Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TAHUNAN MTBS

(MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT)


PUSKESMAS MAJALAYA
TAHUN 2022

OLEH
ENENG YUNI YULIAWATI, A.Md.Keb
Nip : 197007051992032007

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG


PUSKESMAS MAJALAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan  menyelesaikan laporan tahunan MTBS
(Manajement Terpadu Balita Sakit) di Puskesmas Majalaya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi pelaporan tahunan pemegang program MTBS
kepada pihal Puskesmas Majalaya.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.

Majalaya, Januari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
I. Latar Belakang..................................................................................................................3
II. Tujuan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).............................................................3
III. Ruang Lingkup Manajemen Terpadu Balita Sakit.........................................................4
IV. Protap Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit....................................................4
V. Langkah-Langkah Kegiatan...............................................................................................4
VI. Identifikasi tindakan MTBS...........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................6
I. Konsep Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)............................................................6
i. Pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)..................................................6
ii. Materi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).........................................................6
iii. Manfaat Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit................................................7
iv. Gambaran Singkat Penatalaksanaan MTBS..................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................8
DATA TABEL DAN GRAFIK........................................................................................................8
I. Tabel Rekapitulasi MTBS & MTBM...................................................................................8
II. Grafik Kunjungan MTBS.................................................................................................11
BAB IV...................................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................................17
I. Kesimpulan....................................................................................................................17
II. Saran..............................................................................................................................18
DOKUMEN PENDUKUNG.......................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan
(balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi
suatu pendekatan atau cara penatalaksanaan balita sakit.
Derajat kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan, kelompok,
maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan hidup, mortalitas,
morbiditas, dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat
luas, yakni bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya keadaan
kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental.
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta
unsur-unsur mortalitas yang memengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Untuk
kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah angka harapan hidup waktu
lahir (Lo). Sedangkan untuk mortalitas telah disepakati lima indikator yaitu angka
kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita (AKABA) per
1000 kelahiran hidup, angka kematian pneumonia pada balita per 1000 balita, angka
kematian diare pada balita per 1000 balita per 1000 balita dan Angka Kematian Ibu
melahirkan (AKI) per 1000 kelahiran.

II. Tujuan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)


a. Meningkatkan keterampilan petugas
b. Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah
d. Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
e. Memperbaiki sistem kesehatan

3
III. Ruang Lingkup Manajemen Terpadu Balita Sakit
a. Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan
b. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun
c. Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi
d. Konseling bagi ibu Tindakan dan pengobatan
e. Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut

IV. Protap Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit


a. Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan

utama, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit
lainnya.
b. Pemeriksaan : Untuk bayi umur 1hari-2 bulan Periksa kemungkinan kejang,
gangguan nafas, suhu tubuh, adanya infeksi, ikterus, gangguan pencernaan, BB,
status imun.
c. Untuk bayi 2 bulan -5 tahun Keadaan umum, respirasi, derajat dehidrasi, suhu,
periksa telinga, status gizi, imun, penilaian pemberian makanan.
d. Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter.

V. Langkah-Langkah Kegiatan
a. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang pelayanan MTBS

b. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan


c. Petugas melaksanakan anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan
e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikan dan
memberikan penyuluhan
f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedomen MTBS bila perlu dirujuk
ke ruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter.

4
VI. Identifikasi tindakan MTBS
Pengambilan keputusan oleh petugas dalam menangani diare, tindakan MTBS
mencangkup 3 rencana terapi :
1. Terapi A
Terapi dirumah untuk mencegah dehidrasi, cairan yang biasa diberikan berupa oral
gula-garam, sayuran dan sup yang mengandung garam.
2. Terapi B
Dehidrasi sedang dengan pemberian CRO. Ex : oralit
3. Terapi C
Dehidrasi berat dengan pemberian cairan RL

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)


II. Pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah modul yang secara rinci
menjelaskan penanganan balita sakit yang datang ke fasilitas kesehatan (Syafrudin &
Hamidah, 2009). Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated
Management of Childhood Illness (IMCI dalam Bahasa Inggris) merupakan suatu
pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam tatalaksana balita sakit usia 0-5 tahun
secara menyeluruh (Maryunani, 2014). Menurut Maryunani (2014): (1) Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu bentuk manajemen yang dilakukan
secara terpadu, tidak terpisah; (2) Dikatakan ‘terpadu dan terintegrasi’ karena bentuk
manajemen atau pengelolaannya dilaksankan secara Bersama dna penanganan kasusnya
tidak terpisah-pisah, yang meliputi manajemen anak sakit, pemberian nutrisi, pemberian
imunisasi, pencegahan penyakit, dan promosi untuk tumbuh-kembang; (3) Disamping
itu juga, pelaksanaan MTBS yang terpadu ini sangat cocok untuk balita yang berobat ke
puskesmas.

III. Materi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)


Penilaian Anak Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun dengan memeriksa tanda
bahaya umum dan menanyakan keluhan utama seperti apakah anak sukar bernafas,
menderita diare, serta mempunyai masalah telinga. Penilaian bayi muda umur kurang
dua bulan dengan memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi,
memeriksa apakah bayi ikterus, apakah bayi diare, memeriksa status HIV, memeriksa
kemungkinan bayi dengan berat badan rendah, serta masalah pada pemberian ASI
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Terdapat klasifikasi dalam buku
bagan MTBS, yang dimaksud klasifikasi pada buku bagan MTBS bukan klasifikasi
penyakit, tetapi klasifikasi penggolongan derajat keparahan yang dialami balita sakit.
Warna pada klasifikasi untuk penggolongan derajat keparahan balita sakit yakni: warna
merah yang berarti anak memerlukan penanganan segera atau perlu dirujuk, warna
kuning anak memerlukan pengobatan spesifik pada layanan kesehatan, serta warna

6
hijau yang berarti anak hanya memerlukan perawatan dirumah (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).

IV. Manfaat Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit


Manfaat dalam penerapan MTBS pada negara berkembang yakni menurunkan
angka kematian, karena dapat mengkombinasikan pemeriksaan lima penyakit yang
dominan diderita oleh balita, serta terdapat sembilan penyakit yang harus dicegah pada
balita. Dilakukan pemantauan status gizi pada balita untuk mencegah terjadinya
kekurangan gizi, pada balita yang sudah terdiagnosis gizi buruk, maka pada bagan
MTBS terdapat langkah memperbaiki status gizi, kemudian konseling kepada ibu
mengenai pemberian makanan pada anak, pemberian ASI (Air Susu Ibu. Meningkatkan
pemanfaatan layanan kesehatan. Adanya buku bagan MTBS dapat menurunkan tingkat
kesalahan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan (Maryunani, 2014).

V. Gambaran Singkat Penatalaksanaan MTBS


Balita sakit yang datang ke Puskesmas ditangani oleh petugas kesehatan yang
ada di Puskesmas yang sudah mengikuti pelatihan MTBS. Pertama, petugas kesehatan
memakai tools yang disebut algoritma MTBS untuk melakukan penilaian atau
pemeriksaan dengan menanyakan kepada orang tua atau wali, apa saja keluhan 19 anak,
dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum, seperti: apakah anak bisa minum
atau menyusu, apakah anak selalu memuntahkan semuanya, apakah anak menderita
kejang. Kemudian petugas memeriksa dengan cara ‘lihat dan dengar’ atau ‘lihat dan
raba’. Petugas akan melihat atau memeriksa apakah anak tampak letargis atau tidak
sadar. Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil
tanya-jawab dengan orang tua dan pemeriksaan, yaitu dengan menanyakan keluhan
utama, apakah anak menderita batuk atau sulit bernafas, apakah anak menderita diare,
apakah anak demam, apakah anak mempunyai masalah telinga, serta memeriksa status
gizi anak (Maryunani, 2014).

7
BAB III

DATA TABEL DAN GRAFIK

I. Tabel Rekapitulasi MTBS & MTBM


Berikut adalah Tabel rekapitulasi hasil kegiatan MTBS & MTBM di Puskesmas
Majalaya pada tahun 2022 :

8
9
10
II. Grafik Kunjungan MTBS
Berikut adalah grafik kunjungan MTBS di puskesmas Majalaya pada tahun
2022 :

Grafik kunjungan MTBS bulan Februari 2022


Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR
TOTA
MAJA
BOJO
BIRU
2 Bln - 5 Tahun MAJA

0 < 2 bulan

0 20 40 60 80 100 120
Grafik kunjungan MTBS bulan januari 2022
Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
2 Bln - 5 Tahun BIRU
MAJALAYA

0 < 2 bulan 11

0 40 80 12
0
16
0
Grafik kunjungan MTBS bulan Maret 2022

Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun
MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 20 40 60 80 0
10

Grafik kunjungan MTBS bulan April 2022


Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

12
Grafik kunjungan MTBS bulan Mei 2022

Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun
MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 20 40 60 80 0 0 0
10 12 14

Grafik kunjungan MTBS bulan Juni 2022


Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 20 40 60 80 100 120

13
Grafik kunjungan MTBS bulan Juli 2022

Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun
MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 40 80 0 0
12 16

Grafik kunjungan MTBS bulan Agustus 2022


Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun
MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 20 40 60 80 0 0 0
10 12 14

14
Grafik kunjungan MTBS bulan September 2022
Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun
MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 40 80 0 0
12 16

Grafik kunjungan MTBS bulan Oktober 2022


Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun
MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 40 80 0 0
12 16

15
Grafik kunjungan MTBS bulan November 2022

Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 50 100 150 200 250

Grafik kunjungan MTBS bulan Desember 2022


Jml Kunjungan Balita Sakit di MTBS

LUAR WILAYAH
TOTAL DESA
MAJASETRA
BOJONG
BIRU
2 Bln - 5 Tahun
MAJALAYA

0 < 2 bulan

0 40 80 0 0 0
12 16 20

16
BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data rekapitulasi MTBS & MTBM dan kunjungan MTBS di
Puskesmas Majalaya pada tahung 2022 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

i. Jumlah balita sakit yang menderita ISPA masih mendominasi di Puskesmas


Majalaya.
ii. Angka kesakitan pada balita disebabkan Demam bukan DBD masih tinggi.
iii. Angka kesakitan pada balita disebabkan Diare masih tinggi.
iv. Ada faktor pemicu tingkat penderita ISPA yang tinggi disebabkan perokok
atau orang tua yang masih merokok didalam rumah.
v. Pengaruh lingkungan yang buruk yang tidak bisa di cegah oleh masyarakat
sehingga penderita ISPA masih tinggi.
vi. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap penyakit Demam bukan
DBD.
vii. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap penyakit Diare.
viii. Kurangnya tenaga kesehatan dalam membantu kelancaran pemeriksaan dan
pencatatan format MTBS sehingga pencatatan tidak lengkap.

17
II. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saya sebagai pemegang program MTBS di
Puskesmas majalaya memberi saran sebagai berikut :

i. Untuk menurunkan angka kesakitan pada balita disebabkan ISPA dan dipandang
perlu untuk mensosialisasikan kepada ibu balita pencegahan ISPA dengan salah
satunya untuk mencuci tangan, pencegahan penularan dari keluarga yang
menderita ISPA, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya penyakit
ISPA di dalam gedung dan di luar gedung, pendekatan secara informal atau
formal bahkan kunjungan rumah bila dipandang perlu.
ii. Untuk menurunkan angka kesakitan pada balita disebabkan Demam bukan DBD
dipandang perlu untuk mensosialisasikan kepada ibu balita pencegahan Demam
bukan DBD dengan salah satunya untuk mencuci tangan, penyuluhan kepada
masyarakat tentang bahayanya penyakit Demam bukan DBD di dalam gedung
dan di luar gedung, pendekatan secara informal atau formal bahkan kunjungan
rumah bila dipandang perlu.
iii. Untuk menurunkan angka kesakitan pada balita disebabkan Diare perlu
mensosialisasikan mencuci tangan, penyediaan ORALIT dirumah masing
masing untuk pertolongan pertama atau pencegahan awal Diare kepada
masyarakat.
iv. Penambahan tenaga kesehatan untuk membantu kelancaran dalam pemeriksaan
dan pengisian pencatatan format MTBS.

18
DOKUMEN PENDUKUNG

(Gambar 1. Penyuluhan Balita sakit dalam gedung)

19
(Gambar 2. Pemeriksaan MTBS dan MTBM di Puskesmas Majalaya)

20

Anda mungkin juga menyukai