Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN JIWA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DOSEN :

Ns. Tukatman, S.Kep., M.Kep

OLEH :

OLEH :

LIANA INDAH SARI

LISYA AULIYA MARCELLA

MELANI

MIRDA KUSUMA WARDANI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK” Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang yang
membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Serta semoga makalah ini
tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan
bermanfaat.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok...........................................................................3

B. Tujuan terapi aktivitas kelompok....................................................................................3

C. Manfaat terapi aktivitas kelompok..................................................................................4

D. Tahap-tahap terapi aktivitas kelompok...........................................................................4

E. Peran perawat terapi aktivitas kelompok........................................................................5

F. Macam-macam terapi aktivitas kelompok......................................................................7

G. Kerangka teoritis terapi aktivitas kelompok..............................................................10

H. Terapis terapi aktivitas kelompok.............................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

SOAL.......................................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan
yang lainnya saling behubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial
yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan
pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan
diri.

Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh


individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu
memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.

Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak


positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan
seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan
bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien atau
klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi
aktifitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan
uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas.

Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,


bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari
ketrampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi
kesehatan.

1
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong
anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan
penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien
selama berada dalam kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok ?
2. Jelaskan tujuan dari terapi aktivitas kelompok ?
3. Jelaskan apa manfaat dari terapi aktivitas kelompok ?
4. Jelaskan tahap-tahap dari terapi aktivitas kelompok ?
5. Jelaskan peran perawat pada terapi aktivitas kelompok ?
6. Jelaskan macam-macam terapi aktivitas kelompok ?
7. Jelaskan kerangka teoritis dari terapi aktivitas kelompok ?
8. Jelaskan terapis pada terapi aktivitas kelompok ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok
2. Untuk mengetahui tujuan dari terapi aktivitas kelompok
3. Untuk mengetahui manfaat dari terapi aktivitas kelompok
4. Untuk mengetahui tahap-tahap dari terapi aktivitas kelompok
5. Untuk mengetahui peran perawat pada terapi aktivitas kelompok
6. Untuk mengetahui macam-macam terapi aktivitas kelompok
7. Untuk mengetahui kerangka teoritis dari terapi aktivitas kelompok
8. Untuk mengetahui terapis pada terapi aktivitas kelompok

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu


dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.

Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar


(Sharing) tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam
berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk
membantu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.

Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan


kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling
bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota
kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek
dan arena untuk uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang
lain.

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat


kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

B. Tujuan terapi aktivitas kelompok


1. Mengembangkan stimulasi kognitif

Tipe: biblioterapy

3
Aktivitas: menggunakan artikel, sajak,puisi, buku, surat kabar untuk merangsang
dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.

2. Mengembangkan stimulasi sensori


Tipe: music, seni, menari.
Aktivitas: menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan.
Tipe: relaksasi
Aktivitas: belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan
imajinasi.
3. Mengembangkan orientasi realitas
Tipe: kelompok orientasi realitas, kelompok validasi.
Aktivitas: focus pada orientasi waktu,tempat dan orang, benar, salah bantu
memenuhi kebutuhan.
4. Mengembangkan sosialisasi
Tipe: kelompok remitivasi
Aktivitas: mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi
Tipe: kelompok mengingatkan
Aktivitas: focus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif.
Secara umum tujuan kelompok adalah :
1.    Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
2.    Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain
3.    Merupakan proses menerima umpan balik
C. Manfaat terapi aktivitas kelompok
Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah :
1. Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan
umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Melakukan sosialisasi.
3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
Secara khusus manfaatnya adalah :
1.      meningkatkan identitas diri
2.      menyalurkan emosi secara konstruktif
3.      meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.
Di samping itu manfaat rehabilitasinya adalah :

4
1.         Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
2.         Meningkatkan keterampilan sosial.
3.         Meningkatkan kemampuan empati.
4.         Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
D. Tahap-tahap terapi aktivitas kelompok

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam
terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

 Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi


leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang
diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.

 Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.

a) Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan


leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.

b) Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai


memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota,
tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

5
c) Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai


menemukan siapa dirinya.

 Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih
stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

 Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok


mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

E. Peran perawat terapi aktivitas kelompok

Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah :

 Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok

Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih


dahulu, membuat proposal.

Proposal tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi


aktivitas kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi,
karakteristik klien, masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan
alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas
terapis.

6
 Tugas sebagai leader dan coleader

Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi


yang terjadi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari
dinamisnya kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan
tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi
aktivitas kelompok.

 Tugas sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai


anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain
agar dapat mengikuti jalannya kegiatan.

 Tugas sebagai observer

Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon


penderita, mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani
peserta/anggota kelompok yang drop out.

 Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi

Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub


kelompok, kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau kelompok dan
adanya anggota kelompok yang drop out.

Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok terapis,


kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas tersebut.

 Program antisipasi masalah

7
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi
proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.

Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai
fasilitator. Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer
penyembuhan dan perubahan.

Iklim yang ditimbulkan oleh kepribadian ahli terapi adalah agen perubahan
yang kuat. Ahli terapi lebih dari sekedar ahli yang menerapkan tehnik; ahli terapi
memberikan pengaruh pribadi yang menarik variable tertentu seperti empati,
kehangatan dan rasa hormat (Kaplan & Sadock, 1997).

Sedangkan menurut Depkes RFI 1998, di dalam suatu kelompok, baik itu
kelompok terapeutik atau non terapeutik tokoh pemimpin merupakan pribadi yang
paling penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok lebih mempengaruhi tingkat
kecemasan dan pola tingkah laku anggota kelompok jika dibandingkan dengan
anggota kelompok itu sendiri. Karena peranan penting terapis ini, maka
diperlukan latihan dan keahlian yang betul-betul professional.

Stuart & Sundeen (1995) mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri


dalam terapi aktivits kelompok adalah sebagai leader/co leader, sebagai observer
dan fasilitator serta mengevaluasi hasil yang dicapai dalam kelompok.

Untuk memperoleh kemampuan sebagai leader/co leader, observer dan


fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok, perawat juga perlu mendapat
latihan dan keahlian yang professional.

F. Macam-macam terapi aktivitas kelompok


1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi

8
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang
bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi,
menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta
mengurangi perilaku maladaptif.

Tujuan :

 Meningkatkan kemampuan orientasi realita


 Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
 Meningkatkan kemampuan intelektual
 Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
 Mengemukakan perasaanya

Karakteristik :

 Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai


 Menarik diri dari realitas
 Inisiasi atau ide-ide negative
 Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau
mengikuti kegiatan
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori

Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang


mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitasi
penggunaan panca indera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari
internal maupun eksternal.

Tujuan :

 Meningkatkan kemampuan sensori


 Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
 Meningkatkan kesegaran jasmani

9
 Mengekspresikan perasaan
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas

Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk


mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan
pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas
maupun secara didaktik.

Tujuan :

 Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan, sensasi


somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
 Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
 Pembicaraan penderita sesuai realita
 Penderita mampu mengenali diri sendiri
 Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat

Karakteristik :

 Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi, waham,


dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
 Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
 Penderita kooperatif
 Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
 Kondisi fisik dalam keadaan sehat
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi

Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien


dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan social.
Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :

10
 Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
 Memberi tanggapan terhadap orang lain
 Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
 Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan

Tujuan umum :

Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,


berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain,
mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.

Tujuan khusus :

 Penderita mampu menyebutkan identitasnya


 Menyebutkan identitas penderita lain
 Berespon terhadap penderita lain
 Mengikuti aturan main
 Mengemukakan pendapat dan perasaannya

Karakteristik :

 Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
 Penderita sering berada ditempat tidur
 Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
 Penderita dengan harga diri rendah
 Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
 Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban
sesuai pertanyaan
 Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy

11
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara
kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi
seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa
menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.

Tujuan :

 Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.


 Mengekspresikan perasaan
 Meningkatkan hubungan interpersonal

G. Kerangka teoritis terapi aktivitas kelompok


1. Model fokal konflik

Menurut Whiteaker dan Liebermen’s, terapi kelompok berfokus pada


kelompok dari pada individu.

Prinsipnya: terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang


tidak disadari. Pengalaman kelompok secara berkasinambungan muncul kemudian
konfrontir konflik untuk penyelesaian masalah, tugas terapi membantu anggota
kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik

Menurut model ini pimpinan kelompok (leader) harus memfasilisati dan


memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikannya untuk menyelesaiakan masalah.

2. Model komunikasi

Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan


komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak efektif
dalam kelompok akan menyebabkan ketidak puasan anggota kelompok, umpan
balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.

12
Dengan menggunakan kelompok ini leader memfasilitasi komunikasi
efektif, masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan.

Leader mengajarkan pada kelompok bahwa:

a. Perlu berkomunikasi
b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi
verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.
c. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan
yang lain untuk melakukan komunikasi efektif

Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal


dan social anggota kelompok.

Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi bagaimana


mereka berkomunikasi lebih efektif.

Selanjutnya leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip


komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa
proses komunikasi tersebut.

3. Model interpersonal

Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan dan


tindakan) dagambarkan melalui hubungan interpersonal.

Contoh: interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari
tingkah laku anggota lain.

Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota
kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini

13
kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku social yang efektif dipelajari.
Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan
merubah tingkah laku/perilaku.

Contoh: tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan


interpersonal. Pada saat konplik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi
tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan
mempelajari konplik apa yang membuat anggota merasa cemas dan menentukan
perilaku apa yangdigunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat
terjadi konflik.

4. Model psikodrama

Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai


dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan
peran sesuai dengan yang perna dialami.

Contoh: klien memerankan ayahnya yang dominin atau keras.


H. Terapis terapi aktivitas kelompok

Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien
yang mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain :

1. Dokter
2. Psikiater
3. Psikolog
4. Perawat
5. Fisioterapis
6. Speech teraphis
7. Occupational teraphis
8. Sosial worker

Persyaratan dan kwalitas terapis

14
Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan
bahwa persyaratan dan kualifikasi untuk terapi aktivitas kelompok adalah :

1. Pengetahuan pokok tentang pikiran-pikiran dan tingkah laku normal dan patologi
dalam budaya setempat
2. Memiliki konsep teoritis yang padat dan logis yang cukup sesuai untuk
dipergunakan dalam memahami pikiran-pikiran dan tingkah laku yang normal
maupun patologis
3. Memiliki teknis yang bersifat terapeutik yang menyatu dengan konsep-konsep
yang dimiliki melalui pengalaman klinis dengan pasien
4. Memiliki kecakapan untuk menggunakan dan mengontrol institusi untuk
membaca yang tersirat dan menggunakannya secara empatis untuk memahami apa
yang dimaksud dan dirasakan pasien dibelakang kata-katanya
5. Memiliki kesadaran atas harapan-harapan sendiri, kecemasan dan mekanisme
pertahanan yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap teknik terapeutiknya
6. Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala kekurangan
dan kelebihannya

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu


dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (Sharing)
tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan
dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu
merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat


kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

B. Saran

Sebagai perawat haruslah mengetahui tentang terapi aktivitas kelompok serta


dapat mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 1997. Sinopsis Psikiatri Jilid 1. Edisi ke-7. Terjemahan
Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara. p. 86-108.

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Terjemahan Widjaja
Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara. p. 17-35.

Stuart GW, Sundeen, 1995, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St. Louis
Mosby Year Book.

Whittaker, James O., Introduction to Psychology, (London: W.B. Sounders Company, 1972).

17
SOAL

1. Apakah yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok ?


Jawab :
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
2. Sebutkan terapis pada terapi aktivitas kelompok ?
Jawab :
 Dokter
 Psikiater
 Psikolog
 Perawat
 Fisioterapis
 Speech teraphis
 Occupational teraphis
 Sosial worker
3. Sebutkan peran perawat dalam terapi aktivitas kelompok ?
Jawab :
 Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
 Tugas sebagai leader dan coleader
 Tugas sebagai fasilitator
 Tugas sebagai observer
 Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
 Program antisipasi masalah
4. Jelaskan tahap dalam terapi aktivitas kelompok ?
Jawab :
 Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi


leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses

18
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang
diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.

 Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.

d) Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan


leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.

e) Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai


memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota,
tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

f) Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai


menemukan siapa dirinya.

 Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih
stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

19
 Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok


mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
5. Sebutkan secara khusus manfaat dari terapi aktivitas kelompok ?
Jawab :
 Meningkatkan identitas diri
 Menyalurkan emosi secara konstruktif
 Meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.

20

Anda mungkin juga menyukai