Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

MAHASISWA NERS NON REGULER ( LEBAK )


Disusun Oleh :

ARIF HIKAYAT

NIM. 21222031

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS )

I. DEFINISI
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif
dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling
pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan
anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman
Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2004).
Balita (bawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk umur 5
tahun) (MTBS, Modul 1, 2004).

Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah sot modul yang menjelaskan
secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani
balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak
hanya kuratif, tapi promotif dan preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5
tahun disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi. Di
Indonesia, angka kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup, dan angka
kematian anak balita (AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001)

II. STRATEGI
Strategi MTBS mulai diperkenalkan di Indonesia oleh WHO pada tahun 1996.
Pada tahun 1997 Depkes RI bekerjasama dengan WHO dan Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) melakukan adaptasi modul MTBS WHO. Modul tersebut
digunakan dalam pelatihan pada bulan November 1997 dengan pelatih dari
SEARO. Sejak itu penerapan MTBS di Indonesia berkembang secara bertahap
dan up-date  modul MTBS dilakukan secara berkala sesuai perkembangan
program kesehatan di Depkes dan ilmu kesehatan anak melalui IDAI.

Strategi MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:


1. Komponen I: Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana
kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non- dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2. Komponen II: Memperbaiki sistem kesehatan (utamanya di tingkat
kabupaten/kota).
3. Komponen III: Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam
perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat), yang dikenal
sebagai MTBS berbasis Masyarakat. 

Proses manajemen kasus disusun dalam beberapa langkah sebagai berikut :


1. Menilai anak usia 2-5 bulan atau bayi muda usia 1 minggu sampai 2 bulan dan
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Membuat klasifikasi kategori untuk melaksanakan tindakan.
3. Mengobati dengan memberikan resep, cara memberi obat dan tindakan lain
yang perlu dilakuakn.
4. Memberi konseling bagi ibu.
5. Memberi pelayanan tidak lanjut.
Memilih bagan manajemen kasus harus tepat, yaitu setiap fasilitas kesehatan
mempunyai prosedur penerimaan rawat jalan, gawat darurat/tindakan, KB/KIA
atau imunisasi yang setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur pendaftaran
pasien. Jika belum ada tentukan dulu kelompok usia anak

III. TUJUAN MTBS


Menurut Szees (2013) tujuan MTBS yaitu :
1. Meningkatkan keterampilan petugas
2. Menilai,mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah
4. Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
5. Memperbaiki sistem kesehatan
6. Menurunkansecara bermaknaangka kematian dan kesakitan yang terkait
penyakit tersering pada balita.
7. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan
anak.

Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0-7 hari
terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9%), prematuritas (32,4 %),
sepsis (12,0 %). Kematian neonatal 7  –  29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5
%), malformasi kongenital (18,1%) dan pneumonia (15,4 %). Kematian bayi
terbanyak karena diare (42%) dan pneumonia (24%), penyebab kematian
balita disebabkan diare (25,2%), pneumonia (15,5%) dan DBD (6,8%).
Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana dengan MTBS
adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian, antara lain pneumonia,
diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi
dan anemia). Langkah pendekatan pada MTBS adalah dengan menggunakan
algoritma sederhana yang digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi
masalah kesakitan pada Balita. Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS
merupakan intervensi yang cost effective  untuk mengatasi masalah kematian
balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak
malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.

Mengingat MTBS telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 dan banyak


pihak yang telah berkontribusi dalam pelatihan MTBS, tentunya banyak
tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS dan banyak insitusi yang terlibat di
dalamnya. Sudah banyak fasilitator dilatih MTBS dan para fasilitator ini sudah
melatih banyak tenaga kesehatan, baik di tingkat desa dan puskesmas.

