PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.5. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu (Manuaba, 2005). Power
adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Berikut terdapat
beberapa macam power :
2.5.1 His
His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos Rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi
simetrsis, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Kontraksi ini bersifat
involunter karena berada dibawah pengaruh saraf intrinsic. Ini berarti wanita
tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi.
Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga da periode relaksi
uterus diantara kontraksi, fungsi penting relaksasi yaitu mengistirahatkan otot
uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu, mempertahankan
kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus menyebabkan kontriksi pembuluh
darah plasenta.
Macam-macam His :
a. His Pendahuluan
Sifat his pendahuluan : His tidak kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lendir darah (bloody show).
b. His Pembukaan (kala I)
Sifat his pembukaan : Menyebabkan pembukaan serviks, his semakin
kuat, teratur dan sakit.
c. His Pengeluaran Janin (kala II)
Sifat his pengeluaran janin : Sangat kuat, teratur, simetris dan
terkoordinasi.
d. His Pelepasan Uri (kala III)
Sifat his pengeluaran uri : Kontraksi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
e. His Pengiring (kala IV)
Sifat his pengiring : Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan dalam beberapa jam atau hari.
Hal – Hal yang diperhatikan saat His terjadi
a. Frekuensi his: jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per menit per
10 menit.
b. Intensitas his: kekuatan his (adekuat atau lemah).
c. Durasi (lama his): lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dalam
detik, misalnya 50 detik.
d. Interval his: jarak antara his yang satu dengan his berikutnya, his datang
setiap 2-3 menit. (Asrinah,2010:10).
2.7 Passanger
2.7.1 Pengertian Faktor Passenger
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu
pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu yang
buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal. Passenger terdiri
dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama, dan bagian
janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai
ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
2.7.2 Macam-macam Passenger
1. Janin
Janin adalah passage utama lewat jalan lahir. Bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala. Posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Ukuran kepala lebih lebar
dari bahu dan kurang lebih seperempat dari panjang bayi. 96% bayi
dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama. Kepala paling banyak
mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup
dan kehidupan janin kelak hidup sempurna, cacat atau akhirnya
meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian
lahir dengan mudah menyusul kemudian.
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
a. Postur janin dalam rahim diantara lain :
1) Sikap (harbitus)
Sikap menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam
sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam
keadaan fleksi, serta tulang lengan silang di dada.
2) Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu
ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada
sumbu ibu, letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan
sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sunsang.
b. Letak
Letak terbagi menjadi 2 :
1) Letak longitudinal, yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu bias
berupa letak kepala atau letak sungsang.
2) Letak oblik, sumbu janin dan ibu dapat bersilangan dengan sudut 45
derajat, membentuk letak oblik, yang tidak stabil dan selalu berubah
menjadi letak memanjang atau melintang selama proses persalinan.
c. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di
bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atu pada pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu,
dll.
d. Posisi
Merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin
apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu
(maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (lbk), ubun-
ubun kecil (uuk) kiri depan, uuk kanan belakang.
2. Plasenta
Plasenta adalah produk kehamilan yang akan lahir mengiringi
kelahiran janin, yang berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15- 20
cm, tebal 2-3 cm, berat plasenta 500 - 600 gram. Letak plasenta yang
normal : pada korpus uteri bagian depan atau bagian belakang agak ke arah
fundus uteri. Bagian plasenta: permukaan maternal, permukaan fetal,
selaput ketuban, tali pusat. Fungsi plasenta :
a. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif)
b. Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi)
c. Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2 (respirasi)
d. Sebagai alat yang membentuk hormon
e. Sebagai alat menyalurkan berbagai anti body ke janin
3. Air Ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500
cc. Ciri-ciri air ketuban: berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa
manis, reaksinya agak alkalis dannetral, dengan berat jenis 1,008.
Komposisi: terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam uric,
kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam
organic. Kadar protein kira-kira 2,6% gram per liter, terutama albumin.
