Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses yang fisiologik yang memungkinkan

serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya

melalui jalan lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang

progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi Rahim teratur yang terjadi

sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.

Persalinan tidak selamanya berjalan secara fisiologis, dalam persalinan juga

terjadi keadaan patologis, seperti terjadinya eklamsi, asfiksi, persalinan

buatan dengan forceps, dll. (http://wwwdhias-midwifery.blogspot.com)

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi factor-faktor penyebab

persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

proses persalinan dapat memperhatikan factor-faktor tersebut. Oleh karena itu

dalam makalah ini akan dibahas topic tentang apa saja factor-faktor yang

mempengaruhi persalinan yaitu : power, passage, passage, psykologis,

penoong. (http://bidankita.com)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi persalinan?

2. Bagaimana pengaruh factor tersebut dalam persalinan?

1
1.3 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi

persalinan.

b. Untuk mengetahiu apa saja pengaruh factor-faktor tersebut dalam

persalinan.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari makalah ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh passage terhadap persalinan

b. Untuk mengetahui pengaruh power terhadap persalinan

c. Untuk mengetahui pengaruh passage terhadap persalinan

d. Untuk mengetahui pengaruh psikis terhadap persalinan

e. Untuk mengetahui pengaruh penolong terhadap persalinan

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Semoga Makalah ini dapat menjadi salah satu acuan pembelajaran bagi

mahasiswa di bidang kesehatan ataupun contoh bagi mahasiswa yang

ingin menulis makalah mendatang.

2
1.4.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Semoga dengan hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi pedoman

tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya, dan nakes menggap

bahwa mengetahui factor yang dapat mempengaruhi persalinan itu

sangat penting sehingga akan mengurangi AKI dan AKB.

1.4.3 Bagi Masyarakat pada Umumnya

Semoga hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi pengetahuan

masyarakat, yang ternyata factor penolong itu sangat penting.

Sebaiknya jika masyarakat ingin melakukan persalinan di tempat yang

bersih dan dengan tenaga medis professional bukan dengan dukun.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Persalinan

Dokter atau bidan umumnya akan menjelaskan secara dasar bahwa proses

persalinan bayi secara normal ataupun proses melahirkan normal itu terdiri

dari 4 tahap proses :

- Tahap pertama, proses persiapan persalinan dengan fase awal, aktif, transisi.

Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut Rahim sampai penuh.

- Tahap kedua, tahap kelahiran sampai bayi keluar dengan selamat.

- Tahap ketiga, pengeluaran plasenta.

- Tahap keempat, pasca lahir yakni observasi terhadap ibu selama 1 jam usaai

plasenta keluar.

Beberapa kejadian yang akan dialami oleh ibu hamil saat akan melahirkan

secara normal :

- Kontraksi

- Leher Rahim makin terbuka lebar

- Mendorong calon bayi sesuai petunjuk dokter/bidan

- Pengeluaran plasenta

4
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah :

1. Passage

Merupakan bagian tulang panggul, serviks vagina dan dasar panggul

(displascement).

2. Power

Kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim plus kerja otot-otot volunteer

dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengendan

atau meneran.

3. Passanger

Terutama janin (secara khusus bagian kepala janin) plus plasenta,

selaput dan cairan ketuban atau amnio.

4. Psikis

Psikologis adalah keadaan emosi, jiwa, pengalaman, adat istiadat, dan

dukungan dari orang-orang tertentu dapat mempengaruhi proses

persalinan.

5. Faktor Penolong

Proses persalinan tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan

penolong dalam menghadapi persalinan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Passage (Jalan Lahir)

3.1.1 Tulang panggul

Panggul terdiri atas:

Bagian keras yang dibentuk oleh tulang panggul bagian keras atau

tulang-tulang panggul, merupakan suatu corong.

Bagian atas yang lebar disebut: panggul besar (pelvis mayor), yang

mendukung isi perut.

Bagian bawah atau panggul kecil (pelvis minor) menjadi wadah alat

kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir. (Sastrawinata, 1983:11)

Berikut tulang-tulang yang membentuk panggul:

Gambar 2.1 tulang dan sendi panggul


(http://2.bp.blogspot.com)
Tulang pangkal paha (os coxae)

Terdiri atas 3 buah tulang yang saling berhubungan satu sama lain pada

acetabulum.

6
Ketiga tulang tersebut ialah:

a) Tulang Usus (os illium): merupakan tulang terbesar dari panggul dan

membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.

b) Tulang duduk (os ischium): Terdapat sebelah bawah dari tulang usus

c) Tulang kemaluan (os pubis): Terdapat sebelah bawah dan depan dari

tulang usus. (Sastrawinata, 1983:15)

3.1.2 Bagian Lunak dari Panggul

Bagian lunak yang yang dibentuk oleh otot-otot dan ligament. Bagian ini

meliputi dinding panggul bagian dalam dan yang menutupi panggul

sebelah bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar

panggul yang disebut Diafragma Pelvis.

Dasar panggul terdiri atas:

a) Diafragma Pelvis: bagian dalam yang terdiri dari m. levator ani, m.

pubococcygeus, m.illliococcygeus, dan m.ischiococcygeus

b) Diafragma Urogenital terdiri dari parineal fasciae otot-otot

superficial. (Mochtar, 1998: 82)

3.1.3 Ukuran-ukuran Panggul

Panggul Kecil (Pelvis Minor), terbagi menjadi 4 bidang:

a. Pintu atas panggul

PAP adalah batas atas dari panggul kecil, bentuknya bulat oval.

7
Gambar 2.2 pintu atas panggul
(http://images.google.co.id)
Batas-batasnya : Promontorium, sayap os sacrum, Linea innominata,

ramus superior ossis pubis, dan pinggir atas simpisis.

b. Bidang Luas Panggul

Bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar. Batas-batasnya terdiri

dari pertengahan simpisis, pertengahan acetabulum, dan pertemuan

antara ruas sakral ke 2 dan 3.

Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.

Karena tidak memiliki ukuran yang kecil, bidang ini tak

menimbulkan kesukaran saat persalinan.

c. Bidang Sempit Panggul

Bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil. Batas-batasnya terdiri

dari : pinggir bawah simpisis, kedua spina ischiadicae, dan

8
memotong os sacrum kurang lebih1-2 cm di atas ujung os sacrum.

(Manuaba, 1998: 71)

d. Pintu Bawah Panggul

Pintu bawah panggul biasanya ditentukan dengan 3 ukuran:

1. Ukuran muka belakang, Dari pinggir bawah simpisis ke ujung

sacrum 11,5 cm.

2. Ukuran melintang, Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan

kanan sebelah dalam 10,5 cm.

3. Diameter sagittalis posterior, Dari ujung sacrum kepertengahan

ukuran melintang 7,5 cm. (Manuaba, 1998:71)

3.1.4 Bentuk Panggul

Jenis-jenis panggul (Menurut Chaldwell & Molloy, 1993).

1. Ginekoid, Panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan

diameter transversa. Paling tebal, bulat: 45%.

2. Android, Panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat

dengan sacrum. Bentuk segitiga 15%.

3. Antropoid, PAP lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih

besar daripada diameter transversa. Agak lonjong seperti telur: 35%

4. Platipelloid, Diameter transversa lebih besar daripada diameter

anteroposterior Picak menyempit arah muka belakang: 5%. (Mochtar,

1998: 81)

9
Gambar 2.3 jenis-jenis panggul
( http://images.google.co.id)
3.1.5 Otot-Otot Dasar Panggul

Otot-otot ini di bagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Otot superficial dasar pelvis

2. Otot-otot profundal dasar pelvis (Sylvia, 1997: 59-60)

3.2 POWER

3.2.1 HIS

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. (Sastrawinata,

1983: 224)

His adalah gelombang kontraksi ritmsi otot polos dinding uterus yang

dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fallopi memasuki dnding

uterus, awal gelombang tersebut di dapat dari “ pace maker “ yang

terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultan efek gaya kontraksi

10
tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu

daerah kanalis servikalis atau jalan lahir yang membuka untuk

mendorong isi uterus keluar. (Manuaba, 1998: 162)

1. TERJADINYA HIS

a. Kerja hormone oksitosin

b. Regangan dinding uterus oleh konsepsi tiga

c. Rangsangan terhadap pleksus saraf frankenhauser yang tetekan

massa konsepsi. (Manuaba, 1998:164)

HIS YANG BAIK DAN IDEAL MELIPUTI :

a. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus

b. Kekuatan terbesar ( dominasi ) di daerah fundus

c. Terdapat periode relaksasi diantara dua periode kontraksi

d. Tedapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah

e. Servik uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang

mengandung serabut otot, akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-

otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar

(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internumpun

akan terbuka. (Manuaba, 1998:162)

2. PERUBAHAN-PERUBAHAN AKIBAT HIS :

a. Pada uterus dan serviks : Uterus teraba keras/ padat karena.

Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterine naik

serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement ) dan

terbuka ( dilatasi )

11
b. Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim.

Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah.

c. Pada janin : Pertukaran oksigen pada utero plasenter kurang, maka

timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang

jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. (Mochtar, 1998:

85)

3. MACAM-MACAM HIS

a. His pendahuluan atau his palsu

His pendahuluan ini tidak teratur menyebabkan nyeri di perut

bagian bawah dan lipat paha. His pendahuluan tidak bertambah

kuat dengan majunya. Tidak mempunyai pengaruh pada serviks.

b. His pembukaan( kala I)

Ialah his yang menyebabkan serviks membuka hingga lengkap ,

mulai kuat teratur dan sakit.

c. His pengeluaran (kala II)

Ialah his yang mendorong anak keluar, his pengeluaran biasanya

disertai dengan keinginan mengejan, his ini kuat, teratur,

terkoordinasi, simetris, lama.

d. His pelepasan uri (kala III)

His sedang untuk melepaskan atau melahirkan uri

e. His pengiring

Ialah his lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam

beberapa jam atau hari. (Mochtar, 1998: 85)

12
3.2.2 TENAGA MENGEJAN

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga

yang mendorong anak keluar selain his, terutama di sebabkan oleh

kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian

tekanan intra abdominal. Ketika kepala sampai pada dasar panggul,

timbul suatu reflek yang mengakibatkan bahwa pasien menutup

glotisnya, mengontraksikan otot-otot perutnya dan menahan diahfragma

ke bawah. Tenaga serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air

besar tapi jauh lebih kuat lagi. (Sastrawinata, 1998: 226-227)

3.3 PASSANGER

3.3.1 JANIN

Seperti yang di kemukakan bahwa nidasi zigot dalam bentuk

blaktosit terdapat kantong cairan dan cairan itulah yang berkembang

menjadi air ketuban. Di dalam blastokist terdapat calon janin disebut

fetal plate dengan pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks

menjadi embrio-janin (fetus) sampai mencapai hamil cukup bulan.

(Manuaba, 1999: 77)

1. PERTUMBUHAN JANIN

Dari 0-2 minggu setelah vertilisasi disebut OVUM

3-5 minggu disebut EMBRIO (mudigah)

Lebih dari 2 minggu disebut FOETUS (janin) yang sudah

mempunyai bentuk manusia. (Sastrawinata, 1983: 123)

13
2. PERTUMBUHAN JANIN PADA AKHIR TIAP BULAN (DARI

4 MINGGU)

a. Akhir 1 bulan

Badan bayi sangat melekung panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya

1/3 dari seluruh mudigah saluran yang akan menjadi jantung

terbentuk dan sudah berdenyut dasar-dasar tractus digestifus

sudah nampak, permulaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan.

b. Akhir 2 bulan

Muka jelas berbentuk muka manusia dan mempunyai lengan

dan tungkai dengan jari tangan dan kaki

Gambar 2.4 janin 6 minggu


(foresthepunya.blogspot.com)

14
c. Akhir 3 bulan

Panjang 7-9 cm sudah ada puat-pusat pertulangan kuku sudah

ada dan jenis kelaminnya sudah dapat ditentukan. Ginjal sudah

membentuk sedikit air kencing.

d. Akhir 4 bulan

Panjangnya 10-17 cm, beratnya 100gram, alat kelamin luar

sudah dapat menentukan jenisnya. Kulit di tumbuhi oleh rambut

yang halus ( lanugo).

e. Akhir 5 bulan

Panjangnya 18-27 cm, beratnya 300 gr, bunyi jantung sudah

terdengar, kalau lahir sudah mulai bernafas

f. Akhir 6 bulan

Panjang 28-34 cm, berat 600 gr, kulitnya keriput dan lemak

mulai ditimbun dibawah kulit.

g. Akhir 7 bulan

Panjangnya 35-38 cm, beratnya±1000 gr. Kalau lahir daoat

hidup di dunia luar, walaupun kemungkinan untuk hidup terus

masih kecil. Kalau menangis mengeluarkan suara yang lemah

h. Akhir 8 bulan

Panjang 46cm, dan berat 1700gr, permukaan kulit masih merah

dan keriput seperti kulit orang tua.

i. Akhir 9 bulan

15
Panjangnya 46 cm, dan beratnya 1700 gr. Permukaan kulit masih

merah dan keriput

Gambar 2.5 janin 9 bulan


(riesty.multiply.com)
j. Akhir 10 bulan

Janin sudah mulai cukup bulan (matur, a terme)

Panjang 50 cm, beratnya 3000 gr. Kepala di tumbuhi rambut ,

kuku melebihi ujung jari, pada laki-laki testes sudah ada dalam

scrotum dan pada wanita labia mayora menutupi labia minora.

(Sastrawinata, 1983:123-125)

3. Peredaran darah janin

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi

darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi

sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta.

Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalksirkulasi

janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.

16
Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh: Factor ibu, Faktor anak, dan

Faktor plasenta. (Sastrawinata, 1983:129)

4. KEPALA ANAK

Untuk persalinan, kepala anak adalah bagian yang terpenting

karena dalam per salinan perbandingan antara besarnya kepala dan

luasnya panggul merupakan hal yangmenentukan. Maka bentuk dan

ukuran kepala harus di pelajari dengan saksama untuk di bandingkan

dengan bentuk dan ukuran panggul.

Kepala terdiri dari :

a) Bagian muka, yang terdiri dari :

Tulang hidung (os.nasale)

Tulang pipi (os.zygomaticum), 2 buah

Tulang rahang atas (os.maksilaris)

Tulang rahang bawah (os.mandibularis)

b) Bagian tengkorak

Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya

bagian tengkoraklah yang paling depan.

Bagiannya adalah :

Tulang dahi (os. Frontalis), 2 buah

Tulang ubun-ubun (pariental), 2 buah

Tulang pelipis (os.temporal), 2 buah

Tulang belakang kepala(os. Occipital). (Sastrawinata,1983:130)

Ukuran kepala bayi :

17
a) Ukuran muka belakang :

1. Diameter soboccipiti bregmatica dari foramen magnum

ubun-ubun besar : 9,5 cm

2. Diameter suboccipito frontalis (dari foramen magnum ke

pangkal hidung) : 11 cm

3. Diameter fronto occipitalis (dari pangkal hidung ke titik

yang terjauh pada belakang kepala) : 12cm

4. Diameter mento occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh

pada belakang kepala) : 13,5cm

5. Diameter sub mento bregmatica (dari bawah dagu ialah

os.hyoid ke ubun-ubun besar) : 9,5 cm

b) Ukuran melintang

1. Diameter biparentalis (ukuran yang terbesar antara os.

Parental) : 9 cm

2.. Diameter bitemporal (jarak yang terbesar antara sutura

koronia kanan kiri):8 cm

c) Ukuran lingkaran

1. Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil

kepala):32cm

2. Circumferential fronto occipitalis (lingkarang sedang kepala)

:34 cm

3. Circumferential mento occipitalis (lingkaran besar kepala) :

35 cm

18
Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses

persalinan dan memiliki ciri sebagai berikut :

1. Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir,

maka bagian lainnya lebih mudah lahir

2. Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan

ke segala arah dan memberikan kemungkinan untuk

melakukan putaran paksi dalam

3. Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala

melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam.

(Sastrawinata, 1983:134-135)

Letak janin di dalam rahim

1. Situs (letak) :

Yang dimaksud ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu

Panjang ibu

2. Habitus ( sikap) :

Yang dimaksud ialah letak bagian-bagian anak satu terhadap

yang lain.

3. Positio( posisi ) :

Yang dimaksud ialah letak salah satu bagian anak yang tertentu

terhadap dinding perut atau jalan lahir

4. Presentatio:

Yang dimaksud ialah apa yang menjadi bagian terendah janin

19
FREKUENSI

- Frekuensi bermacam-macam letak:

- Belakang kepala 95 %

- Sungsang 35%

- Muka 0,5%a

- Lintang 0,5% (Sastrawinata, 1983:195)

PRESENTASI

Dipakai untuk menentukan bagian janin yang terbawah dan

tiap presentasi terdapat dua macam posisi yaitu kanan dan kiri dan

tiap posisi terdapat tiga macam variasi yaitu depan,lintang dan

belakang ( kiri depan, kiri lintang dan kiri belakang, kanan depan,

kanan lintang dan kanan belakang). Bila kapur suksedaneum besar

maka posisi variasinya sulit ditentukan. (Sastrawinata, 1983:196)

3.3.2 PLASENTA

Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena

merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa

anak tergantung pada plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada

baik-buruknya faal plasenta.

Plasenta mempunyai peranan yang sangat vital untuk tumbuh

kemang janin yaitu:

1. Mengeluakan hormon untuk dapat mempertahankan kehamilan

dan pertumbuhan janin dalam rahim

2. Sangat menyekat sehingga darah ibu dan darah ibu tidak bercampur

20
3. Sebagai penghalang masuknya berbagai penyakit menuju janin

4. Sebagai paru-paru janin untuk mendapakan oksigen dari darah ibu

5. Sebagai akar janin untuk mendapatkan nutrisi dari darah ibu.

(Sastrawinata, 1983:119)

6. Sebagai alat nutritive untuk mendapatkan bahan yang diperlukan

untuk pertumbuhan dan perkembangan janin

7. Sebagai alat sisa pembuangan metabolism

8. Menghasilkan hormone pertumbuhan dan persiapan pemberian

ASI

9. Sebagai alat penyalur antibody ke dalam tubuh janin

10. Sebagai barrier atau filter (Manuaba, 1998:112)

AIR KETUBAN ( CAIRAN AMNION )

Jumlah air ketuban antara 1000 ml sampai 1500 ml pada

kehamilan aterm. Berat jenisnya antara 1.007 sampai n1.008. Air

ketuban terdiri dari 2.3% bahan organik (protein, vernik kaseosa,

rambut lanugo, zat lemak, lesitin, dan spingomielin) dan 97% sampai

98% bahan anorganik (air, garam yang larut dalam air). Peredaran airan

ketuban sekitar 500 cc/jam atau sekitar1% yang di telan bayi dan

dikeluarkan sebagai air kencing. Bila akan terjadi gangguan peredaran

air ketuban menimbulkan akan hidramnion yaitu jumlah cairan ketuban

melebihi 1.500 ml. Hidramnion dijumpai pada kasus anensefalus,

spinabifida, agenesis ginjal, koriongeoma plasenta.

21
Air ketuban dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian untuk :

a. menentukan jenis kelamin

b. kematangan paru-paru janin

c. golongan darah

d. faktor rhesus

e. kelainan kongenital lainnya

Fungsi air ketuban

1. saat hamil berlangsung

a. memberikan kesempatan berkembangnya janin dengan bebas ke

segala arah

b. menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung

c. sebagai penyangga terhadap panas dan dingin

d. menghindari trauma langsung terhadap janin

2. saat in partu

a. menyebarkan kekuatan his sehingga serviks dapat membuka

b. membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan

sebagai disinfektan

c. sebagai pelicin saat persalinan (Manuaba, 1998:112)

Air ketuban sangat penting untuk tumbuh kembang janin dalan rahim

a. Karena air ketuban memberikan gerak bebas janin dalam rahim,

memberikan kesempatan tumbuh kembang ke segala arah pada

janin

b. Melindungi janin dari trauma langsung atau tidak langsung

22
c. Sebagai buffer (penahan) sehingga panas dingin tetap stabil

disekitar janin

d. Membantu pad saat persalinan air ketuban berfumgsi sebagai

pelindung janin dari kanan lanngsung kekuatan kontraksi oto rahim

e. Sebagai pembersih bacteria pada saat selaput pecah, sebagai

pelumas sehingga jalan lahir licin. (Sastrawinata, 1983:121)

3.4 Psikis (psikologis)

Psikologis adalah : keadaan emosi, jiwa, pengalaman, adat istiadat, dan

dukungan dari orang-orang tertentu dapat mempengaruhi proses persalinan.

(http:/bidankita.com)

Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan

disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini

berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas

“kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau

memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya

mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian

bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum

pasti” sekarang menjadi hal yang nyata. (http:/bidankita.com)

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

1. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

2. Persalinan sebagai ancaman pada self-image

3. Medikasi persalinan

23
4. Nyeri persalinan dan kelahiran (http://wwwdhias-midwifery.blogspot.com)

3.5 Faktor Penolong

Proses persalinan tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong

dalam menghadapi persalinan. Peran dari penolong persalinan adalah

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan

janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan

penolong dalam menghadapi proses persalinan.

Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus

dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa

keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus,

penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat.”

(http:/bidankita.com).

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab

persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut.

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan

5P (passage, power, passanger, psikis, dan penolong) merupakan factor

yang sangat mempengaruhi proses persalinan. Dimana dengan passage kita dapat

mengetahui ukuran-ukuran panggul serta otot-otot dasar panggul, power kita dapat

mengetahui his dan tenaga mengedan, passanger kita dapat mengetahui janin,

plasenta, dan air ketuban, serta kita dapat mengetahui psikis seorang ibu dan

penolong persalinan yang terampil.

4.2 Saran

Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi persalinan, begitu pula para pembaca dapat memahami

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persalinan.

Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada

gading yang tak retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.

Mochtar, Rustam.1998. Sinopis Obstetri. Jakarta. EGC.

Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka.

Sastrawinata, Sulaiman. 1993. Obstetri Fisiologi. Bandung. Universitas Padjajaran.

Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta,
EGC.

Access tanggal 28 Maret 2017, pukul 18.00 WIB: http:/bidankita.com.

Access tanggal 28 Maret 2017, pukul 18.00 WIB: http://wwwdhias-


midwifery.blogspot.com/2009?11?faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html.

Access tanggal 28 Maret 2017, pukul 18.00 WIB : http


://lkpk.org/2008/05/25/persalinan-caesar-di-indonesia/.

26

Anda mungkin juga menyukai