PENGANTAR KOMPUTER
Tentang
BILANGAN BINER
Di Susun Oleh :
Dosen Pembimbing
WIDYA SISWANDI, M.Si
Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat karunianyalah
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi mengenai Bilangan Biner yang
merupakan salah satu bilangan penting dalam membuat perintah paling dasar pada komputing
(perhitungan).
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada dosen mata kuliah pengantar informatika
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini. Dan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Digital..........................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Kebanyakan orang mengerti bila kita mengatakan bahwa kita mempunyai Sembilan
keping uang logam. Angka 9 merupakan bagian dari sistem bilangan decimal yang kita gunakan
setiap hari. Tetapi peralatan elektronika digital menggunakan suatu sistem bilangan asing yang
disebut binner. Computer digital dan system yang berdasarkan mikroprosesor mengguanakan
system angka asing lain yang disebut hexadecimal. Setiap orang yang bekerja dibidang teknik
bilangan binner, dan bilangan binner ke bilangan decimal yang biasa dipakai. Anda akan dapat
juga mengubah system bilangan biner ke bilangan heksa decimal serta system bilangan decimal
ke heksa decimal. System computer yang lain menggunakan system bilangan octal. Maka kita
Dalam dunia teknik kita telah mengenal berbagai macam system bilangan, namun kita
juga perlu mengetahui bagaimana cara menjumlah kan system bilangan tersebut dan bagaimana
cara kita mengubah system bilangan tersebut. Misalnya dari decimal ke biner, dari biner ke
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas tentang penjumlahan sistem bilangan
yang digunakan pada alat-alat elektronika atau dunia digital dan pengubahan system bilangan
PEMBAHASAN
A. Digital
Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung
jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2
radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu digitalmerupakan penggambaran dari suatu keadaan
bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer
menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary
Digit).
biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah-mudah saja, proses biner seperti saklarlampu,
yang memiliki 2 keadaan, yaitu Off (0) dan On (1). Misalnya ada 20 lampu dan saklar, jika
saklar itu dinyalakan dalam posisi A,misalnya,maka ia akan membentuk gambar bunga, dan jika
dinyalakan dalam posisi B,ia akan membentuk gambar hati. Begitulah kira-kira biner digital
tersebut.
Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pemahaman suatu keadaan yang saling
berlawanan. Pada gambaran saklar lampu yang ditekan pada tombol on, maka ruangan akan
tampak terang. Namun apabila saklar lampu yang ditekan pada tombol off, maka ruangan
menjadi gelap. Kondisi alam semesta secara keseluruhan menganut sistem digital ini. Pada
belahan bumi katulistiwa, munculnya siang dan malam adalah suatu fenomena yang tidak
terbantahkan. Secara psikologis, manusia terbentuk dengan dua sifatnya, yaitu baik dan buruk.
Konsep Yin dan Yang ternyata juga bersentuhan dengan konsep digital ini.
“Digit” yang digunakan. Misalnya system bilangan octal, mempunyai delapan digit yaitu : 0, 1,
Digit pada basis bilangan yang paling kanan disebut LSD (Least Significant Digit), yaitu
digit yang mempunyai bobot paling kecil. Sedangkan digit yang paling kiri disebut MSD (Most
Karena pada bilangan biner digit nya masing-masing disebut “Bit” (yang berasal dari Binary
Digit), maka singkatan atau istilah LSD dapat diganti denganLSB (Least Significant Bit). Dan
System bilangan merupakan suatu kode yang menggunakan symbol untuk besar sesuatu.
(Roger, 1990:21)
Banyak system bilangan yang bisa digunakan pada piranti digital, dan yang biasa digunakan
adalah system-sistem bilangan biner, octal, decimal, dan heksa-desimal. Sedangkan dalam
kehidupan sehari-hari kita sangat akrab dengan system bilangan decimal (basis 10).Meskipun
system decimal sangat akrab dengan kita tetapi system tersebut tidak mudah diterapkan dalam
system digital. System bilangan yang paling mudah diterapkan didalam mesin digital adalah
siostem bilangan biner (basis 2) karena system tersebut hanya mengenal dua keadaan dan
kemudian di simbolkan dengan dua angka yakni 0 dan 1. Hal ini sesuai dengan dua keadaan
Bilangan ada dua macam, bilangan bulat dan bilanga pecahan. Untuk bilangan bulat cara
untuk mengkonversinya dapat kita lihat pada pokok pembahasannya. Namun, untuk bilangan
Tahap kedua, mengubah bagian pecahannya (disebelah kanan tanda koma) dengan cara
bahwa bilangan pecahan dikalikan berulang-ulang dengan basis tujuan sampai hasil perkalian
terakhir sama dengan 0 setelah setelah angka disebelah kiri tanda koma dari hasil kali setiap
perkalian diambil.
