Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

OLEH :

KELOMPOK A

1. KOMANG TRISNA HANDAYANI (P07120217 001)


2. PUTU GEDE SURYA SWARNATA (P07120217 002)
3. I KETUT SUARDIKA (P07120217 003)
4. NI LUH GEDE LEODY RACCILLIA PUTRI (P07120217 004)
5. PUTU MITHA EKA GAYATRI (P07120217 005)
6. I MADE SEDANA YOGA (P07120217 006)
7. PUTU MAYA OKTAVIANTI (P07120217 007)
8. NI PUTU OLLWAN ANTARI (P07120217 008)
9. NI WAYAN ARI RAHAYUNI (P07120217 010)
10. KADEK INDAH DWIJAYANTI (P07120217 011)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D IV KEPERAWATAN
TAHUN 2020
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya


orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi
dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil
yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin terjadi
suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu


dengan yang lain, saling bergantungan, serta mempunyai norma yang sama (Stuart
dan Sundeen, 1991).

TAK adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok


klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan
sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan
dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.(Rahayuningsih & Muharyari, 2016)

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan


mengubah perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara ini
cukup efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu dengan yang
lain, saling memengaruhi, saling bergantung, dan terjalin satu persetujuan norma
yang diakui bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang di
dalamnya terdapat interaksi, interelasi, dan interdependensi.(Yusuf, A.H & ,R &
Nihayati, 2015)
B. TUJUAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
a. Terapeutik

Meningkatkan kemampuan pasien, memfasilitasi proses interaksi,


membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif, serta
mempelajari cara baru dalam mengatasi masalah dan melakukan sosialisasi.

b. Rehabilitatif

Meningkatkan kemampuan mengekspresikan diri, kemampuan


berempati, meningkatkan kemampuan sosial, serta tanggung jawabnya
dalam hubungan interpersonal.(Yusuf, A.H & ,R & Nihayati, 2015)

C. MASALAH KEPERAWATAN
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka
karakteristiknya klien dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini
adalah klien dengan masalah keperawatan seperti resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan
diri, isolasi sosial : menarik diri dan perubahan persepsi sensori.
D. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
Meliputi rencana TAK, proposal TAK, konsul proposal TAK, izin
kepalaruangan, mempersiapkan tempat.
2. Proses
a. Kliendapatmengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Klien dapat mengenal halusinasi
c. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelahmengikuti TAK
d. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
e. Leader dan Co.Leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif
melaksanakan kegiatan TAK
3. Hasil
a. Diharapkan pasien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
sebesar100%
b. Klien dapat mengenal halusinasi sebesar 100%
c. Kliendapatmenyampaikanhalusinasi yang dirasakan dengan jelassebesar
100%
E. LANDASAN TEORI
a. Model Terapi Aktivitas Kelompok
1. Model Fokal Conflict
Menurut Whitakers dan Liebermen, terapi kelompok lebih
berfokus pada kelompok daripada individu. Prinsipnya adalah terapi
kelompok ini dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari.
Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul, yang
kemudian konflik dikonfrontir untuk pemecahan masalah. Tugas
terapis membantu anggota kelompok memahami konflik dan
mencapai penyelesaian konflik. Menurut model ini pimpinan
kelompok (leader) harus memfasilitasi dan memberikan kesempatan
pada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikannya untuk penyelesaian masalah. Contohnya, adanya
perbedaan pendapat antar anggota, cara masalah (perbedaan)
ditanggapi anggota, dan pemimpin mengarahkan alternatif
penyelesaian masalah.
2. Model Komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip komunikasi dan
komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan suatu
komunikasi yang sangat memperhatikan kemampuan berbahasa,
karena sifatnya yang ditujukan untuk memberi terapi kepada
pasien/klien atau lawan bicara. Komunikasi terapeutik sendiri
merupakan bagian dari komunikasi interpersonal dalam dunia
kesehatan khususnya bidang keperawatan yang membutuhkan rasa
percaya/kepercayaan (trust), sikap suportif (supportiveness), dan
sikap terbuka (open mindedness) dari masing- masing pihak.(Fasya
& Supratman, 2018)
Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tidak efektif
dalam kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota
kelompok, umpan balik tidak adekuat, dan kohesi atau keterpaduan
kelompok menurun. Dengan menggunakan model ini, pemimpin
berperan memfasilitasi komunikasi efektif, masalah individu atau
kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan. Pemimpin
mengajarkan pada kelompok bahwa:
a. Perlu komunikasi di dalam kelompok;
b. Anggota harus bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkan;
c. Komunikasi berada dalam semua level, misalnya komunikasi
verbal, nonverbal, terbuka, dan tertutup;
d. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain;
e. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu
satu dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif.
Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan
interpersonal dan social anggota kelompok. Selain itu, teori
komunikasi membantu anggota merealisasikan bagaimana mereka
berkomunikasi secara nonverbal dan mengajarkan cara
berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya, pemimpin juga perlu
menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan cara
menggunakan di dalam kelompok, serta menganalisis proses
komunikasi tersebut
3. Model Interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa semua tingkah laku (pikiran,
perasaan, dan tindakan) digambarkan melalui hubungan
interpersonal. Contohnya, interaksi dalam kelompok dapat dipandang
sebagai proses sebab akibat, yang perasaan dan tingkah laku satu
anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada teori
ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok.
Anggota kelompok belajar dari interaksi antar anggota dan
terapis. Melalui proses ini, kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan
perilaku sosial yang efektif dipelajari. Perasaan cemas dan kesepian
merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan mengubah perilaku.
Contohnya, tujuan salah satu terapi aktivitas kelompok untuk
meningkatkan hubungan interpersonal.
Pada saat konflik interpersonal muncul, pemimpin menggunakan
situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan
perasaan mereka dan mempelajari konflik yang membuat anggota
merasa cemas, serta menentukan perilaku yang digunakan untuk
menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik.
4. Model Pesikodrama
Model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai
dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota
memainkan peran sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami.
Contoh, pasien memerankan ayahnya yang dominan atau keras.
Psikodrama ini dilakukan secara spontan dan memberi kesempatan
pada anggota untuk berakting di luar situasi spesifik yang pernah
terjadi.
b. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok

1. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori


Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori
pasien. Kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi
emosi/perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, dan ucapan.
Biasanya pasien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal akan
terangsang sensoris emosi dan perasaannya melalui aktivitas tertentu.
Aktivitas tersebut berupa:
a. TAK stimulasi sensori suara, misalnya mendengar musik,
b. TAK stimulasi sensori menggambar,
c. TAK stimulasi sensori menonton TV/video.
2. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas
Orientasi Realitas Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada
di sekitar pasien yaitu diri sendiri, orang lain yang ada di sekeliling
pasien atau orang yang dekat dengan pasien, serta lingkungan yang
pernah mempunyai hubungan dengan pasien pada saat ini dan masa
yang lalu. Aktivitasnya adalah sebagai berikut.
a. Sesi I : : pengenalan orang
b. Sesi II : pengenalan tempat
c. Sesi III : pengenalan waktu

3. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi


Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu
yang ada di sekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara
bertahap dari interpersonal, kelompok, dan massa. Aktivitas yang
diberikan antara lain sebagai berikut.
a. Sesi I : menyebutkan jati diri.
b. Sesi II : mengenali jati diri anggota kelompok.
c. Sesi III : bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
d. Sesi IV : menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan.
e. Sesi V : menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi dengan orang lain.
f. Sesi VI : bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok.
g. Sesi VII : menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAK sosialisasi yang telah dilakukan.
4. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi
Terapi Aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulus yang terkait dengan pengalaman hidup untuk didiskusikan
dalam kelompok. (Ellina, 2012)
Pasien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan
atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi pasien
dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dalam proses ini
diharapkan respons pasien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif. Aktivitas yang diberikan antara lain
sebagai berikut.
a. Sesi I : nonton TV
b. Sesi I I : membaca majalah, artikel/koran
c. Sesi III : gambar
d. Sesi IV :
 Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
 Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
 Mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi asertif.
 Mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum
obat.
 Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah
5. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Peningkatan
Harga Diri
Pasien dilatih untuk mengidentifikasi hal-hal positif pada diri
sehingga mampu menghargai diri sendiri. Kemampuan pasien
dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dalam proses ini, pasien
diharapkan mampu merumuskan suatu tujuan hidup yang realistis.
Aktivitas yang diberikan adalah sebagai berikut.
a. Sesi I : identifikasi hal positif diri.
b. Sesi II : menghargai hal positif orang lain.
c. Sesi III : menetapkan tujuan hidup yang realistis.
6. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Mengontrol
Halusinasi
Pasien dilatih untuk dapat mengenal halusinasi yang dialaminya
dan dilatih cara mengontrol halusinasi. Kemampuan persepsi pasien
dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dalam proses ini, respons
pasien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan diharapkan
menjadi adaptif. Aktivitas yang diberikan yaitu sebagai berikut.
a. Sesi I : mengenal halusinasi
b. Sesi II : mengontrol halusinasi dengan menghardik
c. Sesi III : mengontrol halusinasi dengan menyusun jadwal
kegiatan
d. Sesi IV : mengontrol halusinasi dengan minum obat yang benar
e. Sesi V: mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

c. Pembagian TAKS
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : Sosialisasi
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
di sekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal, kelompok, dan massa.
a. Tujuan
 Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan
hubungansosial dalam kelompok secara bertahap. Sementara, tujuan
khususnya adalah :
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. .Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. .Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan
topik percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan
masalah pribadi pada orang lain
6. Klien mampu bekerjasama dalam permainan
sosialisasikelompok.
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang
manfaatkegiatan TAKS yang telah dilakukan.
b. Aktivitas dan Indikasi

Aktivitas TAKS dilakukan tujuh sesi melatih kemampuan


sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien
dengan gangguan.

1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi


interpersonal.
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon
sesuaidengan stimulus
c. TAK Sosialisasi ada 7 sesi diantaranya :

Sesi 1 : TAKS

Tujuan : Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebut


namalengkap, nama panggilan, asal, hobi dan teman terdekat.

Sesi 2 : TAKS

Tujuan :Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:

 Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan,


asal dan hobi 
 Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap,nama
panggilan, asal dan hobi

Sesi 3 : TAKS

Tujuan : Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok :

 Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggotakelompok.


 Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi.
Sesi 4 : TAKS

Tujuan : Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu


dengan anggota kelompok :

 Menyampaikan topic yang ingin dibicarakan 


 Memilih topik yang ingin dibicarakan
 Memberi pendapat tentang topik yang dipilih

Sesi 5 : TAKS

Tujuan :Klien mampu menyampaikan dan membicarakan


masalah pribadi dengan orang lain :

 Menyampaikan masalah pribadi 


 Memilih satu masalah untuk dibicarakanc.
 Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih

Sesi 6 : TAKS

Tujuan :Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi


kelompok :

 Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang


lain 
 Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai
dengan permintaan

Sesi 7 : TAKS

Tujuan :Klien mampu menyampaikan pendapat tentang


manfaatkegiatan kelompok yang telah dilakukan.

d. Tahap Perkembangan Kelompok


Kelompok mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang.
Pemimpin yang akan mengembangkan kelompok akan melalui empat
fase atau tahap, yaitu fase prakelompok, fase awal kelompok, fase kerja
kelompok, dan fase terminasi kelompok.
1. Fase Prakelompok
Hal penting yang harus diperhatikan saat mulai membangun
kelompok adalah merumuskan tujuan kelompok. Tercapai atau
tidaknya suatu tujuan sangat dipengaruhi oleh perilaku pemimpin
kelompok. Pemimpin kelompok harus melakukan persiapan dengan
penyusunan proposal.
2. Fase Awal Kelompok
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuk kelompok yang baru
dan peran yang baru. Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2005)
membagi fase ini menjadi tiga fase lagi, yaitu fase orientasi, konflik,
dan kohesif
a. Tahap orientasi
Pada tahap ini pimpinan kelompok lebih aktif dalam
memberi pengarahan. Pemimpin mengorientasikan anggota pada
tugas utama dan melakukan kontrak yang terdiri atas tujuan,
kerahasiaan, waktu pertemuan, struktur, dan aturan komuniksi
(hanya satu orang bicara pada satu saat). Norma perilaku dan rasa
memiliki atau kohesif antara anggota kelompok diupayakan
terbentuk fase orientasi.
b. Tahap konflik
Peran dependen dan independen terjadi pada tahap ini.
Sebagian pemimpin ingin sebagai pengambil keputusan, serta ada
pula yang hanya mengarahkan dan anggota nantinya yang akan
memutuskan. Selain itu, ada pula anggota yang netral dan hanya
membantu penyelesaian konflik peran yang terjadi. Perasaan
bermusuhan yang ditampilkan baik antaranggota kelompok
maupunantara anggota dan pimpinan dapat terjadi pada tahap ini.
Pimpinan perlu memfasilitasi ungkapan perasaan baik positif
maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab
konflik, serta mencegah perilaku yang tidak produktif, misalnya
saling mengambinghitamkan.
c. Tahap kohesif
Setelah melalui tahap konflik, anggota kelompok akan
merasakan ikatan yang kuat satu sama lain. Perasaan positif akan
semakin saling diungkapkan. Anggota merasa bebas membuka
diri tentang informasi dan lebih intim dengan anggota yang lain.
Pemimpin tetap berupaya memberdayakan kemampuan anggota
kelompok dalam penyelesaian masalah. Pada akhirnya, anggota
kelompok akan belajar bahwa perbedaan tidak perlu ditakutkan.
Semua persamaan dan perbedaan tetap dapat mewujudkan tujuan
menjadi suatu realitas

3. Fase kerja kelompok


Fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim yang stabil dan
realistis. Bekerja keras tetapi tetap menyenangkan dan menjadi suatu
tantangan bagi anggota dan pemimpin kelompok. Tugas pimpinan
kelompok pada fase ini membantu kelompok mencapai tujuan dan
mengurangi dampak dari hal-hal yang dapat menurunkan produktivitas
kelompok. Pemimpin akan bertindak sebagai konsultan. Beberapa
anggota akan sangat akrab, berlomba mendapatkan perhatian pemimpin
kelompok, tidak ada lagi kerahasiaan, dan keinginan untuk berubah. Hal
inilah yang harus diperhatikan oleh pimpinan kelompok agar segera
melakukan strukturisasi. Di akhir fase, anggota akan menyadari
produktivitas dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan
kemandirian.
4. Fase terminasi kelompok
Terminasi dapat sementara atau permanen. Terminasi dapat pula
terjadi karena anggota kelompok atau pimpinan keluar dari kelompok.
Pada fase ini dilakukan evaluasi yang difokuskan pada pencapaian
kelompok dan individu. Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan
puas dan pengalaman kelompok dapat digunakan secara individual pada
kehidupan sehari-hari.
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
(TAKS)

A. JADWAL KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan resiko
perilaku kekerasan, yaitu
a. Hari/Tanggal : Rabu , 15 Januari 2019
b. Waktu : Pkl. 08.00 – selesai
c. Alokasi waktu : 1. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
2.Terapi kelompok (30 menit)
3.Penutup (5 menit)
d. Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli

B. SESI YANG DIGUNAKAN


Dalam Terapi Aktivitas Kelompok menggunakan 7 Sesi, diantaranya :

a. Sesi I : Menyebutkan jati diri.


b. Sesi II : Mengenali jati diri anggota kelompok.
c. Sesi III : Bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
d. Sesi IV : Menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
e. Sesi V : Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan orang lain.
f. Sesi VI : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
g. Sesi VII : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK
sosialisasi yang telah dilakukan.
C. PESERTA TAK
a. Kriteria pasien

1) Pasien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya


Terapi Aktifitas Kelompok
2) Kondisi fisik dalam keadaan baik

3) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas


b. Proses seleksi

1) Mengobservasi pasien yang masuk kriteria.

2) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.

3) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.

4) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:


menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.

D. TATA TERTIB DAN ANTISIPASI MASALAH


1. Tata Tertib pelaksanaan TAKS
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Peseta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAKS berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f.  Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai.
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis,
sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
1. Panggil nama klien
2. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c.  Bila ada klien lain ingin ikut
1. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
2. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
3. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut. (Eko prabowo, 2014).

E. URAIAN TUGAS DAN SUSUNAN PELAKSANA

Berikut merupakan uraian tugas dari terapis baik sebagai leader, observer,
dan fasilitator.
a. Leader

Uraian tugas:

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan


2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
b. Peran Co-Leader
1. Membantu tugas leader
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3.  Mengingatkan leader tentang kegiatan
4.  Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Observer
Uraian tugas:
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok
d. Fasilitator

Uraian tugas:

1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.


2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah
kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.

Nama-Nama Tim Terapis


Leader : Putu Gede Surya Swarnata

Co Leader :Ni Putu Ollwan Antari

Fasilitator :

1. I Ketut Suardika
2. Ni Luh Gede Leody Raccillia Putri
3. Putu Mitha Eka Gayatri
4. I Made Sedana Yoga
5. Putu Maya Oktavianti
6. Ni Wayan Ari Rahayuni
7. Kadek Indah Dwijayanti

Observer : Komang Trisna Handayani

F. RENCANA PELAKSANAAN
a. Memilih pasien yang mengikuti TAK sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
b. Peserta TAK 4 orang.
c. Persiapan waktu yang akan digunakan ada dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Rincian Alokasi Waktu TAK (Sabtu, 9 Maret 2019)
No. Kegiatan Alokasi Keterangan
waktu

1. Tahap orientasi:
• Memberi salam terapeutik:
salam dari terapis 5 menit Di pimpin oleh Leader
• Evaluasi/validasi:
menanyakan perasaan
pasien saat ini
• Kontrak

2. Tahap kerja:
• Sesi I 30 menit Di pimpin oleh Leader
• Sesi II
• Sesi III
• Sesi IV
• Sesi V
• Sesi VI
• Sesi VII

3. Tahap terminasi:
• Evaluasi 5 menit Di pimpin oleh Leader
• Rencana tindak lanjut
• Kontrak yang akan datang
d. Setting

L CL

K
F

F
K
F K

Keterangan Gambar :

L : Leader

: Co Leader
CL

e. : Klien/ Pasien
K

f. F : Fasilitator

: Observer

G. PROSES PELAKSANAAN
 Sesi 1 : Menyebutkan jati diri.
a. Tujuan :
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebut nama lengkap,
nama panggilan, asal, hobi dan teman terdekat.
b. Setting :

1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2) Ruangan nyaman dan tenang.


c. Alat :
1) Handphone/ laptop,
2)  Nametag 
3) Bola,
4) Buku catatan 
5) Pulpen
d. Metode :
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab

e. Langkah Kegiatan :
1) Fase Prainteraksi.
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Fase Orientasi.
a. Memberi salam terapeutik
1. Salam dari terapis
2. Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Waktu : 30 menit
2. Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
3. Topik : Mampu memperkenalkan diri
3) Fase Kerja
a. Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah
jarum jam.
b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang
 bola tennis mendapat giliran untuk memyebutkan : salam, nama
lengkap, nama panggilan, hobi dan asal, dimulai oleh terapis
sebagai contoh.
c. Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan temple
atau pakai.
d. Ulangi nomor a, b dan c sampai semua anggota kelompok dapat
memperkenalkan diri.
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberikan tepuk tangan.
4) Fase Terminasi

Evaluasi :

o Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti


TAK
o Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
Rencana tindak lanjut :
o Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan
diri dengan orang lain di kehidupan sehari-hari
o Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
Kontrak yang akan datang :
Waktu : 30 menit.
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik/ kegiatan : Berkenalan dengan anggota kelompok
lain

EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri, secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut :

 Kemampuan Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggila
n
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
JUMLAH

 Kemampuan Non Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4 Mengikuti kegiatandari awal
sampai akhir
JUMLAH
Petunjuk :

 Dibawah judul nama klien,tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
 Untuk tiap klien,semua aspek di mulai dengan memberi tanda √ jika di temukan
pada klien x jika tidak ditemukan.
 Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan
jika nilai 0,1,atau 2 klien belum mampu
 Evaluasi struktur : mengevaluasi struktur organisasinya apakah
leader,co-leader, observer, dan fasilitator sudah melakukan
tugasnya dengansesuai.
 Evaluasi proses : mengevaluasi proses perjalanan TAK
 Evaluasi hasil : memberikan % keberhasilan pasien dalam
TAK.
Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1
TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,
dianjurkan klien memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat
jadwal). (Eko prabowo,2014 :249)

 Sesi II : Mampu berkenalan dengan anggota kelompok :


a. Tujuan
 Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi 
 Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
b. Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1. Handphone/ laptop,
2. Nametag 
3. Bola,
4. Buku catatan 
5. Pulpen

d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah Kegiatan :
1. Fase Prainteraksi.
Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi.
a.Memberi salam terapeutik
Salam dari terapis
Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan apakah pasien telah mencoba memperkenalkan
diri pada orang lain
c.Kontrak
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik : Mampu memperkenalkan diri
3. Fase Kerja
a) Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah
jarum jam.
b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang
memegang bola, mendapat giliran untuk berkenalan dengan
anggota kelompok yang ada disebelah kanan dengan cara :
 Memberi salam
 Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi
 Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi, dimulai oleh terapis sebagai contoh
c) Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
d) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan
kelompok.
b.Rencana tindak lanjut :
Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri dengan orang lain di kehidupan
sehari-hari
Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
c.Kontrak yang akan datang :
Waktu : 30 menit.
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik/ kegiatan : Bercakap-cakap dengan anggota
Kelompok

EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang di evaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1, dievaluasi
kemampuan pasien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.(Eko probowi, 2014: 250-252)

 Kemampuan verbal
NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyebutkan namalengkap
2 Menyebutkan nama panggila
n
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama panggilan
7 Menanyakan asal
8 Menanyakan hobi
JUMLAH

 Kemampuan Non Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yangsesuai
4 Mengikuti kegiatandari awal
sampaiakhir
JUMLAH
Petunjuk :

 Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAK.
 Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
 Jumlahkan kemampuan yang ditemukan
 Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6 ; disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5.
 Kemampuan non verbal disebut mampu jika mendapatkan nilai 3 atau 4 disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan


proses keperawatan tiap pasien. Misalnya jika nilai pasien 7 untuk verbal dan 3 untuk
non verbal, catatan keperawatan adalah : pasien mengikuti TAK sesi 2, pasien mampu
berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan pasien untuk berkenalan dengan
pasien lain, buat jadwal. (Eko prabowo, 2014: 253-254)

 Sesi III : Mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok


a. Tujuan :
 Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggotakelompok.
 Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi.
b. Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
c. Alat :
a. Handphone/ laptop,
b.  Nametag 
c. Bola,
d. Buku catatan 
e. Pulpen
d. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

e. Langkah Kegiatan
1. Fase Prainteraksi
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi /Validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Waktu : 30 menit
2. Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
3. Topik : Mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok

3.Fase Kerja

 Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan dinyatakan.


Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta lain. Saat
musik dhentikan peseta yang sedang memegang bola tenis mendapat
giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang
ada disebelah kanannya dengan cara : memberi salam, memanggil nama
panggilannya, menanyakan kehidupan pribadi misalnya orang
terdekatnya siapa ?
 Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu menghentikan.
Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat
giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang
ada disebelah kanannya dengan cara : memberi salam, memanggil nama
panggilannya, menanyakan kehidupan pribadi
 Ulangi langkah b samapi semua peserta mendapatkan giliran
 Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan
perasaanya
4.Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut :

1. Menganjurkan agar pasien bercakap cakap tentang kehidupan

pribadi dan memasukkan ke dalam jadwal harian pasien

c.Kontrak yang akan datang

1. Waktu : 30 menit.
2. Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
3. Topik/ kegiatan :Mampu menyampaikan topik
pembicaraan tertentu dengan anggota
kelompok

EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Evaluasi

Evaluasi dialkukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesaui dengan tujuan TAK.
Untuk TAK sessi 3, dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab pada
saat bercakap cakap serta kemampuan non verbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikutnya.(Eko prabowo, 2014 : 255-257)

 Kemampuan Verbal : Bertanya

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Mengajukan pertanyaan yang


jelas
2 Mengajukan pertanyaan yang
ringkas
3 Menganjurkan pertanyaan
yang relevan
4 Menganjurkan pertanyaan
secara spontan
JUMLAH

 Kemampuan Verbal : Menjawab

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Mengajukan pertanyaan yang


jelas
2 Mengajukan pertanyaan yang
ringkas
3 Menganjurkan pertanyaan
yang relevan
4 Menganjurkan pertanyaan
secara spontan
JUMLAH

 Kemampuan Non Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI KLIEN

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yangsesuai
4 Mengikuti kegiatandari awal
sampaiakhir
JUMLAH

Petunjuk
1. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAKS.
2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika ,mendapat nilai 3 atau 4 pasien
mampu dan jika nilai ≤ 2 pasien di anggap belum mampu

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan


proses keperawatan tiap pasien. Misalnya nilai kemampuan verbal bertanya 2,
kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan non verbal 2 maka catatan
keperawatan adalah : pasien mengikuti TAKS sesi 3, pasien mampu bercakap cakap
secara verbal dan non verbal, anjurkan latihan ulang diruang (buat jadwal).(Eko
prabowo, 2014 :257-258)

 Sesi IV : Menyampaikan dan membicarakan topik percakapan


a. Tujuan
 Menyampaikan topic yang ingin dibicarakan 
 Memilih topik yang ingin dibicarakan
 Memberi pendapat tentang topik yang dipilih
b. Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1. Handphone/ laptop,
2. Nametag 
3. Bola,
4. Buku catatan 
5. Pulpen
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah Kegiatan :
1. Fase Prainteraksi.
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi.
Memberi salam terapeutik
1. Salam dari terapis
2. Klien dan terapis memakai papan nama.
Evaluasi/validasi
1.Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan perasaan pasien hari ini dan apakah sudah latihan
bercakap-cakap dengan orang lain
Kontrak
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik : Menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan

3. Fase Kerja

a. Terapi menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan


dinyalakan. Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu
peserta ke peserta lain. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tennis mendapat giliran untuk menyampaikan suatu
topik yang ingin dibicarakan misalnya cara mencari teman, setelah
semua mendapat giliran. Tape akan dihidupkan lagi dan edarkan
bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola
tennis mendapat giliran untuk memilih topik yang disukai dan
setelah msalah ditentukan
b. Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu
menghentikan. Saat musik dihentian peserta yang sedang
memegang bola tennis mendapat giliran untuk menyampaikan
suatu topik yang ingin dibicarakan
c. Tulis topik pada Buku. Topik yang disampaikan secara berurutan
d. Ulangi lngkah b dan c sampai semua peserta mendapat giliran
e. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan
peserta yang sedang memegang bola tennis mendapatkan giliran
untuk memilih topik yang disukai
f. Ulangi e sampai semuanya mendapat giliran
g. Terapis membantu menentukan topik yang paling banyak
h. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan
peserta yang sedang memegang bola tennis mendapatkan giliran
untuk memberi pendapat tentang topik yang telah ditentukan
i. Ulangi h sampai semua mendapatkan giliran
j. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai
menceritakan perasaannya
2. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Rencana tindak lanjut :


Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang topik tertentu

c. Kontrak yang akan datang :


Waktu : 30 menit.
Tempat :
Topik/ kegiatan : Menyampaikan dan membicarakan
masalah pribadi dengan orang lain.

EVALUASI DAN DOKUMENTASI

EVALUASI

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
sesi 4, dievaluasi kemampuan verbal menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat
tentang topik percakapan serta kemampuan non verbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut.(Eko prabowo, 2014: 259261)

 Kemampuan Verbal : Menyampaikan Topik

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyampaikan topik dengan


jelas
2 Menyampaikan topik secara
ringkas
3 Menyampaikan topik yang
relevan
4 Menyampaikan topik secara
relevan
JUMLAH

 Kemampuan Verbal : Memilih Topik

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyampaikan topik dengan


jelas
2 Menyampaikan topik secara
ringkas
3 Menyampaikan topik yang
relevan
4 Menyampaikan topik secara
relevan
JUMLAH
 Kemampuan Verbal : membuat pendapat

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyampaikan topik dengan


jelas
2 Menyampaikan topik secara
ringkas
3 Menyampaikan topik yang
relevan
4 Menyampaikan topik secara
relevan
JUMLAH
 Kemampuan Non Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yangsesuai
4 Mengikuti kegiatandari awal
sampaiakhir
JUMLAH

Petunjuk
 Dibawah judul nama pasien, tulis nama panggilan pasien yang ikut TAKS
 Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada pasien atau tanda [X] jika tidak ditemukan
 Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 pasien
mampu dan jika nila ≤ 2 pasien dianggap belum mampu
Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS. Misalnya,


kemampuan verbal menyampaikan dan memilih topik percakapan 3, kemampuan
memberi pendapat 2, dan kemampuan non verrbal 2. Oleh karena itu, catatan
keperawatan adalah pasien mengikuti TAKS sesi 4, pasien mampu menyampaikan dan
memilih topik percakapan, tetapi belum mampu memberi pendapat. Secara non verbal
juga belum mampu. Dianjurkan untuk melatihan pasien bercakap-cakap dengan topik
tertentu diruang rawat (buat jadwal). (Eko prabowo, 2014: 261-263)

