Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya
melalui jalan lahir. Hal ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang
progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi Rahim teratur yang
sekurang-kurangnya terjadi setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Seorang bidan harus
mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan, sehingga dalam
memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan diharapkan dapat
memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Persalinan dapat berjalan normal apabila ketiga faktor fisik 3P yaitu
Power, Passage, dan Passanger dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu
terdapat 2P yang merupakan faktor lain yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi jalannya persalinan, terdiri atas psikologi dan penolong. Faktor
penentu dimana ia akan melahirkan dengan nyaman pun berpengaruh kepada
kondisi fisiologis ibu pada saat melahirkan. Dalam hal ini, bidan juga berperan
penting dalam penyampaian komunikasi dan motivasi kepada sang ibu. Bidan
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memberikan asuhan kepada ibu
dimulai sejak masa kehamilan sampai saat ibu telah melewati masa nifasnya
dan merawat anaknya sedari kecil hingga dewasa. Seorang bidan harus
mampu memberikan konseling yang berkualitas serta menjamin keberhasilan
ibu dalam melakukan persalinan.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa saja faktor fisiologis yang mempengaruhi ibu pada saat persalinan ?
2) Bagaimana faktor janin yang berpengaruh terhadap proses persalinan ?
3) Apa saja faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses persalinan ?
4) Bagaimana peran bidan yang berpengaruh terhadap proses persalinan ?
5) Apa saja power yang mempengaruhi proses persalinan ?
6) Bagaimana passage yang berpengaruh terhadap proses persalinan ?
7) Bagaimana passenger yang berpengaruh terhadap proses persalinan ?
8) Bagaimana cara seorang physician mempengaruhi proses persalinan ?
9) Apa saja faktor tempat yang mempengaruhi proses persalinan ?
10) Apa saja faktor psikologis yang mempengaruhi ibu pada saat persalinan ?
1.3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa saja faktor fisiologis yang mempengaruhi ibu pada
saat persalinan
2) Untuk mengetahui bagaimana faktor janin yang berpengaruh terhadap
proses persalinan
3) Untuk mengetahui apa saja faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
proses persalinan
4) Untuk mengetahui bagaimana peran bidan yang berpengaruh terhadap
proses persalinan
5) Untuk mengetahui apa saja power yang mempengaruhi proses persalinan
6) Untuk mengetahui bagaimana passage yang berpengaruh terhadap proses
persalinan
7) Untuk mengetahui bagaimana passenger yang berpengaruh terhadap proses
persalinan
8) Untuk mengetahui bagaimana cara seorang physician mempengaruhi proses
persalinan
9) Untuk mengetahui apa saja faktor tempat yang mempengaruhi proses
persalinan
10) Untuk mengetahui apa saja faktor psikologis yang mempengaruhi ibu pada
saat persalinan
1.4. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan pemaparan
pemikiran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pada saat
persalinan.
2. Pembaca, sebagai media informasi perkembangan pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pada saat persalina
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Faktor Fisiologis


Asuhan yang dapat diberikan berorientasi pada kondisi fisik ibu sebagai
berikut:
1) Menjaga kebersihan diri
a. Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah BAK atau
BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering. Hal ini dapat
menimbulkan kenyamanan dan relaksasi serta menurunkan resiko infeksi,
karena dengan adanya kombinasi antara bloody show, keringat, cairan
amnion, larutan untuk pemeriksaan vagina, dan juga feses dapat membuat
ibu bersalin merasa tidak nyaman.
b. Mandi di bak atau shower dapat menjadi sangat menyegarkan dan
menimbulkan rasa santai, dan merasa sehat. Hal ini memberikan efek
Hidrotherapy yang menenangkan dan membantu menambah kenyamanan
terhadap kontraksi ibu bersalin.
2) Pemberian Nutrisi
Ibu bersalin membutuhkan nutrisi yang cukup untuk memenuhi energi
yang digunakan saat mengeluarkan tenaga yang besar agar dapat bersalin
dengan lancar. Selama bersalin bidan dapat menganjurkan ibu untuk
minum dan makan makanan ringan sepanjang ia menginginkannya.
3) Perawatan Mulut
Ibu yang sedang dalam proses melahirkan biasanya memiliki napas
bau, bibir yang kering dan pecah-pecah dan kerongkongan yang kering
terutama jika dia dalam persalinan beberapa jam tanpa cairan oral dan
tanpa perawatan mulut. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman bagi
orang disekitarnya. Hal tersebut dapat dihindari jika wanita dapat menelan
cairan selama persalinannya. Perawatan mulut yang bisa diberikan antara
lain:
a. Menggosok gigi
Ibu bersalin harus diingatkan untuk membawa sikat gigi dan pasta gigi
ke tempat bersalin untuk digunakan selama persalinan.
b. Mencuci mulut
Memberikan produk pencuci mulut untuk menyegarkan napas.
c. Pemberian gliserin
Memberikan gliserin dengan cara mengusapnya ke bibir ibu bersalin
untuk menghindari kekeringan pada bibir.
d. Pemberian permen
Pemberian permen untuk melembabkan mulut dan tenggorokan.
4) Pengipasan
Saat bersalin ibu mengeluarkan tenaga yang besar sehingga akan
mengeluarkan keringat yang banyak. Suhu ruangan saja seringkali tidak
dapat membuat ibu nyaman dengan keringat yang banyak sehingga harus
diberikan udara sejuk yang cukup untuk membuat kenyamanan ibu tetap
terjaga. Pengipasan dilakukan untuk membuat udara lebih sejuk bagi ibu.
Pengipasan ini dapat dilakukan dengan alat tambahan seperti kipas angin,
dapat pula menggunakan kipas atau kertas untuk mengipasi ibu bersalin.

2.2. Faktor Janin


Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor
janin adalah :
1) Presentasi Janin dan bagian janin yang terletak pada bagian depan jalan
lahir, seperti :
a. Presentasi kepala (verteks, muka, dahi)
b. Presentasi bokong (bokong murni / Frank breech), bokong kaki
(Complete breech), letak lutut atau letak kaki (Incomplete breech)
c. Presentasi bahu (Letak lintang).
2) Sikap Janin
Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin lainnya (badan),
misalnya fleksi, defleksi, dan lain-lain.
3) Posisi Janin
Hubungan bagian/point penentu dari bagian terendah janin dengan panggul
ibu, dibagi dalam 3 unsur :
a. Sisi panggul ibu : kiri, kanan, dan melintang
b. Bagian terendah janin, oksiput, sakrum, dagu dan scapula
c. Bagian panggul ibu : depan, belakang
4) Bentuk Kepala Janin
Bentuk-bentuk oval janin :
a. Bentuk oval kepala diameter antero posterior lebih panjang
b. Bahu dan badan diameter transversa lebih panjang
c. Dua bagian oval tersebut tegak lurus satu sama lain
5) Ukuran Kepala Janin
a. Kepala Janin
Dari sudut pandang obstetrik kepala janin adalah yang terpenting
karena merupakan bagian yang paling besar, keras, dan sering menjadi
bagian terendah janin, sehingga jika kepala sudah lahir, tidak terjadi
kesulitan untuk bagian lainnya.
a) Dasar Tengkorak
Tulang-tulang dasar tengkorak bentuknya besar, mengalami
penulangan, erat menjadi satu dan keras. Fungsinya adalah untuk
melindungi pusat-pusat vital pada medulla oblongata.
b) Atap Tengkorak (Cranium)
Cranium terdiri atas beberapa tulang. Yang penting adalah os
occipital di belakang, dua buah os parietale pada kedua sisi, dua
buah os temporal dan dua buah os frontale di depan. Tulang-tulang
atap tengkorak terletak pada suatu membran. Pada waktu lahir
tulang-tulang ini tipis, ossifikasinya jelek, lunak dan hanya
dihubungkan oleh membrane tersebut. Kelonggaran dalam hubungan
tulang-tulang ini (pada keadaan sesungguhnya memang terdapat
ruang di antarnya) memingkinkan mereka saling menutupi
(overlapping) apabila ada tekanan. Dengan cara ini kepala dapat
merubah bentuknya untuk menyesuaikan diri dengan panggul, suatu
fungsi penting yang disebut moulage. Bagian atas tengkorak lebih
lebar di belakang (diameter biparietalis) daripada di depan
(bitemporalis).
c) Sutura pada Tengkorak
Sutura adalah sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh membrane.
- Sutura Sagitalis, terletak di antara ossa parietale. Sutura ini berjalan
pada arah anteroposterior di antara fontanellae dan membagi kepala
menjadi bagian kanan dan kiri.
- Sutura Lambdoidea, berjalan transversal dari fontanella posterior
dan memisahkan os occopitale dari kedua ossa parietals.
- Sutura Coronalis, berjalan transversal dari fontanella anterior dan
terletak di antara os parietalis dan os frontalis
- Sutura Frontalis, terletak di antara kedua ossa frontales dan
merupakan lanjutan kedepan sutura sagitalis. Sutura frontalis
berjalan dari glabella ke bregma.
d) Fontanella
Pada tempat sutura bersilang terdapat ruang yang menutupi
membrane disebut fontanellae. Dua yang penting adalah fontanella
anterior dan posterior. Dua macam kegunaan klinis fontanella adalah
Identifikasinya membantu menentukan posisi kepala janin dalam
panggul.
- Fontanella major diperiksa pada penilaian keadaan anak setelah
lahir. Pada bayi yang mengalami dehidrasi fontanella cekung
dibawah permukaan tulang tengkorak. Apabila tekanan intracranial
meninggi maka fontanella akan cembung, tegang dan menonjol di
atas dataran tengkorak.
- Fontanella Anterior (UUB = Ubun-ubun besar)
Fontanella anterior (bregma) terletak pada pertemuan sutura
sagitalis, frontalis dan koronalis. Fontanella ini memungkinkan
kepala janin mengadakan moulage.
- Fontanella Posterior (UUK = Ubun-ubun kecil )
Fontanella posterior (lambda) terletak pada pertemuan anatara
sutura sagitalis dengan kedua sutura lamdoidales.
b. Diameter Kepala Janin
a) Diameter biparietalis : antara tuber parietal kanan-kiri (diameter
transfersal yang terbesar : 9,5 cm)
b) Diameter bitemporalis : terletak di antara os temporalis (diameter
transfersal terpendek : 8 cm)
c) Diameter suboccipitobregmatica : berjalan dari pertemuan antara
permukaan bawah os occopitale dengan leher ke pusat bregma.
Panjangnya 9,5 cm. Diameter suboccipitobregmatica merupakan
diameter anteroposterior pada waktu kepala masuk panggul dalam
keadaan fleksi maksimal.
d) Diameter occipitofrontalis : diameter anteroposterior apabila kepala
masuk pangggul dalam sikap militer, yakni antara fleksi dan ekstensi.
Diameter occipitofrontalis terbentang antara protuberantia occipitalis
eksterna dan glabella, panjangnya 11 cm.
e) Diameter verticomentalis : penting pada presentasi dahi (kepala dalam
keadaan setengah ekstensi). Diameter ini berjalan dari dagu ke vertex,
berukuran 13,5 cm dan merupakan diameter anteroposterior kepala
yang terpanjang.
f) Diameter submentobregmatica : diameter pada presentasi muka
(kepala ekstensi maksimal). Berjalan dari pertemuan leher dengan
rahang bawah ke pusat bregma, panjangnya 9,5 cm.
c. Lingkar Kepala Janin
a) Pada bidang occipitofrontalis lingkaran kepala 34,5 cm
b) Pada bidang suboccipitobregmatika 32-34 cm

2.3. Faktor Lingkungan


2.3.1 Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga pada umumnya merupakan turunan dari dukungan
sosial. Dukungan sosial menurut Cobb (1976), Gentry dan Kobasa (1984)
adalah pemberian hiburan, perhatian, penghargaan atau bantuan dari
seseorang kepada orang lain atau kelompok.Sarafino (1990) mengatakan
bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber dukungan mengalami
perubahan sepanjang kehidupan seseorang.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu
dalam proses sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang
dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan
nasehat, yang mena membuat penerima dukungan akan merasa disayang,
dihargai, dan tentram (Taylor, 1995).
Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan,
dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Jadi dukungan keluarga adalah pemberian perhatian, dorongan, kasih
sayang, barang, informasi dan jasa dari orang-orang terdekat seperti
suami/istri, orang tua, anak, dan orang terdekat lainnya sehingga penerima
dukungan merasa disayangi dan dihargai.
2.3.2 Fungsi Dukungan Keluarga
Cobb (1976) dan Lazarus (1981), membagi fungsi dukungan keluarga
sebagai berikut :
a. Dukungan Informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator
(penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian
saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu
masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya
suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan
aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan
ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi.
b. Dukungan Penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan, umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan
validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,
penghargaan, perhatian.
c. Dukungan Instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan
konkrit, diantaranya : kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan
dan minum, istirahat, terhindarnya dari penderita dari kelelahan.
d. Dukungan Emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek
dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudakan dalam
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan.
2.3.3 Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil Menjelang Proses Persalinan
Zanden (1985) mengatakan bahwa menghadapi masa persalinan
merupakan suatu kondisi konkrit yang mengancam diri ibu hamil yang
menyebabkan perasaan tegang, kuwatir, dan takut. Untuk itu, ibu hamil
berusaha untuk dapat berhasil dalam menghadapi situasi tersebut sebaik-
baiknya sampai masa persalinan tiba.
Adanya perubahan fisiologis yang menimbulkan ketidakstabilan
kondisi psikologis selama hamil menumbuhkan kekhawatiran yang terus
menerus dalam menghadapi kelahiran bayi pada wanita hamil pertama.
Perasaan demikian akan terwujud dalam bentuk suatu kecemasan.
Kecemasan yang diikuti adanya perasaan bimbang, ada kalanya kurang
disadari oleh yang bersangkutan sehingga bertahan lama dalam dirinya
yang semakin lama akan memiliki frekuensi dan intensitas yang lebih
tinggi. Perubahan emosi tersebut tidak sama pada setiap wanita hamil.
Perbedaan tersebut tergantung pada kepribadian individu, tipe stress yang
pernah dialami dan dukungan emosi yang didapat dari wanita tersebut.
Dukungan suami atau bapak sangatlah penting dalam merencanakan
alternatif jalan keluar mengenai masa depan anaknya. Dengan merasa
dilibatkan dalam perencanaan, perawatan prenatal, persalinan, dan
kelahiran, maka bapak akan memahami hak-hak dan tanggung jawabnya
sebagai bapak ( Persis Mary Hamilton, 1987). Dukungan keluarga
terutama dukungan yang didapatkan dari suami akan menimbulkan
ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri (Dagun, 1991).
Menurut Hodnett (2002) dalam Chapman (2003), keuntungan
dukungan yang berkesinambungan dapat menjadikan pengalaman ibu :
a. Persalinan yang lebih baik dari yang diharapkan
b. Pengalaman keseluruhan yang lebih positif
c. Ibu lebih mungkin menyusui sendiri pada 6 minggu
d. Depresi lebih kecil pada 6 minggu
e. Lebih sedikit kesulitan memelihara bayi

2.4. Peran Bidan


2.4.1 Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa
orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang
menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik
antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Bidan dalam memberikan asuhannya harus memberikan komunikasi,
informasi, dan edukasi yang mampu meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan kebiasaan klien. Dalam hal ini salah satu caranya yaitu dengan
menerapkan komunikasi efektif ketika bertemu dengan klien. Berikut hal-
hal yang perlu dilakukan dalam melakukan komunikasi efektif:
a. Menciptakan Suasana yang Nyaman
Menciptakan suasana yang nyaman merupakan awal dari proses
komunikasi yang efektif. Seorang bidan harus mampu melakukan hal
ini. Misalnya dengan cara memberikan salam atau menyapa klien
terlebih dahulu, selanjutnya bidan bisa bertanya apapun yang
dikeluhkan klien dan mendengarkannya dengan seksama.
b. Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami merupakan faktor
terpenting dalam melakukan komunikasi. Tujuannya agar apa yang
disampaikan oleh seorang bidan dapat dicerna dan diterapkan oleh
klien. Seorang bidan harus dapat menjelaskan informasi dengan bahasa
yang sederhana.
c. Menghindari Penilaian Subjektif
Penilaian subjektif merupakan bentuk penilaian. Bagaimana
komunikasi yang efektif tidak akan bisa membuat seorang bidan masih
melakukan penilaian terhadap hal ini. Seperti misalnya, bidan
mempertimbangkan apa yang dilakukan oleh klien tidak benar dan
sudah pasti salah. Bidan harus mampu melihat lebih jauh faktor-faktor
kepercayaan atau keselamatan yang klien bawa.
d. Memberikan Hal-Hal yang Positif
Pemberian hal-hal yang positif merupakan pendukung dalam
terciptanya komunikasi yang efektif. Sebagai contoh, seorang bidan
dapat melakukan pujian terhadap hal-hal apa saja yang telah dilakukan
oleh ibu hamil selama perawatan kehamilannya. Ini akan membuat
klien semakin termotivasi.
e. To The Point dalam Memberikan Informasi
Dalam penyampaian informasi, klien mengaharapkan bahasan yang
diberikan lengkap dan mudah dipahami. Apabila seorang bidan
menyampaikan informasi terlalu panjang lebar akan membuat klien
semakin bingung dengan apa yang sedang ia hadapi.
f. Memastikan Informasi Dapat Diterima dengan Baik
Seorang bidan harus memastikan informasi yang disampaikan
kepada klien sudah diterima dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara meminta klien untuk menjelaskan kembali apa yang
disampaikan oleh bidan.
g. Menggunakan Empati
Empati adalah sikap yang harus diterapkan selama melakukan
proses komunikasi. Seorang bidan harus bisa menempatkan diri
sebagaimana klien ingin diperlakukan. Ini merupakan cara untuk
menghindari penilaian subjektif terhadap klien.
2.4.2 Motivasi
Motivasi atau dorongan sangat penting saat menjelang persalinan.
klien pasti sudah menyiapkan diri dari awal akan tetapi saat waktunya
sudah tiba tetap saja klien merasa panik dan cemas terlebih untuk
persalinan pertama. Bukan hanya persalinan pertama saja akan tetapi
persalinan kedua dan selanjutnya pun dapat menimbulkan rasa cemas dan
takut.
Motivasi dapat diberikan oleh bidannya langsung ataupun melalui
keluarga atau orang terdekat. Motivasi yang dilakukan oleh bidan yaitu
dengan cara memberikan dukungan emosional berupa pujian, semangat,
ataupun bimbingan agar klien merasa tenang sehingga dapat melahirkan
dengan normal dan lancar. Dukungan keluarga juga merupakan hal yang
penting untuk klien, jika melalui keluarganya yaitu bidan memberikan
penjelasan kepada keluarga klien tentang kondisi terakhir klien tanpa ada
yang ditutup-tutupi. Jika klien dalam keadaan syok maka petugas
kesehatan ataupun keluarga harus bisa menenangkan klien dengan
memberikan dukungan dan semangat, jangan sampai keluarga pun terbawa
syok dengan kondisi klien.
Dalam persiapan persalinan bukan hanya menyiapkan fisik tetapi
persiapan mental juga diperlukan. Dalam mempersiapkan kekuatan fisik
dan mental dapat dilakukan dengan hal-hal berikut:
a. Berdiskusi dengan Orang Lain
Dengan berdiskusi dengan orang lain maka akan mendapatkan
gambaran mengenai proses melahirkan. Sampaikan juga rasa cemas
dan takut, jika sudah tersampaikan maka akan merasa lebih tenang.
b. Ambil Kelas Hamil
Di kelas hamil akan dilakukan bagaimana cara berlatih pernapasan
yang berfungsi sebagai sarana relaksasi dan akan mengurangi rasa
sakit saat melahirkan.
c. Pijat
Pijatan ketika mengalami kontraksi akan membuat kenyamanan
sehingga rasa sakit teralihkan. Pijatan dapat dilakukan oleh pasangan
atau anggota keluarga yang lain.
d. Bersiap Menghadapi Rasa Sakit
Rasa nyeri menjelang persalinan menyerupai kram menstruasi namun
dengan intensitas yang lebih hebat.

2.5. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu (Manuaba, 2005). Power
adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Berikut terdapat
beberapa macam power :
2.5.1 His
His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos Rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi
simetrsis, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Kontraksi ini bersifat
involunter karena berada dibawah pengaruh saraf intrinsic. Ini berarti wanita
tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi.
Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga da periode relaksi
uterus diantara kontraksi, fungsi penting relaksasi yaitu mengistirahatkan otot
uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu, mempertahankan
kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus menyebabkan kontriksi pembuluh
darah plasenta.
Macam-macam His :
a. His Pendahuluan
Sifat his pendahuluan : His tidak kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lendir darah (bloody show).
b. His Pembukaan (kala I)
Sifat his pembukaan : Menyebabkan pembukaan serviks, his semakin
kuat, teratur dan sakit.
c. His Pengeluaran Janin (kala II)
Sifat his pengeluaran janin : Sangat kuat, teratur, simetris dan
terkoordinasi.
d. His Pelepasan Uri (kala III)
Sifat his pengeluaran uri : Kontraksi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
e. His Pengiring (kala IV)
Sifat his pengiring : Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan dalam beberapa jam atau hari.
Hal – Hal yang diperhatikan saat His terjadi
a. Frekuensi his: jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per menit per
10 menit.
b. Intensitas his: kekuatan his (adekuat atau lemah).
c. Durasi (lama his): lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dalam
detik, misalnya 50 detik.
d. Interval his: jarak antara his yang satu dengan his berikutnya, his datang
setiap 2-3 menit. (Asrinah,2010:10).

Sifat His Yang Normal


a. Kontraksi otot rahim dimulai dari salah satu tanduk Rahim atau cornu.
b. Fundal dominan, yaitu kekuatan paling tinggi di fundus uteri.
c. Kekuatannya seperti gerakan memeras isi Rahim.
d. Otot Rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula,
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah Rahim.
e. Pada setiap his terjadi perubahan pada serviks yaitu menipis dan
membuka.
Perubahan Yang Terjadi Akibat His
a. Pada uterus dan serviks, uterus keras dan padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatik air ketuban dan tekanan intrauteri naik,
menyebabkan serviks menjadi mendatar dan terbuka.
b. Ibu akan terasa nyeri karena terjadi iskemia Rahim dan kontraksi Rahim
juga ada peningkatan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin, pertukaran oksigen pada sirkulasi uteroplasenta berkurang,
maka timbul hipoksia janin. Pada kontraksi tetanik, maka gawat janin,
asfiksia dengan denyut jantung janin di atas 160 kali per menit.
2.5.2 Tenaga Mengejan
Mengejan adalah mengadakan tekanan di dalam tubuh bagian bawah
(perut) seperti ketika hendak buang air besar atau tahapan saat pembukaan
dilatasi mulut Rahim mencapai puncaknya, yaitu 10cm.
Penyebab Terjadi Proses Mengejan :
a. Kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi
dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar.
b. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan sewaktu buang air besar
tetapi lebih kuat.
c. Saat kepala sampai ke dasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan
ibu menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan
diafragmanya ke bawah.
d. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap
dan paling efektif sewaktu ada his.
e. Tanpa tenaga mengejan bayi tidak akan lahir.
2.6 Passage
2.6.1 Tulang Panggul
Tulang panggul terdiri dari :
1. Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang :
a. 2 Tulang pangkal paha (oscoxae) : Os Coxae terdiri atas OsIllium, Os
Ischium, dan Os Pubis
b. 1 tulang kelangkang (os sacrum)
c. 1 tulang tungging (oscoccygis)
2. Bagian lunak = Diafragma pelvis, dibentuk oleh :
a. Pars muskulus levator ani
b. Pars membranasea
c. Regio perineum
1. Bagian keras tulang panggul
a. Bentuk Panggul Wanita
Menurut Caldwell dan Molloy terdapat 4 bentuk panggul pada
wanita. Bentuk panggul ini akan menentukan jalan lahir dan mekanisme
persalinan. Bentuk-bentuk tersebut adalah :
1)   Panggul Ginekoid
2)   Panggul Android
3)   Panggul Anthropoid
4)   Panggul Platipeloid
b. Persendian Panggul
Tulang panggul yang terdiri dari 4 buah tulang berhubungan erat
melalui persendian.Di samping persendian tulang panggul dihubungkan
oleh jaringan ikat berupa ligamentum sehingga seluruhnya merupakan
dan membentuk jalan lahir yang kuat. Jaringan ikat yang
menghubungkan tulang tersebut adalah :
1) Permukaan belakang tulang sakrum ke tulang usus : Ligamentum
sacro-iliaka posterior.
2) Permukaan depan tulang sakrum ke tulang usus : Ligamentum sacro-
iliaka anterior, Ligamentum illiolumbalis, Ligamentum sacro-iliaka
interossea.
3) Tulang sacrum ke spina ischiadica : Ligamentum sacrospinosum.
4) Tulang sacrum ke tuber ossis ischiadica : Ligamentum
sacrotuberosum.
5) Tulang pangkal paha kanan dan kiri dihubungkan oleh : Simfisis
Pubis.
c. Panggul Kecil (Pelvic Minor)
Pelvis minor adalah bagian  terletak du bawah linea terminalis atau
di sebut true pelvis. Bentuk pelvis minor menyerupai suatu saluran yang
mempunyai sumbu melengkung ke depan. Panggul kecil dalam ilmu
kebidanan mempunyai arti penting karena merupakan tempat alat
reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir.Jalan lahir berbentuk
corong dengan luas bidang yang berbeda-beda, sehingga dapat
menentukan posisi dan letak bagian terendah janin yang melalui jalan
lahir itu.
Ciri-ciri khas jalan lahir adalah sebagai berikut :
a. Terdiri dari 4 bidang yaitu Pintu atas panggul, Bidang terluas panggul,
Bidang tersempit panggul, Pintu bawah panggul.
b. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan (Sumbu
Carus)
1) Pintu atas panggul (PAP)
Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke
samping dan dibatasi oleh :
a. Promontorium
b. Sayap os sacrum
c. Linea terminalis kiri dan kanan
d. Pinggir atas simfisis pubis
Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting, yaitu :
a) Ukuran muka belakang (Conjugata Vera) :  Panjangnya sekitar
11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya
diperhitungkan melalui pengukuran Conjugata diagonalis.
Panjang Conjugata diagonalis antara promontorium dan tepi
bawah simfisis pubis. Conjugata Vera (CV) = CD – 1,5 CM.
b) Ukuran melintang (Diameter Transversa)   :   Jarak antara kedua
linea terminalis (12,5 cm
c) Ukuran serong (Diameter Obliqua)   :   Jarak antara artikulasio
sacro-iliaka menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan.
Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih
hidup.
2) Bidang luas panggul
Bidang terluas dalam panggul wanita membentang antara
pertengahan simfisis menuju pertemuan tulang belakang (Os
sacrum) kedua dan ketiga. Ukuran muka belakangnya 12,75 cm
dan ukuran melintang 12,5 cm. Dalam proses persalinan bidang ini
tidak menimbulkan kesukaran.
3) Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir,
membentang setinggi tepi bawah simfisis menuju kedua spina
ischiadica dan memotong tulang sakrum setinggi 1-2 cm di atas
ujungnya. Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran
melintangnya sebesar 10 cm.
4) Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang
sama:
a) Segitiga depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi
arkus pubis
b) Segitiga belakang : dasarnya tuber ossis dan dibatasi oleh os
sacrum.
Ukuran-ukuran pintu bawah panggul adalah :
a. Ukuran muka belakang : Tepi bawah simfisis menuju ujung tulang
sakrum (11,5 cm)
b. Ukuran melintang : Jarak antara tuber ischiadica kanan dan kiri
sebesar 10-10,5 cm
c. Diameter sagitalis posterior : Ujung tulang sakrum ke pertengahan
ukuran melintang 7,5 cm
5) Sumbu Carus
Sumbu ini merupakan gatis menghubungkan titk persekutuan
antara diameter tranversa dan kunjungata vera pada pintu atas
panngul dengan titik sejenis di hotke II,III dan IV.
Sampai dekat hot ke III sumbu itu lurus , sejajar dengan sacrum ,
utnuk seterusnya melengkung ke de hal inpan , ssaui lengkungan
sacrum .halini penting untuk diketahui bila kelak mengakhiri
persalinan dengan cunam agar arah penarikan cuman itu
disesuaikan dengan jalanya sumbu jalan lahir pintu atas panggul
( pelvi inlet) saluran ini normal berbentuk hamper bulat.
6) Sistem Bidang Hodge
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke
dasar panggul. Hodge menentukan bidang penurunan sebagai
berikut :
a. Hodge I     : bidang yang sana dengan pintu atas panggul.
b. Hodge II  : bidang yang sejajar dengan H I setinggi tepi bawah
simfisis.
c. Hodge III : bidang yang sejajar dengan H II setinggi spina
ischiadica.
d. Hodge IV  : bidang yang sejajar dengan H III setinggi ujung
tulang sacrum.
d. Ukuran Luar Panggul
Pengukuran ini bertujuan untuk menentukan jenis ukuran, bentuk, dan
garis besar dari panggung. Yang di ukur adalah :
1) Distansia spinarum(kurang lebi 24 cm-26 cm): jarak antara kedua
spina iliaka anterior superior sinistra dan dextra
2) Distansia kristarum(kurang lebih 28 cm-30 cm): jarak terpanjang
anta dua tempat yang simetris pada Krista ilaka sinistra dan dextra
3) Distansia oblikua eksterna: jarak antara spina iliaka posterior sinistra
dan spina iliaka anterior superior dextra dan dari spina iliaka
posterior dextra ke spina iliaka anterior superior sinistra. Kedua
ukuran ini bersilang.
4) Distansia intertrokanterika: jarak antara kedua tronkanter mayor.
5) Konjugata eksterna (kurang lebih 18 cm) : jarak antara bagian atas
simfisis ke prosesus spinosus lumbal 5
6) Distansia tuberum (kurang lebih 10,5 cm) : jarak antara tuber iski
kanan dan kiri.
2. Bagian Lunak Jalan Lahir
Pada kala pengeluaran ( kala II) ikut memebentuk jalan lahir segmen
bawah uterus, serviks uteri dan vagina. Pada akhir kehamilan 38 minggu
serviks lebih pendek dari pada waktu kehamilan 16 minggu.Umumnya
serviks disebut matang bila teraba sebagai bibir pada kehamilan 34 minggu.
Disamping uterus dan vagina otot otot, jaringan jaringan ikat, dan ligament
yang berfungsi menyokong alat alat urogenitalis perlu diketahui oleh karena
semuanya mempengaruhi jalan lahir dan lahirnya kepala atau bokong pada
partus.
Otot otot yang menahan dasar panggul bagian luar adalah muskulus
spingterani eksternum, muskulus bulbokafernosus yang melingkari vagina,
dan muskulus perinea transfersus superfisialis. Terdapat juga otot otot yang
melingkari vagina bagian tengah dan anus antara lain muskulus
iliokogsigeus, muskulus iskiofoksigeus, muskulus perinea transfersus
profundus, dan muskulus koksigeus. Lebih dalam lagi ditemukan otot dalam
yang paling kuat di sebut diafragma pelvis.
a. Perinium
Perineum adalah jaringan yang terletak disebelah distal diagfragma
pelvis.perinium mengandung sejumlah otot supervisial, vaskuler, dan
berisi jaringan lemak.  Saat persalinan, otot ini sering mengalami
kerusakan ketika janin dilahirkan.
b. Jalan lahir
Passage atau jalan lahir terdiri dari bagian keras (tulang-tulang panggul
dan sendi-sendinya) dan bagian lunak (otot-otot, jaringan, dan
ligament). Tulang –tulang panggul meliputi dua tulang pangkal paha
(ossa caxae), 1 tulang belakang (ossa sacrum), dan 1 tulang tungging
(ossa coxygis).
Jalan lahir bagian lunak meliputi SBR (segmen bawah rahim), serviks
uteri, vagina, otot-otot, jaringan ikat dan ligament yang menyokong
alat-alat urogenital.
Otot-otot yang menahan dasar panggul:
1)  Bagian luar:
a)    M.Sfingter ani eksternus
b)   M.Bulbokavernosus (melingkari vagina)
c)    M. perinea trans superfisialis
2) Bagian tengah
a)    M. Sfingter urethrae (melingkari urethra)
b)   M. iliokoksigeus
c)    M. iskiokksigeus
d)   M. perinea transverses
e)    M. koksigeus
3)   Bagian dalam
M.levator ani (menahan dasar panggul), menutupi hampir seluruh
bagian belakang pintu bawah panggul (PBP/diafraghma
pelvis).Bagian depannya berbentuk segitiga yang disebut trigonum
urogenitalis (hiatus genetalis) yang di dalamnya berada urethra,
vagina, dan rectum. Diafragma pelvis meliputi M. levator ani (pars
muskularis) dan pars membranasea, yaitu diafragma urogenitalis yang
terdiri dari perineal facia, otot-otot superficialis
2.6.2 Uterus
Uterus adalah organ tunggal muscular dan berrongga. Hasil
pembuahan antara sperma dan ovum akan ditanam dalam endometrium
uterus setelah mencapai stadium blastula, yaitu sekitar 3 minggu setelah
terjadinya fertilisasi dengan vesika urinaria dan dibagian belakangnya
berbatasan dengan rectum. Umumnya uterus terfleksi ke arah depan dan
teranteversi, sehingga letaknya hampir horizontal dengan vesika urinaria.
Uterus ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekat
uterus pada dinding pelvis. Ligament cardinal dan uterosacral juga ikut
menopang letak uterus di rongga pervis. Struktur uterus: dinding uterus
terdiri atas tiga lapis :
1. Peritoneum : lapisan terluar, merupakan lapisan serosa
2. Miometrium : lapisan tengah, merupakan kumpulan sel-sel otot polos
3. Endometrium : lapisan terdalam, memiliki 2 lapisan lagi
4. Superficialis : mengalami perubahan selama masa menstrusi, dibentuk
oleh lapisan basal. Meluruh bersama dengan darah menstruasi saat
fase sekresi.Memiliki respon terhadap hormone gonadotropin seperti
estrogen dan progresteron. Hasil implantasi berupa blastula, akan
ditanam pada lapisan ini.
5. Basalis : lapisan dasar endometrium, tetap dan tidak berubah selama
masa menstruasi. Membentuk lapisan superficial selama fase
proliferasi dari siklus menstruasi
6. Fundus uterus : bagian paling atas dari uterus berbentuk bundar. Aktif
melakukan kontraksi saat partus, yang disebut sebagai His uterus.
Berbatasan dengan 2 isthmus dari tuba uterine disisi kiri dan kanan
7. Corpus uterus : bagian luas berdinding tebal, menutupi rongga uterus.
Membesar dan membengkak saat kehamilan.
8. Serviks : suatu bagian sempit di paling bawah uterus yang membatasi
antara uterus dan vagina. Mensekresi getah serviks, dan jika didapati
gambaran daun pakis pada pemeriksaan mikroskopis getah tersebut,
maka itu adalah penanda terjadinya ovulasi. Di dekat serviks, terdapat
suatu bagian yang di sebut squamo-columnar junction, dimana sel-sel
epitel squamous vagiana berubah secara mendadak ke sel-sel
columnar uterus, dan pada bagian ini, mudah terjadi metaplasia,
sehingga mengakibatkan kanker serviks.
9. Portio vaginalis: bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung atas
vagina. Dapat digunakan untuk meramalkan posisi janin dalam
kandungan, dan penurunan janin terhadap jalan lahir (system Hodge)
uterus mendapatkan suplay darah dari arteru iliaka interna, yang
kemudian bercabang menjadi arteri uterus, lalu dinding uterus,
menjadi arteri arkuata.
2.6.3 Vagina
Vagina adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini
merupakan organ organ kopulasi wanita, dan merupakan jalan lahir janin
saat persalinan. Vagina memiliki panjang sekitar 8-10 cm, dan berbatasan
dengan uretra pada bagian anterior, dn rectum pada bagian posterior.
Vagina tersusun atas lapisan adventitia, satu lapis otot polos, dan lapisan
otot squamous non keratinisasi/lapisan vaginal.Sel-sel pada lapisan vaginal
memiliki reseptor estrogen pada membrannya.
Vagina dilembabkan oleh cairan secret dari kelenjar-kelenjar di
serviks. Suasana vagina pada dasarnya adalah asam (PH<7). Suasana asam
ini berfungsi sebagai pertahanan untuk mencegah infeksi pada vagina, dan
merupakan barrier seleksi sperma  yang paling awal. Flora normal yang
sering ditemukan pada wagina adalah lactobacillus sp. Bakteri ini sering
membantu menjaga prose keasaman vagina. Jika keberadaan flora normal
tersebut terganggu akibat penggunaan kortikosteroid ataupun antibiotic
spectrum luas yang berlebihan dalam waktu lama, ataupun kerena
menurunnya secret cairan asam dari serviks, maka vagina dapat terinfeksi
oleh bakteri oleh pathogen, ataupun virus.
2.6.4 Vulva
Vulva adalah genitalia eksterna wanita. Beberapa alat yang terdapat
pada vulva adalah :
1. Mons pubis : bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas
simfisi pubis. Bagian ini tertutup rambut setelah mencapai usia
pubertas
2. Labia mayora : dua lipatan longitudinal yang merentang ke bawah
mons pubis dan menyatu di posterior peritoneum (kulit antara
pertemuan dua lipatan labia mayora dengan anus). Labia mayora
homolog dengan skrotum pada laki-laki
3. Labia minora : dua lipatan kulit di antara labia mayora, tidak
berambut, dan memiliki beberapa kelenjar keringat sebasea.
4. Klitoris : homolog dengan penis laku- laki, memilliki 2 batang, 1 akar,
dan gland clitoris yang mengandung banyak ujung serabut saraf dan
sangat sensitive.
5. Vestibula : area yang dikelilingi labia minora. Menutupi mulut urthra,
mulut vagina, dan duktur kelenjar bartolini
6. Orifisium urethra : ujung urethra, temat keluarnya air seni dari saluran
kemih
7. Mulut vagina : terletak dibawah orifisium urethra, mempunyai
hymen/selaput dara.

2.7 Passanger
2.7.1 Pengertian Faktor Passenger
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu
pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu yang
buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal. Passenger terdiri
dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama, dan bagian
janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai
ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
2.7.2 Macam-macam Passenger
1. Janin
Janin adalah passage utama lewat jalan lahir. Bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala. Posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Ukuran kepala lebih lebar
dari bahu dan kurang lebih seperempat dari panjang bayi. 96% bayi
dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama. Kepala paling banyak
mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup
dan kehidupan janin kelak hidup sempurna, cacat atau akhirnya
meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian
lahir dengan mudah menyusul kemudian.
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
a. Postur janin dalam rahim diantara lain :
1) Sikap (harbitus)
Sikap menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam
sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam
keadaan fleksi, serta tulang lengan silang di dada.
2) Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu
ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada
sumbu ibu, letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan
sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sunsang.
b. Letak
Letak terbagi menjadi 2 :
1) Letak longitudinal, yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu bias
berupa letak kepala atau letak sungsang.
2) Letak oblik, sumbu janin dan ibu dapat bersilangan dengan sudut 45
derajat, membentuk letak oblik, yang tidak stabil dan selalu berubah
menjadi letak memanjang atau melintang selama proses persalinan.
c. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di
bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atu pada pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu,
dll.
d. Posisi
Merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin
apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu
(maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (lbk), ubun-
ubun kecil (uuk) kiri depan, uuk kanan belakang.
2. Plasenta
Plasenta adalah produk kehamilan yang akan lahir mengiringi
kelahiran janin, yang berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15- 20
cm, tebal 2-3 cm, berat plasenta 500 - 600 gram. Letak plasenta yang
normal : pada korpus uteri bagian depan atau bagian belakang agak ke arah
fundus uteri. Bagian plasenta: permukaan maternal, permukaan fetal,
selaput ketuban, tali pusat. Fungsi plasenta :
a. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif)
b. Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi)
c. Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2 (respirasi)
d. Sebagai alat yang membentuk hormon
e. Sebagai alat menyalurkan berbagai anti body ke janin
3. Air Ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500
cc. Ciri-ciri air ketuban: berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa
manis, reaksinya agak alkalis dannetral, dengan berat jenis 1,008.
Komposisi: terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam uric,
kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam
organic. Kadar protein kira-kira 2,6% gram per liter, terutama albumin.
Fungsi air ketuban pada persalinan ialah selama selaput ketuban tetap
utuh, cairan amnion/air ketuban melindungi plasenta dan tali pusat dari
tekanan kontraksi uterus. Cairan ketuban juga membantu penipisan dan
dilatasi cerviks.
2.7.3 Asuhan Persalinan pada Faktor Passenger
1. Memastikan keadaan dan posisi janin normal
2. Memeriksa letak plasenta apakah menghalangi jalan lahir atau tidak
3. Memeriksa air ketuban, apakah normal atau terjadi ketuban pecah dini.

2.8 Physician
2.8.1 Pengertian Physician
Physician adalah seseorang yang terlatih dalam seni penyembuhan. Di
inggris, dokter adalah spesialis dalam kedokteran internal atau umum,
sedangkan, di AS dokter adalah dokter kedokteran. istilah ini, umumnya
merujuk pada seseorang yang telah memperoleh gelar Doctor of Medicine
(MD), Doctor of Osteopathy (DO), atau Doctor of Naturopathy (ND) dan
yang diterima sebagai praktisi kedokteran di bawah undang-undang
Negara bagian, provinsi, dan / atau Negara tempat ia praktik.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Dokter kandungan adalah dokter yang mendalami kesehatan system
reproduksi wanita. Dokter yang sering juga disebut sebagai dokter
spesialis obstetric dan ginekologi atau disingkat obgin inilah yang
utamanya berperan dalam membantu memeriksa ibu hamil, membantu
persalinan, dan perawatan setelah persalinan.
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya dan telah lulus dari pendidikan tersebut,
serta memenuhi kualifikasi untuk didaftarkan (register) dan atau memiliki
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
2.8.2 Aspek Bidan
1. Good Looking
Good looking adalah bentuk citra diri yang terpancare dari diri
seseorang, dan juga merupakan sarana komunikasi antar seorang individu
dengan individu lainnya. Tampil menarik dapat menjadi salah satu kunci
sukses dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Orang lain akan merasa
nyaman, betah, dan senang dengan penampilan diri yang enak dipandang
mata. Berpenampilan menarik bukan berarti mewah, tetapi tergantung
pada diri individu itu sendiri dalam kaitannya pengembangan diri
seutuhnya secara baik.
Usaha yang dapat dilakukan untuk dapat berpenampilan menarik
meliputi :
a. Sikap atau pembawaan
b. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh
c. Berbicara
d. Kesehatan
e. Kebersihan dan kerapihan
f. Tata rambut dan tata rias
g. Tata busana
2. Bina Hubungan Saling Percaya(BHSP) / Trusstiness
Hubungan bidan dan pasien adalah hubungan yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian
ujuan klien. Dalam hubungan itu bidan menggunakan pengetahuan
komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.
Pada dasarnya hubungan bidan dan pasien bersifat professional yang
diarahkan pada pencapaian tujuan. Hubungan bidan dengan pasien
merupakan hubungan interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.
Kewajiban bidan memberikan asuhan kebidanan dikembangkan
hubungan saling percaya dibentuk dalam interaksi, hubungan yang
dibentuk bersifat terapeutik dan bukan hubungan sosial, hubungan bidan
dan pasien sengaja dijalin terfokus pada pasien, bertujuan menyelesaikan
masalah pasien.
2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu
diperhatikan baik pasien maupun bidan :
a. Bidan professional bila mampu menciptakan hubungan terapeutik
dengan pasien.
b. Keikhlasan, empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan
dengan pasien.
3. Kuasai Psikologis
1) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Ketidaknyamanan fisik maupun psikologis dapat terjadi pada ibu
selama kehamilan. Kerjasama bidan dengan keluarga sangat diharapkan
agar dapat memberikan perhatian dan mengatasi masalah yang terjadi
selama kehamilan. Dukungan dari suami, keluarga dan tenaga kesehatan
dapat memberikan perasaan aman dan nyaman selama kehamilan.
2) Persiapan menjadi orang tua
Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena akan terjadi
banyak perubahan peran ketika bayi lahir. Bagi pasangan baru, persiapan
dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi. Sedangkan bagi pasangan
yang telah mempunyai lebih dari satu anak dapat belajar dari pengalaman
mengasuh anak sebelumnya. Persiapan yang tidak kalah pentingnya
adalah persiapan ekonomi.
3) Persiapan Sibling
Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara saudara kandung akibat
kelahiran anak berikutnya. Sibling ditunjukkan dengan penolakan
terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari lingkungannya,
menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan terhadap adiknya. Usia
dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh
karena itu, persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Persiapan
bagi anak mencakup penjelasan yang dilihat dan didengar.
4. Libatkan Lingkungan
a. Support Keluarga
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat
diikuti dengan stress dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi selama
kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota
keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga
harus terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota
keluarga dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu
merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.
b. Dukungan suami
Dukungan dan peran suami selama kehamilan meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan
dapat memicu prosuksi ASI. Tugas suami yaitu memberikan perhatian
dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap masalah yang dialaminya selama kehamilan.
c. Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa :
a) Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi
b) Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan
melahirkan
c) Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa
d) Menunggu ibu ketika melahirkan
d. Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan dalam
memberikan dukungan pada ibu hamil. Bidan sebagai tempat
mencurahkan segala isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali
keadaan yang terjadi disekitar ibu hamil. Hubungan yang baik, saling
mempercayai dapat memudahkan bidan/tenaga kesehatan dalam
memberikan pendidikan kesehatan.
5. Konsep Persalinan
Memberikan edukasi kepada pasien untuk menentukan metode yang akan
dipilih oleh pasien :
a. Home birth
Home birth adalah persalinan yang dilakukan di rumah, tidak di
rumah sakit, tidak di rumah bersalin atau di tempat praktek bidan. Di
Indonesia masih banyak home birth apalagi pedesaan, dimana di daerah
itu tidak memungkinkan untuk pergi ke RS atau ke tempat pelayanan
kesehatan lainnya.
b. Water Birth
Water birth atau melahirkan di air adalah salah satu metode untuk
mengurangi rasa sakit saat persalinan. Pada metode ini, proses
pengurangan rasa sakit terjadi karena air hangat menstimulasi syaraf
tubuh. Tidak ada obat-obatan kimia yang dimasukkan ke dalam tubuh
sehingga lebih alami.
c. Hypno Birth
Hypno birth adalah metode yang menggunakan self-hypnosis
(hipnotis diri sendiri) dan teknik relaksasi untuk membantu calon ibu
merasa siap serta mengurangi persepsi akan ketakutan, kecemasan atau
tegang, dan rasa sakit saat melahirkan.
6. Jasa Doula
Kata doula berasal dari bahasa Yunani yang bermakna pelayan
perempuan. Kini, istilah doula dipakai untuk profesi pendamping bagi ibu
yang ingin menjalani proses persalinan lebih cepat, dan pemulihan kondisi
emosional dan fisik setelah melahirkan.
Ada dua jenis doula, yaitu birth doula dan postpartum doula. Birth
doula yang bertugas mendampingi ibu hamil mempersiapkan diri
menghadapi proses persalinan, hingga membantu kelahiran jabang bayi.
Sedangkan postpartum doula tugasnya ialah membantu ibu baru untuk
menyesuaikan diri dalam tanggung jawabnya sebagai orang tua.
Bith doula memiliki tugas untuk membimbing dan mendampingi ibu
selama proses kelahiran, dia bisa menjadi perantara antara dokter dengan
ibu yang akan melahirkan. Doula ini membantu ibu berkomunikasi dengan
dokter atau bidan, mengenai keinginan sang ibu.
Doula akan menjadi orang terdekat ibu yang membimbing,
memberikan informasi seputar kehamilan dan bayi. Berbeda dengan bidan
atau dokter, doula tidak hanya memberikan pendampingan medis, namun
juga memberikan pendampingan medis, namun juga memberikan
pendampingan emosional sehingga ibu hamil siap menghadapi orang tua.
Postpartum doula memiliki spesialisasi khusus untuk membantu
pemulihan ibu setelah melahirkan. Dia akan membimbing bagaimana cara
yang baik untuk menyusui dan mengurus bayi.

2.9 Place
2.9.1 Faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat persalinan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang wanita hamil untuk
memutuskan dimana ia akan melahirkan jabang bayinya. Salah satunya
yaitu faktor pemilihan tempat pelayanan melahirkan. Beberapa faktor
diantaranya :
1) Faktor kesadaran
Dipengaruhi oleh pengalaman baik dari individu, keluarga, saudara-
saudara, dan kerabatnya. Dan sebagian besar dipengaruhi oleh
pengalaman yang ia lihat secara langsung, seperti dimana tempat ibunya
melahirkan anak-anaknya. Jika ibu melahirkan dirumah dan
menikmatinya, maka si wanita tersebut mungkin beranggapan bahwa ia
juga akan bahagia dengan hal yang sama.
2) Faktor diluar kesadaran
Dipengaruhi oleh apa yang pernah dilihatnya di televisi, film, serta
artikel, koran, majalah, dan buku-buku yang pernah ia baca tanpa ia tahu
kebenarannya.
2.9.2 Jenis pemilihan tempat persalinan
1) Rumah Pasien
Kebanyakan wanita memilih melahirkan di rumah karena ia merasa
lebih nyaman karena dikelilingi oleh orang-orang terdekat dengan bebas
melakukan apapun yang ia inginkan, privasi pun merasa lebih terjaga,
dan praktis tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak
dibandingkan apabila ia melahirkan di rumah sakit.
Berdasarkan penelitian juga, ibu mendapatkan dukungan psikologis
yang baik, seperti ibu mendapatkan kenyamanan sehingga hal tersebut
memengaruhi juga terhadap kondisi fisiologis ibu, seperti saat kontraksi
otot rahim kuat maka ambang nyeri menjadi terasa lebih sedikit sekaligus
mampu mempercepat proses pembukaan dalam persalinan.
Tetapi dalam hal ini juga memiliki beberapa hambatan, diantaranya :
a. Tingkat keamanan rendah.
b. Kurangnya persiapan jika terjadi kegawatdaruratan.
c. Kurangnya kelengkapan alat.
2) Rumah Sakit
Para wanita yang lebih memilih melahirkan di rumah sakit merasa
tenang karena banyak tenaga medis yang berjaga disana. Sebagian
lainnya merasa bahwa melahirkan dengan peralatan teknologi tinggi
lebih aman, serta tertarik oleh fasilitas khusus yang ditawarkan di rumah
sakit, misalnya program melahirkan di kolam air (meskipun boleh
dikatakan bahwa layanan ini juga didapat di luar rumah sakit) maupun
fasilitas yang lainnya.
Tetapi sebagian dari mereka yang tidak memilih rumah sakit sebagai
tempat dimana ia bersalin dikarenakan mereka menyimpulkan bahwa
rumah sakit itu tempat yang menakutkan dan mereka merasa takut harus
menjalani banyak tindakan medis jika mereka melahirkan disana, banyak
peraturan yang harus mereka taati, repot membawa barang, privasi
kurang, dan jarak/akses yang jauh dapat membuat pengeluaran biaya
lebih banyak.
3) Layanan Domino
Layanan domino ini berarti, seorang bidan mendampingi pasien
sepanjang masa kehamilan, mengantar ke rumah sakit apabila klien
membutuhkan rujukan untuk proses persalinan, dan sampai setelah itu
kembali menemani pasien tersebut ke rumah untuk beberapa waktu.
Meskipun tidak setiap daerah menyediakan layanan ini, dan dalam
kenyataannya pasien mungkin mendapatkan bidan yang lain dengan
bidan yang merawat pasien di sepanjang masa kehamilannya.
Layanan ini sebenarnya memberikan kepuasan terhadap pasien
karena dapat mengembangkan relasi yang baik dengan seorang bidan,
yang dapat menjamin kerahasiaan dan mampu menolongnya dalam
proses persalinan.

2.10 Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi ibu :
1) Kekhawatiran
Kekhawatiran yang dimaksud disini adalah kekhawatiran terhadap
proses kelahiran dimana wanita tersebut membayangkan jika bayi yang
kan dilahirkan akan mengalami cacat jasmani ataupun rohani. Proses
persalinan memang tidak bisa dipisahkan dari kondisi biologis dan
psikologis seseorang. Rasa mual, lelah, susah tidur, sesak napas dan
berbagai gangguan lainnya dapat menambah ketegangan dan ketakutan
yang dialami oleh ibu menjelang proses persalinan.
2) Takut mati
Meskipun persalinan adalah proses yang wajar dan normal, namun
fakta ini tidak lantas membuat wanita tidak membayangkan
ketakutannya dalam menjalani proses persalinan setiap proses kelahiran
yang akan dijalani oleh setiap wanita akan selalu disertai dengan
pendarahan yang hebat dan keakitan yang luar biasa. Dari sebab inilah,
muncul ketakutan-ketakutan yang berlebihan seperti takut mati baik
kematian sendiri ataupun kematian calon bayi yang akan dilahirkannya.
3) Trauma akan kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa rasa ketakutan seorang ibu berpisah
dengan bayinya. Wanita mnjelang proses kelahiran mengalami rasa
trauma untuk takut akan kelahiran bayi kemudian terpisah dari ibunya.
Mungkin ini jarang terjadi tetapi mungkin juga bisa dialami oleh calon
ibu yang mengalami trauma akan kelahiran.
4) Perasaan bersalah
Berkaitan dengan faktor psikologis terhadap persalinan yang kedua
yaitu takut akan mati, rasa bersalah ini jugalah yang mempemgaruhi
ketakutan akan mati tersebut. Wanita yang sedang menuju persalinan
sering merasa dikejar-kejar oleh rasa bersalah. Untuk menghindari
perasaan bersalah ini biasanya wanita akan lebih suka dan yakin jika
menjelang proses persalinannya dapat didampingi oleh ibu atau
neneknya. Kehadiran mereka dapat sedikit memberikan ketenangan dan
mengurangi rasa bersalah yang dialami wanita menjelang persalinan.
5) Kecemasan
Kecemasan adalah faktor psikologis yang menunjukkan sebuah
perasaan dan keadaan emosional yang dimiliki seseorang ketika akan
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Begitu pula
dengan wanita, ia akan merasakan kecemasan menjelang proses
kelahiran.
Para ahli membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat :
a. Tingkat psikologis yaitu munculnya rasa kecemasan sebagai wujud
manifestasi gejala‐gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir,
dan sebagainya.
b. Tingkat fisiologis yaitu munculnya rasa kecemasan yang sudah
mempengaruhi gejala‐gejala fisik, terutama pada sistem syaraf,
misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar‐debar, perut mual, dan
sebagainya.
Cara menghilangkan kecemasan yang dialami oleh wanita menjelang
proses persalinan diperlukan kerja sama antara pasien dan penolong
yaitu dokter atau bidan dengan memberikan penjelasan dan penerangan
selama kehamilan agar bertujuan untuk menghilangkan kecemasan
melalui penjelasan kurangnya pengetahuan akan cara-cara yang
dilakukan untuk merawat si jabang bayi.
6) Gelisah
Rasa gelisah bisa timbul akibat ketakutan karena keseringan
mendengar cerita mengerikan tentang pengalaman proses persalinan
yang dialami orang lain sehinggan menimbulkan seorang wanita berfikir
bahwa proses persalinan adalah sebuah proses yang sangat menakutkan.
Mungkin gelisah ini tidak terlalu dialami oleh wanita yang pernah
mengalami persalinan, namun bagi wanita yang belum pernah
mengalamai persalinan, rasa gelisah ini adalah salah satu faktor
psikologis yang juga memperngaruhi persalinan seseorang. Wanita akan
menjadi tidak tenang dan sangat gelisah sehingga mereka membutuhkan
pendamping untuk menanamkan kepercayaan diri untuk mengubah
pandangan bahwa persalinan adalah peritiwa menakutkan.
7) Narsistis
Narsistis adalah suatu keinginan yang timbul ditunjukkan melalui
kecenderungan seorang wanita yang ingin cepat melahirkan bayinya
semata-mata ketidaksabarannya melihat sang buah hati. Penyebab
narsistis adalah :
a. Pikiran mengenai calon bayi yang akan menjadi objek tumpuan
kasih
b. Beban fisik karena membesarnya bayi dalam kandungan.
8) Stress
Stress yang dialami oleh seorang ibu menjelang proses persalinan
tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, namun juga berefek pada
calon bayi. Wanita menjelang proses persalinan akan tampak sangat
stres akibat akumulasi dari rasa ketakutan dan kekhawatiran yang
berlebih mengenai persalinan. Efek dari stress akan sampai terbawa pada
psca persalinan dan berdampak pada terganggunya proses peroduksi
ASI.
9) Konflik Batin
Minggu-minggu terakhir menjelang proses persalinan akan terjadi
banyak konflik batin antara mempertahankan janin yang dikandungnya
atau sedera melahirkannya. Keinginan mempertahankan bayi  ini
diakibatkan dari perasaan melindungi janin yang sudah terbiasa
dilakukan sejak masa kehamilan awal. Wanita akan terdorong untuk
memperlambat persalinannya walaupun sebenarnya tidak semua wanita
akan mengalami fase ini.
10) Sedih sekaligus bahagia
Semua orang tahu bahwa persalinan adalah peristiwa terhebat yabng
dialami oleh seorang wanit tangguh di dunia ini. Kita bisa merasakan
dua sisi perasaan yang berlawanan saat menjalani persalinan yaitu sedih
tetapi bahagia. Ini merupakan puncak dari srmua faktor psikologis
terhadap persalinan. Seseorang yang berada dlam masa menjelang
persalinan memang akan dibarengi dengan perasaan sedih akibat rasa
sakit yang luar biasa ditambah dengan rasa takut, khawatir, cemas.
Namun, di satu sisi mereka juga akan merasakan kebahagiaan yang amat
dalam karena akan segera mendapatkan buah hati.
Cara mengatasi masalah psikologis terhadap persalinan :
a. Rutin periksa dokter dan konseling menanyakan seputar kehamilan
b. Selain bertanya pada dokter, rajinlah untuk menggali informasi dari
luar seperti melalui internet cerita teman majalah dan sebagainya
c. Selalu minta pendampingan orang terdekat terlebih suami, orang tua
atau sahabat.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya
serangkaian perubahan yang besar pada ibu baik secara fisiologis maupun
psikologis untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Diperlukan
beberapa pengambilan keputusan yang telah disepakati secara bersama untuk
menentukan dimana ibu akan melakukan persalinan dan ditolong oleh siapa.
Perlu adanya komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga
maupun penolong. Dorongan dari keluarga pun merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap proses persalinan ibu. Beberapa aspek tersebut
perlu diperhatikan agar ibu mampu melakukan persalinan dengan aman,
nyaman dan tanpa hambatan.
3.2. Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan ilmu yang kita miliki, jadi kami harapkan untuk memperbaiki
dan menambahkan materi jika ada yang terlewat. Semoga isi makalah ini juga
bermanfaat bagi para pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai