terhadap stres yang ditentukan secara biologis

berinteraksi dengan stresor lingkungan untuk menentukan gangguan

perilaku, Sosial budaya: Stres yang menumpuk dapat menunjang terjadinya

skizorfenia dan gangguan psikotik lain (Stuart, 2006).

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang

komprehensif meliputi kesehatan jiwa dan fisik sangat diperlukan.

Perawatan klien gangguan jiwa di rumah sakit membutuhkan dukungan dari

banyak aspek sehingga kesejahteraan klien dapat tercapai. Salah satu tujuan

perawatan klien dengan gangguan jiwa di rumah sakit adalah dengan

melatih klien untuk mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain.

Bentuk pelatihan berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain adalah

dengan melakukan terapi aktivitas kelompok.

1
2

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi

modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang

mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai

terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok

terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan

menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk

memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Stuart, 2006).

Dari data di Ruang Yudistira Rumah Sakit Daerah Jiwa Provinsi

Jambi, selama periode 1-31 desember sebanyak 24 orang pasien dengan

halusinasi dan menjadi penykit terbanyak pada bulan desember

Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Ruang Yudistira

sebagian besar pasien menderita halusinasi dan resiko perilaku kekerasan.

Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok. Salah satunya

dengan stimulasi sensori: menggambar sesuai ekspresi perasaannya. Dengan

menggambar sesuai ekspresi perasaannya, peserta dilatih untuk

mempersiapkan stimulus yang disediakan dan klien mampu

mempersepsikan ekspresi perasaannya pada saat itu, sehingga dengan

dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok ini diharapkan respon dalam

kehidupan menjadi adaptif.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Klien mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan ekspresi

perasaannya yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.


3

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mempresepisikan paparan stimulus yang dipaparkan

kepadanya dengan tepat.

b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non

verbal

c. Meningkatkan kemampuan koordinasi motorik individu

d. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat

e. Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui

aktivitas menggambar.

f. Klien dapat berinteraksi dengan kelompok

C. Manfaat

1. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan pada mahasiswa, khususnya

dalam hal keperawatan tentang Terapi Aktivitas Kelompok stimulus

sensori umum pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi

dan perilaku kekerasan

2. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama pada klien

dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi dan perilaku kekerasan

3. Membantu proses penyembuhan pada klien dengan gangguan persepsi

sensori: halusinasi dan perilaku kekerasan


BAB II

KONSEP TEORI TAK STIMULASI SENSORI

A. Pengertian

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas

yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai

masalah keperawatan yang sama (Isnaeni, 2008). Terapi aktivitas

kelompok merupakan salah satu terapi modalitas. Aktivitas digunakan

sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam

kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling

membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku

baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive

(Keliat dan Akemat, 2005).

Terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori merupakan aktivitas

yang digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian

diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan

melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok

untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami kemunduran

fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas penggunaan

pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal

maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).

4
5

B. Tujuan

Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi sensori bertujuan agar pasien dapat

Terapi mempersepsikan simulasi yang disiapkan, diberikan atau stimulasi

yang pernah dialami, kemampuan sensori klien di evaluasi dan ditingkatkan

dari tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai

stimulasi dalam kehidupan menjadi adaptif.

C. Indikasi

Klien yang mempunyai indikasi TAK stimulasi sensori adalah klien

perilaku kekerasan, menarik diri, harga diri rendah dan halusinasi. Pada

TAK sensori kali ini kelompok menggunakan pasien dengan gangguan

halusinasi dan perilaku kekerasan.

D. Kegiatan

Aktivitas dalam terapi sensori dapat berupa TAK Stimulasi suara,

TAK Stimulasi gambar, TAK Stimulasi suara dan gambar. Pada TAK kali

ini, pasien diberi kesempatan untuk menggambar tentang perasaannya saat

ini dan pasien diminta untuk menjelaskan atau bercerita maksut dari

gambarnya.
BAB III

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI:

MENGGAMBAR EKSPRESI PERASAAN

A. TUJUAN

1. Klien mampu menggambarkan pada kertas HVS tentang perasaan atau

yang sedang dipikirkan sekarang

2. Klien dapat memusatkan perhatian terhadap kegiatan menggambar yang

sedang dilakukan

3. Klien mampu bercerita mengenai gambar yang sudah digambarnya.

4. Klien mampu mendengarkan cerita peserta lain mengenai gambarnya.

B. KARAKTERISTIK KLIEN YANG IKUT:

1. Dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi sensorik ini

di ikuti oleh semua pasien atau anggota kelompok yang mempunyai

masalah keperawatan gangguan sensori persepsi: halusinasi dan

perilaku kekerasan

2. Dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi sensorik ini

di ikuti oleh semua pasien atau anggota kelompok yang memiliki

riwayat masalah gangguan sensori persepsi: halusinasi dan perilaku

kekerasan

6
7

3. Dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi sensorik ini

hanya di ikuti oleh pasien yang dapat berinteraksi dengan baik, tenang

dan diajak kerjasama (cooperative).

C. METODE

1. Dinamika kelompok: menggambar apa yang dipikirkan atau dirasakan

2. Diskusi dan tanya jawab

Dalam terapi ini terdapat beberapa tata tertib yang harus ditaati oleh

klien/ peserta, antara lain:

a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.

b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.

c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi

d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan

(TAK) berlangsung.

e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat

tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.

g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.

h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak

belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota

untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.


8

D. WAKTU :

Tanggal : 19 Januari 2023

Jam : Pukul 10.00 WIB s.d selesai

ALOKASI WAKTU:

1. Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

2. Terapi kelompok (30 menit)

3. Penutup (5 menit)

E. TEMPAT :

Ruang Yudistira Rumah Sakit Daerah Jiwa Provinsi Jambi

F. ALAT DAN BAHAN:

1. Pensil

2. Kertas HVS

3. Pensil Warna

4. Kursi

5. Speaker

6. Buku absen klien

7. Buku catatan dan pulpen

G. LANGKAH KEGIATAN

1. Persiapan

a. Menentukan sasaran kegiatan

b. Memilih klien sesuai dengan indikasi yangtelah ditentukan

c. Membuat kontrak kerja dengan klien


9

d. Mempersiapkan alat dan tempat pelaksanaan

2. Orientasi

a. Salam terpaeutik

1) Salam dari terapis kepada klien.

2) Peserta dan terapis memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan masalah yang tengah dirasaka klien

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dengan anggota

kelompok, yaitu menggambar tentang apa yang dipikirkan dan

dirasakan lalu bercerita mengenai apa yang sudah digambar.

2) Menjelaskan aturan main berikut :

a) Jika klien akan meninggalkan kelompok harus meminta

ijin kepada terapis.

b) Lama kegiatan 30 menit.

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Membagikan lembar kerja pada peserta yang mengikuti TAK

Stimulasi sensori.

b. Memberi kesempatan bagi klien untuk menggambar selama 10

menit

c. Ambil alat gambar yang telah diberikan


10

d. Klien memutari kursi 5 buah yang sudah diatur seperti lingkaran,

dengan diiringi oleh music dan dihentikan dengan music pula.

Pasien yang dapat merebut kursi yang telah disediakan saat music

terhenti, kemudian bagi pasien yang tidak mendapatkan kursi akan

menceritakan mengenai isi hasil dari gambaranya.

e. Tanyakan pendapat klien yang lainnya terhadap cerita klien

sebelumnya.

f. Berikan pujian maupun penghargaan atas kemampuan klien dalam

bercerita.

g. Ulangi no 4, 5, dan 6 sampai semua klien mendapatkan

kesempatan dalam mengeluarkan pendapat.

h. Beri kesimpulan tentang kegiatan menggambar yang dilakukan tadi

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Terapis menanyakan kesimpulan kegiatan hari ini.

3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Rencana tindak lanjut

Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan bercerita

terhadap orang lain.

c. Kontrak yang akan datang

1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi sensori

2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan

indikasi klien
11

H. SETTING TEMPAT

L C
P P

F F

P P

P F P

Keterangan :

L : Leader P : Pasien

C : Co-Leader O : Observer

F : Fasilitator
I. Pembagian Tugas

1. Terapis:

Berikut nama- nama terapis yang akan ikut dalam terapi aktifitas

kelompok ini:

a. Pebie Yenanda

b. Dinaliza Utami

c. Feggi Nurzarti

d. Yuli Martini

e. Desi mariza

f. Assimudin
12

2. Peran dan fungsi

Selain terapis di atas, juga terdapat leader, co-leader, observer dan

fasilitator yang mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Leader: Feggi Nurzarti

Fungsi:

1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (TAK)

2) Mengarahkan kelompok mencapai tujuan

3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,

mengajukan pendapat dan memberi umpan balik

4) Sebagai role model

5) Memotivasi setiap anggota kelompok untuk mengembangkan

pendapat dan memberi umpan balik

b. Co-leader: Pebie Yenanda

Fungsi:

1) Mendampingi leader

2) Menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader tentang

aktifitas pasien

3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari

perencanaan yang telah dibuat

4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking

dalam proses terapi

c. Observer dan dokumentasi: Dinaliza Utami

Fungsi:
13

1) Mengobservasi semua respon klien

2) Mencatat semua respon klien yang terjadi dan semua

perubahan perilaku klien

3) Memberikan umpan balik

4) Mendokumentasikan kegiatan

d. Fasilitator: Yuli Martini, Desi Mariza, Assimudin

Fungsi:

1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif

dan memotivasi anggota

2) Memfokuskan kegiatan

3) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok

J. PASIEN

1. Kriteria pasien

a. Pasien dengan halusinasi pendengaran

b. Pasien dengan gangguan persepsi sensori yang telah berespons sesuai

dengan stimulus yang diberikan

2. Proses seleksi

a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria

b. Mengumpulkanm pasien yang masuk criteria

c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan

aturan main dalam kelompok


14

3. Nama Klien Yang Mengikuti TAK

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 6 orang, sedangkan

sisanya sebagai cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan. Adapun

nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan

yaitu :

Klien peserta TAK :

1. Tn. A

2. Tn. R

3. Tn. D

4. Tn. T

5. Tn. U

6. Tn. T

Klien peserta TAK cadangan :

1. Tn. M

2. Tn. J

K. ANTISIPASI MASALAH

Masalah yang perlu diantisipasi selama pemberian TAK antara lain:

1. Klien yang tidak aktif

Intervensi: Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh

fasilitator

2. Klien yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan


15

Intervensi: Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak

sesuai dengan tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan

kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari kelompok.

3. Klien yang tidak bisa tenang dalam sesi TAK

Intervensi: Beri lingkungan yang terapeutik, bila tidak bisa panggil

nama klien, tanyakan apa yang terjadi dan apa yang diinginkan oleh

klien serta beri penjelasan.

4. Klien yang tidak datang ke acara TAK

Intervensi: Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka

diganti oleh cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan

terlebih dahulu kepada peserta.

5. Klien yang mudah marah/ membuat keributan

Intervensi: Anjurkan kepada terapis agar dapat menjaga perasaan

anggota kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang

menyinggung.

6. Klien yang tidak menaati aturan

Intervensi: Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib,

diperingatkan dan jika tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari

kegiatan setelah dilakukan penawaran

7. Klien yang ingin ingin keluar saat sesi TAK

Intervensi: Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan

diminta persetujuan dari peserta TAK yang lain.


16

L. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. TAK dimulai tepat waktu, dengan tolak ukur keterlambatan

maksimal 5 menit.

b. Jumlah peserta yang mengikuti TAK, target bisa terpenuhi.

c. Para terapis dapat menjalankan tugasnya sesuai tugas yang yang

telah diberikan.

d. Peserta yang mengikuti TAK bisa berperan aktif dalam permainan.

2. Evaluasi Proses

a. Peraturan TAK dijelaskan oleh terapis

b. Semua anggota kelompok mematuhi peraturan TAK

c. Terapis memantau setiap perilaku peserta selama TAK berlangsung

d. Semua peserta bisa mengikuti proses TAK tanpa ada masalah

3. Evaluasi hasil

Penilaian terhadap kemampuan pasien selama mengikuti TAK stimulasi

persepsi umum, antara lain :

a. Klien mampu menyelesaikan perintah terapis yaitu menggambar

yang sedang dipikirkan atau dirrasakan klien.

b. Klien bercerita mengenai gambar yang sudah digambarkan

c. Klien memberi tanggapan terhadap cerita klien lain

d. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir


DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Januartu. 2008. Efektifitas Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Halusinasi Terhadap Penurunan Kecemasan Klien Halusinasi

Pendengaran di Ruang Sakura RSUD Banyumas. Jurnal Keperawatan

Soedirman Volume 3.

Keliat, Budi Anna & Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas

Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Stuart.G.W, (2006), Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5, EGC: Jakarta

Videbeck, Sheila L, (2008), Buku Ajar Keperawatan Jiwa, EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai