Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR KOMPUTER
Tentang

BILANGAN BINER

Di Susun Oleh :

NAMA : MILA KARMIATI


NIM : 13010069

Dosen Pembimbing
WIDYA SISWANDI, M.Si

AKADEMI KOMUNITAS NEGERI PADANG PARIAMAN


PDD FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
PRODI REKAYASA PERANGKAT LUNAK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat karunianyalah

kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi mengenai Bilangan Biner yang

merupakan salah satu bilangan penting dalam membuat perintah paling dasar pada komputing

(perhitungan).

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada dosen mata kuliah pengantar informatika

yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini. Dan kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Saya sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat saya harapkan, untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

                                                                                                  Probolinggo, 30 Desember 2021 

                                                                                                              Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.............................................................................................1

B.     Rumusan Masalah.......................................................................................2

C.     Tujuan Penulisan.........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A.    Digital..........................................................................................................2

B.     Basis / Radik................................................................................................3

C.     Sistem Bilangan...........................................................................................3

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulandan Saran .................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kebanyakan orang mengerti bila kita mengatakan bahwa kita mempunyai Sembilan

keping uang logam. Angka 9 merupakan bagian dari sistem bilangan decimal yang kita gunakan

setiap hari. Tetapi peralatan elektronika digital menggunakan suatu sistem bilangan asing yang

disebut binner. Computer digital dan system yang berdasarkan mikroprosesor mengguanakan

system angka asing lain yang disebut hexadecimal. Setiap orang yang bekerja dibidang teknik

harus mengetahui bagaimana mengubah bilangan-bilangan dari system bilangan decimal ke

bilangan binner, dan bilangan binner ke bilangan decimal yang biasa dipakai. Anda akan dapat

juga mengubah system bilangan biner ke bilangan heksa decimal serta system bilangan decimal

ke heksa decimal. System computer yang lain menggunakan system bilangan octal. Maka kita

harus mengetahui setiap system bilangan.

B.     Rumusan Masalah

Dalam dunia teknik kita telah mengenal berbagai macam system bilangan, namun kita

juga perlu mengetahui bagaimana cara menjumlah kan system bilangan tersebut dan bagaimana

cara kita mengubah system bilangan tersebut. Misalnya dari decimal ke biner, dari biner ke

decimal dan sebagainya.

C.    Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas tentang penjumlahan sistem bilangan

yang digunakan pada alat-alat elektronika atau dunia digital dan pengubahan system bilangan

tersebut ke system bilangan lainnya.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Digital

Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung

jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2

radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu digitalmerupakan penggambaran dari suatu keadaan

bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer

menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary

Digit).

Peralatan canggih,seperti komputer, pada prosesornya memiliki serangkaian perhitungan

biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah-mudah saja, proses biner seperti saklarlampu,

yang memiliki 2 keadaan, yaitu Off (0) dan On (1). Misalnya ada 20 lampu dan saklar, jika

saklar itu dinyalakan dalam posisi A,misalnya,maka ia akan membentuk gambar bunga, dan jika

dinyalakan dalam posisi B,ia akan membentuk gambar hati. Begitulah kira-kira biner digital

tersebut.

Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pemahaman suatu keadaan yang saling

berlawanan. Pada gambaran saklar lampu yang ditekan pada tombol on, maka ruangan akan

tampak terang. Namun apabila saklar lampu yang ditekan pada tombol off, maka ruangan

menjadi gelap. Kondisi alam semesta secara keseluruhan menganut sistem digital ini. Pada

belahan bumi katulistiwa, munculnya siang dan malam adalah suatu fenomena yang tidak

terbantahkan. Secara psikologis, manusia terbentuk dengan dua sifatnya, yaitu baik dan buruk.

Konsep Yin dan Yang ternyata juga bersentuhan dengan konsep digital ini.

B.     Basis / Radik


Masing – masing system bilangan dibatasi oleh basis atau radix; yaitu banyaknya angka atau

“Digit” yang digunakan. Misalnya system bilangan octal, mempunyai delapan digit yaitu : 0, 1,

2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Sehingga bilangan octal adalah bilangan yang mempunyai radix; r = 8.

