Anda di halaman 1dari 27

Tugas Keperawatan Anak

Dosen Ns. Zakariyati, SKM., S. Kep., M. Kep

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Tatanan Pelayanan


Kesehatan

Oleh :

Kelompok 14

Zeni Rezky Indrawati (220100)


Adelsya Ramadani Ahmad (220051)
Nursafitra Haerul Nisa (220080)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

MAKASSAR

TA. 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca dami kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 20 April 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

BAB I.......................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II ......................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Pengertian ....................................................................................... 3
B. Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2-5 Tahun ......................... 5
C. Tindakan dan Pengobatan ............................................................ 17
D. Konseling Bagi Ibu ........................................................................ 20
E. Kunjungan Ulang untuk Pelayanan Tindak Lanjut ......................... 21
F. Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 0-2 Bulan ........................ 22
BAB III ...................................................................................................... 23

PENUTUP ................................................................................................ 23

A. Kesimpulan.................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated


Manajement of Childhood Illness (IMCI) merupakan suatu
pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam tatalaksana
balita sakit dengan focus pada Kesehatan anak usia 0 – 59 bulan
(balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu
program Kesehatan tetapi suatu pendekatan atau cara
penatalaksanaan balita oleh organisasi Kesehatan dunia WHO
(Hilda, 2015).
MTBS merupakan suatu manajemen melalui pendekatan
terintegritas/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang
di pelayanan Kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi
penyakit, status gizi, status imunisasi maupun penangangan
balita sakit tersebut dan konseing yang diberikan.
MTBS mengintegrasikan perbaikan system Kesehatan,
manajemen kasus, praktek Kesehatan oleh keluarga dan
masyarakat, dan hak anak. Penilaian balita sakit dengan MTBS
terdiri atas klasifikasi penyakit, identifikasi tindakan, pengobatan,
perawatan di rumah dan kapan Kembali. Kegiatan MTBS memiliki
tiga komponen khas yang mengununtungkan, yaitu:
meningkatkan keterampilan petugas Kesehatan, dan
memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan
di rumah dan upaya pertolongan kasus balita sakit (Annang,
2011).
Kegiatan MTBS memiliki tujuan untuk menurunkan
kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas

1
pelayanan Kesehatan anak balita di unit rawat jalan Kesehatan
seperti Puskesmas Pembantu (Angelia, 2019).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan MTBS?
2. Bagaimana MTBS Pada Balita Umur 2-5 Tahun?
3. Bagaimana MTBS Pada Balita Umur 0-2 Bulan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian MTBS
2. Untuk Mengetahui Bagaimana MTBS Pada Balita Umur 2-5
Tahun?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana MTBS Pada Balita Umur 0-2
Bulan?

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan focus kepada Kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara
menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program Kesehatan
tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan
MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan
kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan
Kesehatan anak balita di unit rawat jalan Kesehatan seperti
Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdas, dll (Desi, Nuzua dan
Winny, 2017).
Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi
penyakit, identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di
rumah dan kapan kembali untuk tindak lanjut. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit. Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5
tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran yaitu kelompok usia
1 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun
(Depkes RI, 2008).
Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar
seperti puskesmas. World Health Organization (WHO) telah
mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan
negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian,
kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.

3
MTBS telah digunakan di lebih dari 100 negara dan terbukti
dapat:
1. Menurunkan angka kematian balita,
2. Memperbaiki status gizi,
3. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan,
4. Memperbaiki kinerja petugas kesehatan,
5. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya lebih murah.
(Soenarto, 2009)

Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi


penyakit, identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di
rumah dan kapan kembali. Bagan penilaian anak sakit terdiri dari
petunjuk langkah untuk mencari riwayat penyakit dan pemeriksaan
fisik. Klasifikasi dalam MTBS merupakan suatu keputusan penilaian
untuk penggolongan derajat keparahan penyakit. Klasifikasi bukan
merupakan diagnosis penyakit yang spesifik. Setiap klasifikasi
penyakit mempunyai nilai suatu tindakan sesuai dengan klasifikasi
tersebut. Tiap klasifikasi mempunyai warna dasar, yaitu merah
(penanganan segera atau perlu dirujuk), kuning (pengobatan spesifik
di pelayanan kesehatan), dan hijau (perawatan di rumah) sesuai
dengan urutan keparahan penyakit (Depkes RI, 2008; Surjono, et al,
1998). Tiap klasifikasi menentukan karakteristik pengelolaan balita
sakit. Bagan pengobatan terdiri dari petunjuk cara komunikasi yang
baik dan efektif dengan ibu untuk memberikan obat dan dosis
pemberian obat, baik yang harus diberikan di klinik maupun obat
yang harus diteruskan di rumah. Alur konseling merupakan nasihat
perawatan termasuk pemberian makan dan cairan di rumah dan
nasihat kapan harus kembali segera maupun kembali untuk tindak
lanjut (Surjono et al, 1998).

