Anda di halaman 1dari 28

Departemen Keperawatan Anak

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


(MTBS)
DI PUSKESMAS BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

Oleh:
Rahmat Rasyid Siagian
NIM 70900122017

PEMBIMBING

CI LAHAN CI INSTITUSI

(………………………………………..) (………………………………………..)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt., atas rahmat dan hidayah-
Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga laporan pendahuluan ini dapat
terselesaikan. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi Muhammad
Saw. yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang
benderang sampai sekarang ini.
Dalam usaha menyusun laporan pendahuluan keperawatan Anak dengan
kasus MTBS dihadapkan dengan berbagai hambatan dan tantangan, namun atas
bantuan, bimbingan, serta izin Allah Swt akhirnya hambatan dan tantangan tersebut
dapat diatasi serta mencapai tahap penyelesaian.
Dalam penyusunan ini tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan, oleh
karena itu, kritikan dan saran penyempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga
laporan pendahuluan MTBS ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Gowa,18 Januari 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2

BAB I TINJAUAN PUSTAKA KONSEP TERPADU MANAJEMEN BALITA


SAKIT (MTBS) ............................................................................................................ 3

A. Pengertian MTBS ............................................................................................... 3

B. Tujuan MTBS..................................................................................................... 3

C. Sejarah MTBS .................................................................................................... 5

D. Sasaran MTBS ................................................................................................... 6

E. Ruang Lingkup MTBS ....................................................................................... 7

F. Penatalaksanaan MTBS (Rahayu et al., 2022) .................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 27

2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP TERPADU MANAJEMEN BALITA SAKIT (MTBS)
A. Pengertian MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah pendekatan perawatan balita
sakit secara holistik yang diakhiri dengan perawatan primer, yang meliputi pengobatan
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, asupan vitamin A, dan
konseling gizi. dengan tujuan menurunkan angka kematian pada bayi dan anak di
bawah usia 5 tahun dan angka kesakitan pada anak usia 0-5 tahun (tidak termasuk 5
tahun) (Rahayu et al., 2022).
Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Integrated Management of Chilhood
Illness (IMCI) merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam
tatalaksana balita sakit usia 0-5 tahun (Rahayu et al., 2022).
Saat melaksanakan MTBS, bidan dan perawat dibantu dengan formulir yang
menjelaskan apa yang harus mereka lakukan. Setiap balita (termasuk kunjungan bayi
baru lahir) dan bayi dari usia 2 bulan hingga 5 tahun menggunakan formulir yang
disebut di setiap layanan. Formulir ini sebagai bukti bahwa bidan dan perawat
memberikan pelayanan perawatan bayi sakit dan bayi baru lahir sesuai standar
(Noordiati, 2018).
Formulir pendaftaran untuk bayi dari 2 bulan hingga 5 tahun meliputi:
1. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau menyusui,
memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar
2. Menanyakan empat keluhan utama, yaitu batuk atau sukar bernafas, diare, demam,
dan masalah telinga
3. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi.
B. Tujuan MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS menurut (Firmansyah et al., 2021)
memiliki dua tujuan yaitu:
1. Tujuan secara umum

3
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang sering terjadi pada anak di bawah
usia 5 tahun serta mendorong proses pertumbuhan dan perkembangan kesehatan
anak.
2. Tujuan secara khusus
Penilaian tanda dan gejala penyakit, status vaksinasi, pemberian vitamin A, status
gizi, klasifikasi, penentuan tindakan menurut klasifikasi dan organisasi
pengobatan pendahuluan. Tindakan preventif dan kuratif seperti vaksinasi, tablet
zinc dan pengobatan oralit juga diatur dalam program MTBS. dan pelatihan untuk
ibu dalam pengobatan rumahan dan perawatan dasar untuk anak kecil.
WHO (2012) dalam (Widiastuti et al., 2022) kegiatan MTBS memiliki tiga
kompnen khas yang menguntungkan antara lain:
1. Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam merawat bayi sakit
2. Memperbaiki system kesehatan
3. Meningkatkan perawatan di rumah dan praktik komunitas dalam upaya perawatan
dan pencarian perawatan di rumah untuk anak kecil yang sakit
Indonesia mengadopsi strategi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada tahun
1997 sebagai strategi utama untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan serta
meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015) dalam (Widiastuti et al., 2022).
1. Meningkatkan keterampilan manajemen kasus petugas
2. dalam memberikan pelayanan terhadap balita sakit petugas kesehatan harus benar-
benar terampil dalam menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi dan
pemberian vitamin A. kemudian menentukan klasifikasi dan tindakan yang sesuai
serta memberi tindakan pra rujukan yang penting sesuai dengan Standar
Operasional (SOP)
3. Meningkatkan sistem kesehatan agar pendataan penyakit anak di bawah usia 5
tahun dapat dilakukan secara efektif.
4. MTBS akan meningkatkan akurasi deteksi penyakit anak pada pasien rawat jalan,
memastikan kombinasi perawatan yang tepat untuk semua penyakit serius,
membentuk penyedia layanan konseling dan pencegahan ibu/pengasuh, dan