Fungsi air ketuban pada persalinan ialah selama selaput ketuban tetap
utuh, cairan amnion/air ketuban melindungi plasenta dan tali pusat dari
tekanan kontraksi uterus. Cairan ketuban juga membantu penipisan dan
dilatasi cerviks.
2.7.3 Asuhan Persalinan pada Faktor Passenger
1. Memastikan keadaan dan posisi janin normal
2. Memeriksa letak plasenta apakah menghalangi jalan lahir atau tidak
3. Memeriksa air ketuban, apakah normal atau terjadi ketuban pecah dini.
2.8 Physician
2.8.1 Pengertian Physician
Physician adalah seseorang yang terlatih dalam seni penyembuhan. Di
inggris, dokter adalah spesialis dalam kedokteran internal atau umum,
sedangkan, di AS dokter adalah dokter kedokteran. istilah ini, umumnya
merujuk pada seseorang yang telah memperoleh gelar Doctor of Medicine
(MD), Doctor of Osteopathy (DO), atau Doctor of Naturopathy (ND) dan
yang diterima sebagai praktisi kedokteran di bawah undang-undang
Negara bagian, provinsi, dan / atau Negara tempat ia praktik.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Dokter kandungan adalah dokter yang mendalami kesehatan system
reproduksi wanita. Dokter yang sering juga disebut sebagai dokter
spesialis obstetric dan ginekologi atau disingkat obgin inilah yang
utamanya berperan dalam membantu memeriksa ibu hamil, membantu
persalinan, dan perawatan setelah persalinan.
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya dan telah lulus dari pendidikan tersebut,
serta memenuhi kualifikasi untuk didaftarkan (register) dan atau memiliki
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
2.8.2 Aspek Bidan
1. Good Looking
Good looking adalah bentuk citra diri yang terpancare dari diri
seseorang, dan juga merupakan sarana komunikasi antar seorang individu
dengan individu lainnya. Tampil menarik dapat menjadi salah satu kunci
sukses dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Orang lain akan merasa
nyaman, betah, dan senang dengan penampilan diri yang enak dipandang
mata. Berpenampilan menarik bukan berarti mewah, tetapi tergantung
pada diri individu itu sendiri dalam kaitannya pengembangan diri
seutuhnya secara baik.
Usaha yang dapat dilakukan untuk dapat berpenampilan menarik
meliputi :
a. Sikap atau pembawaan
b. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh
c. Berbicara
d. Kesehatan
e. Kebersihan dan kerapihan
f. Tata rambut dan tata rias
g. Tata busana
2. Bina Hubungan Saling Percaya(BHSP) / Trusstiness
Hubungan bidan dan pasien adalah hubungan yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian
ujuan klien. Dalam hubungan itu bidan menggunakan pengetahuan
komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.
Pada dasarnya hubungan bidan dan pasien bersifat professional yang
diarahkan pada pencapaian tujuan. Hubungan bidan dengan pasien
merupakan hubungan interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.
Kewajiban bidan memberikan asuhan kebidanan dikembangkan
hubungan saling percaya dibentuk dalam interaksi, hubungan yang
dibentuk bersifat terapeutik dan bukan hubungan sosial, hubungan bidan
dan pasien sengaja dijalin terfokus pada pasien, bertujuan menyelesaikan
masalah pasien.
2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu
diperhatikan baik pasien maupun bidan :
a. Bidan professional bila mampu menciptakan hubungan terapeutik
dengan pasien.
b. Keikhlasan, empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan
dengan pasien.
3. Kuasai Psikologis
1) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Ketidaknyamanan fisik maupun psikologis dapat terjadi pada ibu
selama kehamilan. Kerjasama bidan dengan keluarga sangat diharapkan
agar dapat memberikan perhatian dan mengatasi masalah yang terjadi
selama kehamilan. Dukungan dari suami, keluarga dan tenaga kesehatan
dapat memberikan perasaan aman dan nyaman selama kehamilan.
2) Persiapan menjadi orang tua
Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena akan terjadi
banyak perubahan peran ketika bayi lahir. Bagi pasangan baru, persiapan
dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi. Sedangkan bagi pasangan
yang telah mempunyai lebih dari satu anak dapat belajar dari pengalaman
mengasuh anak sebelumnya. Persiapan yang tidak kalah pentingnya
adalah persiapan ekonomi.
3) Persiapan Sibling
Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara saudara kandung akibat
kelahiran anak berikutnya. Sibling ditunjukkan dengan penolakan
terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari lingkungannya,
menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan terhadap adiknya. Usia
dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh
karena itu, persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Persiapan
bagi anak mencakup penjelasan yang dilihat dan didengar.
4. Libatkan Lingkungan
a. Support Keluarga
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat
diikuti dengan stress dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi selama
kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota
keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga
harus terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota
keluarga dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu
merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.
b. Dukungan suami
Dukungan dan peran suami selama kehamilan meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan
dapat memicu prosuksi ASI. Tugas suami yaitu memberikan perhatian
dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap masalah yang dialaminya selama kehamilan.
c. Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa :
a) Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi
b) Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan
melahirkan
c) Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa
d) Menunggu ibu ketika melahirkan
d. Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan dalam
memberikan dukungan pada ibu hamil. Bidan sebagai tempat
mencurahkan segala isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali
keadaan yang terjadi disekitar ibu hamil. Hubungan yang baik, saling
mempercayai dapat memudahkan bidan/tenaga kesehatan dalam
memberikan pendidikan kesehatan.
5. Konsep Persalinan
Memberikan edukasi kepada pasien untuk menentukan metode yang akan
dipilih oleh pasien :
a. Home birth
Home birth adalah persalinan yang dilakukan di rumah, tidak di
rumah sakit, tidak di rumah bersalin atau di tempat praktek bidan. Di
Indonesia masih banyak home birth apalagi pedesaan, dimana di daerah
itu tidak memungkinkan untuk pergi ke RS atau ke tempat pelayanan
kesehatan lainnya.
b. Water Birth
Water birth atau melahirkan di air adalah salah satu metode untuk
mengurangi rasa sakit saat persalinan. Pada metode ini, proses
pengurangan rasa sakit terjadi karena air hangat menstimulasi syaraf
tubuh. Tidak ada obat-obatan kimia yang dimasukkan ke dalam tubuh
sehingga lebih alami.
c. Hypno Birth
Hypno birth adalah metode yang menggunakan self-hypnosis
(hipnotis diri sendiri) dan teknik relaksasi untuk membantu calon ibu
merasa siap serta mengurangi persepsi akan ketakutan, kecemasan atau
tegang, dan rasa sakit saat melahirkan.
6. Jasa Doula
Kata doula berasal dari bahasa Yunani yang bermakna pelayan
perempuan. Kini, istilah doula dipakai untuk profesi pendamping bagi ibu
yang ingin menjalani proses persalinan lebih cepat, dan pemulihan kondisi
emosional dan fisik setelah melahirkan.
Ada dua jenis doula, yaitu birth doula dan postpartum doula. Birth
doula yang bertugas mendampingi ibu hamil mempersiapkan diri
menghadapi proses persalinan, hingga membantu kelahiran jabang bayi.
Sedangkan postpartum doula tugasnya ialah membantu ibu baru untuk
menyesuaikan diri dalam tanggung jawabnya sebagai orang tua.
Bith doula memiliki tugas untuk membimbing dan mendampingi ibu
selama proses kelahiran, dia bisa menjadi perantara antara dokter dengan
ibu yang akan melahirkan. Doula ini membantu ibu berkomunikasi dengan
dokter atau bidan, mengenai keinginan sang ibu.
Doula akan menjadi orang terdekat ibu yang membimbing,
memberikan informasi seputar kehamilan dan bayi. Berbeda dengan bidan
atau dokter, doula tidak hanya memberikan pendampingan medis, namun
juga memberikan pendampingan medis, namun juga memberikan
pendampingan emosional sehingga ibu hamil siap menghadapi orang tua.
Postpartum doula memiliki spesialisasi khusus untuk membantu
pemulihan ibu setelah melahirkan. Dia akan membimbing bagaimana cara
yang baik untuk menyusui dan mengurus bayi.
2.9 Place
2.9.1 Faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat persalinan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang wanita hamil untuk
memutuskan dimana ia akan melahirkan jabang bayinya. Salah satunya
yaitu faktor pemilihan tempat pelayanan melahirkan. Beberapa faktor
diantaranya :
1) Faktor kesadaran
Dipengaruhi oleh pengalaman baik dari individu, keluarga, saudara-
saudara, dan kerabatnya. Dan sebagian besar dipengaruhi oleh
pengalaman yang ia lihat secara langsung, seperti dimana tempat ibunya
melahirkan anak-anaknya. Jika ibu melahirkan dirumah dan
menikmatinya, maka si wanita tersebut mungkin beranggapan bahwa ia
juga akan bahagia dengan hal yang sama.
2) Faktor diluar kesadaran
Dipengaruhi oleh apa yang pernah dilihatnya di televisi, film, serta
artikel, koran, majalah, dan buku-buku yang pernah ia baca tanpa ia tahu
kebenarannya.
2.9.2 Jenis pemilihan tempat persalinan
1) Rumah Pasien
Kebanyakan wanita memilih melahirkan di rumah karena ia merasa
lebih nyaman karena dikelilingi oleh orang-orang terdekat dengan bebas
melakukan apapun yang ia inginkan, privasi pun merasa lebih terjaga,
dan praktis tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak
dibandingkan apabila ia melahirkan di rumah sakit.
Berdasarkan penelitian juga, ibu mendapatkan dukungan psikologis
yang baik, seperti ibu mendapatkan kenyamanan sehingga hal tersebut
memengaruhi juga terhadap kondisi fisiologis ibu, seperti saat kontraksi
otot rahim kuat maka ambang nyeri menjadi terasa lebih sedikit sekaligus
mampu mempercepat proses pembukaan dalam persalinan.
Tetapi dalam hal ini juga memiliki beberapa hambatan, diantaranya :
a. Tingkat keamanan rendah.
b. Kurangnya persiapan jika terjadi kegawatdaruratan.
c. Kurangnya kelengkapan alat.
2) Rumah Sakit
Para wanita yang lebih memilih melahirkan di rumah sakit merasa
tenang karena banyak tenaga medis yang berjaga disana. Sebagian
lainnya merasa bahwa melahirkan dengan peralatan teknologi tinggi
lebih aman, serta tertarik oleh fasilitas khusus yang ditawarkan di rumah
sakit, misalnya program melahirkan di kolam air (meskipun boleh
dikatakan bahwa layanan ini juga didapat di luar rumah sakit) maupun
fasilitas yang lainnya.
Tetapi sebagian dari mereka yang tidak memilih rumah sakit sebagai
tempat dimana ia bersalin dikarenakan mereka menyimpulkan bahwa
rumah sakit itu tempat yang menakutkan dan mereka merasa takut harus
menjalani banyak tindakan medis jika mereka melahirkan disana, banyak
peraturan yang harus mereka taati, repot membawa barang, privasi
kurang, dan jarak/akses yang jauh dapat membuat pengeluaran biaya
lebih banyak.
3) Layanan Domino
Layanan domino ini berarti, seorang bidan mendampingi pasien
sepanjang masa kehamilan, mengantar ke rumah sakit apabila klien
membutuhkan rujukan untuk proses persalinan, dan sampai setelah itu
kembali menemani pasien tersebut ke rumah untuk beberapa waktu.
Meskipun tidak setiap daerah menyediakan layanan ini, dan dalam
kenyataannya pasien mungkin mendapatkan bidan yang lain dengan
bidan yang merawat pasien di sepanjang masa kehamilannya.
Layanan ini sebenarnya memberikan kepuasan terhadap pasien
karena dapat mengembangkan relasi yang baik dengan seorang bidan,
yang dapat menjamin kerahasiaan dan mampu menolongnya dalam
proses persalinan.
2.10 Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi ibu :
1) Kekhawatiran
Kekhawatiran yang dimaksud disini adalah kekhawatiran terhadap
proses kelahiran dimana wanita tersebut membayangkan jika bayi yang
kan dilahirkan akan mengalami cacat jasmani ataupun rohani. Proses
persalinan memang tidak bisa dipisahkan dari kondisi biologis dan
psikologis seseorang. Rasa mual, lelah, susah tidur, sesak napas dan
berbagai gangguan lainnya dapat menambah ketegangan dan ketakutan
yang dialami oleh ibu menjelang proses persalinan.
2) Takut mati
Meskipun persalinan adalah proses yang wajar dan normal, namun
fakta ini tidak lantas membuat wanita tidak membayangkan
ketakutannya dalam menjalani proses persalinan setiap proses kelahiran
yang akan dijalani oleh setiap wanita akan selalu disertai dengan
pendarahan yang hebat dan keakitan yang luar biasa. Dari sebab inilah,
muncul ketakutan-ketakutan yang berlebihan seperti takut mati baik
kematian sendiri ataupun kematian calon bayi yang akan dilahirkannya.
3) Trauma akan kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa rasa ketakutan seorang ibu berpisah
dengan bayinya. Wanita mnjelang proses kelahiran mengalami rasa
trauma untuk takut akan kelahiran bayi kemudian terpisah dari ibunya.
Mungkin ini jarang terjadi tetapi mungkin juga bisa dialami oleh calon
ibu yang mengalami trauma akan kelahiran.
4) Perasaan bersalah
Berkaitan dengan faktor psikologis terhadap persalinan yang kedua
yaitu takut akan mati, rasa bersalah ini jugalah yang mempemgaruhi
ketakutan akan mati tersebut. Wanita yang sedang menuju persalinan
sering merasa dikejar-kejar oleh rasa bersalah. Untuk menghindari
perasaan bersalah ini biasanya wanita akan lebih suka dan yakin jika
menjelang proses persalinannya dapat didampingi oleh ibu atau
neneknya. Kehadiran mereka dapat sedikit memberikan ketenangan dan
mengurangi rasa bersalah yang dialami wanita menjelang persalinan.
5) Kecemasan
Kecemasan adalah faktor psikologis yang menunjukkan sebuah
perasaan dan keadaan emosional yang dimiliki seseorang ketika akan
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Begitu pula
dengan wanita, ia akan merasakan kecemasan menjelang proses
kelahiran.
Para ahli membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat :
a. Tingkat psikologis yaitu munculnya rasa kecemasan sebagai wujud
manifestasi gejala‐gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir,
dan sebagainya.
b. Tingkat fisiologis yaitu munculnya rasa kecemasan yang sudah
mempengaruhi gejala‐gejala fisik, terutama pada sistem syaraf,
misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar‐debar, perut mual, dan
sebagainya.
Cara menghilangkan kecemasan yang dialami oleh wanita menjelang
proses persalinan diperlukan kerja sama antara pasien dan penolong
yaitu dokter atau bidan dengan memberikan penjelasan dan penerangan
selama kehamilan agar bertujuan untuk menghilangkan kecemasan
melalui penjelasan kurangnya pengetahuan akan cara-cara yang
dilakukan untuk merawat si jabang bayi.
6) Gelisah
Rasa gelisah bisa timbul akibat ketakutan karena keseringan
mendengar cerita mengerikan tentang pengalaman proses persalinan
yang dialami orang lain sehinggan menimbulkan seorang wanita berfikir
bahwa proses persalinan adalah sebuah proses yang sangat menakutkan.
Mungkin gelisah ini tidak terlalu dialami oleh wanita yang pernah
mengalami persalinan, namun bagi wanita yang belum pernah
mengalamai persalinan, rasa gelisah ini adalah salah satu faktor
psikologis yang juga memperngaruhi persalinan seseorang. Wanita akan
menjadi tidak tenang dan sangat gelisah sehingga mereka membutuhkan
pendamping untuk menanamkan kepercayaan diri untuk mengubah
pandangan bahwa persalinan adalah peritiwa menakutkan.
7) Narsistis
Narsistis adalah suatu keinginan yang timbul ditunjukkan melalui
kecenderungan seorang wanita yang ingin cepat melahirkan bayinya
semata-mata ketidaksabarannya melihat sang buah hati. Penyebab
narsistis adalah :
a. Pikiran mengenai calon bayi yang akan menjadi objek tumpuan
kasih
b. Beban fisik karena membesarnya bayi dalam kandungan.
8) Stress
Stress yang dialami oleh seorang ibu menjelang proses persalinan
tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, namun juga berefek pada
calon bayi. Wanita menjelang proses persalinan akan tampak sangat
stres akibat akumulasi dari rasa ketakutan dan kekhawatiran yang
berlebih mengenai persalinan. Efek dari stress akan sampai terbawa pada
psca persalinan dan berdampak pada terganggunya proses peroduksi
ASI.
9) Konflik Batin
Minggu-minggu terakhir menjelang proses persalinan akan terjadi
banyak konflik batin antara mempertahankan janin yang dikandungnya
atau sedera melahirkannya. Keinginan mempertahankan bayi ini
diakibatkan dari perasaan melindungi janin yang sudah terbiasa
dilakukan sejak masa kehamilan awal. Wanita akan terdorong untuk
memperlambat persalinannya walaupun sebenarnya tidak semua wanita
akan mengalami fase ini.
10) Sedih sekaligus bahagia
Semua orang tahu bahwa persalinan adalah peristiwa terhebat yabng
dialami oleh seorang wanit tangguh di dunia ini. Kita bisa merasakan
dua sisi perasaan yang berlawanan saat menjalani persalinan yaitu sedih
tetapi bahagia. Ini merupakan puncak dari srmua faktor psikologis
terhadap persalinan. Seseorang yang berada dlam masa menjelang
persalinan memang akan dibarengi dengan perasaan sedih akibat rasa
sakit yang luar biasa ditambah dengan rasa takut, khawatir, cemas.
Namun, di satu sisi mereka juga akan merasakan kebahagiaan yang amat
dalam karena akan segera mendapatkan buah hati.
Cara mengatasi masalah psikologis terhadap persalinan :
a. Rutin periksa dokter dan konseling menanyakan seputar kehamilan
b. Selain bertanya pada dokter, rajinlah untuk menggali informasi dari
luar seperti melalui internet cerita teman majalah dan sebagainya
c. Selalu minta pendampingan orang terdekat terlebih suami, orang tua
atau sahabat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya
serangkaian perubahan yang besar pada ibu baik secara fisiologis maupun
psikologis untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Diperlukan
beberapa pengambilan keputusan yang telah disepakati secara bersama untuk
menentukan dimana ibu akan melakukan persalinan dan ditolong oleh siapa.
Perlu adanya komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga
maupun penolong. Dorongan dari keluarga pun merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap proses persalinan ibu. Beberapa aspek tersebut
perlu diperhatikan agar ibu mampu melakukan persalinan dengan aman,
nyaman dan tanpa hambatan.
3.2. Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan ilmu yang kita miliki, jadi kami harapkan untuk memperbaiki
dan menambahkan materi jika ada yang terlewat. Semoga isi makalah ini juga
bermanfaat bagi para pembacanya.