4
Kegiatan MTBS memiliki 3 komponen khas yang
menguntungkan, yaitu:

1. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam


tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas
kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani
pasien apabila sudah dilatih);
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya
banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS);
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam
perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus
balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan) (Wijaya, 2009; Depkes RI, 2008)

B. Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2-5 Tahun


1. Penilaian dan Membuat Klasifikasi
Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi
menggambarkan apa yang harus dilakukan apabila seorang
anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak digunakan bagi anak
sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan,
kecelakaan atau luka bakar.
Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan
indikator yang menuju ke arah diagnostik klinik.
Lajur warna klasifikasi:
 Lajur Merah: kondisi yang harus segera dirujuk
 Lajur Kuning: kondisi yang memerlukan tindakan
khusus
 Lajur Hijau: kondisi yang tidak memerlukan tindakan
khusus tetapi penyuluhan pada ibu

5
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan
RABA:
1. Menanyakan masalah anaknya Tanyakan umur anak untuk
menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai dengan
kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya
dan tentukan ini kunjungan pertama atau ulang
2. Memeriksa tanda bahaya umum Tanda bahaya umum
adalah:
a. Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu
b. Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali
tidak dapat menelan apapun.
c. Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki
anak menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi
d. Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi
ketika disentuh, digoyangkan atau bertepuk tangan
3. Batuk atau sukar bernapas Infeksi saluran pernapasan dapat
terjadi pada bagian mana saja dari saluran pernapasan
seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara
atau paru Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin
menderita Pneumonia atau infeksi saluran pernapasan berat
lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a. Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan
yang tidak biasa cepat atau berbunyi atau terputus-
putus dan sudah berapa lama; jika lebih 3 minggu
berarti batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma, batuk
rejan.
b. Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang Jika
umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas
cepat jika frekuensi 50 kali permenit atau lebih dan jika

6
umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan
bernapas cepat 40 kali permenit. Amati gerak napas
pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian
bawah masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
c. Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak
menarik napas dan stridor terjadi apabila ada
pembengkakan pada laring, trakea sehingga
menyebabkan sumbatan masuknya udara kedalam
paru-paru.
Klasifikasi Batuk atau Sukar Bernapas
Tanda dan Gejala Klasifikasi
 Ada tanda bahaya umum PNEUMONIA BERAT
ATAU ATAU PENYAKIT
 Tarikan dinding dada ke SANGAT BERAT
dalam ATAU
 Stridor
 Napas Cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda pneumonia atau BATUK BUKAN
penyakit sangat berat PNEUMONIA

4. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk
tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih
sering dibandingkan biasanya. Diare terjadi apabila tinja
mengandung air yang lebih banyak dari normal. Sebagian
besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat adalah diare
karena kolera. Jika diare berlangsung selama 1 hari atau lebih
disebut DIARE PERSISTEN dan diare denagn darah dalam
tinja dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI yang
disebabkan oleh shigella.

7
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika
berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi
kehilangan cairan matanya menjadi cekung anak malas
minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantu dan
jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat
lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat
lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.
Klasifikasi Derajat Dehidrasi
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda DIARE DEHIDRASI
berikut: BERAT
 Letagris atau tidak sadar
 Mata cekung
 Tidak bisa minum atau
malas minum
 Cubitan kulit perut
kembalinya sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda DIARE DEHIDRASI
berikut: RINGAN/SEDANG
 Gelisah atau rewel
 Mata cekung
 Haus minum dengan lahap
 Cubitan kulit perut kembali
lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi DIARE TANPA
berat atau ringan/sedang DEHIDRASI

8
Klasifikasi Diare Persisten
Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT
Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

