ARIF HIKAYAT
NIM. 21222031
I. DEFINISI
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif
dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling
pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan
anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman
Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2004).
Balita (bawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk umur 5
tahun) (MTBS, Modul 1, 2004).
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah sot modul yang menjelaskan
secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani
balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak
hanya kuratif, tapi promotif dan preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5
tahun disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi. Di
Indonesia, angka kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup, dan angka
kematian anak balita (AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001)
II. STRATEGI
Strategi MTBS mulai diperkenalkan di Indonesia oleh WHO pada tahun 1996.
Pada tahun 1997 Depkes RI bekerjasama dengan WHO dan Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) melakukan adaptasi modul MTBS WHO. Modul tersebut
digunakan dalam pelatihan pada bulan November 1997 dengan pelatih dari
SEARO. Sejak itu penerapan MTBS di Indonesia berkembang secara bertahap
dan up-date modul MTBS dilakukan secara berkala sesuai perkembangan
program kesehatan di Depkes dan ilmu kesehatan anak melalui IDAI.
Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0-7 hari
terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9%), prematuritas (32,4 %),
sepsis (12,0 %). Kematian neonatal 7 – 29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5
%), malformasi kongenital (18,1%) dan pneumonia (15,4 %). Kematian bayi
terbanyak karena diare (42%) dan pneumonia (24%), penyebab kematian
balita disebabkan diare (25,2%), pneumonia (15,5%) dan DBD (6,8%).
Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana dengan MTBS
adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian, antara lain pneumonia,
diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi
dan anemia). Langkah pendekatan pada MTBS adalah dengan menggunakan
algoritma sederhana yang digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi
masalah kesakitan pada Balita. Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS
merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian
balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak
malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
4. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak
seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan
biasanya. Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak
dari normal. Sebagian besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat
adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama 1 hari atau
lebih disebut Diare Peresisten dan diare dengan darah dalam tinja
dengan atau tanpa lendir disebut Disentri yang disebabkan oleh
shigella. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut
bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan
matanya menjadi cekung anak malas minum jika ia lemah dan tidak
bisa minum tanpa dibantu dan jika dicubit kulit akan kembali dengan
lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat
lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.
Klasifikasi derajat dehidrasi
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Terdapat dua atau ;ebih tanda Diare dehidrasi
berikut : berat
1. Letargis atau tidk sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa atau malas minum
4. Cubitan kulit perut
kembalinya sangat lambat
Terdapat dua atau lebih tanda Diare dehidrasi
berikut : ringan / sedang
1. Gelisah atau rewel
2. Mata cekung
3. Haus minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembali
lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat Diare tanpa dehidasi
atau ringan/sedang
Klasifikasi Diare Persisten
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada dehidrasi Diare persisten berat
Tanpa dehidrasi Diare persisten
Klasifikasi Disentri
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada darah dalam tinja Disentri
5. Demam
b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda
utama campak. Campak disebabkan oleh virus yang merusak
sistem kekebalan. Jika anak sedang sakit campak saat ini atau
dalam 3 bulan terakhir periksa adanya gejala komplikasi campak
seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada
kornea
Klasifikasi Demam untuk Campak
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya Campak dengan
umum atau komplikasi berat
Ada kekeruhan pada
kornea mata atau
Luka dimulut yang
dalam dan luas
Mata bernanah atau Campak dengan
Luka dimulut komplikasi pada
mata dan/mulut
Tidak ada tanda- Campak
tanda diatas
6. Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul
dibelakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan sering kali
demam dan jika tidak diobati gendang telinga mungkin pecah.
a. Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi
telinga
b. Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda
infeksi dan tanyakan sudah berapa lama
c. Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
d. Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga
Menilai Anemia :
Klasifikasi Anemia
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Telapak tangan sangat Anemia Berat
pucat
Telapak tangan nagak Anemia
pucat
Tidak ditemukan tanda- Tidak Anemia
kepucatan pada telapak
tangan