Digit pada basis bilangan yang paling kanan disebut LSD (Least Significant Digit), yaitu

digit yang mempunyai bobot paling kecil. Sedangkan digit yang paling kiri disebut MSD (Most

Significant Digit) yaitu digit yang mempunyai bobot paling besar.

Karena pada bilangan biner digit nya masing-masing disebut “Bit” (yang berasal dari Binary

Digit), maka singkatan atau istilah LSD dapat diganti denganLSB (Least Significant Bit). Dan

istilah MSD diganti pula dengan MSB (Most Significant Bit)

C.    Sistem Bilangan

System bilangan merupakan suatu kode yang menggunakan symbol untuk besar sesuatu.

(Roger, 1990:21)

Banyak system bilangan yang bisa digunakan pada piranti digital, dan yang biasa digunakan

adalah system-sistem bilangan biner, octal, decimal, dan heksa-desimal. Sedangkan dalam

kehidupan sehari-hari kita sangat akrab dengan system bilangan decimal (basis 10).Meskipun

system decimal sangat akrab dengan kita tetapi system tersebut tidak mudah diterapkan dalam

system digital. System bilangan yang paling mudah diterapkan didalam mesin digital adalah

siostem bilangan biner (basis 2) karena system tersebut hanya mengenal dua keadaan dan

kemudian di simbolkan dengan dua angka yakni 0 dan 1. Hal ini sesuai dengan dua keadaan

system pensaklaran di dalam mesin. (sumarna, 2006:1)

Bilangan ada dua macam, bilangan bulat dan bilanga pecahan. Untuk bilangan bulat cara

untuk mengkonversinya dapat kita lihat pada pokok pembahasannya. Namun, untuk bilangan

pecahan dapat dilakukan dengan dua tahap.


Tahap pertama mengubah bagian bulat (disebelah kiri tanda koma) dengan cara perkalian

dengan basisnya atau dengan cara pembagian berulang.

Tahap kedua, mengubah bagian pecahannya (disebelah kanan tanda koma) dengan cara

bahwa bilangan pecahan dikalikan berulang-ulang dengan basis tujuan sampai hasil perkalian

terakhir sama dengan 0 setelah setelah angka disebelah kiri tanda koma dari hasil kali setiap

perkalian diambil.

Contoh :

Konversikan 98,37510 menjadi basis-2…

Penyelesaian :

Tahap 1.

9810

98 : 2 = 49, sisa 0

49 : 2 = 24, sisa 1

24 : 2 = 12, sisa 0

12 : 2 = 6, sisa 0

6 : 2 = 3, sisa 0

3 : 2 = 1, sisa 1

1 : 2 = 0, sisa 1

Hasilnya :

11000102 MSB duluan yang ditulis.

Tahap 2.

0,375 x 2 = 0,75 dan angka disebelah kiri koma adalah 0

0,75 x 2 = 1,5 dan angka disebelah kiri koma adalah 1


1,5 x 2 = 1,0 dan angka disebelah kiri koma adalah 1

Setelah 1 diambil maka sisanya adalah 0 dan proses perkalian berhenti.

Hasil pengambilan angka di sebelah kiri koma adalah: 0,011. Sehingga hasil konversi

selurunya adalah : 1100010,0112.

Tabel Perbandingan Sistem Bilangan

desimal oktal heksadesimal biner


0 0 0 0
1 1 1 1
2 2 2 10
3 3 3 11
4 4 4 100
5 5 5 101
6 6 6 110
7 7 7 111
8 10 8 1000
9 11 9 1001
10 12 A 1010
11 13 B 1011
12 14 C 1100
13 15 D 1101
14 16 E 1110
15 17 F 1111
16 20 10 10000
17 21 11 10001
18 22 12 10010
19 23 13 10011
20 24 14 10100

a)      Basis-10 (Desimal)

System decimal (basis 10), mempunyai symbol angka (numeric) sebanya 10 buah

symbol, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Nilai suatu bilangan dalam basis 10 dapat dinyatakan

sebagai dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan a = …, -3,-2,-1,0,1,2,3,…

(bilangan bulat yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan).