Contoh :
Penyelesaian :
Tahap 1.
9810
98 : 2 = 49, sisa 0
49 : 2 = 24, sisa 1
24 : 2 = 12, sisa 0
12 : 2 = 6, sisa 0
6 : 2 = 3, sisa 0
3 : 2 = 1, sisa 1
1 : 2 = 0, sisa 1
Hasilnya :
Tahap 2.
Hasil pengambilan angka di sebelah kiri koma adalah: 0,011. Sehingga hasil konversi
System decimal (basis 10), mempunyai symbol angka (numeric) sebanya 10 buah
symbol, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Nilai suatu bilangan dalam basis 10 dapat dinyatakan
(bilangan bulat yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan).
32510 = 3x102+2x101+5x102
0,6110 = 0x100+6x10-1+1x10-2
= 6x10-1+1x10-2
9407,10810 = 9x103+4x102+7x100+1x10-1+8x10-3
Sistem biner (basis-2) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 2 buah symbol, yaitu 0,
dan 1. Nilai suatu bilangan basis-2 dalam basis10 dapat dinyatakan sebagai dengan N = 0 atau 1;
dan a = …, -3, -2, -1,0, 1, 2, 3,… (bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative
11012= 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 20
=8+4+1
= 1310
= 0 + 0,5 + 0 + 0,125
= 0,62510
11,01 = 1 x 21 + 1 x 20 + 1 x 2-2
= 2 + 1 + 0,25
= 3,2510
System octal (basis-8) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 8 buah symbol,
yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Nilai suatu bilangan basis-8 dalam basis-10 dapat dinyatakan
(bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan).
Contoh :
647,358 = 6 x 82 + 4 x 81 + 7 x 80 + 3 x 8-1 + 5 x 8-2
= 423, 45312510
simbol. Karena angka yang telah dikenal ada 10 maka perlu diciptakan 6 simbol angka lagi yaitu
A, B, C, D, E, dan F dengan nilai A16 = 1010; B16 =1110; C16 = 1210; D16 = 1310; E16 = 1410; dan F16
= 1510. Dengan demikian symbol angka-angka untuk sistem heksa - desimal adalah 0, 1, 2, 3, 4,
dinyatakan sebagai dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 11, 12, 13, 14, atau 15; dan a = …,
-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,… (bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative N terhadap
Contoh :
= 578634910.
= 14 + 0,0625 + 0,0390625
= 14,0664062510.
Ada kalanya kita perlu menyatakan suetu bilangan dalam basis yang berbeda atau mengubah
(mengkonversi) suatu bilangan dari suatu basis ke basis yang lain. Misalkan, kemversi bilangan
dari basis-2 ke basis-10, konversi dari basis-10 ke basis-2, dan sebagai nya.
f) Konversi Desimal (basis-10) ke Biner (basis-2)
Konversi bilangan decimal ke biner dapat dilakukan dengan cara pembagian. Bilangan
yang diubah secara berturut – turut dibagi 2, dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa
pembagian akan bernilai 0 atau 1, yang akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang
terakhir menunjukkan MSN nya. Sebagai contoh, untuk mengubah 52 10 menjadi bilangan biner
52 / 2 = 26 sisa 0, LSB
26 / 2 = 13 sisa 0
13 / 2 = 6 sisa 1
6/2 = 3 sisa 0
3/2 = 1 sisa 1
Konversi bilangan Desimal ke Biner dapat di lakukan dengan pembagian berulang. Cara
ini sangat bagus untuk decimal yang kecil maupun yang besar. Cara konversinya adalah
membagi bilangan decimal dan hasil baginya secara berulang dengan basis-8 kemudian
menuliskan sisanya sehingga diperoleh hasil bagi 0. Hasil Konversinya adalah menuliskan sisa
pertama pada posisi yang paling kecil dan sisa terakhir pada posisi yang paling besar.
Contohnya :
Penyelesaian :
21 / 8 = 2, sisa 5
2/8 = 0, sisa 2
Sama dengan pengubahan Desimal ke biner dan ke octal, decimal ke Heksa-desimal juga
Contoh :
Penyelesaian :
19006 / 16 =1187,sisa 14 = E
74 / 16 =4, sisa 10 = A
4 / 26 =0, sisa 4
Contoh :
11012 = 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 20
=8+4+1
= 1310
dapat dilakukan dengan mengubahnya dulu menjadi bilangan decimal( diubah dengan rumus N /
bobot bilangan ), setelah itu baru dilakukan perubahan ke system bilangan octal (cara pembagian
Untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan octal ada cara lain yang lebih mudah yaitu
dengan cara mengubah langsung. Hal itu dilakukan dengan mengelompokkan bit – bit bilngan
biner tersebut tiga – tiga dimulai dari LSB. Masing – masing kelompok itu kemudian di baca
Contoh :
Penyelesaian :
Cara 1.
1101002 = ( 0 x 20 + 0 x 2 1 + 1 x 22 + 0 x 2 3 + 1 x 24 + 1 x 2 5 )
= 4 + 16 + 32
= 5210
52 : 8 = 6, sisa 4
6 : 8 = 0, sisa 6
Cara 2.
Dengan mengelompokkan bit-bit bilangan biner tersebut menjadi tiga-tiga . kemudian dapat
110100 =
mengubah dulu bilangan biner menjadi bilangan decimal biasa, kemudian diubah menjadi
bilangan heksa-desimal dengan cara pembagian oleh radix 16, terus – menerus sampai habis.
Cara kedua yaitu pengubahan langsung dilakukan dengan mengelompokkan menjadi empat bit
Contoh.
Penyelesaian :
Cara 1.
1101002 =( 0 x 20 + 0 x 21 + 1 x 22 + 0 x 23 + 1 x 24 + 1 x 25 )
=4 + 16 + 32
=5210
52 : 16 = 3, sisa 4
3 : 16 =0, sisa 3
Cara 2.
Dengan mengelompokkan bit-bit bilangan biner tersebut menjadi empat . kemudian dapat dilihat
(110100)2
Contoh :
Penyelesaian :
648 =( 4 x 80 + 6 x 81 )
=5210
52 : 2 = 26, sisa 0
26 : 2 = 13, sisa 0
13 : 2 = 6, sisa 1
6 : 2 = 3, sisa 0
3 : 2 = 1, sisa 1
1 : 2 = 0, sisa 1
Contoh :
648 =( 4 x 80 + 6 x 81 )
=5210
Contoh :
Penyelesaian :
648= ( 4 x 80 + 6 x 8 1 )
= 5210
52 : 16 = 3 sisa 4
3 : 16 = 0 sisa 3
Contoh :
Penyelesaian :
52 : 2 = 26, sisa 0
26 : 2 = 13, sisa 0
13 : 2 = 6, sisa 1
6 : 2 = 3, sisa 0
3 : 2 = 1, sisa 1
1 : 2 = 0, sisa 1
Contoh :
Penyelesaian :
=5210
52 : 8 = 6, sisa 4
6 : 8 = 0, sisa 6
Contoh :
=5210
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam rangkaian logika system bilangan yang sering digunakan adalah biner, octal, decimal, dan
Heksa-desimal.
2. Banyaknya digit atau suku angka yang di pergunakan dalam system bilangan disebut Radix.
E dan F.
7. Pada umumnya mengubah bilangan decimal menjadi radix lain dapat dilakukan dengan cara
pembagian terus-menerus.
8. Untuk mengubah bilangan dari satu ke radix yang lain dapat dilakukan melalui perubahan ke
bit bilangan biner di mulai dari LSB, dengan pengelompokan tiga-tiga untuk octal, dan empat-
DAFTAR PUSTAKA