Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai konsep Manajemen Terpadu Bayi Muda, Manajemen Terpadu Bayi
Sakit, dan Pengenalan Bayi Beresiko Tinggi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
2. PELAKSANAAN MTBM..................................................................................................7
C. KESIMPULAN..............................................................................................................25
D. SARAN...........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep dasar MTBM
2. Bagaimana cara melaksanakan MTBM
3. Apa tindakan dan Pengobatan
4. Apa definisi dari Manajemen Terpadu Balita Sakit?
5. Bagaimana tujuan MTBS?
6. Bagaimana proses manajemen kasus balita sakit
7. Bagaimana tatalaksana manajemen terhadap balita sakit umur 2 bulan - 5 tahun ?
8. Bagaimana langkah-langtkah penentuan tindakan pengobatan?
9. Bagaimana pemberian pelayanan dan tindakan lanjut?
A. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi tugas ASKEB NEONATUS DAN BAYI
2. Agar pembaca mengetahui apa itu MTBM,MTBS,PBBT
3. Mengetahui untuk apa MTBM,MTBS,PBBT
4. Agar bisa mengetahui cara menggunakan MTBM,MTBS,PBBT
5. Untuk memahami Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
6. Untuk mengetahui tujuan MTBS
7. Untuk mengetahui proses manajemen kasus balita sakit
8. Untuk mengetahui Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan - 5 tahun
9. Untuk mengetahui penentuan tindakan pengobatan
10. Untuk mengetahui pemberian pelayanan dan tindakan lanjut
BAB II PEMBAHASAN
Merupakan pendekatan yang digunakan dengan konsep yang terpadu untuk bayi
muda yang usianya 1 hari- 2 bulan baik yang berkondisi sehat ataupun sakit. Dalam
pendekatan ini juga menggunakan suatu persepsi untuk menggunakan fasilitas rawat jalan
untuk pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan dengan mengunjungi bayi muda yang
tergolong neonatal oleh petugas kesehatan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/ terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia
0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program
kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara penatalaksanaan balita uisakit. Dalam
perkembangannya MTBS juga mencakup Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 bulan tidak
termasuk pada bayi muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun.
Bayi Muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan
meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi
pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan
persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus
dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola
penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.Sebagian besar
ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda ke fasilitas kesehatan. Guna
mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan
pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas
kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi
dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu
untuk melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera.
Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2
bulan sampai 5 tahun.
2. PELAKSANAAN MTBM
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan
langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya :
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi Muda dan
untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai
cara pengisian yang sama.
1. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta
tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan bukan
sebagai diagnosis spesifik penyakit
3. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan
difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
4. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya, mendengar
jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan
mengecek pemahaman
5. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
datang untuk kunjungan ulang
Klasifikasi Diare
Jika terdapat 2 atau lebih tanda yang terdapat pada baris atas dengan penilaian dan
klasifikasi, klasifikasi status dehidrasi bayi sebagai diare dehidrasi berat. jika tidak ada
tanda sebagai mana tercantum pada baris atas,l ihat baris bawah berikutnya. jika
ditemukan 2 atau lebih tanda gejala pada baris kedua, klasifikasikan bayi muda sebagai
diare dehidrasi ringan atau sedang. jika tidak cukup tanda gejala untuk diare dehidrasi
berat atau ringan/sedang, maka bayi diklasifikasikan sebagai Diare Tanpa Dehidrasi.
Menilai Ikterus
Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara sederhana yaitu metode
“Kramer“ pada waktu memeriksa sebaiknya dibawah cahaya/sinar dan kulit ditekan
sedikit.
Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan secara cepat.
Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan
Balita muda dengan klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.
Lakukan tindakan/pengobatan dan nasihat untuk ibu termasuk kapan harus segera
kembali serta kunjungan ulang, sesuai dengan buku bagan
Kemudian catat pada formulir pencatatan semua tindakan / pengobatan yang di perlukan ,
termasuk nasehat kapan kembali segera dan kunjungan ulang .
“Tindak lanjut” berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak untuk
biaya ulang. “Manajemen terpadu bayi muda” meliputi : menilai dan membuat
klasifikasi, menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling dan tindak
lanjut pada bayi umur 1 hari sampai 2 bulan baik sehat maupun sakit. (MTBS, Modul
-1, 2004).
Pada penilaian tanda & gejala pada bayi umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun ini yang
dinilai adalah tindakannya tanda bahaya umum (tidak bisa minum atau muntah,kejang,
letargis atau tidak sadar dan keluhan seperti batuk atau kesukaran bernafas, adanya diare,
lemah, masalah telinga, mall nutrisi, anemia dan lain-lain.
2. Penilaian pertama keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya umum, tarikan
dinding wajah ke dalam, stridor, nafas cepat. Penentuan frekuensi pernapasan adalah
pada anak usia 2 bulan sampai 12 bulan normal pernapasan 50 atau lebih permenit
sedangkan frekuensi pernapasan anak usia 12 bulan sampai 5 tahun adalah 40 kali
permenit.
3. Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare seperti letargis atau tidak sadar,
atau cenderung tidak bisa minum atau malas makan maka turgor kulit jelek, gelisah,
rewel, haus atau banyak minum adanya darah dalam tinja (berak campur darah).
4. Penilain ketiga tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umu, kaku kuduk,
dan adanya infeksi lokal seperti kekeruhan pada kornea mata,luka pada mulut,mata
bernanah adanya tanda presyok seperti nadi lemah,ektremitas dingin, muntah darah,berak
hitam,perdarahan hidung, perdarahan bawah kulit,nyeri ulu hati dan lain-lain.
6. Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah kurus,bengkak
pada kedua kaki,telapak tangan pucat,status gizi dibawa garis merah pada pemeriksaan
berat badan menurut umur.
4) Klasifikasi disentri
Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum akan
tetapi apabilah diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya
bercampur dengan darah
5) Klasifikasi resiko malaria
Pada klasifikasi resiko malaria ini dikelompokkan menjadi resiko tinggi rendah
atau tampak resiko malaria dengan mengidentifikasi apabila darahnya merupakan
resiko terhadap malaria ataukah pernah kedaerah yang beresiko,maka apabila
terdapat hasil klasifikasi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Klasifikasi dengan resiko tinggi terhadap malaria yang dikelompokkan lagi
menjadi dua bagian yaitu klasifikasi penyakit berat dengan demam apabila
ditemukan tanda bahaya umum disertai dengan kaku kuduk dan klasifikasi
malaria apabila hanya demam ditemukan suhu 37,5 derajat celcius atau lebih.
b. Klasifikasi rendah terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi 3 yaitu
penyakit berat dengan demam apabila ada tanda bahaya umum atau kaku
kuduk dan kalsifikasi malaria apabila tidak ditemukan tanda demam atau
campak dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria apabila hanya
ditemukan flek atau adanya campak atau juga adanya penyebab lain dari
demam. Klasifikasi tanpa resiko malaria diklasifikasikan menjadi 2 yaitu
penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya umum dan
kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan malaria apabila tidak ditemukan
tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk.
6) Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut : Apabila
campak dijumpai dengan komplikasi berat maka tindakannya adalah pemberian
vitamin A, antibiotik yang sesuai, saleo mata tetrasiklin atau kloramefnikol
apabila dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian paracetamol apabila disertai
demam tinggi (38,5 derajat celcius), kemudian apabila campak disertai
komplikasi mata dan mulut ditambahkan dengan gentian violet dan apabila hanya
campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka tindakannya
hanya diberikan vitamin A.
7) Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat dilakukan antara
lain apabila ditemukan maka segera berikan cairan intra vena, pertahankan kadar
gula darah, apabila dijumpai demam tinggi maka berikan paracetamol dan berikan
cairan atau oralit apabila dilakukan rujukan selama perjalanan. Ketentuan
pemberian cairan pra rujukan pada demam berdarah
a) Berikan cairan ringer laktak apabila memungkinkan beri glukosa 5%
kedalam ringer laktak melalui intra vena apabila tidak diberikan cairan
oralit atau cairan peroaral selama perjalan.
b) Apabila tidak ada berikan cairan NaCL 10-20 ml/kgbb dalam 30 menit
c) Monitor selama setelah 30 menit dan apabila nadi teraba berikan cairan
intra vena dengan tetesan 10 ml/kgbb dalam 1 jam dan apabila nadi tidak
teraba berikan cairan 15-20 ml/kgbb dalam /1 jam
8) Klasifikasi masalah telinga
Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah dapat dilakukan
antara lain berikan dosis pertam untuk antkbiotika yang sesuai pemberian
parasetamol apabila kronis ditambah dengan mengeringkan telingh dengan kain
penyerap.
9) Klasifikasi status gizi
Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan pemberian vitamin A apabilaa
anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dan apabila dijumpai
aadanya anemia maka dapat dilakukan pemberian zat besi dan pabila daerah
resiko tinggi malaria dapat diberikan anti malaria oral piratel pamoat hanya
diberikan anak berumur 4 bulan atau lebih dan belum pernah diberikan dalam 6
bulan terakhir serta hasil pemeriksaan tinja positif
D. SARAN
Bagi pembaca yang sudah mengetahui MTBM,MTBS,PBBT dan cara
menggunakan MTBM,MTBS,PBBT harap di laksanakan dengan benar, dan bisa di
jadikan pedoman bagi BALITA.
DAFTAR PUSTAKA