32510 = 3x102+2x101+5x102
0,6110 = 0x100+6x10-1+1x10-2

= 6x10-1+1x10-2

9407,10810 = 9x103+4x102+7x100+1x10-1+8x10-3

b)     Basis-2 (Biner)

Sistem biner (basis-2) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 2 buah symbol, yaitu 0,

dan 1. Nilai suatu bilangan basis-2 dalam basis10 dapat dinyatakan sebagai dengan N = 0 atau 1;

dan a = …, -3, -2, -1,0, 1, 2, 3,… (bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative

N terhadap koma atau satuan).

11012= 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 20

=8+4+1

= 1310

0,101 = 1 x 20 + 1 x 2-1 + 0 x 2-2 + 1 x 2-3

= 0 + 0,5 + 0 + 0,125

= 0,62510

11,01 = 1 x 21 + 1 x 20 + 1 x 2-2

= 2 + 1 + 0,25

= 3,2510

c)      Basis-8 (Oktal)

System octal (basis-8) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 8 buah symbol,

yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Nilai suatu bilangan basis-8 dalam basis-10 dapat dinyatakan

sebagai dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7; dan a = …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,…

(bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan).

Contoh :
647,358 = 6 x 82 + 4 x 81 + 7 x 80 + 3 x 8-1 + 5 x 8-2

= 384 + 32 + 7 + 0,375 + 0,078125

= 423, 45312510

d)     Basis-16 (Heksa-Desimal)

System Heksa-Desimal (basis-16) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 16

simbol. Karena angka yang telah dikenal ada 10 maka perlu diciptakan 6 simbol angka lagi yaitu

A, B, C, D, E, dan F dengan nilai A16 = 1010; B16 =1110; C16 = 1210; D16 = 1310; E16 = 1410; dan F16

= 1510. Dengan demikian symbol angka-angka untuk sistem heksa - desimal adalah 0, 1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Nilai suatu bilangan basis-16 dalam basis - 10 dapat

dinyatakan sebagai dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 11, 12, 13, 14, atau 15; dan a = …,

-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,… (bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative N terhadap

koma atau satuan).

Contoh :

584AED16 = 5 x 165 + 8 x 164 + 4 x 163 + 10 x 162 + 14 x 161 + 13 x 160

= 5242880 + 524288 + 16384 + 2560 + 224 + 13

= 578634910.

E,1A16 = 14 x 160 + 1 x 16-1 + 10 x 16-2

= 14 + 0,0625 + 0,0390625

= 14,0664062510.

e)      Konversi (Pengubahan) Bilangan

Ada kalanya kita perlu menyatakan suetu bilangan dalam basis yang berbeda atau mengubah

(mengkonversi) suatu bilangan dari suatu basis ke basis yang lain. Misalkan, kemversi bilangan

dari basis-2 ke basis-10, konversi dari basis-10 ke basis-2, dan sebagai nya.
f)       Konversi Desimal (basis-10) ke Biner (basis-2)

Konversi bilangan decimal ke biner dapat dilakukan dengan cara pembagian. Bilangan

yang diubah secara berturut – turut dibagi 2, dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa

pembagian akan bernilai 0 atau 1, yang akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang

terakhir menunjukkan MSN nya. Sebagai contoh, untuk mengubah 52 10 menjadi bilangan biner

diperlukan langkah-langkah berikut :

52 / 2 = 26 sisa 0, LSB

26 / 2 = 13 sisa 0

13 / 2 = 6 sisa 1

6/2 = 3 sisa 0

3/2 = 1 sisa 1

1/2 = 0 sisa 1, MSB

Sehingga, 5210 = 1101002

g)      Konversi Desimal (basis-10) ke Oktal (basis-8)

Konversi bilangan Desimal ke Biner dapat di lakukan dengan pembagian berulang. Cara

ini sangat bagus untuk decimal yang kecil maupun yang besar. Cara konversinya adalah

membagi bilangan decimal dan hasil baginya secara berulang dengan basis-8 kemudian

menuliskan sisanya sehingga diperoleh hasil bagi 0. Hasil Konversinya adalah menuliskan sisa

pertama pada posisi yang paling kecil dan sisa terakhir pada posisi yang paling besar.

Contohnya :

1)      Ubahlah bilangan 136810 ke dalam basis-8 yang setara!

Penyelesaian :

1386 / 8 = 171, sisa 0


171 / 8 = 21, sisa 3

21 / 8 = 2, sisa 5

2/8 = 0, sisa 2

Sisa dituliskan dari bawah : 25308

h)     Konversi Desimal (basis-10) ke Heksa-Desimal (basis-16)

Sama dengan pengubahan Desimal ke biner dan ke octal, decimal ke Heksa-desimal juga

dapat di cari dengan menggunakan pembagian berulang.

Contoh :

1)      Ubahlah Bilangan 1900610 ke dalam heksa-desimal yang setara!

Penyelesaian :

19006 / 16 =1187,sisa 14 = E

1187 / 16 =74, sisa 3

74 / 16 =4, sisa 10 = A

4 / 26 =0, sisa 4

Sisa dituliskan dari bawah :

Jadi 1900610 = 4A3E16

i)        Konversi Biner (basis-2) ke Desimal (basis-10)

Untuk mengubah dari basis-2 ke basis-10, dapat dinyatakan dengan :

Contoh :

11012 = 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 20

=8+4+1

= 1310

j)       Konversi Biner (basis-2) ke Oktal (basis-8)


Pada umumnya untuk mengubah bilangan dari radix yang satu ke radix yang lainnya

dapat dilakukan dengan mengubahnya dulu menjadi bilangan decimal( diubah dengan rumus N /

bobot bilangan ), setelah itu baru dilakukan perubahan ke system bilangan octal (cara pembagian

dengan radix terus-menerus sampai habis).

Untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan octal ada cara lain yang lebih mudah yaitu

dengan cara mengubah langsung. Hal itu dilakukan dengan mengelompokkan bit – bit bilngan

biner tersebut tiga – tiga dimulai dari LSB. Masing – masing kelompok itu kemudian di baca

bobot bilangan tersebut sudah merupakan bilangan oktalnya.

Contoh :

1)      Ubahlah Bilangan 1101002 ke dalam octal yang setara!

Penyelesaian :

Cara 1.

Bilangan biner diubah menjadi bilangan Desimal, :

1101002 = ( 0 x 20 + 0 x 2 1 + 1 x 22 + 0 x 2 3 + 1 x 24 + 1 x 2 5 )

= 4 + 16 + 32

= 5210

Kemudian 5210 baru diubah ke bilangan ocktal :

52 : 8 = 6, sisa 4

6 : 8 = 0, sisa 6

Sisa dituliskan dari bawah : 648

Cara 2.

Dengan mengelompokkan bit-bit bilangan biner tersebut menjadi tiga-tiga . kemudian dapat

dilihat nilai nya di table nilai biner ke octal.


(110100)2

110100 =

Dapat dituliskan 648

k)     Konversi Biner (basis-2) ke Heksa-Desimal (basis-16)

Mengubah bilangan biner menjadi bilangan heksa-desimal dapat dilakukan dengan

mengubah dulu bilangan biner menjadi bilangan decimal biasa, kemudian diubah menjadi

bilangan heksa-desimal dengan cara pembagian oleh radix 16, terus – menerus sampai habis.

Cara kedua yaitu pengubahan langsung dilakukan dengan mengelompokkan menjadi empat bit

dimulai dari LSB.

Contoh.

1)      Ubahlah Bilangan 1101002 ke dalam heksa-desimal yang setara!

Penyelesaian :

Cara 1.

Bilangan biner diubah menjadi bilangan Desimal, :

1101002 =( 0 x 20 + 0 x 21 + 1 x 22 + 0 x 23 + 1 x 24 + 1 x 25 )

=4 + 16 + 32

=5210

Kemudian 5210 baru diubah ke bilangan Heksa-desimal :

52 : 16 = 3, sisa 4

3 : 16 =0, sisa 3

Sisa dituliskan dari bawah : 3416

Cara 2.
Dengan mengelompokkan bit-bit bilangan biner tersebut menjadi empat . kemudian dapat dilihat

nilai nya di table nilai biner .

(110100)2

110100 = Dapat dituliskan 3416

l)        Konversi Oktal (basis-8) ke Biner (basis-2)

Contoh :

1)      Ubahlah Bilangan 648 ke dalam Biner yang setara!

