Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)


DENGAN KASUS DIARE PADA AN. K
DI POLI MTBS PUSKESMAS KOLAKA

OLEH :

LISYA AULIYA MARCELLA


182432009

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2021
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
DENGAN KASUS DIARE ADA AN. K
DI POLI MTBS PUSKESMAS KOLAKA

OLEH :

LISYA AULIYA MARCELLA

182432009

Mengetahui,

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(……………………….........………..) (………..……….……………….)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Setiap tahun, lebih dari sepuluh juta anak di dunia meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun. Lebih dari setengahnya disebabkan dari 5 kondisi yang
sebenarnya dapat dicegah dan diobati antara lain: pneumonia, diare, malaria,
campak dan malnutrisi dan seringkali kombinasi beberapa penyakit (Soenarto,
2009). Selain itu, lima kondisi di atas menyebabkan 10,8 juta kematian balita di
negara berkembang tahun 2005. Hal di atas dapat disebabkan oleh rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan.
Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh masalah
dalam ketrampilan petugas kesehatan, sistem kesehatan dan praktek di
keluarga dan komunitas. Perlu adanya integrasi dari ketiga faktor di atas
untuk memperbaiki kesehatan anak tersebut sehingga tercipta peningkatan
derajat kesehatan anak. Perbaikan kesehatan anak dapat dilakukan dengan
memperbaiki manajemen kasus anak sakit, memperbaiki gizi, memberikan
imunisasi, mencegah trauma, mencegah penyakit lain dan memperbaiki dukungan
psikososial (Soenarto, 2009). Berdasarkan alasan tersebut, muncullah program
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
MTBS merupakan suatu manajemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai
beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status imunisasi maupun penanganan
balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan. (Wijaya, 2009). MTBS
mengintegrasikan perbaikan sistem kesehatan, manajemen kasus, praktek
kesehatan oleh keluarga dan masyarakat, dan hak anak (Soenarto, 2009).
Penilaian balita sakit dengan MTBS terdiri atas klasifikasi penyakit, identifikasi
tindakan, pengobatan, perawatan di rumah dan kapan kembali. Kegiatan MTBS
memiliki tiga komponen khas yang menguntungkan, yaitu: meningkatkan
ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit,
memperbaiki sistem kesehatan, dan memperbaiki praktek keluarga dan
masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pertolongan kasus balita
sakit (Wijaya, 2009; Depkes RI, 2008).
2. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik keterampilan MTBS ini
adalah diharapkan mahasiswa :
a. Mampu melakukan penilaian balita sakit dengan menggunakan pedoman
MTBS.
b. Mampu menentukan klasifikasi masalah balita sakit dengan
menggunakan pedoman MTBS.
c. Mampu menilai status gizi balita (klinis dan antropometris) menurut aturan
WHO (2005) dan memeriksa adanya penyakit penyerta.
d. Mampu melakukan dan menyarankan tindakan berdasarkan klasifikasi balita
sakit pada pedoman MTBS.
e. Mampu melakukan pendampingan konseling balita sakit berdasarkan
pedoman MTBS berupa perawatan di rumah.
f. Mampu melakukan pendampingan konseling berupa kapan kembali untuk
tindak lanjut.
B. Kegiatan MTBS yang dilakukan
1. Penilaian Anak
 Nama : An. K
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tanggal Lahir : Kolaka, 18 Juli 2020
 Nadi : 88 kali/menit
 Pernapasan : 24 kali/menit
 Suhu : 36oC
 BB : 6.0 kg
 TB : 65 cm
Tidak cukup tanda-tanda untuk di klasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat
atau ringan/sedang.
2. Klasifikasi
Diare tanpa dehidrasi
3. Menentukan tindakan dan pengobatan
 Beri cairan, Zinc sirup dan makanan sesuai rencana terapi A
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan.
4. Melakukan konseling
 Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik
 Menasehati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak
 Memberitahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan selama anak sakit
 Menasehati ibu untuk memberi makanan sesuai kelompok umur dan kondisi
anak.
5. Melakukan tindak lanjut
 Jika diare belum berhenti (anak masih mencret 3 kali sehari atau lebih),
lakukan penilaian ulang lengkap. Beri pengobatan yang sesuai, selanjutnya
RUJUK.
 Jika diare sudah berhenti (anak menceret kurang dari 3 kali sehari), nasihati
ibu untuk menerapkan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai
dengan kelompok umur.
C. Penutup
1. Kesimpulan
MTBS juga megintregasi perbaikan sistem kesehatan, manajemen kasus,
praktek kesehatan oleh keluarga, dan masyarakat. Adaya penerapan MTBS di
puskesmas dapat menciptakan peningkatan derajat kesehatan anak, perbaikan
kesehatan anak,memperbaiki gizi, memberikan imunisasi dan penyakit lainya.
MTBS dilaksanakan untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan,
pengetahuam dan keterampilan ibu sera pengasuh anak dalam keperawatan anak
serta pencarian pertolongan kesehatan untuk mengetahui kemampuan dan
keterampilan tenaga kesehatan dalam menagani balita sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Awi M. 2009. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Diunduh dari:
http://infodokterku,com/.
Soenarto, Yati. MTBS: Straregi Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak
Disampaikan Pada Simposium Pediatri TEMILNAS 2009 Surakarta 01 Agustus
2009.

Anda mungkin juga menyukai