Klasifikasi Disentri
Darah dalam tinja DISENTRI

5. Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria,
campak, demam berdarah atau penyakit berat lainnya
a. Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan
anak dengan malaria mungkin menderita anemia
kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi
seperti malaria serebral atau anemia berat. Harus
mengetahui risiko malaria di daerah anda tinggi,
rendah, atau tanpa resiko. Pada risiko rendah
tanyakan apakah anak dapat berkunjung keluar dalam
2 minggu terakhir. dan pemeriksaan malaria dapat
dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan
tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika belum
dalam 28 hari dan periksa mikroskopis darah jika
pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir (tidak
dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam:
 Sudah berapa lama anak itu demam
 Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari
 Apakah pernah mendapat obat anti malaria
dalam 2 minggu terakhir

9
 Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan
terakhir
 Apakah ada kaku kuduk
 Apakah ada pilek
 Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan
yang menyeluruh dan salah satu dari batuk,
pilek atau mata merah
b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh
adalah tanda utama campak. Campak disebabkan oleh
virus yang merusak sistem kekebalan. Jika anak
sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan
terakhir periksa adanya gejala komplikasi campak
seperti: luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan
pada kornea
c. Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun
daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti.
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari
sampai dengan 7 hari:
 Apakah anak mengalami bintik merah dikulit
atau perdarahan akibat trombositopeni.
Perdarahan dari hidung dan gusi sangat
dimungkinkan disebabkan DBD
 Apakah sering muntah bercampur darah
/berwarna kopi
 Apakah beraknya berwarna hitam
 Apakah ada nyeri ulu hati

10
 Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas
teraba dingin, nadi teraba lemah atau tidak
teraba.
 Bintik perdarahan di kulit (petekie)
 Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih
petekie pada daerah seluas diameter 2,8 cm.

Klasifikasi Risiko Tinggi Malaria

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT
kaku kuduk DENGAN DEMAM
Demam (pada anamnesa MALARIA
atau teraba panas atau
suhu ≥ 37,5ºC)
Rapid Diagnostic test
(RDT) positif
Demam (pada anamnesa DEMAM MUNGKIN
atau teraba panas atau BUKAN MALARIA
suhu ≥ 37,5ºC)
Rapid Diagnostic test
(RDT) negatif

Klasifikasi Resiko Rendah Malaria

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT
kaku kuduk DENGAN DEMAM
Tidak ada pilek dan MALARIA
Tidak ada campak atau
Ada penyebab lain dari
demam

11
Ada pilek atau DEMAM MUNGKIN
Ada campak atau BUKAN MALARIA
Ada penyebab lain dari
demam

Klasifikasi Tanpa Risiko Malaria

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT
kaku kuduk DENGAN DEMAM
Tidak ada tanda bahaya DEMAM BUKAN
umum atau tidak ada kaku MALARIA
kuduk

Klasifikasi Demam Untuk Campak

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum CAMPAK DENGAN
ATAU KOMPLIKASI BERAT
Kekeruhan pada kornea
mata ATAU
Luka dimulut yang dalam
atau luas
Mata bernanah ATAU luka CAMPAK DENGAN
di mulut KOMPLIKASI PADA
MATA DAN/MULUT
Tidak ada tanda-tanda CAMPAK
diatas

12
Klasifikasi Demam Untuk DBD

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda-tanda syok atau DBD
gelisah ATAU
Muntah bercampur
darah/seperti kopi ATAU
Bitnik-bintik perdarahan
dikulit (petekie) dan
Uji torniquet positif ATAU
Sering muntah
Demam mendadak tinggi dan MUNGKIN DBD
terus-menerus ATAU
Nyeri ulu hati atau gelisah
Tidak ada tanda-tanda diatas DEMAM MUNGKIN
BUKAN DBD

6. Masalah Telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di
belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan
sering kali demam dan jika tidak diobati gendang telinga
mungkin pecah.
 Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada
infeksi telinga
 Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga
merupakan tanda infeksi dan tanyakan sudah berapa
lama.
 Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga

13
 Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang
telinga

Klasifikasi Masalah Telinga

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Pembengkakan yang nyeri di MASTOIDITIS
belakang telinga
Tampak cairan/nanah dari INFEKSI TELINGA
telinga dan telah terjadi AKUT
kurang dari 14 hari ATAU
Nyeri telinga
Tampak cairan/nanah dari INFEKSI TELINGA
telinga dan telah terjadi KRONIS
kurang dari 14 hari ATAU
lebih
Nyeri telinga
Tidak sakit telinga DAN tidak TIDAK ADA
ada cairan/nanah dari telinga INFEKSI TELINGA

7. Memeriksa Status Gizi


Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi
untuk berbagai jenis penyakit dan kematian. Menilai status
gizi
 Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti
tulang dibungkus kulit (marasmus)
 Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki
akibat dari sejumlah besar cairan terkumpul dalam
jaringan tubuh anak (kwashiokor)
 Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi
badan, apakah

14
- BB/PB <-3 SD
- BB/PB ≥ -3 SD - <-2 SD
- BB/PB -2 SD - +2 SD

Menggunakan indicator

- > +3 SD: obesitas


- >+ 2 SD: gemuk
- >+1 SD: risiko gemuk
- O: median gizi baik
- < -1 SD: normal atau gizi baik
- <-2 SD: kurus atau gizi kurang
- < -3 SD: sangat kurus atau gizi buruk

Klasifikasi Status Gizi


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Badan sangat kurus ATAU SANGAT KURUS DAN
BB/BP (TB) < -3 SD ATAU ATAU ANEMIA
Bengakak pada kedua
punggung kaki
Badan kurus ATAU KURUS
BB/BP (TB) ≥ -3 SD -< -2 SD
BB/BP (TB) -2 SD - +2 SD NORMAL
DAN
Tidak ditemukan tanda-tanda
kelainan gizi diatas

8. Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan
anemia atau dari penyakit malaria yang dapat
menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing
yang dapat terjadi perdarahan. Menilai Anemia:

15
 Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang
merupakan tanda anemia dan bandingkan telapak
tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan
agak pucat jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan
dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan
putih. Kepucatan dapat dilihat juga melalui konjungtiva
Klasifikasi Anemia
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Telapak tangan sangat pucat ANEMIA BERAT
Telapak tangan agak pucat ANEMIA
Tidak ditemukan tanda TIDAK ANEMIA
kepucatan pada telapak tangan

9. Status Imunisasi Anak


Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611
/MENKES /SK /XI /2005 tentang pedoman penyelenggaraan
imunisasi, jadwal pemberian imunisasi berbeda untuk
kelahiran di rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT
dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut
combo.
Jadwal Imunisasi Di Rumah
Umur Jenis Vaksin Tempat
0-7 hari HB 0 Rumah
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu

16
Jadwal Imunisasi Di Tempat Pelayanan Kesehatan
Umur Jenis Vaksin Tempat
0 hari HB 0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan
2 bulan DPT/HB1, polio 2 RS/RB/Bidan
3 bulan DPT/HB2, Polio 3 RS/RB/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/RB/Bidan
9 bulan Campak RS/RB/Bidan

10. Pemberian Vitamin A


Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian
vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5 tahun
dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontra indikasi.
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian setiap Februari dan Agustus
Umur 6 bulan – 11 bulan: 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun: 200.000 IU (warna merah)

C. Tindakan dan Pengobatan


1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera Rujukan
untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda
- Pneumonia berat/penyakit berat
- Diare dehidrasi berat
- Diare persisten berat
- Penyakit berat dengan demam
- Campak dengan komplikasi berat
- DBD
- Mastoiditis
- Sangat kurus dan atau edema
- Anemia berat

17
2. Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan Bila anak
memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan
yang paling dibutuhkan dan segera diberikan
- Beri dosis pertama antibiotic
- Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah
risiko tinggi atau rendah)
- Beri dosis pertama vitamin A
- Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok
- Cegah agar gula darah tidak turun (termasuk pemberian
ASI, susu atau air gula)
- Beri dosis pertama suntikan antibiotic
- Beri dosis pertama obat antimalaria oral
- Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C
atau lebih) atau nyeri akibat mastoiditis
- Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa
kortikosteroid (bila ada kekeruhan kornea atau mata
bernanah)
- Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS
3. Merujuk anak
- Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan
untuk membawa anaknya ke RS
- Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi
setiap masalah
- Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS
- Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan
ke RS
4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak
memerlukan rujukan Anak yang tidak memerlukan rujukan
dapat ditangani di klinik yaitu yang mempunyai klasifikasi
sebagai berikut:
- Batuk: bukan pneumonia

18
- Diare dehidrasi ringan /sedang
- Diare tanpa dehidrasi
- Diare persisten
- Anemia
- Kurus
- Infeksi telinga kronis
- Demam: bukan DBD
- Demam: bukan malaria
- Campak dengan komplikasi dimulut dan mata

Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak


memerlukan rujukan

a. Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan


dosisnya dan jadwal pemberian
- Memberi antibiotik oral yang sesuai
- Memberi obat anti malaria artemisin combination
therapi (ACT)
- Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri
telinga
- Memberi vit A pada campak tanpa komplikasi
hanya pada hari 1 sebagai suplemen pada semua
balita umur 6 bulan. Kapsul biru (100.000 IU) pada
umur 6 bln – 11 bulan, kapsul merah (200.000 IU)
pada umur 12 bulan – 5 tahun. Diberikan setiap 6
bulan sekali (Februari dan Agustus)
- Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup
b. Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk
diare dan melanjutkan pemberian makanan (Zinc
adalah zat mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan dalam proses
kesembuhan) kecuali pada bayi muda

19
- Rencana terapi A (penanganan diare di rumah)
diare tanpa dehidrasi dengan memberi cairan
semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian
makan, dan kunjungan ulang
- Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan
/sedang dengan oralit) dengan pemberian oralit 3
jam pertama dan segera dirujuk
- Rencana terapi C (penanganan di RS) dengan
rehidrasi melalui intravena/menggunakan pipa
nasogastrik pada dehidrasi berat - Menangani diare
persisiten dengan memerlukan makanan khusus
- Mengobati disentri yaitu dengan
kotrimoksasol/asam nalidiksat
- Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata
dengan tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan
telinga dengan kertas penyerap, luka dimulut
dengan Gentian violet
- Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai
kebutuhan
d. Kunjungan ulang

D. Konseling Bagi Ibu


Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu
dengan cermat dan menyeluruh. Konseling memerlukan
keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling yang dapat
diberikan:
1. Mengajari ibu cara pemberian obat di rumah
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
3. Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
4. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
5. Menilai cara pemberian makan anak

20
6. Menentukan masalah pemberian makan anak
7. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
8. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
9. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

E. Kunjungan Ulang untuk Pelayanan Tindak Lanjut


Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut
yang sesuai klasifikasi sebelumnya Jika anak mempunyai masalah
baru, lakukan penilaian klasifikasi dan tindakan terhadap masalah
baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN
TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI
5 TAHUN.
Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada masalah:
1. Pneumonia
2. Diare persisiten
3. Disentri
4. Malaria,
5. Demam mungkin bukan malaria
6. Demam bukan malaria
7. Campak dengan komplikasi pada mata dan mulut
8. Mungkin DBD,
9. Demam mungkin bukan DBD
10. Infeksi telinga akut

Kunjungan ulang setelah 5 hari

1. Infeksi telinga kronis


2. Masalah pemberian makan

Kunjungan ulang setelah 14 hari

1. Anak kurus
2. Anemia

21
F. Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 0-2 Bulan
Meliputi; menilai dan membuat klasifikasi, menentukan
Tindakan dan memberi pengobatan, konseling dan tindak lanjut
pada bayi umur 0-2 bulan baik sehat maupun sakit. Pada prinsipnya
proses manajemen kasus pada bayi muda umur 0-2 bulan tidak
berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun (Modul
Pengantar MTBS, 2006).

22
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan focus kepada Kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara
menyeluruh (Desi, Nuzua dan Winny, 2017).
Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi
penyakit, identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di
rumah dan kapan kembali (Surjono et al, 1998).
Manajemen Terpadu Balita Sakit meliputi: menilai dan
membuat klasifikasi, menentukan Tindakan dan memberi
pengobatan, konseling dan tindak lanjut pada bayi umur 0-2 bulan
baik sehat maupun sakit. Pada prinsipnya proses manajemen kasus
pada bayi muda umur 0-2 bulan tidak berbeda dengan anak sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun (Modul Pengantar MTBS, 2006).

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
pennyusunan makalah diatas masih ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Riset


kesehatan dasar 2007. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan; 2008.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1. 1, 1–64.

Kabupaten, D. I., & Raya, N. (2008). F i r d a u s.

Moelyo, A. G., Widardo, & Herlambang, G. (2013). Keterampilan


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). 21.

Nuraini, D. (2017). Makalah Keperawatan Anak Sindrome Nefrotik. 7–41.

Suparmi, S., Maisya, I. B., Rizkianti, A., Sari, K., Rosha, B. C., Amaliah, N.,
Pambudi, J., Wiryawan, Y., Putro, G., Soekotjo, N. E. W., Daisy, L., &
Sari, M. (2018). Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
pada Puskesmas di Regional Timur Indonesia. Media Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, 28(4), 271–278.
https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.125

24

Anda mungkin juga menyukai