Penyelesaian :

a.       Bilangan octal diubah ke Desimal

648 =( 4 x 80 + 6 x 81 )

=5210

2)      Bilangan Desimal baru biubah ke Biner

52 : 2 = 26, sisa 0

26 : 2 = 13, sisa 0

13 : 2 = 6, sisa 1

6 : 2 = 3, sisa 0

3 : 2 = 1, sisa 1

1 : 2 = 0, sisa 1

Maka didapatkan 648 = 1101002

m)   Konversi Oktal (basis-8) ke Desimal (basis-10)

Contoh :

1)      Ubahlah Bilangan 648 ke dalam Desimal yang setara!


Penyelesaian :

Bilangan octal diubah ke Desimal

648 =( 4 x 80 + 6 x 81 )

=5210

n)     Konversi Oktal (basis-8) ke Heksa-Desimal (basis-16)

Contoh :

1)      Ubahlah Bilangan 648 ke dalam Heksa-Desimal yang setara!

Penyelesaian :

Bilangan octal diubah ke Desimal

648= ( 4 x 80 + 6 x 8 1 )

= 5210

Bilangan Desimal ke bilangan Heksa-Desimal

52 : 16 = 3 sisa 4

3 : 16 = 0 sisa 3

Jadi didapatkan 648 = 3416

o)      Konversi Heksa-Desimal (basis-16) ke Biner (basis-2)

Contoh :

Ubahlah Bilangan 3416 ke dalam Biner yang setara!

Penyelesaian :

-        Bilangan Heksa-desimal diubah ke Desimal

3416 =( 4 x 160 + 3 x 161 )


=5210

-        Bilangan Desimal biubah ke Biner

52 : 2 = 26, sisa 0

26 : 2 = 13, sisa 0

13 : 2 = 6, sisa 1

6 : 2 = 3, sisa 0

3 : 2 = 1, sisa 1

1 : 2 = 0, sisa 1

Maka didapatkan 3416 = 1101002

p)     Konversi Heksa-Desimal (basis-16) ke Oktal (basis-8)

Contoh :

Ubahlah Bilangan 3416 ke dalam Biner yang setara!

Penyelesaian :

1.      Bilangan Heksa-desimal diubah ke Desimal

3416 =( 4 x 160 + 3 x 161 )

=5210

2.      Bilangan Desimal diubah ke Oktal

52 : 8 = 6, sisa 4

6 : 8 = 0, sisa 6

Maka didapatkan 3416 = 648

q)     Konversi Heksa-Desimal (basis-16) ke Desimal (basis-10)

Contoh :

1.      Ubahlah Bilangan 3416 ke dalam Desimal yang setara!


Penyelesaian :

3416 =( 4 x 160 + 3 x 161 )

=5210

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari makalah yang kami susun dapat disimpulkan bahwa :

1.      Dalam rangkaian logika system bilangan yang sering digunakan adalah biner, octal, decimal, dan

Heksa-desimal.

2.      Banyaknya digit atau suku angka yang di pergunakan dalam system bilangan disebut Radix.

3.      System bilangan Biner terdiri dari 2 angka yaitu 0 dan 1.

4.      System bilangan Oktal terdiri dari 8 angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.

5.      System bilangan Desimal terdiri dari 10 angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.

6.      Sistem bilangan Heksa-Desimal terdiri dari 16 angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D,

E dan F.

7.      Pada umumnya mengubah bilangan decimal menjadi radix lain dapat dilakukan dengan cara

pembagian terus-menerus.

8.      Untuk mengubah bilangan dari satu ke radix yang lain dapat dilakukan melalui perubahan ke

decimal dulu, baru kemudia diubah ke system bilangan yang di kehendaki.


9.      Untuk mengubah bilangan biner ke bilangan lainnya, dapat juga dengen mengelompokkan bit-

bit bilangan biner di mulai dari LSB, dengan pengelompokan tiga-tiga untuk octal, dan empat-

empat untuk Heksa-desimal.

DAFTAR PUSTAKA

http://fauzanhtf.blogspot.com/2012/07/sistim-bilangan.html diakeses 19 Januari 2014.

http://bagaskawarasan.wordpress.com/2011/06/04/sistem-digital/ diakeses 19 Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai