Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

Oleh :
Irfan Aenul Hasan
Bella Meliani
Ade Indah Andriani
Dewi Krisna
Parni Pandila
Nopianti Dewi
Meliana Mega Fitri
Nurul Shofina

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH CIAMIS
TAHUN 2019
PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

1. Latar Belakang
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya
dengan keluhan tidak dapat diatur dirumah, misalnya amuk, diam saja,
tidak mandi, keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah
berada dan dirawat dirumah sakit, hal yang sama sering terjadi. Banyak
klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui
dengan makan, minum obat dan tidur. Ada diantara klien yang dengan
inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan-jalan dirumah
sakit, namun ada diantara mereka yang tahu jalan pulang, sehingga jika
tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan diri kemudian
dimasukkan lagi kedalam ruang isolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan
klien?
Terapi Aktifitas Kelompok merupakan salah satu tindakan
keperawatan untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang
pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat
khususnya perawat haruslah mampu melakukan terapi aktifitas
kelompok secara tepat dan benar. Untuk mencapai hal tersebut diatas
perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktifitas kelompok
sosialisasi, penyuluhan energi, stimulasi sensori/persepsi dan orientasi
realitas.

2. Tujuan
Terapi aktifitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk
memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.
Secara umum tujuan terapi aktifitas kelompok adalah meningkatkan
kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan
atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, menungkatkan kesadaran
terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau prilaku denfentif,
dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
Secara khusus tujuannya kontruktif, meningkatkan ketrampilan
hubungan interpersonal atau social. Disamping itu tujuan rehabilitasinya
adalah meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.

3. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka
karakteristiknya klien dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini
adalah klien dengan masalah keperawatan seperti resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan
diri, isolasi sosial : menarik diri dan perubahan persepsi sensori.

4. Landasan Teori
a. Model terapi aktivitas kelompok
1) Focal konflik model
Dikembangkan berdasarkan konfik yang tidak disadari dan
berfokus pada kelompok individu. Tugas leader adalah
memebantu kelompok memahami konflik dan membantu
penyelesaian masalah. Misal: adaya perbedaan pendapat antar
anggota,bagaiman masalah ditanggapi anggota dan leader
mengarahkan alternative penyelesaian masalah.

2) Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi.
Bahwa tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok
menjadi tidak puas. Tujuan membantu meningkatkan
keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok. Tugas
leader adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar
anggota dan mengajarkan pada kelompok perlu adanya
komunikasi dalam kelompok,anggota bertangguang jawab
terhadap apa yang diucapkan. Komunikasi pada semua jenis :
verbal,nonverbal,terbuka dan tertutup, serta pesan yang
disampaikan harus dipahami orang lain.

3) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan
melalui hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini
juga menggambarkan sebab-akibat tingkah laku anggota
merupakan akibat dari tingkah laku anggota yang lain. Terapi
bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari
interaksi antar anggota dan terapi. Melalui proses ini, tingkah
laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.

4) Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau
peristiwa yang lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota
diharapkan dapat memainkan peran sesuai peran sesuai peristiwa
yang pernah dialami.

b. Metode
a) Kelompok ditaktik
b) Kelompok sosial
c) Kolompok inspirasi represif
d) Psikodarma
e) Kelompok interkasi bebas

c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok


1) Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok
yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat. Tujuan adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus
internal (pikiran, perasaan, sensasi somatik) dan stimulus
eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat
membedakan antara lamunan dan kenyataan, pembicaraan klien
sesuai realitas, klien mampu mengenal diri sendiri dan klien
mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik
klien : gangguan orientasi realita (GOR), halusinasi, waham,
ilusi dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan
orang lain, klien kooperatif, dapat berkomunikasi verbal dengan
baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.

2) Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk
memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal, memberi
tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan iden dan tukar
persepsi dan menerima stimulus eksternal yang berasal dari
lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan interpersonal antar
anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan,
memberikan tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan
ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik klien:
kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak
social kurang, harga diri rendah, gelisah, curiga, takut dan
cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab
seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust,
mau berinteraksi dan sehat fisik.

3) Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami
kemunduran orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya
memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku
mal adaptif. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi realita,
memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan
menerima pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya.
Karakteristik klien : gangguan persepsi yang berhubungan
dengan nilai – nilai, menarik diri dari realita, inisiati atau ide–ide
yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal,
kooperatif dan mengikuti kegiatan.

4) Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang
mengalami kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan
kemampuan sensori, memusatkan perhatian, kesegaran jasmani,
dan mengekspresikan perasaan.

5) Penyaluran energi
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara
konstruktif. Tujuan menyalurkan energi dari destruktif menjadi
konstruktif, mengekspresikan perasaan dan meningkatkan
hubungan interpersonal.

d. Pembagian TAK
1) Terapi Aktivitas Kelompok: Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : sosialisasi (TAKS) adalah
upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien
dengan masalah hubungan sosial.
a) Tujuan
Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan
hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. Sementara,
tujuan khususnya adalah :
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi pada orang lain
6. Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi
kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan
b) Aktivitas dan indikasi
Aktivitas TAKS dilakukan tujuh sesi melatih kemampuan
sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah
klien dengan gangguan hubungan sosial berikut.
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi
interpersonal
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon
sesuai dengan stimulus.
c) TAK sosialisasi terdiri dari 7 sesi, yaitu
Sesi 1 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebut
nama lengkap, nama panggilan, asal, hobi dan teman
terdekat.

Sesi 2 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
a. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
b. Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi

Sesi 3 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok:
a. Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang
anggota kelompok
b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi

Sesi 4 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu
dengan anggota kelompok:
a. Menyampaikan topic yang ingin dibicarakan
b. Memilih topik yang ingin dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih

Sesi 5 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi dengan orang lain:
a. Menyampaikan masalah pribadi
b. Memilih satu masalah untuk dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih

Sesi 6 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok :
a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada
orang lain
b. Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan
permintaan

Sesi 7 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan kelompok yang telah dilakukan.
e. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995,
fase – fase dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang
menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok
tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
2) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
a) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing,
dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana
peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan
terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota
mulai menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah
dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati,
kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

4) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

f. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.


1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2) Sebagai leader dan co leader
3) Sebagai fasilitator
4) Sebagai observer
5) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
(TAKS) SESI I& SESI 2

I. Topik : Sosialisasi
II. Tujuan :
SESI 1 : Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
SESI 2 : Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.

III. Landasan Teoritis


Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus
membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya
adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia.
Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang
lain, pengakuan dari orang lain, penghargaaan orang lain, serta
pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya
memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap
kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi
aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan
kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan terapeutik. Terapi
aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi modalitas yang
berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam
waktu yang bersamaan.
Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu
tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik
meliputi : 1) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi, 2)
Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar
diri klien), 3) Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu, 4)
Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif, 5)
Meningkatkan rasa dimiliki, 6) Meningkatkan rasa percaya diri, 7)
Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi 1) Meningkatkan
kemampuan untuk ekpresi diri, 2) Meningkatkan kemampuan
empati, 3) Meningkatkan keterampilan sosial, 4) Meningkatkan
pola penyelesaian masalah.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam
penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :

a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak
dihargai, tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa
terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri,
menghindar dari orang lain
b. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika
ditanya klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai
dengan pertanyaan perawat
c. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat, klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas,
klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu
klien lain.
Terapi aktivitas stimulasi persepsi merupakan sebagian dari
terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek
keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien
untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat dan
mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal.

IV. Klien
A. Kriteria Anggota Kelompok
1. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk
mengikuti kegiatan ruangan
2. Penderita sering berada di tempat tidur
3. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
4. Penderita gelisah, curiga, takut, dan cemas
5. Penderita dengan harga diri rendah
6. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan
7. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik

B. Proses Seleksi
1. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola
oleh perawat
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien
sehari-hari serta kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada
klien tersebut dengan perawat ruangan
3. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang
akan dilakukan.

V. PENGORGANISASIAN
A. Uraian Struktur Kelompok
1. Hari /Tanggal : Jumat, 12 april 2019
2. Tempat : Ruang cendrawasih RSJ Cisarua Bandung
3. Waktu : 10.00 s/d 10.45 WIB
4. Lama Kegiatan :
SESI 1 :
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Permainan dan diskusi (10 menit)
SESI 2 :
a. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi (10 menit)
b. Menanyakan diri ke anggota kelompok lain : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi (10 menit)
c. Evaluasi &Penutup (5 menit)
5. Jumlah peserta : 6 orang
6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien
a. Klien dapat melakukan permainan
b. Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan
c. Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara
mengungkapkan pengalamannya dan memberikan dukungan
kepada klien lain
d. Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan
berlangsung
e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan

B. Pengorganisasian
Leader : Irfan Aenul Hasan

Co leader : Meliana Mega Fitri


Observer : Bella Meliani
Fasilitator 1 : Ade Indah

Fasilitator 2 : Dewi Krisna


Fasilitator 3 : Parni Pandila
Fasilitator 4 : Nopianti Dewi
Fasilitator 5 : Nurul Shofina

Leader : 
Bertugas :
 Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi
dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang
memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan
perasaannya
 Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu
lemah atau mendominasi
 Koordinator, Mengarahkan proses kegiatan kearah
pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada
anggota untuk terlibat dalam kegiatan

 Co Leader :
Bertugas :
 Mendampingi leader jika terjadi blocking
 Mengkoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi
kesalahan
 Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
 Membuka dan menutup acara
 Mengatur musik

Observer :
Bertugas :
 Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal
sampai akhir
 Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
 Mengobservasi perilaku pasien
 Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang
harus dilakukan
 Mendampingi peserta TAK
 Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
 Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

Fasilitator :
Bertugas :
 Mendampingi pasien dalam pelaksanaan TAK
 Mengingatkan pasien tentang aturan permainan
 Mengikuti jalannya TAK

C. Metode dan Media


Metode :Dinamika kelompok, diskusi dan tanya jawab, bermain
peran/simulasi
Media : Handphone/ laptop, nametag bola, buku catatan dan
pulpen

D. Proses Pelaksanaan :
1. Fase Prainteraksi
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
1) Salam dari terapis
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
1) Waktu : 45 menit
2) Tempat : Ruang Kunti
3) Topik : Mampu memperkenalkan diri dan mampu
berkenalan dengan anggota kelompok.
d. Tujuan aktivitas : klien mampu memperkenalkan diri
kepada orang lain dan mampu berkenalan dengan anggota
kelompok.
e. Aturan main :
1. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal
sampai dengan akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.
3. Fase Kerja
a. Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah
jarum jam
b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang
memegang bola tennis mendapat giliran untuk
memyebutkan : salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi
dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan
tempel atau pakai.
d. Ulangi nomor 1, 2 dan 3 sampai semua anggota kelompok
dapat memperkenalkan diri.
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberikan tepuk tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
1. Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan
kelompok.

b. Rencana tindak lanjut :


1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri dengan orang lain di kehidupan
sehari-hari.
2. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang :


1. Waktu : 45 menit
2. Tempat : Ruang Kunti
3. Topik/kegiatan : memperkenalkan diri dan
berkenalan dengan anggota kelompok lainnya.

d. Seting tempat.

Keterangan :
= Leader
= Co-Leader
= Observer
= Perawat
= Pasien/ Klien

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,


khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien
melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS SESI 1 dan SESI 2,
dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri dan mampu
berkenalan dengan anggota kelompok secara verbal dan nonverbal
dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

a. Kemampuan verbal

No Aspek yang di nilai Nama Klien


1 Menyebutkan nama
lengkap
2 Menyebutkan nama
panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
No Aspek yang di nilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan
bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk:

1) Dibawah judul nama klien,tulis nama panggilan klien yang ikut


TAK
2) Untuk tiap klien,semua aspek di mulai dengan memberi tanda 
jika di temukan pada klien x jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
mampu, dan jika nilai 0,1,atau 2 klien belum mampu

 Evaluasi struktur : mengevaluasi struktur organisasinya apakah


leader, co-leader, observer, dan fasilitator sudah melakukan
tugasnya dengan sesuai.
 Evaluasi proses : mengevaluasi proses perjalanan TAK
 Evaluasi hasil : memberikan % keberhasilan pasien dalam TAK

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang di miliki klien


ketika TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Misalnya, klien mengikuti SESI 1 dan SESI 2 TAKS, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dan
klien mampu memperkenalkan diri pada klien lain (anggota
kelompok) diruang rawat. Dianjurkan klien mampu bercakap-
cakap dengan anggota kelompok (buat jadwal selanjutnya)
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan
Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.


EGC : Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

.................., ............................. 2016

Ketua Kelompok

Mengetahui,

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Anda mungkin juga menyukai