 Sesi V :Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan


orang lain
a. Tujuan :
 Menyampaikan masalah pribadi 
 Memilih satu masalah untuk dibicarakanc.
 Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih
b. Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1. Handphone/ laptop,
2. Nametag 
3. Bola,
4. Buku catatan 
5. Pulpen
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah Kegiatan :
1. Fase Prainteraksi.
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi.
Memberi salam terapeutik
o Salam dari terapis
o Klien dan terapis memakai papan nama.
Evaluasi/validasi
o Menanyakan perasaan klien saat ini
Kontrak
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik : Menyampaikan dan membicarakan
masalah pribadi dengan orang lain
3. Fase Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan
dinyalakan. Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu
peserta ke peserta lain. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tennis mendapat giliran untuk menyampaikan
suatu topik yang ingin dibicarakan misalnya cara mencari teman,
setelah semua mendapat giliran. Tape akan dihidupkan lagi dan
edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tennis mendapat giliran untuk memilih masalah
yang ingin dibicarakan dan setelah masalah ditentukan
memberikan pendapat
b. Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tennis lalu
menghentikan. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tennis mendapat giliran untuk menyampaikan
suatu topik yang ingin dibicarakan
c. Tulis topik pada white board. Topik yang disampaikan secara
berurutan
d. Ulangi langkah a dan b sampai semua peserta mendapat giliran
e. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan
peserta yang sedang memegang bola tennis mendapatkan
giliran untuk memilih masalah yang ingin dibicarakan
f. Ulangi e sampai semuanya mendapat giliran
g. Terapis membantu menentukan topik yang paling banyak
h. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan
peserta yang sedang memegang bola tennis mendapatkan
giliran untuk memberi pendapat tentang topik yang telah
ditentukan
i. Ulangi h sampai semua mendapatkan giliran
j. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai
menceritakan perasannya.
4. Fase Terminasi

Evaluasi :

o Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti


TAK
o Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
Rencana tindak lanjut :
o Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang masalah pribadi
Kontrak yang akan datang :
o Waktu : 30 menit.
o Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
o Topik/ kegiatan : Bekerja sama dalam permainan
sosialisasi kelompok

EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pad atahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 5, dievaluasi kemampuan verbal
pasien menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang percakapan mengenai
masalah pribadi, serta kemampuan nonverbal. (Eko prabowo, 2014: 264-266 )

 Kemampuan Verbal : Menyampaikan Topik

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyampaikan topik dengan


jelas
2 Menyampaikan topik secara
ringkas
3 Menyampaikan topik yang
relevan
4 Menyampaikan topik secara
relevan
JUMLAH
 Kemampuan Verbal : Memilih Topik

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyampaikan topik dengan


jelas
2 Menyampaikan topik secara
ringkas
3 Menyampaikan topik yang
relevan
4 Menyampaikan topik secara
relevan
JUMLAH
 Kemampuan Verbal : membuat pendapat

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyampaikan topik dengan


jelas
2 Menyampaikan topik secara
ringkas
3 Menyampaikan topik yang
relevan
4 Menyampaikan topik secara
relevan
JUMLAH
 Kemampuan Non Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yangsesuai
4 Mengikuti kegiatandari awal
sampaiakhir
JUMLAH
Petunjuk :

 Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
 Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan
pada pasien atau tanda [x] jika tidak ditemukan
 Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 pasien
mampu ; jika nila ≤ 2 pasien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap pasien. Misalnya, kemampuan menyampaikan topik masalah
pribadi yang akan dipercakapkan 3, memilih dan memberi pendapat 2, dan kemampuan non
verbal 4. Untuk itu, catatan keperawatannya adalah pasien mengikuti TAKS sesi 5, pasien
mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin dibicarakan, belum mampu memilih dan
memberi pendapat, tapi non verbal baik. Anjurkan/latih pasien untuk bercakap-cakap
tentang masalah pribadi dengan perawat dan pasien lain di ruang rawat (buat jadwal).(Eko
prabowo, 2014: 266-268)

 Sesi VI :
a. Tujuan : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok :
 Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang
lain 
 Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai
dengan permintaan
b. Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1. Handphone/ laptop,
2. Nametag 
3. Bola,
4. Buku catatan 
5. Pulpen
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah Kegiatan :
1. Fase Prainteraksi.
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi.
Memberi salam terapeutik
o Salam dari terapis
o Klien dan terapis memakai papan nama.
Evaluasi/validasi
o Menanyakan perasaan klien saat ini
Kontrak
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi
Kelompok
3. Fase Kerja
 Terapis membagi 4 buah kartu pada setiap anggota sisanya
diletakkan diatas meja
 Terapis meminta tiap anggota menyusun kartu sesuai serinya
 Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu
menghentikan. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tennis memulai permainan dengan cara :

▪ Meminta kartu yang dibutuhkan kepada anggota


kelompok disebalah kanannya
▪ Jika kartu yang dipegangnya telah lengkap maka
diumumkan pada kelompok dengan membaca
judul dan subjudul
▪ Jika kartu yang dipegang tidak lengkap maka
diperkenankan mengambil kartu yang berada
diatas meja
▪ Jika anggota kelompok memberikan kartu yang
dipegang pada yang meminta ia berhak
mengambil satu kartu yang berada diatas meja
▪ Setiap menerima kartu diminta mengucapkan
terima kasih
 Ulangi langkah b, c, jika 2) dan 3) terjadi
 Terapis memberikan pujian untuk tiap kali keberhasilan pasien
4. Fase Terminasi
Evaluasi :
o Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
o Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
Rencana tindak lanjut :
o Menganjurkan agar pasien berlatih bekerjasama

Kontrak yang akan datang :


o Waktu : 30 menit.
o Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
o Topik/ kegiatan : Bekerja sama dalam permainan
sosialisasi kelompok.

EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adlah kemampuan pasien
sesuain dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 6, dievaluasi kemampuan verbal pasien
dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi serta kemampuan nonverbal.(Eko
prabowo, 2014: 269-271)

 Kemampuan Verbal : bartanya dan meminta

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Bertanya dan meminta


dengan jelas
2 Bertanya dan meminta secara
ringkas
3 Bertanya dan meminta secara
relevan
4 Bertanya dan meminta secara
spontan
JUMLAH

 Kemampuan Verbal : menjawab dan memberi

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menjawab dan meminta


dengan jelas
2 Menjawab dan meminta
secara ringkas
3 Menjawab dan meminta
secara relevan
4 Menjawab dan meminta
secara spontan
JUMLAH

 Kemampuan Non Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yangsesuai
4 Mengikuti kegiatandari awal
sampaiakhir
JUMLAH

Petunjuk :
 Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
 Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada pasien atua tanda [X] jika tidak ditemukan
 Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, pasien
mampu ; jika nilain ≤ 2 pasien dianggap belum mampu

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada catatan


proses keperawatan tiap pasien. Misalnya, kemampuan verbal bertanya, meminta,
menjawab, dan memberi 4, serta kemampuan nonverbl 4. Maka, catatan keperawatannya
adalah pasien mengikuti TAKS sesi 6, pasien mampu secara verbal dan nonverbal dalam
bertanya, meminta, menjawab, dan memberi. Anjurkan pasien melakukannya di ruang
rawat (buat jadwal).(Eko prabowo, 2014: 271-271).
Sesi VII : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK
sosialisasi yang telah dilakukan.

a. Tujuan :Klien mampu menyampaikan pendapat tentang


manfaatkegiatan kelompok yang telah dilakukan
b. Setting :
5. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
6. Ruangan nyaman dan tenang

c.Alat
1. Handphone/ laptop,
2. Nametag 
3. Bola,
4. Buku catatan 
5. Pulpen
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah Kegiatan :
1. Fase Prainteraksi.
Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.Fase Orientasi.
Memberi salam terapeutik
Salam dari terapis
Klien dan terapis memakai papan nama
Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Kontrak
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK
sosialisasi yang telah dilakukan.

3.Fase Kerja

 Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan


dinyalakan. Saat musik terdengar bola tennis dipindahkan dari
satu peserta ke peserta lain. Saat musik dihentikan peserta yang
sedang memegang bola tennis menyebutkan manfaat 6 kali
pertemuan TAKS
 Terapis menyalakan tape dan menghentikan. Saat musik
dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis
menyebutkan manfaat 6 kali pertemuan TAKS
 Ulangi langkah b sampai semua paserta mendapat giliran
 Terapis memberikan pujian untuk tiap kali peserta berhasil

4.Fase Terminasi
a. Evaluasi :
Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b.Rencana tindak lanjut :
Menganjurkan agar pasien melatih diri untuk 6 kemampuan yang
telah dimiliki
c. Kontrak yang akan datang :
Waktu : 30 menit.
Tempat : Ruang Bisma RS Jiwa Bangli
Topik/ kegiatan : Penkes keluarga agar memberi dukungan
pada pasien

EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 7, dievaluasi kemampuan verbal
pasien menyampaiakn manfaat TAKS yang telah berlangsung 6 sesi secara verbal dan
disertai kemampuan non verbal. (Eko prabowo, 2014: 247-267

 Kemampuan Verbal : bartanya dan meminta

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyebutkan manfaat
dengan jelas
2 Menyebutkan manfaat secara
ringkas
3 Menyebutkan manfaat secara
relevan
4 Menyebutkan manfaat secara
spontan
JUMLAH

 Kemampuan Non Verbal

NO ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Kontak Mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yangsesuai
4 Mengikuti kegiatandari awal
sampaiakhir
JUMLAH

Petunjuk :
 Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
 Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan
pada pasien atau tanda [X] jika tidak ditemukan
 Jumlahkan kemampuan yang ditentukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, pasien
mampu ; jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika akhir TAKS pada catatan
proses keperawatan setiap pasien. Disimpulkan kemampuan yang telah dapat diterapkan
oleh pasien berhari-hari. Untuk pasien yang telah mampu, maka dianjurkan dan dievaluasi
pada kegiatan sehari-hari (melalui jadwal kegiatan keseharian). Jika pasien belum mampu,
pasien dapat disertakan pada kelompok TAKS yang baru.(Eko prabowo, 2014 : 267-277).

DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Medikal Book

Ellina, A. D. (2012). Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok (Tak) Stimulasi Persepsi


Sessi 1-3 terhadap Kemampuan Mengendalikan Halusinasi pada Pasien
Skizofrenia Hebefrenik. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(1), 56–62.
Fasya, H., & Supratman, L. P. (2018). Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien
Gangguan Jiwa Therapeutic Communication of Nurses. 21(1), 15–28.
https://doi.org/10.20422/jpk.v21i1.491
Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 3.

Jakarta : EGC

Yusuf, A.H, F., & ,R & Nihayati, H. . (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, (May 2015), 1–366. https://doi.org/ISBN
978-xxx-xxx-xx-x

Anda mungkin juga menyukai