Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya penulisan Laporan
Tahunan Program Manajemen Terpadu Balita Sakit Tahun 2016 ini. Tak lupa shalawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta kelurga dan
sahabatnya.

Penulisan laporan ini dilakukan setiap tahun sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan
program tahun ini serta sebagai bahan perencanaan kegiatan program tahun depan., sehingga
diharapkan pelaksanaan program MTBS ini selalu berkembang kea rah yang lebih baik.

Tak lupa kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah melaksanakan
program MTBS ini semoga selalu mendapatkan limpahan keberkahan dari – Nya, Amin

Serang, Januari 2016


Pengelola Program MTBS
Puskesmas Cinangka

Atik Mustika, SKM, MKM


NIP. 19751120 200212 2 005

Laporan MTBS tahun 2016 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………3


B. TUJUAN ………………………………………………………………………………….4

BAB II DATA SITUASI ………………………………………………………………………...5

BAB III PELAKSANAAN ………………………………………………………………………6

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………………7

LAMPIRAN

Laporan MTBS tahun 2016 2


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Intedrated


Management Of Chilhood Ilnes ( IMCT ) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi
/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan focus kepada kesehatan anak usia 0 – 5
tahun ( balita ). Secara menyeluruh MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan
tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan
upaya yang ditujukan untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti
Puskesmas, Pustu, Polides , Poskesdes dll.
Bila dilakukak dengan baik upaya ini tergolong lengkap untuk mengantisipasi
penyakit – penyakit yag sering menyebabkan kematian bayi dan balita. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya kuratif, preventif, perbaikan gizi, imunisasi dan konseling.
Badan kesehatan dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok
diterapkan negara – Negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan
dan kecacatan pada bayi dan balita.
Praktek MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan yaitu :
o Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana balita sakit
( petugas kesehatan non dokter yang telah terlatih MTBS dapat memeriksa dan
menangani pasien balita).
o Memperbaiki system kesehatan(banyak program kesehatan terintegrasi di dalam
pendekatan MTBS
o Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan
upaya pencarian pertolongan balita sakit ( berdampak meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

Mengapa MTBS sangat cocok diterapkan di Puskesmas ?

Pada sebagian besar balita sakit yag dibawa berobat ke puskesmas, keluhan
tunggal kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO tiga dari empat balita sakit
seringkali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari
5 penyakit tersering pada balita yang menjadi focus MTBS.

Pendekatan MTBS dapat mengakomodirhal ini karena dalam setiap pemeriksaan


MTBS semua aspek/kondisi yang sering menyebabkan keluhan anak akan ditanyakan dan
diperiksa.

Laporan MTBS tahun 2016 3


Menurut laporan Bank Dunia ( 1993 ), MTBS merupakan jenis intervensi yang
cost Efektif yang memberikan dampak terbear pada beban penyakit secara global.

A. TUJUAN
Menurunkan secara bermakna angka kematian dan kesakitan yang terkait penyakit
tersering pada balita.
Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.

Laporan MTBS tahun 2016 4


BAB II

DATA SITUASI

A. BATAS WILAYAH

Puskesmas Cinangka berada di Wilayah Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang


yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pandeglang, dengan batas sebelahbarat selat
sunda, batas timur kecamatan Padarincang,. Batas utara Kecamatan Anyer dan batas
Selatan Kabupaten Pandeglang. Luas wilayah kerja Puskesmas Cinangka 12.814 km2,
terdiri dari 14 desa.

B. JUMLAH PENDUDUK

Jumlah penduduk 50.934 jiwa terdiri dari penduduk laki – laki 26.602 jiwa, wanita
24.332 jiwa.

C. FASILITAS KESEHATAN
o Puskesmas induk :1
o Puskesmas Pembantu :3
o Poskesdes :1
o Posyandu : 67 Pos
o Bidan Praktek Mandiri : 1 orang
o Klinik kesehatan : 1 orang
o Dokter Praktek Swasta : 1 orang

D. SDM KESEHATAN
o Dokter umum : 1 orang
o Bidan puskesmas : 4 orang
o Bidan Desa : 10 Orang
o Perawat : 1 orang
o Perawat gigi : 1 orang
o Sanitarian : 1 orang
o Analis : 1 orang

E. SASARAN
o Neonatus : 973 orang
o Bayi : 927 orang
o Balita : 5.348 orang

Laporan MTBS tahun 2016 5


BAB III

PELAKSANAAN

Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh petugas
kesehatan yang telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut algoritma MTBS untuk
melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada orang tua/wali, apa
saja keluhan – keluhan/ masalah anak kemudian memeriksa dengan cara lihat dan dengar
atau lihat dan raba. Setelah itu petugas akan mengklarifikasikan semua gejala
berdasarkan hasil Tanya jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil klarifikasi penyakit,
petugas akan menentukan tindakan/pengobatan misalnya anak dengan klasifikasi
Pneuminia berat atau penyakit sangat berat akan dirujuk ke dokter puskesmas.

Algoritme ini begitu sistematis dan terintegrasinya pendekatan MTBS ketika anak
sakit datang berobat, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali secara
berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda – tanda bahaya umum, seperti :
o Apakah anak bisa minum/ menyusu ?
o Apakah anak selalu memuntahkan semuanya ?
o Apakah anak menderita kejang ?
o Kemudian petugas akan melihat/ memeriksa apakah anak tampak letargis/tidak
sadar ?
o Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain :
o Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas ?
o Apakah anak menderita diare ?
o Apakah anak demam ?
o Apakah anaka menderita masalah telinga?
o Memeriksa status gizi
o Memeriksa anemia
o Memeriksa status imunisasi
o Memeriksa status pemberian vitamin A
o Menilai masalah/keluhan – keluhan lain
Berdasarkan hasil penilaian hal – hal tersebut diatas, petugas akan
mengklasifikasi keluhan/penyakit anak, setelah itu petugas melakukan langkah –

Laporan MTBS tahun 2016 6


Langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian/klasifikasi
tindakan yang dilkakukan dapat berupa:
o Mengajari ibu cara memberika obat oral di rumah
o Mengajari ibu cara mengobati lika infeksi lokal di rumah
o Menjelaskan kepada ibu tentang aturan – aturan perawatan anak sakit di rumah,
missal aturan penanganan diare di rumah
o Memberikan konseling bagi ibu, missal anjuran pemberian makanan selama anak
sakit maupun dalam keadaan sehat
o Menasehati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan
Perlu diketahui untuk bayi yang berusia s/d 2 bulan, dipakai penilaian dan
klasifikasi bagi bayi muda ( 0 – 2 bulan ) memakai manajemen terpadu bayi muda
(MTBM) yang merupakan bagian dari MTBS.
MTBS di Puskesmas Cinangka dilakukan setiap hari kerja. Pasien dilayani
diruang khusus dengan 3 orang petugas setiap harinya.
Pelayanan dilakukan dengan menggunakan format MTBS bagi bayi balita yang
menderita penyakit yang termasuk focus MTBS. Kasus terbanyak yang diderita oleh
balita sakit yaitu batuk bukan pneumonia, sementara penyakit yang banyak diderita oleh
balita muda yaitu mungkin bukan infeksi ( data terlampir ).
Dalam pelaksanaan pelayanan MTBS di Puskesmas Cinangka perlu didukung
dengan sarana prasarana, peralatan yang belum terpenuhi diantaranya timbangan bayi,
thermometer ( sering rusak ).

Laporan MTBS tahun 2016 7


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan MTBS di puskesmas sangatlah penting, karena dengan menerapkan MTBS
dalam pelayanan anak sakit dapat menjaring beberapa penyakit dari satu anak, yang
biasanya keluhan sakitnya anak tidak tunggal.
Pelaksanaan MTBS di puskesmas perlu didukung oleh semua komponen, baik obat,
peralatan, SDM maupun Format – format
Dalam pelaksanan MTBS di puskesmas diperlukan tenaga yang sudah terlatih, sehingga
pelayanan dapat terselenggara dengan baik.

B. Saran
1. Puskesmas
Diharapkan segera menyediakan peralatan yang diperlukan seperti timbangan bayi
dan thermometer.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
Segera memberikan pelatihan MTBS kepada tenaga kesehatan, baik perawat bidan
maupun dokter.

Laporan MTBS tahun 2016 8

Anda mungkin juga menyukai