4
mempercepat rujukan anak sakit parah untuk meningkatkan kualitas layanan bagi
anak dengan bayi yang sakit
5. Meningkatkan praktik keluarga dan komunitas dalam perawatan di rumah dan
pencarian bantuan.
C. Sejarah MTBS
MTBS didirikan pada pertengahan tahun 1990-an oleh World Health
Organization (WHO) dan United Nations Children's Fund (UNICEF) untuk
meningkatkan kelangsungan hidup anak di negara berkembang dan menyediakan
layanan terpadu seperti pencegahan, pengobatan dan perawatan anak kecil yang sakit.
Strategi tersebut kemudian diperluas untuk mencakup perawatan bayi baru lahir yang
sakit atau bayi berusia kurang dari satu minggu, serta pembaruan rutin informasi teknis
terkait MTBS untuk mendukung pendekatan yang lebih baik dalam menurunkan angka
kematian anak. MTBS terbukti dapat menurunkan angka kematian anak di era
Millennium Development Goals (MDGs). Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
MTBS di fasilitas kesehatan dan masyarakat telah menurunkan angka kematian bayi
sebesar 15%. (Danal et al., 2021).
Pengembangan MTBS terus dilakukan untuk mencapai pelayanan berkualitas
tinggi dengan sumber daya yang terbatas. Pengembangan MTBS kemudian akan
dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan
dicapai pada tahun 2030, bertujuan untuk mencapai ibu dan anak sehat yaitu
mengakhiri kematian anak dan remaja (Danal et al., 2021).
MTBS diluncurkan di Indonesia oleh WHO dan UNICEF pada tahun 1977 dan
diterima sebagai Integrated Care of Sick Infants (MTBS), meskipun Indonesia sendiri
kini telah mencapai peningkatan implementasi. Untuk memfasilitasi implementasi,
WHO memberikan panduan kepada negara pengguna tentang cara menerapkan
adaptasi, yang juga harus sesuai dengan strategi nasional dan panduan program serta
dapat diimplementasikan ke dalam sistem kesehatan yang ada (Danal et al., 2021).
Negara-negara yang menggunakan pendekatan MTBS dapat melakukan
penyesuaian lokal dalam hal efisiensi dan efektifitas, namun sampai batas tertentu
pendekatan MTBS dibakukan, yaitu dalam hal materi, metode, alat pelatihan, metode,

5
alat, monitoring dan evaluasi. Revisi MTBS 2019 yang saat ini digunakan adalah versi
MTBS 2015 yang disesuaikan dengan perubahan program kebijakan terkait MTBS,
kemajuan medis (FAQ protokol IDAI) dan rekomendasi WHO (Kemenkes RI, 2020)
dalam (Danal et al., 2021).
D. Sasaran MTBS
Indikator yang harus diperhatikan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan
MTBS meliputi upaya prevenif (pencegahan), perbaikan gizi, upaya promotive (berupa
konseling), upaya kuratif (pengobatan), sarana dan fasilitas yang memadai meliuti
keterampilan petugas kesehatan, dukungansistem kesehatan dalam menjalankan
MTBS, kepuasan ibu balita atau pendamping balia dan akses yang mudah bagi seluruh
lapisan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang terpadu (Widiastuti
et al., 2022).
Indikator prioritas MTBS yang digunakan dalam fasilitas pelayanan dasar
meliputi keterampilan petugas kesehatan, dukungan system kesehatan dalam
menjalankan MTBS dan kepuasan ibu balita atau pendamping balita. sedangkan
indicator keberhasilan MTBS adalah angka mortalitas dan mordibitas anak balita
menurun, juga cakupan neonatal dalam kunjungan rumah meningkat (Widiastuti et al.,
2022).
Menurut Kemenkes RI (2015) dalam (Widiastuti et al., 2022) sasaran dari
manajemen terpadu balita sakit meliputi:
1. bayi muda umur 1 minggu-2 bulan
2. anak umur 2 bulan-5 tahun
3. penyesuaian alur MTBS
Salah satu konsekuensi dari pengenalan MTBS di Puskesmas adalah
bertambahnya waktu pengiriman. Untuk mempersingkat waktu tunggu bayi sakit, perlu
dilakukan perubahan dalam proses pelayanan. khususnya, layanan untuk anak kecil
(sehat atau sakit) dapat diberikan di Puskesmas atau klinik rawat jalan Pustu, tetapi
sebaiknya bersamaan dengan kunjungan bayi baru lahir oleh bidan desa. (Widiastuti et
al., 2022).

6
E. Ruang Lingkup MTBS
Ruang lingkup MTBS menurut (Handriana, 2016) meliputi:
1. Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari-2 bulan
2. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan-5 tahun
3. Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi
4. Konseling bagi ibu
5. Tindakan dan pengobatan
6. Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut
F. Penatalaksanaan MTBS (Rahayu et al., 2022)
1. Pelaksanaan Protap Pelayanan MTBS
a. anamnesa: wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit
lainnya.
b. pemeriksaan:
- untuk umur 1 hari-2 bulan
pemeriksaan kemungkinan kejang, gangguan nafas, suhu tubuh, adanya
infeksi, icterus, gangguan pencernaan, BB, status imun
- untuk bayi 2 bulan-5 tahun
keadaan umum, respirasi, derajat dehidrasi, suhu, periksa telinga, status
gizi, imun, penilaian pemberian makanan
- menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter
c. Pengobatan
Saat merawat bayi sakit di rawat jalan, petugas kesehatan dapat
mengajarkan ibu di rumah tentang obat minum, obat sesuai dengan diagnosis
pasien, seperti (antibiotik oral, antimalaria oral, parasetamol, vitamin A, zat
besi dan obat cacing). Pada saat yang sama, anak-anak dengan tanda-tanda
bahaya yang biasa dan masalah serius harus segera dilaporkan.
2. langkah-langkah kegiatan MTBS
a. persiapan pasien

7
meminta keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan penilaian dan
pemberian tindakan sehingga anak sebisa mungkin dalam kondisi rilex.
b. persiapan lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dengan cukup penerangan
serta ketersediaan sarana untuk menjaga privacy pasien.
c. Persiapan Alat
- Formulir penilaian MTBS untuk balita sakit usia 2 bulan sampai 5tahun,
dan formulir bayi muda umur kurang dari 2 bulan.
- Buku Bagan MTBS
- Alat: timbangan BB, alat ukur tinggi badan/Panjang badan, thermometer,
stetoskop
d. prosedur pelaksanaan
1) tahap pra interaksi
a) memberi salam dengan mengucapkan mengucapkan basmalah dan
membacado’a, kemudian melakukan kontrak waktu.
b) Menyiapkan alat yang akan di gunakan
c) Mencuci tangan
2) tahap orientasi
a) Memberi salam kemudian menyapa orang tua dan anak dengancara
memanggil nama anak.
b) Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya pemeriksaan dan
memperoleh persetujuan atas kehendak anak dan orang tua sebelum
melakukan kegiatan.
c) Mengundang ke tempat atau ruangan yang telah disiapkan, atau
memilih tempat yang sejuk.
3) tahap Kerja
a) Tentukan umur anak dengan menggunakan skor yang akan digunakan.
b) Melaksanakan proses tanya jawab terstruktur dengan anak, orang tua
atau keluarga pendamping dengan menggunakan formulir penilaian
dan lingkari setiap jawaban atau gejala yang ditemukan.

8
c) Data hasil pertanyaan dan jawaban kemudian diklasifikasikan
berdasarkan larisnya kemudian ditentukan tindakan/pengobatan segera
berdasarkan gejala yang ada.
d) Pembuatan rencana tindak lanjut bagi orang tua dan keluarga berupa
penyuluhan kesehatan pasca persalinan.
4) tahap terminasi
a) Melakukan evaluasi hasil penilaian secara keseluruhan berdasarkan
formulir yang digunakan.
b) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada orang tua atau keluargadengan
mengajarkan do’a kesembuhan
ALLAHUMMA RABBANNAA ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU. WA
ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAAA ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN
LAAYUGHAADIRU SAQOMAA
Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia,hilangkanlah kesusahan dan berilah
dia kesembuhan, Engkau ZatYang Maha Menyembuhkan. Tidak ada
kesembuhan kecualikesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari dan Muslim).
c) mencuci tangan
d) Mencatat atau mendokumentasikan hasil pemeriksaan
3. langkah penilaian dan klasifikasi MTBS
a. penilaian tanda dan gejala
1) umur 0-2 bulan
a) Pertama menilai adanya kemungkinan penyakit sangat berat
atauinfeksi bakteri
b) Kedua, adanya tanda atau gejala icterus
c) Ketiga, adanya tanda atau gejala diare
d) Keempat, adanhya tanda dan gejala HIV
e) Kelima, adanya tanda atau gejala kemungkinan berat badan rendahdan
masalah pemberian ASIf)

9
f) Keenam, melakukan pemeriksaan pada status vitaming)Ketujuh,
melakukan pemeriksaan pada status imunisasi
2) umur 2 bulan-5 tahun
a) Penilaian pertama, keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya
umum, tarikan dinding dada ke dalam, stridor, nafas cepat.
b) Penilaian kedua, keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis,mata
cekung, tidak bisa minum atau malas makan, turgor jelek,gelisah,
rewel, haus atau banyak minu.
c) Penilaian ketiga, tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya
umum, kaku kuduk dan adanya infeksi local
d) Penilaian keempat, tanda masalah telinga seperti nyeri padatelinga,
adanya pembengkakkan.
e) Penilaian kelima, tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah
kurus, bengkak pada kedua kaki, telapak tangan pucatdan sebagainya
b. penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
1) bayi muda kurang dari 2 bulan
a) Klasifikasikan adanya kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau
Infeksi Bakteri
- Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Berat : adanya gejala
Tidak mau minum atau memuntahkan semua, Riwayatkejang,
Bayi bergerak hanya ketika distimulasi atau tidak bergerak sama
sekali, Napas cepat (≥ 60 kali/menit), Napas lambat (≤ 30
kali/menit), Tarikan dinding dada ke dalam yangsangat kuat, Suhu
tubuh ≥ 37,5 ˚C, Ÿ Suhu tubuh ˂ 35,5 ˚C, Nanah yang banyak di
mata, Pusar kemerahan meluas sampaike dinding perut >1 cm.
- Infeksi Bakteri Lokal : adanya gejala salah satu dari tanda
ini;Pusar kemerahan/bernanah, Pustul di kulit, Mata bernanah.
- Mungkin Bukan Infeksi : Tidak terdapat salah satu tanda diatas
b) Klasifikasikan : Ikterus

10
- Ikterus berat : adanya gejala Timbul kuning pada hari
pertama(<24 jam) setelah lahir, Kuning pada telapak tangan dan
telapak kaki
- Ikterus : adanya gejala timbul kuning pada umur ≥ 24 jamsampai
umur 14 hari, Kuning tidak sampai telapak tangan dantelapak kaki
- Tidak ada icterus : gejala tidak kuning
c) Klasifikasikan Diare untuk dehidrasinya
- Diare dehidrasi berat: terdapat 2 atau lebih tanda gejala; bergerak
hanya jika dirangsang atau tidak bergerak samasekali, Mata
cekung, Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
- Diare dehidrasi ringan/ sedang : terdapat 2 atau lebih tandagejala;
Gelisah/rewel, Mata cekung, Cubitan perut kembalilambat
- Diare tanpa dehidrasi : Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat
atau ringan/sedang.
d) Klasifikasikan Status HIV
- Terpajan HIV : adanya tanda gejala: Ibu HIV positif DAN
bayimasih mendapatkan ASI atau berhenti menyusu < 6 minggu
pada saat ibu di tes HIV atau Ibu HIV positif dan bayi belum dites,
atau Bayi HIV positif
- Mungkin bukan infeksi HIV: adanya tanda dan gejala Ibu HIV
Negatif atau Bayi Tes HIV Negatif atau Ibu HIV positif dan bayi
HIV negatif setelah berhenti ASI < 6 minggu.
e) Klasifikasikan Berat Badan Menurut Umur Dan/Atau
MasalahPemberian ASI
- Berat Badan Rendah Menurut Umur Dan/Atau Masalah
Pemberian Asi : adanya gejala Berat badan menurut umur rendah,
ASI kurang dari 8 kali/hari, Mendapat makanan atauminuman lain
selain ASI, Posisi bayi salah, Tidak melekatdengan baik, Tidak
mengisap dengan efektif, Terdapat lukaatau bercak putih (thrush)

11
di mulut, Terdapat celah bibir / langit-langit, Ibu HIV positif,
Mencampur pemberian ASIdengan makanan lain
- Berat Badan Tidak Rendah Dan Tidak Masalah Pemberian Asi:
tidak terdapat tanda/gejala di atas
f) Klasifikasikan Berat Badan Menurut Umur Dan/Atau
MasalahPemberian Minum
- Berat badan rendah menurut umur dan / atau masalah pemberian
minum : adanya tanda dan gejala Barat badan berdasarkan umur
rendah, Pemberian minum kurang dari 8kali/hari, menggunakan
botol, Cara menyiapkan ataumembersihkan perlengkapan minum
bayi tidak sesuai atautidak higienis, Terdapat luka atau bercak
putih (thrush) dimulut
- Berat Badan Tidak Rendah Dan Tidak Ada Masalah Pemberian
Minum : tidak terdapat tanda/gejala di atas
2) balita umur 2 ulan sampai 5 tahun
a) Klasifikasi tanda bahaya umum, perlu penanganan segera
- Penyakit sakit berat : adanya tanda gejala Tidak bisa minumatau
menyusu, Memuntahkan semua makanan dan/atauminuman,
Pernah atau sedang mengalami kejang, Rewel ataugelisah,
Letargis atau tidak sadar, Ada stridor, Tampak biru(sianosis),
Ujung tangan dan khaki pucat dan dingin
b) Klasifikasikan Batuk atau Sukar Bernapas
- Pneumonia berat : adanya tanda gejala tarikan dinding dada
kedalam , atau Saturasi Oksigen < 90%
- Pneumonia : adanya tanda gejala nafas cepat
- Batuk bukan pneumonia : Tidak ada tanda-tanda Pneumonia
Berat maupun Pneumonia
c) Klasifikasikan Diare

12
- Diare dehidrasi berat : adanya tanda gejala Letargis atau tidak
sadar, Mata Cekung, Tidak bisa minum atau malas
minum,Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
- Diare dehidrasi ringan/ sedang : adanya tanda gejala 2 ataulebih;
Gelisah, rewel/ mudah marah, Mata cekung, Haus,minum dengan
lahap, Cubitan kulit perut kembali lambat
- Diare tanpa dehidrasi : Tidak cukup tanda-tanda untuk
diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atauringan/sedang.
- Diare persisten berat : ditemukan diare lebih dari 14 hari
danterjadi dehidrasi
- Diare persisten : ditemukan diare lebih dari 14 hari dan
tanpadehidrasi
- Disentri: adanya darah dalam tinja
d) Klasifikasikan Demam Resiko Malaria
- Penyakit berat dengan demam: adanya Ada tanda bahaya,Kaku
kuduk
- Malaria : adanya Demam (pada anamnesis atau teraba panasatau
suhu ≥ 37,5 °C , Mikroskopis RDT positif
- Demam mungkin bukan malaria : adanya RDT negatif,Ditemukan
penyebab demam lainnya
- Penyakit berat dengan demam (Tanpa Risiko Malaria dan tidak
ada riwayat bepergian ke daerah malaria): adanya Ada tanda
bahaya, Kaku kuduk
- Demam bukan malaria: Tidak ada tanda bahaya umum, Tidak ada
kaku kuduk
d) Klasifikasi Campak
- Campak dengan komplikasi berat : Ada tanda bahaya
umum,Adanya kekeruhan pada kornea mata, Ada luka di mulut
yangdalam atau luas

13
- Campak dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut :
Adananah pada mata, Ada luka pada mulut
- Campak: Campak sekarang atau dalam 3 bulan terakhi
e) Klasifikasikan Demam Berdarah Dengue
- Demam Berdarah Dengue (DBD): ada tanda tanda syok
ataugelisah, muntah bercampur darah/seperti kopi, berak
berwarnahitam, perdarahan dari hidung atau gusi, bintik-bintik
perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniket positif, seringmuntah
- Mungkin DBD: demam mendadak tinggi dan terus menerus,nyeri
ulu hati atau gelisah, bintik-bintik perdarahan di kulit danuji
torniket (-)
- Demam Mungkin Bukan DBD: tidak ada satupun gejala diatas
f) Klasifikasikan Masalah Telinga
- Mastoiditis : Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
- Infeksi Telinga Akut : nyeri telinga, rasa penuh di telinga
dandapat keluar cairan dari telinga selama kurang dari 14 hari
- Infeksi Telinga Kronis : tampak cairan/nanah keluar daritelinga
dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih
- Tidak Ada Infeksi Telinga : Tidak ada nyeri telinga dan tidak ada
nanah keluar dari telinga
g) Klasifikasikan Status Gizi
- Gizi buruk dengan komplikasi : Terlihat sangat kurus, Edema
pada kedua kaki, BB/PB (TB) < - 3 SD ATAU LiLA < 11,5 m ,
salah satu dari; ada tanda bahaya umum, klasifikasi beratatau - ada
masalah pemberian ASI
- Gizi buruk tanpa komplikasi : Terlihat sangat kurus,
Edemaminimal (kedua punggung tangan/kaki) atau tidak tampak
edema, BB/PB (TB) < - 3 SD ATAU LiLA < 11,5 cm dantidak
ada komplikasi medis

14
- Gizi kurang : BB/PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD atau LiLAantara
11,5 cm - < 12,5 cm
- Gizi baik : BB/PB (TB) antara - 2 SD - + 2 SD atau LiLA ≥12,5
cm
h) Klasifikasikan Anemia
- Anemia berat : Telapak tangan sangat pucat
- Anemia : Telapak tangan agak pucat
- Tidak anemia : Tidak ditemukan tanda kepucatan pada telapak
tangan
i) Klasifikasikan Status HIV
- Infeksi HIV terkonfirmasic: Anak usia 18 bulan keatas dan
TesHIV Positif
- Infeksi HIV terkonfirmasi : Anak usia < 18 bulan dan tes
HIVPositif, ATAU Ibu HIV Positif dan anak HIV Negatif
tapimasih mendapat ASI kurang dari 6 minggu sebelum anak
diTes HIV, atau Ibu HIV Positif dan status HIV anak tidak
diketahui
- Diduga terinfeksi HIV : Anak usia < 18 bulan dan tes HIVPositif,
ATAU Ibu HIV Positif dan anak HIV Negatif tapimasih mendapat
ASI kurang dari 6 minggu sebelum anak diTes HIV, atau Ibu HIV
Positif dan status HIV anak tidak diketahui
- Kemungkinan bukan infeksi HIV : Anak tes HIV negatif atauIbu
Tes HIV Negatif
4. Langkah Penilaian dan Klasifikasi MTBS
Petugas memakai tool yang disebut Algoritma MTBS untuk melakukan
penilaian/pemeriksaan dengan cara:
a. penilaian tanda dan gejala
Pada tahap kerja, petugas melakukan penilaian atau pemeriksaandengan
menanyakan kepada orang tua atau wali, apa saja keluhan anak. Kemudian
petugas memeriksa dengan cara ‘’lihat dan dengar” atau “lihat dan raba”.

15
Petugas akan melihat atau memeriksa apakah anak tampak letargis atau tidak
sadar.
1) umur 0-2 bulan
Pada penilaian tanda dan gejala yang pertama kali dilakukan pada balita
umur 1 hari sampai 2 bulan adalah:
a) Pertama menilai adanya kemungkinan penyakit sangat berat
atauinfeksi bakteri
b) Kedua, adanya tanda atau gejala ikterusc
c) Ketiga, adanya tanda atau gejala diare
d) Keempat, adanhya tanda dan gejala HIV
e) Kelima, adanya tanda atau gejala kemungkinan berat badan rendahdan
masalah pemberian ASI
f) Keenam, melakukan pemeriksaan pada status vitamin
g) Ketujuh, melakukan pemeriksaan pada status imunisasi
2) umur 2 bulan-5 tahun
Pada penilaian tanda dan gejala pada bayi umur 2 bulan sampaidengan 5
tahun ini yang dinilai adalah ada tidaknya tanda bahayaumum (tidak bisa
minum atau menyusu, muntah, kejang, letargis atautidak sadar) dan
keluhan seperti batuk atau kesukaran bernafas, adanyadiare, demam,
masalah telinga, malnutrisi, anemia dan lain-lain.
a) Penilaian pertama, keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya
umum, tarikan dinding dada ke dalam, stridor, nafas cepat.
b) Penilaian kedua, keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis,mata
cekung, tidak bisa minum atau malas makan, turgor jelek,gelisah,
rewel, haus atau banyak minu.
c) Penilaian ketiga, tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya
umum, kaku kuduk dan adanya infeksi lokal.
d) Penilaian keempat, tanda masalah telinga seperti nyeri padatelinga,
adanya pembengkakkan.

16
e) Penilaian kelima, tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah
kurus, bengkak pada kedua kaki, telapak tangan pucatdan sebagainya.
b. penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
Petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasiltanya-jawab
dengan orang tua dan pemeriksaan. Adapun klasifikasiMTBS sebagai berikut:
1) Bayi muda umur kurang dari 2 bulan
a) Klasifikasikan adanya kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau
Infeksi Bakteri
- Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Berat : adanyagejala
Tidak mau minum atau memuntahkan semua, Riwayatkejang,
Bayi bergerak hanya ketika distimulasi atau tidak bergerak sama
sekali, Napas cepat (≥ 60 kali/menit), Napaslambat (≤ 30
kali/menit), Tarikan dinding dada ke dalam yangsangat kuat, Suhu
tubuh ≥ 37,5 ˚C, Ÿ Suhu tubuh ˂ 35,5 ˚C, Nanah yang banyak di
mata, Pusar kemerahan meluas sampaike dinding perut >1 cm.
- Infeksi Bakteri Lokal : adanya gejala salah satu dari tanda
ini;Pusar kemerahan/bernanah, Pustul di kulit, Mata bernanah.
- Mungkin Bukan Infeksi : Tidak terdapat salah satu tanda diatas
b) Klasifikasikan : Ikterus
- Ikterus berat : adanya gejala Timbul kuning pada hari
pertama(<24 jam) setelah lahir, Kuning pada telapak tangan
dantelapak kaki
- kterus : adanya gejala timbul kuning pada umur ≥ 24 jamsampai
umur 14 hari, Kuning tidak sampai telapak tangan dantelapak kaki
- Tidak ada ikterus : gejala tidak kuning
c) Klasifikasikan Diare untuk dehidrasinya
- Diare dehidrasi berat: terdapat 2 atau lebih tanda gejala; bergerak
hanya jika dirangsang atau tidak bergerak samasekali, Mata
cekung, Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

17
- Diare dehidrasi ringan/ sedang : terdapat 2 atau lebih tandagejala;
Gelisah/rewel, Mata cekung, Cubitan perut kembalilambat
- Diare tanpa dehidrasi : Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat
atau ringan/sedang
d) Klasifikasikan Status HIV
- Terpajan HIV : adanya tanda gejala: Ibu HIV positif DAN
bayimasih mendapatkan ASI atau berhenti menyusu < 6 minggu
pada saat ibu di tes HIV atau Ibu HIV positif dan bayi belum dites,
atau Bayi HIV positif
- Mungkin bukan infeksi HIV: adanya tanda dan gejala Ibu HIV
Negatif atau Bayi Tes HIV Negatif atau Ibu HIV positif dan bayi
HIV negatif setelah berhenti ASI < 6 minggu
e) Klasifikasikan Berat Badan Menurut Umur Dan/Atau
MasalahPemberian ASI
- Berat Badan Rendah Menurut Umur Dan/Atau Masalah
Pemberian Asi : adanya gejala Berat badan menurut umur rendah,
ASI kurang dari 8 kali/hari, Mendapat makanan atauminuman lain
selain ASI, Posisi bayi salah, Tidak melekatdengan baik, Tidak
mengisap dengan efektif, Terdapat lukaatau bercak putih ( thrush
) di mulut, Terdapat celah bibir / langit-langit, Ibu HIV positif,
Mencampur pemberian ASIdengan makanan lain
- Berat Badan Tidak Rendah Dan Tidak Masalah Pemberian Asi:
tidak terdapat tanda/gejala di atas
f) Klasifikasikan Berat Badan Menurut Umur Dan/Atau
MasalahPemberian Minum
- Berat badan rendah menurut umur dan / atau masalah pemberian
minum : adanya tanda dan gejala Barat badan berdasarkan umur
rendah, Pemberian minum kurang dari 8kali/hari, menggunakan
botol, Cara menyiapkan ataumembersihkan perlengkapan minum

18
bayi tidak sesuai atautidak higienis, Terdapat luka atau bercak
putih (thrush) dimulut
- Berat Badan Tidak Rendah Dan Tidak Ada Masalah Pemberian
Minum : tidak terdapat tanda/gejala di atas
2) balita umur 2 bulan-5 tahun
a) Klasifikasi tanda bahaya umum, perlu penanganan segera
- Penyakit sakit berat : adanya tanda gejala Tidak bisa minumatau
menyusu, Memuntahkan semua makanan dan/atauminuman,
Pernah atau sedang mengalami kejang, Rewel ataugelisah,
Letargis atau tidak sadar, Ada stridor, Tampak biru(sianosis),
Ujung tangan dan khaki pucat dan dingin
b) Klasifikasikan Batuk atau Sukar Bernapas
- Pneumonia berat : adanya tanda gejala tarikan dinding dada
kedalam , atau Saturasi Oksigen < 90%
- Pneumonia : adanya tanda gejala nafas cepat
- Batuk bukan pneumonia : Tidak ada tanda-tanda PneumoniaBerat
maupun Pneumonia
c) Klasifikasikan Diare
- Diare dehidrasi berat : : adanya tanda gejala Letargis atau tidak
sadar, Mata Cekung, Tidak bisa minum atau malas
minum,Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
- Diare dehidrasi ringan/ sedang : adanya tanda gejala 2 ataulebih;
Gelisah, rewel/ mudah marah, Mata cekung, Haus,minum dengan
lahap, Cubitan kulit perut kembali lambat
- Diare tanpa dehidrasi : Tidak cukup tanda-tanda untuk
diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atauringan/sedang.
- Diare persisten berat : ditemukan diare lebih dari 14 hari
danterjadi dehidrasi
- Diare persisten : ditemukan diare lebih dari 14 hari dan
tanpadehidrasi

19
- Disentri: adanya darah dalam tinja
d) Klasifikasikan Demam Resiko Malaria
- Penyakit berat dengan demam: adanya Ada tanda bahaya,Kaku
kuduk
- Malaria : adanya Demam (pada anamnesis atau teraba panasatau
suhu ≥ 37,5 °C , Mikroskopis RDT positif
- Demam mungkin bukan malaria : adanya RDT negatif,Ditemukan
penyebab demam lainnya
- Penyakit berat dengan demam (Tanpa Risiko Malaria dan tidak
ada riwayat bepergian ke daerah malaria): adanya Ada tanda
bahaya, Kaku kuduk
- Demam bukan malaria: Tidak ada tanda bahaya umum, Tidak ada
kaku kuduk
e) Klasifikasikan Campak
- Campak dengan komplikasi berat : Ada tanda bahaya
umum,Adanya kekeruhan pada kornea mata, Ada luka di mulut
yangdalam atau luas
- Campak dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut : Adananah
pada mata, Ada luka pada mulut
- Campak: Campak sekarang atau dalam 3 bulan terakhir
f) Klasifikasikan Demam Berdarah Dengue
- Demam Berdarah Dengue (DBD): ada tanda tanda syok
ataugelisah, muntah bercampur darah/seperti kopi, berak
berwarnahitam, perdarahan dari hidung atau gusi, bintik-bintik
perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniket positif, seringmuntah
- Mungkin DBD: demam mendadak tinggi dan terus menerus,nyeri
ulu hati atau gelisah, bintik-bintik perdarahan di kulit danuji
torniket (-)
- Demam Mungkin Bukan DBD: tidak ada satupun gejala diatas
g) Klasifikasikan Masalah Telinga

20
- Mastoiditis : Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
- Infeksi Telinga Akut : nyeri telinga, rasa penuh di telinga dandapat
keluar cairan dari telinga selama kurang dari 14 hari
- Infeksi Telinga Kronis : tampak cairan/nanah keluar daritelinga
dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih
- Tidak Ada Infeksi Telinga : Tidak ada nyeri telinga dan tidak ada
nanah keluar dari telingah.
h) Klasifikasikan Status Gizi
- Gizi buruk dengan komplikasi : Terlihat sangat kurus, Edema
pada kedua kaki, BB/PB (TB) < - 3 SD ATAU LiLA < 11,5 cm ,
salah satu dari; ada tanda bahaya umum, klasifikasi beratatau - ada
masalah pemberian ASI
- Gizi buruk tanpa komplikasi : Terlihat sangat kurus,
Edemaminimal (kedua punggung tangan/kaki) atau tidak tampak
edema, BB/PB (TB) < - 3 SD ATAU LiLA < 11,5 cm dantidak
ada komplikasi medis
- Gizi kurang : BB/PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD atau LiLAantara
11,5 cm - < 12,5 cm
- Gizi baik : BB/PB (TB) antara - 2 SD - + 2 SD atau LiLA ≥12,5
cm
i) Klasifikasikan Anemia
- Anemia berat : Telapak tangan sangat pucat
- Anemia : Telapak tangan agak pucat
- Tidak anemia : Tidak ditemukan tanda kepucatan pada telapak
tangan
j) Klasifikasikan Status HIV
- Infeksi HIV terkonfirmasi : Anak usia 18 bulan keatas dan
TesHIV Positif
- Infeksi HIV terkonfirmasi : Anak usia < 18 bulan dan tes
HIVPositif, ATAU Ibu HIV Positif dan anak HIV Negatif

21
tapimasih mendapat ASI kurang dari 6 minggu sebelum anak
diTes HIV, atau Ibu HIV Positif dan status HIV anak tidak
diketahui
- Diduga terinfeksi HIV : Anak usia < 18 bulan dan tes HIVPositif,
ATAU Ibu HIV Positif dan anak HIV Negatif tapimasih mendapat
ASI kurang dari 6 minggu sebelum anak diTes HIV, atau Ibu HIV
Positif dan status HIV anak tidak diketahui Kemungkinan bukan
infeksi HIV : Anak tes HIV negatif atauIbu Tes HIV Negatif.
5. Langkah Penentuan Tindakan/Pengobatan MTBS
a. Penentuan tindakan/ pengobatan dilakukan setelah menetapkan
masalahkesehatan yang terjadi pada balita sesuai dengan klasifikasinya
berdasarkan dari tanda dan gejala suatu penyakit tersebut. Contonhya:anak
yang mungkin DBD, tindakan/pengobatan yang dapat dilakukanyaiu:
1) Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi (≥ 38,5 ° C), tidak
boleh golongan salisilat dan ibuprofen. Pemberian dosis di
sesuaikandengan BB anak, serta jenis obat yang diberikan baik itu tablet
atausirup.
2) Nasihati untuk lebih banyak minum: oralit/cairan lain.
3) Nasihati kapan kembali segera.
4) Kunjungan ulang 1 hari jika tetap demam
b. Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas
akanmengklasifikasi keluhan/penyakit anak, setelah itu melakukan langkah-
langkah tindakan/ pengobatan yang telah ditetapkan dalam
penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dilakukan antara lain:
1) Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah; Mengajari ibu
caramengobati infeksi lokal di rumah;
2) Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit
dirumah, misal aturan penanganan diare di rumah; Memberikankonseling
bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama anak sakit maupun
dalam keadaan sehat

22
3) Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan, danlain-
lain
c. Tindakan dan pengobatan berdasarkan penyakit
1) Pneumonia
a) Pengobatan pneumonia berat :
1. Berikan dosis pertama antibiotika
2. Kotrimoksazol dan amoksilin.
3. Lakukan rujukan segera.
b) Pneumonia saja
1. Berikan antibiotika yang sesuai selam 5 hari,
2. Berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk,
3. Beri tahu ibu atau keluarga
4. Lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari.
c) Batuk bukan pneumonia
1. Berikan pelega tenggorokan
2. Beri tahu ibu dan keluarga,
3. Lakukan kunjungan ulang setelah 5 hari
2) Dehidrasi
a) Pengobatan dehidrasi berat :
1. Berikan cairan intravena secepatnya, berikan oralit, berikan100
ml/kg RL atau NACL
2. Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi,apabila
belum membaik berikan tetesan intravena cepat.
3. Berikan oralit (kurang lebih 5ml/kg/jam) segera setelah anak mau
minum.
4. Lakukan monitoring kembali setelah 6 jam pada bayi dan 3 jam
pada anak.
5. Anjurkan untuk tetap memberikan ASI
b) Pengobatan dehidrasi ringan atau sedang :
1. Lakukan pemberian oralit 3 jam pertama.

23
2. Lakukan monitoring setelah 3 jam pemberian terhadap
tingkatdehidrasi.
c) Pengobatan tanpa dehidrasi :
1. Berikan cairan tambahan sebanyak anak mau, dan lakukan
pemberian oralit apabila anak tidak memperoleh ASI eksklusif.
2. Lanjutkan pemberian makan
3) Diare persistenTindakan ditentukan oleh dehidrasi, kemudian jika
ditemukanadanya kolera, maka pengobatan yang dapat dianjurkan adalah
pilihan pertama antibiotik Kotrimoksazol dan pilihan kedua
adalahTetrasiklin
4) DisentriTindakan pada disentri dapat dilakukan dengan pemberian
antibiotik yang sesuai, misalnya pilihan pertamanya adalah Kotrimoksazol
dan pilihan keduanya adalah asam Nalidiksat.
5) Risiko Malaria
Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi risiko malariaadalah
sebagai berikut:
a) Pemberian kinin (untuk malaria dengan penyakit berat)
secaraintramuskukar. Selanjutnya anjurkan anak tetap berbaring dalam
1 jam dan ulangi suntikan kina pada 4 dan 8 jam kemudian.Selanjutnya
12 jam sampai anak mampu meminum obat malariasecara oral dan
jangan memberikan suntikan kina sampai denganlebih dari 1 minggu
dan pada risiko rendah jangan berikan padaanak usia kurang dari 4
bulan.
b) Pemberian obat antimalaria oral ( untuk malaria saja) denganketentuan
dosis sebagai berikut untuk pilihan antimalaria pertamaadalah
klorokuin + primakuin dan pilihan kedua adalah sulfadoksin primetin
+ primakuin (untuk anak ≥ 12 bulan) dantablet kina (untuk anak < 12
bulan)

24
c) Lakukan pengamatan selama 30 menit sesudah pemberianklorokuin
dan apabila dalam waktu tersebut terdapat muntah makaulangi
pemberian klorokuin.
d) Pemberian antibiotik yang sesuai
e) Mencegah penurunan kadar gula darah.
f) Pemberian parasetamol apabila terjadi demam tinggi (≥ 38,5derajat
celcius).
6) Campak
Pada campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a) Apabila campak dijumpai dengan komplikasi berat, makatindakannya
adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang sesuai,salep mata
tetrasiklin, atau kloramfenikol.
b) Apabila dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian
parasetamoldianjurkan jika disertai demma tinggi (38,5 derajat
celcius),kemudian apabila campak disertai komplikasi mata dan
mulutditambahkan dengan pemberian gentian violet, jika hanya
campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain,
makatindakannya hanya diberikan vitamin A
7) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada demam berdarah dengue, tindakan yang dapat dilakukan antara lain
apabila ditemukan syok, maka segera diberi cairan intravena, pertahankan
kadar gula darah. Bila dijumpai demam tinggi,maka berikan parasetamol
dan caira atau oralit bila dilakukan rujukanselama perjalanan. Ketentuan
pemberian cairan pra-rujukan padademam berdarah:
a) Berikan cairan ringer laktat, jika memungkinkan beri glukosa 5%ke
dalam ringer laktat melalui intravena atau apabila tidak berikanoralit
atau cairan per oral selama perjalanan.
b) Apabila tidak ada, berikan cairan NaCl 10-20 ml/kgBB/30menit.

25
c) Pantau selama setelah 30 menit dan bila nadi teraba, berikan cairan
intravena dengan tetesan 10 ml/kgBB dalam 1 jam. Apabila nadintidak
teraba berikan cairan dengan tetesan 15-20 ml/kgBB dalam 1 jam.
8) Masalah telinga
Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telinga dapat dilakukan
antara lain dengan memberikan dosis pertama untuk antibiotik yang sesuai.
Parasetamol dapat diberikan apabila dijumpai demam tinggi, apabila ada
ifeksi akut pada telinga, maka pengobatan sama seperti mastoiditis krnis
ditambah dengan mengeringkan telinga dengan kain penyerap
9) Status Gizi
Tindakan yang dapat dilakukan antara lain pemberian vitamin A.Apabila
anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dandijumpai
adanya anemia, maka dapat dilakukan pemberian tablet zat besi. Jika
berada di daerah risiko tinggi malaria, dapat diberikan antimalaria oral dan
pirantel pamoat hanya diberikan untuk anak usia 4 bulan atau lebih dan
belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta hasil pemeriksaan
tinja positif.

26
DAFTAR PUSTAKA
Danal, P. H., Damanik, S. M., Simon, M. G., Muaningsih, Hepilita, Y., Mariati, L. H.,
Astuti, M. A., Sugiarti, Dewi, I., & Nasir, A. (2021). Keperawatan Anak (Masalah
Kesehatan Pada Anak Dengan Pendekatan Proses Keperawatan). Rizmedia
Pustaka Indonesia.
Firmansyah, H., Fetriyah, U. H., Pangesti, N. A., Badi’ah, A., Widniah, A. Z., Lani, T.,
Irianti, D., Sari, D. A., Mendri, N. K., Mbaloto, F. R., Laksmi, I. G. A. P. S.,
Nelista, Y., Indah, S. A. N., Jennifa, & Ariani, M. (2021). Keperawatan
Kesehatan Anak Berbasis Teori dan Riset. CV. Media Sains Indonesia.
Handriana, I. (2016). Keperawatan Anak. LovRinz Publishing.
Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Wineka Media.
Rahayu, S. F., Mariani, Anggereyane, E., Nainggolan, S. S., Tiala, N. H., Aji, S. P.,
Nur, Q., Utama, Y. A., Situmeang, L., Wardin, I., Penyami, Y., Nuliana, W., &
Megasari, A. L. (2022). Keperawatan Anak. PT. Global Eksekutif Teknologi.
Widiastuti, A., Megasari, A. L., Kuswanto, Madu, Y. G., Pujiani, Juairiah,
Doloksabiru, T. M., Septiani, N., Yudianto, A., Saranga, J. L., Tandean, A. F.,
Rahim, R., Muthmainnah, Rahayu, H. S., Agustina, A. N., & Suwarti, T. (2022).
Asuhan Keperawatan Anak. yayasan kita menulis.

27

Anda mungkin juga menyukai