Oleh:
C1814201054
KELAS 3A
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “
MAKALAH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI
PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI” dan tak lupa solawat dan salam
kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW .
Tidak lupa pula Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak
yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini, Ucapan terimah kasih kepada :
1. Dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II Bapak Indra Gunawan, MSN atas
segala bimbingan selama ini.
2. Orang Tua dan keluargamyang selalu setia memberikan doa dan restu kepada
Saya dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan perkuliahan kami.
3. Teman-teman yang telah bersedia membantu dalam memberikan saran
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Besar harapan Saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan besar
pula harapan Saya kepada siapapun yang mempunyai saran maupun kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah – makalah saya berikutnya berikutnya.
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
A.Latar Belakang1
B.Rumusan Masalah1
C.Tujuan2
BAB II PEMBAHASAN3
A.Definisi3
B.Tujuan3
C.Manfaat4
D.Tahap-Tahap5
E. Peran Perawat6
F.Macam-Macam8
G.Kerangka Teoritis11
H.Terapis13
BAB III PENUTUP15
A.Kesimpulan15
B.Saran15
DAFTAR PUSTAKA16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya saling behubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain
atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang
lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh
individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya
individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif
terhadap perubahan perilaku pasien atau klien, dan meningkatkan perilaku
adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui
terapi aktifitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan
meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan
juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan
orientasi realitas (Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan
jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting
dari ketrampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah
diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk
mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan
mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga
adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Aktifitas Kelompok ?
2. Apa Tujuan Terapi Aktifitas Kelompok ?
3. Apa Manfaat Terapi Aktifitas Kelompok ?
4. Apa saja Tahap-Tahap Terapi Aktifitas Kelompok ?
5. Bagaimana Peran Perawat Terhadap Terapi Aktifitas Kelompok ?
6. Apa saja Macam-Macam Terapi Aktifitas Kelompok ?
7. Bagaimana Kerangka Teoritis Terapi Aktifitas Kelompok ?
8. Bagaimana Terapis Terapi Aktifitas Kelompok ?
C. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Terapi Aktivitas Kelompok serta
dapat mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik :
a. Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-
nilai
b. Menarik diri dari realitas
c. Inisiasi atau ide-ide negative
d. Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau
mengikuti kegiatan
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitasi
penggunaan panca indera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari
internal maupun eksternal.
Tujuan :
a. Meningkatkan kemampuan sensori
b. Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan
pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun
secara didaktik.
Tujuan :
a. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi
alam sekitar)
b. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
c. Pembicaraan penderita sesuai realita
d. Penderita mampu mengenali diri sendiri
e. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
Karakteristik :
a. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi,
waham, dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang
lain
b. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain
c. Penderita kooperatif
d. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
e. Kondisi fisik dalam keadaan sehat
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien
dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan social.
Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
a. Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
b. Memberi tanggapan terhadap orang lain
c. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
d. Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang
lain, mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Tujuan khusus :
a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya
b. Menyebutkan identitas penderita lain
c. Berespon terhadap penderita lain
d. Mengikuti aturan main
e. Mengemukakan pendapat dan perasaannya
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti
kegiatan ruangan
b. Penderita sering berada ditempat tidur
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Penderita dengan harga diri rendah
e. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan
g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara
kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi
seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa
menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan :
a. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
b. Mengekspresikan perasaan
c. Meningkatkan hubungan interpersonal