Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH APLIKASI KOMPUTER

“BILANGAN BINER”

ESTI AGUSTINA
19201041P

DOSEN PEMBIMBING : Robi Hidayat, S.Kom

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya serta berkat petunjuk dan kekuatan-Nya lah kami dapat

menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “Konversi Bilangan”.

Makalah ini kami buat berdasarkan materi-materi yang telah diberikan oleh

dosen mata kuliah Aplikasi Komputer serta kami mengambil tambahan dari

beberapa sumber informasi yang lain. Dalam pembahasan makalah ini, kami akan

memberi penjelasan dan beberapa contoh tentang konversi bilangan.

Kami menyadari bahwa tugas ini belum begitu sempurna, untuk itu kritik dan

saran dari pembaca sangat kami butuhkan. Dan kami berharap banyak manfaat

yang dapat Anda dapatkan setelah membaca tugas kami ini. Aamiin

Palembang , 10 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Sistem Bilangan Biner ....................................................................... 3
2.2 Berhitung Biner ................................................................................. 4
2.2.1 Penjumlahan Biner ................................................................. 4
2.2.2 Pengurangan Biner ................................................................. 5
2.2.3 Perkalian Biner ....................................................................... 7
2.2.4 Pembagian Biner .................................................................... 8
2.3 Konversi Bilangan dari Satu Radiks ke Radiks lainnya ..................... 8
2.3.1 Mengubah Bilangan Desimal ke Biner .................................. 8
2.3.2 Mengubah Bilangan Desimal ke Oktal .................................. 8
2.3.3 Mengubah Bilangan Desimal ke Hexadesimal ...................... 9
2.3.4 Mengubah Bilangan Biner ke Oktal ....................................... 9
2.3.5 Mengubah Bilangan Oktal ke Biner ....................................... 9
2.3.6 Mengubah Bilangan Biner ke Hexadesimal ......................... 10
2.3.7 Mengubah Bilangan Hexadesimal ke Biner ......................... 10
2.3.8 Bilangan Pecahan ................................................................. 11
2.4 Komplemen 2 ................................................................................... 12
2.5 Bilangan BCD (Binary Coded Desimal) .......................................... 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebanyakan orang mengerti bila kita mengatakan bahwa kita mempunyai

Sembilan keeping uang logam. Angka 9 merupakan bagian dari system

bilangan decimal yang kita gunakan setiap hari. Tetapi peralatan elektronika

digital menggunakan suatu system bilangan asing yang disebut binner.

Computer digital dan system yang berdasarkan mikroprosesor mengguanakan

system angka asing lain yang disebut hexsadecimal. Setiap orang yang

bekerja dibidang elektronika harus mengetahui bagaimana mengubah

bilangan-bilangan dari system bilangan decimal ke bilangan binner, dan

bilangan binner ke bilangan decimal yang biasa dipakai. Anda akan dapat

juga mengubah system bilangan biner ke bilangan heksa decimal serta system

bilangan decimal ke heksa decimal. System computer yang lain menggunakan

system bilangan octal. Maka kita harus mengetahui setiap system bilangan.

2.2 Rumusan Masalah

Dalam dunia elektronika kita telah mengenal berbagai macam system

bilangan, namun kita juga perlu mengetahui bagaimana cara menjumlah kan

system bilangan tersebut dan bagaimana cara kita mengubah system bilangan

tersebut. Misalnya dari decimal ke biner, dari biner ke decimal dan

sebagainya.

1
2.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas tentang penjumlahan sistem

bilangan yang digunakan pada alat-alat elektronika atau dunia digital dan

pengubahan system bilangan tersebut ke system bilangan lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Bilangan Biner

Sistem bilangan yang paling kita kenal adalah sistem bilangan desimal.

Selain sistem bilangan desimal terdapat bermacam-macam sistem bilangan,

salah satunya adalah sistem bilangan biner. Masing-masing sistem bilangan

tersebut dibatasi oleh basis yaitu banyaknya angka atau digit yang digunakan.

Sistem bilangan desimal mempunyai basis = 10 karena sistem bilangan

desimal mempunyai 10 digit yaitu dari 0 sampai dengan 9. Arti biner adalah

dua. Sistem bilangan biner hanya menggunakan dua digit, yaitu 0 dan 1.

Seluruh digit yang lain (2 sampai 9) tidak dipergunakan. Dengan perkataan

lain, bilangan-bilangan biner merupa-kan string dari 0 dan 1.

Bobot dari suatu bilangan tergantung kepada basis-nya dan susunan

bilangan ter-sebut. Misalnya untuk bilangan desimal 278,94 mempunyai

bobot :

(2x102)+(7x101)+(8x100)+(9x10-1) +(4x10-2) = 200 + 70 + 8 + 0,9 + 0,04 =

(278,94)10

Dari penulisan di atas kita dapat melihat bahwa 2 mewakili harga ratusan

(102), 7 mewakili harga puluhan (101), 8 mewakili harga satuan (100), 9

mewakili harga perse-puluhan (10-1), dan 4 mewakili harga perseratusan (10-


2
).

3
Demikian pula halnya dengan bobot bilangan untuk bilangan biner, cara

per-hitungannya persis sama, cuma angka 10 diganti dengan angka 2. Contoh

untuk bilangan 1101,101:

(1x23) + (1x22) + (0x21) + (1 x2 0) + ( 1x 2-1) + ( 0x2-2) + ( 1x2-3) = 8+ 4 + 0

+ 1 + 0,5 + 0,125 = ( 13,625)10

Contoh 2 10111,011= 23,375

Dari perhitungan dapat dilihat bahwa digit yang paling kanan mempunyai

nilai yang terkecil, sedang digit yang paling kiri mempunyai nilai yang

terbesar. Digit yang mempunyai nilai yang terkecil disebut LSB (Least

Significant Bit) dan digit yang mempunyai nilai yang terbesar disebut MSB

(Most Significant Bit).

2.2 Berhitung Biner

Sebagaimana halnya dengan bilangan desimal, yang dapat dilakukan di

dalamnya berbagai operasi komputasi (perhitungan), maka pada bilangan-

bilangan biner dapat pula dikerjakan operasi-operasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian.

2.2.1 Penjumlahan Biner

Penjumlahan bilangan biner sama saja caranya dengan penjumlahan

bilangan desi-mal. Aturan yang digunakan untuk penjumlahan adalah :

0 + 0 =0

0 + 1 =1

1 + 0 =1

4
1 + 1 = 0 , dengan pindahan 1 pada bit biner sebelah kirinya.

Contoh :

1). 1 0 0 1 (9) 2). 0 1 1 1 (7)

1 1 1 0 (14) 1 0 1 0 (10)

--------------- + ----------------------------. +

1 0 1 1 1 (23) 10 0 0 1 (17)

2.2.2 Pengurangan Biner

Pengurangan bilangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama

seperti pengurangan bilangan desimal, yaitu sebagai kebalikan dari

penjumlahan. Tiap-tiap bit dari pengurang (subtrakenol) mengurangi bit

yang berpadanan dengan bilangan yang dikurangi (minunol). Jika angka

diminunol lebih kecil dari angka pengurang, maka dipinjam satu (1)

dari lajur berikutnya sebelah kiri. Meminjam kebalikan dari pindahan .

Cara pengurangan demikian ternyata tidak cocok untuk diwujudkan

secara elektronik, karena akan membuat rangkaian menjadi rumit. Hal

ini disebabkan karena tidak ada konsep logika -1. Sehingga perlu dicari

cara untuk mempresentasikan bilangan-bilangan negatif. Untuk

mengatasai cara ini, maka dipakai metoda " mengkomplemen dan

menjumlah".

5
Komplemen dari suatu bilangan biner diperoleh dengan cara membalik

tiap-tiap bit dari bilangan tersebut.

Komplemen dari subtrakenol dijumlahkan dengan minunol dan hasil

pindahan dari jumlah bit yang bobotnya paling besar (MSB) dicatat.

Jika hasilnya adalah 1, berarti bahwa hasil pengurangan adalah bilangan

positif. Untuk mendapatkan hasil akhirnya, maka harus dilakukan

"pemindahan memutar ke ujung" (lend around car-ry) dan bit yang

paling kecil bobotnya (LSB) harus ditambahkan dengan bit pin-dahan

tersebut. Bila bit pindahannya adalah 0, maka dapat disimpulkan:

a. Hasil pengurangan adalah negatif

b. Hasil pengurangan merupakan komplemen dari jawaban akhir

karena itu untuk mendapatkan hasil akhir yang benar, maka hasil

penjumlahan tersebut harus dikomplemenkan.

Bila menggunakan metode ini ada dua hal yang harus diperhatikan :

1. Kedua bilangan harus dituliskan dalam jumlah bit yang sama,

misalnya bila suatu bilangan yang terdiri dari 5 bit (10011)

dikurangi dengan bilangan yang terdiri dari 3 bit (101), maka

bilangan tersebut harus dituliskan dahulu dalam 5 bit yaitu

00101 dan bila dikomplemenkan akan menjadi 11010.

2. Perlu diperhatikan jumalh bit yang digunakan dalam

perhitungan sehinggaakan menjadi jelas mana bit yang

merupakan hasil pindahan yang akan menentukan tanda

bilangan. Bila perhitungan menggunakan 5 bit, maka bit yang

6
ke-6 meru-pakan pindahan, jadi bukan bit yang paling besar

bobotnya. Bit tersebut hanya merupakan tanda positif atau

negatif dari bilangan hasil pengurangan yang juga akan

menentukan.

Contoh :

111 (7) - 10110 (22)

00111 (7) 01001 (komplemen dari 22)

-------- +

10000 (jumlah)

1111 mplemen = hasilnya - 15)

2.2.3 Perkalian Biner

Cara untuk mengalikan bilangan biner seperti pada perkalian bilangan

desimal.

Contoh : 1100 (12) x 1011 (4) ----------> 1100

1011

-------x

1100

1100

0000

1100

--------

10000100 (Hasil = 132)

7
2.2.4 Pembagian Bilangan Biner

Caranya sama saja dengan pembagian pada bilangan desimal.

Contoh : 1010 (10) : 100 (4) = 10,1 (2,5) 10,1

100 1010

---

100

100

---- -

2.3 Konversi Bilangan dari Satu Radiks ke Radiks Lainnya

2.3.1 Mengubah Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Biner

Caranya dapat dilihat pada bahagian sebelumnya.

2.3.2 Mengubah Bilangan desimal menjadi Bilangan Oktal

Caranya sama dengan untuk proses konversi bilangan biner hanya

pembaginya yang berbeda yaitu 8.

Contoh : Carilah Bilangan Oktal dari (872)10

872 : 8 = 109 sisa 0 (LSB)

109 : 8 = 13 sisa 5

13 : 8 = 1 sisa 5

1:8= 0 sisa 1 (MSB)

Hasilnya : (872)10 = (1550)8

1.8*3+5.8*2+5.8*1+0.8*0

8
512+320+40+0=872

2.3.3 Mengubah Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Hexadesimal

Caranya adalah sama dengan mengubah ke bilangan biner hanya

pembaginya = 16.

Contoh : Carilah bilangan hexadesimal dari (8754)10

8764 : 16 = 547 sisa 12 (LSB) 0-15 10 A, 11 B, 12 C

547 : 16 = 34 sisa 3

34 : 16 = 2 sisa 2

2 : 16 = 0 sisa 2 (MSB)

Hasilnya : (8754)10 = (223C)16

2.3.4 Mengubah Bilangan Biner Menjadi Bilangan Oktal

Untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan oktal yaitu dengan

menge-lompokkan bit-bit bilangan biner tersebut yang terdiri dari 3

bit dimulai dari LSB masing-masing kelompok tersebut. Kemudian

dibaca bobot bilangannya atau nilai desi-malnya. Susunan bobot-

bobot bilangan tersebut sudah merupakan bilangan oktalnya.

Contoh : Hitunglah nilai oktal dari (101110111)2

101 / 110 / 111 = 101 110 111

5 6 7

Hasilnya : (101110111)2 = (567)8

2.3.5 Mengubah Bilangan Oktal Menjadi Bilangan Biner

Cara mengubah bilangan oktal menjadi bilangan biner yaitu masing-

masing digit bilangan oktal tersebut diubah langsung menjadi bilangan

9
biner yang terdiri dari 3 bit. Kemudian kelompok bit tersebut disusun

sesuai dengan urutan semula.

Contoh : Ubahlah (251)8 menjadi bilangan biner.

(2 5 1 )8 = ( 010 101 001)2

10 01 001

2.3.6 Mengubah Bilangan Biner Menjadi Bilangan Hexadesimal

Cara mengubah bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal yaitu

dengan cara mengelompokkan bilangan biner tersebut menjadi

kelompok yang terdiri dari 4 bit dimulai dari LSB. Susunan dari bobot

bilangan masing-masing kelompok tersebut adalah bilangan

hexadesimal yang dicari.

Contoh : Ubahlah ( 110101101011)2 menjadi bilangan hexadesimal.

1101 / 0110 / 1011 = ( D6B )16

13=D 6 B

2.3.7 Mengubah Bilangan Hexadesimal Menjadi Bilangan Biner

Cara untuk mengubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner

yaitu masing-masing digit bilangan hexadesimal tersebut diubah

langsung menjadi bilangan biner yang terdiri dari 4 bit kemudian

kelompok bit tersebut disusun sesuai dengan urutan semula.

Contoh : Ubahlah (251)16 menjadi bilangan biner .

( 2 5 1 )16 = (1001010001)2

10 101 0001

10
2.3.8 Bilangan Pecahan

Rumus bobot bilangan untuk bilangan pecahan :

d-1r -1 + d -2 r -2 + ...............+ d -n r -n

Sehingga rumus umum untuk suatu bilangan utuh dan pecahan adalah

N(r) = dnrn + dn-1 rn-1 + .........+ d1r1 + d0 r0 + d -1r-1 + d-2 r-2 + ........+

d-n r-n

dimana : n = menunjukkan digit yang ke berapa dihitung dari do

d = digit yang digunakan r = radiks dari bilangan

Contoh :

( 25,1 )8 = ( 2x 81 ) + ( 5 x 80 ) + ( 1x 8-1 ) = 16 + 5 + 1/8 = ( 21,125

)10

( 10,11 )2 = ( 1 x21 ) + (1 x 2-1 ) + ( 1x2-2 ) = 2 + 0,5 + 0,25 = ( 2,75

)10

Untuk mengubah bilangan desimal yang mengandung pecahan

menjadi bilangan radiks lain, maka masing-masing bagian yang utuh

dan yang pecahan dikerjakan sendiri-sendiri. Bilangan yang utuh

iubah dengan cara pembagian sesuai dengan radiksnya terus-menerus

sampai habis. Sedangkan bilangan pecahan diubah dengan cara

mengalikan berturut-turut dengan radiks baru yang dikehendaki.

Tiap-tiap hasil perkalian yang utuh (bukan pecahan) akan menjadi

digit-digit pecahan bilangan baru tersebut.

32 16 8 4 2 1

11
Contoh : Ubahlah ( 20,11 )10 menjadi bilangan biner.

Bagian yang utuh Bagian pecahan

20 : 2 = 10 sisa 0 (LSB) 0,11 x 2 = 0,22 0

10 : 2 = 5 sisa 0 0,22 x 2 = 0,44 0

5 : 2 = 2 sisa 1 0,44 x 2 = 0,88 0

2 : 2 = 1 sisa 0 0,88 x 2 = 1,76 11

1 : 2 = 1 sisa 1 (MSB) 0,76 x 2 = 1,52 1

( 20 )10 = ( 10100 )2 0,52 x 2 = 1,04 1

0,04 x 2 = 0,08 0

( 0,11 )10 = ( 0,000111 )2

10/3

Hasilnya : ( 20,11 )10 = ( 10100,000111)2

2.4 Komplemen 2

Komplemen-2 dari suatu bilangan biner diperoleh dengan menambahkan 1

pada komplemen-1.

Komplemen-2 = Komplemen-1 + 1

Contoh :

Komplemen-2 dari 1011 adalah ...........

Solusi :Komplemen-1 dari 1011 = 0100

0100

12
------- +

101 (dalam bentuk komplemen-2)

2.5 Bilangan BCD ( Binary Coded Desimal)

Sistem bilangan BCD menggunakan kode biner 4 bit untuk

merepresentasikan bilangan desimal 0 sampai 9. Bilangan yang lebih besar

dari bilang-an ini dinyatakan dengan 2 atau lebih kelompok bilangan biner 4

bit.

Contoh : 28 ditulis 0010 1000 yang ekivalen dengan (0010 x 101 ) + (1000 x

100 )

Nibble adalah string dari 4 bit. Bilangan BCD (Binary-coded-desimal)

mengungkapkan setiap digit desimal sebagai sebuah nibble. Sebagai contoh :

2.945 dapat diubah menjadi bilangan BCD sebagai berikut :

2 9 4 5

0010 1001 0100 0101

Sebagaimana yang kita lihat, setiap digit desimal dikodekan dengan sebuah

nibble.

Pada penjumlahan bilangan BCD yang hasilnya lebih besar dari 9 ( 1001 )

maka harus dilakukan pindahan ke kelompok berikutnya.

Contoh : 25 + 18 = 43

0010 0101 (25)

0001 1000 + (18)

0011 1101

13
1+ 1010 _

0100 1101

0101 +

1 0010

1+

0011

4 3

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sistem bilangan desimal mempunyai basis = 10 karena sistem bilangan

desimal mempunyai 10 digit yaitu dari 0 sampai dengan 9. Arti biner adalah

dua. Sistem bilangan biner hanya menggunakan dua digit, yaitu 0 dan 1.

Seluruh digit yang lain (2 sampai 9) tidak dipergunakan. Dengan perkataan

lain, bilangan-bilangan biner merupa-kan string dari 0 dan 1.

3.2 SARAN

Dalam makalah kami ini mungkin saja masih banyak kesalahan yang ada

dikarenakan kami masih dalam proses pembelajaran. Kami berharap agar

siapapun yang membaca makalah ini bisa memberi kami kritik dan

masukannya agar pembuatan makalah berikutnya bisa lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from http://sutondoscript.blogspot.com/

Musbikhin. (2010, Oktober 30). konversi-bilangan. Retrieved


September 24, 2014, from musbikhin.com:
http://www.musbikhin.com/konversi-bilangan

siddiq. (2014, - 4). konversi-bilangan-biner-octal-desimal.html. Retrieved


September 23, 2014, from hyperpost.blogspot.com:
http://hyperpost.blogspot.com/2014/04/konversi-bilangan-biner-octal-
desimal.html

Sri, w. (2013, - -). cara-konversi-bilangan-desimal-biner,html. Retrieved


September 23, 2014, from cara.aimyaya.com:
http://www.cara.aimyaya.com/2013/02/cara-konversi-bilangan-desimal-
biner.html#bin2oct

Zizura, u. (2012, November 17). konversi-bilangan-heksa-desimal-ke.html.


Retrieved september 23, 2014, from ulya-zizura.blogspot.com:
http:/ulya-zizura.blogspot.com/2012/11/konversi-bilangan-heksa-
desimal-ke.html

16

Anda mungkin juga menyukai