KONSEP MTBS
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Kami yakin masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para
pembacanya. Terima kasih.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi……………………………………………………………………. 5
2.2 Tujuan…………………………………………………………………….. 6
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 16
3.2 Saran……………………………………………………………………... 16
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management
of Childhood Illness (IMCI) merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi
atau terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan
anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan
suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan atau cara
penatalaksanaan balita sakit. Konsep pendekatan MTBS yang pertama kali
diperkenalkan ole organisasi keschatan dunia WHO (World Health
Organizations) merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan
bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
Derajat kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan,
kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan
hidup, mortalitas morbiditas, dan status gizi masyarakat. Sehat dapat
mencakup pengertian yang sangat yakni bukan saja bebas dari penyakit
tetapi juga tercapainya keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental.
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup
serta unsur-unsur mortalitas yang memengaruhinya, yaitu morbiditas dan
status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah
angka harapan hidup waktu lahir (Lo). Sedangkan untuk mortalitas telah
disepakati lima indikator yaitu angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran
hidup, angka kematian balita (AKABA) per 1000 kelahiran hidup, angka
kematian pneumonia pada balita per 1000 balita, angka kematian diare pada
balita per 1000 balita per 1000 balita dan Angka Kematian Ibu melahirkan
(AKI) per 1000 kelahiran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi konsep MTBS?
2. Apa itu konsep MTBS bayi muda (0-2 bulan)?
3. Apa itu konsep MTBS bayi muda (2 bulan-5 tahun) ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Integrated
Management of Childhood Illness (IMCI dalam bahasa Inggris) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh.
MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan
upaya yang ditujukan untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan
kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes, dil.
5
B. Tujuan
Adapun tujuan dari MTBS ini adalah:
1. Tujuan utama
Tatalaksana ini untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak
balita dan menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Kemenkes RI,
2014)
2. Tujuan lainnya (Moelyo, Widardo, & Herlambang, 2013)
a. Memperbaiki status gizi,
b. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
C. Sejarah MTBS
WHO dan UNICEF meresmikan Integrated Management of Childhood
Illness (IMCI) pada pertengahan tahun 1990 untuk meningkatkan
kelangsungan hidup bayi di negara negara berkembang karena setiap 1.000
kelahiran angka kematian bayi mencapai lebih dari 40 bayi dan menyediakan
pelayanan terintegrasi diantaranya adalah pencegahan, pengobatan, seta
perawatan pada balita yang sakit. Kemudian strategi diperluas termasuk
perawatan bayi baru lahir atau usia dibawah satu minggu yang mengalami
sakit, dan secara berkala memperbarui pengetahuan teknis mengenai IMCI
ini untuk kemajuan pendekatan ini dalam rangka mengurangi angka kematian
bayi. Lebih dari 100 negara mengadopsi IMCI dan mengimplementasikan nya
baik secara keseluruhan atau sebagian. Terdapat tiga komponen dalam IMCI
yakni meningkatkan ketrampilan tenaga kesehatan, memperkuat sistem
kesehatan, serta meningkatkan praktik dari keluarga dan komunitas. IMCI
terbukti berkontribusi untuk mengurangi angka kematian anak pada era
Millennium Development Goals (MDGs), penelitian pada saat itu juga
membuktikan bahwa IMCI bila di terapkan pada fasilitas kesehatan dan
komunitas mampu mengurangi 15% angka kematian anak (Moelyo, Widardo,
& Herlambang, 2013).
D. Sasaran MTBS
Sasaran MTBS adalah anak usia 0-5 tahun yang dibagi menjadi dua
kelompok yakni: Kelompok usia satu hari sampai dua bulan atau biasa
disebut bayi muda dan kelompok usia dua bulan sampai lima tahun.
6
Pelayanan Kesehatan yang diberikan pada penatalaksanaan MTBS tidak
hanya untuk anak sakit, tetapi juga kepada anak sehat yaitu pemberian
imunisasi. Sasaran MTBS pada anak balita di layanan kesehatan tingkat
dasar yakni untuk mengurangi angka kematian balita (Maryunani, 2014).
A. Persiapan pasien
Minta keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan penilaian dan
pemberian tindakan sehingga anak sebisa mung kin dalam kondisi
rilex.
B. Persiapan lingkungan
8
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dengan cukup
penerangan serta ketersediaan sarana untuk menjaga privacy pasien.
C. Persiapan alat
1) Formulir penilaian MTBS untuk balita sakit usia 2 bulan sampai 5
tahun, dan formulir bayi muda umur kurang dari 2 bulan.
2) Buku Bagan MTBS
3) Alat
A) Timbangan BB
B) Alat ukur tinggi badan/ panjang badan
C) Thermometer
D) Stateskop
D. Prosedur pelaksanaan
1) Tahap Pra-interaksi
A) Memberi salam dengan mengucapkan basmalah dan membaca
do’a, kemudian melakukan kontrak waktu.
B) Menyiapkan alat yang akan di gunakan
C) Mencuci tangan
2) Tahap orientasi
A) Member salam kemudian menyapa orang tua dan anak dengan
Cara memanggil nama anak.
B) Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya pemeriksaan dan
menanyakan persetujuan kesiapan anak dan orang tua sebelum
kegiatan dilakukan.
C) Mengajak ke tempat atau ruangan yang telah disiapkan atau
memilih tempat yang didinginkan.
3) Tahap kerja
A) Menetapkan usia anak untuk menyesuaikan dengan formulir
penilaian yang akan digunakan.
B) Melakukan proses tanya jawab pada anak, orang tua atau keluarga
yang mendampingi secara terstruktur berdasarkan formulir penilaian
dengan cara melingkari setiap jawaban atau gejala yang ditemukan.
9
C) Data hasil Tanya jawab kemudian di klasifikasikan berdasarkan
buku bagan kemudian menentukan tindakan/ pengobatan segera
berdasarkan gejala yang ada.
D) Penentuan rencana tindak lanjut setelah pemberian pengobatan
dalam bentuk konseling kesehatan kepada orang tua dan keluarga.
4) Tahap terminasi
A) Melakukan evaluas1 hasil penilaian secara keseluruhan
Berdasarkan formulir yang digunakan.
B) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada orang tua atau keluarga
C) Berpamitan sambil mengucapkan salam dan menyampaikan bahwa
peerikaan telah selesai di lakukan.
D) Mencuci tangan
10
Pada penilaian tanda dan gejala pada bayi umur 2 bulan sampai dengan 5
tahun ini yang dinilai adalah ada tidaknya tanda bahaya umum (tidak bisa
minum atau menyusu, muntah, kejang, letargis atau tidak sadar) dan keluhan
seperti batuk atau kesukaran bernafas, adanya diare, demam, masalah
telinga, malnutrisi, anemia dan lain-lain.
b) Pneumonia saja
1) Berikan antibiotika yang sesuai selam 5 hari,
2) Berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk.
3) Beri tahu ibu atau keluarga
4) Lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari.
2) Dehidrasi
a) Pengobatan dehidrasi berat :
1) Berikan cairan intravena secepatnya, berikan oralit, berikan
100 ml/kg RL atau NACL
2) Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila belum
membaik berikan tetesan intravena cepat.
3) Berikan oralit (kurang lebih 5ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.
12
4) Lakukan monitoring kembali setelah 6 jam pada bayi dan 3 jam pada anak.
5) Anjurkan untuk tetap memberikan ASI
4) Disentri
Tindakan pada disentri dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik yang
sesuai, misalnya pilihan pertamanya adalah
Kotrimoksazol dan pilihan keduanya adalah asam Nalidiksat.
5) Risiko Malaria
13
primakuin dan pilihan kedua adalah sulfadoksin primetin + primakuin (untuk
anak ≥ 12 bulan) dan tablet kina (untuk anak < 12 bulan)
c) Lakukan pengamatan selama 30 menit sesudah pemberian klorokuin dan
apabila dalam waktu tersebut terdapat muntah maka ulangi pemberian
Klorokuin.
d) Pemberian antibiotik yang sesuai
e) Mencegah penurunan kadar gula darah.
f) Pemberian parasetamol apabila terjadi demam tinggi (≥ 38,5 derajat
celcius).
6) Campak
Pada campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a) Apabila campak dijumpai dengan komplikasi berat, maka tindakannya
adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang sesuai, salep mata tetrasiklin,
atau kloramfenikol.
b) Apabila dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian parasetamol
dianjurkan jika disertai demma tinggi (38,5 derajat celcius), kemudian apabila
campak disertai komplikasi mata dan mulut ditambahkan dengan pemberian
gentian violet, jika hanya campak saja tidak ditemukan penyakit atau
komplikasi lain, maka ber vitamin A.
9) Status Gizi
Tindakan yang dapat dilakukan antara lain pemberian vitamin A.
Apabila anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dan
dijumpai adanya anemia, maka dapat dilakukan pemberian tablet zat besi.
Jika berada di daerah risiko tinggi malaria, dapat diberikan antimalaria oral
dan pirantel pamoat hanya diberikan untuk anak usia 4 bulan atau lebih dan
belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta hasil pemeriksaan tinja
positif (Kemenkes RI, 2015).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) bagi bayi muda yang berusia
kurang dari 2 bulan merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana
bayi muda sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri, diare, ikterus, berat badan rendah dan/ atau masalah
pemberian ASI dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi,
pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas
karena penyakit tersebut.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan
pelayanan terhadap bayi muda sakit yang dikembangkan oleh WHO Dengan
MTBS dapat ditangani secara lengkap kondisi kesehatan bayi muda pada
tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang memfokuskan secara integrative
aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu
sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan anak. Program MTBS ini di kembangkan untuk mencegah tingkat
kematian bayi muda yang berumur kurang dari 2 bulan.
B. Saran
Dengan mempelajari makalah mengenai manajemen terpadu balita
sakit (MTBS), diharapkan mahasiswa khususnya perawat dapat mengurangi
angka kematin anak mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan jika
seorang dan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
16
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, b. (2008). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2015). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Jakarta: Direktoran Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes
RI.
17