Keberhasilan penerapan MTBS tidak terlepas dari adanya monitoring pasca


pelatihan, bimbingan teknis bagi perawat dan bidan, kelengkapan sarana dan
prasarana pendukung pelaksanaan MTBS termasuk kecukupan obat-obatan.
Namun, hal tersebut seringkali dihadapkan pada keterbatasan alokasi dana,
sehingga diperlukan suatu metode lain untuk meningkatkan ketrampilan bidan dan
perawat serta dokter akan MTBS melalui komputerisasi atau yang lebih dikenal
dengan ICATT ( IMCI Computerize Adaptation Training Tools), yaitu suatu
aplikasi inovatif  software  berbasis komputer untuk MTBS yang mempunyai 2
tujuan:
1. Untuk adaptasi pedomanMTBS
2. Untuk pelatihan MTBS melalui computer

IV. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup MTBS yaitu (Szees, 2013) :
1. Penilaian,klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan.
2. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun
3. Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi
4. Konseling bagi ibu
5. Tindakan dan pengobatan
6. Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut
V. PROTAP PELAYANAN MTBS
Protap pelayanan MTBS (Szees, 2013) yaitu :
1. Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama,lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit
lainnya.
2. Pemeriksaan :
a. Untuk bayi umur 1 hari-2 bulan
Periksa kemungkinan kejang, gangguan nafas, suhu tubuh, adanya infeksi,
ikterus, gangguan pencernaan, BB, status imun
b. Untuk bayi 2 bulan-5 tahun
Keadaan umum, respirasi, derajat dehidrasi, suhu, periksa telinga, status
gizi, imun, penialaian pemberian makanan.
3. Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter.

VI. LANGKAH KEGIATAN MTBS


Langkah kegiatan MTBS (Szees, 2013) :
1. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS
2. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan
3. Petugas melaksanakan anamnesa
4. Petugas melakukan pemeriksaan
5. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikan dan
memberikan penyuluhan
6. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedomen MTBS bila perlu
dirujuk ke ruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter.

VII. PENERAPAN MTBS


Menurut Szees, 2013 penerapan MTBS yaitu :
1. Informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas
2. Persiapan penilaian, obat - obatan dan alat yang digunakan untuk pelayanan
3. Persiapan pengadaan formulir
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan
5. Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap

VIII. KONSELING MTBS (Depkes RI, 2008)


Merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien sebagai
upaya membantu orang lain agar ia mampu memecahkan masalah yang
dihadapi.
a. Konseling bagi Ibu
Bertujuan agar ibu mengetahui dan dapat menilai keadaan anak secara dini.
Penilaian berupa :
1. Menilai cara pemberian makan anak :
Langkah yang dilakukan tenaga kesehatan, tanyakan kepada ibu cara
pemberian makanan anak sehari-hari dan selama sakit. Bandingkan
jawaban ibu dengan anjuran pemberian makan yang sesuai umur anak.
Hal yang ditanyakan :
a) Apakah ibu meneteki anak?
b) berapa kali?
c) apa ibu juga meneteki pada malam hari?
d) Apakah anak mendapat makanan/minuman lain?
e) makanan/minuman apa?
f) berapa kali sehari?
g) alat apa yang digunakan untuk memberi makanan?
h) jika BB menurut umur sangat rendah,maka ditanya barapa banyak
makan/minumyang diberikan?
i) Apakah anak dapat porsi tersendiri?
j) Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
k) Selama anak sakit,apakah pemberian makan anak di ubah? bila
ya,bagaimana caranya?

Anjuran makanan selama anak sakit maupun anak sehat


a) 0-6 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,min 8x sehari.
b) 6-8 bulan : teruskan pemberian ASI dan makanan
pendamping ASI ex: pisang, pepaya, air jeruk dan air tomat, makan
pendamping diberikan 2x/hari, pertambahan umur diberikan bubur tim
ditambah kuning telur, tempe, tahu, ayam, ikan, daging, wortel,
bayam, kacang hijau, santan/minyak, frekuensi 7-8 sendok/hari.
c) 9-12 bulan : ASI dilanjutkan dan kenalkan makanan keluarga
secara bertahap dimulai dari bubur nasi-nasi tim dan makanan
keluarga.berikan 3x/hari frek 9-11 sendok,dan beri makanan selingan
2x/hari ex: bubur kacang hijau, pisang, biskuit dll diantara waktu
makan.
d) 12-24 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,beri nasi lunak yang
ditambah telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging, wortel, bayam,
kacang, santan minyak. Beri 3x/hari dan makanan selingan 2x/hari.
e) > 2 tahun : makanan keluarga 3x/hari terdiri dari nasi,lauk
pauk,sayur dan buah,makanan selingan 2x/hari.
f) Jika anak diare,beri ASI lebih sering dan lebih
lama.jangan diberi susu kental.
b. Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak
sakit. Untuk setiap anak sakit :
1. Beri ASI lebih sering dan lebih lama
2. Tingkatkan pemberian cairan ex:beri kuah sayur dan air putih
3. Untuk anak diare :
Diberi cairan tambahan terapi A dan B sesuai pengobatan
4. Untuk anak mungkin DBD :
Cairan tambahan sangat penting ex: oralit
c. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan
Nasehati ibu untuk kunjungan ulang sesuai waktu paling awal untuk
permasalahan anaknya.

Anak dengan : Kunjungan Ulang


Pneumonia 2 hari
Disentri
Malaria
Demam
Campak
DBD
Diare 5 hari
Infeksi telinga
Masalah pemberian makan
Penyakit lain jika tidak ada
perubahan
Anemia 4 minggu
BB menurut umur sangat rendah 4 minggu

d. Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya


1. Nasehati ibu untuk makan dengan baik untuk menjaga kekuatan dan
kesehatan dirinya
2. Periksa status imunisasi ibu,k/p beri imunisasi TT
3. Pastikan bahwa ibu memperoleh imunisasi dan pelayanan terhadap:
program KB, konseling PMS dan pencegahan
4. Anjurka ibu untuk deteksi dini
IX. KLASIFIKASI MTBS
Klasifikasi MTBS (Kirani, M, 2013) yaitu :
A. Umur 1 hari- 2 bulan
1. Penilaian Tanda dan Gejala 
Pada penilaian tanda dan gejala yang pertama kali dilakukan pada balita
umur 1 hari sampai 2 bulan adalah:
a. Pertama menilai adanya kejang
b. Kedua, adanya tanda atau gejala gangguan nafas seperti adanya henti
nafas lebih dari 20 detik
c. Ketiga, adanya tanda dan gejala hipotermia seperti penurunan suhu
tubuh
d. Keempat, adanya tanda atau gejala kemungkinan infeksi bakteri seperti
mengantuk atau letargi atau tidak sadar
e. Kelima, adanya tanda atau gejala ikterus
f. Keenam, adanya tanda atau gejala gangguan saluran cerna seperti
muntah segera setelah minum
g. Ketujuh, adanya tanda atau gejala diare
h. Kedelapan, adanya tanda atau gejala kemungkinan berat badan rendah
dan masalah pemberian ASI.

2. Penentuan Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan 


Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini digunakan untuk
menentukan sejauh mana tingkat kegawatan dari keadaan bayi yang didapat
dari masing-masing tanda dan gejala, adalah sebagai berikut :
a. Klasifikasi kejang.  Apabila ditemukan tanda tremor yang
disertai adanya penurunan kesadaran, terjadi gerakan yang tidak
terkendali pada mulut, mata atau anggota gerak lain, mulut mencucu
dan sebagainya.
b. Klasifikasi gangguan nafas. Apabila ditemukan adanya henti nafas
(apnea) lebih dari 20 detik, nafas cepat ≥ 60 kali per menit, nafas lambat
≤ 30 kali per menit, tampak sianosis, adanya tarikan dada sangat kuat.
c. Klasifikasi hipotermia. Sedang: Apabila ditemukan suhu tubuh pada
bayi sekitar 36-36,4 C serta kaki atau tangan teraba dingin yang dapat
disertai adanya gerakan pada bayi yang kurang normal. Hipotermia
berat: apabila suhu tubuh kurang dari 36 derajat celcius.
d. Klasifikasi kemungkinan infeksi bakteri. Pertama infeksi bakteri
sistemik apabila ditemukan anak selalu mengantuk/letargis atau tidak
sadar, kejang, terdapat gangguan nafas. Kedua infeksi lokal berat bila
ditemukan nanah pada daerah mata keluar dari telinga, tali pusar atau
umbilicus terjadi kemerahan. Ketiga infeksi bakteri lokal bila ditemukan
adanya nanah yang keluar dari mata akan tetapi jumlahnya masih
sedikit, bau busuk, terjadi kerusakan kulit yang sedikit, tali pusat atau
umbilicus tampak kemerahan.
e. Klasifikasi ikterus. Pada ikterus patologi bila ditemukan adanya kuning
pada hari kedua setelah lahir. Pada ikterus fisiologis dapat terjadi bila
terjadi kuning pada umur 3 hari sampai 14 hari.
f. Klasifikasi gangguan cerna. Dijumpai bila tanda sebagai  berikut;
muntah segera setelah minum, atau berulang, berwarna hijau, gelisah,
rewel dan perut bayi kembung.
g. Klasifikasi diare. Diare dehidrasi berat, jika terdapat tanda seperti
letargis atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung serta turgor jelek.
Diare dehidrasi sedang jika ditemukan tanda seperti gelisah atau rewel,
mata cekuung serta turgor kulit jelek. Diare tanpa dehidrasi bila hanya
ada salah satu tanda dehidrasi berat atau ringan.
h. Klasifikasi BB rendah atau masalah pemberian ASI.  Jika
ditemukan tanda seperti bayi sangat kecil, BB kurang dari 200 gram
umur kurang 28 hari, tidak bisa minum ASI, tidak melekat sama
sekali, tidak mampu menghisap ASI.

B. Umur 2 bulan-5 Tahun


1. Penilaian Dan Klasfikasi
Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan
apa yang harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan
ini tidak digunakan bagi anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan
keracunan, kecelakaan atau luka bakar.

Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang


menuju ke arah diagnostik klinik

Lajur warna klasifikasi :


a. Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
b. Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
c. Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi
penyuluhan pada ibu

Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA


1. Menanyakan masalah anaknya
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi
sesuai dengan kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan
suhu.
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan
ini kunjungan pertama atau ulang
2. Memeriksa tanda bahaya umum.
Tanda bahaya umum adalah :
a. Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu
b. Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat
menelan apapun.
c. Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak
menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi
d. Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh,
digoyangkan atau bertepuk tangan

3. Batuk atau sukar bernapas


Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari
saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran
udara atau paru. Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin
menderita Pneumonia atau infeksi saluran pernapasan berat lainnya.

Menilai batuk atau sukar bernapas:


a. Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak
biasa cepat atau berbunyi atau terputus-putus dan sudah berapa lama;
jika lebih 3 minggu berarti batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma
, batuk rejan
b. Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika
frekuensi 50 kali permenit atau lebih dan jika umur anak 12 bulan
sampai 5 tahun dikatakan bernapas cepat 40 kali permenit.
c. Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada
bagian bawah masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
d. Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan
stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakea
sehingga menyebabkan sumbatan masuknya udara kedalam paru-
paru
Klasifikasi batuk atau sukar bernapas
Tanda dan Gejala Klasifikasi
• Ada tanda bahaya umum Pneumonia berat atau
ATAU Penyakit sangat berat
• Tarikan dinding dada ke
dalam ATAU
• Stridor
Nafas Cepat Pneumonia
Tidak ada tanda Pneumonia Batuk bukan pneumonia
berat atau Penyakit sangat
berat

4. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak
seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan
biasanya. Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak
dari normal. Sebagian besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat
adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama 1 hari atau
lebih disebut Diare Peresisten dan diare dengan darah dalam tinja
dengan atau tanpa lendir disebut Disentri yang disebabkan oleh
shigella. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut
bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan
matanya menjadi cekung anak malas minum jika ia lemah dan tidak
bisa minum tanpa dibantu dan jika dicubit kulit akan kembali dengan
lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat
lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.
Klasifikasi derajat dehidrasi
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Terdapat dua atau ;ebih tanda Diare dehidrasi
berikut : berat
1. Letargis atau tidk sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa atau malas minum
4. Cubitan kulit perut
kembalinya sangat lambat
Terdapat dua atau lebih tanda Diare dehidrasi
berikut : ringan / sedang
1. Gelisah atau rewel
2. Mata cekung
3. Haus minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembali
lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat Diare tanpa dehidasi
atau ringan/sedang
Klasifikasi Diare Persisten
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada dehidrasi Diare persisten berat
Tanpa dehidrasi Diare persisten

Klasifikasi Disentri
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada darah dalam tinja Disentri

5. Demam

Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak,


demam berdarah atau penyakit berat lainnya
a. Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan
malaria mungkin menderita anemia kronis. Malaria berat adalah
malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia
berat.Harus mengetahui risiko malaria didaerah anda tinggi,
rendah, atau tanpa resiko.Pada risiko rendah tanyakan apakah
anak dapat berkunjung keluar
dalam 2 minggu terakhir dan pemeriksaan malaria dapat
dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan tepat.
Ambil sediaan darah periksa RDT jika belum dalam 28 hari dan
periksa mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT dalam 28
hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko
malaria).
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam
1) Sudah berapa lama anak itu demam
2) Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari.
3) Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2
minggu terakhir.
4) Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
5) Apakah ada kaku kuduk
6) Apakah ada pilek
7) Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang
menyeluruh dan salah satu dari batuk, pilek atau mata merah
Klasifikasi Risiko Tinggi Malaria
Tanda dan Gejala Klasifikasi
1. Ada tanda bahaya Penyakit berat
umum dengan demam
2. Kaku kuduk
1. Demam (pada Malaria
anamnesa atau teraba
panas atau suhu ≥
37,5C) 
2. Rapid Diagnostic test
(RDT) positif
1. Demam (pada Demam mungkin
anamnesa atau teraba
bukan malaria
panas atau suhu ≥
37,5C) 
2. Rapid Diagnostic test
(RDT) negatif

Klasifikasi Risiko Rendah Malaria


Tanda dan Gejala Klasifikasi
1. Ada tanda bahaya Penyakit berat
umum dengan demam
2. Kaku kuduk
1. Tidak ada pilek dan Malaria
tidak ada campak
2. Tidak ada penyebab
lain dari demam
1. Ada pilek atau ada Demam mungkin
campak atau ada
bukan malaria
penyebab lain dari
demam

Klasifikasi Tanpa Risiko Malaria


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum Penyakit berat
atau kaku kuduk dengan demam
Tidak ada tanda bahaya Demam bukan
umum atau kaku kuduk malaria

b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda
utama campak. Campak disebabkan oleh virus yang merusak
sistem kekebalan. Jika anak sedang sakit campak saat ini atau
dalam 3 bulan terakhir periksa adanya gejala komplikasi campak
seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada
kornea
Klasifikasi Demam untuk Campak
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya Campak dengan
umum atau komplikasi berat
Ada kekeruhan pada
kornea mata atau
Luka dimulut yang
dalam dan luas
Mata bernanah atau Campak dengan
Luka dimulut komplikasi pada
mata dan/mulut
Tidak ada tanda- Campak
tanda diatas

c. Demam Berdarah Dengue


DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung
meningkat. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai
dengan 7 hari.
1) Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau
perdarahan akibat trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan
gusi sangat dimungkinkan disebabkan DBD
2) Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
3) Apakah beraknya berwarna hitam
4) Apakah ada nyeri ulu hati
5) Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi
teraba lemah atau tidak teraba.

6) Bintik perdarahan di kulit (petekie)


7) Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada
daerah seluas diameter 2,8 cm

Klasifikasi Demam untuk DBD


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda  – tanda syok DBD
atau gelisah ATAU
Muntah bercampur
darah/seperti kopi ATAU
Berak berwarna hitam
ATAU
Bintik-bintik perdarahan
dikulit (petekie) dan uji
torniket positif ATAU
Sering muntah ATAU

Demam mendadak tinggi Mungkin DBD


dan terus- menerus
ATAU
Nyeri ulu hati atau
gelisah ATAU
Bintik perdarahan di
kulit

Tidak ada tanda- Demam mungkin


tanda diatas bukan DBD

6. Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul
dibelakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan sering kali
demam dan jika tidak diobati gendang telinga mungkin pecah.
a. Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi
telinga
b. Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda
infeksi dan tanyakan sudah berapa lama
c. Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
d. Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga

Klasifikasi masalah telinga


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Pembengkakan dan nyeri Mastoiditis
dibelakang telinga

Tampak cairan/nanah Infeksi Telinga Akut


dari telinga dan telah
terjadi <14 hari atau
Nyeri telinga
Tampak cairan/nanah Infeksi Telinga Kronik
dari telinga dan telah
terjadi >14 hari atau
Nyeri telinga
Tidak sakit telinga dan Tidak ada infeksi telinga
tidak ada cairan/nanah
keluar dari telinga
7. Memeriksa Status Gizi
Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk
berbagai jenis penyakit dan kematian. Menilai status gizi
a. Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang
dibungkus kulit (marasmus)
b. Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki akibat dari
sejumlah besar cairan terkumpul dalam jaringan tubuh anak
(kwashiokor)
c. Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan,
apakah
1) BB/PB <-3 SD
2) BB/PB ≥ -3 SD - <-2 SD
3) BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator
1) > +3 SD : obesitas
2) >+ 2 SD : gemuk
3) >+1 SD : risiko gemuk
4) O : median gizi baik
5) < -1 SD : normal atau gizi baik
6) <-2 SD : kurus atau gizi kurang
7) < -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk

Klasifikasi status gizi


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Badan sangat kurus Sangat Kurus dan atau
ATAU Anemia
BB/PB (TB) < -3 SD
ATAU
Bengkak pada kedua
punggung kaki
Badan kurus ATAU Kurus
BB/PB (TB) ≥ -3 SD - <
-2 SD Nyeri telinga
BB/PB (TB) – 2 SD - + 2 Normal
SD DAN
Tidak ditemukan tanda-
tanda kelainan gizi diatas
8. Anemia

Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia


atau dari penyakit malaria yang dapat menghancurkan sel darah
merah dan parasit seperti cacing yang dapat terjadi perdarahan.

Menilai Anemia :

Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda


anemia dan bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan
anda dikatakan agak pucat jika kulit telapak tangan anak itu pucat
dan dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan putih.
Kepucatan dapat dilihat juga melalui konjungtiva

Klasifikasi Anemia
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Telapak tangan sangat Anemia Berat
pucat
Telapak tangan nagak Anemia
pucat
Tidak ditemukan tanda- Tidak Anemia
kepucatan pada telapak
tangan

9. Status Imunisasi Anak


Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI nomor
1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan
imunisasi, jadwalpemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di
rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT dan Hepatitis B
tercampur dalam satu suntikan yang disebut combo.

Jadwal Imunisasi di Rumah


Umur Jenis Vaksin Tempat
0-7 hari HB 0 Rumah
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu
Jadwal Imunisasi Tempat Pelayanan Kesehatan
Umur Jenis Vaksin Tempat
0-7 hari HB 0, BCG, Polio RS/Pkm/Bidan
1
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 RS/Pkm/Bidan
3 bulan DPT/HB2, Polio 3 RS/Pkm/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/Pkm/Bidan
9 bulan Campak RS/Pkm/Bidan

10. Pemberian Vitamin A


Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada
semua anak yang berumur 6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom
KMS, tidak ada kontraindikasi.
Jadwal pemberian vitamin A setiap Pebruari dan Agustus
a. Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
b. Umur 12 bulan-5 tahun : 200.000 IU (warna merah)
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2008, Modul MTBS Revisi tahun 2008.


Direktorat Bina Kesehatan Anak, Depkes, salah satu materi yang disampaikan pada Pertemuan
Nasional Program Kesehatan Anak, 2009, Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Pujiati dewi, dkk.2011. Asuhan kebidanan komunitas. Jakarta : trans info media 2011.

Anda mungkin juga menyukai